Anda di halaman 1dari 14

PERBAIKAN BALOK BETON BERTULANG YANG TELAH

MENGALAMI BEBAN PUNCAK DENGAN BAJA SIKU


Masdar Helmi
1
Absra!
Rei"#$r!ed !$"!ree beam !a" !ra!% !a&sed $# l$ad '(i!( is bi))er (a" i*s !a+a!i,- I "eed a"
e##$r $ re+air (e beam. s$ (e !ra!% a++eara"!e a"d beam #ail&re !a" be +re/e"ed- O"e $# (e
'a,s $ re+air is b, i"sallai$" $# a")el seel beam $" $& side $# beam-
T(e aim $# resear!( is $ a"al,0e #le1&ral be(a/i$r $# re+aired rei"#$r!ed !$"!ree beam- T(e
be(a/i$r !$"e"s 2 #le1&ral sre")(. !ra!% +aer". a"d dis+la!eme"- T(e dime"si$" $# beam is
134 mm 1 156 mm 1 1664 mm '(i!( 'as !(ar)ed &"il !ra!% a"d #ailed- T(ere are 7 ,+es $#
a")el seel beam 2 864 1 64 1 69 mm. 8:4 1 :4 1 :9 mm. 874 1 74 1 79. (a are i"salled i" 7
+$sii$"s based $" (e e!!e"ri!i, a")el seel beam 2 be(i"d $# beam. i"side $# beam $" b$$m
side. a"d beside $# beam- D,"ab$l. ;-6 !m $# le")( a"d 5 mm $# diameer. is i"salled 7 +ie!es i"
644 mm $# disa"!e- T(e sam+le is !(ar)ed $" 3 +$i"s a 1<7 $# s+a"-
T(e res&ls s($' &+ (a (e i"sallai$" $# a")el seel beam !a" i"!rease (e #le1&ral sre")(
!$m+ared $ #le1&ral sre")( res i" rei"#$r!ed !$"!ree beam '(i!( (ad #ailed. e/e" (e $ri)i"al
$"e- T(e "e' !ra!% are a++ear a ar$&"d $# d,"ab$l +la!ed (a des!ri+ (ere is #$r!e ra"s#er
#r$m !$"!ree beam $ a")el seel beam- T(e dis+la!eme" is less (a" $ri)i"al beam (a s($'
&+ (e $&)("ess als$ i"!rease-
Absra%
Balok beton dapat mengalami retak akibat beban yang berlebihan dari kapasitasnya.
Diperlukan suatu upaya untuk memperbaikinya sehingga penyebaran retak dan
kehancuran balok dapat dicegah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memasang
baja siku dengan dynabolt pada sisi luar balok beton.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku lentur balok beton bertulang yang
telah diperbaiki. Prilaku tersebut terdiri dari : pola retak, kuat lentur dan lendutan. Balok beton
bertulang yang digunakan berdimensi 120 mm 1!" mm 1""0 mm dan telah diberi
beban hingga tidak mampu lagi menahan beban #beban puncak$. %da & macam baja siku
yang digunakan , yaitu :"0
"0 " mm, '0 '0 ' mm, dan &0 &0 & mm$ yang dipasang pada & posisi
berdasarkan eksentrisitas baja siku, yaitu : di ba(ah balok, di dalam balok sisi ba(ah, dan di
samping balok. D,"ab$l yang digunakan berdiameter ! mm dan panjang )" mm yang
dipasang sebanyak & buah sejarak "00 mm. Pengujian dilakukan dengan 2 beban terpusat
pada jarak 1*& bentang.
+asil pengujian menunjukkan bah(a pemasangan baja siku dapat meningkatan kekuatan
lentur dibandingkan kekuatan sisa balok yang telah retak bahkan melebihi kekuatan balok
sebelum retak. ,uncul retak-retak baru disekitar pemasangan dynabolt yang menunjukkan
adanya trans.er gaya dari balok beton ke baja siku. . /endutan yang terjadi lebih kecil
dibandingkan balok original yang menunjukkan bah(a kapasitas penyerapan energi
#$&)("ess$ juga meningkat.
1
Sta. Pengajar 0urusan 1eknik Sipil 2ni3ersitas /ampung
0l. Sumantri Brojonegoro 4o.1 Bandar /ampung
1- PENDAHULUAN
Balok beton bertulang merupakan salah satu bagian struktur yang sangat penting
pada suatu bangunan. Balok ber.ungsi menahan gaya lentur akibat beban yang
bekerja di atas lantai dan mendistribusikan beban tersebut ke kolom-kolom
penopangnya. Setelah gedung dibangun dan digunakan, balok tersebut dapat juga
mengalami kerusakan yang disebabkan kapasitas kekuatan tidak mencukupi akibat
kesalahan perhitungan dalam perencanaan, terjadi kekurangan dalam pelaksanaan,
perubahan .ungsi ruang dalam penggunaannya serta adanya gempa yang tidak
diperhitungkan dalam perencanaan. 5erusakan yang dibiarkan dan tidak segera
ditanggulangi dapat menyebabkan keruntuhan gedung secara keseluruhan.
Berbagai bentuk perbaikan balok beton sebenarnya sudah banyak dilakukan
penelitian dan aplikasinya, baik secara kon3ensional maupun dengan teknologi
tinggi. Perbaikan balok secara kon3ensional umumnya menggunakan bahan beton
atau baja dengan cara memperbesar dimensi balok dan menambah tulangan
#5adir dkk 2002$ dan #+elmi,
200'$, mengangkurkan tulangan baja membentuk semacam 6jahitan6 pada bagian
yang retak #+amous and %hmad, 1778$, melekatkan pelat baja dengan bahan resin
atau baut
#9ehlers, 1777$ atau dengan mengecor kembali #+ossain, 2000$, dan memasang
tulangan
tendon pada bagian luar balok # 1jandra and 1an,
2000$.
Perbaikan balok atau kolom beton dengan teknik modern menggunakan
bahan berteknologi tinggi sudah banyak diteliti serta diaplikasikan, yaitu
dengan :iber ;ein.orced Polimer #9ehlers e al, 2002, $ dengan berbag ai
keunggulannya #4anni and /ope<, 200'$, =arbon :iber ;ein.orced Polimer #%l-
,ahaidi e al, 1777$, Steel- ;ein.orced Polymer #S;P$ and Steel ;ein.orced
>rout #S;>$ composites # ?oppe, e- al-, 200'$. Penggunaan !arb$" #iber sri+s dan
!arb$" 'ra++i") juga dapat digunakan untuk perkuatan lentur dan geser pada
struktur beton setelah mengalami kebakaran #Pur(anto dkk, 2002$.
,eskipun perbaikan dengan bahan polimer ini lebih praktis dalam
pelaksanaannya namun ketersediaan bahan di @ndonesia masih sedikit dan
relati. lebih mahal dibandingkan bahan-bahan lokal. Dengan keterbatasan bahan
dan biaya perbaikan balok beton tersebut maka perlu dikaji lebih lanjut teknik
perbaikan dengan peman.aatan bahan lokal, misalnya dengan baja siku. 5elebihan
baja siku ini diantaranya banyak tersedia di pasar lokal dan bentuk penampang
sikunya memberikan tambahan kekakuan sehingga dapat mengurangi lendutan.
Pelaksanaan perbaikannya juga relati. mudah menggunakan dynabolt untuk
mengaitkannya dengan balok beton. Dengan demikian baja siku memiliki potensi
digunakan sebagai bahan untuk perbaikan balok beton bertulang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku lentur balok beton bertulang
setelah diperbaiki dengan baja siku terhadap kuat lentur, lendutan dan pola
kehancuran yang terjadi.
3- TINJAUAN PUSTAKA
3-1 Bal$% Be$" A%iba Beba" Le"&r
Pada balok beton homogen #tanpa tulangan$, kuat lentur balok dapat diperoleh dari
pengujian lentur balok yang diberi 2 beban terpusat A P pada titik 1*& bentang dari
tumpuan sesuai dengan standar pengujian %S1, =8! seperti terlihat pada >ambar 1.
J&r"al Re%a,asa =$l- 17 N$- 1. A+ril
3 Masdar Helmi > Perbai%a" Bal$%
? P ? P
/*& /*& /*&
>ambar 1. Pengujian lentur 2 beban terpusat
5uat lentur balok dapat dihitung dengan rumus :
dengan :
P.l
B
b.(
2
B 5uat lentur benda uji
#,pa$ P B Beban maksimum #
4 $
/ B 0arak antara dua perletakkan
#mm$
b B /ebar tampang lintang patah arah hori<ontal
#mm$
h B /ebar tampang lintang patah arah 3ertikal
#mm$
3-3 Bal$% Be$" Ber&la") A%iba Beba" Le"&r
Balok beton bertulang dibuat dari kombinasi kekuatan beton dan baja tulangan.
Balok beton bertulang adalah balok yang tidak homogen namun demikian prinsip 6
prinsip yang digunakan pada pokoknya adalah sama dengan yang homogen. Pada
setiap penampang terdapat gaya dalam yang dapat diuraikan menjadi
komponen6komponen gaya tegak lurus penampang ber.ungsi untuk menahan momen
lentur dan komponen gaya yang menyinggung permukaan penampang dan ber.ungsi
untuk menahan gaya geser atau gaya trans3ersal #?inter, 177&$.
=
a
=
d

cu
1 1
s
b
>ambar 2. Distribusi tegangan 6 regangan
,ekanisme lentur balok homogen berbada dengan balok beton bertulang.
,enurut ?inter #177&$ pada balok beton bertulang, tegangan tekan yang terjadi di
bagian atas balok akan ditahan oleh beton sedangan tegangan tarik di bagian
ba(ah balok akan ditahan oleh tulangan baja. Peningkatan beban pada balok akan
menyebabkan tulangan meleleh secara tiba6tiba dan muncul de.ormasi berupa
lendutan. Pada bagian ba(ah balok yang mengalami tarik akana muncul retak yang
terus menjalar ke bagian atas balok seiring dengan makin besarnya lendutan yang
terjadi.
Pada saat tulangan sudah meleleh maka kekuatan sepenuhnya tergantung
pada kesetimbangan gaya yang dihasilkan dari beton yang tertekan dan tulangan
baja yang tertarik ?ang #177&$.
>aya yang muncul dari beton #=$ dan dari tulangan baja #1$ harus memenuhi syarat
kesetimbangan sebgaia berikut :
= B 1
0,!"..6
c
. b. a B %s. .y 66.#
Pers. 2 $
Sedangkan momen yang tercipta dari kestimbangan tersebut
adalah :
,n B 1 #d-c*2$ 66.# Pers. & $
Balok beton bertulang akan mengalami kehancuran secara perlahan. Sebelum
balok beton bertulang mengalami hancur total, ketahanan lentur yang ada akan
menyerap energi kehancuran #$&)("ess$ terlebih dahulu. 4ilai $&)("ess dapat
dihitung dari hasil pengujian balok berupa luas daerah diba(ah kur3a hubungan
beban dan lendutan hingga suatu titik tertentu. 4ilai 1oughness dapat juga
merupakan indikator kekuatan beton diba(ah pembebanan lentur.
b
/uas daerah diba(ah kur3a B

,d1
a
66.#Pers. '$
dengan
7- METODE PENELITIAN
7-1 Be"da U@i
Benda uji berupa balok beton bertulang sebanyak 10 buah berukuran 1201!"1""0
mm dengan tulangan tarik 2C1) dan tulangan tekan 2C10. Balok-balok tersebut
sebelumnya sudah mengalami pembebanan maksimum dan retak #terjadi
penurunan kekuatan$. 5emudian balok tersebut diperbaiki dengan menempatkan
baja siku pada bagian ba(ah penampang balok yang dikaitkan dengan dynabolt,
dengan 3ariasi dimensi baja siku yaitu #"0"0"$ mm, #'0'0'$ mm, dan #&0&0&$
mm, serta 3ariasi penempatan baja siku #>ambar &$.
Balok beton bertulang
Baja siku
posisi #1$
posisi #2$
posisi
#&$ >ambar &. Penempatan baja siku
7-3 Pemasa")a" Ba@a Si% &
Baja siku yang dipotong sepanjang 1'00 mm dan dilubangi menggunakan mesin
bor berdiameter ! mm pada jarak )" cm dari as ke as. Baja siku yang telah
dilubangi diplotkan pada sisi balok beton, kemudian dilakukan pengeboran pada
balok tersebut. di bagian samping sisi ba(ah balok. 2ntuk membantu proses
pengeboran maka bagian beton yang dibor disiram air hingga jenuh. /ubang yang
dihasilkan sebaiknya tidak terlalu besar dari diameter dynabolt agar tercipta ikatan
kuat dengan betonnya.
Pemasangan d,"ab$l dapat dilakukan setelah lubang pada beton dibersihkan dari
sisa- sisa pengeboran beton. D,"ab$l dimasukkan kedalam lubang beton dan
kemudian murnya dikencangkan sementara agar baut d,"ab$l keluar dari lubang.
Sete lah itu baja siku dipasang dan dikencangkan. Pengencangan ini sangat penting
agar trans.er gaya dari balok beton ke baja siku melalui d,"ab$l dapat ber.ungsi
dengan baik.
7-7 Pe")&@ia"
Pengujian balok beton dengan sistem dua beban terpusat pada sepertiga bentang
seperti pada >ambar 1. Dial gauge dipasang pada bagian sepertiga bentang atau
segaris dengan garis kerja beban terpusat. Pembebanan dilakukan secara bertahap
dan setiap "00 kg dibaca lendutan yang terjadi dan diamati pola retak yang
muncul. Pembebanan terus dilakukan sampai balok tidak lagi dapat menahan beban.
:- HASIL DAN PEMBAHASAN
:-1 Ke%&aa" Sisa Bal$% Be$" Ber&la")
Pengujian material penyusun balok beton bertulang yang telah mengalami
pembebanan dapat dimodelkan dengan cara tertentu #+elmi 200"$. Silinder beton
dibuat retak dengan cara diberi beban tegak lurus terhadap ketinggian silinder dan
pembebanan dihentikan setelah retak muncul #>ambar '$. Selanjutnya silinder diuji
searah dengan ketinggiannya. Baja tulangan ditarik sampai kondisi baja mulai
meleleh #dapat dilihat dari gra.ik saat pengujian$ kemudian dihentikan
pembebanannya. Beton yang telah retak dan baja yang telah leleh kemudian diuji
kembali. +asil pengujian kembali menunjukkan bah(a kekuatannya tidak jauh
berbeda dibandingkan dengan kekuatan a(al material #1able 1 dan 1abel 2$. Secara
teoritis bila kekuatan material pembentuk balok beton tidak terjadi penurunan maka
kekuatan balok beton seharusnya juga tidak akan mengalami penurunan
bila diuji kembali. 4amun hasil pengujian terhadap balok beton bertulang yang
telah mengalami beban puncak dan retak menunjukkan penurunan kekuatan
#1abel &$. Pengujian kembali balok beton dengan posisi yang sama seperti posisi
pada saat sebelum retak menghasilkan momen maksimum sebesar 1)'),8'! kgm
atau menurun sebesar
17,'& D dibandingkan balok beton mula-mula. +al ini menunjukkan bah(a balok
beton yang pernah mengalami beban puncak dan retak masih memiliki kekuatan
sebesar !0,"8
D dari kekuatan balok beton mula-mula. Dengan demikian kekuatan sisa dari
balok
beton tidak hanya dipengaruhi material penyusunnya tapi juga dipengaruhi oleh
retak- retak pada balok dimana terjadi penurunan inersia penampang balok beton.
P
>ambar '. Pembuatan retak a(al pada silinder
1abel 1. +asil Pengujian 5uat 1ekan Beton Silinder
4o
1
2
&
1
2
&
1abel 2. +asil 2ji 1arik Baja 1ulangan
1ahapan
Pertama
5edua
1abel &. +asil pengujian kembali balok beton
5ode
B?S
:-3 Pr$ses +emasa")a" d ,"ab$l da" ba@a si%&
D,"ab$l dipasang pada kedua sisi balok sepanjang bentang besih balok sebesar 1,&
m. Sebelum pemasangan d,"ab$l, dilakukan pengeboran lu bang d,"ab$l baik pada
balok maupun baja siku. 2ntuk balok yang diperbaiki dengan baja siku pada posisi
1 #>ambar
".&$ dengan dimensi &0 &0 & mm tidak dilaksanakan pada penelitian ini. +al
ini disebabkan karena pada saat pengeboran pada balok, lubang d,"ab$l hancur
terlebih
dahulu dikarenakan letak posisi lubang sangat dekat dengan tepi balok
sehingga pengeboran tidak dapat dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya terdapat
kesulitan dalam melakukan pengeboran lubang d,"ab$l pada balok terutama untuk
baja siku pada posisi
1. 4amun, dalam pelaksanaannya sangat sulit memasang d,"ab$l sekaligus pada
kedua sisi baja siku karena pada balok sudah tidak membentuk sudut siku lagi,
maka d,"ab$l
hanya dipasang pada salah satu sisi baja siku saja. 5esulitan lainnya pada
pengeboran lubang d,"ab$l pada posisi 2. +al ini disebabkan karena selimut beton
pada balok hanya
2" mm sedangkan kedalaman lubang yang diinginkan '0 mm, sehingga
sebelum mencapai kedalaman lubang yang diinginkan mata bor lebih dahulu
mengenai baja tulangan. Solusi yang dilakukan adalah dengan menaikkan baja
siku sebesar ) cm
sehingga baja siku ditempatkan lebih tinggi dibandingkan posisi tulangan baja tarik
pada
balok
original.
:-7 K&a Le"&r Bal$% B e$"
Pengujian lentur yang dilakukan adalah dengan menempatkan 2 #dua$ buah
beban terpusat pada jarak 1*& bentang dari tumpuan. +asil pengujian berupa beban
ultimit dan de.ormasi 3ertikal yang mampu ditahan oleh balok. De.ormasi 3ertikal
lebih dikenal sebagai lendutan yang dialami balok pada saat mengalami
pembebanan. +ubungan antara beban dan lendutan digambarkan dalam
bentuk kur3a beban-lendutan. Perhitungan beban maksimum teoritis
menggunakan prinsip balok beton bertulang dengan kesetimbangan gaya
hori<ontal dan momen perla(anan.
+asil dari pengujian lentur berupa beban maksimum yang mampu ditahan oleh
balok #B;$ kemudian dibandingkan dengan beban maksimum teoritis dan beban
maksimum balok original #BB9$ yang dapat dilihat pada 1abel '.
1abel ' Beban maksimum balok original dan bBalok yang
Diperbaiki
5ode Beban
Pengujian
BB9 1
BB9 2
BB9 &
BB9 '
A Masdar Helmi > Perbai%a" Bal$%
BB9 "
BB9 )
BB9 8
BB9 !
5 Masdar Helmi > Perbai%a" Bal$%
Keera")a" 2
BB9 B Balok beton
original.
B;% 1 B Balok yang diperbaiki dengan baja siku "0 "0 " mm posisi
1. B;% 2 B Balok yang diperbaiki dengan baja siku '0 '0 ' mm
posisi 1. B;B 1 B Balok yang diperbaiki dengan baja siku "0 "0 "
mm posisi 2.
B;B 2 B Balok yang diperbaiki dengan baja siku '0 '0 ' mm posisi
2.
B;B & B Balok yang diperbaiki dengan baja siku &0 &0 & mm posisi
2. B;= 1 B Balok yang diperbaiki dengan baja siku "0 "0 " mm
posisi &. B;= 2 B Balok yang diperbaiki dengan baja siku '0 '0 '
mm posisi &. B;= & B Balok yang diperbaiki dengan baja siku &0 &0
& mm posisi &.
Pada perhitungan beban maksimum teoritis, keberadaan dimensi baja siku
mempengaruhi besarnya nilai a #tinggi blok tegangan beton$. Semakin besar dimensi
baja siku maka luas penampangnya semakin besar sehingga menghasilkan nilai a
#tinggi blok tegangan beton$ yang lebih besar pula.
Secara teoritis, balok yang diperbaiki dengan posisi & mampu menahan beban yang
lebih besar. +al ini karena balok pada posisi & mempunyai tinggi e.ekti. balok
terhadap baja siku #d
2
$ lebih besar dibandingkan posisi yang lain. Dengan
bertambahnya d
2
#tinggi e.ekti. balok terhadap baja siku$ maka momen yang
ditahan oleh balok semakin besar, sehingga makin besar pula beban yang
mampu ditahan oleh balok tersebut. 4amun, dalam pelaksanaan penelitian
ternyata balok yang diperbaiki dengan posisi & mengalami kehancuran
#terkelupas$ pada beton sehingga mekanisme d,"ab$l tidak mampu bekerja
secara optimal.
+asil pengujian menunjukkan bah(a balok yang diperbaiki dengan posisi 2
mampu menahan beban maksimum yang lebih besar dibandingkan balok-balok
yang lain, terutama balok B;B &. +al ini disebabkan karena dalam pelaksanaan
pengeboran lubang d,"ab$l mata bor tidak mengenai tulangan tarik pada balok,
sehingga d,"ab$l lebih kuat mengikat baja siku dan dapat bekerja dengan baik yang
ditunjukkan dengan melelehnya d,"ab$l, maka kekuatan balok dalam menahan beban
menjadi lebih besar.
Sedangkan pada balok B;B 1 dan B;B 2 sebelumnya dipasang baja siku sama
tinggi dengan tulangan baja tarik pada balok original. 4amun pada saat
pembebanan d,"ab$lnya terlepas dari beton karena dalam pelaksanaan
pengeboran mata bor mengenai baja tulangan sehingga kekuatan d,"ab$l dalam
mengikat baja si ku lebih kecil. Solusi yang dilakukan adalah dengan
menempatkan baja siku sama seperti pada balok B;B &, sehingga beban
maksimum pada balok B;B 1 dan B;B 2 lebih kecil dibandingkan pada balok
B;B & karena telah mengalami pembebanan sebelumnya.
:-: Pe",era+a" E"er)i 8T$&)("ess9
+asil pengujian lentur balok original dan balok yang diperbaiki berupa kur3a
beban- lendutan. 5ur3a beban-lendutan di tengah bentang pada balok original dan
balok yang diperbaiki dengan dimensi "0 "0 " mm untuk masing-masing posisi
baja siku dapat dilihat pada >ambar " sampai dengan >ambar 8.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Lendutan ( x 0,01 mm)
BBO 1 BRA 1
Poly. (BBO 1) Poly. (BRA 1)
>ambar " >ra.ik hubungan beban dan lendutan pada BB9 1 dan B;% 1
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Lendutan ( x 0,01 mm)
BBO 3 BRB 1
Poly. (BBO 3) Poly. (BRB 1)
>ambar ) >ra.ik hubungan beban dan lendutan pada BB9 & dan B;B 1
B
e
b
a
n

(
B
e
b
a
n

(
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Lendutan ( x 0 ,01 mm)
BBO 6 BRC 1
Poly. (BBO 6) Poly. (BRC 1)
>ambar 8 >ra.ik hubungan beban dan lendutan pada BB9 ) dan B;= 1
Pada gra.ik terlihat bah(a nilai lendutan semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya beban. Balok beton bertulang yang diperbaiki mempunyai
kekakuan yang lebih besar dibandingkan balok original. +al ini dapat dilihat
bah(a pada balok yang diperbaiki menunjukkan kemiringan gra.ik yang lebih tegak
dibandingkan balok original, dimana pada le3el beban yang sama lendutan yang
dialami pada balok yang diperbaiki lebih kecil daripada balok original. Secara
teoritis, dari hasil perhitungan inersia total pada masing-masing posisi baja siku
menunjukkan bah(a posisi & mempunyai nilai inersia total #@$ lebih besar
sehingga lebih kaku dibandingkan posisi yang lain. +al ini terjadi disebabkan pada
posisi & memiliki jarak e.ekti. #d
2
$ yang lebih besar sehingga menghasilkan
nilai y
c
#jarak baja siku terhadap garis netral$ yang lebih besar pula.
Dengan semakin besarnya nilai y
c
maka inersianya semakin besar dan
menghasilkan nilai tegangan lentur yang lebih kecil. 4ilai lendutan
maksimum yang terjadi pada tengah bentang balok mempengaruhi nilai
ketahanan lentur #$&)("ess$. T$&)("ess dihitung berdasarkan Persamaan '.
4ilai toughness merupakan indikator kekuatan beton diba(ah pembebanan
lentur. #?ang, Salmon, 177&$.
1abel " 4ilai 5etahanan /entur #T$&)("ess$
B
e
b
a
n

(
4o
1
2
&
'
"
)
8
!
Berdasarkan 1abel " terlihat bah(a adanya pengaruh pemasangan baja siku
yang dikaitkan dengan d,"ab$l terhadap kemampuanny a memikul beban dan
ketahanannya terhadap lentur. Balok B;B & memiliki ketahanan lentur yang lebih
tinggi dibandingkan dengan balok yang lainnya karena kemampuannya dalam
memikul beban lebih besar dibandingkan balok yang lain.
6- SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan balok beton bertulang dengan baja siku,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. 5ekuatan bahan dasa r balok #beton dan tulangan tarik$ setelah
mengalami pembebanan tidak mengalami perubahan yang signi.ikan sedangkan
kekuatan balok menurun hingga mencapai 17 D dari kekuatan a(alnya
2. Beban maksimum da ri balok beton bertulang setelah diperbaiki
mengalami
peningkatan dibandingkan balok original sebesar 2 sampai 1" D, dan
peningkatan terbesar pada balok B;B& #sebesar 1" D$.
&. Secara teori balok yan g diperbaiki dengan posisi & mampu menahan beban
yang paling besar dikarenakan mempunyai tinggi e.ekti. balok terhadap baja
siku #d
2
$
yang lebih besar dibandingkan posisi lain sehingga menghasilkan momen
nominal
yang besar, maka beban yang dihasilkan menjadi lebih
besar.
'. Balok yang diperbaiki dengan baja siku lebih besar kekakuannya daripada
balok original, dilihat dari kemiringan gra.ik hubungan beban-lendutan dimana
pada le3el beban yang sama balok yang diperbaiki mengalami lendutan yang
lebih kecil.
". 0umlah energi yang d iserap oleh balok hingga mencapai keruntuhan
#$&)("ess$
pada balok beton bertulang yang diperbaiki pada posisi 2, B;= 1 dan B;= &
lebih besar daripada $&)("ess pada balok beton bertu lang original, sedangkan
balok beton bertulang yang diperbaiki dengan posisi 1 dan B;= 2 mengalami
penurunan karena lendutan yang dialami lebih kecil.
). Penyebab utama keha ncuran balok adalah retak-retak lentur yang terjadi
dalam daerah 1*& tengah bentang #momen lentur$.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Saudara ,elynda yang telah
banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
DABTAR PUSTAKA
%l-,ahaidi, ;. and Susa, 0ohn. 1777. Sre")(e"i") $# S(ear Dama)e Rei"#$r!ed
C$"!ree TCBeam Brid)es 'i( CBRP Sri+s. Department o. =i3il
Engineering ,onash 2ni3ersity.=layton, %ustralia.
+amous, Sameer and %hmad, S.+. %ugust-September. 1778. C$"!ree Cra!%
Re+air b, Si!(es- Sr&!&ral J$&r"al. Pp '1!-'2&.
+andayani,?.D. 200&. Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan
,enambah
Dimensi dan 1ulangan 1arik. Skripsi 2ni3ersitas /ampung. Bandar
/ampung.
@ra(andi, Feby. 200&. 5ekuatan /entur Beton Bertulang ,utu 4ormal
%kibat
Pembakaran. Skripsi 2ni3ersitas /ampung. Bandar
/ampung.
,orisco. 1772. Pengetahuan Dasar Struktur Baja. Edisi ke-2.
Padosbajayo, Gogyakarta.
,urdock, 0.0 and Brooks,5.,. 1771. Bahan dan Praktikum Beton. %lih Bahasa
Stephanus +endarko, 1771. Erlangga, 0akarta 17!).
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja @ndonesia. 17!'.Gayasan /embaga
Pendidikan ,asalah Bangunan.Bandung. 17!&.
Shantoso, Pendi. 2001. 5uat /entur dan 5uat >eser pada 5onstruksi Balok Beton
%bu 5etel ,utu 1inggi. Skripsi. 2ni3ersitas /ampung. Bandar /ampung.
Standar S5 S4@ 1-1"-1771. 1ata =ara Perhitungan Struktur Beton 2ntuk Bangunan
>edung.
Fis, ?.=. and Salmon, =.>. 1770. Desain Beton Bertulang. Edisi ke-'.
Erlangga, 0akarta.
?ang, =.5. and Salmon, =.>. 1770. Desain Beton Bertulang. Edisi ke-'.
Erlangga, 0akarta.
?inter, >. and 4ilson, %.+. 177&. Perencanaan Struktur Beton Bertulang. Pradnya
Paramita, 0akarta.

Anda mungkin juga menyukai