PSIKMOTORIK SISWA RAM NU MAULANAN MALIK IBRAHIM WRINGINAMON PONCOKUSUMO MALANG
SKRIPSI
OLEH
MARIYANI NIM 2009286207P0347
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI JEMBER 2012
Motto Raihlah cita-citamu sampai kenegeri cina jadilah seperti padi, semakin tinggi semakin menunduk
PENGEMBANGAN KREATIVITAS SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PSIKMOTORIK SISWA RAM NU MAULANAN MALIK IBRAHIM WRINGINAMON PONCOKUSUMO MALANG
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian guna memperoleh gelar Sarjanah dalam Ilmu Pendidikan, jurusan PAUD pada Fakultas Ilmu Pendidikan Istitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Jember.
Oleh :
Nama : Maryani Nim : 2009286207p0347 Jurusan : FIP/PAUD Angkatan : 2009
Disetujui oleh : Dosen Pembimbing
(...........................................)
PENGESAHAN Diterima oleh panitia penguji Skiripsi untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjanah dalam bidang Pendidikan dengan Spesifikasi Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini ( FIP/PAUD ) pada IKIP PGRI Jember
Drs. H. Syamsul Hidayat, M.Pd NIP. 19540316 198601 1 001
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kepada Allah SWT atas karunia dan limpahan rahmatNya, penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul Pengembangan Kreativitas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Psikomotorik Sisawa Ram Nu Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang merupakan salah satu syarat untuk merahi gelar sarjanah pendidikan dapa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di IKIP PGRI Jember. Penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Rektor IKIP PGRI Jember yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember, yang telah memberi ijin penulisan skripsi. 3. Ketuan Program Studi Pendidikan Usia Dini (PAUD) di IKIP PGRI Jember. 4. Dosen Pendamping skripsi yang telah meluangkan waktu, memberi nasehat, dan dorongan moril dengan sabar selama proses pengrjaan skripsi hingga selesai. 5. Kedua orang tuaku, dan saudara-saudaraku yang selalu memberi dukungan, doa, dan motivasi mulai penulisan hingga selesainya skripsi ini. 6. Teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu namanya yang telah membantu memberikan saran dan kritik sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Malang , Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i HALAMAN MOTTO/PERSEMBAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iv HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................................... v HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................................... vi HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 1.5 Definisi Operasional .................................................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sekolah Kreatif .......................................................................................... 2.1.1 Pengertian Sekolah Kreatif ............................................................... 2.1.2 Identifikasi Sekolah Kreatif .............................................................. 2.2 Aspek Psikomotorik dalam Pendidikan .................................................... 2.2.1 Pengertian Psikomotorik ................................................................... 2.2.2 Proses Perkembangan Psikomotorik ................................................. 2.2.3 Urutan Perkembangan Psikomotorik ................................................ 2.2.4 Keterampilan Psikomotorik .............................................................. 2.2.5 Bahaya dalam Perkembangan Psikomotorik ..................................... 2.3 Peran Sekolah Kreatif dalam Mengembangkan Aspek Psikomotorik ............................................................................................. 2.3.1 Sekolah Dalam Layanan Pembelajaran ............................................. 2.3.2 Konsep Learning Organiszation ....................................................... 2.3.3 Pendekatan Terhadap Lerning Organization .................................... 2.3.4 Sekolah Menjadi Kreatif dan Efektif dalam Rangka Pengembangan Psikomotorik ............................................................ 2.4 Hipotesis .................................................................................................... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Dan Jenis Data ....................................................................... 3.2 Objek Penelitian ........................................................................................ 3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 3.4 Metode Analisis Data ................................................................................ BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Konsep Pengembangan Kreativitas RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang .................................. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Konsep Pengenbangan RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang ................................................. 4.2.2 Peran Sekolah Kreatif RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang Dalam Mengembangkan Askpek Psikomotorik Siswa .................................. BAB V PENUTUP 5.1 kesimpulan ................................................................................................ 5.2 saran .......................................................................................................... DAFTAR PUSATAKA ......................................................................................................... LAMPIRAN ...........................................................................................................................
DAFTAR TABEL Hal Tabel 4.1 hasil observasi kreativitas 61
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 matrik penelitian ............................................................................................. Lampiran 2 angket .............................................................................................................
ABSTRAK Mariyani, 2012. Perkembangan Kreatifitas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Pksikomotorik Siswa RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang. Skripsi. Program Studi Pedidikan Anak Usia Dini (S1). Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP PGRI Jember. Kata Kunci : Kreatifitas Sekolah, Kemampuan Psikomotorik pengembangan sekolah kreatif dibutuhkan inovasi baru khususnya dalam metode pembelajaran dan desain ruang kelas. Salah satu bentuk metode mengajar untuk memposisikan anak didik agar tidak jenuh saat mendengarkan penjelasan guru. Bertolak dari latar belakang diatas untuk meningkatkan kreatifitas dalam pengembangan kemampuan psikomotorik siswa mempunyai peranan pentingmalam meningkatkan mutu pendidikan, maka penulis melakukan penelitian yang dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa. Tujian penelitian ini adalah untuk mengetahui mengembangkan kreativitas anak untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang. Penelitian ini merupaka jenis penelitian kualitatif diskriptif. Adapun metode pengumpulan datanya memngunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun tahapan-tahapan penganalisaan data yang digunakan adalah sebagai berikut: editing, pengorganisasian data, dan penganalisisan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran sekolah kreatif dalam mengembangkan aspek psikomotorik siswa terlihat dengan model pembelajaran yaitu model embelajaran edutainment yang bersifat kreatif, inovatif serta memahami segi psikologi anak dengan diberlakukannya peraturan. Hasil obsevasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa sreatifitas dalam meningkatkan aspek psikomotorik siswa telah baik dan dilakukan dengan berbagai macam cara agar pembelajaran menyenangkan. Hasil kreativitas berwujud cara-cara berfikir anatu melakukan sesuatu yang bersifat baru, orisinil, bebas, imajinatif. Dengan perkataan lain kreatifitas adalah berfikir atau pemecahan masalah yang bersifat asli dan imajinatif. Untuk dapat melahirkan kreativitas, seseorang hasur dapat memanfaatkan kedua sifat otak kiri dan kanan. Otak kiri yang bersifat logika, berurutan, lisan, pertambahan dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat emosi, lompatan, visual, menyeluruh, dan tersembuyi. Akhir-akhir ini istilah otak kanan telah digunakan sebagai cara popular untuk menyatakan kreatif, artistik dan rapi. Kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak tersebut.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Pendidikan memegang peranpenting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk maningkatkan dan mengembangkan kualias sumber daya manusia. Guna mewujudkan tujuan diatas diperlukan usaha yang keras dari masarakat dan pemerintah. Masarakat indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah berat, terutama berkaitan dengan kualitas hidup, relevansi dan efisiensi pendidikan. Departemen pendidikan nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikaan dan telah melakukan pembaruan sistem pendidikan. Usaha tersebut antara lain penyempurnaan kurikulum, perbaikna ssarandan prasarana serta peningkatan kualitas tenaga pengajar. Pentngnya pendidikan yang berkualitas makin disadari. Terciptanya kualitas manusia dan kualitas masarakat yang maju serta mandiri hanya dapat diwujudkan jika pendidikan masarakat berhasil ditingkatkan. Pembangunan tidak dimulai dari barang-barang melainkan dimulai dari manusia dengan pendidikan. Di samping itu dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semkin pesat membuat seseorang untuk terus belajar agar tidak tertinggal oleh roda pekembang zaman yang kian cepat dan penuh tantangan. Terutama guru yang bertugas mendidik dan mengajar. Jika seseorang guru lelah dalam belajar, tentu saja akan ketinggalan dalam perkembangannya yang nantinya justru akan beakses pada progresifitas dan dinamika pendidikan yang berujung pada kualitas pembelajaran terutama pada siswa. Guru yang profesional mampu membangkitkan citra diri pada anak didiknya serta tugas utama guru bukanlah mentransmisikan ilmu akan tetapi tugas guru adalah menciptakan kondisi agar anak dapat belajar tentang bagaimana belajar (learning how to learn). Tugas-tugas itu bukanlah prilaku tunggal melainkan harus difasilitasi dengan manejemen sekolah secara cerdas. Pemikiran ini mengiring kita pada diskursus lanjut bahwa kepala sekolah dan guru-guru melakukan pekerjaan yang sangat berat. Mereka dituntut dapat mendidik anak menjadi orang yang memiliki standar perolehan pendidikan secara baik dengan proses yang baik. Walaupun belajar bisa berkesan sederhana dengan mengartikan diri tidak tahu menjadi tahu tetapi pemaknaannya jauh lebih dalam dan pejilaiannya jauh lebih kompleks karena kita tidak hanya dapat melihat hasil beljar secara kognisi tetapi banyak kemampuan lain yang harus diungkap seiriang dengan pengertian belajar sebagai pembrntuk makna atau dalam kajian praktis adalah terjadinya pemikiran yang dilakukan siswa tatkala menjadi suatu konsep sehingga apa yang didengar, dilihat dan dikerjakannya di sekolah bermakna bagi kehidupan siswa. Dengan demikian, hasil ujian siswa hanya mewakili sebagaian kecil kemampuan siswa karena yang dikatakan makna yang tidak sekedar percakapan atau logika yang dapat dituturkan tetapi kemampuan lain yang merefleksikan kehidupan. Dalam penelitian pada RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang menerapkan model pembelajaran baru. Beberapa perkembangan yang menggembirikan telah tercapai, walaupun tantangan dan kendala yang harus dihadapi juga bertabah berat. Tetapi penglola sekolah terus melangkah dengan semangat pembaharuan sesuai dengan semangat besar NU sebagai gerakan pembaharuan. Pembaharuan yang mengembirakan ini antara lain terlihat dari respon positif masarakat terhadap keberadaan sekolah kreatif ini. Meningkatnya jumlah siswa baru dari tahun ke tahun merupakan indikasi konkret bahwa model pebelajaran sekolah kreatif secara bertahap telah diterima dan disadari manfaatnya. Salah satu hal yang tampak beda di RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang di bandingkan sekolah pada umumnya adalah model dan proses pembelajarannya. Medel pembelajaran di sekolah ini menggunakan pendekatan tematik artinya pembelajaran yang meletakkan siswa sebagai subjeckt yang aktif, sebagai pusat kegiatan (student oriented). Oleh karena itu pebedaan siswa (kecepatan dan minat yang berbeda) berusaha diakomodasi. Caranya dengan memberikan pengalaman belajar yang beragam dan dengan mengaktifkan indra pendengaran, penglihatan dan fisik anak(visual, audio atau kinestetik). Di sini siswa tidak langsung diberi materi berdasarkan mata pelajaran, tetapi diberi materi secara terpadu. Aneka mata pelajaran disajikan secara inergrated yang diikat dengan tema tertentu. Tema pembelajaran tersebut diambil dari hal-hal konkrit yang ada disekitar kehidupan siswa seperti keluarga, kegemaran, binatang, tumbuhan dan lain-lainnya. Dari tema inilah guru kemudian mengkaitkan dengan materi yang dipelajari. Mengingat pemikiran anak pada usia TK mamang masih taraf operasional kongkreat. Artinya anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri.. Dari latar belakang pemikiran daiatas penulis mengkat masalah Pengembangan Kreativitas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Psikomotorik Siswa RAM NU Maulana Malik Ibrahim Wringinanom Poncokusumo Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimana pengembangan kreativitas sekolah sebagai upaya peningkatan kemampuan psikomotorik siswa RAM NU maulana malik ibrahim wringinanom poncokusumo malang? 1.3 tujuan penelitian Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kreativitas anak sebagai upaya peningkatan kemampuan psikomotorik siswa di RAM NU maulana malik ibrahim wringinanom poncokusumo malang. 1.4 manfaat penelitian 1. akademisi Untuk mengembangkan konsep sekolah kreatif diberbagai kalangan akademis sebab sekolah ini masih sangat langka diterapkan dalam lingkungan pendidikan formal. 2. praktisi a. bagi penulis 1) dapat menerapkan secara langsung teori-teori yang penulis peroleh selama dibangku kuliah. 2) sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di studi pendidikan anak usia dini fakultas ilmu pendidikan ikip pgri jember. b. bagi sekolah sebagai informasi dan pedoman dalam hal konseptual tentang pengmbangan kreativitas anak dan dapat memberikan kontribusi barharga kepada RAM NU maulana malik ibrahim wringinanom poncokusumo malang dan sekolah lainnya. 1.5 definisi operasional Untuk mempermudah dalam memahami perngertian istilah judul skripsi ini dan agar tidak terjadi kesimpangsiuran perlu penulis tegaskan istilah-istilah dalam judul diatas yaitu: 1. Kreatifitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna (useful) bagi masarakat. 2. Sekolah : bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran, waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian. Dalam hal ini RAM NU maulana malik ibrahim wringinanom poncokusumo malang menerapkan kelas kecil dengan jumlah siswa maksimal 49 anak yang dibina oleh dua guru. Hal ini agar pembinaan, perhatian, dan pegamatan terhadap anak dapat optimal, kemampuan dasar anak dapat diketahui sejak dini. Tiap kelas rata-rata berukuran 8x6 m. Bentuk kelas dan dinding serta ventilasi dirancang tidak formal dengan warna yang beraneka. Ventilasi dinding dibuat dengan bentuk bangunan-bagunan geometri seperti lingkaran, trapezium, dan persegi. Bentuk meja dimodel variasi layaknya bangun datar (matematika). Sedang didalam kelas, kurang lebih 22 meter digunakan untuk memamerkan hasil kerja dan kreativitas siswa. 3. Kreatif : mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada, berdaya cipta, bersifat mengandung daya cipta. Kreatif dalam hal ini menitik beratkan pada model pembelajaran yaitu pembelajaran edutainment (education entertaiment), yaitu belajar melalui bermain untuk mengspirasikan emosi siswa melalui kegiatan tersebut yang kemudian diajak mengerjakan materi pelajaran pada saat itu. Mngenal benda dan obyek secara kogkrat dengan pembelajaran diluar kelas, memberikan ruang gerak yang cukup dan mendorong berkembangnya daya nalar dan kreativitas anak. 4. Aspek : pemunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah, situasi dan sebagainya sebagai pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang tertentu. Dalam konteks ini aspek dilihat dari bentuk evaluasinya yaitu penilaian tidak hanya secara kualiitatif (angka-angka di report) tetapi juga secara kualitatif dalam bentuk narasi. Sisi yang devaluasi tidak hanya kompetensi akademik dan keterampilan motorik anak tetapi juga ketrampilan sosial, kepribadian dan leadership. 5. Psikomotorik : dalam psikomotorik kata motor diartikan sebagai istilah yang menunjukan kepafa hal, keadaan dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga sekresinya (penyaluran cairan atau getah). Secara singkat motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkat dan menghasilkan stmulasi atau rangsangan terghadap kegiatan-kegiatan organ fisik.
Bab II Tinjauan pusataka 2.1 sekolah kreatif 2.1.1 pengertian sekolah kreatif Dalam kamus besar dijelaskan bahwa sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran, waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian. Sedangkan kata kreatif berasal dari bahsa latin crate yang berarti menyebabkan tumbuh, menghasilkan, menciptakan dan mengluarkan. Adapun dalam kamus besar ilmiah definisi kreatif adalah mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan berdaya cipta. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah kreatif merupakan salah satu bentuk organisasi yang sedrhana dalam membentuk terjadiya interaksi antar anggota antara guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, yang ditunjang oleh sarana prasarana. Sebagai sebuah organisasi, sekolah memiliki visi, misi dan strategi untuk mencapai tujuan. Dalam mewujudkan visi, misi dan strategi sekolah tersebut diperlukan hubungan sekolah dan kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa menajemen di bawah kepemimpinan kepala sekolah. Sekolah merupakan suatu sistem yang kompleks karena selain terdiri atas input, proses, output juga memiliki akuntabilitas terhadap organisasi lain karena sifatnya yang intangible, pendidikan mengharapkan hasil atau produk bukan semata-mata keluaran secra kualitatif akan tetapi outcome atau hasil yaitu lulusan yang bermanfaat dilingkungannya sesuai proses yang dilakukan. Output pendidikan merupakan fokus dari ikhtiar pendidikan dan input menjadi masukan yang penting bagi output, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input tersebut yang terkait dengan individu-individu dan sumber-sumber lain yang ada di sekolah. Hal ini menjelaskan kedudukan komponen-komponen sistem tersebut bahwa output memiliki tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output. 2.1.2 identifikasi sekolah kreatif Secara substansial, sekolah kreatif pada dasarnya sama dengan sokolah efekatif. Untuk itu akan dijelaskan beberapa hal yang melingkupi sekolah efektif tersebut antara lain : a. Input Sekolah merupakan wahana pembrlajaran, lingkungan juga merupakan tempat berasalnya masukan (input) sekolah. Input sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk terjadinya proses pembelajaran guna mendapatkan output yang diharapkan. Input merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu generasi yang disebut sebagai manusia seutuhnya. Mengenai input sekolah dapat di identifikasi antara lain : 1. Manusia (man) Manusia dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pendidikan yaitu siswa sebagai bahan utama atau bahan mentah (raw input). Untuk menghasilkan manusia seutuhnya diperlukan manusia yangmemiliki potensi untuk dididik, dilatih, dibimbing dan dikembangkan menjadi manusia seutuhnya. Untuk itu diperlukan manusia lain yang bertugas sebagai tim sukses untuk membentuk manusia seutuhnya. Kepemimpinan seorang kepala sekolah diharapkan dapat memberdayakan guru- guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif serta menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Kepada sekolah sebagai manajer sekolah harus bekerja dengan sebuah tim yang solid dengan guru dan karyawan. 2. Uang (money) Uang merupakan pemasukan yang melancarkan proses rawinput, jika tidak ada uang upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya diraguakan karena terkait dengan proses pembelajaran. Kedudukan uang dalam input pendidikan sangat penting kareana untuk membiayai program yang telah ditetapkan. Keuangan sekolah berasal dari pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. 3. Material (materials) Material adalah bahan fisik yang diperlukan untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran di sekolah dalam membentuk siswa seutuhnya. Adapun material tersebut berupa sarana prasarana, alat-alat pendidikan atau media dan sumber pendidikan. 4. Metode-metode (metohods) Dalam pendidikan lebih dikhususkan pada metode pembelajaran, yaitu cara-cara, teknik, strategi yang dikembangkan sekolah dalam melaksanakan proses pendidikan. Salah satu metode dalampembeljaran yaitu metode edutainment. Penngunaan metode edutainment mengajak siswa belajar melalui bermain untuk mengekpresikan emosi melalui kegiatan tersebut yang kemudian diajak mengerjakan materi pelajaran pada saat itu. Mengenal penda dan obyek secara kongkret dengan pembelajaran di luar kelas memberikan ruang gerak yang cukup dan mendorong berkembangnya daya nalar serta dapat menyerap segala informasi dan belajar hal-hal baru dengan cepat. Gelombang otak dibagi menjadi empat yaitu alpha, tetha,beta dan delta. Alpha adalah kondisisaat otak kita benar-benar jernih dan berada pada suatu titik sempurna untuk mengingat dan memahami segala sesuatu. Tetha adalah keadaan saat kita tidur tetapi bermimpi sehingga mata kita bergetar lebih cepat dari biasanya. Dalah istilah psikologi dan kedokteran biasa disebut dengan REM (repid eye movement) dan di sinilah tubuh melakukan penyembuhan fisik dan mental secara alami. Beta terjadi saat kita sedang melakukan aktivitas yang menurut konsentrasi terpecah seperti saat mengendarai mobil. Sedangkan yang terakhir adalah delta yang berlangsung saat otak istirahat penuh yaitu waktu kita tidur dan tidak bermimpi sama sekali. 5. Mesin-mesin (machines) Mesin merupakan perangkat pendukung terjadinya proses pembelajaran yaitu dapat berupa teknologi komputer, radio, televisi, mobil atau media-media yang digunakan teknologi. Alat-alat tersebut dipergunakan sekolah baik sebagai daya dukung maupunsebagai obyek untuk dipelajari. b. Proses penyelenggaraan Proses penyelenggaraan sekolah adalah kiat menajemen sekolah dalam mengelola masukankan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan atau output sekolah. Proses berlangsungnya sekolah intinya adalah berlangsungnya pembelajaran yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang dididukung oleh perangkat lain sebagai keberhasilan proses pembelajaran. Penyelenggaraan pemotivasian terhadap staf agar mereka terus semangat bekerja dan menghasilkan karya berguna dan bermutu. Oleh karena itu kepala sekolah dituntut agar melaksanakan tugasnya sebagai agent of chage yang selalu berupaya untuk terjadinya difusi dan inovasi pada staf. Menurut Ace Suryadi anggota Badan Penelitian dan Pengembangan, Pelaksanaan desentralisasi pada dunia pendidikan memerlukan bentuk pembaharuan yaitu paradigma baru yang harus menekankan pada perubahan cara berfikir dalam penglolaan dan pelaksanaan pendidikan. Ada tiga perubahan mendasar pertama, perubahan dari orientasi sekolah ke orientasi belajar. Kedua, perubahan dari penanaman keterampilan ke pengembangan kompetensi. Ketiga, perubahan dari kurikulum yang rigid ke kurikulum yang luwes dan fleksibel. Paradigma tersebut berimplikasi pada perubahan perspektif dalam pembangunan pendidikan dari perspetif yang dianggap pendidikan sebagai sektor pelayanan umum ke perspetif pendidikan sebagai suuatu invesrasi produktif yang mampu mendorong pertumbuhan masyarakat diberbagai bidang. Pendidikan disinyalir sebagai faktor yang dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang terjadi dalam lingkungan kehidupan sehingga pendidikan sering menerima akibat buruk dari berbgai perubahan yang terjadi. Melalui paradigma baru tersebut, pendidikan harus dapat mengatisipasi berbagai tantangan dan permasalahan yang terjadi sehingga dapat menggerakkan atau mengarahkan perubahan dalam lingkungan tersebut. c. Output Output dari aktvitas sekoah adalah segala sesuatu yagn kita pelajari dari sekolah yaitu seberapa banyak yang dipelajari dan seberapap baik kita pelajarinya. Output sekolah dapat dikatakan sebagi siswa yang berhasil keluar sebagai pemenang dari ajang pergulatan ilmu yang diakhiri dengan ujian-ujian dan menghasilkan suatu nilai penghargaan berupa angka-angka nilai. Output sekolah terfokus pada siswa tetapi siswa memiliki kompetisi yang dipersyaratkan. Kompetisi itu tidak hanya kompetisi nalar tetapi kompetensi lain yang diperpersyaratkan dalam kehidupan yaitu kompetensi intelektual, agama, sosial-budaya, ekonomi dan politik. Jadi ditinjau dari sudut kelulusan, output sekolah adalah lulusan yang berguna bagi kehidupan yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya artinya lulusan yang ini mencakup outcome yaitu hasil dari investasi pendidikan yang selama ini dijalani siswa untuk menjadi suatu yang berguna dan bermanfaat (benefit). Secara ringkas outcome pendidikan sekolah kreatif dasar adalah dapat menunjukan pendidikannya kejenjang lebih tinggi. 2.2 aspek psikomotorik dalam pendidikan 2.2.1 pengrtian psikomotorik Dalam psikologi kata motor diatikan sebagai istilah yang menunjukan pada hal, keadaan dan kegiatan melibatkan otot-otot juga gerakan. Secara singkat motor dapat pula dipahami sebagai segala kegiatan organ-organ fisik. Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan pengendalian jasmaniah melaluikegiatan pusat saraf, urut syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengndalian tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi anak akan tetap tidak berdaya. Akan tetapi kondisi ketidak berdayaan tersebut berubah secara cepat. Selama 4 atau 5 tahun pertama kehidupann pertama pasca lahir, anak dapat mengndalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya. Setelah 5 tahun, terjadi pekembangan yang besar dalam pengndalian kordinasi yang lebih baik yang meliibatkan kelompok otot yang kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis dan mengunakan alat. 2.2.2 proses perkembangan psikomotorik Dalam perkembangan psikomotorik asa tiga unsur yang memegang peranan yaitu otot, otak dan syaraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak syaraf-syaraf dinamakan psikomotorik. Ketika dalam proses perkembangan psikomotorik ini mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan sebagainya kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya. Ank yang berusia 3 bulan sudah dapat menggerak-ngerakan kepalanya mecari-car bumber bunyi, mengikuti benda dengan matanya. Pada saat inilah anak diberi alat mainan seperti balon barwarna yang digantungkan diatas ayunannya. Anak yang berusia 4 bulan jika ditelungkapkan akan mencoba-coba mengangkat kepalanya walupun hanya beberapa detik. Selanjutnya akan menguasai lengan, tangan, tungkai dan kakinya. Latiahan itu umumnya dilakukan denagan sukareala dan gembira. Anak yang berusia 5 bulan dapat menggerakkan lengannya ke arah tertentu. Selanjutnya ia menguasai jari-jarinya untuk memungut benda-banda yang kecil dan akhirnya ia dapat memegang sesuatu. Ada kemungkinanan batas-batas usia yang disebutkan disini tidak sesuai dengan usia anak yang sedang di amati, sebab batas-bats usia itu sebenarnya sngat relatif. 2.2.3 prinsip perkembangan psikomotorik Dalam berbagai penelitian yang dilakukan telah banyak memberikan asumsi mengenai perkembangan psikomotorik pad seorang anak diantaranya : a. Perkembangan psikomotorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf. Perkembangan bentuk kegiatan psikomotorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah (areas) sistem syaraf yang berbeda karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah bertempat dalam urat syaraf tulang belakang. Dalam waktu yang singkat sesudah lahir, gerak reflek penting yang di perlukan untuk hidup seprti menghisap, menelan, berkedip, merengutkan lutut dan reflek urat daging tempurung lutut, bertambah kuat dan terkoordinasi secara lebih baik. Demikian juga kegiatan massa yang ada pada waktu lahir secara perlahan berkembang menjadi pola kegiatan sukareala yang sederhana yang membentuk landasan bagi keterampilan. Cerebellum atau otak bawah yang mengendalikan keseimbangan, berkembang dengan cepat selama tahun awal kehidupan dan praktis mencapai ukuran kematangan pada waktu anak usia 5 tahun. b. Balajar keterampilan psikomotorik tidak terjadi sebelum anak matang. Sebelum sistem syaraf da otot berkembang dengan baik, upaya untuk mengerjakan gerakan terampil bagi ank akan sia-sia. Sama halnya apabila paya tersebut diprakasai oleh anak sendiri. Palatian seperti itu mungkin menghasilkan beberapa keuntungan sementara tetapi dalam jangka panjang pengaruhnya tidak akan berarti atau nihil. c. Perkembangan psikomotorik mengikuti pola yang dapat diramalkan. Perkembangan psikomotorik mengikuti hukum arah perkembangan artinya pola perkembangan psikomotorik yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus. Dalam pola perkembangan psikomotorik yang berbeda, ada tahap yang diramalkan. Dalam pola perkembangan penguasaan (prehension) yang membentuk landasan bagi ketrampilan tangan ada tahap yang dapat diramalkan yang terjadi pada umur yang dapat diramalkan pula. Meskipun setiap tahap berbeda satu sama lain, masing-masing bergantung pada tahap yang mendahuluinya dan mempengaruhi tahap berikutnya. Perkembangan psikomotorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat kareana laju perkembangan yang konsisten itu maka dengan tingkat ketepatan yang wajar dimungkinkan untuk memperkirakan kapan seseorang anak akan mulai berjalan atas dasar laju perkembangan koordinasi psikomotorik lainnya. d. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan psikomotorik Karena awal perkembangan psikomotorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, berdasrkan norma untuk bentuk kegiatan psikomotorik lainnya. Norma tersebut dapat digunakan sebagai patunjuk yang memungkinkan orang tua dan orang lain untuk mengetahiu apa yang dapat diharapkan dan pada umur berapa hal itu dapat diharapkan dari anak. Contoh kenyataan pada umur tertentu gerak reflek tertentu menurun sedangkan gerak reflek yang lain bertambah kuat dan terkoordinasi lebih baik telah digunakan para dokter untuk menilai perkembangan bayi pada saat lahir dan selama beberapa bulan setelah lahir. Norma pola kegiatan sukareala yang berbeda seperti duduk, berdiri, menjangkau dan menggenggam digunakan untuk menilai perkembangan kecerdasan anak sebelum hal itu dapat diuji dengan test kecerdasan yang baku yang banyak bergantung pada penggunaan bicara. e. Perbedaan individu dalam laju perkembangan psikomotorik Dalam aspek yang lebih luas perkembangan psikomotorik mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu. Hal ini memperngaruhi umur pada waktu perbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagaian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan psikomotorik sedangkan sebagain lagi memperlambatnya. Kondisi yang dilaporkan memiliki dampak besar terhadap laju perkembangan psikomotorik. 2.2.4 urutan perkembangan psikomotorik Studi eksperimen tentang perkembangan psikomotorik, mengungakapkan adanya pola pencapaian pengendalian otot yang normal dan dengan jelas telah jelas telah menunjukkan rata- rata pada umur berapa anak mampu mengenadalikan bagian badan yang berbeda. Adaun mengenai urutan perkembangan psikomotorik adalah sebagai berikut: a) Bagian kepala - Ocula melakukan gerakan : 4 Minggu - Senyum sosial (untuk menangisi senyuman orang lain) : 3 bulan - Koordinasi mata : 4 bulan - Menegakkan kepada : dalam posisi tengkurap : 1 bulan, dalam posisi duduk : 4 bulan b) Bagian batang tubuh - Membalik; dari miring ke terlentang: 2 bulan, dari terlentnag ke miring: 4 bulan, lengkap: 6 bulan - Duduk; manarik ke posisi duduk: 4 bulan, dengan bantuan: 5 bulan, tanpa bantuan: 9 bulan - Organ eliminasi; pengendalian usus: 2 tahun, pengndalian kandung air seni; 2-4 tahaun. c) Tangan - Gerakan bertahan: 2 minggu - Menghisap jempol: 1 bulan - Menggeram dan menjangkau: 4 bulan - Memegang dan menggenggam: 5 bulan - Memungut benda dengan ibu jari: 6 bulan d) Kaki - Mengesot (gerakan mundur dengan posisi duduk): 6 bulan - Merangkak (badan tengkurap ditarik olaeh tangan dan kaki menyepak): 7 bulan - Maju perlahan-lahan pada tangan dan lutut: 9 bulan, pada kedua tangan dan kedua lutut: 10 bulan - Berdiri dengan bantuan: 8 bulan, tanpa bantuan: 10 bulan - Berjalan dengan bantuan: 11 bulan, tanpa bantuan: 12-14 bulan. 2.2.5 keterampilan psikomotorik Dalam terampilan psikomotorik yang terkoordinasi baik otot yang lebih kecil memainkan peran yang besar. Dalam mendefinisikan keterampilan Cronbach menulis sebagai berikut: Keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat dan akurat. Meskipun demikian adalah keliru menganggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang sempurna. Setiap pelaksanaan sesuatu yang terlatiah, walupun hanya menulis huruf a, merupakan satu rangkaian koordinasi beratus-ratus otot yang rumit yang melibatkan perbedaan isyatat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan. Keterampilan tersebut didasarakan atas kematangan yang pada waktu lahir telah mengubah aktivitas acak menjadi gerakan terkoordinasi. Seperti pada waktu kematangn otot tangan menghasilkan kemampuan menggenggam dan memegang benda, anak siap mempelajari keterampilan makan sendiri dengan menggunakan sendok. Deikian juga pada waktu kematangan otot menghasilkan kemampuan berjalan berarti anak telah siap belajar meluncur, melompat tinggi dan melompat jauh. Sedangkan belajar keterampilan fisik (motor learning) dianggap telah terjadi dalam diri seseorang apabila ia telah memperolah kemampuan dan kerampilan yang melibatkan penggunaan lengan (seperti berlari) secara baik dan benar. Untuk belajar memper oleh kemampuan keterampilan jasmani ini, ia tidak hanya cukup dengan latian dan paktik tetapi juga memerlukan kegiatan perceptual learning (belajar berdasarkan pengamatan) atau kagiatan sensory-motor learning (belajar keterampilan inderawi-jasmani). Ada beberapa alasan mengenai masa anak sangat ideal untuk dipelajari perkembangan psikomotorriknya, pertama, karena tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja atau orang dewasa, sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran. Kedua, anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih mudah. Ketiga, secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil dari pada waktu besar. Oleh kareana itu mereka lebih berani mencoba sesuatu yang baru. Hal yang demikian menimbulkan motovasi yang diperlukan untuk belajar. Keempat, para remaja dan orang dewasa merasa bosan melakukan pengulangan sedangkan anak-anak menyenangi yang demikian. Oleh kareana itu anak bersedia mengulangi suatu tindakan hingga pola otot terlatih untuk melakukannya secara efektif. Kelima, karena anak memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lebih kecil dari pada waktu mereka bertambah besar, maka mereka memiliki waktu yang lebih untuk belajar menguasai keterampilan dari pada yang dimiliki remaja atau orang dewasa. Bahkan seandainyaa meraka nantinya bertambah besar dan memiliki waktu yang cukup, mungkin mereaka akan berasa bosan dengan pengulangan yang diperlakukan dalam mempelajari ketarampilan tersebut. Akhirnya mereka tidak akan menguasai keterampilan itu sepenuhnya. Adapun faktor-faktor yang mendorong kerkembangan keterampilan fisik anak yang memukinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya : a. Pertumbuhan dan perkembangn sistem syaraf. Sistem syaraf adalah organ halus dalam tubuh yang terdiri atas struktur jaringan serabut syaraf yang sangat halus yang berpusat dai central nervous system, yakni susat sistem jaringan syaraf yang ada di otak. Pertumbuhan syaraf dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbunya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik dan beraneka reagam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya seperti 1) Pertumbuhan otot-otot Otot adalah jaringan sel-sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut (cintractile unit). Diantara fungsi-fungsi pokoknya adalah sebagai pengikat organ-organ lainya dan sebagai jaringan pembuluh yang mendistribusukan sari makanan. Peningkatan tegangan otot anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemempuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas dapa anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajianan tangan yang semakin meningkat kualitasnya dan kuantitasnya dari masa ke masa. 2) Perkembangan dan perubahan fungsi-fungsi kelenjar endoktrin Kelanjar adalah alat tubuh yang menghasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar kringat. Sedangkan kelenjar endoktrin secara umum merupakan kelenjar dalam tubuh yang memproduksi hormon yang disalurkan ke suluruh bagian dalam tubuh melalui aliran darah. Perubahan fungsi-fungsi kelnjar-kelenjar endoktrin akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku seseorang remaja terhadap kaawan jenisnya. Perubahan ini dapat berupa seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau berolah raga, perubahan pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis. 3) Perubahan strukur jasmani Perubahan jasmani ini banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skill anak. Kecepatan berlari, kecekatan bergerak, kecermatan menyalin pelajaran, dan sebagainya akan terus meningkat seiring dengan proses peyempurnaan struktur jasmani siswa. Namun kemungkinan perbedaan hasil belajar psikomotorik seorang siswa dengan siswa-siswa lainnya selalu ada, karena kapasitas ranah kognitif juga banyak peran dalam menentukan kualitas dan kuantitas prestsi ranah. Pengaruh berubahn fisik seorang siswa juga tampak pada sikap dan mengubah konsep diri (self-concept) siswa tersebut. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perkembangan fisik siswa lebih memiliki signifikasi dari pada usia kronologisnya sendiri. Timbulnya kesadarn seorang siswa yang berbadan terlalu besar dan tinggi atau terlalu kecil dan rendah jika di bandingkan denagan teman-teman sekelasnya mungkin sekali akan mempengaruhi pola sikap dan perilakunya baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Kerbedaan sikap ini bersumber dari posotif atau negatifnya self-concept yang dia miliki Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa inggin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap berfikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu laha yang harus diolah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan denga guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk malakukan percobaan. Oleh sebab itu peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sangat penting untuk pembentukan generasi yang kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa, menyenangkan suasana pembelajaran sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. 2.2.6 bahaya dalam perkembangan psikomotorik Banyak orang yang mengira bahwa satu-satunya bahaya yang serius dalam perkembagan keterampilan dan koordinasi psikomotorik anak adalah kekakuan. Meskipun tidak dapat disaksikan bahwa kekakuan merpakan bahaya yang serius.