Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan

sistem pencernaan II



BY
Ni Md Wirasanthy,S.Farm.,Apt.
TATALAKSANA TERAPI

NON FARMAKOLOGI
a. Isolasi ,desinfeksi pakaian dan ekskretanya
b. Istirahat mutlak 2 minggu sampai suhu
normal kembali
c. Diet.

FARMAKOLOGI
Obat yang biasa digunakan adalah
kloramfenikol Jika tidak cocok dengan
kloramfenikol dapat diberi ampisilin,
kotrimoksazol.

Definisi:
Radang pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh.
Penyebab GEA bisa berupa antara lain:

1. Makanan dan Minuman
- kekurangan zat gizi;
- alergi terhadap makanan tertentu
- Keracunan makanan


2. Infeksi atau Investasi Parasit
Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
- Vibrio Cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella,
Compylobacter, Aeromonas.
- Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius,
Rotavirus, Astovirus.
- Beberapa cacing antara lain: Ascaris, Trichurius,
Oxyuris,
- Protozoa seperti Entamoeba Histolytica, Giardia lamblia,

3. Jamur (Candida Albicans)

4. Infeksi diluar saluran pencernaan

5. Perubahan udara

6. Faktor Lingkungan

Tatalaksana Terapi:
Non Farmakologi
1. Pemberian cairan.
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada
penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan
adapun hal yang perlu diperhatikan :
o Memberikan asi.
o Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori,
protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.

Farmakologi:
Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya
dan keadaan umum.

1. cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas
umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I
dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang
diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2. Cairan parentral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.

Penyakit enterobiasis (oksiuriasis) yang lebih dikenal dengan
penyakit cacing kremi terjadi akibat tertelannya telur cacing
enterobius vermicularis (oxyuris vermicularis).
Setelah telur cacing tertelan,
larvanya akan menetas di usus
duabelas jari (duodenum) dan
tumbuh menjadi bentuk dewasa
di usus besar. Cacing betina yang
hamil (dapat mengandung 11.000-15.000 telur)
akan berpindah ke daerah sekitar
anus (perianal) untuk mengeluarkan
telur-telurnya disekitar anus.
Proses berpindahnya cacing ini akan menimbulkan
sensasi gatal pada daerah sekitar anus penderita.
Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari
sehingga penderita sering terganggu tidurnya dan
menjadi lemah.

Selain gatal-gatal, gejala lain yang dapat dirasakan
oleh penderita infeksi cacing kremi adalah :
Kurang nafsu makan
Berat badan menurun
Aktivitas meningkat
Sering mengompol
Cepat marah
Sulit tidur

Non Farmakologi
Kuku hendaknya selalu dipotong pendek
Tangan hendaknya selalu dicuci sebelum makan
Makanan sebaiknya dihindarkan dari debu dan tangan yang
mengandung parasit
Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti
setiap hari.
Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi cacing kremi,
sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh keluarga,
agar penyebaran cacing ini dapat dihentikan secara
menyeluruh

Farmakologi
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian
dosis tunggal obat anti-parasit mebendazole, albendazole
atau pirantel pamoat.
Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum
obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu
orang kepada yang lainnya.


Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus
bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae,
bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi.
Masa inkubasi : 3 6 hari
Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada
saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai
muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam
waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh
dan masuk pada kondisi dehidrasi.
Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut
kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang
relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila
penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak
akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera
membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal
saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose
Saline).

Tatalaksana Terapi
Non Farmakologi
Dasarnya mengganti cairan dan elektrolit
Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air
kelapa.
Kalau dehidrasi berat harus dengan cairan infus
Istirahat
- Istirahat di rumah sakit
- Larutan ringer laktat dan larutan garam fisiologis
Diet
- Diet bebas
Farmakologi
Tetrasiklin: 3 x 500mg,
Kloramfenikol: 3 x 500mg
Doxycycline : 2 x 100 mg (dewasa), 4 mg/kgBB/hr dalam 2 dosis
terbagi (anak2)


adalah suatu keadaan dimana terjadi destruksi menahun pd jar
mukosa, submukosa s/d jar otot dari suatu segmen saluran
cerna yg berhubungan dng cairan (isi) lambung.

Gejala biasa berupa rasa perih / tebakar di ulu hati, mulas, mual,
muntah.

Hiperasiditas = keadaan dimana terdapat asam lambung >>
umumnya memberikan gejala rasa penuh di epigastrium,
kembung, sendawa.

Secara klinik UP dibedakan:
a. Ulkus ventrikuli
b. Ulkus duodenum


Tiga faktor utama :
Infeksi helicobacter pylori gram negatif.
Sekresi HCL meningkat
Mukosa tidak adekuat vs asam lambung

Tujuan Terapi :
Menghilangkan infeksi helicobacter pylori.
Mengurangi sekresi asam lambung
Menetralisir asam lambung.
Melindungi mukosa lambung dari kerusakan.

Terapi Farmakologi
1.GOLONGAN ANTIMIKROBA
AMOKSISILIN, KOMPONEN BISMUTH,
KLARITROMISIN, METRONIDAZOL, TETRASIKLIN

2.GOLONGAN PENETRALISIR ASAM LAMBUNG
(Antasida)
ALUMUNIUM HIDROKSIDA, KALSIUM HIDROKSIDA
MAGNESIUM HIDROKSIDA, NATRIUM BIKARBONAT

3.GOLONGAN PELINDUNG MUKOSA
BISMUTH KOLOIDAL, SUKRALFAT, FUCOIDAN (BARU).

4.MEMPENGARUHI SEKRESI ASAM LAMBUNG
a) GOL. INHIBITOR RESEPTOR H2 HISTAMIN
contoh : SIMETIDIN, FAMOTIDIN, RANITIDIN,
NIZATIDIN.
b) GOL. PROSTAGLANDIN
contoh : MISOPROSTOL
c) GOL. INHIBITOR POMPA PROTON
contoh : LANSOPRAZOL, OMEPRAZOL
d) GOL. ANTI MUSKARINIK
contoh : HIOSCIAMIN, MEPENZOLAT, PIRENZEPIN

1. GOLONGAN ANTIMIKROBA

Metoda pengobatannya : seri dua
minggu dgn terapi triple antimikroba +
obat anti sekretori.
Bismuth, tetrasiklin dan metronidazol
Metronidazol, amoksisilin dan
klaritromisin.

Obat anti sekretori (omeprazole paling
disukai)

2. PENETRALISIR ASAM LAMBUNG
MEKANISME dan EFEK KERJA OBAT :
A.Menurunkan keasaman lambung.
Antasida merupakan basa lemah yang bereaksi + asam
lambung > membentuk air dan garam > keasaman
lambung .
B.Mengurangi kolonisasi H. pylori
C.Merangsang sintesa prostaglandin.

CATATAN:
Alumunium hidroksida menyebabkan konstipasi,
magnesium hidroksida menyebabkan diare, shg
penggabungan obat ini dalam satu preparat dpt
menormalkan fungsi usus.
Antasida yang mengandung natrium (na bikarbonat)
pertimbangkan untuk pasien hipertensi dan gagal jantung
kongestif.
Dapat mengubah PH lambung dan memperlambat
pengosongan lambung > hindarkan pemberian bersamaan
dengan obat lain (mempengaruhi ADME obat lain), dengan
tetrasiklin membentuk kelat, meningkatkan absorbsi
levodopa.
3. PELINDUNG MUKOSA (SITOPROTEKTIF)

MEKANISME KERJA OBAT:
1.SUKRALFAT
Kompleks AL(OH)3 + sukrosa sulfat berikatan dengan glikoprotein
pada mukosa lambung > membentuk barier yang menghalangi
difusi HCL dan mencegah degradasi oleh pepsin.
CATATAN :
Digunakan untuk terapi jangka panjang, sangat baik diterima oleh
tubuh.
Karena aktivasi Sukralfat pada PH asam maka, tidak boleh
diberikan bersamaan dengan antagonis H2 dan antasida.

2.BISMUTH KOLOIDAL
MEKANISME dan EFEK KERJA OBAT :
Efek antimikroba
Menghambat aktivitas pepsin
Meningkatkan sekresi mukus
Membungkus dan melindungi lubang ulkus dengan cara
berinteraksi dengan protein jaringan mukus.

3.FUCOIDAN
MEKANISME dan EFEK KERJA OBAT :
Membentuk lapisan film yang tipis pada sel epitel lambung.
Meningkatkan produksi faktor pertumbuhan sel yaitu EGF
(ephitelial growth factor) dan FGF (fibroblast growth factor)
Menghambat adhesi bakteri H. pylori.

4. GOLONGAN YANG
MEMPENGARUHI SEKRESI
ASAM LAMBUNG
Sekresi asam lambung oleh
sel parietal dikendalikan:
a.asetilkolin
b.histamin
c.gastrin
d.prostaglandin E2, I2

MEKANISME SEKRESI ASAM LAMBUNG
A. Ikatan reseptor + gastrin, asetilkolin > peningkatan kadar
kalsium intraselular > aktivasi pompa proton H/K ATPase
> mensekresi HCL kedalam lumen lambung.

B. Ikatan reseptor + histamin > aktivasi enzim adenil siklase >
aktivasi pompa proton H/K ATPase > mensekresi HCL
kedalam lumen lambung.

C. Ikatan reseptor + prostaglandin E2 dan I2 > menghambat
enzim adenil siklase > mengurangi sekresi asam lambung.

Anda mungkin juga menyukai