I. PENDAHULUAN Istilah sirosis hepatis diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orsdfgsdnge yellow), karena perubahan warna pada nodul- nodul yang terbentuk. Sirosis hepatis adalah penyakit hepar enahun di!us ditandai dengan adanya pebentukan "aringan ikat disertai nodul yang engelilingi parenki hepar. 1,# $e"ala klinis dari sirosis hepatis sangat ber%ariasi, ulai dari tanpa ge"ala sapai dengan ge"ala yang sangat "elas. $e"ala patologik dari sirosis hepatis encerinkan proses yang telah berlangsung laa dala parenki hepar dan encakup proses !ibrosis yang berkaitan dengan pebentukan nodul-nodul regenerati!. &erusakan dari sel-sel hepar dapat enyebabkan ikterus, edea, koagulopati, dan kelainan etabolik lainnya. 1,' Secara lengkap, sirosis hepatis adalah suatu penyakit diana sirkulasi ikro, anatoi pebuluh darah besar dan seluruh siste arsitektur hepar engalai perubahan en"adi tidak teratur dan ter"adi penabahan "aringan ikat (!ibrosis) di sekitar parenki hepar yang engalai regenerasi. 1 II. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI Insidensi sirosis hepatis di (erika diperkirakan ')* per 1**.*** penduduk. +enyebabnya sebagian besar akibat penyakit hepar alkoholik dan in!eksi %irus kronik. ,i Indonesia data pre%alensi sirosis hepatis belu ada, hanya laporan-laporan dari beberapa pusat pendidikan sa"a. ,i -S ,r. Sard"ito .ogyakarta "ulah pasien sirosis hepatis berkisar /,10 dari pasien yang dirawat di 1agian +enyakit ,ala dala kurun waktu 1 tahun pada tahun #**/. ,i 2edan dala kurun waktu / tahun di"upai pasien sirosis hepatis sebanyak 819 (/0) pasien dari seluruh pasien di 1agian +enyakit ,ala. / 1 +enderita sirosis hepatis lebih banyak di"upai pada laki-laki "ika dibandingkan dengan wanita sekitar 1,) 3 1 dengan uur rata-rata terbanyak antara golongan uur '* 4 59 tahun dengan puncaknya sekitar /* 4 /9 tahun 1 III. ETIOLOGI ,i negara barat penyebab dari sirosis hepatis yang tersering akibat alkoholik sedangkan di Indonesia terutaa akibat in!eksi %irus hepatitis 1 aupun 6. 7asil penelitian di Indonesia enyebutkan penyebab terbanyak dari sirosis hepatis adalah %irus hepatitis 1 ('*-/*0), %irus hepatitis 6 ('*-/*0), dan penyebab yang tidak diketahui(1*-#*0). (dapun beberapa etiologi dari sirosis hepatis antara lain3 1,/ 1. 8irus hepatitis (1,6,dan ,) #. (lkohol (alcoholic cirrhosis) '. &elainan etabolik 3 a. 7eokroatosis (kelebihan beban besi) b. +enyakit 9ilson (kelebihan beban tebaga) c. ,e!isiensi (lpha l-antitripsin d. $likonosis type-I8 e. $alaktoseia !. :irosineia /. &olestasis 5. $angguan iunitas ( hepatitis lupoid ) ). :oksin dan obat-obatan (isalnya 3 etotetre;at, aiodaron,I<7, dan lain-lain) =. Nonalcoholic fatty liver disease (<(>L,) 8. &riptogenik 9. Subatan saluran %ena hepatika I. ANATOMI HEPAR 7epar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,#-,1,8 kg atau kurang lebih #50 berat badan orang dewasa yang enepati sebagian besar # kuadran kanan atas abdoen dan erupakan pusat etabolise tubuh dengan !ungsi yang sangat kopleks 5 . 7epar enepati daerah hipokondriu kanan tetapi lobus kiri dari hepar eluas sapai ke epigastriu. 7epar berbatasan dengan dia!raga pada bagian superior dan bagian in!erior hepar engikuti bentuk dari batas kosta kanan. 7epar secara anatois terdiri dari lobus kanan yang berukuran lebih besar dan lobus kiri yang berukuran lebih kecil. Lobus kanan dan kiri dipisahkan oleh ligaentu !alsi!ore ) . Lobus kanan dibagi en"adi segen anterior dan posterior oleh !isura segentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi en"adi segen edial dan lateral oleh ligaentu !alsi!oris yang terlihat dari luar = . +ada daerah antara ligaentu !alsi!or dengan kandung epedu di lobus kanan dapat diteukan lobus kuadratus dan lobus kaudatus yang tertutup oleh %ena ca%a in!erior dan ligaentu %enosu pada perukaan posterior ) . +erukaan hepar diliputi oleh peritoneu %iseralis, kecuali daerah kecil pada perukaan posterior yang elekat langsung pada dia!raga. 1eberapa ligaentu yang erupakan peritoneu ebantu enyokong hepar. ,i bawah peritoneu terdapat "aringan ikat padat yang disebut sebagai kapsula Glisson, yang eliputi perukaan seluruh organ ? bagian paling tebal kapsula ini terdapat pada porta hepatis, ebentuk rangka untuk cabang %ena porta, arteri hepatika, dan saluran epedu. +orta hepatis adalah !isura pada hepar tepat asuknya %ena porta dan arteri hepatika serta tepat keluarnya duktus hepatika 5 . ' $abar 1. (natoi hepar (dikutip dari kepustakaan 8) 7epar eiliki dua suber suplai darah, dari saluran cerna dan lipa elalui %ena porta hepatica dan dari aorta elalui arteri hepatika. (rteri hepatika keluar dari aorta dan eberikan 8*0 darahnya kepada hepar, darah ini asuk ke hepar ebentuk "aringan kapiler dan setelah berteu dengan kapiler %ena akan keluar sebagai %ena hepatica. 8ena hepatica engebalikan darah dari hepar ke %ena ka%a in!erior. 8ena porta yang terbentuk dari %ena lienalis dan %ena esenterika superior, engantarkan #*0 darahnya ke hepar, darah ini epunyai ke"enuhan oksigen hanya =* 0 sebab beberapa @# telah diabil oleh lipa dan usus. ,arah yang berasal dari %ena porta bersentuhan erat dengan sel / hepar dan setiap lobulus dilewati oleh sebuah pebuluh sinusoid atau kapiler hepatika. +ebuluh darah halus yang ber"alan di antara lobulus hepar disebut %ena interlobular = . 8ena porta ebawa darah yang kaya dengan bahan akanan dari saluran cerna, dan arteri hepatika ebawa darah yang kaya oksigen dari siste arteri. (rteri dan %ena hepatika ini bercabang en"adi pebuluh-pebuluh yang lebih kecil ebentuk kapiler di antara sel-sel hepar yang ebentik laina hepatika. Aaringan kapiler ini keudian engalir ke dala %ena kecil di bagian tengah asing-asing lobulus, yang enyuplai %ena hepatika. +ebuluh- prbuluh ini enbawa darah dari kapiler portal dan darah yang engalai deoksigenasi yang telah dibawa ke hepar oleh arteri hepatika sebagai darah yang telah deoksigenasi. Selain %ena porta, "uga diteukan arteriol hepar didala septu interlobularis. (nterior ini enyuplai darah dari arteri ke "aringan "aringan septu diantara lobules yang berdekatan, dan banyak arterior kecil engalir langsung ke sinusoid hepar, paling sering pada sepertiga "arak ke septu interlobularis = .
5 $abar # . +ebuluh darah pada hepar (dikutip dari kepustakaan 8) 7epar terdiri atas beraca-aca sel. 7epatosit eliputi )*0 sel hepar, sedangkan sisanya terdiri atas sel-sel epithelial siste epedu dala "ulah yang berakna dan sel-sel non parenkial yang terasuk di dalanya endotheliu, sel Kuppfer dan sel Stellata yang berbentuk seperti bintang 5 . 7epatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun elingkari e!eren %ena hepatika dan ductus hepatikus. Saat darah easuki hepar elalui arteri hepatica dan %ena porta enu"u %ena sentralis aka akan didapatkan pengurangan oksigen secara bertahap. Sebagai konsekuensinya, akan didapatkan %ariasi penting kerentanan "aringan terhadap kerusakan asinus. 2ebran hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang epunyai banyak ikro!ili. 2ikro!ili "uga tapak pada sisi lain sel yang ebatasi saluran epedu dan erupakan penun"uk tepat perulaan sekresi epedu. +erukaan lateral hepatosit eiliki sabungan penghubungan dan desoso yang saling bertautan dengan disebelahnya 5 . Sinusoid hepar eiliki lapisan endothelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit oleh ruang Disse (ruang perisinusoidal). Sel-sel lain yang terdapat dala dinding sinusoid adalah sel !agositik &upp!er yang erupakan bagian penting dala siste retikuloendotelial dan sel Stellata ("uga disebut sel Ito, liposit atau perisit) yang eiliki akti%itas io!ibriblastik yang dapat ebantu pengaturan aliran darah sinusoidal disaping sebagai !aktor penting dala perbaikan kerusakan hepar. +eningkatan akti%itas sel-sel Stellata tapaknya en"adi !aktor kunci pebentukan !ibrosis di hepar 5 . ) $abar ' . 7istologi hepar (dikutip dari kepustakaan 9) . !ISIOLOGI HEPAR 7epar adalah suatu organ besar, dapat eluas, dan organ %enosa yang apu beker"a sebagai tepat penapungan darah yang berakna di saat %olue darah berlebihan dan apu enyuplai darah ekstra di saat kekurangan %olue darah. Selain itu, hepar "uga erupakan suatu kupulan besar sel reaktan kiia dengan la"u etabolise yang tinggi, saling eberikan substrat dan energi dari satu siste etabolise ke siste yang lain, engolah dan ensintesis berbagai Bat yang diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan elakukan berbagai !ungsi etabolise lain. ) >ungsi etabolise yang dilakukan oleh hepar adalah 1* 3 2etabolise karbohidrat. ,ala etabolise karbohidrat, hepar elakukan !ungsi sebagai berikut 3 o 2enyipan glikogen dala "ulah besar o &on%ersi galaktosa dan !ruktosa en"adi glukosa o $lukoneogenesis o +ebentukan banyak senyawa kiia dari produk antara etabolise karbohidrat 7epar terutaa penting untuk epertahankan konsentrasi glukosa darah noral. +enyipanan glikogen eungkinkan hepar engabil kelebihan glukosa dari darah, enyipannya, dan keudian engebalikannya kebali ke darah bila konsentrasi glukosa darah rendah. >ungsi ini disebut !ungsi penyangga glukosa hepar. 2etabolise leak. 1eberapa !ungsi spesi!ik hepar dala etabolise leak antara lain 3 = o @ksidasi asa leak untuk enyuplai energy bagi !ungsi tubuh yang lain o Sintesis kolesterol, !os!olipid, dan sebagian besar lipoprotein o Sintesis leak dari protein dan karbohidrat 7epar berperan pada sebagian besar etabolise leak. &ira-kira 8* persen kolesterol yang disintesis didala hepar diubah en"adi gara epedu yang keudian disekresikan kebali ke dala epedu, sisanya diangkut dala lipoprotein dan dibawa oleh darah ke seua sel "aringan tubuh. >os!olipid "uga disintesis di hepar dan ditranspor dala lipoprotein. &eduanya digunakan oleh sel untuk ebentuk ebran, struktur intrasel, dan beraca-aca Bat kiia yang penting untuk !ungsi sel. 2etabolise protein. >ungsi hepar yang paling penting dala etabolise protein adalah sebagai berikut 3 o ,eainasi asa aino o +ebentukan ureu untuk engeluarkan aonia dari cairan tubuh o +ebentukan protein plasa o Interkon%ersi beraga asa aino dan sintesis senyawa lain dari asa aino ,iantara !ungsi hepar yang paling penting adalah keapuan hepar untuk ebentuk asa aino tertentu dan "uga ebentuk senyawa kiia lain yang penting dari asa aino. Cntuk itu, ula-ula dibentuk asa keto yang epunyai koposisi kiia yang saa dengan asa aino yang akan dibentuk. &eudian suatu radikal aino ditrans!er elalui beberapa tahap transainasi dari asa aino yang tersedia ke asa keto untuk enggantikan oksigen keto. 7epar erupakan tepat penyipanan %itain. 7epar epunyai kecenderungan tertentu untuk enyipan %itain dan telah laa diketahui sebagai suber %itain tertentu yang baik pada pengobatan pasien. 8itain yang paling banyak disipan dala hepar adalah %itain 8 (, tetapi se"ulah besar %itain , dan %itain 1 1# "uga disipan secara noral 7epar enyipan besi dala bentuk !erritin. Sel hepar engandung se"ulah besar protein yang disebut apoferritin, yang dapat bergabung dengan besi baik dala "ulah sedikit ataupun banyak. @leh karena itu, bila besi banyak tersedia dala cairan tubuh, aka besi akan berikatan dengan apo!erritin ebentuk !erritin dan disipan dala bentuk ini di dala sel hepar sapai diperlukan. 7epar eiliki aliran darah yang tinggi dan resistensi %askuler yang rendah. &ira-kira 1*5* ilieter darah engalir dari %ena porta ke sinusoid hepar setiap enit, dan tabahan '** ililiter lagi engalir ke sinusoid dari arteri hepatika dengan total rata-rata 1'5* lDenit. Aulah ini sekitar #= persen dari sisa "antung. -ata-rata tekanan di dala %ena porta yang engalir ke dala hepar adalah sekitar 9 7g dan rata-rata tekanan di dala %ena hepatika yang engalir dari hepar ke %ena ca%a noralnya hapir tepat * 7g. 7al ini enun"ukkan bahwa tahanan aliran darah elalui sinusoid hepar noralnya sangat rendah naun eiliki aliran darah yang tinggi. <aun, "ika sel-sel parenki hepar hancur, sel-sel tersebut digantikan oleh "aringan !ibrosa yang akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pebuluh darah, sehingga sangat enghabat darah porta elalui hepar. +roses penyakit ini disebut sirosis hepatis, Siste porta "uga kadang-kadang terhabat oleh suatu gupalan besar yang berkebang di dala %ena porta atau cabang utaanya. 1ila siste porta tiba- tiba tersubat, kebalinya darah dari usus dan lipa elalui syste aliran darah porta hepar ke sirkulasi sisteik en"adi sangat terhabat, enghasilkan hipertensi portal. 1*
I. PATO!ISIOLOGI Sirosis hepatis terasuk 1* besar penyebab keatian di dunia 1arat. 2eskipun terutaa disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol, kontributor utaa 9 lainnya adalah hepatitis kronis, penyakit saluran epedu, dan kelebihan Bat besi. :ahap akhir penyakit kronis ini dide!inisikan berdasarkan tiga karakteristik 3 11 1. Bridging fibrous septa dala bentuk pita halus atau "aringan parut lebar yang enggantikan lobulus. #. <odul parenki yang terbentuk oleh regenerasi hepatosit, dengan ukuran ber%ariasi dari sangat kecil (garis tengah E ', ikronodul) hingga besar (garis tengah beberapa sentieter, akronodul). '. &erusakan arsitektur hepar keseluruhan. 1eberapa ekanise yang ter"adi pada sirosis hepatis antara lain keatian sel-sel hepatosit, regenerasi, dan !ibrosis progresi!. Sirosis hepatis pada ulanya berawal dari keatian sel hepatosit yang disebabkan oleh berbagai aca !aktor. Sebagai respons terhadap keatian sel-sel hepatosit, aka tubuh akan elakukan regenerasi terhadap sel-sel yang ati tersebut. ,ala kaitannya dengan !ibrosis, hepar noral engandung kolagen interstisiu (tipe I, III, dan I8) di saluran porta, sekitar %ena sentralis, dan kadang-kadang di parenki. +ada sirosis, kolagen tipe I dan III serta koponen lain atriks ekstrasel engendap di seua bagian lobulus dan sel-sel endotel sinusoid kehilangan !enestrasinya. Auga ter"adi pirau %ena porta ke %ena hepatika dan arteri hepatika ke %ena porta. +roses ini pada dasarnya engubah sinusoid dari saluran endotel yang berlubang dengan pertukaran bebas antara plasa dan hepatosit, en"adi %askular tekanan tinggi, beraliran cepat tanpa pertukaran Bat terlarut. Secara khusus, perpindahan protein antara hepatosit dan plasa sangat terganggu. 11,1# II. "LASI!I"ASI 1erdasarkan m#rf#$#gi, Sherlock ebagi sirosis hepatis atas ' "enis, yaitu 3 1,/ 1. 2ikronodular .aitu sirosis hepatis diana nodul-nodul yang terbentuk berukuran E ' . #. 2akronodular .aitu sirosis hepatis diana nodul-nodul yang terbentuk berukuran F ' . 1* '. 6apuran .aitu gabungan dari ikronodular dan akronodular. <odul-nodul yang terbentuk ada yang berukuran E ' dan ada yang berukuran F ' . Secara fungsi#na$, sirosis hepatis terbagi atas 3 1,/ 1. Sirosis 7epatis &opensata Sering disebut dengan latent cirrhosis hepar. +ada stadiu kopensata ini belu terlihat ge"ala-ge"ala yang nyata. 1iasanya stadiu ini diteukan pada saat peeriksaan screening. #. Sirosis 7epatis ,ekopensata ,ikenal dengan active cirrhosis hepar, dan stadiu ini biasanya ge"ala- ge"ala sudah "elas, isalnya ? asites, edea dan ikterus. III. DIAGNOSIS 1. Gam%aran "$ini& Stadiu awal sirosis hepatis sering tanpa ge"ala sehingga kadang diteukan pada waktu pasien elakukan peeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit lain. $e"ala awal sirosis hepatis eliputi / 3 perasaan udah lelah dan leah selera akan berkurang perasaaan perut kebung 2ual berat badan enurun pada laki-laki dapat tibul ipotensi, testis engecil, buah dada ebesar, dan hilangnya dorongan seksualitas. Stadiu lan"ut (sirosis dekopensata), ge"ala-ge"ala lebih enon"ol terutaa bila tibul koplikasi kegagalan hepar dan hipertensi portal, eliputi / 3 hilangnya rabut badan gangguan tidur dea tidak begitu tinggi 11 adanya gangguan pebekuan darah, pendarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air keih berwarna seperti teh pekat, untah darah atau elena, serta perubahan ental, eliputi udah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sapai koa. '. P(m(ri&saan P(nun)ang +eeriksaan laboratoriu yang bisa didapatkan dari penderita sirosis hepatis antara lain / 3 a. S$@: (seru glutail oksalo asetat) atau (S: (aspartat ainotrans!erase) dan S$+: (seru glutail piru%at trans!erase) atau (L: (alanin ainotrans!erase) eningkat tapi tidak begitu tinggi. (S: lebih eningkat disbanding (L:. <aun, bila enBi ini noral, tidak engeyapingkan adanya sirosis b. (lkali !os!atase ((L+), eningkat kurang dari #-' kali batas noral atas. &onsentrasi yang tinggi bisa diteukan pada pasien kolangitis sklerosis prier dan sirosis bilier prier. c. $aa $lutail :ranspeptidase ($$:), eningkat saa dengan (L+. <aun, pada penyakit hati alkoholik kronik, konsentrasinya eninggi karena alcohol dapat enginduksi ikrosoal hepatic dan enyebabkan bocornya $$: dari hepatosit. d. 1ilirubin, konsentrasinya bisa noral pada sirosis kopensata dan eningkat pada sirosis yang lebih lan"ut (dekopensata) e. $lobulin, konsentrasinya eningkat akibat sekunder dari pintasan, antigen bakteri dari siste porta asuk ke "aringan li!oid yang selan"utnya enginduksi iunoglobulin. !. 9aktu protrobin ean"ang karena dis!ungsi sintesis !actor koagulan akibat sirosis g. <a seru enurun, terutaa pada sirosis dengan asites, dikaitkan dengan ketidakapuan ekskresi air bebas. 1# h. +ansitopenia dapat ter"adi akibat splenoegali kongesti! berkaitan dengan hipertensi porta sehingga ter"adi hipersplenise. Selain itu, peeriksaan radiologis yang bisa dilakukan, yaitu 3 a. Barium meal, untuk elihat %arises sebagai kon!irasi adanya hipertensi porta b. CS$ abdoen untuk enilai ukuran hati, sudut, perukaan, serta untuk elihat adanya asites, splenoegali, throbosis %ena porta, pelebaran %ena porta, dan sebagai skrinning untuk adanya karsinoa hati pada pasien sirosis. I*. "OMPLI"ASI 2orbiditas dan ortalitas sirosis tinggi akibat koplikasinya. 1erikut berbagai aca koplikasi sirosis hati / 3 1. 7ipertensi +ortal /
#. (sites /
'. +eritonitis 1akterial Spontan. &oplikasi ini paling sering di"upai yaitu in!eksi cairan asites oleh satu "enis bakteri tanpa ada bukti in!eksi sekunder intra abdoinal. 1iasanya terdapat asites dengan nyeri abdoen serta dea / . /. 8arises esophagus dan heoroid. 8arises esophagus erupakan salah satu ani!estasi hipertensi porta yang cukup berbahaya. Sekitar #*- /*0 pasien sirosis dengan %arises esophagus pecah enibulkan perdarahan / . 5. Gnse!alopati 7epatik. -nse!alopati hepatic erupakan kelainan neuropsikiatri akibat dis!ungsi hati. 2ula-ula ada gangguan tidur keudian berlan"ut sapai gangguan kesadaran dan koa / . Gnse!alopati hepatic ter"adi karena kegagalan hepar elakukan detoksi!ikasi bahan-bahan beracun (<7 ' dan se"enisnya). <7 ' berasal dari peecahan protein oleh bakteri di usus. @leh karena itu, peningkatan kadar <7 ' dapat disebabkan oleh kelebihan asupan 1' protein, konstipasi, in!eksi, gagal hepar, dan alkalosis 1' . 1erikut pebagian stadiu ense!alopati hepatiku 3 Stadium Manif(stasi "$inis * &esadaran noral, hanya sedikit ada penurunan daya ingat, konsentrasi, !ungsi intelektual, dan koordinasi. 1 $angguan pola tidur # Letargi ' Sonolen, disorientasi waktu dan tepat, anesia / &oa, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri. Ta%($ + P(m%agian stadium (ns(fa$#pati ,(pati&um +- ). Sindroa 7epatorenal. +ada sindro hepatorenal, ter"adi gangguan !ungsi gin"al akut berupa oligouri, peningkatan ureu, kreatinin, tanpa adanya kelainan organic gin"al. &erusakan hati lan"ut enyebabkan penurunan per!usi gin"al yang berakibat pada penurunan !iltrasi gloerulus. *. PENATALA"SANAAN Gtiologi sirosis epengaruhi penanganan sirosis. :erapi ditu"ukan untuk engurangi progresi penyakit, enghindarkan bahan-bahan yang bisa enabah kerusakan hati, pencegahan, dan penanganan koplikasi. :atalaksana pasien sirosis yang asih kopensata ditu"ukan untk engurangi progresi kerusakan hati. 1. +enatalaksanaan Sirosis &opensata 1ertu"uan untuk engurangi progresi kerusakan hati, eliputi 3 2enghentikan penggunaan alcohol dan bahan atau obat yang hepatotoksik +eberian asetaino!en, kolkisin, dan obat herbal yang dapat enghabat kolagenik +ada hepatitis autoiun, bisa diberikan steroid atau iunosupresi! 1/ +ada heokroatosis, dilakukan !lebotoi setiap inggu sapai konsentrasi besi en"adi noral dan diulang sesuai kebutuhan. +ada pentakit hati nonalkoholik, enurunkan 11 akan encegah ter"adinya sirosis +ada hepatitis 1, inter!eron al!a dan lai%udin erupakan terapi utaa. Lai%udin diberikan 1**g secara oral setiap hari selaa satu tahun. Inter!eron al!a diberikan secara suntikan subkutan '2IC, ';1 inggu selaa /-) bulan. +ada hepatitis 6 kronik, kobinasi inter!eron dengan riba%irin erupakan terapi standar. Inter!eron diberikan secara subkutan dengann dosis 5 2IC, ';1 inggu, dan dikobinasi riba%irin 8**- 1*** gDhari selaa ) bulan Cntuk pengobatan !ibrosis hati, asih dala penelitian. Inter!eron, kolkisin, etotreksat, %itain (, dan obat-obatan sedang dala penelitian. #. +enatalaksanaan Sirosis ,ekopensata (sites :irah baring ,iet rendah gara 3 sebanyak 5,# gra atau 9* olDhari ,iuretic 3 spiroolakton 1**-#** gDhari. -espon diuretic bisa dionitor dengan penurunan 11 *,5 kgDhari (tanpa ede kaki) atau 1,* kgDhari (dengan edea kaki). 1ilaana peberian spironolakton tidak adekuat, dapat dikobinasi dengan !uroseide #*-/* gDhari (dosis a;.1)* gDhari) +arasentesis dilakukan bila asites sangat besar (/-) liter), diikuti dengan peberian albuin. +eritonitis 1akterial Spontan ,iberikan antibiotik glongan cephalosporin generasi III seperti ce!otaksi secara parenteral selaa lia hari atau Huinolon secara 15 oral. 2engingat akan rekurennya tinggi aka untuk pro!ilaksis dapat diberikan nor!lo;acin (/** gDhari) selaa #-' inggu. 8arises Gso!agus Sebelu dan sesudah berdarah, bisa diberikan obat penyekat beta (propanolol) 9aktu perdarahan akut, bisa diberikan preparat soatostatin atau okreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi Gnse!alopati 7epatik Laktulosa untuk engeluarkan aonia <eoisin, untuk engurangi bakteri usus penghasil aonia ,iet rendah protein *,5 gra.kg11Dhari, terutaa diberikan yang kaya asa aino rantai cabang Sindro 7epatorenal Sapai saat ini belu ada pengobatan yang e!ekti! untuk S7-. @leh karena itu, pencegahan ter"adinya S7- harus endapat perhatian utaa berupa hindari peakaian diuretic agresi!, parasentesis asites, dan restriksi cairan yang berlebihan. *I. PROGNOSIS +rognosis sirosis hepatis sangat ber%ariasi dipengaruhi oleh se"ulah !aktor, eliputi etiologi, beratnya kerusakan hepar, koplikasi, dan penyakit lain yang enyertai sirosis. &lasi!ikasi 6hild-:urcotte "uga untuk enilai prognosis pasien sirosis yang akan en"alani operasi, %ariabelnya eliputi konsentrasi bilirubin, albuin, ada tidaknya asites, ense!alopati, dan status nutrisi. 1) &lasi!ikasi 6hild-:urcotte berkaitan dengan kelangsungan hidup. (ngka kelangsungan hidup selaa satu tahun untuk pasien dengan 6hild (,1, dan 6 berturut-turut 1**0,8*0, dan /50. /