Kejang adalah gerakan otot tonik atau klonik yang involuntar yang merupakan
serangan berkala, disebabkan oleh lepasnya muatan listrik neuron kortikal
secara berlebihan. Kejang tidak secara otomatis berarti epilepsi. Dengan demikian perlu ditarik garis pemisah yang tegas : manakah kejang epilepsi dan mana pula kejang yang bukan eplepsi? (1,2,,!" #etanus, histeri, dan kejang demam bukanlah epilepsi $alaupun ketiganya menunjukkan kejang seluruh tubuh. %edera kepala yang berat, radang otak, radang selaput otak, gangguan elektrolit dalam darah, kadar gula darah yang terlalu tinggi, tumor otak, stroke, hipoksia, semuanya dapat menimbulkan kejang. Kecuali tetanus, histeri, hal&hal yang tadi, kelak di kemudian hari dapat menimbulkan epilepsi. K'()*+*K()* ,ada tahun 1-.1, #he *nternational 'eague (gainst /pilepsy (*'(/" membuat suatu sistem klasi0ikasi internasional kejang epileptik yang membagi kejang menjadi dua kelompok besar yaitu Kejang ,arsial (0okal atau lokal" dan Kejang 1eneralisata. Kejang parsial kemudian dibagi lagi menjadi ,arsial )ederhana, ,arsial Kompleks, dan ,arsial yang menjadi 1eneralisata sekunder. (dapun yang termasuk kejang generalisata yaitu 'ena (#ipikal atau (tipikal", mioklonik, klonik, tonik, tonik&klonik, dan kejang atonik. ! 1. Kejang ,arsial (,artial&onset )ei2ure" Kejang ,arsial bermula dari area 0okus tertentu korteks serebri, 2. Kejang 1eneralisata (1enerali2ed&onset )ei2ure" Kejang 1eneralisata bera$al dari kedua hemis0er serebri. 3isa bermula dari talamus dan struktur subkortikal lainnya. ,ada //1 ditemukan kelainan secara serentak pada kedua hemis0er. Kejang generalisata memberikan mani0etasi bilateral pada tubuh dan ada gejala penurunan kesadaran. Kejang generalisata diklasi0ikasikan menjadi atonik, tonik, klonik, tonik klonik atau absence sei2ure. 3eberapa penyakit yang memberikan gambaran kejang generalisata antara lain : 3enign 4eonatal %onvulsion, 3enign 5yoclonic /pilepsy, %hildhood (bsence /pilepsy, 6uvenille (bsence /pilepsy, 6uvenille 5yoclonic /pilepsy. 1,7 Kejang tonik adalah kekakuan kontraktur pada otot&otot, termasuk otot perna0asan. Kejang klonik berupa gemetar yang bersi0at lebih lama. 6ika keduanya muncul secara bersamaan maka disebut kejang tonik klonik (kejang 1rand 5al". 1 . )ebagian kejang yang lain sulit dikelompokkan pada salah satunya dimasukkan sebagai kejang tidak terklasi0ikasi (8nclassi0ied )ei2ure". %ara pengelompokan ini masih diterima secara luas. 7 +*)*9'91* : ,(#9+*)*9'91* #iap neuron yang akti0 melepaskan muatan listriknya. +enomena elektrik ini adalah $ajar. 5ani0estasi biologiknya ialah merupakan gerak otot atau suatu modalitas sensorik, tergantung dari neuron kortikal mana yang melepaskan muatan listriknya. 3ilamana neuron somatosensorik yang melepaskan muatannya, timbullah perasaan protopatik atau propiosepti0. Demikian pula akan timbul perasaan panca indera apabila neuron daerah korteks pancaindera melepaskan muatan listriknya. 2 )ecara 0isiologis, suatu kejang merupakan akibat dari serangan muatan listrik terhadap neuron yang rentan di daerah 0okus epileptogenik. Diketahui bah$a neuron&neuron ini sangat peka dan untuk alasan yang belum jelas tetap berada dalam keadaan terdepolarisasi. 4euron&neuron di sekitar 0okus epileptogenik bersi0at 1(3(&nergik dan hiperpolarisasi, yang menghambat neuron epileptogenik. ,ada suatu saat ketika neuron&neuron epileptogenik melebihi pengaruh penghambat di sekitarnya, menyebar ke struktur korteks sekitarnya dan kemudian ke subkortikal dan struktur batang otak. 1 Dalam keadaan 0isiologik neuron melepaskan muatan listriknya oleh karena potensial membrannya direndahkan oleh potensial postsinaptik yang tiba pada dendrit. ,ada keadaan patologik, gaya yang bersi0at mekanik atau toksik dapat menurunkan potensial membran neuron, sehingga neuron melepaskan muatan listriknya dan terjadi kejang. 2 ,/4;(K*#&,/4;(K*# 4/8<9'91*) ;(41 5/4;/3(3K(4 K/6(41 ,enyakit&penyakit yang menyebabkan kejang dapat dikelompokkan secara sederhana menjadi penyebab kejang epileptik dan penyebab kejang non& epileptik. ,enyakit epilepsi akan dibahas tersendiri sementara kelompok non& epileptik terbagi lagi menjadi penyakit sistemik, tumor, trauma, in0eksi, dan serebrovaskuler. )istemik 5etabolik : =iponatremia, =ipernatremia, =iponatremia =iponatremia terjadi bila : a". 6umlah asupan cairan melebihi kemampuan ekskresi, b". Ketidakmampuan menekan sekresi (D= (mis : pada kehilangan cairan melalui saluran cerna atau gagal jantung atau sirosis hati atau pada )*(D= > )yndrom o0 *nappropriate (D=&secretion". =iponatremia dengan gejala berat (mis : penurunan kesadaran dan kejang" yang terjadi akibat adanya edema sel otak karena air dari ektrasel masuk ke intrasel yang osmolalitas&nya lebih tinggi digolongkan sebagai hiponatremia akut (hiponatremia simptomatik". )ebaliknya bila gejalanya hanya ringan saja (mis : lemas dan mengantuk" maka ini masuk dalam kategori kronik (hiponatremia asimptomatik". 'angkah pertama dalam penatalaksanaan hiponatremia adalah mencari sebab terjadinya hiponatremia melalui anamnesis, pemeriksaan 0isis, dan pemeriksaan penunjang. 'angkah selanjutnya adalah pengobatan yang tepat sasaran dengan koreksi 4a berdasarkan kategori hiponatremia&nya. =ipernatremia =ipernatremia terjadi bila kekurangan air tidak diatasi dengan baik misalnya pada orang dengan usia lanjut atau penderita diabetes insipidus. 9leh karena air keluar maka volume otak mengecil dan menimbulkan robekan pada vena menyebabkan perdarahan lokal dan subarakhnoid. )etelah etiologi ditetapkan, maka langkah penatalaksanaan berikutnya ialah mencoba menurunkan kadar 4a dalam plasma ke arah normal. ,ada diabetes insipidus, sasaran pengobatan adalah mengurangi volume urin. 3ila penyebabnya adalah asupan 4a berlebihan maka pemberian 4a dihentikan. *ntoksikasi ,enegakan diagnosa pasti penyebab keracunan cukup sulit karena diperlukan sarana laboratorium toksikologi sehingga dibutuhkan autoanamnesis dan alloanamnesis yang cukup sermat serta bukti&bukti yang diperoleh di tempat kejadian. )elanjutnya pada pemeriksaan 0isik harus ditemukan dugaan tempat masuknya racun. ,enemuan klinis seperti ukuran pupil mata, 0rekuensi napas dan denyut jantung mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran. ,emeriksaan penunjang berupa analisa toksikologi harus dilakukan sedini mungkin dengan sampel berupa 7? ml urin, 1? ml serum, bahan muntahan, 0eses. ,emeriksaan lain seperti radiologis, laboratorium klinik, dan /K1 juga perlu dilakukan. (dapun standar penatalaksanaan dari intoksikasi yaitu stabilisasi, dekontaminasi, eliminasi, dan pemberian antidotum. )ementara gejala yang sering menjadi penyerta atau penyulit adalah gangguan cairan, elektrolit, dan asam&basa @ gangguan irama jantung @ methemoglobinemia @ hiperemesis @ distonia @ rabdomiolisis @ dan sindrom antikolinergik. A #umor Kira&kira 1?B dari semua proses neoplasmatik di seluruh tubuh ditemukan pada susunan sara0 dan selaputnya, .B di antaranya berlokasi di ruang intrakranial dan 2B sisanya di ruang kanalis spinalis. Dengan kata lain &C dari 1??.??? orang penduduk mempunyai neoplasma sara0 primer. 8rutan 0rekuensi neoplasma intrakranial yaitu : 1lioma (!1B", 5eningioma (1CB", (denoma hipo0isis (1B", 4eurilemoma D neuro0ibroma (12B", 4eoplasma metastatik dan neoplasma pembuluh darah serebral. ,embagian tumor dalam kelompok benigna dan maligna tidak berpengaruh secara mutlak bagi tumor intrakranial oleh karena tumor benigna secara histologik dapat menduduki tempat yang vital, sehingga menimbulkan kematian dalam $aktu singkat. )imptomatologi tumor intrakranial dapat dibagi dalam : 1. 1angguan kesadaran akibat tekanan intrakranial yang meninggi )elain menempati ruang, tumor intrakranial juga menimbulkan perdarahan setempat. ,enimbunan katabolit di sekitar jaringan tumor menyebabkan jaringan otak bereaksi dengan menimbulkan edema yang juga bisa diakibatkan penekanan pada vena sehingga terjadi stasis. )umbatan oleh tumor terhadap likuor sehingga terjadi penimbunan juga meningkatkan tekanan intrakranial. #*K yang meningkat menimbulkan gangguan kesadaran dan meni0estasi dis0ungsi batang otak yang dinamakan (a" sindrom unkus D kompresi diense0alon ke lateral @ (b" sindrom kompresi sentral restrokaudal terhadap batang otak @ dan (c" herniasi serebelum di 0oramen magnum. )ebelum tahap stupor atau koma tercapai, #*K yang meninggi sudah menimbulkan gejala&gejala umum. 2. 1ejala&gejala umum akibat tekanan intrakranial yang meninggi (. )akit kepala > (kibat peningkatan %3+ setelah terjadi penumpukan ,%92 serebral terutama setelah tidur. 'onjakan #*K juga akibat batuk, mengejan atau berbangkis. 3. 5untah > (kibat peningkatan #*K selama tidur malam karena ,%92 serebral meningkat. )i0at muntah proyektil atau muncrat dan tidak didahului mual. %. Kejang > Kejang 0okal dapat merupakan mani0estasi pertama tumor intrakranial pada 17B penderita. 5eningioma pada konveksitas otak sering menimbulkan kejang 0okal sebagai gejala dini. Kejang umum dapat timbul sebagai mani0estasi tekanan intrakranial yang melonjak secara cepat, terutama sebagai meni0estasi glioblastoma multi0orme. Kejang tonik yang sesuai dengan serangan rigiditas deserebrasi biasanya timbul pada tumor di 0ossa kranii posterior dan secara tidak tepat dinamakan oleh para ahli neurologi dahulu sebagai Ecerebellar 0itsF. D. 1angguan mental > #umor serebri dapat mengakibatkan demensia, apatia, gangguan $atak dan intelegensi, bahkan psikosis, tidak peduli lokalisasinya. /. ,erasaan abnormal di kepala > <asa seperti Eenteng di kepalaF, EpusingF atau Etujuh kelilingF. 5ungkin sehubungan dengan #*K yang meninggi. )ehingga karena samarnya maka kebanyakan dari keluhan semacam ini tidak dihiraukan oleh pemeriksa dan dianggap keluhan 0ungsional. . #anda&tanda lokalisatorik yang menyesatkan )uatu tumor intrakranial dapat menimbulkan mani0astasi yang tidak sesuai dengan 0ungsi tempat yang didudukinya berupa : a" Kelumpuhan sara0 otak b" <e0leks patologik yang positi0 pada kedua sisi c" 1angguan mental d" 1angguan endokrin e" /nse0alomalasia !. #anda&tanda lokalisatorik yang benar De0isit serebral dibangkitkan oleh tumor di daerah 0ungsional yang khas berupa monoparesis, hemiparesis, hemianopia, a0asia, anosmia dan seterusnya. *. )imptom 0okal dari tumor di lobus 0rontalis : sakit kepala, gangguan mental, kejang tonik 0okal, katatonia, anosmia **. )imptom 0okal dari tumor di daerah pre&sentral : kejang 0okal pada sisi kontralateral, hemiparesis kontralateral, paraparese, gangguan miksi ***. )imptom 0okal dari tumor di lobus temporalis : hemianopsia kuadran atas kontralateral dengan tinitus, halusinasi auditorik, dan a0asia sensorik beserta apraksia *G. )imptom 0okal dari tumor di lobus parietalis : serangan 6ackson sensorik, astereognosia dan ataksia sensorik, Ethalamic over&reactionF, hemianopsia kuadran ba$ah homonim yang kontralateral, agnosia, a0asia sensorik, serta apraksia G. )imptom 0okal dari tumor di lobus oksipitalis G*. )imptom 0okal dari tumor di korpus kalosum 7. #anda&tanda 0isik diagnostik pada tumor intrakranial . 2 (a".,apil edema @ (b".,ada anak ukuran kepala membesar dan sutura teregang, perkusi > bunyi kendi rengat, auskultasi > ada bising @ (c".=ipertensi intrakranial H bradikardi : #D sistemik yang meningkat progresi0 > dapat dianggap sebagai kompensasi penanggulangan iskemik @ (d".*rama dan 0rekuensi perna0asan berubah A. #rauma Kejang dapat terjadi setelah cedera kepala dan harus segera diatasi karena akan menyebabkan hipoksia otak dan kenaikan tekanan intrakranial serta memperberat edem otak. 5ula&mula berikan dia2epam 1? mg intravena perlahan&lahan dan dapat diulangi sampai kali bila masih kejang. 3ila tidak berhasil dapat diberikan 0enitoin 17 mgDkg33 secara intravena perlahan&lahan dengan kecepatan tidak melebihi 7? mgDmenit. C,. *n0eksi *n0eksi pada susunan sara0 dapat berupa meningitis atau abses dalam bentuk empiema epidural, subdural, atau abses otak. Klasi0ikasi lain membahas menurut jenis kuman yang mencakup sekaligus diagnosa kausal C 1" *n0eksi viral : 2" *n0eksi bakterial " *n0eksi spiroketal !" *n0eksi 0ungal 7" *n0eksi proto2oal A" *n0eksi meta2oal 2 )erebrovaskuler )troke mengacu kepada semua gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. *stilah stroke biasanya digunakan secara spesi0ik untuk menjelaskan in0ark serebrum. %G( (%erebralvascular accident" dan serangan otak sering digunakan secara sinonim untuk stroke. Konvulsi umum atau 0okal dapat bangkit baik pada stroke hemoragik maupun strok non&hemoragik 2, - )troke sebagai diagnosis klinis untuk gambaran mani0estasi lesi vaskuler serebral dapat dibagi dalam : 1" #ransient ischemic attack, 2" )troke in evolution, " %ompleted stroke, yang bisa dibagi menjadi tipe hemoragik dan tipe non& hemoragik 2 /pilepsi Kata epilepsi berasal dari kata ;unani EepilambaneinF yang berarti EseranganF. /pilepsi bukanlah suatu penyakit, tetapi gejala yang dapat timbul karena penyakit. /pilepsi ialah mani0estasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu seragan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala&gejala yang datang dalam serangan&serangan, berulang& ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel&sel sara0 otak, yang bersi0at reversibel. 2, . Klasi0ikasi serangan pada epilepsi dapat dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu parsial dan umum. Kejang parsial kemudian dibagi menjadi parsial sederhana, parsial kompleks, dan parsial dengan umum sekunder. 1? *. )erangan parsial (0okal, lokal" kesadaran tak berubah (. )erangan parsial sederhana (kesadaran tetap baik" 1. Dengan gejala motorik 2. Dengan gejala somatosensorik atau sensorik khusus . Dengan gejala autonom !. Dengan gejala psikis 3. )erangan parsial kompleks (kesadaran menurun" 1. 3erasal sebagai parsial sederhana dan berkembang ke penurunan kesadaran a. #anpa gambaran lainnya b. Dengan gambaran seperti (.1&! c. Dengan automatismus 2. Dengan penurunan kesadaran sejak a$itan a. #anpa gambaran lainnya b. Dengan gambaran seperti (.1&! c. Dengan automatismus **. )erangan umum (konvulsi0 atau non&konvulsi0" (. 1. (bsence 2. (bsence tak khas 3. 5ioklonik %. Klonik D. #onik /. #onik&klonik +. (tonik ***. )erangan epilepsi tak terklasi0ikasikan misalnya : gerakan ritmis pada mata, gerakan mengunyah dan berenang. 2 D*(149)*) ,ada umumnya, seseorang yang mengalami hanya satu kali serangan kejang tidak akan diberi terapi epilepsi dahulu. 4amun jika dalam $aktu satu tahun terjadi lebh dari satu serangan maka perlu dipertimbangkan untuk mulai dengan obat&obat antiepilepsi. Diagnosis epilepsi biasanya dapat dibuat dengan cukup pasti dari anamnesis lengkap, terutama mengenai gambaran serangan, hasil pemeriksaan umum dan neurologik serta elektroense0aligra0i (//1". 2 #/<(,* 9bat anti epilepsi ((ntiepileptic Drug D (/D" digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya. 1. )odium channel blockers : +enitoin, +os0enitoin, 9Icarba2epine, Jonisamide, %loba2am, +enobarbital, +elbamate, #opiramate 2. %alsium inhibitors : +enitoin, +os0enitoin, %loba2am, +enobarbital, +elbamate . 1(3( enhancers : %loba2am, %lona2epam, +enobarbital, #iagabine, Gigabatrin, 1abapentin, #opiramate !. 1lutamate blocker : 'amotrigine, +enobarbital, #opiramate 7. %arbonic anhydrase inhibitor : #opiramate A. =ormon C. dan obat&obat lain yang belum diketahui pasti mekanisme kerjanya : ,rimidine, Galproate, 'evetiracetam. 11 ,<9149)*) ,rognosis epilepsi bergantung kepada beberapa hal, di antaranya jenis epilepsi, 0aktor penyebab, saat pengobatan dimulai, dan ketaatan minum obat. ,ada umumnya prognosis epilepsi cukup menggembirakan. ,ada 7?&C?B penderita epilepsi serangan dapat dicegah dengan obat&obatan, sedangkan sekitar 7?B pada suatu $aktu akan dapat berhenti minum obat. )erangan epilepsi primer, baik yang bersi0at kejang umum maupun serangan lena (ngelamun" atau absence mempunyai prognosis terbaik. )ebaliknya epilepsi yang serangan pertamanya mulai pada usia tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan atau retardasi mental mempunyai prognosis relati0 jelek. 2 G. #/<(,* ,enanganan kejang secara modern bermula dari tahun 1.7? dengan pemberian 3romida, dengan dasar teori bah$a epilepsi disebabkan oleh suatu dorongan seI yang berlebih. ,ada tahun 1-1?, kemudian digunakan +enobarbital yang a$alnya dipakai untuk menginduksi tidur, kemudian diketahui mempunyai e0ek antikonvulsan dan menjadi obat pilihan selama bertahun&tahun. )ejumlah obat lain yang juga digunakan sebagai pengganti +enobarbital termasuk ,irimidone, dan +enitoin yang kemudian menjadi 0irst line drug epilepsi utama untuk penanganan kejang parsial dan generalisata sekunder. ,ada tahun 1-A., Karbama2epin a$alnya digunakan untuk neuralgia trigeminal, kemudian pada tahun 1-C! digunakan untuk kejang parsial. /tosuksimid telah digunakan sejak 1-7. sebagai obat utama untuk penanganan absence sei2ures tanpa kejang tonik klonik generalisata. Galproate mulai digunakan 1-A? dan saat ini sudah tersedia di seluruh dunia dan menjadi drug o0 choice pada epilepsy primer generalisata dan kejang parsial. 11 1. +enobarbital 5erupakan obat antiepilepsi atau antikonvulsi yang e0ekti0. #oksisitasnya relati0 rendah, murah, e0ekti0, dan banyak dipakai. Dosis antikonvulsinya berada di ba$ah dosis untuk hipnotis. *a merupakan antikonvulsan yang non&selektive. 5an0aat terapeutik pada serangan tonik&klonik generalisata (grand mall" dan serangan 0okal kortikal. 2. ,rimidon /0ekti0 untuk semua jenis epilepsy kecuali absence. /0ek antikonvulsi ditimbulkan oleh primidon dan metabolit akti0nya. . =idantoin ;ang termasuk dalamm golongan ini adalah 0enitoin, me0enitoin, dan etotoin. +enitoin : +enitoin adalah obat primer untuk semua bangkitan parsial dan bangkitan tonik& klonik, kecuali bangkitan absence (absence sei2ure". +enitoin tidak sedative pada dosis biasa. 3erbeda dengan 0enobarbital, obat ini juga e0ekti0 pada beberapa kasus epilepsy lobus temporalis. !. Karbama2epine #ermasuk dalam golongan iminostilbenes. 5an0aat terapeutik ialah untuk /pilepsi lobus temporalis, sendiri atau kombinasi dengan bangkitan generalisata tonik&klonik (1#%)". 7. /tosuksimid 9bat ini dipakai untuk bangkitan absence. /0ek antikonvulsi pada binatang sama halnya dengan trimetadion. ,roteksi terhadap pentilentetra2ol, akan menaikkan nilai ambang serangan. 5an0aat terapeutik ialah terhadap bengkitan absence. A. (sam valproat (Galproic acid" (sam valproat dipakai untuk berbagai jenis serangan atau bangkitan. /0ek sedasinya minimal, e0ek terhadap )), lain juga minimal. #erhadap ,entilen tetra2ol, potensi asam valproat lebih besar daripada etosuksimid, tapi lebih kecil pada 0enobarbital. (sam valproat lebih berman0aat untuk bangkitan absence daripada terhadap bangkitan umum tonik&klonik. 12 93(# ,*'*=(4 3/<D()(<K(4 #*,/ K/6(41 : 6enis Kejang (istilah lama" 6enis Kejang (istilah sekarang" 9bat&obat utama 9bat&obat alternati0 1rand mal #onic %lonic ,henytoin ,henobarbital %arbama2epine ,rimidon Galproic acid ,etil mal (bsence /thosuIimide Galproic acid %lona2epam (ceta2olamide #rimethadione 5iIed grand mal and petit mal (bsence and tonic clonic Gaproic acid (alone" or ,henytoin ,henobarbitalK/thosuIimide ,rimidone carbama2epine K clona2epam aceta2olamide 5inor motor myoclonic 3ilateral massive epileptic myoclonous, atonic, akinetic Galproic acid %lona2epam (%#= ,henytoin ,henobarbital 3en2odia2epines (ceta2olamide )alaam *n0antil spasm (%#= %lona2epam Galproic acid Ketogenic diet +ocal motor )imple partial %arbama2epine ,henytoin ,henobarbital ,rimidone ,sychomotor %ompleI partial %arbama2epine ,henytoin, ,henobarbital, ,rimidone G*. ,<9149)*) Kejang adalah suatu masalah neurologik yang relative sering dijupai. )ekitar 1?B populasi akan mengalami paling sedikit satu kali kejang seumur hidup mereka, dengan insiden paling tinggi terjadi pada masa anak&anak dini dan lanjut usia (setelah usia A? tahun", dan ?,B sampai ?,7B akan didiagnosa mengidap epilepsi (berdasarkan kriteria dua kali kejang tanpa pemicu". - http:DD$$$.ir$anashari.comD2??-D?!Dkejang.html