Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan
mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional karena pendidikan
merupakan salah satu cara untuk membentuk sumberdaya manusia yang
berkualitas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Generasi muda
merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit
banyak berada di tangan generasi muda. Pendidikan pada generasi muda
diharapkan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Generasi muda yang berpendidikan dan beprestasi diharapkan mampu
membawa negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang
pendidikan.
Jalur pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan
pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga
pendidikan, yaitu sekolah dan merupakan pendidikan yang berjenjang dari
pendidikan paling rendah sampai dengan pendidikan yang tinggi. Sedangkan
jalur pendidikan nonformal adalah suatu bentuk pelatihan yang mempunyai
organisasi di luar pendidikan formal, misalnya kursus.
Pendidikan mempunyai fungsi untuk menyiapkan sebagai manusia
secara utuh, menyiapkan tenaga kerja, dan menyiapkan warga negara yang baik
2

serta agen pembaharuan sosial. Pendidikan menengah diselenggarakan
bertujuan untuk melanjutkan pendidikan, mempersiapkan warga negara menuju
proses belajar di masa yang akan datang dan menyiapkan lulusan menjadi
masyarakat yang baik. Pendidikan menengah terdiri dari Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah untuk membentuk
manusia secara utuh, membentuk pribadi yang dewasa, beriman dan bertaqwa,
mandiri, berilmu serta bertanggung jawab. Pendidikan juga membentuk
manusia sebagai agen pembaharuan sosial sehingga dapat menghadapi dan
menyesuaikan serta mengantisipasi masa depan. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini sudah sangat pesat. Hal ini menuntut
manusia di dalamnya untuk selalu menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tidak tertinggal. Salah satu bentuk
penyesuaiannya adalah dengan belajar kembali, belajar terus, belajar tanpa
henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat.
Kelahiran dan kehadiran seorang anak dalam keluarga secara alamiah
memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang tua yang didasarkan atas
motivasi cinta kasih yang padahal hakekatnya juga dijiwai oleh tanggung
jawab moral. "Sehingga secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk
memelihara membina dan mendidik anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri
(dewasa), baik seara fisik, sosial ekonomi maupun moral. Sehubungan dengan
anggapan diatas, maka kenyataannya orang tua mengembang kewajiban yang
sangat penting dalam membina anaknya dan mendidiknya untuk mencapai
3

prestasi belajar. Sebagai mana tersebut dalam firman Allah SWT. Surat An-
Nisa' ayat 9 yang bunyinya :
=uC4O^4 -g~-.- O
W-O74O> ;}g` )_gUE=
LO+CjOO E W-O~
)_^1U4 W-O+-4OU -.-
W-O7O4O^4 LO~ -CgEc ^_

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, mereka kwatir
terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa keapada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (Q.S. An-Nisa' :
9)
1


Dalam sistem pendidikan mengharuskan adanya hubungan intern dan
antar keluarga, hubungan antara lahi dan batin baik dalam keluarga maupun
dalam masyarakat, guna pembentukan kepribadian manusia Pancasila
Sebagai mana dikatakan oleh Suntari Imam Barnadib :
1. Menanamkan dasar-dasar, norma-norma dan hokum-hukum yang mengatur
antara hubungan intern dan antara kekeluragaan.
2. Memberikan pedoman tentang bagaiman seharusnya setiap warga Negara
bertindak sebagai anggota masyarakat.
3. Mengisafkan setiap anggota keluarga agar memahami betapa pentingnya
menjalin hubungan antara keluarga dalam usaha mencapai keluarga
sejahtera.
Dalam kebiasaan ibu dan ayah kepada anak-anaknya sangat
menentukan problema yang timbul, sehingga bagi anak tetap ada di rumah,

1
Soenarjo, Al Quran dan terjemahan, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran,
Jakarta, 1971, hal. 361
4

sehingga rumah dirasakan sebagai tempat berteduh yang nyaman bagi jiwa dan
raga serta tidak mudah terkena pengaruh oleh pengalaman-pengalaman dari
luar. Sikap konsisten orang tua dalam kebijaksanaan terhadap anak-anaknya
dalam mengarahkan pendidikan moral untuk mematuhi sangsi-sangsi dan
bahaya apabila melanggarnya.
Untuk mengetahui sejauh mana peranan orang tua dalam membimbing
anaknya di rumah dalam belajar, diperlukan penilaian diskripsi tentang cara
memberikan bimbingan untuk meningkatkan penelitian tingkat eksplonatoris,
bila bermaksud untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak.
Pendidikan merupakan alat untuk mencapai cita-cita suatu bangsa yang
dirumuskan dalam falsafah hidupnya dan juga merupakan suatu cara untuk
mengubah suatu keadaan bangsa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menegaskan bahwa :
1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
Undang-undang
2
.
Selama ini penulis mengamati telah banyak melihat kenyataan bahwa
masyarakat di pedesaan pada umumnya tingkat pendidikannya sangat rendah,

2
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945.
5

sehingga kurang memahami akan arti pentingnya pendidikan. Dengan
demikian masih banyak warga masyarakat yang menyadari bahwa
meningkatnya sumber daya manusia itu dipengaruhi dan disebabkan bagi
pemuda-pemuda yang secara otomatis akan mewarnai perjuangan orang
tuanya.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka penulis ingin mengetahui :
Apabila hal tersebut disebabkan oleh peranan orang tua beserta cara
membimbingnya, atau disebabkan hal-hal lainnya. Oleh karena itu penulis
tertarik mengadakan penelitian ini dengan memberi judul HUBUNGAN
ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN
KEMAMPUAN MEMBIMBING ANAK DALAM BELAJAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM PADA ANAK RAUDHOTUL ATHFAL NURUL IHSAN
KRAGILAN MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN
2013/2014.

B. Penegasan Judul
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis
jelaskan istilah serta maksud dari penelitian ini :
1. Hubungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hubungan berarti
pertalian, sangkut paut, kontak, ikatan
3
. Dalam ilmu statistik disebut

3
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm.
362.

6

korelasi yang artinya hubungan antara dua variabel atau lebih
4
. Menurut
Suharsimi Arikunto hubungan di dalamnya keterkaitan antara dua variabel
yang masih diasumsikan, akan tetapi dapat dicari alasan mengapa
diperkirakan ada hubunganya
5
.
2. Pendidikan
a. Menurut Fuad Ihsan, pendidikan dapat diartikan sebagai:
1) Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;
2) Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam
pertumbuhannya;
3) Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi
tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat;
4) Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju
kedewasaan
6
.
b. Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang
berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan
pengajaran
7
. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

4
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Press, 1992), hlm.
167.
5
Suharsimi Arikuntio, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 02), hlm. 32.
6
Fuad Ihsan (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 5
7
Fuad Ihsan, Op. Cit,. 18
7

3. Orang tua
Mengenai pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia
disebutkan Orang tua artinya ayah dan ibu.
8
Dalam penelitian ini yang
dimaksud orang tua adalah wali murid atau yang merawat seorang anak
seperti orang tua asuh atau orang tua angkat, kakek atau nenek, dan orang
yang merawat anak dalam suatu lembaga perlindungan dan perawatan anak
seperti panti asuhan.
4. Kemampuan
Kemampuan merupakan bawaan kesanggupan sejak lahir atau
merupakan hasil dari latihan yang digunakan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan fisik dan
kemampuan intelektual. Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan
karakteristik tubuh, sedangkan kemampuan intelektual berkaitan dengan
aktivitas mental
9
.
5. Membimbing
Bimbingan adalah salah satu proses bantuan kepada anak didik
yang dilakukan secara terus menerus supaya anak didik dapat memahami
dirinya sendiri. Sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku

8
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm.
688.

9
Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi
Kedelapan, Jilid 2, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Prenhallindo, Jakarta.
8

yang wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat
10
.
Bimbingan orang tua merupakan salah satu factor yang dapat
menunjang tercapainya prestasi belajar anak, hal ini sesuai dengan fungsi
bimbingan itu sendiri yaitu membantu anak-anak untuk meningkatkan hasil
belajar yang baik dan berupaya agar mereka tidak mengalami kegagalan
belajar.
6. Belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Menurut james O. Whittaker Belajar adalah Proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman
11
.
7. Pendidikan Agama Islam
Secara terminologis pendidikan Agama Islam berorientasi tidak
hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan agama yangsifatnya
Islamologi, melainkan lebih menekankan aspek mendidik dengan arah
pembentukan pribadi Muslim yang taat, berilmu dan beramal shalih.
Karena itu rumusan Pendidikan Agama Islam menurut beberapa ahli
pendidikan adalah:
Zuhairini dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam
mengatakan bahwa pendidikan Agama Islam berarti usaha-usaha secara

10
Abu Ahmadi, (1999), Psikologi Sosial. Jakarta, Rineka Cipta, hal. 23
11
Djamarah, Syaiful Bahri, (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hal, 86
9

sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya hidup sesuai
dengan ajaran Islam
12
.

C. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang penulis ajurkan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pendidikan orang tua anak di Raudhotul Athfal Nurul
Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.
2. Bagaimana Kemampuan orang tua dalam membimbing anak belajar
Pendidikan Agama Islam di Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan,
Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.
3. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan Kemampuan
dalam membimbing anak belajar Pendidikan Agama Islam di Raudhotul
Athfal Nurul Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun pelajaran
2013/2014.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua anak Raudhotul Athfal
Nurul Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.
b. Untuk mengetahui Kemampuan dalam membimbing anak belajar
Pendidikan Agama Islam Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan,
Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.

12
Zuhairini Ramadhani, 1993. Metodologi Pendidikan Islam. Hal, 27

10

c. Untuk mengetahui hubungan antara kepribadian guru dalam belajar
mengajar dengan Kemampuan dalam membimbing anak belajar
Pendidikan Agama Islam Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan,
Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
memperbaiki sistem proses pengajaran anak, untuk lebih
memperhatikan tingkat pendidikandi Raudhotul Athfal Nurul Ihsan
Kragilan, Mojosongo Boyolali.
b. Bagi Guru sebagai masukan pada guru tentang pentingnya tingkat
pendidikan dalam memberikan bimbingan belajar anak.
c. Bagi Peneliti sebagai dari hasil penelitian yang dilakukan, semoga
menjadi bahan untuk memotivasi peneliti dalam upaya meningkatkan
strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi
belajar anak.

E. Kajian Pustaka
Skripsi, Ary Setyono judul Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap
Pola Asuh Anak Pada Masyarakat Desa Campurejo Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal. Diperoleh hasil penelitian dari analisa data dengan korelasi
product moment, analisis regresi linier dan pengujian nilai F. Hasil perhitungan
korelasi sebesar 0,820 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara
tingkat pendidikan orang tua dengan pola asuh anak. Hasil regresi adalah
11

persamaan garis regresi Y = 0,78644068 X + (-7,1944039). Koefisien F regresi
188,2344 lebih besar dari F tabel df 2 = 5% = 3,94, sehingga tingkat
pendidikan orang tua berpengaruh signifikan terhadap pola asuh anak.
Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat
pendidikan orang tua dengan pola asuh anak. Terdapat pengaruh yang kuat dan
signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap pola asuh anak. Orang
tua dengan tingkat pendidikan yang cenderung rendah lebih memilih pola asuh
tipe Laissez Faire atau pola asuh otoriter. Sedangkan orang tua dengan tingkat
pendidikan yang cenderung tinggi lebih memilih pola asuh tipe demokratis.

F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah.
13

Adapun hipotesis yang penulis ajukan pada penelitian ini adalah : Ada
hubungan yang positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan
kemampuan didalam membimbing anak belajar dirumah pada anak di
Raodhatul Athfal Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.

G. Metode Penelitian
1. Metode Penentuan Subjek.
a. Populasi.

13
Sutrisno Hadi, Methadologi Research Jilid I, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM, 1979, hal. 63.
12

Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dari sampel itu hendak di generalisasikan.
14
Dan dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh orang tua anak
Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun
pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 anak. Dalam penelitian ini
yang menjadi sampel adalah orang tua siswa Raudhotul Athfal Nurul
Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014 yang
berjumlah 24 anak.
b. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1) Variabel Pendidikan Orangtua (variabel bebas) X yaitu variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel (terikat)
15
. Dinamakan sebagai variabel bebas
karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain
Indikator variabel pendidikan orangtua adalah sebagai berikut :
tamatan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi (D3, S1), Pasca Sarjana
(S2, S3)

14
Sutrisno Hadi, MA, Methadologi Research Jilid I, Yogyakarta : Penerbit Andi
Offset, Cet, XXVII, hal. 70.

15
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,
Rineka Cipta.hal. 70

13

2) Variabel Kemampuan dalam Membimbing anak Belajar PAI
(variabel terikat) Y, merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
16
.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode angket terbuka.
2. Teknik Pengumpulan Data.
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Setiap penelitian ilmiah akan banyak bersandarkan dan
ketergantungan kepada kepustakaan. Dan seperti yang dimaklumi
bahwa hasil penelitian yang sudah ada belumlah bersifat final, artinya
masih terbuka kesempatan bagi orang lain untuk mengoreksi dan bila
perlu menguji kembali hasilnya agar ada kesempurnaan. Untuk dapat
mempersoalkannya harus betul-betul mendalami mengenai tulisan-
tulisan dari kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah penelitian
yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan meneliti
berbagai buku yang berhubungan dengan masalah yang akan penulis
bahas.
17
Penelitian kepustakaan yakni untuk memperoleh bahan-bahan
dan konsep yang berkaitan dengan kajian teori.
b. Field Research.
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan penelitian terhadap obyek yang akan dituju untuk

16
Ibid,.hal. 70

17
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2006. Jakarta :
Rineka Cipta.hal. 216
14

memperoleh dan mengumpulkan data-data yang diperlukan
18
.
Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan
suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
Penelitian lapangan yakni mengadakan riset lapangan tempat penulis
mengadakan penelitian tersebut dengan tujuan memperoleh data secara
konkret. Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran
yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data, diantaranya :
1) Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala
psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.
19
Observasi sebagai
alat pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan dapat pula
dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Pada
dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau
mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan
berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas
perubahan tersebut. Bagi pelaksana atau petugas atau disebut
observer bertugas melihat obyek dan kepekaan mengungkap serta
membaca permasalahan dalam momen-momen tertentu dengan

18
Purwanto, Metodologi Penelitian Kualitatif. Pustaka Pelajar. 2008, Yogyakarta.hal 97

19
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta : Rineka
Cipta, 2004), Cet. IV, h.63
15

dapat memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak
diperlukan.
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data mengenai
keadaan siswa dan guru Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan,
Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014.
2) Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi
atau keterangan-keterangan. Tujuan wawancara ialah untuk
mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun
mempengaruhi pendapat responden.
20
Wawancara yaitu suatu
bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi dari responden. Dalam
wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal,
biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling
berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui
telepon, sering juga interview dilakukan antara dua orang tetapi
dapat juga sekaligus beberapa orang.
3) Angket ( Metode Pokok ).
Metode angket atau kuisioner adalah merupakan daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh

20
S.Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta : Bumi Aksara, 2003),
Cet.6, hal.107-108
16

orang yang ingin diteliti atau respenden.
21
Dalam metode ini
penulis gunakan untuk mencari data tentang tingkat pendidikan
orang tua dan kemampuan dala, memberikan bimbingan belajar
anak.
4) Dokumentasi.
Yang dimaksud metode dokumentasi adalah suatu metode
pengumpulan data dengan cara melihat serta mengumpulkan data-
data berdasarkan dokumentasi. Misalnya catatan-catatan dari
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, jumlah siswa, arsip
surat-surat dan sebagainya.
2. Metode Analisis Data.
Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode analisis kuantitatif,
dimana diproses dengan rumusan product moment sebagai berikut :
Keterangan :
r
xy
=

2 2 2 2
(
) )( (
Y Y X X
Y X XY



R
xy
:Koefisien Pengaruh variabel X dan variabel Y.
X : Jumlah variabel X (tingkat pendidikan).
Y : Jumlah variabel Y (kemampuan dalam memberikan bimbingan).
XY : Jumlah variabel X dan Y.
N : Jumalah siswa.
22



21
Athiyah Al Abrasyi, M. Dasar-Dasar Pokok Penelitian Pendidikan Islam, Jakarta,
Bulan Bintang, 1970. hal. 54.

22
Sutrisno Hadi, Statistik II, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
1986, hal. 294.
17

H. Sistematika Penulisan Skripsi
Garis besar dari sistematika penulisan skripsi ini dapat di jabarkan secara
ringkas yaitu :
Bab I PENDAHULUAN Mencakup latar belakang, permasalahan,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
bagian akhir dari bab ini adalah sistematika skripsi.
Bab II LANDASAN TEORI yang terdiri
A. Tingkat pendidikan orang tua
B. Kemampuan dalam memberikan bimbingan anak belajar
Pendidikan Agama Islam
C. Hubungan Tingkat pendidikan orang tua dengan Kemampuan
dalam,memberikan bimbingan belajar anak
Bab III LAPORAN HASIL PENELITIAN yang meliputi gambaran umum
Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali,
Penyajian Data tentang Tingkat pendidikan orang tua, dan Data
tentang Kemampuan dalam, memberikan bimbingan belajar anak
Raudhotul Athfal Nurul Ihsan Kragilan, Mojosongo Boyolali tahun
pelajaran 2013/2014.
BabIV ANALISIS HASIL PENELITIAN yang terdiri dari analisis
pendahuluan, analisis lanjut, dan analisis uji hipotesis.
Bab V PENUTUP yang meliputi kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup
dan dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

Anda mungkin juga menyukai