Anda di halaman 1dari 37

Presetasi Kasus

PENDARAHAN ANTEPARTUM
Pembimbing :
dr.David, SpOG

Penyusun :
Dika Astriana Koswara 030.07.067
Sanabila Yasmin Moesthafa 030.07.231
Rizki Dianti Fitri 030.08.211

PENDAHULUAN

Perdarahan pada kehamilan adalah masalah yang
cukup serius yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang
mengakibatkan mortalitas yang cukup tinggi pada ibu-ibu di
Indonesia

Pengelompokan perdarahan pada kehamilan
tersebut secara praktis dibagi menjadi: perdarahan pada
kehamilan muda, perdarahan antepartum, dan perdarahan
postpartum
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Pedes RT/RW 03/18 Karawang
Suku : Sunda

ANAMNESIS
Dilakukan secara
autoanamnesis
tanggal 27 Maret
2014, pukul 01.50
WIB
G4P2A1 hamil 33-
34 minggu, rujukan
RS Delima Asih
dengan pendarahan
Riwayat Penyakit Sekarang
G4P2A1

Rujukan RS Delima Asih, datang ke IGD RSUD Karawang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 4 jam SMRS. saat pasien
sedang istirahat. Pasien hamil 8 bulan dan hasil USG usia kehamilan
33-34 minggu. Pasien mengaku perdarahan pertama pada usia
kehamilan 31 minggu saat pasien bangun tidur. Pasien mengaku
keluar darah sebanyak 2 pembalut berwarna merah segar, 1-2 jam
setelah itu keluar flek coklat kemudian pasien ke dokter dan diberikan
obat. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak disertai
adanya gumpalan. Pasien mengaku tidak merasa nyeri ketika
perdarahan dan perut tidak tegang. Pasien menyangkal adanya mual,
muntah, nyeri perut dan riwayat trauma sebelumnya serta riwayat
mengangkat benda berat. Pasien merasa dirinya sedikit lemas. Pasien
masih merasakan gerakan janin yang aktif.



HPHT : 1 agustus2013
TP : 8 mei 2014
UK : 33-34 minggu
ANC dibidan 1x, TT (-),USG (1x).
Menarche usia 13 tahun,haid
teratur siklus 28 hari,GP
3x/hari(penuh) lama 6
hari,nyeri(-)
Menikah 1x usia 15
tahun
G4P2A1
1. Perempuan, 13 tahun, PSP, bidan 3400gr
2. Perempuan, 4,5 tahun, PSP, Bidan 3200gr
3. Keguguran , usia hamil 4 bulan
4. Hamil ini
KB -
Hipertensi (-)
DM (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Penyakit jantung (-)
RPD
Hipertensi (-)
DM (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Penyakit jantung (-)
RPK
PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis :
KU/KES : TSS/CM
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg RR : 20x/m
N : 80x/mnt S : 36,3 C
Tinggi Badan : 150 cm
BB : 55 kg. BMI: 20 kg/m
2

Kesan gizi : cukup
Mata : konjungtiva pucat-/-, sklera ikterik -/-
THT : dalam batas normal
Leher : KGB ttm, Tiroid ttm
Jantung : BJ I-II murni, murmur -, gallop
Paru : SN vesikuler+/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : membuncit, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-) edema -/-/-/-
V/U tenang, perdarahan aktif
pervaginam (-) terdapat bekuan
darah
Inspeksi
Perdarahan dari cavum uteri(-),
porsio licin, ostium terbuka 1cm,
valsava (-), fluxus(+), fluor(-).
Inspekulo
-
VT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Plasenta corpus
anterior meluas
menutupi OUI
TBJ 1890 gram
ICA cukup
FL 60
UK 33-34
minggu
Baseline : 140 dpm
Variabilitas :5- 25
Aselerasi : +
Deselerasi : -
Kesan : Reassuring

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Tanggal 27 maret 2014

Darah Perifer Lengkap (DPL) :
Hb : 9,7 gr/dl
Ht : 30 %
Leukosit : 11,86 /uL
Trombosit : 280 /uL
GDS : 80
HbsAg : (-)
ABO : O/+


DIAGNOSIS KERJA
Riwayat HAP ec PPT pada G4P2A1
hamil 33-34 minggu JPKTH

PENATALAKSANAAN
Diagnosis
Observasi TV,
perdarahan,
HIS, DJJ
USG
konfirmasi
Terapi
Tokolisis:
nifedipin
4x10mg
Pematangan
paru:
Dexamethason
4 x 6 mg (iv)
dalam 2 hari
Antibiotik:
ceftriaxone
1x2g
Edukasi
Menjelaskan
kepada
keluarga
pasien tentang
keadaan ibu
dan janin
Informed
consent
tindakan
FOLLOW UP
27/3/2014
S: Pusing (+), perdarahan pervaginam (+) GP 3x/hari, Nyeri
perut bagian bawah (-), keluar air air (-), gerak janin aktif (+)
O: T: 120/80mmHg S: afebris
N: 96 x/m P: 16x/m
Status generalis : dbn
Status obstetri :
TFU: 28 cm
I : v/u tenang, perdarahan aktif (-)
A: Riwayat HAP ec PPT pada G4P2A1 hamil 33-34 minggu
P: Nifedipin 4x10mg
Dexamethason 4 x 6 mg (iv)
Ceftriaxone 1x2g (iv)

28/3/2014
S: Pusing (+), perdarahan pervaginam (+) GP 1x/hari, Nyeri perut
bagian bawah (-), keluar air air (-), gerak janin aktif (+)
O: T: 120/80 mmHg S: afebris
N: 80 kali/ m P: 17xx/m
Status generalis: dbn
Status obstetri:
TFU : 28cm
I: v/u tenang, perdarahan aktif (-)
A : Riwayat HAP ec PPT pada G4P2A1 hamil 33-34 minggu
P: Nifedipin 4x10mg
Dexamethason 4 x 6 mg (iv)
Ceftriaxone 1x2g (iv)
29/3/2014
S: Pusing (-), perdarahan pervaginam (-), flek coklat, GP 1x, Nyeri
perut bagian bawah (-), keluar air air (-), gerak janin aktif (+)
O: T: 110/80 mmHg S: afebris
N: 80 kali/ m P: 18x/m
Status generalis: dbn
Status obstetri:
TFU : 28cm
I: v/u tenang, perdarahan aktif (-)
A: Riwayat HAP ec PPT pada G4 P2A1 hamil 33-34 minggu
P: Nifedipin 4x10mg
Cefadroxil 2x500mg
RESUME
G4P2A1 rujukan RS Delima Asih datang ke IGD RSUD Karawang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 4 jam SMRS. mengaku hamil 8
bulan dan hasil USG usia kehamilan 33-34 minggu.

Perdarahan pertama terjadi pada usia kehamilan 31 minggu saat sedang
bangun tidur. Pasien keluar darah sebanyak 2 pembalut berwarna merah
segar, 1-2 jam setelah itu keluar flek coklat, Pasien ke dokter dan diberikan
obat.

Pasien mengaku tidak merasa nyeri ketika perdarahan dan perut tidak
tegang. Haid terakhir pada bulan Agustus 2013. Pasien menyangkal
adanya mual, muntah, nyeri perut dan riwayat trauma sebelumnya serta
riwayat mengangkat benda berat. Gerakan janin aktif (+).

Status Obstetri:
Abdomen
Inspeksi : Membuncit
Palpasi : Defans muscular (-), TFU 28 cm di atas simfisis, nyeri tekan (-)
Leopold I : kepala
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : bokong
Leopold IV : belum masuk PAP
Auskultasi : Bising usus (+) 3x/ menit
Genitalia
Inspeksi : v/u tak ada kelainan, perdarahan aktif (-), terdapat sisa bekuan
darah
Inspekulo : portio licin, ostium terbuka 1 cm, pendarahan aktif (-), fluor, fluxus (+)
PD : tidak dilakukan
DJJ : 148 dpm

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan:
Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 9,7 g/dl
Leukosit : 11.86 /mm
3

Trombosit : 280.000 /mm
3

Pemeriksaan USG :
Kesan: Plasenta insersi di corpus posterior meluas kebawah menutupi OUI (PPT)

ANALISIS KASUS DIAGNOSIS
T
E
O
R
I

Perdarahan pada
kehamilan setelah 28
minggu atau pada
kehamilan lanjut (trimester
III) dimana sifat
perdarahannya tanpa
sebab yang jelas, tanpa
nyeri, dan berulang dan
terjadi pada saat pasie
istirahat. Perdarahan
berulang yang terjadi
volumenya lebih banyak
dari sebelumnya dan darah
yang keluar berwarna
merah segar.
.
K
A
S
U
S

Pasien G4P2A1 hamil 33
34 minggu datang dengan
keluhan keluar darah dari
jalan lahir sejak 4 jam
sebelum masuk RS
berwarna merah segar.
Perdarahan yang dialami
adalah perdarahan yang
kedua kalinya dalam
kehamilan.
ANAMNESIS
T
e
o
r
i

abdomen yang supel,
tidak nyeri, perdarahan
yang tidak aktif dengan
warna merah segar
dengan pergerakan
janin yang masih baik
dan
Pada pemeriksaan
USG didapatkan
plasenta menutupi OUI
yang menyokong
gambaran plasenta
previa totalis
K
A
S
U
S

Pemeriksaan fisik di
dapatkan tanda vital
dalam batas normal.
Genitalia :
Inspeksi : v/u tidak ada
kelainan, perdarahan +
Inspekulo : portio livid,
ostium terbuka, fluor -,
fluksus +
PD : tidak dilakukan
Pemeriksaan fisik
T
e
o
r
i

Transabdominal
USG akan
memberikan
kepastian
diagnosis
plasenta previa
dengan ketepatan
tinggi 95- 98%
K
a
s
u
s

Pada
pemeriksaan
darah di dapatkan
Hb : 9,7 gr/dl,
leuko 11,86/ mm
3

Pada USG
didapatkan :
Plasenta insersi di
corpus posterior
meluas ke bawah
menutupi OUI
Pemeriksaan Penunjang
T
e
o
r
i

Penatalaksanaan untuk persalinan pada
persalinan dapat dilakukan secara
pervaginam ataupun perabdominal.:
Umumnya pasien dengan plasenta
previa totalis dilakukan seksio sesarea.
Pada pasien ini dengan perdarahan
sedikit, janin masih hidup, belum inpartu,
kehamilan belum cukup maka kehamilan
dipertahankan dengan istirahat dan
pemberian obat-obatan seperti
spasmolitika kemudian diobservasi
apabila tidak terdapat spasmolitik maka
dapat diberikan progestin atau
progesterone.
Cara persalinan ini ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain jenis
plasenta previa, perdarahan (banyak,
sedikit tapi berulang), keadaan ibu hamil,
keadaan janin(hidup, gawat atau
meninggal), pembukaan jalan lahir,
paritas, fasilitas penolong dan rumah
sakit.
K
A
S
U
S
Pada pasien ini dengan
perdarahan sedikit, janin masih
hidup, belum inpartu, kehamilan
belum cukup 33-34 minggu maka
kehamilan dipertahankan dengan
istirahat dan pemberian obat-
obatan seperti spasmolitika
kemudian diobservasi apabila
tidak terdapat spasmolitik maka
dapat diberikan progestin atau
progesterone.
TINJAUAN PUSTAKA
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan pada triwulan terakhir dari
kehamilan.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari :
Kelainan plasenta, yaitu plasenta previa, solutio plasenta
(abruption plasenta), atau perdarahan antepartum yang belum
jelas sumbernya, seperti insersio velamentosa, rupture sinus
marginalis dan plasenta sirkumvalata.
Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu
berbahaya, misalnya kelainan serviks dan vagina ( polip
servisis uteri, varices vulva, ca porsionis uteri) dan trauma.
PLASENTA PREVIA
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal). Pada keadaan
normal plasenta terletak dibagian fundus uterus.
Berdasarkan letaknya, di klasifikasikan sebagai berikut:

Plasenta previa totalis
Plasenta previa lateralis/parsialis
Plasenta previa marginalis
Plasenta letak rendah


EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian plasenta previa sekitar 1 dari 200
persalinan. Insiden pada multipara berkisar 1 dari
20 proses kelahiran
di Indonesia dilaporkan oleh beberapa peneliti
berkisar antara 2,4 - 3,56 % dari seluruh kehamilan
mungkin disebabkan karena meningkatnya faktor
risiko terjadinya plasenta previa seperti umur ibu
hamil semakin tua, kelahiran secara bedah sesar
ETIOLOGI
Ovum yang dibuahi tertanam sangat rendah di dalam rahim, menyebabkan plasenta
terbentuk dekat dengan atau di atas pembukaan serviks.
Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti fibroid atau jaringan parut (dari
previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah caesar atau aborsi).
Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda.
Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
Tumor-tumor.
Plasenta terbentuk secara tidak normal.
Pada multipara
Ibu merokok
Ibu dengan usia lebih tua.
Riwayat section caecaria
GAMBARAN KLINIS
Perdarahan tanpa nyeri
Perdarahan berulang.
Warna perdarahan merah segar.
Adanya anemia dan re njatan yang sesuai dengan keluarnya darah.
Timbulnya perlahan-lahan.
His biasanya tidak ada.
Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi.
Denyut jantung janin ada.
Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina.
Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan setelah 20minggu, tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, berulang dengan
volume lebih banyak daripada sebelumnya, terutama pada multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai
dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak, sedikit, dan darah beku. Bila berdarah banyak ibu
tampak pucat/ anemis.
Palpasi
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, apabila presentasi kepala, biasanya kepala
masih terapung diatas pintu atas panggul atau mengolak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas
panggul.
Tidak jarang terdapat kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang.
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
Tidak terdapat nyeri tekan uterus, uterus tidak tegang, dan tidak iritabel
Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya normal

Diagnosis
anamnesis
Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan setelah 20 minggu,
tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, berulang dengan volume lebih
banyak daripada sebelumnya, terutama pada multigravida.
Pemeriksaan
Fisik
Inspeksi : Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak,
sedikit, dan darah beku. Bila berdarah banyak ibu tampak pucat/
anemis.
Palpasi: Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul,
apabila presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung diatas
pintu atas panggul atau ke samping dan sukar didorong ke dalam
pintu atas panggul. terdapat nyeri tekan uterus, uterus tidak tegang, dan
tidak iritabel
Auskultasi : Denyut jantung janin biasanya normal
Pemeriksaan Inspekulo:
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uteri eksternum
atau dari kelainan serviks dan
vagina. Apabila perdarahan berasal
dari ostium uteri eksternum, adanya
plasenta previa harus dicurigai.
Pemeriksaan letak plasenta tidak
langsung
Pemeriksaan radiografi dan
radioisotope yang sudah
ditinggalkan
Pemeriksaan ultrasonografi:.
Pemeriksaan USG rutin untuk
kehamilan dengan plasenta previa
partial atau total dianjurkan setelah
32 minggu, walaupun saat itu tidak
terjadi perdarahan.
TATA LAKSANA

Penatalaksanaan plasenta previa yang tercantum dalam Standar Pelayanan Medik (2008), dibedakan menjadi
perawatan konservatif dan perawatan aktif.

Perawatan Konservatif
Dilakukan pada bayi prematur dengan TBJ <2500 gram atau umur kehamilan <37 minggu dengan syarat denyut
jantung janin baik dan perdarahan sedikit atau berhenti.

Cara perawatan:
Observasi ketat di kamar bersalin selama 24 jam.
Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan transfusi PRC (Packed Red Cell) sampai Hb 10-11 gr%.
Berikan kortikosteroid untuk maturitas paru janin (kemungkinan perawatan konservatif gagal) dengan injeksi
Betametason/Deksametason 12 mg tiap 12 jam bila usia kehamilan <35 minggu atau TBJ < 2000 gram.
Bila perdarahan telah berhenti, penderita dipindahkan ke ruang perawatan dan tirah baring selama 2 hari, bila
tidak ada perdarahan dapat mobilisasi.
Observasi perdarahan, denyut jantung janin dan tekanan darah setiap 6 jam.
Bila perdarahan berulang dilakukan penanganan aktif.
Pemeriksaan USG, Hb, dan Hematokrit.
Bila selama tiga hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan pengawasan konserpatif maka lakukan mobilisasi
bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit
dan tidak boleh melakukan senggama.
Bila perdarahan ulang tidak terjadi setelah dilakukan mobilisasi penderita dipulangkan dengan nasihat:
Istirahat
Dilarang koitus
Segera masuk Rumah Sakit bila terjadi perdarahan lagi
Kontrol tiap minggu
Perawatan Aktif
Segera dilakukan terminasi kehamilan. Jika perdarahan aktif (perdarahan
>500 cc dalam 30 menit) dan diagnosa sudah ditegakkan segera dilakukan
seksio sesarea dengan memperhatikan keadaan umum ibu. Perawatan aktif
dilakukan apabila:
Perkiraan berat bayi > 2000 gram.
Gawat janin.
Anemia dengan Hb < 6 g%, janin hidup, perkiraan berat bayi > 2000 gram.
Perdarahan aktif



PROGNOSIS

Mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-
10% dan mortalitas janin 50-80%.
Kematian maternal menjadi 0,1-5% terutama disebabkan perdarahan,
infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan.
Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25%, terutama disebabkan oleh
prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan (tindakan).

Anda mungkin juga menyukai