Anda di halaman 1dari 14

Laporan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (F.

4)
STATUS GIZI BALITA GIZI KURANG
DAN GIZI BURUK SETELAH
MENDAPATKAN PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN (PMT)
PEMULIHAN



Oleh :
dr. Novarina Ratnaningtyas
Pendamping :
dr. Wahju Kurniawan, M.Kes.


PROGRAM DOKTER INTERNSHIP
PUSKESMAS PLUPUH II
2013
A. NAMA KEGIATAN
Penentuan status gizi balita gizi kurang dan gizi buruk setelah
mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan di Puskesmas
Plupuh II.

B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Kasus gizi kurang dan gizi buruk merupakan maslah yang menjadi
perhatian di Indonesia, karena dapat menimbulkan the lost generation.
Kualitas bangsa di masa depan akan sangat dipengaruhi keadaan atau status
gizi pada saat ini, terutama balita. Akibat gizi kurang dan gizi buruk bagi
seseorang akan mempengaruhi kualitas hidunya kelak.
Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007, angka
kekurangan gizi pada balita mencapai 18,4%, terdiri dari gizi buruk 5,4% dan
gizi kurang 13%; sedangkan balita stunting (pendek) mencapai 36,8%, balita
wasting (kurus) mencapai 4,3%, dan gizi lebih mencapai 4,3%. Sementara
hasil Riskesdas 2010, prevalensi balita kurang gizi (berat badan kurang)
menurun menjadi 18,0%, di antaranya 4,9% dengan gizi buruk.
Angka gizi kurang dan gizi buruk masih cukup mengkhawatirkan,
sehingga Departemen Kesehatan membuat rencana aksi nasional dalam
pencegahan dan penanggulangan gizi kurang dan buruk. Pendekatan yang
dilakukan dalam menanggulangi gizi kurang yaitu : Pemantauan pertumbuhan
balita di posyandu, penyuluhan dan konseling menyusui dan Makanan
Pendamping ASI dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan pada
balita gizi kurang. Sedangkan untuk balita gizi buruk perlu dirujuk ke fasilitas
kesehatan untuk ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk.
PMT Pemulihan bertujuan untuk mengatasi kekurangan gizi yang
terjadi pada kelompok usia balita (6-59 bulan). Tujuan pemberiannya adalah
sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari.
Makanan yang diberikan berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas
daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Pemantauan PMT Pemulihan dilakukan setiap bulan. Pemantauan
meliputi pelaksanaan PMT Pemulihan, pemantauan berat badan setiap bulan,
sedangkan pengukuran panjang/tinggi badan hanya pada awal dan akhir
pelaksanaan PMT Pemulihan.

C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan Umum : Mengetahui status gizi balita gizi kurang dan gizi buruk
setelah mendapatkan PMT Pemulihan
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui status gizi balita gizi kurang dan gizi buruk sebelum dan
sesudah mendapatkan PMT Pemulihan di Puskesmas Plupuh II.
2. Mengetahui pelaksanaan PMT Pemulihan di Puskesmas Plupuh II.
3. Sebagai bahan masukan bagi petugas Puskesmas agar dapat menjalankan
dan meningkatkan program penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk
pada anak balita.

D. BENTUK KEGIATAN
1. Melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/ tinggi
tinggi badan balita sebelum mendapatkan PMT Pemulihan.
2. Pelaksanaan PMT Pemulihan.
3. Melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/ tinggi
badan balita pada akhir bulan setelah mendapatkan PMT Pemulihan.

E. WAKTU KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 1 April sampai 30 April 2013

F. TEMPAT KEGIATAN
Pemantauan status gizi balita gizi kurang dan gizi buruk setelah mendapatkan
PMT Pemulihan adalah di rumah masing-masing balita.


G. PESERTA KEGIATAN
Balita gizi kurang dan gizi buruk

H. PELAKSANA KEGIATAN
dr. Mokh. Khabibullah Cahya Kusuma
dr. Meinar Rahma
dr. Novarina Ratnaningtyas
dr. Luh Putu Swatiyani Purnami
dr. Laeli Kodriyati
dr. Eldora Maresaning N
Bu Anies selaku petugas gizi Puskesmas Plupuh II

I. HASIL KEGIATAN
1. Karakteristik dan Antropometri Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk penilaian
status gizi perorangan maupun masyarakat. Berikut adalah hasil
penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/ tinggi badan balita gizi
kurang dan gizi buruk :

Tabel 1. Hasil Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Panjang/ Tinggi
Badan Balita yang Mendapatkan PMT Pemulihan

No Nama
Jenis
Kela-
min
Tanggal
Lahir
Umur
(bln)
Keadaan
Sebelum
PMT
Pemulihan
Keadaan
Setelah
PMT
Pemulihan
BB TB BB TB
1. An.Se P 14-Jun-10 34 8,7 81 9,9 82
2. An.An L 28-Apr-10 36 10,1 89 10,9 89
3. An.Ty L 09-Mei-10 34 10 84 10,1 85,5
4. An.Ar L 02-Jul-11 22 7,6 73 7,6 75
5. An.Ab P 15-Jun-12 10 5,7 66 5,9 66
6. An.Sy P 10-Apr-11 24 7,4 73 7,4 73
7. An.Al P 18-Mar-12 13 6,9 68 7,1 68
8. An.Va P 14-Feb-12 14 6,7 72 7 73
9. An.Ag P 12-Jan-11 27 8,9 79 9,2 80
10. An.Dy P 23-Jul-11 21 7 68 7,6 69
11. An.Sa P 29-Mar-11 25 8,1 80 8,6 81,5
12. An.Tm L 11-Jan-11 27 9 84 9,7 84
13. An.Mt P 19-Sep-08 55 11,1 93 11,3 93
14. An.Pt P
20-Agust-
09
44 10 87 10,6 88
15. An.M L
28-Agust-
10
32 8,8 81 9 82
16. An.Is P 04-Jan-11 27 8,1 74 8,3 74
17. An.Sf P 28-Des-10 28 9,4 82 9,5 83
18. An.Af L
09-Nov-
11
17 8,2 79 8,3 79,5
19. An.Fa L 07-Jan-10 39 10,3 88,5 10,8 89
20. An.Bu P 11-Jun-08 58 13 100 14 101

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa balita yang mengalami
permasalahan gizi di Puskesmas Plupuh II usia 6-11 bulan terdapat 1 balita
perempuan. Sedangkan dari 19 balita yang berusia 12-59 bulan terdapat 7
orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

2. Status Gizi
Status gizi balita ditentukan dengan menggunakan indikator BB/U,
BB/TB, dan TB/U berdasarkan buku rujukan WHO NCHS. Status gizi
balita sebelum dan sesudah PMT Pemulihan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/U Sebelum dan
Sesudah PMT Pemulihan pada Balita Gizi Kurang dan Gizi
Buruk di Puskesmas Plupuh II

No
PMT
Pemulihan
Status gizi (BB/U)
Total
Lebih Baik Kurang Buruk
n % n % n % n % n %
1. Sebelum 0 0 0 0 11 55 9 45 20 100
2. Sesudah 1 bln 0 0 0 0 13 65 7 35 20 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi balita menurut
BB/U sebelum mendapatkan PMT Pemulihan yang mempunyai status gizi
kurang sebanyak 11 orang (55%), balita dengan status gizi buruk sebanyak
9 orang (45%) dan tidak terdapat balita yang mempunyai status gizi lebih
dan gizi baik. Setelah 1 bulan mendapatkan PMT Pemulihan mengalami
perubahan status gizi, yakni balita dengan status gizi kurang sebanyak 13
orang (65%) dan status gizi buruk berkurang menjadi 7 orang (35%) serta
tidak terdapat balita dengan status gizi labih dan gizi baik.

Tabel 3. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks BB/TB Sebelum dan
Sesudah PMT Pemulihan pada Balita Gizi Kurang dan Gizi
Buruk di Puskesmas Plupuh II

No
PMT
Pemulihan
Status Gizi (BB/TB)
Total
Gemuk Normal Kurus
Sangat
Kurus
n % n % N % n % N %
1. Sebelum 0 0 6 30 11 55 3 15 20 100
2. Sesudah 1 bln 0 0 11 55 9 45 0 0 20 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi balita menurut
BB/TB sebelum mendapatkan PMT Pemulihan adalah normal yaitu
sebanyak 6 orang (30%), balita gizi kurus sebanyak 11 orang (55%), balita
gizi sangat kurus sebanyak 3 orang (15%) dan tidak terdapat balita gizi
gemuk. Setelah mendapatkan PMT Pemulihan selama 1 bulan balita
mengalami perubahan status gizi, yakni balita dengan status gizi normal
meningkat menjadi 11 orang (55%), balita gizi kurus berkurang menjadi 9
orang (45%0 dan tidak terdapat balita gizi gemuk dan gizi sangat kurus.

Tabel 4. Distribusi Status Gizi Menurut Indeks TB/U Sebelum dan
Sesudah PMT Pemulihan pada Balita Gizi Kurang dan Gizi
Buruk di Puskesmas Plupuh II

No
PMT
Pemulihan
Status Gizi (TB/U)
Total
Normal Pendek
Sangat
Pendek
n % n % n % n %
1. Sebelum 8 40 3 15 9 45 20 100
2. Sesudah 1 bln 7 35 5 25 8 40 20 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi balita menurut
TB/U sebelum mendapatkan PMT Pemulihan, balita yang mempunyai
status gizi normal sebanyak 8 orang (40%), balita yang pendek sebanyak 3
orang (15%) dan balita yang sangat pendek sebanyak 9 orang (45%). Pada
akhir bulan setelah mendapatkan PMT Pemulihan mengalami perubahan
status gizi, yakni balita dengan status gizi normal sebanyak 7 orang (35%),
pendek sebanyak 5 orang (25%) dan balita yang sangat pendek 8 orang
(40%).

3. Pemberian Makanan Tambahan
PMT Pemulihan diberikan selama 1 bulan yakni mulai tanggal 1
April 2013 sampai dengan 30 April 2013. Sumber dana PMT Pemulihan
yakni dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Setiap balita
diberikan dana masing-masing 5.000 rupiah setiap harinya. Makanan yang
telah disiapka petugas kemudian diantar ke rumah masing-masing balita
setiap hari, akan tetapi kadang PMT Pemulihan diberikan per 2 hari agar
memudahkan dalam distribusinya.
Berikut adalah tabel jenis makanan yang diberikan selama 1 bulan :
Tabel 5. Jenis Makanan PMT Pemulihan Selama 1 Bulan pada Balita Gizi
Kurang dan Gizi Buruk di Puskesmas Plupuh II

Tanggal
Pemberian
Usia Balita
6-11 Bulan 12-59 Bulan
1
Bubur kedelai
Sari kacang hijau
Nasi kuning
Sari kacang hijau
2
Sup matahari
Sus basah
3
Kroket
Susu kedelai
Telur puyuh
4
Bubur tim
Sus basah
5
Jeruk
Serabi
Roti semer
6
Tahu isi telur
Bolu kukus gula jawa
Sari kedelai
Roti oreo
Abon
Pisang ambon
7
8
Arem-arem kacang polong
Sate tahu
Sari kacang hijau
Jeruk
Wafer
Roti bolu gulung
9
10
Puding waluh
Bubur
Pisang
Roti regel
Puding waluh
Nasi
Pisang
Roti regel
11
12
Lapis legit
Abon
Roti monde
13
Cooktail
Nagasari
Tahu isi telur
Biskuat
Telur asin
Pia kacang hijau


14
15 Sop gelantin
Sari kacang hijau
Pisang
Abon
Roti roma
16
17 Susu kedelai
Telur
Lemper
Roti regel
Pisang
18
19
Sari kacang hijau
Pisang
Abon
Roti sari gandum
Roti regel
Layer cake
20
21
22
Susu kedelai
Donat kentang
Telur puyuh
Pudding buah
Bubur tim Promina
Biskuat
Jeruk
Susu kedelai
Donat kentang
Telur puyuh
Pudding buah
Telur asin
Biskuat
Jeruk
23
24
Sop matahari
Sari kedelai
Abon
Pisang ambon
Roti regel
Lapis legit
25
26
27
Sari kacang hijau
Nasi mawut
Jeruk
Pia kacang hijau
Bolu
28
29
Puding pelangi
Nugget
Kue lumpur
Pisang
Abon
Bolu cukil
30


4. Status Kesehatan Balita
Status kesehatan balita dapat diketahui dengan mewawancarai ibu
tentang keadaan kesehatan balita selama 1 bulan terakhir. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarkan Satus Kesehatan
dalam 1 Bulan Terakhir di Puskesmas Plupuh II

No. Status Kesehatan
Jumlah
n %
1. Pernah sakit 2 10
2. Tidak Pernah Sakit 18 90
Jumlah 20 100


Tabel 7. Distribusi Balita Gizi Kurang Berdasarkan Jenis Penyakit dalam 1
Bulan Terakhir di Puskesmas Plupuh II

No. Jenis Penyakit
Jumlah
n %
1. Demam 0 0
2. Batuk/ISPA 2 10
3. Diare 0 0
4. Asma 0 0
Jumlah 2 10


J. PEMBAHASAN
Status gizi adalah suatu keadaan yang memberikan petunjuk tentang
keadaan gizi seseorang. Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada
ukuran baku rujukan antropometri yaitu WHO NCHS. Indikator yang
digunakan adalah indeks BB/U, TB/U dan BB/TB.
Dari hasil perhitungan diketahui status gizi balita berdasarkan indeks
BB/U setelah mendapatkan PMT Pemulihan selama 1 bulan mengalami
perubahan. Di mana sebelum mendapat PMT Pemulihan balita dengan gizi
kurang sebanyak 11 orang (55%) dan gizi buruk sebanyak 9 orang (45%)
tetapi setelah mendapat PMT Pemulihan gizi balita menjadi gizi buruk
sebanyak 13 orang (65%) dan gizi buruk 7 orang (35%). Namun gizi balita
belum masuk ke dalam kategori gizi baik. Pengukuran status gizi
menggunakan indeks BB/U sangat mudah dilakukan, akan tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan status gizi dari waktu ke waktu.
Status gizi berdasarkan BB/TB sebelum PMT Pemulihan, balita
dengan status gizi normal sebanyak 6 orang (30%), kurus 11 orang (55%), dan
sangat kurus 3 orang (15%). Setelah mendapatkan PMT Pemulihan selama 1
bulan status gizi balita mengalami parubahan menjadi balita yang mempunyai
status gizi normal sebanyak 11 orang (55%) dan gizi kurus sebanyak 9 orang
(45%).
Sebelum PMT Pemulihan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U
yang terbanyak adalah balita dengan status gizi sangat pendek yaitu sebanyak
9 orang (45%) dan yang paling sedikit balita dengan status gizi pendek yaitu 3
orang (15%). Setelah mendapatkan PMT Pemulihan distribusi status gizi
balita tidak jauh berbeda yakni balita dengan status gizi normal sebanyak 7
orang (35%), pendek sebanyak 5 orang (25%) dan balita yang sangat pendek
sebanyak 8 orang (40%).
Indeks BB/TB dan TB/U ditujukan untuk mengukur seseorang yang
kurus kering (wasting), kecil pendek (stunting) atau keterlambatan
pertumbuhan. Kurus kering dan kecil pendek pada umumnya menggambarkan
keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang
menahun.
Proses pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan. Faktor genetik ditentukan oleh pembawa faktor keturunan (gen)
yang terdapat dati tubuh yang diwariskan orang tua kepada anaknya. Faktor
lingkungan yang berperan pada proses pertumbuhan dapat beraneka ragam
antara lain tempat tinggal, lingkungan pergaulan, sinar matahari yang diterima
dan status gizi. Selain faktor gen, pengetahuan dan perilaku kesehatan orang
tua juga berperan dalam proses pertumbuhan anak.
PMT Pemulihan adalah makanan yang diberikan kepada bayi atau
balita yang bertujuan untuk membantu mencukupi kebutuhan akan zat-zat
gizi. PMT Pemulihan diberikan pada balita gizi kurang dan gizi buruk di
Puskesmas Plupuh II selama 1 bulan mulai tanggal 1 April sampai 30 April
2013. PMT Pemulihan harus mendapatkan perhatian serius bagi ibu, karena
anak akan mudah sekali terkena penyakit bila makanan yang juga berfungsi
sebagai daya tahan tubuh tidak cukup. Juga dapat mengganggu perkembangan
mental dan kecerdasan anak di masa yang akan datang.
Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu
perhatian yang serius.pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang
yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik, mental dan sosial. Untuk
mendukung pertumbuhan fisik, balita perlu makanan dan gizi seimbang di
rumah. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi balita dalam satu hari
yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Akibat gizi yang tidak seimbang
dapat mengakibatkan berbagai gangguan seperti gizi lebih, gizi kurang dan
gizi buruk. Keadaan gizi seimbang tidak hanya penting bagi pertumbuhan
tetapi juga bagi proses-proses lain seperti perkembangan, kecerdasan dan
pemeliharaan kesehatan untuk kegiatan sehari-hari.
PMT Pemulihan yang diberikan di Puskesmas Plupuh sudah
dilaksanakan dengan baik tetapi konsumsi makanan yang diberikan tidak bisa
dikontrol oleh petugas kesehatan. PMT Pemulihan banyak bergantung pada
kesadaran orang tua dalam memonitor konsumsi makanan anak balitanya.
Saat pelaksanaan PMT Pemulihan terdapat 2 balita yang sakit ISPA.
Penyakit infeksi mempunyai dampak terhadap pertumbuhan dan status gizi
dengan adanya penurunan berat badan. Keadaan demikian disebabkan oleh
hilangnya nafsu makan pada penderita penyakit infeksi (ISPA) sehingga
masukan zat gizi dan energy kurang dari kebutuhan.

K. KESIMPULAN
1. Dengan PMT Pemulihan, balita gizi buruk berdasarkan BB/U berkurang
dari 9 orang (45%) menjadi 7 orang (35%) sedangkan balita gizi buruk
masih tetap tinggi yakni 11 orang (55%) sebelum pemberian dan 13 orang
(65%) setelah pemberian.
2. Dengan PMT Pemulihan semakin banyak balita yang mempunyai status
gizi normal berdasarkan BB/TB dibandingkan sebelumnya yaitu dari 30%
menjadi 55%.
3. Dengan PMT Pemulihan, status gizi balita sangat pendek berdasarkan
TB/U berkurang dari 9 orang (45%) menjadi 8 orang (40%).
4. Jenis makanan dan waktu pelaksanaan PMT Pemulihan yang diberikan
pada balita gizi kurang dan gizi buruk sama.
5. Petugas gizi Puskesmas tidak mengadakan kontrol terhadap konsumsi
PMT Pemulihan.
6. Saat pelaksanaan PMT Pemulihan terdapat balita yang sakit.

L. SARAN
1. Diharapkan PMT Pemulihan pada gizi kurang dan gizi buruk dibedakan
jenis makanan dan lama pemberian.
2. Diharapkan petugas gizi untuk memberikan pengertian kepada orang tua
gizi kurang dan gizi buruk akan pentingnya PMT Pemulihan.
3. Diharapkan kepada petugas gizi untuk meningkatkan penyuluhan kepada
ibu-ibu yang mempunyai balita gizi kurang dan buruk untuk
memperhatikan asupan gizi seimbang.
4. Diharapkan kepada ibu untuk memperhatikan kesehatan anak selama
pemberian makanan tambahan agar tidak terjadi penurunan status gizi
anak.

M. DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
Anak. 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan
Operasional Kesehatan). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Leksono, P. 2009. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan Konseling
Gizi terhadap Status Gizi Anak Balita Gizi Buruk di Kota Kendari
dan Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. SELAMI IPS
Edisi Nomor 26 Volume 2 Tahun XIV.
Murningsih, Sulastri.2008. Hubungan antara Pemberian Makanan Tambahan
pada Usia Dini dengan Tingkat Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan
di Kelurahan Sine Sragen. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-
2697 Volume 1 Nomor 3 September 2008 : 113-118

Pudjiadi, A.H., et al. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia Jilid 1. Badan Penerbit IDAI.

Tim Field Lab FK UNS. 2011. Keterampilan Pemantauan Status Gizi Balita
dan Ibu Hamil. Surakarta : Field Lab FK UNS.




LAMPIRAN


.

Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran Berat Badan

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan

Anda mungkin juga menyukai