Anda di halaman 1dari 13

1.

Spektrofotometri
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan
fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang
di absorpsi.
Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis
secara kimiawi berdasarkan Anonim (2012a) antara lain:
1. Spektrofotometri Vis (visibel)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak
(visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata
manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar
yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat
dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak(visible). umber sinar
tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang
dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom
74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 C) dibanding logam lainnya.
karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.Sample yang dapat dianalisa
dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri
dari metode spektrofotometri visible.Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki
warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan
menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
dihasilkan stabil.
1. Spektrofotometri UV (ultra violet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai
sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.Deuterium disebut juga heavy hidrogen
merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom
deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu
proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros,
yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak
dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang
merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan. Oleh karena itu,
sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu.
Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat,
sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid
apalagi suspensi. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga,
karena banyak
kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain alat yang juga menyerap pada
panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.
1. Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya
visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar
sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan.
Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk
sample tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible
(UV-Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat
dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung
mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum
elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi
spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke eksited state.
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :
a) Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan electron anti ikatan.
b) Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks.
c) Penyerapan oleh perpindahan muatan.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan
oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang
berbeda.Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
A = log ( Io / It ) = a b c
Keterangan : Io = Intensitas sinar datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban
Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri
sebagai berikut :
1. Daerah jangkauan spektrum
Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm).
Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm)
maupun IR (> 750 nm).
1. Sumber sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber
sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR). Sedangkan sumber
sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.
1. Monokromator
Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada spektro digunakan
kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.
4. Detektor
- Filter fotometer menggunakan detektor fotosel
- Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.
Panjang gelombang pada alat spektrofotometer lazim disajikan dalam satuan nm di mana 1 m
= 10
-9
nm. Klasifikasi sinar tampak beserta warna komplementernya (bila dicampurkan jadi
tidak berwarna) berdasarkan
Anonim (2012b) yaitu sebagai berikut :
Panjang
gelombang (nm)
Warna
Warna
komplementer
400-435 Violet/ungu/lembayung Hijau kekuningan
435-480 Biru Kuning
480-490 Biru kehijauan Jingga
490-500 Hijau kebiruan Merah
500-560 Hijau Ungu kebiruan
560-580 Hijau kekuningan Ungu
580-610 Jingga Biru kehijauan
610-680 Merah Hijau kebiruan
680-800
Ungu kemerah-
merahan
Hijau

1. B. Larutan standar
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan
baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi
sebagai alat ukur volume larutan
baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan
menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer (Basset, 1994).
1. Larutan baku primer
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat
melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan
konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan
sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan
dalam volume tertentu. Contoh: K
2
Cr
2
O
7
, As
2
O
3
, NaCl, asam oksalat, asam benzoat. Menurut
Basset (1994) Syarat-syarat larutan baku primer :
Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-
120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak
dapat dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-
permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan
bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi
karbondioksida.
Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan
tertentu.
Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang
besar.
Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung.
1. Larutan baku sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari
zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan
menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO
3
,
KmnO
4
, Fe(SO
4
)
2.
Menurut Basset (1994) Syarat-syarat larutan baku sekunder :
Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.
1. C. Pigmen Pada Tanaman
Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan
cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap
mata. Salah satu tugas terpenting pigmen tanaman adalah melindungi dari sinar matahari
yang merusak. Karena, pada saat terik, tanaman tidak dapat berpindah ke tempat yang lebih
sejuk. Pengenceran dilakukan untuk mengurangi kepekatan pada uji klorofil maupun karoten.
Hal ini dilakukan agar sampel dapat terbaca oleh alat absorbansi Karena pembacaaan alat
absorbansi yang baik adalah 0,04-0,8% (Monroetiboti, 2012).

Daun tanaman memiliki berbagai jenis pigmen warna berdasarkan Yetty (2011) adalah
sebagai berikut:
1. Klorofil merupakan kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat pada tumbuh-
tumbuhan,terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai
energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses-proses fokus. Pigmen klorofil
berfungsi pada tumbuhan untuk proses fotosintesis, memoles daun dan buah yang
masih mentah dengan warna hijau. Pigmen ini juga berfungsi sebagai anti-oksidan.
2. Klorofil a mengandung warna hijau dan mempunyai rumus molekul C
55
H
72
O
5
N
4
Mg,
dapatmengabsorbasi blue violet dan merah dalam gelombang yang lebih pendek
disbandingdengan menyerap cahaya merah secara maksimal yang terjadi pada
gelombang cahayayang panjang.
3. Klorofil b Mengandung warna biru dan mempunyai rumus molekul C
55
H
70
O
6
N
4
Mg,
biasanyahanya terdapat pada alga hijau, klorofil b memiliki gugus aldehid yang
menyebabkanklorofil ini bersifat hidrooli dibanding klorofil a dan berwarna hijau
kekuningan.
4. Karotenoid merupakan pigmen penyebab warna merah, orange dan kuning pada
sayuran. Merupakan golongan pigmen yang larut dan terdapat pada semua jenis
tumbuhanmulai dari bakteri sederhana sampai yang berbuga kuning pada tumbuhan.
5. Antosianin merupakan warna paling penting dalam tumbuhan, pigmen yang berwarna
kuat dan larutan air. Antosianin memberi warna merah, merah muda, ungu dan biru.
Karena sifat ion antosianin, intensitas dan warnanya tergantung pada pH. Pada larutan
asam, ada berbagai warna dari oranye-merah sampai ungu. Apabila pH mendekati 7
terbentuk semu basa yang tidak berwarna.
6. Xantofil merupakan pigmen warna dengan biasanya berada bersama-sama dengan
klorofil yang bila jumlah hanya dominan akan tampak warna kuning pada tanaman
dan apabilaklorofil yang tampak akan berwarna hijau.
7. D. Absorbansi
Absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. Absorptivitas
molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan konsentrasi dan panjang larutan yang
dilalui sinar. Hal ini artinya bahwa untuk membandingkan antara satu senyawa dengan
senyawa lainnya tanpa mengkhawatirkan pengaruh konsentrasi dan panjang larutan.
Disamping itu dalam penentuan absorbansi larutan jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan
diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi
dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat
warnanya. Absorbansinya sangat rendah (Mentari, 2012).
Pengujian pengaruh lama pemanasan terhadap absorbansi pigmen menunjukkan bahwa pada
umumnya penurunan absorbansi secara nyata terjadi setelah pemanasan selama 30 menit.
Selanjutnya penurunan absorbansi hampir sama dengan sebelumnya. Penurunan absorbansi
secara kualitatif menyatakan penurunan intensitas warna (Wulan, 2001).
1. E. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi
komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada
padatan yang larut karena efektivitasnya ( Anonim, 2011a).
Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak
saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih,
baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk
kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif
dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan
berupa corong pisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit
berupa alat counter current craig. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat
terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur dengan air.
Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Proses ekstraksi dengan pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-
bahan dari campurannya yang terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak larut dari
larutan dan menghilangkan pengotor yang larut dari campuran. Berdasarkan hal di atas, maka
prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat
yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Berdasarkan Anonim (2011b)
ekstraksi digolongkan menjadi dua macam ekstraksi yaitu:
1. Ekstraksi jangka pendek atau disebut juga proses pengocokan
Hampir dalam semua reaksi organik, dalam proses pemurniannya selalui melalui proses
ekstraksi (penarikan senyawa cair yang akan dimurnikan dari pelarut air oleh pelarut organik
dengan cara mengocoknya dalam corong pisah). Pelarut organik yang biasa dipakai untuk
melarutkan senyawa organik / ekstraksi ialah eter. Hal ini dikarenakan eter merupakan
pelarut yang memiliki sifat inert, mudah melarutkan senyawa-senyawa organik, dan titik
didihnya rendah sehingga mudah untuk dipisahkan kembali dengan cara destilasi sederhana.
Cara ekstraksi ini biasa dipergunakan dalam :
- Pembuatan ester, untuk memisahkan ester dari pencampurnya.
- Pembuatan anilin, nitrobenzen, kloroform, dan preparat organik cair lainnya.
Bahan yang akan dipisahkan dalam suatu campuran akan terdistribusi diantara pencampurnya
dan pelarutnya membentuk dua fasa/lapisan. Dengan demikian ekstraksi jangka pendek
merupakan proses pengocokan yang dilakukan dengan menggunakan corong pisah, setelah
dikocok dengan kuat dengan mencampurkan pelarut yang lebih baik bila didiamkan larutan
akan membentuk dua lapisan.
1. Ekstraksi jangka panjang
Ekstraksi jangka panjang biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan atau hewan. Senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam seperti
kafein dari daun teh dapat diambil dengan cara ekstraksi jangka panjang dengan
menggunakan suatu alat ekstraksi yang disebut alat soxhlet.
1. F. Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari
keluarga Solanaceae. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh
setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang.
Salah satu antioksidan yang terkandung dalam tomat adalah lycopene. Lycopene merupakan
antioksidan penting yang membantu mencegah pembentukan sel kanker seperti, kanker
prostat, kanker rektal, kanker perut, mulut, dan kerongkongan. Lycopene merupakan bagian
dari keluarga pigmen yang disebut dengan karoten. Karoten merupakan komponen alami
yang menimbulkan warna pada buah dan sayuran. Sebagai contoh, beta karoten merupakan
pigmen berwarna orange yang ditemukan pada wortel. Lycopen tidak diproduksi oleh tubuh,
sehingga tubuh membutuhkan pasokan lycopene dari makanan yang dikonsumsi. Buah tomat
mengandung lycopene lebih banyak dari buah lainnya seperti wortel atau semangka. Tomat
mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang menyebabkan tomat
berwarna merah. Seperti halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam golongan
karotenoid. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap
kesehatan. Likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat
melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Tomat yang dihancurkan atau dimasak merupakan sumber likopen yang lebih baik
dibandingkan dengan tomat
mentahnya (Anonim, 2012c).
Disamping itu tomat memiliki kisaran pH yaitu
antara 4,0 dan 4,5. pH rata-ratanya antara 4,3 dan 4,4. Perubahan pH pada tomat telah
ditemukan sejak tahun 1976. Hubungan antara pH dan kandungan padat (terutama gula) pada
tomat berpengaruh signifikan
pada rasa tomat tersebut (Viranda, 2009).
G. Wortel
Wortel merupakan jenis tumbuhan sayuran umbi. Wortelini biasanya berwarna jingga atau
putih dengan texstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi
atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 24 bulan) yang menyimpan
karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang
bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m, dengan bunga berwarna putih. Semakin jingga, merah,
atau ungu warnanya, semakin tinggi kandungan vitamin A-nya. Adanya warna disebabkan
oleh pigmen karoten. Dalam bentuk beta-karoten, wortel bisa pula berperan sebagai
antioksidan, yaitu memberi perlindungan pada tubuh terhadap pengaruh negatif yang
merusak dari radikal bebas. pemanasan mampu meningkatkan aktivitas antioksidan wortel
rata-rata 34% lebih tinggi daripada dalam keadaan mentah (Anonim, 2012d).


1. H. Bayam (Amaranthus spp.)
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi
daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik. Tumbuhan ini
dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting. Kandungan besi pada bayam relatif
lebih tinggi daripada sayuran daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang
terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia. Bayam mengandung
amarantin (jenis pigmen), rutin (jenis flavonoid) dan purin (pembentuk DNA). Keunggulan
bayam terletak pada kandungan vitamin A, vitamin C, riboflavin dan asam folat pembentuk
vitamin B kompleks, asam amino thiamin dan niasin (Anonim, 2012e).
1. I. Aquadest
Aquades atau biasa di sebut air suling merupakan air hasil penyulingan (diuapkan dan
disejukan kembali). Air suling juga memiliki rumus kimia pada air umumnya yaitu H
2
0 yang
berarti dalam 1 molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan atom oksigen tunggal.
Molekul pada H
2
0 berbentuk asimetris. Karena molekul air asimetris dan atom oksigen
memiliki elektronegativitas lebih tinggi dari atom hidrogen, ia membawa muatan negatif
sedikit, sedangkan atom hidrogen sedikit positif. Akibatnya, air adalah molekul polar dengan
momen dipol listrik atau tidak sama dengan 0. Air juga dapat membentuk dalam jumlah yang
besar ikatan hidrogen antarmolekul untuk molekul ukurannya. Aquadest juga biasa
digunakan dilaboratorium sebagai zat pelarut (Anonim, 2011b).

III. METODELOGI
PRAKTIKUM
1. A. Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 31
Oktober 2012 pukul 08.30 12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Analisa &
Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
1. B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
timbangan analitik - pipet volume
- gelas ukur - wadah
- gelas kimia - tabung reaksi
- pisau - hot plate
- batang pengaduk - saringan
- spektrofotometer - pipet tetes
- blender - rak tabung
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
tomat segar - aseton phosphate
- tomat rebus - kertas saring
- bayam ungu - air
- bayam hijau - kertas lakmus
- wortel - kertas label
- aquades - tissue roll
1. C. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum yakni sebagai berikut :
Ekstraksi pigmen tanaman yang larut dalam air.
1. Tomat rebus ditimbang 100 gram.
2. Kemudian dimasukkan kedalam blender. Ditambahkan 100 ml aquadest dan blender
selama 2 menit. Disaring menggunakan kertas saring.
3. Diukur dan dicatat Ph hasil saringan.
4. Diulangi tahap 1-3 untuk tomat rebus.
5. Dibandingkan perbedaan intensitas warna antara yang mentah dan direbus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel . Hasil Pengamatan Spektofotometer dan Pigmen pada Tanaman.
No. Bahan
Panjang Gelombang
(nm)
Absorbansi pH
1 Tomat segar 650 0,013 4,5
2 Tomat rebus 650 0,037 4
3 Wortel 650 0,864 5
4 Bayam hijau 500 0,689 5
5 Bayam ungu 400 0,328 6
Sumber: Data Primer Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium, 2012.
1. B. Pembahasan
2. Pigmen pada tanaman
Praktikum kali ini mempelajari tentang pigmen warna pada tanaman. Ada banyak pigmen
pembentuk warna yang ada pada tanaman, seperti klorofil yang memberi warna hijau,
antosianin yang memberi warna merah, karatenoid pemberi warna kuning dan xantofil yang
biasanya bersama klorofil. Hal ini sesuai dengan Yetty (2011) bahwa, tanaman memiliki
beberapa pigmen pemberi warna, seperti Klorofil yang merupakan kelompok pigmen
fotosintesis yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Selain itu juga terdapat karotenoid yang
merupakan pigmen penyebab warna merah, orange dan kuning. Antosianin yang merupakan
warna paling penting dalam tumbuhan dan merupakan pigmen yang berwarna kuat dan
larutan air. Antosianin memberi warna merah, merah muda, ungu dan biru. Karena sifat ion
antosianin, intensitas dan warnanya tergantung pada pH.
1. Absorbansi
Pada praktikum yang dilakukan penentuan absorbansi pada tomat rebus dilakukan dengan
menggunakan alat yaitu spektofotometer.Hasil praktikum menunjukkan bahwa absorbansi
dari tomat rebus 0,037 bila dibandingkan dengan absorbansi dari tomat mentah yang
memiliki absorbansi 0,013 absorbansi dari tomat rebus jauh lebih tinggi hal ini disebabkan
karena tomat rebus yang sebelumnya telah direbus dan dicampurkan dengan aquadest lebih
pekat dibandingkan dengan tomat mentah. Hal ini sesuai dengan (Mentari, 2012) bahwa
dalam penentuan absorbansi larutan jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan diperoleh
absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar.
Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya.
absorbansinya sangat rendah.
Penentuan absorbansi pada tomat rebus dilakukan dengan pemanasan tomat selama beberapa
menit. Pemanasan pada tomat ini berpengaruh terhadap absorbansi yang dihasilkan. Akan
tetapi pemanasan hanya akan berpengaruh apabila suatu sampel dipanaskan selama 30 menit.
Pada tomat rebus yang di uji pada praktikum ini hanya dilakukan dalam beberapa menit.
Sehingga tidak terjadi efek pemanasan terhadap absorbansi tomat rebus. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Wulan (2001), bahwa pengujian pengaruh lama pemanasan terhadap absorbansi pigmen
menunjukkan bahwa pada umumnya penurunan absorbansi secara nyata terjadi setelah
pemanasan selama 30 menit.
1. Ph
Hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pH dari tomat rebus yaitu 4
sedangkan pH dari tomat segar atau mentah sebesar 4,5. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan pH antara tomat yang sudah direbus dengan tomat yang masih segar ini berarti pH
tomat rebus yang menjadi sampel masih sesuai dengan pH tomat segar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Viranda (2009) bahwa tomat memiliki kisaran pH yaitu antara 4,0 dan 4,5. pH rata-
ratanya antara 4,3 dan 4,4.
1. Spektrofotometer
Pada praktikum yang dilakukan penentuan absorbansi sampel digunakan alat yang disebut
spektrofotometer dimana alat ini berperan untuk mengabsorbsi cahaya pada larutan sehingga
larutan tersebut akan lebih mudah diketahui nilai absorbansinya. Hal ini sesuai dengan
Anonim (2012a) bahwa, spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di
transmisikan atau yang di absorpsi.
1. Penambahan Aquadest
Pengenceran merupakan salah satu hal yang sering dilakukan dalam pengujian sampel
menggunakan spektrofotometer. Pengenceran dilakukan agar bahan atau sampel tidak terlalu
pekat sehingga memudahkan dalam pembacaan pada spektrofotometer. Reagen yang
digunakan dalam pengenceran sampel biasanya aquadest karena mudah untuk didapatkan.
Hal ini sesuai dengan Anonim (2011b) yang menyatakan bahwa Aquades atau biasa di sebut
air suling merupakan air hasil penyulingan (diuapkan dan disejukan kembali). Aquadest juga
biasa digunakan dilaboratorium sebagai zat pelarut.
1. Larutan standar
Larutan standar merupakan salah satu bahan yang digunakan saat uji spektrofotometer.
Larutan standar merupakan larutan yang mendapat perlakuan yang sama dengan larutan yang
dianalisis. Hal ini sesuai dengan menurut Basset (1994) bahwa, Larutan baku/ larutan standar
adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai
titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan
baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan
menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer.
1. Warna dan Panjang Gelombang
Warna yang dimiliki sampel saat uji spektrofotometer akan berkaitan dengan panjang
gelombang cahaya tertentu yang diterima. Salah satu contohnya adalah sampel tomat rebus
yang berwarna kemerahan sehingga saat diuji dengan spektrofotometer maka diperoleh
panjang gelombang sebesar 650 nm. Hal ini sesuai dengan
Anonim (2012b) bahwa, panjang gelombang sinar tampak untuk warna warna merah berada
dalam kisaran 610-680 nm.

V. PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasl praktikum yang telah dilakukan yakni sebagai berikut :
1. Prinsip kerja alat spektrofotometer yakni berdasarkan absorbsi cahaya oleh komponen
yang akan dianalisa. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap oleh komponen yang
akan dianalisa dan sisanya dipancarkan kembali.
2. Proses pemanasan dapat meyebabkan rusaknya pigmen pada tanaman.
1. B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, praktikan harus mengetahui dan memahami
dengan baik prosedur kerja terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012a. Spektrofotometri. http://wwkhusnul.blogspot.com/2012/06/spekt
rofotometri.html. Diakses Pada tanggal 16 November 2012 Makassar.

Anonim, 2012b. Laporan Praktikum Kimia Analis.http://tumpahanideku
.blogspot.com/2012/06/laporanpraktikumkimiaanalisis_3869.html.Diakses Pada tanggal 16
November 2012 Makassar.

Anonim, 2012c. Manfaat Hebat Tomat Bagi Kesehatan.
http://duniafitnes.com/nutrition/5manfaathebattomatbagikesehatan.html.Diakses Pada tanggal
16 November 2012 Makassar.

Anonim, 2012d. Kandungan Gizi Wortel. http://www.
pangupodit.com/2012/03/artikel-kandungan-gizi-wortel. Diakses Pada
tanggal 16 November 2012 Makassar.

Anonim, 2012e. Kandungan dan Manfaat Daun Bayam.
http://www.sehatcommunity.com/2012/11/kandungan-dan-manfaatdaun-
bayam.html#axzz2DDsnQ695. Diakses Pada tanggal 16 November 2012 Makassar.

Anonim, 2011a. biologyeastborneo.com//Ekstraksi-adalah-suatu-proses-pemisahan-
Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry).
Anonim, 2011b. Aquadest. http://chenyachirrup.blogspot.com/2011/04/
aquades.html. Diakses Pada sTanggal 06 Oktober 2012 Makassar.

Anonim, 2011c. Ekstraksi . http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/02/ekstr
aksi.html. Diakses Pada Tanggal 06 Oktober 2012 Makassar.

Anonim, 2011d. Tomat. id.wikipedia.org/wiki/Tomat. Diakses Pada Tanggal 06 Oktober
2012 Makassar.

Basset, J., 1994, Vogel .Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi ke- 4,
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Mentari, Sri Rahayu. 2012. Absorbansi. http://www.scribd.com /doc/95126973/m
Absorbansi. Diakses pada tanggal 2 November 2012, Makassar.
Monroetiboti .2012. Pigmen .http://monroetiboti.blogspot.com/2011/10/pigm
en.html. Diakses tanggal 15 Oktober 2012. Barru.
Viranda. 2009. Pengujian Kandungan Tomat. Universitas Indonesia. Jakarta.
Wulan, Siti Narsito. 2001. Kemungkinan pemanfaatan Limbah Kulit Kakao sebagai Zat
Pewarna. Jurusan Teknologi Pertanian.
Yetty. 2011.Macam Pigmen Daun Tanaman.
http://www.scribd.com/doc/83285827/Lap-1-Klorofil. Diakses tanggal 4 November 2012.
Barru

Anda mungkin juga menyukai