Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan kurva kalibrasi

Tujuan dari pembuatan kurva kalibrasi ini yaitu untuk menentukan jumlah yang sama
untuk kedua variabel mikroorganisme (Rhizopus orizae dan L.plantarum) serta waktu untuk
starter pada jumlah tersebut.
Pada penelitiam kali ini dilakukan treatment yang berbeda pada kedua
mikroorganisme tersebut dimana, untuk Lactobacilus plantarum kita lakukan pengamatan
untuk tiap jam, sedangkan untuk Rhizopus orizae kita lakukan untuk tiap 12 jam. Hal ini
dikarenakan sifat dari masing-masing mikroorganisme ini berbeda, masing-masing dari
mereka memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda. Untuk Lactobacillus Plantarum
berdasarkan penelitian Horn et.al pada tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar.1. Pertumbuhan
Lactobacillus plantarum telah mengalami peningkatan pada rentan waktu kurang dari 5 jam
dan terus meningkat sampai kondisi jumlah maksimum terjadi pada rentan waktu antara 10-
15 jam.






Gambar 1. Pertumbuhan Lactobacilulus plantarum pada media (X) MRS; ()
Maritex; () Bactosoytone; ( ) Bactotryptone; ( ) Yeast extract; ( ) Maritex +
yeast extract; (+) MRS with 5 g l
-1
nitrogen kompleks ; (garis hitam) Papain; (garis
abu-abu gelap) Alcalase dan (garis abu-abu ), Endogeneous

Sedangkan dengan Lactobacillus plantarum, dapat dilihat pada pada gambar 2.
Berdasarkan penelitian Anjari pada tahun 2006 yaitu fermentasi dengan media slurry Buah
kelapa. Pada grafik terlihat kecepatan pertumbuhan Rhizopus orizae relatif lebih lambat
daripada kecepatan pertumbuhan L.plantarum. Hal ini terbukti dengan terjadi peningkatan
jumlah spora pada rentan waktu lebih dari 10 jam. Titik pertumbuhan optimum Rhizopus
orizae didapatkan pada jam ke 30.










Gambar 2. Pertumbuhan Rhizopus orizae dengan media Slurry buah kelapa
(Anjarsari,2006)
Berdasarkan data literatur diatas dilakukan fermentasi awal untuk mendapatkan kurva
kalibrasi, fermentasi ini dikukan dengan mula-mula melakukan pre-treatment terhadap
sorgum terlebih dahulu dengan merendam sorgum dengan 0,2% Na
2
HPO
4
, tujuan dari
perendaman ini untuk menghilang warna dari sorgum sendiri yang awalnya berwarna agak
kusam menjadi terlihat lebih putih serta menurunkan kandungan zat antigizi pada sorgum.
Setelah perendaman ini melanjutkan dengan membilas sorgum tersebut dengan air panas
untuk menghilangkan Na
2
HPO
4
yang tersisa pada sorgum dan mengeringkan dengan oven
dengan suhu 65
o
C. Setelah pengeringan, kulit sorgum dikupas dengan bantuan alat pengupas
sorgum dan dilanjutkan dengan memisahkan antara kulit dengan daging sorgum pengupasan
ini bertujuan menghilangkan kulit agar tidak ikut dalam proses fermentasi itu sendiri, karena
kulit sorgum apabila ikut dalam fermentassi mengakibatkan bau busuk pada hasil fermentasi
dan menghambat dari proses fermentasi itu sendiri.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
0 10 20 30 40 50
Waktu fermentasi (jam)
Suhu Inkubasi




C 30
0
C 32
0
C 34
0
J
u
m
l
a
h

k
o
l
o
n
i
,

C
x

(
1
0



c
f
u
/
m
l
)
8
Setelah pre-treatment bahan, dilakukan persiapan proses fermentasi untuk pembuatan
kurva kalibrasi. Fermentasi untuk lactobacillus plantarum dilakukan dengan 8 gram sorgum
yang telah dikupas yang kemudian ditambahkan air 24 ml aquades yang telah diinokulasikan
1 lup Lactobacillus plantarum. Dan kemudian tiap jamnya dilakukan perhitungan jumlah
selnya dengan metode counting chamber. Berdasarkan dari hasil yang diamati didapatkan
dasil kurva yang terlihat pada gambar 3.










Gambar 3. Kurva pertumbuhan Lactobacilus plantarum

Dari kurva diatas dapat dilihat jumlah mula-mula dari inokulasi awal kurang dari 5
juta sel/ml dan terus meningkat pada jam-jam berikutnya. Dan dihentikan pada jam ke 15
dikarenakan tujuan dari fermentasi ini yaitu hanya sampai menemukan jumlah yang sama
untuk masing-masing mikroorganisme.
Proses fermentasi menggunakan lactobacillus plantarum dan Rhizopus orizae
dilakukan secara bersamaan. Rhizopus orizae yang dipakai yaitu dengan ragi tempe. Sampel
yang digunakan dalam proses fermentasi adalah 8 gram sorgum yang telah di treatment
ditambahkan dengan aquadest 24 ml yang telah diinokulasikan dengan 0,08 gram ragi tempe.
Analisa dilakukan setiap 12 jam proses fermentasi menggunakan metode counting chamber.
Sehingga didapatkan hasil kurva seperti pada gambar 4.
Dari kurva tersebut dapat dilihat kondisi inokulasi awal pada Rhizopus orizae ini
mencapai pada kurang lebih 6 juta sel/ml dan terus meningkat hingga pada 60 jam. Kemudian
jumlah spora Rhizopus orizae mulai konstant pada pada jam ke -60.
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
sel/ml
jam
L plantarum













Gambar 4. Kurva pertumbuhan Rhizopus orizae

Berdasarkan kurva yang telah didapat, maka dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah
yang sama baik untuk Lactobacilus plantarum dan Rhizopus orizae yaitu sebesar 10 juta
cfu/ml. Sedangkan waktu yang dibutuhkan starter untuk mencapai 10 juta sel/ml pada
masing-masing mikroorganisme tersebut yaitu 2,5 jam untuk Lactobacilus plantarum dan 40
jam untuk Rhizopus orizae. Sehingga didapatkan variabel jumlah mikroorganisme yang
diinokulasikan pada penelitian ini.

Reference
Anjarsari, Bonita. 2006. KINETIKA FERMENTASI SLURRY DAGING BUAH KELAPA
OLEH Rhizopus oryzae L.16. Volume 8 Nomor 2.
Horn S.J., Aspmo S.I.,Eijsink V.G.H. 2005 . Growth of Lactobacillus plantarum in media
containing hydrolysates of sh viscera. Journal of Applied Microbiology. Vol 99.1082
1089 :Norway

0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
14000000
16000000
0 20 40 60 80 100 120
sel/ml
jam
Rizhopus orizae

Anda mungkin juga menyukai