Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL



COMPARATIVE FINANCIAL
OF GOVERNMENT-OWNED BANK AND NATIONAL PRIVATE BANK

Marwanto Marsuki, Cepi Pahlevi , Maat Pono
Manajemen dan Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis








Alamat Korespondesnsi:
Marwanto Marsuki
NHP Blok B7a. No 2
HP: 081342379868
Email : marwantomarsuki@yahoo.com






Abstrak


Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis kinerja keuangan Bank Milik Pemerintah dan Bank Swasta
Nasional dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Bank Milik Pemerintah
dan Bank Swasta Nasional periode 2006-2011 dengan menggunakan proksi rasio keuangan.Pada Periode
2006-2011 . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang tercatat dalam Laporan Bank Indonesia
tahun 2006 - 2011. Populasi sasaran penelitian ini adalah Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta
Nasional Devisa yang berjumah 38 bank. Sampel dalam penelitian ini adalah 4 Bank Pemerintah dan 7 Bank
Swasta Nasional Devisa. Indikator kinerja keuangan diukur dengan CAMEL yang terdiri dari rasio-rasio
CAR, RORA, NPM, ROA, OR, CM Ratio dan LDR. Metode analisis adalah uji beda Anova. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jika diukur dari rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata tidak
terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika dilihat
dari LDR dan CM Ratio, ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank
swasta nasional.

Kata Kunci: Bank Pemerintah, Bank swasta nasional, kinerja keuangan, CAR, RORA, NPM, ROA, OR,
CM Ratio dan LDR


Abstract


The purpose of this study was to analyze the financial performance of Government-Owned Bank and the
National Private Bank and to determine whether there are differences between the financial performance of
Government-Owned Banks and the National Private Bank the period 2006 to 2011 by using a proxy of
financial ratios. the period 2006 to 2011. The population in this study is all commercial banks recorded in
the Report of Bank Indonesia in 2006 to 2011. Target population of this study is the Government-Owned
Bank and the National Private Bank at the listed bank in Indonesia Stock Exchange as many as 38 banks.
The sample in this study are 4 of Public Bank and 7 of National Private Bank .Financial performance
indicators measured by the CAMEL consisting of CAR ratios, RORA, NPM, ROA, OR, CM Ratio and LDR.
Different test methods are the ANOVA analysis. Financial performance indicators measured by the CAMEL
is composed of the ratios; CAR, RORA, NPM, ROA and OR, there was no difference between the financial
performance of Government-Owned Bank and National Private Bank. However, if viewed from the LDR and
CM Ratio, turns out there are differences between the financial performance of Government-Owned Bank
and National Private Bank.

Keywords: Government Bank, National Private Bank, financial performance, CAR, RORA, NPM, ROA, OR,
CM Ratio and LDR








PENDAHULUAN
Semenjak terjadinya krisis finansial global yang menyebabkan menurunnya kinerja
perekonomian dunia secara drastis pada tahun 2008 yang diperkirakan akan terus
berlanjut, menimbulkan kekhawatiran yang besar terhadap negara-negara berkembang
seperti halnya Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara yang terkena dampak dari
krisis ekonomi global tersebut tidak luput dari keterpurukan ekonomi sebagaimana halnya
beberapa negara di Asia Tenggara. Diantara sekian banyak industri di Indonesia, industri
perbankan merupakan salah satu industri yang menampakkan persaingan yang ketat. Hal
ini dapat dilihat dengan semakin pesatnya perkembangan industri perbankan Indonesia.
Berdasarkan data Biro Riset Info Bank (2010), industri perbankan menguasai 84%
pangsa pasar keuangan di Indonesia, diikuti oleh industri asuransi 5,39%, dana pensiun
4,7%, industri pembiayaan 3,32%, sekuritas 1,9%, dan pegadaian, 0,5%. Banyaknya
bank-bank baru yang bermunculan menyebabkan timbulnya persaingan yang begitu ketat
sehingga bank-bank yang baru masuk harus berbagi sisa dari bank-bank pendahulunya.
Hal ini tentunya akan menyebabkan banyak bank yang rapuh karena tidak mampu
bersaing. Dari pengamatan terhadap distribusi perbankan, menunjukkan bahwa sebagian
besar pasar dikuasai oleh sedikit bank yang mempunyai keunggulan di dalam kekuatan
asset, dana serta jangkauan pelayanan (Brata, 1997).
Dampak dari krisis ekonomi global saat ini memberikan dampak yang negatif dan
menyebabkan perbankan nasional mengalami berbagai kesulitan antara lain
pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non perfor-ming
loan (NPL), negatif spread, kesulitan likuiditas dan lain-lain. Oleh karena itu, pembenahan
disektor perbankan dan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional
maupun internasional dipandang sebagai suatu hal yang mendesak. Sebab, sekali
kepercayaan masyarakat hilang, maka dunia perbankan Indonesia akan mengalami krisis
yang berkepanjangan. Oleh karena itu, pembenahan disektor perbankan dan untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional maupun internasional dipandang
sebagai suatu hal yang mendesak. Sebab, sekali kepercayaan masyarakat hilang, maka
dunia perbankan Indonesia akan mengalami krisis yang berkepanjangan
(Nurmadi&Yogiyanto, 2000). Ditinjau dari segi kepemilikannya, bank dapat dibagi atas
empat kelompok (Kasmir, 2004) yaitu bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional,
bank milik asing, dan bank campuran. Keempat kelompok bank ini dalam kenyataannya
bersaing ketat untuk menunjukkan good performance di mata publik. Untuk menilai
kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan proksi rasio keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa proksi rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat
kesehatan bank.
Mengutip pendapat praktisi dan pengamat perbankan, Sutaryono (2007) yang
membedah kinerja bank swasta nasional dengan mengambil enam bank sebagai sampel
(PT Bank Central Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT
Bank Niaga Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk)
menyebutkan, keunggulan bank swasta nasional milik asing berupa kekuatan modal,
kekuatan sumber daya manusia, dan dukungan sistem teknologi informasi (TI) mendorong
pertumbuhan profit mereka melejit melampaui kelompok bank lainnya termasuk bank
BUMN.
Pada sebuah penelitian yang diakukan oleh Handayani (2006) menemukan hasil
bahwa ternyata bank campuran mendominasi bila dibandingkan dengan bank asing dan
bank swasta nasional. Bila dilihat dari dari NPM, ternyata bank swasta nasional
mempunyai nilai paling tinggi bila dibandingkan dengan bank campuran dan bank asing.
Sedangkan bila dilihat dari ROAnya, maka bank asing memiliki nilai paling besar.
Penelitian lebih mendalam dilakukan oleh Surifah (2002) yang membedah Kinerja
Keuangan Perbankan Swasta Nasional Indonesia Sebelum Dan Setelah Krisis Ekonomi.
Bila dinilai dari aspek Capital, Assets, Management dan Liquidity berbeda secara
signifikan antara sebelum dan setelah krisis ekonomi dan kebanyakan rasio menunjukkan
bahwa setelah krisis ekonomi justru lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis. Namun
pada aspek Earning atau kemampuan perusahaan memperoleh laba tidak berbeda secara
signifikan, dan setelah krisis mengalami penurunan earning.
Berdasarkan uraian diatas maka, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis kinerja keuangan bank pemerintah dan swasta nasional dan menganalisis
perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional.
METEODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada website Bank Indonesia dengan pertimbangan
bahwa website Bank Indonesia merupakan sentral bagi Bank-Bank yang beroperasi di
Indonesia dalam mempublikasikan laporan keuangannya yang telah diaudit. Waktu
penelitian ini di rencanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Maret sampai bulan April
2012.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang tercatat dalam Laporan
Bank Indonesia tahun 2006 - 2011. Populasi sasaran penelitian ini adalah Bank
Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional Devisa, serta terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang berjumah 38 bank. Berdasarkan hal tersebut, maka populasi dalam
penelitian ini sebanyak 11 bank, yang terdiri dari 4 Bank Pemerintah dan & bank Swasta Nasional.
Tehnik pengambilan sampel bank adalah secara purposive sampling.
Jenis dan Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian, data yang dipergunakan adalah data sekunder
berupa laporan keuangan dari perusahaan perbankan yang telah dipublikasikan. Periode
laporan tersebut per 31 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2011 dan data ini
diperlukan untuk membentuk proksi rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan data
laporan keuangan yang diperoleh dari www.bi.go.id
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu pengumpulan data
sekunder berupa laporan keuangan perbankan dari www.bi.go.id,untuk menghitung
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Metode Analisa Data
Pada penelitian ini digunakan alat bantu statistik nonparametrik. Uji analisis
nonparametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Analysis of variance
(Anova). Menurut Furqon (1999) dalam uji Anova, untuk menguji hipotesis nol bahwa
rata-rata dua buah kelompok tidak berbeda. Teknik Anova akan menghasilkan kesimpulan
yang sama. Keduanya akan menolak atau menerima hipotesis nol. Anova digunakan untuk
menguji hipotesis nol tentang perbedaan dua buah rata-rata atau lebih. Secara formal
hipotesis tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
H0 : 1 = 2 = 3 = ... = k
HA : paling tidak salah satu tanda sama dengan (=) tidak berlaku
Dengan asumsi hipotesis nol, statistik yang dihasilkan Anova akan mengikuti
distribusi F pada derajat kebebasan (dk) k 1 dan k (n 1), jika (n1 = n2 = n3 = ... = nk =
n). Jika jumlah subyek antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain tidak sama
besar, maka derajat kebebasan penyebut, k(n 1) menjadi (nj 1).
Definisi Operasional Variabel
Kinerja Keuangan merupakan hasil yang dicapai bank dalam mengelola sumberdaya yang
dimiliki untuk mencapai tujuannya. Analisis Rasio Finasial (Financial Statements Analysis)
adalah alat-alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang
keuangan. Analisa rasio memperhatikan kepada perhitungan rasio agar dapat
mengevaluasi keadaan finansial pada masa yang lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil
yang akan datang. Rasio yang digunakan adalah CAR, RORA, NPM, ROA, OR, CM
Ratio and LDR.

HASIL
Bank Pemerintah
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rata-rata CAR pada tahun 2006 sebesar 20.24%; tahun 2007 sebesar 19.64%;
tahun 2008 sebesar 15.74%; tahun 2009 sebesar 15.74%; tahun 2010 sebesar 14.70%;t ahun
2011 sebesar 13.91%. Rata-rata CAR tertinggi adalah pada tahun 2006 sebesar 20.24%;
dan yang paling rendah pada tahun 2010 sebesar 13.91%.
Return on Risk Assets (RORA)
Rata-rata RORA pada tahun 2006 sebesar 2.85%; tahun 2007 sebesar 2.75%; tahun
2008 sebesar 2.63%; tahun 2009 sebesar 2.60%; tahun 2010 sebesar 3.35%;t ahun 2011
sebesar 3.15%. Rata-rata RORA tertinggi adalah pada tahun 2010 sebesar 3.35%; dan
yang paling rendah pada tahun 2009 sebesar 2.60%.

Net Profit Margin (NPM)
Rata-rata NPM pada tahun 2006 sebesar 13%; tahun 2007 sebesar 13.5%; tahun
2008 sebesar 14.5%; tahun 2009 sebesar 14.5%; tahun 2010 sebesar 18.75%;tahun 2011
sebesar 20.75%. Rata-rata NPM tertinggi adalah pada tahun 2011 sebesar 20.75% dan
yang paling rendah pada tahun 2006 sebesar 13%.
Return on Assets (ROA)
Rata-rata ROA pada tahun 2006 sebesar 2.31%; tahun 2007 sebesar 2.56%; tahun
2008 sebesar 2.36%; tahun 2009 sebesar 2.28%; tahun 2010 sebesar 2.81%;tahun 2011
sebesar 2.61%. Rata-rata ROA tertinggi adalah pada tahun 2010 sebesar 2.81% dan yang
paling rendah pada tahun 2006 sebesar 2.31%.
Operating Ratio (OR)
Rata-rata OR pada tahun 2006 sebesar 84.09%; tahun 2007 sebesar 64.34%; tahun
2008 sebesar 80.40%; tahun 2009 sebesar 81.96%; tahun 2010 sebesar 75.81%;tahun 2011
sebesar 76.30%. Rata-rata OR tertinggi adalah pada tahun 2006 sebesar 84.09%; dan yang
paling rendah pada tahun 2007 sebesar 64.34%.
Call Money Ratio (CMR)
Rata-rata CMR pada tahun 2006 sebesar 4.45%; tahun 2007 sebesar 4.33%; tahun
2008 sebesar 7.53%; tahun 2009 sebesar 4.43%; tahun 2010 sebesar 5.73%;tahun 2011
sebesar 6.03%. Rata-rata CMR tertinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 7.53%; dan yang
paling rendah pada tahun 2007 sebesar 4.33%.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rata-rata LDR pada tahun 2006 sebesar 66.79%; tahun 2007 sebesar 70.46%;
tahun 2008 sebesar 82.26%; tahun 2009 sebesar 83.86%; tahun 2010 sebesar 85.39%;tahun
2011 sebesar 82.03%. Rata-rata LDR tertinggi adalah pada tahun 2010 sebesar 85.39%;
dan yang paling rendah pada tahun 2006 sebesar 66.79%.
Bank Swata Nasional
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rata-rata CAR pada tahun 2006 sebesar 22.11%; tahun 2007 sebesar 19.34%;
tahun 2008 sebesar 16.07%; tahun 2009 sebesar 17.97%; tahun 2010 sebesar 14.33%;t ahun
2011 sebesar 16.36%. Rata-rata CAR tertinggi adalah pada tahun 2006 sebesar 22.11%;
dan yang paling rendah pada tahun 2010 sebesar 14.33%.
Return on Risk Assets (RORA)
Rata-rata RORA pada tahun 2006 sebesar 2.9%; tahun 2007 sebesar 3.04%; tahun
2008 sebesar 2.56%; tahun 2009 sebesar 2.53%; tahun 2010 sebesar 3.36%;t ahun 2011
sebesar 3.47%. Rata-rata RORA tertinggi adalah pada tahun 2011 sebesar 3.47%; dan
yang paling rendah pada tahun 2009 sebesar 2.53%.
Net Profit Margin (NPM)
Rata-rata NPM pada tahun 2006 sebesar 12%; tahun 2007 sebesar 14.86%; tahun
2008 sebesar 11.71%; tahun 2009 sebesar 12%; tahun 2010 sebesar 16.14%;tahun 2011
sebesar 19%. Rata-rata NPM tertinggi adalah pada tahun 2011 sebesar 19% dan yang
paling rendah pada tahun 2008 sebesar 11.71%.
Return on Assets (ROA)
Rata-rata ROA pada tahun 2006 sebesar 2.18%; tahun 2007 sebesar 2.61%; tahun
2008 sebesar 2.31%; tahun 2009 sebesar 1.54%; tahun 2010 sebesar 2.42%;tahun 2011
sebesar 2.30%. Rata-rata ROA tertinggi adalah pada tahun 2010 sebesar 2.81% dan yang
paling rendah pada tahun 2006 sebesar 2.31%.
Operating Ratio (OR)
Rata-rata OR pada tahun 2006 sebesar 83.33%; tahun 2007 sebesar 64.14%; tahun
2008 sebesar 80.90%; tahun 2009 sebesar 84.90%; tahun 2010 sebesar 78.78%;tahun 2011
sebesar 81.28%. Rata-rata OR tertinggi adalah pada tahun 2009 sebesar 84.90%; dan yang
paling rendah pada tahun 2007 sebesar 64.14%.
Call Money Ratio (CMR)
Rata-rata CMR pada tahun 2006 sebesar 4.43%; tahun 2007 sebesar 4.29%; tahun
2008 sebesar 4.74%; tahun 2009 sebesar 5.53%; tahun 2010 sebesar 4.63%;tahun 2011
sebesar 4.04%. Rata-rata CMR tertinggi adalah pada tahun 2009 sebesar 5.53%; dan yang
paling rendah pada tahun 2011 sebesar 4.04%.



Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rata-rata LDR pada tahun 2006 sebesar 65.59%; tahun 2007 sebesar 72.22%;
tahun 2008 sebesar 80.96%; tahun 2009 sebesar 73.86%; tahun 2010 sebesar 76.92%;tahun
2011 sebesar 75.33%. Rata-rata LDR tertinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 80.96%;
dan yang paling rendah pada tahun 2006 sebesar 65.59%.
Pengujian Hipotesis
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil uji Anova diketahui nilai F hitung = 2.970 dengan nilai
signifikansi 0,090 > 0.05, sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
CAR antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta nasional. Maka H1
yang menyatakan adanya perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Capital Adecuacy
(diproksikan dengan CAR) antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta
nasional ditolak.
Return on Risk Assets (RORA)
Berdasarkan hasil uji Anova dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 0.032 dengan
nilai signifikansi 0,858 > 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan yang diproksikan dengan RORA antara kelompok bank pemerintah dan
kelompok bank swasta. Sehinnga H2 yang menyatakan terdapat perbedaan kinerja
keuangan berdasarkan Return on Risk Assets (RORA) antara kelompok bank pemerintah
dan kelompok bank swasta nasional ditolak.
Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan hasil uji Anova dapat diketahui nilai F hitung = 0.702 dengan nilai sig
0.405 > 0.05 . Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
yang diproksikan dengan (NPM) antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank
swasta. Sehinnga H3 yang menyatakan terdapat perbedaan kinerja keuangan berdasarkan
NPM antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta nasional ditolak.
Return on Assets (ROA)
Berdasarkan hasil uji Anova dapat diketahui nilai F hitung = 0.001 dengan nilai
signifikasi 0,969 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA) antara kelompok bank
pemerintah dan kelompok bank swasta. Sehinnga H4a yang menyatakan terdapat
perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Return on Assets (ROA) antara kelompok bank
pemerintah dan kelompok bank swasta nasional ditolak.
Operating Ratio (OR)
Dari hail uji Anova diketahui nilai F hitung = 0.338 dengan nilai signifikani 0.563
> 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
diproksikan dengan OR antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta.
Sehinnga H4b yang menyatakan terdapat perbedaan kinerja keuangan berdasarkan OR
antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta nasional ditolak.
Call Money Ratio (CMR)
Dari hail uji Anova diketahui nilai F hitung = 5.533 dengan nilai signifikansi 0.012
< 0.05. hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Call Money Ratio antara bank
pemerintah dan bank swasta nasional. Sehingga H5a yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Liquidity yang diproksikan dengan Call Money
Ratio (CMR) antara bank pemerintah dan bank swasta nasional diterima.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dari hail uji Anova diketahui nilai F hitung = 20.280 dengan nilai signifikansi
0.000 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
diproksikan Loan to Deposit Ratio (LDR) antara kelompok bank pemerintah dan
kelompok bank swasta nasional. Sehinnga H5b yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR) antara kelompok
bank pemerintah dan kelompok bank swasta nasional diterima.

PEMBAHASAN
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil uji Anova dengan nilai signifikansi 0,090 > 0.05, sehingga hal
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan CAR antara kelompok bank pemerintah
dan kelompok bank swasta nasional. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang
mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha
menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai dengan ketentuan.
Return on Risk Assets (RORA)
Berdasarkan hasil pengujian Anova dengan nilai signifikansi 0,858 > 0,05 . Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diproksikan dengan
RORA antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta.
Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan hasil pengujian Anova dengan nilai sig 0.405> 0.05 . Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diproksikan dengan
NPM antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta. Akan tetapi dari rata-
rata NPM, terlihat bahwa bank pemerintah diatas bank swasta nasional sebesar 15,67%
dan bank swasta naional sebesar 14,29%Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan
penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan
secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar
bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Dengan mengetahui
hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.
Return on Assets (ROA)
Berdasarkan hasil pengujian Anova dengan nilai signifikasi 0,969 < 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diproksikan dengan
ROA antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta. Hal ini dikarenakan
rasio ROA Bank Swasta Nasional tidak jauh berbeda dengan Bank Pemerintah dimana
kedua bank tersebut mampu mengelola assetnya dengan baik. Berdasarkan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penetapan kriteria peringkat ROA
Bank Pemerintah dan Bank Swasta Nasional berada pada peringkat kedua yaitu memiliki
rata-rata lebih dari 2%.
Operating Ratio (OR)
Berdasarkan hasil pengujian Anova dengan nilai signifikani 0.563 > 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diproksikan dengan
OR antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta. Tidak terdapatnya
perbedaan OR antar kelompok bank dikarenakan setiap bank telah mampu
mengefisienkan biaya operasionalnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi (IT) (Soesetiyo, 2008)
Call Money Ratio (CMR)
Berdasarkan hasil pengujian Anova dengan nilai signifikansi 0.012 < F 0.05. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Call Money Ratio antara bank pemerintah dan
bank swasta nasional. Selain itu, ditinjau dari rata-rata nilai Call Money Ratio bank swasta
nasional yang lebih tinggi dari bank pemerintah yang mengindikasikan bahwa bank swasta
nasional memiliki tingkat likuiditas yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok bank
pemerintah.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Berdasarkan hasil pengujian Anova dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang diproksikan dengan LDR
antara kelompok bank pemerintah dan kelompok bank swasta nasional. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan tingkat suku bunga antar bank, dimana bank-bank pemerintah
mampu merespon secara positif permintaan kredit dari sektor riil yang semakin meningkat
(Majalah Investor 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan proksi rasio keuangan dalam melakukan analisis perbandingan kinerja
bank publik memberikan bukti bahwa kinerja bank-bank pemerintah dilihat dari sisi proksi
rasio keuangan tidak selalu lebih unggul dibandingkan bank-bank swasta nasional atau
sebaliknya. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari
rasio-rasio CAR, RORA, NPM, ROA dan OR, ternyata tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta nasional. Namun jika ditinjau dari
LDR dan CM Ratio, ternyata terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah
dan bank swasta nasional. Bagi investor dapat berinvestasi pada bank swasta nasional
karena nilai rasio CAR yang terus meningkat dan didukung dengan hasil penilaian rasio-
rasio RORA, NPM, ROA, OR, CM Ratio dan LDR yang mengalami fluktuasi yang berarti
bahwa bank tersebut dapat menyesuaikan dengan situasi yang ada. Untuk bank
pemerintah, investor juga dapat berinvestasi karena nilai rasio NPM dan LDR yang terus
meningkat dan nilai rasio-rasio RORA, OR, ROA dan CM Ratio yang fluktuatif, namun
harus harus diwaspadai juga dengan nilai CAR yang cenderung menurun karena akan
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Dengan CAR yang mengalami fluktuasi
maka dilakukan konsolidasi manajemen sampai nilai rasio CAR menjadi stabil sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
agar menggunakan subjek penelitian, periode penelitian, dan variabel yang berbeda,
sehingga dapat menambah wawasan dalam penelitian kinerja keuangan bank serta
diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari penelitian-penelitian sebelumnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2010). Laporan Pengawasan perbankan tahun 2010. www.bi.go.id
(diakses 15 Juni 2012).
Bank Indonesia. (2010). Laporan Pengawasan perbankan tahun 2008. www.bi.go.id
(diakses 15 Juni 2012).
-----------------------. (2010). Laporan Perekonomian tahun 2008. www.bi.go.id (diakses
15 Juni 2012).
-----------------------. (2010). Laporan Pengawasan perbankan tahun 2006. www.bi.go.id
(diakses 15 Juni 2012).
-----------------------. 2010. Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2006. www.bi.go.id
(diakses 15 Juni 2012).
Biro riset info bank (2010).Wajah Perbankan Indonesia. www.infobank.co.id (diakses 10
Mei 2010)
Brata, Aloysius Gunadi (1997). Struktur dan Kinerja Perbankan, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Furqon (1999). Statistika Terapan untuk Penelitian. Alfabeta Bandung
Handayani, Puspita (2006) Analisis Perbandingan Kinerja Bank Nasional, Bank
Campuran Dan Bank Asing .Tesis. Pasca Sarjana, UNDIP.Semarang
Kasmir, (2004), Manajemen Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Nurmadi H. Sumarta dan Yogiyanto(2000), Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
Vol. 3 nomor 2, September
Sutaryono, Paul. (2008). Mengapa BII dilego?. Koran Sindo.
(http:www.cbcindonesia.com/berita/200 8/4/4177.shtml diakses pada 23 Februari
2012).
Surifah (2002), Kinerja Keuangan Perbankan Swasta Nasional di Indonesia Sebelum Dan
Sesudah Krisis Ekonomi.JAAI volume 6 No 2
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.7/10/DPNP Tanggal 31 Maret 2005. Tentang
Laporan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum Serta Pedoman
Perhitungan Rasio Keuangan. Jakarta.
Soesetiyo, J.B. (2008). Berakhirnya Era Aplikasi TI yang Cuma untuk Gagah-gagahan.
Warta Ekonomi hlm 14

Anda mungkin juga menyukai