Anda di halaman 1dari 17

Malpraktik Kedokteran Dalam

Kasus Apendiktomi
Vien Stefani
102010238
Malpraktik Medis
Bahasa mudahnya = LALAI

Terjadi karena tindakan yang disengaja
(intentional), tindakan kelalaian (negligees),
ketidak-kompetenan yang tidak beralasan.

Kesimpulan adanya malpraktik bukan dilihat
dari hasil tindakan medis pada pasien.
Hasil yang tidak diharapkan dapat diakibatkan
oleh:
1. Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri
2. Hasil dan suatu risiko yang tak dapat dihindari
3. Hasil dari suatu kelalaian medik
4. Hasil dari suatu kesengajaan
WMA tidak semua kegagalan medis adalah
akibat malpraktek medis

3 bentuk kelalaian: malfeasance, misfeasance
dan nonfeasance.

Perbuatan dianggap lalai apabila memenuhi:
1. Duty = kewajiban
2. Dereliction = penyimpangan
3. Damage = kerugian
4. Direct causal relationship = hub. sebab akibat

Dasar Hukum
Pasal 1365 KUH Perdata
Pasal 1366 KUH Perdata
Pasal 1367 KUH Perdata
Pasal 1370 KUH Perdata
Pasal 1371 KUH Perdata
Pasal 359 KUHP
Pasal 360 KUHP
Pembuktian adanya Kewajiban dan
Pelanggarannya
Hubungan kontraktual-profesional antara
tenaga medis dengan pasiennya
menimbulkan kewajiban umu dan profesional

Kewajiban profesional diatur dalam sumpah
profesi, etik profesi, prosedur berbagai
standar pelayanan dipertimbangkan sebagai
perlindungan
Pembelaan Adanya Penyimpangan
Kewajiban
Pembelaan upaya pembuktian tidak adanya
pelanggaran kewajiban yang dilakukan dokter
Perlu dibuktikan: adanya kompetensi/
kewenangan medik dokter, kompetensi dan
kewenangan institusi kesehatan tempat
terjadinya peristiwa, pembuktian tidak adanya
pelanggaran terhadap undang2
Peranan Rekam Medik
Rekam medis yang baik memuat semua
informasi (yang diperoleh dari pasien,
pemikiran dokter, pemeriksaan dan tindakan
dokter, komunikasi antar tenaga medis /
kesehatan, informed consent, dll) yang
disusun secara kronologis
Pengaduan
MKDKI
(Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia)
Malpraktik
Etik
MKEK
Bebas
Tuntutan
lisan, tertulis
Tindakan
Administratif
1. gaji/pangkat (tunda kenaikan, atau
penurunan)
2. Cabut SIP sementara/selama-lamanya
3. Hukuman kepegawaian
Disiplin
Kedokteran
Bebas
Hukuman Disiplin
1. Teguran tertulis
2.Pencabutan STR
3. Pencabutan SIP
4. Wajib Pendidikan
Malpraktik Medik
(Pidana)
Penegak
Hukum
(Penyidik)
Pengadilan
Bebas
Pidana
(penjara
denda)
Upaya Pencegahan Malpraktik
Berpedoman pada standar pelayanan medik dan
standar prosedur operasional.
Bekerja secara profesional, berlandaskan etik dan
moral yang tinggi.
Ikuti peraturan perundangan yang berlaku
Komunikasi yang harmonis dan jangan pelit
informasi baik tentang diagnosis, pencegahan
dan terapi.
Tingkatkan kekeluargaan sesama sejawat dan
kerjasama tim medik demi kepentingan pasien.
Jangan berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu
dan keterampilan dalam bidang yang ditekuni.

Informed Consent
Kesepakatan dari penderita setelah mendapat
informasi perihal penyakitnya serta tindakan
yang akan dilakukan terhadapnya, termasuk
resiko akibat tindakan tsb.
Perlu dipikirkan cara penyampaian agar
mudah dimengerti
Tanpa persetujuan/ sepengetahuan penderita
tindakan dokter/ perawat dapat dikategorikan
penipuan (pidana)
Tiga syarat dapat dibebaskan dari tuntutan
pidana :
Penderita beri persetujuan
Tindakan medis berdasar indikasi medik
dan tujuannya konkret (jelas)
Tindakan medis sesuai dengan ilmu
kedokteran (profesiona -protap)

Yang dikesampingkan atas hak informasi
Penderita yang menjalani pengobatan
dengan plasebo (alasan khusus)
Penderita yang labil emosi misal, lemah
jantung (informasi di sampaikan
kepada keluarga)
Penderita penyakit jiwa
Penderita anak-anak

Hal-hal apa saja yang diinformasikan
Diagnosis hasil pemeriksaan (klinis, lab.,
radiologi, dll)
Alternatif terapi : Kekurangan & kelebihan
masing-masing model terapi (konservatif,
operasi dll. )
Pembiayaan, tindakan, prob. Berhasil/gagal,
risiko, keuntungan th/, prognosis

Yang berhak menerima informasi
Penderita sendiri bila telah dewasa (21 tahun)
Wali, bila belum dewasa atau tidak sadar/ gila

Kesimpulan
Komplikasi, dsb

Anda mungkin juga menyukai