Anda di halaman 1dari 11

BAHASA ALAY PADA REMAJA

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan karunianya
saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul BAHASA ALAY DAN REMAJA ini
tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya
selaku penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi saya sendiri
khususnya.









Malang, Januari 2011

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Makalah
C. Tujuan
BAB II: PEMBAHASAN
1. Pengertian Bahasa
2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
3. Bahasa Alay
4. Karasteristik Bahasa Alay
5. Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay
6. Perkembangan Bahasa Alay
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran



I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini, kemajuan dan perkembangan teknologi sangatlah pesat. Kemajuan
dan perkembangan tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.
Apalagi dengan masuknya budaya asing yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan
pergaulan, terutama pada remaja. Dengan semakin majunya teknologi dan ditambah dengan
pengaruh budaya asing tersebut, maka akan mengubah sikap, perilaku serta kebiasaan mereka.
Hal tersebut tidak hanya mengubah gaya hidup, seperti cara berpakaian, tetapi juga dapat
mengubah cara seseorang (dalam hal ini remaja) dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan
orang lain. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan penggunaan bahasa.

Seiring perkembangan jaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada
masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak nampak. Hal itu terjadi
karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering disebut dengan bahasa alay. Bahasa alay
mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan jejaring sosial seperti
facebook, twitter, dan lain sebagainya. Bahkan bukan hanya dalam dunia maya (seperti facebook
dan twitter), bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi, radio, majalah, bahkan koran.
Terutama pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan remaja, misalnya acara-acara ditelevisi
yang menjadi totonan utama dan memang ditujukan kepada para remaja. Hal tersebut membuat
penyebaran bahasa alay di kalangan remaja menjadi semakin pesat.

Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari identitas, ingin mendapat
pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja sering memiliki hasrat untuk meniru segala
sesuatu yang dianggapnya menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan ditimbulkan. Menurut
Erikson (1968), Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus
role confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan
identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang
terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan bahasa baru ini merupakan bagian
dari proses perkembangan mereka sebagai identitas independensi mereka dari dunia orang
dewasa dan anak-anak. Hal itulah yang mendorong remaja untuk menggunakan bahasa alay.
Mereka menganggap bahwa bahasa alay itu sangat menarik. Pada awalnya mungkin mereka
hanya mendengar bahasa alay dari orang lain dan tidak mengerti apa maksud dari bahasa alay
yang orang lain katakan tersebut, namun karena mereka merasa bahasa alay tersebut sangat
menarik, maka mereka berusaha untuk mencari tahu dan mempelajarinya. Setelah itu mereka
akan merealisasikan bahasa alay tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, remaja tidak ingin selalu terpaku dalam bahasa baku, yang harus digunakan dengan
baik dan benar sesuai dengan kaidah yang dianjurkan. Seperti yang diketahui bahwa remaja
tidak begitu suka dengan adanya aturan-aturan. Itulah sebabnya mengapa mereka lebih banyak
memilih menggunakan bahasa alay daripada bahasa Indonesia. Apalagi beberapa dari mereka
beranggapan bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul, sehingga seseorang yang tidak
menggunakannya akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, bahkan ndeso yang berarti
kampungan. Dengan adanya pernyataan tersebut, maka remaja akan semakin tertantang dan
berlomba-lomba untuk mencari tahu bahkan menciptakan sendiri bahasa-bahasa yang menurut
mereka pantas untuk disebut sebagai bahasa alay dan dapat digunakan oleh remaja-remaja
lainnya.

Kebanyakan dari mereka yang menggunakan bahasa alay tidak begitu mengerti dan memahami
pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal itu dibiarkan, maka akan
berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia di negara ini. Antara
lain, remaja akan sulit untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal disekolah
maupun ditempat kerja nanti kita diharuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Tidak mungkin jika ulangan atau tugas dikerjakan menggunakan bahasa alay. Selain
itu, penggunaan bahasa alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-
kata yang dimaksud. Bahkan bisa terjadi kesalahpahaman antar orang yang berkomunikasi atau
bisa saja terjadi salah persepsi, karena sulit dipahami saat bahasa tersebut digunakan sebagai
pengucapan dan sulit dibaca saat digunakan sebagai penulisan. Karena tidak semua orang
mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Hal itu sangat memusingkan dan
membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar memahaminya.

Dengan penggunaan bahasa alay oleh remaja yang semakin berkembang ini, bisa jadi suatu saat
nanti anak cucu kita (masyarakat) sudah tidak lagi mengenal bahasa baku dan tidak lagi
memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sebagai pedoman dalam berbahasa, kemudian
menganggap remeh bahasa Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak.
Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas
bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harusnya mampu menjadi
tonggak dalam mempertahankan bangsa Indonesia ini. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah
dengan menjaga, melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Seperti dalam ikrar
ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Penggunaan bahasa alay sudah sangat berkembang dikalangan remaja saat ini. Dalam makalah
ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awalmula digunakannya bahasa alay dikalangan remaja?
2. Bagaimana perkembangan bahasa alay dikalangan remaja saat ini?
3. Bagaimana karasteristik bahasa alay dikalangan remaja.



C. Tujuan
Makalah yang berjudul Bahasa Alay dan Remaja ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Menjelaskan awalmula digunakannya bahasa alay di kalangan remaja.
2. Menjelaskan perkembangan bahasa alay di kalanagan remaja saat ini.
3. Menjelaskan karasteristik bahasa alay di kalangan remaja.


II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata
dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Fonem adalah unsur
terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Sintaks
adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada
bahasa tertentu (dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang
keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan
komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi
dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap
api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula
bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi
yang lemah.

Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, kita
tidak akan bisa hidup dengan orang lain. Karena kita berkomunikasi dengan orang lain
menggunakan bahasa. Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita memiliki bahasa negara
yaitu bahasa Indonesia. Seperti tercantum pada Undang-Undang kita yang berbunyi Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia. Oleh karenanya, sebagai warga negara yang patuh terhadap
bangsa haruslah kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik disini bisa
diartikan dengan menggunakan ragam bahasa yang tepat dan serasi sesuai dengan sasaran dan
jenis pemakaiannya. Sedangkan benar disini dapat diartikan dengan menggunakan bahasa sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Jadi maksud dari penggunaan bahasa dengan baik dan benar adalah
penggunaan ragam bahasa yang tepat sesuai dengan sasarannya dan juga sesuai dengan kaidah
yang berlaku dimasyarakat.

Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal tata bahasa,
melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu hanus
merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa
bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)

2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakatnya. Tanpa adanya bahasa,
masyarakat tidak akan bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan jika itu terjadi, maka akan
menyebabkan ketidakharmonisan dalam bermasyarakat.

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Di Indonesia terdapat banyak sekali ragam bahasa, seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa
Madura, dan masih banyak lagi ragam bahasa lainnya. Namun dibalik keragaman itu, negara
kita memiliki bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Fungsi sebagai pemersatu telah terbukti selama ini bahwa bahasa Indonesia mampu mengikat
kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batas-batas kedaerahan dan fungsi
ini dapat ditingkatkan lagi dengan lebih mengintensifkan usaha berlakunya suatu bahasa baku
yang adab dan yang menjadi salah satu ciri manusia Indonesia yang modern (Warsiman:2007).

3. Bahasa Alay
Kata Alay bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak kelayapan, dan lain
sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang
berkelakuan tidak biasa atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui
statusnya diantara teman-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan ke-eksis-an
atau kenarsisan mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku, serta
berbahasa (baik lisan maupun tulis). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka dapat diketahui
bahwa bahasa alay adalah bahasa yang digunakan oleh anak-anak alay.

Menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik, Universitas Padjajaran, bahasa alay
merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Penggunaan bahasa
sandi tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa atau dipakai dalam
komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa diakronik.
Yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan
berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya
penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab,
bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomena sosial
tertentu.

4. Karasteristik Bahasa Alay
Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan bahasa alay pada kalangan remaja, variasi atau
karasteristiknya pun semakin beragam. Antara lain:
a.Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat,
contohnya: kaMu Lagi nGapaiN?
b.Penggunaan angka sebagai pengganti huruf,
contohnya: k4mu L49i n94p4in?
c.Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat,
contohnya: amue agie ngapaein?
d.Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat,
contohnya: xmoe agie ngaps?
e.Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat,
contohnya: k@mu L@g! nG@p@!n?

Contoh-contoh tersebut masih sangat sedikit, itu artinya masih banyak lagi variasi-variasi atau
karasteristik penggunaan bahasa alay di kalangan remaja saat ini. Karasteristik tersebut juga
tidak dapat diketahui dan dijelaskan secara pasti karena kata-kata dalam bahasa alay itu sendiri
tidak mempunyai standar yang pasti, hanya disesuaikan oleh mood atau teknik penulisan si
pembuat kalimat.

5. Awal Mula Penggunaan Bahasa Alay
Dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama berkembangnya situs jejaring sosial,
seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja,
yang disebut dengan bahasa Alay. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup
menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia dikalangan
segelintir remaja. Mereka lebih tertarik untuk mengunakan bahasa alay yang dapat digunakan
sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang kaku dan baku.

Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa alay ini sudah ada jauh sebelum bahasa alay
berkembang di facebook maupun twitter, yaitu ditandai dengan maraknya penggunaan singkatan
dalam mengirim pesan pendek atau SMS (short message service). Hanya saja pada saat itu
belum disebut dengan bahasa alay. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan
bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa alay. Misalnya dalam bentuk SMS biasa, km
lg ngapa? yang maksudnya adalah kamu lagi ngapain?, dan dalam bentuk SMS alay menjadi,
xm Gy nGaps?. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan pesan yang singkat,
padat, dan dapat menekan biaya.

6. Perkembangan Bahasa Alay
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa alay sudah mulai berkembang pesat seiring
dengan berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu,
sekarang bahasa alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak.
Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa alay sudah banyak
ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya? Banyak cara yang digunakan untuk
berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau
mendesah mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan.

Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa alay, hal tersebut
merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk menjadi yang
paling keren dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa alay merupakan bentuk
kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk
mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak
terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat norak dan
kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena mereka terganggu dan
menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit untuk dipahamai serta tidak mudah
dimengerti.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini sudah sangat
tidak mengindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka (Misbakhul Munir, Guru
SD Al-Azhar Syifa Budi, Solo).
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia sudah
tidak bisa lagi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada kalangan
remaja. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa yang
mereka anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan bahasa baru tersebut
daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai remaja yang kampungan dan
ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan bahasa Alay.

Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat ini. Hal tersebut
tentunya sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan
bahasa Indonesia itu sendiri. Karena masyarakat Indonesia nantinya akan melupakan dan tidak
lagi menggnakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

B. Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay, karena
hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya penggunaan
bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak digunakan pada
situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman. Teman disini adalah
mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia
tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan.

http://hanuem.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Asal Usul Alay
Filed under: Uncategorized 1 Comment
December 23, 2010
apa itu ALAY ???
Alay atau anak layangan adalah orang-orang kampung norak yang baru bisa berlagak jadi
KOOL (bukan cool, tapi KOOL = KOalitas Orang Lowclass). Alay sering di identikkan dengan
narsisme, kenorakan, dan apapun yang buruk. Alay merupakan kanker yang perlahan
membunuh negara Indomienesia dan merusak imagenya. Dalam ilmu sosiologi, dikenallah strata
yang berarti tingkatan seseorang/kelompok dalam suatu komunitas dan alaylah yang menempati
strata terbawah dalam negara Indonesia dan sampai kapanpun strata mereka tidak akan
bertingkat bahkan bisa turun apabila ada golongan baru.
Alay itu murahan, maka kalian dapat menemukan alay dimana-mana kemanapun kalian berjalan
di Indonesia, menjadi alaypun murah dan dapat instant dianggap keren, jadi dengan alasan itu
alaypun juga seperti jamur karena tersebar dimana-mana asal ada hal yang mendukung, yaitu
narsisme berlebihan, kenorakan, dan sedikit uang buat beli barang-barang fashyuunZ supaya
bisa jadi KOOL.
Bahasa ALAY memiliki sejarahnya tersendri.
Aslinya bahasa alay itu disebut Leet: 1337, 3l337 or l33t, 3l33t, atau juga leetspeak, isinya
adalah kombinasi dari macem macem karekter
(bukan cuma angka) buat gantiin karakter latin standar
leet dake sekitar rahun 1980 buat ngibulin teks filter, filter biasanya ada di IRC buat nyaring
kata-kata kotor, porno. Terkadang bahasa Leet ini dipake agar para newbie tidak tau apa yang
diomongin oleh sesepuh.
Contoh bahasa leet :
the, jadi t3h.
j00 artinya you
w00t, itu adalah an exclamation of joy, tanda klo dia hepi
n00b artinya newbie
pwn3d biasa dipake di online game
Pr0n itu pornography, kadang2 dibalik jadi n0rp
tapi tulisan seperti itu di luar negri udah biasa hanya saja orang indonesia yang terlalu
memperlebay tulisannya misal 4kyuW t4n3uN k4mYuW b4n3ud ,
k4myUw km4n4h????@@@@>>>><<<::::???//// tuh kan ga sesuai dengan kaidah penulisan
normal dan penulisan leet.
di Indonesia orang yang biasa pakai bahasa itu di sebut gaolz , Sebagian besar beranggapan
orang-orang yang diberi gelar alay ini adalah orang-orang tacky and cheesy. Orang-orang yang
dirasa beda dan agak nyentrik untuk hal-hal yang mungkin masuk konteks norak dalam kamus
adat manusia tertentu. Kasihan banget padahal itu kan ekspresi mereka. dan Di Indonesia pun itu
gak dilarang kok sama pemerintah. Ada undang-undang yang melindungi kebebasan
berpendapat untuk setiap warga negaranya.
Sedikit pembedaharaan kata mengenai bahasa-bahasa ALAY:
Gue : W, Wa, Q, Qu, G
Lo : U
Rumah : Humz, Hozz
Aja : Ja, Ajj
Yang : Iank/Iang, Eank/Eang (ada juga yang iiank/iiang)
Boleh : Leh
Baru : Ru
Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz
Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug
Nih : Niyh, Niech, Nieyh
Tuh : Tuwh, Tuch
Deh : Dech, Deyh
Belum : Lom, Lum
Cape : Cppe, Cpeg
Kan : Khan, Kant, Kanz
Manis : Maniezt, Manies
Cakep : Ckepp
Keren : Krenz, Krent
Kurang : Krang, Krank
Tau : Taw, Tawh, Tw
Dulu : Duluw
Chat : C8
Tempat : T4
Sempat : S4
Telepon : Tilp
Ini : Iniyh, Nc
Ketawa : wkwkwk, xixixi, haghaghag, w.k.k.k.k.k., wkowkowkwo
Nggak : Gga, Gax, Gag, Gz
Hai : Ui
SMS : ZMZ, XMX, MZ
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
Apa : Pa, PPa (PPa ???)
Tapi : PPi
Mengeluh : Hufft
Sih : Siech, Sieyh, Ciyh
Dong : Dumz, Dum
Reply : Repp
Halo : Alow
Sayang : Saiank, Saiang
Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw
Khusus : Khuzuz
Kalian : Klianz
Add : Et, Ett
Banget : Bangedh, Beud, Beut
Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misala, misal.a
Imut : Imoetz, Mutz
Loh : Loch, Lochkz, Lochx
Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw
Salam : Lam
Kenal : Nal
Buat : Wat, Wad
Cewek : Cwekz
Cowok : Cwokz
Karena/Soalnya : Coz, Cz
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
Punya : Pya, Py
Pasti : Pzt
Anak : Nax, Anx, Naq
Cuekin : Cuxin
Curhat : Cvrht
Terus : Rus, Tyuz, Tyz
Tiap : Tyap
Kalau : Kaluw, Klw, Low
Setiap : Styp
Main : Men
Paling : Plink, Pling
Love : Luph, Luff, Loupz, Louphh
Makan : Mumz, Mamz
Yuk : Yuq, Yuqz, Yukz
Lupa : Lupz
Udah : Dagh
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh
Aku : Akyu, Akuwh, Akku,
Maaf : Muuv, Muupz, Muuv
Sorry : Cowwyy, Sowry
Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa
Kakak : Kakagg.


http://daywalkers885.wordpress.com/2010/12/23/asal-usul-alay/

Anda mungkin juga menyukai