BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian sebuah proyek bermula dari rencana proyek itu sendiri. Hal ini
berlaku apabila rencana proyek ( project plan ) berlaku sebagai kunci utama dalam
Beberapa teknik perencanaan dan pengendalian proyek yang dikenal antara lain
c. Precedence Diagram
WBS
sekematis menggambarkan produk – produk (tugas – tugas kerja) yang betul - betul
WBS yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai struktur rincian kerja
menggambarkan tugas – tugas dalam proyek (project task) dan memberikan hubungan
Ahsan II.1
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
antara tugas dengan tujuannya, juga memberi kerangka acuan bagi perencanaan dan
struktur organisasi dengan hasil dari suatu misi atau tujuan/sasaran. Tiap urutan
subsistim yang lebih kecil akan dijabarkan lagi kedalam subsistim – subsistim yang
hingga pada akhirnya sistim yang terkecil akan diidentifikasikan sebagai work package
(paket kerja).
suatu tugas khusus yang telah ditentukan secara jelas dari suatu program penyelesaian
yang mengarah pada tujuan dari system. Paket kerja ini dapat berupa rancangan,
dokumen, layanan dan lain – lain. Gambar 2.1 memperlihatkan contoh dari WBS.
Radar
Ahsan II.2
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Gantt chart adalah diagram batang (bar chart) yang memperlihatkan hubungan
antara aktivitas dengan waktu penyelesaian (durasi). Gantt chart cukup luas digunakan
pada perencanaan dan penjadwalan secara sederhana dari suatu proyek. Teknik ini
Minggu
Aktivitas proyek
1 2 3 4
Pelimbungan kapal
Pembersihan lambung
Replating
Pengecatan lambung
Precedence Diagram
Bentuk yang paling sederhana dari network plan adalah precedence diagram.
Teknik ini memperlihatkan elemen – elemen utama dari proyek dalam konteks
Ahsan II.3
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Hand over to
factory
CPM memakai konsep jalur kritis dan menitik beratkan diri pada realokasi
sumber daya dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dengan maksud untuk menambah
Ahsan II.4
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
CPM merupakan salah satu metode yang memerlukan data base atas cost-time
Syarat ini sedikit tidak realistis untuk proyek – proyek berskala besar dan sangat
kompleks, yakni apabila data base seperti dimaksud tidak dimunculkan. Agar CPM
tetap dapat digunakan, maka sudah lazim dilakukan asumsi untuk cost-time
Konsep CPM dan PERT adalah hampir sama apalagi bentuk visualisasinya,
keduanya memakai diagram network yang mempunyai bentuk dan disusun berdasarkan
Perbedaan antara CPM dan PERT terletak pada anggapan terhadap proyek.
PERT menganggap proyek terdiri atas peristiwa – peristiwa (events) yang susul
menyusul, sedangkan menurut CPM proyek terdiri atas aktivitas – aktivitas yang
proyek menurut CPM dan PERT bukanlah merupakan perbedaan yang prinsipil sebab
Keputusan untuk memilih salah satu dari kedua metode tersebut bergantung
pada kemampuan mengenal proyek yang akan diselenggarakan. Bila proyek yang
bersangkutan lebih dikenal peristiwa – peristiwanya, maka dipakai metode PERT, tetapi
Ahsan II.5
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
bila proyek yang bersangkutan lebih dikenal kegiatan – kegiatannya, maka dipakai
cost ($)
40000 crash
$20000
20000 normal
10 days
4 6 time (weeks)
II.2.1. Umum
Ahsan II.6
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Sejarah Perkembangan
Pada tahun 1958, PERT dikembangkan untuk keperluan angkatan laut Amerika
Serikat yakni untuk perencanaan dan pengendalian proyek peluru kendali jenis polaris
yang akan digunakan oleh kapal selam. Proyek tersebut menyertakan 3000 kontraktor.
b. Proyek polaris baru pertama kali itu dilaksanakan, sehingga kemungkinan deviasi
dingin.
Hasil yang dicapai adalah lebih singkatnya masa penyelesaian proyek (lebih cepat 2
tahun) dari perencanaan semula. Saat ini PERT cukup luas digunakan pada lembaga –
Pemakaian PERT
Pertama – tama kita harus mengetahui kejelasan tentang kapan PERT dapat
digunakan. Jika sejumlah aktivitas kurang diikuti oleh aktivitas – aktivitas berikutnya
( aktivitas tunggal cukup banyak sedangkan aktivitas berurut sangat sedikit ), maka
kompleks dan aktivitas berurut ( interrelated task ) mendominasi seluruh rencana kerja,
PERT juga baik untuk proyek – proyek dengan rancangan – rancangan serta
Ahsan II.7
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
a. Masalah scheduling harus merupakan sebuah proyek dengan aktivitas yang dapat
diidentifikasi.
b. Proyek dan aktivitas keduanya harus memiliki titik awal dan titik akhir yang jelas.
proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya masukan
informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi agar dapat
yang unggul serta siap pakai agar hasil yang dicapai sesuai harapan.
Jika antara proses penetapan tujuan dan proses pengambilan keputusan dengan
proses pelaksanaan terdapat jarak yang cukup besar, yang disebabkan antara laian oleh
hal yang telah diputuskan atau ditetapkan kepada para pelaksana. Demikian pula
para pimpinan yang mana informasi ini akan dijadikan bahan peretimbangan dalam
mekanisme tersebut membentuk sebuah system yang dapat menyalurkan informasi yang
Ahsan II.8
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
penyelenggaraan proyek tersebut dapat dibagi menjadi dua subsistem yakni : subsistem
Dari uraian di atas, PERT termasuk dalam subsistem informasi, bersama – sama
simbol dan termin dimana proyek dianggap sebagai kumpulan dari peristiwa – peristiwa
yang susul menyusul untuk kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram network.
peristiwa (event) serta jalur kritis (critical path). Event merupakan permulaan atau akhir
dari satu atau lebih aktivitas. Aktivitas atau kegiatan adalah suatu pekerjaan atau tugas
material serta biaya ) tertentu. Lintasan kritis merupakan lintasan yang terdiri atas
beberapa aktivitas dimana total waktu aktivitasnya terlama jika dibanding seluruh
lintasan pada network. Lintasan kritis merupakan lintasan yang penuh penekanan (
berikut :
Ahsan II.9
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
saat, peristiwa atau kejadian, adalah permulaan atau akhir dari satu
Ahsan II.10
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
5. Network dievaluasi dengan menghitung jalur kritis dan data performa proyek
8. Panjang, pendek maupun kemiringan anak panah sama sekali tidak mempunyai arti,
dibutuhkan.
12. Waktu, biaya dan resources yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
13. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
14. Besar kecilnya lingkaran juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting
Ahsan II.11
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Anak panah selalu menghubungkan duah buah node, arah dari anak panah menunjukkan
urut-urutan waktu.
A
Contoh : event i harus sudah terjadi sebelum aktivitas A
i j
dimulai. Demikian pula event j belum dapat terjadi sebelum
Perjanjian I : di antara dua event (nodes) hanya boleh ada satu aktivitas (panah) yang
Perjanjian II : aktivitas semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk
network.
sebagai berikut :
C D
Ahsan II.12
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Gambar 2.5
Gambar 2.5, memperlihatkan aktivitas AC,BC dan CD. CD tidak dapat dimulai hingga
A D
Gambar 2.6
Pada Gmbar 2.6, BD belum dapat dimulai hingga AB diselesaikan. CD belum dapat
Kendati demikian, AC tidak mesti dimulai pada waktu yang bersamaan dengan AB. Hal
A D
Gambar 2.7
Pada Gambar 2.7, BC adalah dummy activity, digunakan bila dianggap baik untuk
Ahsan II.13
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
durasi dari setiap aktivitas dalam suatu lintasan network. Jumlah yang terbesar akan
dipilih sebagi lintasan kritis. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2.8.
2
A(5) D(7)
C(10) X(0)
4 G(9)
Pada Gambar 2.8, terdapat 4 lintasan dari awal hingga akhir yang harus
diperhatikan :
Jadi lintasan kritis proyek tersebut melalui C-G-H-I dan proyek dapat diselesaikan
dalam waktu 25 hari. Lintasan ini paling menetukan penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
Ahsan II.14
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
tertunda penyelesaiannya.
d. Time slack terdapat pada pekerjaan – pekerjaan yang tidak dilalui oleh lintasan
kerja, alat – alat dan biaya – biaya ke pekerjaan – pekerjaan di lintasan kritis demi
efisiensi.
Penggunaan EET ( Earliest Event Time ) dan LET ( Latest Event Time ) akan lebih
memperinci network yang kita buat untuk PERT. EET disimbolkan dengan TE
EET
NE
LET
Dari Gambar 2.9, NE adalah Number of Event yang diletakkan paling kiri dalam node.
EET dipasang pada sisi kanan atas sedangkan LET pada sisi kanan bawah dari node. NE
merupakan angka indeks urutan dari tiap peristiwa dari awal hingga akhir suatu
network. Nomor awal pada umumnya dapat dimulai dari angka 0 atau 1. Kemudian
diikuti pembagian nomor event yang lain hingga akhir network. EET adalah waktu
paling awal dari event untuk dapat dikerjakan. Perolehan EET dimulai dari event awal
bergerak ke event akhir dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah durasi.
Ahsan II.15
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Bila pada suatu event bertemu dua atau lebih kegiatan ( Gambar 2.10 ), maka EET yang
Gambar 2.10
LET adalah waktu paling lambat dari event untuk dikerjakan. Perolehan LET mulai dari
event akhir bergerak mundur ke event awal dengan jalan mengurangi, yakni antara LET
dikurangi durasi. Bila pada suatu event berasal dua atau lebih kegiatan ( lihat Gambar
Gambar 2.11
Gambar 2.12 memperlihatkan contoh pemakaian EET dan LET dalam PERT.
1 3 D (4) 4 7
4 8
A (3)
C (4)
3 4
5
Gambar 2.12. Contoh Pemakaian EET dan LET. Perhatikan, event 1,2 dan 3. EET
Ahsan II.16
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Standar Normal, Z
Rumus umum standar nomal Z untuk PERT adalah ( Sofwan Badri, 1997 ) :
TD − TE
Z = ……………………………………………………………(2-1)
δTE
Dimana :
δ TE = standar deviasi untuk TE yaitu akar dari jumlah variance masing – masing
Lebih lanjut :
TA + 4TM + TB
TE = …………………………………………………..(2-3)
6
penyelesaian suatu proyek untuk beberapa jangka waktu yang diinginkan. Pendekatan
statistik yang digunakan oleh PERT didasarkan pada teori probability dari Gausz.
Dalam pemakaian probabilitas PERT, kita membuat dua asumsi yakni waktu
aktivitas (durasi) bebas secara statistik dan masa penyelesaian proyek terdistribusi
secara normal. Gambar 2.13 memperlihatkan hubungan antara probabilitas dengan TA,
TE dan TM.
Ahsan II.17
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Probability
(%)
TA TE TM TB time
Gambar 2.13. Kurva hubungan antara probabilitas dengan TA,TE dan TM.
f(x)
P(TE≤X≤TD)
P(X≤TE)
Z δTE
Ahsan II.18
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
22
3
22
F(5)
B(4) E(1)
D(2)
H(4)
20
4
20
dalam waktu ( TE ) 34 hari dengan dua jalur kritis yaitu : A-B-F-I dan A-D-H-G-I.
Misalnya diketahui bahwa penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang telah
kemungkinan ( probabilitas ) proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan tersebut ?
diperlukan rumus standard normal ( Z ). Karena terdapat dua jalur kritis, maka kita
pilih salah satu dari jalur kritis yang ada, misalnya lintasan A-B-F-I.
TD − TE
Z =
δTE
Ahsan II.19
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Untuk aktivitas A :
2
25 − 3
δ2A = = 13,44
6
Untuk aktivitas B :
2
7 −1
δ 2B = =1
6
Untuk aktivitas F :
2
6 −4
δ F =
2
= 0,11
6
Untuk aktivitas I :
2
12 − 2
δ 2I = = 2,78
6
Standar normal :
36 − 34
Z = = 0,480
4,1629
Pada table kurva normal (lihat lampiran 3) untuk Z = 0,480 kita peroleh angka sebesar
0,6844. Berarti untuk menyelesaikan proyek secara keseluruhan sesuai dengan waktu
Ahsan II.20
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Untuk mesin kapal pada umumnya, kepala silinder, torak dan batang penggerak
harus direparasi setahun sekali.sedangkan tabung silinder, poros engkol dan bantalan
Namun, selain itu reparasi harus dilakukan juga dalam keadaan tersebut di
bawah ini :
1). Sesudah dipergunakan cukup lama, pada umumnya terjadi keausan pada permukaan
2). Kebocoran gas pembakaran melalui sisi torak terlalu besar sehingga daya mesin
berkurang.
4). Tekanan minyak pelumas berkurang sehingga proses pelumasan kurang sempurna;
besar kemungkinan hal tersebut disebabkan karena celah bebas antara poros dan
6). Gangguan atau kerusakan beberaa bagian mesin yang tak dapat diatasi tanpa
7). Pada waktu mesin bebannya (yang digerakkan) sedang direparasi besar.
Bagian-bagian penting dari mesin adalah antara lain : kepala silinder, katup-
katup, tabung silinder torak dan cincin torak pena torak, batang penggerak, poros engkol
dan bantalannya, pompa minyak pelumas, pompa air pendingin dan pompa bahan bakar.
Ahsan II.21
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Kepala Silinder
a) Pemeriksaan
Perubahan warna ruang bakar, katup isap dan katup buang; korosi dan retak-retak,
Muka kontak dengan blok silinder; apakah terdapat bekas kebocoran gas dan air,
ulirnya.
b) Pengukuran
Tidak diperlukan.
Sebagai pedoman untuk mesin kapal, pembongkaran harus dilakukan pada saat
torak harus diperiksa setiap tahun (2.000 sampai 3.000 jam). Meskipun demikian,
pemeriksaan bagian tersebut di atas harus pula diulakukan pada waktu katup-katup
harus diasah pada dudukannya. Elektroda anti korosi harus diperiksa pada tiga bulan
yang pertama, selanjutnya pada setiap saat dirasakan perlu, tergantung pada kondisi
operasinya.
Ahsan II.22
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Perbaiki atau ganti apabila ternyata terdapat kerusakan atau retak pada kepala
silinder.
Perbaiki atau gantilah dudukan katup, apabila sudah tidak dapat berfungsi dengan
baik.
(4) Perhatian
Perhatikanlah dengan cermat ukuran, tebal dan keadaan paking kepala silinder.
Sebaiknya sekali pakai saja; jadi, gantilah dengan yang baru setiap kali kepala silinder
a) Pemeriksaan
Periksa perubahan warna dan bentuk batang katup, keausan dan kondisi
pelumasannya.
Periksa pegas katup terhadap kemungkinan patah, aus, korosi, dan kekuatannya.
(b) Pengukuran
Ahsan II.23
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Untuk mesin kapal, pengasahan katup pada dudukannya dilakukan setiap setengah
Katup – katup harus diperbaiki atau diganti apabila muka katup sudah rusak. Kalau
muka katup terbuat dari stellite, gantilah katup apabila lapisan stellite
Katup harus diganti apabila pegas katup patah, berkarat atau retak.
Batas celah bebas yang diperbolehkan antara batang katup dan jalan katup adalah
tiga kali celah bebas standarnya. Apabila batas tersebut di atas sudah terlampaui,
(4) Perhatian
Apabila katup harus diganti, sebaiknya baji pemegang katup dan pemegang pegas
a) Pemeriksaan
Periksalah semua bagian katup seperti yang dilakukan terhadap katup isap dan katup
buang.
Ahsan II.24
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
b) Pengukuran
Untuk mesin disel kapal, reparasi harus dilakukan setahun sekali ( 2000 sampai 3000
jam operasi ).
Silinder
kemungkinan adanya goresan, lekuk – lekuk atau keausan yang tidak biasa. Apabila
permukaan cylinder liner dilapisi chrom, periksa apakah terdapat bintik – bintik
Periksa paking kepala silinder, apakah terdapat bekas bocoran gas pembakaran.
Periksa bagian cylinder liner di tempat cincin kompresi yang pertama, yaitu pada
waktu torak berada di titik mati atas , terhadap kemungkinan terjadinya lekuk
keausan.
Tariklah tabung silinder dari block mesin, kemudian periksa dinding luarnya
Ahsan II.25
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Periksa keadaan cincin penyekat ( dari karet atau tembaga ), apakah sudah rusak dan
c) Pengukuran
Ukurlah diameter cylinder liner dalam arah sejajar pena torak dan dalam arah tegak
Untuk mesin disel kapal pada umumnya tabung silinder harus dikeluarkan untuk
diperiksa, setiap dua tahun ( 4000 sampai 6000 jam operasi ). Namun sebaiknya setelah
setahun yang pertama satu atau dua tabung silinder dikeluarkan dari block mesin untuk
diperiksa.
Untuk cylinder liner yang tidak dilapisi chrom, batas keausan yang diperbolehkan
adalah 6/1000 sampai 8/1000 dari diameter dalamnya. Sedangkan batas keausan
tidak merata ( selisih antara diameter maksimum dan minimum ) adalah 1/3 dari
Cylinder liner yang dilapisi dengan chrom, dapat dipakai selama lapisan tersebut
(4) Perhatian
Seandainya lekuk keausan cylinder liner belum parah, maka keadaan tersebut dapat
itu bersihkanlah dan lapisi dengan minyak pelumas, sebelum torak dipasang
kembali.
Ahsan II.26
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Pada waktu tabung silinder dikeluarkan dari block mesin, bersihkanlah juga
permukaan luarnya. Sesudah itu bersihkanlah dan lapisi dengan minyak pelumas,
Kalau pada cylinder liner terdapat bintik – bintik putih susu, sebaiknya diperiksa
Apabila zinc anode hanya mengalami keausan sedikit saja, sebaiknya diperiksa
bahannya.
Dalam keadaan dimana masih dapat diperoleh torak ( oversize ) yang berukuran
sama dengan diameter silinder yang aus, gerindalah permukaan dalam dari silinder
tersebut sampai berukuran sesuai sesuai dengan ukuran torak yang bersangkutan.
Tetapi apabila tidak dapat diperoleh torak oversize, maka gantilah tabung silinder
tersebut.
kurangnya pada tiga tempat, yaitu di tempat cincin kompresi yang pertama, sisi
Torak
Periksalah kerak – kerak karbon yang terjadi pada sisi puncak torak dan lubang
Ahsan II.27
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Periksalah kerak – kerak karbon yang terjadi pada permukaan atas dan bawah dari
kepala torak.
Periksalah apakah kepala torak terbakar, retak atau terkena korosi ; rusuk dan
Periksa semua bagian sisi torak yang meluncur pada dinding silinder.
Periksa keadaan kontak antara pena torak dan bantalannya pada torak.
c) Pengukuran
Ukurlah diameter luar torak dalam arah sejajar pena torak dan dalam arah tegak
lurus kepadanya.
Ukur lebar semua alur cincin torak dan diameter-dalam bantalan pena torak, pada
torak.
Untuk mesin disel kapal pada umumnya, pembongkaran dan pemeriksaan torak
Apabila permukaan sisi torak yang meluncur pada dinding silinder menunjukkan
kontak yang kurang sempurna, terbakar atau ada retak – retak, maka torak harus
Ahsan II.28
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Kelonggaran vertical antara cincin torak yang pertama dan alurnya kira – kira ( 0,25
kelonggaran yang diperbolehkan antara pena torak dan bantalannya pada batang
penggerak. Tetapi hal tersebut tidaklah berlaku dalam hal dimana pena torak harus
(4) Perhatian
Terutama untuk mesin disel putaran tinggi, perlu diingat bahwa setiap torak yang
Cincin Torak
Pemeriksaan ; periksalah keadaan cincin torak ; apakah rusak, macet dalam alurnya,
Pengukuran ; ukurlah lebar dan tebal cincin torak. Kalau tebalnya sukar diukur,
masukanlah cincin tersebut ke dalam silinder ( bagian bawah ) dan ukurlah celah
Kalau cincin torak macet dalam alurnya, perbaiki atau diganti baru
Batas keausan cincin torak dinyatakan terhadap tebalnya, yaitu 10% dari tebalnya.
Namun pada umumnya hal tersebut dapat dilihat dari besarnya celah antara kedua
Ahsan II.29
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
(4) Perhatian
Pada waktu mengganti cincin torak, perlu diperhatikan bahwa cincin torak harus
ditempatkan pada alurnya masing – masing dengan sebaik – baiknya ; sisi atas
menghadap ke atas.
warna dan keadaan pelumasannya. Pena torak harus dapat berputar bebas pada
bantalannya. Tentu tidak demikian keadaannya dengan hal mana pena torak
Periksalah apakah pena torak macet, rusak, retak atau menunjukkan keausan yang
Periksa lubang minyak pelumas dan alurnya terhadap kemungkinan deformasi dan
tersumbat.
Ahsan II.30
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Lubang dan saluran minyak pelumas menuju bantalan juga tidak boleh tersumbat.
d) Pengukuran
Ukurlah diameter luar pena torak. Pengukuran tersebut harus dilakukan dalam arah
vertikal dan horisontal, pada bagian kontak dengan bantalan ujung batang penggerak
dilakukan dalam dua arah tegak lurus satu sama lain, beberapa kali.
Apabila pena torak menunjukan tanda kerusakan, kemacetan atau keausan yang
tidak normal, maka perbaikilah atau ganti saja dengan yang baru.
Ahsan II.31
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Batas kelonggaran yang diperbolehkan antara pena torak dan bantalannya adalah
( 0,13 + 10-4 d ) mm, dimana d adalah diameter pena torak dalam milimeter.
(4) Perhatian
Apabila pena torak atau permukaan bantalannya berubah warna, periksalah untuk
minyak pelumasnya.
Kalau pena torak dan bantalannya diganti, jangan lupa untuk memeriksa keadaan
sumbu ujung dan sumbu pangkal batang penggerak. Kedua sumbu tersebut harus
Periksa ulirnya, bagian kepala dan batangnya terhadap kerusakan dan keausan.
Periksa pelat penjamin atau pena penjaminnya terhadap hal yang tidak normal.
Dalam hal dipergunakan konstruksi baut tap, periksalah keadaan ulir yang terdapat
Dalam hal dipergunakan bantalan berdinding tipis, periksalah permukaan dalam dari
Ahsan II.32
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
juga keadaan permukaan kontak bantalan tersebut dengan bagian dalam dari pangkal
batang penggerak.
perubahan warna, kemacetan, retak – retak, korosi, keausan yang tidak normal serta
kerusakan lainnya.
dengan teliti.
Periksalah permukaan luar bantalannya, serta letak dan keadaan pelatuk penetapnya
Periksa lubang dan alur minyak pelumas pada permukaan dalamnya terhadap
d) Pengukuran
Ukurlah diameter luar pena engkol. Pengukuran hendaknya dilakukan dalam arah
vertikal dan horisontal, sekurang – kurangnya pada dua kedudukan pena engkol.
kokohkan baut – bautnya dengan alat pengukur momen puntir sehingga mencapai
momen puntir sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasinya. Sesudah itu
Ahsan II.33
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
dalam arah verikal dan horisontal, sekurang – kurangnya pada dua kedudukan pena
engkol.
mm, dimana d adalah diameter pena engkol dalam milimeter. Batas keausan tidak
merata pena engkol yang diperbolehkan adalah sama dengan kelonggaran standar
Baut pangkal batang penggerak harus diganti setiap dua tahun ( 4000 sampai 6000
pembuatnya.
Ahsan II.34
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
(4) Perhatian
Pada waktu pembongkaran, berilah tanda pada bantalan , baut, mur dan sebagainya
Sama halnya dengan baut pangkal batang penggerak, kokohkan dulu bautnya untuk
Jangan sekali – kali memukul baut pangkal batang penggerak dengan palu baja pada
Periksalah apakah terlihat adanya kelainan pada pelat dan pena penjaminnya.
Ahsan II.35
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Periksalah permukaan kontak antara bantalan dengan rumahnya, juga posisi pelatuk
bekas kemacetan, retak, pengelupasan, korosi, keausan, tidak merata dan adanya
lapisannya.
Periksa keadaan kontak permukaan luar bantalan dan posisi pelatuk atau
penetapnya.
Periksa apakah ada kelainan pada bagian sambungan kedua belahan bantalannya.
Periksalah apakah terjadi penyumbatan atau kerusakan pada lubang dan alur minyak
d) Pengukuran
dalam arah vertikal dan horisontal, pada dua posisi poros engkol.
Pasang bantalan utama pada rumahnya masing – masing, sesudah itu pasang dan
kokohkan bautnya sampai mencapai momen puntir yang sesuai dengan persyaratan
pabrik pembuatnya. Kemudian ukur diameter dalam dari bantalan dalam arah
Ahsan II.36
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Untuk mesin kapal pada umumnya, pembongkaran untuk reparasi dilakukan dua
Disamping itu, kekokohan dan temperatur baut serta murnya harus diperiksa sebulan
sekali.
Jika permukaan dalam bantalan utama atau bantalan aksialnya menunjukkan tanda –
warna, serta kerusakan lain yang tidak normal, gantilah dengan yang baru.
Batas kelonggaran antara bantalan utama dan poros engkol adalah ( 0,13 + 10-4 d )
Pelat dan pena penjamin harus diganti dengan yang baru setiap kali dilakukan
pembongkaran.
(4) Perhatian
Pada waktu membongkar , berilah tanda kalau belum ada pada bantalan, baut, mur
kesalahan pemasangan.
Kalau ada permukaan dalam bantalan terdapat bagian – bagian yang terkena korosi,
sambungan pada badan mesin, rumah bantalan dan bantalannya sendiri. Seandainya
Ahsan II.37
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
pada permukaan sambungan tersebut terdapat pelatuk, pena atau gerigi penetap,
periksa dan perbaikilah terlebih dahulu jika terdapat kerusakan atau kelainan.
Pemasangan bantalan dilakukan dengan pertama – tama mengokohkan baut dan mur
bantalan utama untuk menetapkan posisi masing – masing, setelah itu dikendorkan
lagi. Kemudian kokohkan sampai mencapai momen puntir sesuai dengan syarat
Poros Engkol
a) Pemeriksaan
Periksalah poros terhadap kemungkinan adanya kotoran , geram, retak serta keausan
Periksa keadaan filet pada lengan engkol, terutama terhadap kemungkinan adanya
retak.
Dalam hal dipergunakan poros engkol berlubang, periksa kerak – kerak karbon yang
b) Pengukuran
Ahsan II.38
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Ukur diameter luar jurnal dan pena engkolnya. Pengukuran tersebut harus dilaksanakan
dalam arah vertikal dan horisontal, pada dua posisi poros engkol.
Pemeriksaan dan pengukuran diameter pena engkol dapat dilakukan setiap saat torak
dikeluarkan dari dalam silinder. Sedangkan diameter jurnal engkolnya dapat diperiksa
Perbaikilah poros engkol apabila keausan jurnal dan pena engkolnya mencapai
( 0,05 + 3 x 10-4 d ) mm, dimana d adalah diameter jurnal atau pena engkol dalam
milimeter.
Nilai rata – rata didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh hasil pengamatan
dibagi dengan jumlah pengamatan itu sendiri. Andai X1 adalah hasil observasi I, X2
adalah hasil observasi II dan X3 adalah hasil observasi III. Dari ketiga observasi
X1 + X 2 +X 3
X =
3
X 1 + X 2 + X 3+..... + X 100
X =
100
Ahsan II.39
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
atau
100
∑X i
X = i =1
100
∑X
i =1
i
2
= X 12 + X 22 + X 32 + ....... + X n2 ……………………………………………(2-4)
∑a X
i =1
i i = a1 X 1 + a 2 X 2 + ...... + a n X n …………………………………………..(2-5)
n n
∑ aX i = aX 1 + aX 2 + ...... + aX n = a( X 1 + X 2 + ...... + X n ) = a∑ X 1
i =1 i =1
……… (2-6)
seterusnya hingga suatu interval k, maka formulasi X ditentukan sebagai berikut ( Ibid
):
k
f1X1 + f2X2 + ……. + fkXk = ∑f
i =1
1 X i ………………………………..(2-7)
k
f1 + f2 + ….. + fk = ∑f
i =1
i ………………………………………………..(2-8)
Dengan demikian :
Ahsan II.40
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
∑f i Xi
X = i =1
k
………………………………………………………….
∑f i =1
i
(2-9)
Ahsan II.41
NRP : 4299109 461
Tugas Akhir (KS 1701)
Ahsan II.42
NRP : 4299109 461