Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH PENGHALUSAN DINDING AKSIAL

PREPARASI TERHADAP KEKUATAN TARIK


SEMEN LUTING PADA LEMPENG LOGAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencaai Gelar Sarjana Ke!"kteran Gi#i
OLEH $
RIE%K& RHAMDANI
' ((( )* )+)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
,A, I
PENDAHULUAN
I-( LATAR ,ELAKANG
Manusia dalam menjalani hidupnya tidak dapat mempertahankan secara
keseluruhan fungsi tubuhnya, antara lain gigi. Untuk itu, perlu dibuat gigitiruan
agar fungsi tubuh tidak terhambat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Fungsi gigitiruan adalah memperbaiki atau mengembalikan fungsi
mastikasi, fonetik, dan estetik. Salah satu tanda gigitiruan yang baik adalah dapat
bertahan di tempatnya selama mungkin dan dapat berfungsi sebagaimana
diharapkan. Secara umum gigitiruan dapat dibedakan atas gigitiruan cekat (fixed
denture) dan gigitiruan lepasan (removable denture). Umumnya penderita lebih
nyaman menggunakan gigitiruan cekat dibandingkan gigitiruan lepasan karena
proses adaptasinya yang lebih mudah dan lebih cepat.
embuatan gigitiruan cekat (!"#) menghendaki adanya pengasahan pada
gigi penyangga. Untuk memperoleh suatu desain preparasi yang baik, seorang
dokter gigi harus mengikuti $ prinsip dasar preparasi, yaitu pemeliharaan struktur
gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi,
dan pemeliharaan jaringan periodonsium. %elima prinsip ini tidak dapat berdiri
sendiri tetapi saling berkaitan, misalnya pemeliharaan struktur gigi menghendaki
preparasi seminimal mungkin. &i sisi lain, preparasi yang tipis menyebabkan
tipisnya restorasi sehingga daya tahan restorasi dipertanyakan.
'
P r o s t o d o n s i | 2
(etensi adalah kemampuan dari preparasi untuk mencegah restorasi
terlepas dari gigi penyangga oleh tekanan yang datang searah dengan sumbu gigi.
)da * faktor yang harus dipertimbangkan pada +aktu melakukan preparasi gigi
yang mempengaruhi retensi, yaitu derajat kelancipan preparasi, luasnya daerah
permukaan lapisan semen, daerah yang mengalami gesekan, dan kekasaran
permukaan. )danya kekasaran permukaan permukaan preparasi dimaksudkan
untuk meningkatkan daerah adesi antara semen dan permukaan preparasi sehingga
diharapkan akan meningkatkan retensi.

&engan kata lain, makin kasar permukaan permukaan preparasi maka daya adesi
semen gigi dapat berfungsi dengan baik.
'
Shillingburg dkk mengemukakan bah+a merupakan hal yang penting
cavosurface finish line hendaknya halus dan berkelanjutan untuk memfasilitasi
pembuatan restorasi yang memiliki adaptasi tepi yang baik. engurangan jaringan
dalam jumlah yang banyak difasilitasi dengan penggunaan bur intan. )kan tetapi
penggunaannya meninggalkan cavosurface finish line yang tidak teratur sehingga
diperlukan instrumen lain untuk mendapat permukaan yang halus. Untuk itu
digunakan bur karbit dengan ukuran dan bentuk yang sama.
'
Machmud

dalam penelitiannya yang meneliti kekasaran pada permukaan
lempeng logam, mendapatkan bah+a kekuatan tarik terbesar adalah lempeng
logam yang diberi perlakuan bentuk anyaman.
,

-irata dkk dalam penelitiannya menyimpulkan bah+a bur microfinishing
baru dan teknik preparasi one way pulling/pushing menghasilkan kekasaran
P r o s t o d o n s i | 3
permukaan yang lebih halus dibandingkan metode preparasi kon.ensional yang
menggunakan bur yang sama atau bur intan superfine.
/
Sedangkan Se.gican dkk mengemukakan bah+a penggunaan dua macam bur
tidak mempengaruhi kekuatan ikatan tensil dari adesif ke gigi.
*
&ari data penelitian yang ada sebelumnya mengenai celah tepi yang
dihasilkan dari bebagai macam bur juga dapat mempengaruhi kekasaran dari
dinding preparasi.
-irata dkk dalam penelitiannya mendapatkan celah tepi minimal diperoleh
dengan kombinasi bur microfinishing-baru dan teknik preparasi one way
pulling/pushing.
/
)yad juga meneliti mengenai efek dari beberapa macam bur terhadap
kerapatan tepi restorasi ekstrakoronal mendapatkan bah+a celah terbesar terjadi
dengan menggunakan tungten carbide bur, diamond bur, dan yang terkecil adalah
yang menggunakan finishing bur.
$
0amamoto dkk dalam penelitiannya mengemukakan bah+a kekasaran
permukaan dari permukaan yang diberi beban tidak mempunyai pengaruh pada
pembentukan retak pada keramik glass yang berbasis mika bonded.
1
Sedangkan #elik dkk yang meneliti mengenai prosedur polishing and
finishing pada kekasaran permukaan gigi peparasi mengemukakan bah+a
penggunaan disk aluminium oksida menghasilkan permukaan yang lebih halus
dari pada sistem poles silikon untuk semua jenis resin.
2
3adi, di satu sisi perlu kekasaran pada permukaan preparasi. )kan tetapi di
sisi lain penghalusan juga perlu dilakukan utamanya pada cavosurface finish line.
P r o s t o d o n s i | 4
Sampai saat ini belum ada data mengenai pengaruh penghalusan dinding aksial
preparasi akibat penggunaan bur karbit terhadap kekuatan tarik dari semen luting
restorasi tuang cekat. "ekanan geser yang akan melepaskan suatu restorasi cekat
dari tempatnya akan menimbulkan tahanan dari semen luting yang disebut
kekuatan tarik. Makin tinggi nilai kekuatan tarik semen luting, menunjukkan
makin retentif suatu restorasi.
I-. RUMUSAN MASALAH
4erdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka timbul
masalah, yaitu apakah penghalusan dinding aksial preparasi mempengaruhi
kekuatan tarik semen luting dari restorasi tuang cekat. 5leh karena itu dianggap
perlu untuk melakukan penelitian mengenai 6engaruh enghalusan &inding
)ksial reparasi "erhadap %ekuatan "arik Semen Luting ada 7empeng 7ogam.8
9mplikasi klinisnya adalah apakah ada pengaruh penghalusan dinding aksial
preparasi terhadap ketahanan mahkota tuang penuh pada tempatnya di rongga
mulut
I-+ TU'UAN PENELITIAN
I-+-( TU'UAN UMUM
Untuk mengetahui pengaruh penghalusan pada dinding aksial preparasi
terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam.
P r o s t o d o n s i | 5
I-+-. TU'UAN KHUSUS
'. Mengetahui kekasaran dari dinding aksial preparasi yang dapat
memberikan kekuatan tarik yang paling tinggi bagi semen luting.
,. Mengetahui kekuatan tarik semen luting dari hasil preparasi yang
dinding aksial preparasinya dihaluskan
/. Mengetahui kekuatan tarik semen luting dari hasil preparasi yang
dinding aksial preparasinya tidak dihaluskan.
I-/ HIPOTESIS PENELITIAN
-o : "idak ada pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi
terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam, pada
; : <,<$
-a : )da pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi terhadap
kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam, pada ; : <,<$
I-0 MAN1AAT PENELITIAN
'. Memberi informasi tentang pengaruh penghalusan dinding aksial
preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada restorasi mahkota
P r o s t o d o n s i | 6
tuang penuh yang berpengaruh langsung pada retensi restorasi
tersebut.
,. enelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data a+al ataupun
pembanding bagi penelitian selanjutnya mengenai semen luting dan
kekasaran permukaan preparasi yang berujung pada restorasi yang
dapat bertahan di tempatnya selama mungkin.
P r o s t o d o n s i | 7
,A, II
TIN'AUAN PUSTAKA
II-( RESTORASI MAHKOTA
Mahkota adalah restorasi yang menutupi seluruh bagian atas gigi. Mahkota
biasa digunakan untuk gigi yang pecah, gigi yang tipis dan sensitif. Mahkota juga
digunakan untuk meningkatkan tampilan gigi alami yang malformasi, malposisi
atau diskolorisasi.
=
era+atan mahkota dapat menggantikan geligi yang tanggal, memberi
dukungan pada geligi yang tersisa dan membantu mempertahankan kesehatan
mulut yang optimal.
>
'eni23jeni2 re2t"ra2i mahk"ta $
'<
'. (estorasi mahkota sebagian (Partial Coverage Crowns) mempunyai veneer
logam yang menutupi tiga-perempat hingga empat-perlima mahkota klinis.
,. (estorasi mahkota penuh (ull Coverage Crowns)
a. ull Casted Crowns
b. ull !eneer Crowns
c. (estorasi mahkota jaket keramik (Porselen used to "etal)
/. (estorasi mahkota pasak (Post #etained Crowns)
(estorasi mahkota dibuat terpisah yang disemen pada inti. 9nti merupakan
perluasan koronal dari pasak dalam saluran akar.
Sesuai dengan klasifikasinya, retensi pasak dan inti terbagi atas dua
kategori, yaitu ?
''
P r o s t o d o n s i | 8
a. asak "uang
asak tuang merupakan hasil reproduksi saluran akar yang telah
dipreparasi.
b. asak 4uatan abrik
(etensi pasak yang dibuat oleh pabrik. &esainnya sangat ber.ariasi,
sehingga desain pasak jenis ini dapat dikembangkan.
Mahk"ta tuan# enuh (full casted crowns)
Mahkota tuang penuh (full casted crown) adalah restorasi yang
menyelubungi seluruh permukaan mahkota klinis gigi dan terbuat dari logam
campur secara tuang.
',
In!ika2i $
Sebagai restorasi tunggal @ sebagai restorasi penyangga pada gigi jembatan. ada
gigi posterior yang tidak membutuhkan estetik. !igi dengan karies ser.ikal,
dekalsifikasi, enamel hipoplasi @ untuk memperbaiki fungsi kunyah.
',
K"ntrain!ika2i $
'. Sisa mahkota gigi tidak cukup untuk menerima beban daya kunyah
terutama pada gigi dengan pulpa .ital.
,. 4ila restorasi untuk kepentingan estetik
/. ada pasien yang memiliki 5- buruk sehingga restorasi mudah korosi @
tarnish.
',
P r o s t o d o n s i | 9
II-. PRINSIP PREPARASI
Untuk memperoleh suatu desain preparasi yang baik, preparasi harus
mengikuti $ prinsip dasar yang saling berkaitan oleh karena kelimanya memiliki
kepentingan utama yang sama. rinsip dasar tersebut adalah?
'
'. emeliharaan struktur gigi
,. 4entuk retensi dan resistensi
/. &aya tahan dari restorasi
*. 9ntegritas tepi restorasi
$. emeliharaan jaringan periodonsium
engambilan jaringan gigi yang terlalu banyak pada saat preparasi akan
menghasilkan bentuk yang terlalu runcing atau terlalu pendek sehingga memberi
akibat yang kurang baik terhadap retensi maupun resistensi dari restorasi, dan
mencederai pulpa. Untuk maksud tersebut maka perlu penguasaan aspek anatomi
gigi dalam preparasi gigi.
'
%ekuatan dasar dari retensi adalah terletak pada dua permukaan aksial
yang berla+anan, yang berimplikasi pada kelancipan atau taper-nya hasil
preparasi. )da * faktor yang harus diperhatikan pada +aktu melakukan preparasi
gigi yang mempengaruhi retensi, yaitu derajat kemiringan, luasnya daerah
permukaan lapisan semen, daerah yang mengalami gesekan, dan kekasaran
permukaan preparasi.
'
ermukaan preparasi hendaknya jangan terlalu halus dipoles karena daya adesi
dari semen gigi tergantung terutama pada kekasaran permukaan yang akan bersatu
P r o s t o d o n s i | 10
dengannya. Makin kasar permukaan, daya adesi semen gigi dapat berfungsi makin
baik.
'
II-+ TEKNIK PREPARASI GIGI
reparasi Mahkota "uang enuh
','/,'*
ersiapan untuk sebuah mahkota tuang penuh dimulai dengan
pengurangan oklusal, sekitar ',$ mm pada tonjol fungsional dan ',< mm pada
tonjol non-fungsional. &engan melakukan langkah pertama ini, panjang
oklusogingi.al dari preparasi dapat ditentukan. (etensi yang potensial dari
preparasi dapat kemudian diperhitungkan dan fitur tambahan dapat ditambahkan
jika diperlukan.
'

Gam4ar .-( Pen#uran#an "klu2al 5Sum4er$ Shillingburg 3r -",
-obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB. Fundamentals of fiCed
prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence ublishing #o. 9nc.E '>>2.
.'/>-*' )
'
$roove orientasi sedalam ',< mm dibuat pada permukaan oklusal gigi agar
diperoleh acuan untuk menentukan apakah pengurangan sudah cukup. 3ika
pengurangan dimulai tanpa tanda orientasi, +aktu akan terbuang untuk mengecek
P r o s t o d o n s i | 11
pengambilan yang dilakukan. 4ur intan taper berujung bulat digunakan untuk
membuat groove pada ridge dan groove utama pada permukaan oklusal. 3ika
sudah ada jarak dengan gigi antagonis karena malposisi atau karena fraktur pada
gigi yang dipreparasi, groove jangan dibuat sedalam ',< mm.
'
Setelah groove panduan adekuat, sisa-sisa struktur gigi diantara groove
dihilangkan dengan bur intan taper berujung bulat. enempatan yang tepat pada
groove secara otomatis menghasilkan tampilan oklusal yang adekuat.
'*
Struktur gigi yang tersisa antara groove orientasi dihilangkan untuk
menyempurnakan pengurangan oklusal. %ekasaran yang masih tersisa harus
dihilangkan, menjaga permukaan oklusal tetap dalam konfigurasi inklinasi
geometrik yang menjaga permukaan oklusal gigi posterior. 4e.el yang luas dibuat
pada tonjol fungsional menggunakan bur intan taper berujung bulat. $roove
orientasi yang dalam juga membantu dalam pengurangan ini. 4e.el tonjol
fungsional dibuat pada inklinasi bukal dari tonjol bukal rahang ba+ah dan
inklinasi lingual dari tonjol lingual rahang atas. %egagalan dalam penempatan
be.el ini dapat berakibat pada hasil tuangan yang tipis atau bentuk morfologi
restorasi yang buruk.
'
P r o s t o d o n s i | 12
Gam4ar .-. ,e6el t"nj"l 7un#2i"nal 5Sum4er$ Shillingburg 3r -",
-obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB. Fundamentals of fiCed
prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence ublishing #o. 9nc.E '>>2.
.'/>-*' )
'
3arak oklusal diperiksa dengan menggigitkan malam merah dengan
ketebalan , mm di atas gigi yang sudah dipreparasi. Malam merah kemudian
ditera+ang dengan cahaya yang cukup untuk menentukan jarak oklusal yang
adekuat. 4agian preparasi dengan jarak oklusal yang tidak cukup akan
memberikan tanda berupa daerah yang tipis pada malam. Struktur gigi pada
daerah tersebut harus dhilangkan dan dicek kembali. engurangan oklusal dan
be.el tonjol fungsional dibuat dengan bur yang digunakan untuk membuat
groove, tidak boleh ada sudut yang tajam atau ridge pada pertemuan be.el. 3ika
ada, harus dihilangkan dengan bur fissure taper.
'
"eknik pengambilan aksial hampir sama dengan pengambilan oklusal.
Sisa-sisa struktur gigi pada daerah groove dihilangkan dengan tepi chamfer, dan
bur intan taper berujung bulat digunakan dalam prosedur ini.
'*
P r o s t o d o n s i | 13
&inding bukal dan lingual dikurangi dengan bur torpedo, sehingga akan
didapatkan pengurangan daerah aksial yang diharapkan karena ujungnya yang
taper akan membentuk chamfer. )khiran diperlukan untuk memungkinkan agar
restorasi tepat dan chamfer merupakan akhiran yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kekuatan selama adaptasi.
'
Gam4ar .-+ Pen#uran#an !in!in# 4ukal !an lin#ual 5Sum4er$
Shillingburg 3r -", -obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB.
Fundamentals of fiCed prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence
ublishing #o. 9nc.E '>>2. .'/>-*' )
'
engurangan daerah proksimal dilakukan dengan bur intan needle yang
pendek. Ujung bur yang tipis bekerja pada daerah proksimal dengan gerakan
memotong oklusogingi.al atau bukolingual, berhati-hati dalam menghindari gigi
tetangga. 3ika daerah yang cukup sudah didapatkan, bur torpedo digunakan untuk
membentuk chamfer sebagai akhiran gingi.a pada interproksimal.
'
P r o s t o d o n s i | 14
Gam4ar .-/ Pen#uran#an !in!in# r"k2imal 5Sum4er$ Shillingburg
3r -", -obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB. Fundamentals of
fiCed prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence ublishing #o. 9nc.E
'>>2. .'/>-*' )
'
Semua permukaan aksial dihaluskan dengan bur torpedo yang bentuk
dan ukurannya memungkinkan untuk menyelesaikan akhiran chamfer sebaik
mungkin. reparasi harus dilakukan disudut permukaan bukal atau lingual hingga
ke permukaan proksimal untuk memastikan bah+a akhiran telah rata.
'
P r o s t o d o n s i | 15
Gam4ar .-0 Tei cham7er !an en#halu2an !in!in# 5Sum4er$
Shillingburg 3r -", -obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB.
Fundamentals of fiCed prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence
ublishing #o. 9nc.E '>>2. .'/>-*' )
'
ada langkah akhir, preparasi diselesaikan untuk permukaan yang lebih
rata dengan menggunakan bur intan taper berujung bulat untuk membuat tepi
preparasi
,'
. !unakan long fissure bur diamond ',1 mm atau ,,' mm. -ilangkan
semua garis tepi sudut tajam dari gigi yang dipreparasi.
'/
"ahap akhir pada preparasi full veneer adalah pembuatan akhiran ser.ikal.
-al ini akan menghindari semua gerakan rotasi yang mungkin terjadi selama
sementasi dan akan membantu dalam proses tuangan. $roove dibuat pada
permukaan aksial dengan bagian terbesar. -al ini biasanya dibuat pada preparasi
permukaan bukal rahang ba+ah dan pada preparasi permukaan lingual rahang
atas. Untuk preparasi !"# jangka panjang, harus ada groove bukal dan lingual
untuk meningkatkan resistensi terhadap pergerakan mesiodistal.
'
P r o s t o d o n s i | 16
Gam4ar .-8 Pem4uatan akhiran 2er6ikal 5Sum4er$ Shillingburg 3r
-", -obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB. Fundamentals of
fiCed prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence ublishing #o. 9nc.E
'>>2. .'/>-*' )
'
II-/ SEMEN LUTING
II-/-( SEMEN LUTING GLASS IONOMER
Semen ionomer kaca atau nama generik dari sekelompok bahan yang
menggunakan bubuk kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. 4ahan ini
mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer
yang mengandung gugus karboksil. Semen ini juga disebut sebagai semen
polialkenoat.
'$
enggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan
perekat, bahan base, bahan restoratif untuk restorasi konser.atif kelas 9 dan 99,
membangun badan inti, dan sebagai penutup pit dan fisura.
'$
)da tiga jenis semen ionomer kaca berdasarkan formulanya dan potensi
penggunaannya. "ipe 9 untuk bahan perekat, "ipe 99 untuk bahan restorasi, dan
tipe 999 untuk basis. 3uga ada semen ionomer kaca yang pengerasannya dilakukan
oleh sinar. 3enis ini juga disebut sebagai semen ionomer kaca modifikasi resin
sebab melibatkan resin yang dikeraskan sinar dalam formulanya.
'$
%arena sifatnya yang melekat secara kimia+i dengan jaringan keras gigi
dan melepaskan fluoride dalam jangka +aktu yang cukup lama, penggunaan
P r o s t o d o n s i | 17
semen ionomer kaca menjadi semakin luas. %euntungan adanya fluor di dalamnya
membuat semen ionomer kaca sangat cocok untuk restorasi pada gigi sulung di
anterior terutama untuk bagian proksimal. )kan tetapi tidak dianjurkan untuk
restorasi pada gigi molar sulung.
'1
Keuntun#an en##unaan 2emen ionomer kaca
'1
F erlekatan yang bagus dengan struktur gigi
F (etensi cukup tinggi
F Mampu melepaskan fluoride
F 4iokompatibel
F reparasi minimal dan +aktu kerja yang singkat.
Kekuran#an 2emen ionomer kaca
'$,'1
F 7ebih rentan terhadap keausan dibanding komposit
F Mudah larut dalam sali.a
F %asar
F Sensitif terhadap air pada saat setting time.
F %urang estetis dibandingkan komposit
Semen ionomer kaca pertama kali diperkenalkan sebagai bahan pelapik,
dan tidak lama kemudian, bahan-bahan ini digunakan sebagai luting agent.
'2
Selain itu, semen ionomer kaca yang tersedia sebagai luting agent
dirumuskan sebagai bahan semen ionomer kaca tradisional, dan sebagai resin-
.ersi modifikasi. Formulasi ini banyak digunakan oleh dokter dalam beberapa
P r o s t o d o n s i | 18
tahun terakhir, baik karena sifat fisik, dan karena kemudahan penggunaan dalam
hal sifat penanganan.
Gam4ar .-* Powder !an Liuid Glass Ionomer Lutin! "ement
5Sum4er$ .GGGGG. orcelain fused to metal cro+n placement.
Hserial on the internetI. <> 5ctober ,<<> Hcited ,<'' 3anuary ,2I.
).ailable from ? http?@@costdentures.com@fiCed@porcelain-fused-to-
metal-cro+n-placement@)
'=
II-/-. #IN" P$OSP$ATE "EMENT
Luting agent tradisional ini terus menjadi populer untuk restorasi tuang.
Luting agent ini memiliki kekuatan yang memadai pada ketebalan sekitar ,$ Jm,
berada dalam batas toleransi yang diperlukan untuk membuat restorasi tuang, dan
+aktu kerja yang normal.
'*
%elebihan bahan ini dapat dengan mudah dihilangkan. Bfek toksik dari
Kink fosfat atau lebih khususnya asam fosforik telah banyak dilaporkan. Lamun,
keberhasilan penggunaan bahan ini pada pulpa secara klinis dapat diterima selama
P r o s t o d o n s i | 19
masih dalam batas normal dan preparasi tidak terlalu dekat dengan dasar ka.itas
(pulpa).
'*
Gam4ar .-9 Powder !an Liuid #inc P%os&%ate "ement
5Sum4er$ .GGGGG. Mink hosphate #ement. Hserial on the internetI. ,<<=
Hcited ,<'' 3anuary ,2I. ).ailable from ?
http?@@+++.mediceptdental.com@products@dental-cements@Kinc-phosphate-
cement.html)
'>
II-/-+ ,AHAN SEMEN LUTING LAIN
4ahan luting yang ideal memiliki +aktu kerja @ setting yang panjang,
perlekatan yang baik antara stuktur gigi dengan permukaan restorasi, tidak
bersifat toxic terhadap pulpa, dan memiliki kekuatan yang adekuat.
'*
4eberapa bahan semen lain yang dapat digunakan sebagai luting adalah ?
'*
P r o s t o d o n s i | 20
%. &inc Polycarboxylate Cement
Semen ini merupakan salah satu semen yang baru dan memebrikan bukti
perlekatan yang baik pada komponen kalsium dari strukutur gigi.
Aalaupun agak sulit dimanipulasi, semen ini memiliki potensi untuk adesi
klinis ke ion-ion kalsium pada email dan dentin.
,<
'. #esin(modified $lass )onomer Cement
&iantara semen luting yang popular, #esin(modified $lass )onomer
Cement memiliki solubilitas yang rendah, adesi, dan mikroleakage yang
rendah. 4ahan ini menjadi popular karena keuntungan yang didapatkan
yaitu berkurangnya sensitifitas setelah sementasi.
'*
*. Composite #esin
Semen ini hanya digunakan pada kasus-kasus tertentu karena pengerutan
+aktu pengerasan yang besar, kecenderungan mengiritasi pulpa,
kecenderungan terjadi kebocoran mikro, dan karakteristik manipulasi yang
jelek.
,<
*. (esin )desif
B.aluasi jangka panjang dari bahan ini belum ada sehingga tidak dapat
direkomendasikan untuk digunakan secara rutin. 4ahan ini dapat
diindikasikan jika sebuah tambalan terlepas karena kurangnya retensi.
'*
P r o s t o d o n s i | 21
II-0 SI1AT SEMEN
Ta4el .-( Si7at 2emen untuk erekatan
'$
:aktu
settin!
5mnt;
Te4al
lai2an
5<m;
Kekuatan
tekan3./
jam
5MPa;
Kekuatan
tarik
!iametral3
./ jam
5MPa;
M"!ulu2
ela2ti2ita2
5GPa;
Kelarutan
!an
!i2inter#ra2i
!alam air
54erat =;
Re2"n
ula
#inc &%os&%ate $,$ ,< '<* $,$ '/,$ <,<1 "oderat
Glass ionomer 2 ,* =1 1,, 2,/ '.,$
"ild to
"oderat
Semen re2in , - * N ,$ 2< - '2, - ,,' O /,' <,< O <,<' "oderat
P"likar4"k2ilat 1 ,' $$ 1,, $,' <,<1 "ild
OSE> Tie I * - '< ,$ 1 - ,= - - <,<* "ild
OSE ? alumnia
? E,A 5Tie II;
>,$ ,$ $$ *,' $,< <,<$ "ild
OSE ? "limer
5Tie II;
1 - '< /, *= *,' ,,$ <,<= "ild
"ampak pada "abel ,.', sifat dari berbagai jenis semen yang berbeda-
beda. %arena itu, pemilihan semen lebih ditentukan oleh tuntutan fungsional dan
biologis dari situasi klinis tertentu. 3ika diinginkan kinerja yang optimal, sifat
fisik, dan biologi serta karakteristik pengerjaan, misalnya +aktu kerja dan setting
P r o s t o d o n s i | 22
serta kemudahan membuang kelebihan bahan, akan menjadi pertimbangan dalam
memilih semen untuk perekatan.
'$
II-8 LOGAM @AMPUR
7ogam campur dapat diklasifikasikan menurut ?
'$
'. enggunaan (digunakan sebagai inlay logam penuh, mahkota dan
jembatan, restorasi logam keramik, gigitiruan sebagian lepasan, dan
implan)
,. Unsur utamanya (emas, paladium, perak, nikel, kobalt, atau titanium)
/. %andugan logam mulianya (sangat mulia, mulia, atau dominan logam
dasar)
*. "iga unsur utama (emas-paladium-perak, paladium-perak-timah, nikel-
kromium-berilium, kobalt-kromium-molibdenum, titanium-aluminium-
.anadium, atau besi-nikel-kromium)
$. Sistem fase yang dominan (isomorfus @ fase tunggal, eutetik, peritetik, atau
antarlogam).
L"#am @amur Aluminium Perun##u
)da satu logam campur yang berbahan utama tembaga yang diakui oleh
)&). Meskipun perunggu biasanya dirumuskan sebagai logam campur tembaga
yang kaya tembaga dan timah (#u-Sn) denga atau tanpa unsur-unsur lain seperti
seng dan fosfor, pada dasarnya terdapat logam campur perunggu dua komponen
(biner), tiga komponen (terner) dan empat komponen (kuartener) yang tidak
mengandung timah, seperti aluminium perunggu (tembaga-aluminium H#u-)lI),
P r o s t o d o n s i | 23
silikon perunggu (tembaga-silikon H#u-SiI) dan berilium perunggu (tembaga-
berilium H#u-4elI). %eluarga logam campur aluminium perunggu termasuk salah
satu yang diakui oleh )&) dapat mengandung tembaga ='O==P +t, aluminium
2-''P +t, nikel ,O*P +t, dan besi 'O*P +t. -anya sedikit data klinis yang
tersedia tentang logam campur aluminium perunggu ini. 7ogam campur tembaga
berpotensi untuk bereaksi dengan belerang (sulfur), membentuk tembaga-sulfida
yang menimbulkan karat pada pemukaan logam campu yang berbahan dasar emas
atau perak dan mengandung perak dalam jumlah yang cukup besar.
'$
II-* TEORI KEKUATAN TARIK
"ujuan dari dilakukannya suatu pengujian mekanis adalah untuk
menentukan respon bahan dari suatu konstruksi, komponen atau rakitan fabrikasi
pada saat dikenakan beban atau deformasi dari luar. &alam hal ini akan ditentukan
seberapa jauh perilaku inheren (sifat yang lebih merupakan ketergantungan atas
fenomena atomik maupun mikroskopis dan bukan dipengaruhi bentuk atau ukuran
benda uji) dari bahan terhadap pembebanan tersebut. 3enis-jenis pengujian
mekanis bahan antara lain?
,'
'. %ekuatan "arik
)dalah pengujian yang dilakukan pada suatu bahan padat (logam atau
nonlogam) dan dapat memberikan keterangan yang relatif lengkap
mengenai perilaku bahan tersebut terhadap pembebanan mekanis.
Sampel atau benda uji ditarik dengan beban kontinyu.
,. engujian %ekerasan @ kekuatan tekan
P r o s t o d o n s i | 24
)dalah ketahanan bahan terhadap gaya penekanan dari bahan lain
yang lebih keras. enekanan tersebut dapat berupa mekanisme
penggoresan (scratching)+ pantulan ataupun indentasi dari bahan keras
terhadap suatu permukaan benda uji.
/. engujian geser @ kekuatan trans.ersa
)dalah pengujian mekanis material untuk mengetahui modulus
elastisitas benda uji dalam arah geser. &alam batas elastis tegangan
geser ber.ariasi secara linier dari nol di bagian pusat benda uji hingga
mencapai maksimum pada permukaan terluar benda uji.
*. %ekuatan impak
)dalah pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut.
embebanan pada benda uji dilakukan secara perlahan-lahan. ada
pengujian impak ini bannyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk
terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau
ketangguhan bahan tersebut.
&i antara semua pengujian mekanis tersebut, pengujian tarik merupakan
jenis pengujian yang paling banyak dilakukan karena mampu memberikan
informasi representatif dari perilaku mekanis bahan.
,'
-asilnya berupa gaya tarik, dicatat lalu dimasukkan ke dalam perhitungan
rumus sehingga didapatkan hasil kekuatan tarik. (umus kekuatan tarik adalah
sebagai berikut ?
,
"S : F
)
%eterangan ?
P r o s t o d o n s i | 25
"S : kekuatan tarik (L@mm
,
)
F : gaya tarik (L)
) : luas penampang (mm
,
)
,A, III
KERANGKA KONSEP
&ari kerangka konsep di atas, dapat dijelaskan bah+a semen luting yang
digunakan sebagai subyek penelitian. )dapun perbedaan bur yang digunakan pada
saat preparasi merupakan .ariabel independen. Qariabel antaranya adalah tingkat
kekasaran dan penghalusan dinding aksial preparasi. &alam penelitian ini,
kekuatan tarik semen luting digunakan sebagai .ariabel kendali, dalam hal ini
glass ionomer dan ,inc phosphate cement.
P r o s t o d o n s i | 26
GIGI
PREMOLAR
PREPARASI
SEMEN
KEKUATAN
TARIK
RESTORASI
TUANG
RESTORASI
,A, IA
METODE PENELITIAN
IA-( RAN@ANGAN PENELITIAN
4erdasarkan sifat permasalahannya disebut penelitian eksperimental
karena bertujuan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh penghalusan dinding
hasil preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada restorasi lempeng
logam. 4erdasarkan macam atau asal datanya disebut penelitian primer karena
data dikumpulkan sendiri oleh peneliti. &engan asumsi bah+a populasinya adalah
gigi premolar permanen manusia, berarti semua karakteristik antar populasi
adalah sama. 5leh karena itu digunakan rancangan eksperimen tanpa pengukuran
a+al, yaitu rancangan eksperimen the posttest(only control group design.
,,,,/
IA-. SU,&EK PENELITIAN
Subyek penelitian adalah semen luting yang terdiri dari , macam, yaitu
glass ionomer cement dan ,inc phosphate cement. %edua macam semen luting ini
membagi , jumlah lempeng logam yang akan disemen pada gigi yang sudah
dipreparasi. Sehingga setiap semen tersebut akan dipakai untuk merekatkan
lempeng logam pada setiap gigi yang telah diberi / perlakuan berbeda dengan
jumlah * gigi setiap kelompok. Sehingga jumlahnya adalah ', gigi untuk glass
ionomer cement dan ', gigi untuk ,inc phosphate cement.
P r o s t o d o n s i | 27
IA-+ AARIA,EL
Q. 9ndependent ? %ekasaran dinding aksial preparasi
Q. &ependent ? %ekuatan tarik semen luting
Q. %endali ? ( Semen luting
- )lat uji kekuatan tarik
- 3enis bur
- )lat preparasi
- "egangan listrik
P r o s t o d o n s i | 28
IA-/ ALUR PENELITIAN
P r o s t o d o n s i | 29
PREPARASI
DINDING AKSIAL
KASAR
SUBYEK
PENELITIAN
BUR INTAN
BUR KARBIT
(PENGHALUSAN)
DINDING KASAR
DINDING HALUS
PEMBUATAN
LEMPENG LOGAM
SEMENTASI
(LEMPENG MELEKAT DI
GIGI)
UJI KEKUATAN TARIK
Tensile Testing Machine
SEMEN 1
SEMEN 2
IA-0 ,AHAN PENELITIAN
'. 4ur intan coarse, fine (dia(burs)
,. 4ur karbit fine (metal burs)
/. Semen luting
a. $lass )onomer Cement ($lass )onomer Luting and Lining Cement
$C Corporation -okyo)
b. &ink Phosphate Cement (.lite Cement %// $C Corporation
-okyo)
*. 7empeng 7ogam (Sil.er)
$. )kuades
IA-8 ALAT PENELITIAN
'. -andpiece (-andpiece -igh Speed , -ole 012)
,. Spatel semen (Spatel semen o,on)
*. 3gate spatel (3gate spatel prodental)
4. $lass plate
5. Paper plate
1. )lat uji kekuatan tarik (-ensile -esting "achine -ype P" %//
$aldabini)
2. Mesin penuangan logam (Centrifugal Casting "achine)
IA-* TA,EL PENELITIAN
,ur Intan
("oarse)
,ur Intan
('ine)
,ur intan 5"oarse;
? ,ur Kar4it 5'ine;
Glass Ionomer "ement Gi#i A( Gi#i ,( Gi#i @(
#inc P%os&%ate "ement Gi#i A. Gi#i ,. Gi#i@.
P r o s t o d o n s i | 30
IA-9 LOKASI DAN :AKTU PENELITIAN
IA-9-( LOKASI PENELITIAN ? 7aboratorium "eknik Mesin oliteknik
Legeri Ujung andang.
IA-9-. :AKTU PENELITIAN ? /< 3uli ,<''
IA-B PROSEDUR KER'A
IA-B-( PREPARASI GIGI PREMOLAR
'. !igi premolar sebanyak ,* gigi dibagi menjadi / kelompok, yang
akan diberikan perlakuan berbeda pada saat preparasi. ada saat
preparasi, tiap kelompok terdiri dari = gigi.
,. %elompok pertama, dilakukan preparasi dengan menggunakan
handpiece (-igh Speed , -ole 012) dan bur intan (coarse). reparasi
pada gigi premolar dilakukan dengan cara mengasah gigi pada bagian
oklusal secara horiKontal sampai rata, sehingga didapatkan permukaan
rata di bagian oklusal gigi.
/. %elompok kedua, dilakukan preparasi dengan menggunakan
handpiece (-igh Speed , -ole 012) dan bur intan (fine). reparasi
pada gigi premolar juga dilakukan dengan cara mengasah gigi pada
bagian oklusal secara horiKontal sampai rata. Sehingga didapatkan
permukaan rata di bagian oklusal gigi. ada kelompok kedua ini,
preparasi dari a+al sampai selesai hanya menggunakan bur intan
(fine) saja.
P r o s t o d o n s i | 31
*. %elompok ketiga, dilakukan preparasi dengan menggunakan
handpiece (-igh Speed , -ole 012) dan bur intan (coarse) dan
kemudian dihaluskan dengan bur karbit (fine). reparasi pada gigi
premolar juga dilakukan dengan cara mengasah gigi pada bagian
oklusal secara horiKontal sampai rata. Sehingga didapatkan permukaan
rata di bagian oklusal gigi. ada kelompok ketiga ini, preparasi dari
a+al menggunakan bur intan (coarse) sampai didapatkan permukaan
yang rata di bagian oklusal gigi, kemudian dihaluskan dengan
menggunakan bur karbit (fine) pada bagian permukaan oklusal gigi
tersebut.
Gam4ar /-( 4ur intan dan karbit. (&ari kiri ke kanan) 4ur
intan (coarse)+ bur intan (fine)+ bur karbit (fine).
IA-B-. PEM,UATAN LEMPENG LOGAM
'. embuatan pola malam biru berbentuk lempeng dengan ukuran
$C$C' mm (ditentukan oleh peneliti) dan diberikan bentuk seperti
kaitan pada bagian atas lempeng.
P r o s t o d o n s i | 32
,. Setelah bentuk pola malam telah selesai, dilanjutkan dengan
pembuatan pasak pada bagian tertinggi dari pola malam tersebut agar
tidak terjadi porositas pada saat proses penuangan logam.
/. Setelah pemasangan pasak, dilakukan pemendaman pola malam biru
ke dalam mo.el. ola malam dipendam dengan menggunakan bahan
pendam.
*. Mo.el dimasukkan ke dalam o.en, dipanaskan dengan suhu *1=
5
# O
1$<
5
# sampai semua malam dan pasaknya mencair.
$. %emudian dilakukan proses penuangan logam dengan menggunakan
mesin penuangan logam (Centrifugal Casting "achine).
1. Setelah proses penuangan logam selesai, logam hasil penuangan
logam dikeluarkan dari dalam mo.el, kemudian dilakukan prosedur
finishing dan polishing.
Gam4ar /-. 4eberapa lempeng logam (silver) dari hasil
penuangan logam
P r o s t o d o n s i | 33
IA-B-+ SEMENTASI 5LEMPENG MELEKAT DI GIGI;
'. Setelah pembuatan lempeng logam sebanyak ,* buah, dilakukan
prosedur sementasi, yaitu melekatkan lempeng logam pada gigi
dengan semen luting.
,. !igi yang telah dipreparasi dengan / macam perlakuan berbeda dan
terdiri dari = gigi setiap perlakuan, dibagi menjadi , bagian lagi di
setiap kelompok sehingga menjadi * gigi setiap perlakuan. Setelah
dipreparasi, gigi direndam dalam akuades selama /< detik dan
kemudian permukaan preparasi dikeringkan dengan air syringe
sebelum dilakukan sementasi.
/. %emudian dari setiap kelompok perlakuan tersebut, * gigi di semen
dengan glass ionomer cement dan * gigi lagi disemen dengan ,inc
phosphate cement. Sehingga jumlahnya menjadi ', gigi disemen
dengan glass ionomer cement dan ', gigi lagi disemen dengan ,inc
phosphate cement. &apat dilihat pada gambar *./, lempeng logam
yang telah disemen pada gigi yang telah dipreparasi.
*. encampuran semen untuk glass ionomer cement+ perbandingan
powder dan li6uid adalah ',= gr ? ',< gr. Aaktu pengadukan selama
,< detik dan +aktu kerja sejak pengadukan adalah , menit
(berdasarkan petunjuk kemasan $lass )onomer Luting and Lining
Cement $C Corporation -okyo). Sedangkan untuk ,inc phosphate
cement+ perbandingan powder dan li6uid adalah ',*$ mg ? <,$ ml.
Aaktu pengadukan selama 1<O>< detik dan +aktu kerja sejak
P r o s t o d o n s i | 34
pengadukan adalah /O* menit (berdasarkan petunjuk kemasan .lite
Cement %// $C Corporation -okyo).
Gam4ar /-+ 7empeng logam yang telah disemen pada gigi
yang telah dipreparasi
IA-B-/ U'I KEKUATAN TARIK
'. Setelah semua lempeng logam disemen pada gigi, kemudian dibiarkan
selama ,* jam sebelum dilakukan pengujian tarik. %arena menurut
klasifikasi )&) Lo.> bah+a kelarutan semen didalam air selama ,*
jam pertama cukup tinggi sehingga sangat penting semen dilindungi
dari kontaminasi cairan selama periode ,* jam ini sampai semen
mengeras sempurna.
'$
,. embagian kelompok pada saat pengujain tarik adalah ?
a. %elompok )' : 4ur intan (coarse) R glass ionomer cement
b. %elompok ), : 4ur intan (coarse) R ,inc phosphate
cement
c. %elompok 4' : 4ur intan (fine) R glass ionomer cement
d. %elompok 4, : 4ur intan (fine) R ,inc phosphate cement
P r o s t o d o n s i | 35
e. %elompok #' : 4ur intan (coarse) R bur karbit (fine) R
glass ionomer cement
f. %elompok #, : 4ur intan (coarse) R bur karbit (fine) R
,inc phosphate cement
/. Satu per satu gigi tersebut diuji kekuatan tariknya dengan
menggunakan )lat uji kekuatan tarik ($ambar 4.5+ -ensile -esting
"achine -ype P" %// $aldabini).
*. 7empeng logam ditarik dengan beban kontinyu sampai lempeng
logam tersebut terlepas dari gigi. Skala pengukuran yang digunakan
pada beban tarik adalah skala Le+ton (L). &apat dilihat pada gambar
*.*, lempeng logam yang terlepas dari gigi setelah di uji kekuatan
tariknya dari setiap kelompok.
$. !aya beban yang dicatat adalah pada saat lempeng logam terlepas dari
gigi. %emudian gaya tersebut dicatat dan kemudian dimasukkan ke
dalam rumus kekuatan tarik agar dapat diketahui nilai kekuatan
tariknya.
Gam4ar /-/ 4eberapa lempeng logam yang telah diuji kekuatan
tariknya
P r o s t o d o n s i | 36
Gam4ar /-0 )lat uji kekuatan tarik (-ensile
-esting "achine -ype P" %//
$aldabini).
IA-() ANALISIS DATA
&ata yang diperoleh didistribusikan ke dalam table, kemudian dilakukan
uji 7e.ene untuk mengetahui homogenitas sampel. Selanjutnya diolah dengan uji
)no.a satu arah dan dilanjutkan dengan uji least significant different (7S&) jika
dari uji )no.a diperoleh hasil yang significant (; : <,<$) untuk mengetahui
apakah ada pengaruh penghalusan dinding oklusal preparasi terhadap kekuatan
tarik semen luting pada lempeng logam.
P r o s t o d o n s i | 37
,A, A
HASIL PENELITIAN
&ari hasil pengamatan, pengukuran dan perhitungan mengenai pengaruh
penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada
lempeng logam dilakukan dalam 1 kelompok yaitu berdasarkan perbedaan
kekasaran bur serta penghalusannya, dan perbedaan semen luting yaitu glass
ionomer cement dan ,inc phosphate cement+ dapat dilihat pada tabel $.'?
Ta4el 0-( erbandingan dan rerata penghalusan dinding aksial preparasi terhadap
kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam dalam satuan L@mm
,
Su4yek
Penelitian
Kel"m"k
A( A. ,( ,. @( @.
( )>+B )>.0 )>/0 )>/B )>/8 )>/0
. )>+) )>.. )>0) )>+/ )>0) )>0(
+ )>++ )>.8 )>+B )>/. )>0( )>/8
/ )>+* )>.* )>/. )>// )>/. )>/+
Rerata )>+0 )>.0 )>// )>/. )>/* )>/8
%eterangan ?
- %elompok )' : 4ur intan (coarse) R glass ionomer cement
- %elompok ), : 4ur intan (coarse) R ,inc phosphate cement
- %elompok 4' : 4ur intan (fine) R glass ionomer cement
- %elompok 4, : 4ur intan (fine) R ,inc phosphate cement
- %elompok #' : 4ur intan (coarse) R bur karbit (fine) R glass ionomer
cement
- %elompok #, : 4ur intan (coarse) R bur karbit (fine) R ,inc phosphate cement
"abel $.' menunjukkan kekuatan tarik dari semen luting terhadap
penghalusan dinding aksial preparasi pada lempeng logam. Lilai rerata kekuatan
P r o s t o d o n s i | 38
tarik yang paling tinggi adalah kelompok #' (4ur intan (coarse) R bur karbit (fine) R
glass ionomer cement), yaitu <,*2 L@mm
,
, dan kekuatan tarik yang paling rendah
adalah kelompok ), (4ur intan (coarse) R ,inc phosphate cement), yaitu <,,$ L@mm
,
Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh
penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada
lempeng logam, dilakukan uji 7e.ene untuk mengetahui homogenitas data. -asil
uji 7e.ene pada pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan
tarik semen luting pada lempeng logam diperoleh probabilitas <,1,=. 4erarti hasil
uji 7e.ene p S <,<$. -al ini berarti bah+a data tersebut homogen.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada pengaruh penghalusan dinding
aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam, maka
dilakukan uji statistik )L5Q) satu arah dengan menggunakan ; : <,<$. -asilnya
dapat dilihat pada tabel $.,.
Ta4el 0-. -asil uji )L5Q) pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi
terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam
Sumber Qariasi 3% &b M% F
hit

erlakuan(7etween$roups) <,'*1 $ <,<,>


'$,==
= <,<<<
Sisa @ (esidual(8ithin$roups) <,<// '= <,<<,
"otal <,'2> ,/
%eterangan ?
3% ? jumlah kuadrat
db ? derajat bebas
M% ? median kuadrat
F
hit
? nilai F hitung
? probabilitas
P r o s t o d o n s i | 39
&ari hasil uji )L5Q) untuk melihat pengaruh penghalusan dinding aksial
preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. &ari hasil uji )L5Q) tersebut
didapatkan nilai p N <,<$ yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara
kelompok perlakuan yang diuji. -al ini berarti bah+a hipotesis nol (-o) tidak
dapat diterima atau ditolak dan -a dapat diterima, yang berarti bah+a ada
pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen
luting pada lempeng logam.
&ikarenakan hasil dari uji )L5Q) menunjukkan adanya pengaruh
penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada
lempeng logam, maka perlu dilakukan uji lebih lanjut menggunakan uji 7S&
(least significant different) untuk melihat besarnya perbedaan dari setiap
perlakuan.
Ta4el 0-+ -asil uji 7S& pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi terhadap
kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam
%elompok )' ), 4' 4, #' #,
)' < <,<>2$<T <,<>,$<T <,<2$<<T <,',$<<T <,''$<<T
), <,<>2$<T < <,'><<<T <,'2,$<T <,,,,$<T <,,',$<T
4' <,<>,$<T <,'><<<T < <,<'2$< <,</,$< <,<,,$<
4, <,<2$<<T <,'2,$<T <,<'2$< < <,<$<<< <,<*<<<
#' <,',$<<T <,,,,$<T <,</,$< <,<$<<< < <,<'<<<
#, <,''$<<T <,,',$<T <,<,,$< <,<*<<< <,<'<<< <
*erbedaan rerata significant pada le.el <,<$
ada tabel $./, dapat dilihat hasil dari uji 7S& (least significant
different) pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik
semen luting pada lempeng logam. &apat diketahui bah+a terdapat perbedaan
P r o s t o d o n s i | 40
yang signifikan atau bermakna pada kelompok )' dengan ),, 4', 4,, #' dan
#,, dan kelompok ), dengan )', 4', 4,, #', dan #,.
9ni berarti bah+a bur intan (coarse) R glass ionomer cement berbeda bermakna
dengan bur intan (coarse) R ,inc phosphate cement. Selain itu bur intan (coarse) R
glass ionomer cement juga berbeda bermakna dengan bur intan (fine) R glass
ionomer cement+ bur intan (fine) R ,inc phosphate cement+ bur intan (coarse) R
bur intan (fine) 9 glass ionomer cement+ dan bur intan (coarse) R bur intan (fine)
9 ,inc phosphate cement. 4ur intan (coarse) R ,inc phosphate cement berbeda
bermakna dengan bur intan (coarse) R glass ionomer cement+ bur intan (fine) R
glass ionomer cement+ bur intan (fine) 9 ,inc phosphate cement+ bur intan
(coarse) R bur intan (fine) 9 glass ionomer cement+ dan bur intan (coarse) R bur
intan (fine) 9 ,inc phosphate cement.

P r o s t o d o n s i | 41
,A, AI
PEM,AHASAN
&alam penelitian ini digunakan , macam semen luting yaitu glass
ionomer cement dan ,inc phosphate cement karena di bidang kedokteran gigi saat
ini glass ionomer cement masih lebih sering digunakan sebagai bahan luting.
-anya saja karena glass ionomer cement memiliki beberapa kekurangan antara
lain mudah larut dalam sali.a, kasar, dan sensitif terhadap air pada saat setting
time, maka ada juga yang menggunakan ,inc phosphate cement sebagai bahan
luting.
'$,'1
4erdasarkan tabel ,.' sifat semen untuk perekatan, glass ionomer
cement dan ,inc phosphate cement adalah semen yang memiliki sifat kekuatan
tarik diametral O ,* jam yang tinggi dibandingkan semen luting yang lain. $lass
ionomer cement memiliki kekuatan tarik diametral O ,* jam sebesar 1,, Ma.
Sedangkan ,inc phosphate cement memiliki kekuatan tarik diametral O ,* jam
sebesar $,$ Ma.
'$
&ari hasil penelitian pada tabel $.', jumlah rerata pengaruh
penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada
lempeng logam menunjukkan bah+a dari setiap perlakuan pengasahan pada gigi
premolar yang disemen dengan , macam semen luting yaitu glass ionomer
cement dan ,inc phosphate cement memiliki pengaruh terhadap kekuatan tarik
semen luting. "erlihat pada tabel $.', menunjukkan rerata kekuatan tarik dari
glass ionomer cement pada lempeng logam terhadap gigi yang dilakukan
P r o s t o d o n s i | 42
pengasahan dengan bur intan (coarse) lebih rendah bila dibandingkan terhadap
gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur intan (fine)+ dan terhadap gigi yang
dilakukan pengasahan dengan bur intan (coarse) yang kemudian dihaluskan
dengan bur karbit (fine). -al ini dapat terlihat pada kelompok )' Uglass ionomer
cement pada lempeng logam terhadap gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur
intan (coarse): menunjukkan nilai reratanya sebesar <,/$ L@mm
,
, kelompok 4'
Uglass ionomer cement pada lempeng logam terhadap gigi yang dilakukan
pengasahan dengan bur intan (fine): nilai reratanya sebesar <,** L@mm
,
, dan
kelompok #' Uglass ionomer cement pada lempeng logam terhadap gigi yang
dilakukan pengasahan dengan bur intan (coarse) yang kemudian dihaluskan
dengan bur karbit (fine): nilai reratanya sebesar <,*2 L@mm
,
.
4egitu juga untuk kelompok ,inc phosphate cement+ pada tabel $.'
menunjukkan rerata kekuatan tarik dari ,inc phosphate cement pada lempeng
logam terhadap gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur intan (coarse) lebih
rendah bila dibandingkan terhadap gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur
intan (fine)+ dan terhadap gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur intan
(coarse) yang kemudian dihaluskan dengan bur karbit (fine). -al ini dapat terlihat
pada kelompok ), U,inc phosphate cement pada lempeng logam terhadap gigi
yang dilakukan pengasahan dengan bur intan (coarse): menunjukkan nilai
reratanya sebesar <,,$ L@mm
,
, kelompok 4, U,inc phosphate cement pada
lempeng logam terhadap gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur intan (fine):
nilai reratanya sebesar <,*, L@mm
,
, dan kelompok #, U,inc phosphate cement
pada lempeng logam terhadap gigi yang dilakukan pengasahan dengan bur intan
P r o s t o d o n s i | 43
(coarse) yang kemudian dihaluskan dengan bur karbit (fine): nilai reratanya
sebesar <,*1 L@mm
,
.
-al tersebut di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Shillingburg dkk yang mengemukakan bah+a merupakan hal yang penting
cavosurface finish line hendaknya halus untuk memfasilitasi pembuatan restorasi
yang memiliki adaptasi tepi yang baik. engurangan jaringan dalam jumlah yang
banyak difasilitasi dengan penggunaan bur intan. )kan tetapi penggunaannya
meninggalkan cavosurface finish line yang tidak teratur sehingga diperlukan
instrumen lain untuk mendapat permukaan yang halus. Untuk itu digunakan bur
karbit dengan ukuran dan bentuk yang sama.
'
ada tabel $.,, dapat dilihat hasil uji )L5Q) terhadap nilai-nilai
kekuatan tarik dari semen luting pada lempeng logam terhadap gigi yang
dipreparasi dengan bur intan (coarse)+ bur intan (fine)+ dan yang dipreparasi
dengan bur intan (coarse) dan kemudian dihaluskan dengan bur karbit (fine)
didapatkan perbedaan yang bermakna Up : <,<<< (; : <,<$)V yang berarti ada
perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan yang diuji.
-asil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Se.gican dkk yang meneliti tentang pengaruh pemakaian , macam bur intan
dengan kekuatan ikatan tensil adesif ke gigi. Se.gican menggunakan , macam bur
intan yaitu bur intan (regular) dan bur intan (superfine). -asil penelitiannya
mengemukakan bah+a penggunaan dua macam bur tersebut tidak mempengaruhi
kekuatan tarik adesif ke gigi.
P r o s t o d o n s i | 44
&ikarenakan hasil dari uji )L5Q) menunjukkan adanya pengaruh
penghalusan dinding aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada
lempeng logam, maka perlu dilakukan uji lebih lanjut menggunakan uji 7S&
untuk melihat besarnya perbedaan dari setiap perlakuan. ada tabel $./, dapat
dilihat hasil dari uji 7S& pengaruh penghalusan dinding aksial preparasi terhadap
kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam. &apat diketahui bah+a
terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna pada kelompok )' dengan ),,
4', 4,, #' dan #,, dan kelompok ), dengan )', 4', 4,, #', dan #,.
%ekuatan tarik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi retensi
dari sebuah gigitiruan cekat. (etensi adalah kemampuan dari preparasi untuk
mencegah restorasi terlepas dari gigi penyangga oleh tekanan yang datang searah
dengan sumbu gigi. )da * faktor yang harus dipertimbangkan pada +aktu
melakukan preparasi gigi yang mempengaruhi retensi, yaitu derajat kelancipan
preparasi, luasnya daerah permukaan lapisan semen, daerah yang mengalami
gesekan, dan kekasaran permukaan. )danya kekasaran permukaan permukaan
preparasi dimaksudkan untuk meningkatkan daerah adesi antara semen dan
permukaan preparasi sehingga diharapkan akan meningkatkan retensi.
'
&apat dilihat jelas pula dalam tabel $.' perbandingan antara semen
luting glass ionomer cement dengan ,inc phosphate cement di setiap kelompok /
macam perlakuan preparasi bah+a semen glass ionomer cement memiliki
kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan ,inc phosphate cement terhadap
kekasaran dinding yang tidak dihaluskan maupun yang dihaluskan. ada hasil uji
)L5Q) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan
P r o s t o d o n s i | 45
yang diuji. Untuk kelompok glass ionomer cement dan ,inc phosphate cement+
dari hasil uji 7S& dapat dilihat bah+a hanya terdapat perbedaan yang signifikan
pada kelompok )' dan ),. 9ni berarti bah+a pada perbandingan antara glass
ionomer cement dan ,inc phosphate cement hanya pada kelompok yang
menggunakan bur intan (coarse) saja yang memiliki perbedaan bermakna,
sedangkan pada kelompok bur intan (fine) dan bur intan (coarse) 9 bur karbit
(fine) tidak memiliki perbedaan yang bermakna. -al ini kemungkinan disebabkan
karena glass ionomer cement memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, yaitu
perlekatan yang bagus dengan struktur gigi, dan memiliki retensi yang cukup
tinggi. erbedaan yang tidak bermakna antara glass ionomer cement dan ,inc
phosphate cement pada kelompok bur intan (fine) dan bur intan (coarse) 9 bur
karbit (fine) kemungkinan disebabkan karena kekuatan kompresi dari glass
ionomer cement sebanding dengan ,inc phosphate cement, dan kekuatan tarik
diametral glass ionomer cement sedikit lebih tinggi daripada ,inc phosphate
cement. Modulus elastisitas glass ionomer cement hanya separuh dari ,inc
phosphate cement. 3adi glass ionomer cement tidak terlalu kaku dan lebih peka
terhadap perubahan bentuk elastis.
'$,'1
%ekuatan tarik semen luting glass ionomer cement dan ,inc
phosphate cement dari hasil preparasi yang dinding oklusal preparasinya
dipreparasi dengan bur intan (coarse) dan tidak dihaluskan lebih rendah daripada
kekuatan tarik semen luting glass ionomer cement dan ,inc phosphate cement dari
hasil preparasi yang dinding aksial preparasinya dipreparasi dengan bur intan
(fine) dan tidak dihaluskan. -al ini kemungkinan disebabkan karena pada
P r o s t o d o n s i | 46
preparasi yang menggunakan bur intan (coarse) akan menghasilkan permukaan
yang tidak rata dan tidak teratur, sehingga mengurangi kekuatan perlekatan semen
luting terhadap permukaan dinding pada lempeng logam. Selain itu, permukaan
tidak dihaluskan berarti masih ada kekasaran dalam skala kecil, yang berarti
permukaannya lebih luas.
3ika dua permukaan yang relatif datar dipertemukan, misalnya suatu
protesis cekat ditempatkan di atas gigi yang sudah dipreparasi, ada celah
mikroskopik diantara substrat tersebut. 3ika dilihat secara mikroskopis,
permukaan gigi yang sudah dipreparasi tampak kasar, yaitu ada bagian puncak
dan ada bagian lembahnya. ada preparasi yang tidak dihaluskan, permukaan
preparasi tampak bergerigi kasar, sedangkan preparasi yang dihaluskan
permukaannya tampak bergerigi halus. %ekuatan tarik semen luting lebih tinggi
pada permukaan yang luas dibandingkan permukaan yang sempit. Sehingga jika
dibandingkan luas permukaannya, permukaan preparasi yang dihaluskan lebih
luas dibandingkan preparasi yang tidak dihaluskan.
'$
P r o s t o d o n s i | 47
,A, AII
PENUTUP
AI-( SIMPULAN
4erdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penghalusan dinding
aksial preparasi terhadap kekuatan tarik semen luting pada lempeng logam dapat
disimpulkan bah+a ?
'. )da pengaruh bermakna terhadap kekuatan tarik semen luting pada
lempeng logam terhadap penghalusan dinding aksial preparasi.
,. %ekasaran dari dinding aksial preparasi yang dapat memberikan kekuatan
tarik yang paling tinggi bagi semen luting adalah yang dipreparasi dengan
bur intan (coarse) dan kemudian dihaluskan dengan bur karbit (fine).
/. %ekuatan tarik semen luting glass ionomer cement dari hasil preparasi
yang dinding aksial preparasinya dihaluskan sebesar <,*2 L@mm
,
lebih
tinggi daripada ,inc phosphate cement sebesar <,*1 L@mm
,
.
*. %ekuatan tarik semen luting glass ionomer cement dari hasil preparasi
yang dinding aksial preparasinya dipreparasi dengan bur intan (coarse)
dan tidak dihaluskan sebesar <,/$ L@mm
,
lebih rendah daripada kekuatan
tarik semen luting glass ionomer cement dari hasil preparasi yang dinding
aksial preparasinya dipreparasi dengan bur intan (fine) dan tidak
dihaluskan sebesar <,** L@mm
,
.
P r o s t o d o n s i | 48
$. %ekuatan tarik semen luting ,inc phosphate cement dari hasil preparasi
yang dinding aksial preparasinya dipreparasi dengan bur intan (coarse)
dan tidak dihaluskan sebesar <,,$ L@mm
,
lebih rendah daripada kekuatan
tarik semen luting ,inc phosphate cement dari hasil preparasi yang dinding
aksial preparasinya dipreparasi dengan bur intan (fine) dan tidak
dihaluskan sebesar <,*, L@mm
,
.
1. %ekuatan tarik glass ionomer cement lebih tinggi daripada kekuatan tarik
dari ,inc phosphate cement pada setiap kelompok.
AI-. SARAN
'. erlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis kekuatan
lain dari semen luting terhadap penghalusan dinding aksial preparasi.
,. erlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kekuatan tarik
dari semen luting dengan menggunakan .ariabel semen luting yang lain.
P r o s t o d o n s i | 49
DA1TAR PUSTAKA
'. Shillingburg 3r -", -obo S, Ahitsett 7&, 3acobi (, 4rackett SB.
Fundamentals of fiCed prosthodontics. /
rd
Bd. 9llinois? Duintessence
ublishing #o. 9nc.E '>>2. .'/>-*'
,. Machmud B. Uji beda kekuatan lekat semen resin adhesi.e pada permukaan
logam yang diberi empat macam perlakuan HtesisI. 4andung? rogram
endidikan &okter !igi Spesialis rostodonsia Fakultas %edokteran !igi
Uni.ersitas adjajaranE ,<</.
/. -irata ", Lakamura ", Aakabyashi %, 0atani -. Study of surface roughness
and marginal fit using a ne+ly de.eloped microfinishing bur and ne+
preparation techniWue. 9nt 3 Microdent ,<<>E '? 1'-*
*. Se.gican F, 9noue S, %oase %, %a+amoto #, 9keda ", Sano -. 4ond strength
of simplified-step adhesi.es to enamel prepared +ith t+o different diamond
burs. )ust &ent 3 ,<<*E *>(/)? '*'-$.
$. )yad MF. Bffects of tooth preparation burs and luting cement types on the
marginal fit eCtracoronal restorations. 3 rosthodont ,<<>E '=? '*'-$.
1. 0amamoto ", Lishiura (, Momoi 0. 9nfluence of surface roughness on crack
formation in a glass-ceramic bonded to a resin composite base. 3 5ral Sci
,<<1E *=? ',$-/<.
2. Xelik #, YKgZnaltay. Bffect of finishing and polishing procedures on surface
roughness of tooth-colored materials. Duintessence 9nt ,<<>E *<? 2=/->.
P r o s t o d o n s i | 50
=. !rene S). #ro+ns. Hserial on the internetI. ,<<* Hcited ,<'' March ,<I.
).ailable from ? http?@@+++.Wuality.com@dental@restorati.e@cro+n.html
>. .GGGGG. #ro+ns [ bridges. Hserial on the internetI. ,<<* Hcited ,<'' March
,<I. ).ailable from ? http?@@+++.oceandental.com@cro+nsbridges.html
'<. #o+el #(. 9nlay, cro+ns and bridges a clinical hand book. *
th
Bd. 7ondon ?
Aright 4ristolE '>=$. . 2* -2
''. "arigan (. era+atan pulpa gigi (endodonti). ,
nd
Bd. 3akarta ? B!#? ,<<1. .
,<<-'
',. .GGGGG. Mahkota selubung (jaket cro+n). Hserial on the internetI. ,< )pril
,<'< Hcited ,<'' 3anuary ,2I. ).ailable from ?
http?@@+++.potooloodental.blog.com@,<'<@<*@,<@mahkota-selubung-jacket-
cro+n@
'/. !oldstein (B. Uni.ersal cro+n and bridge preparation the all-ceramic cro+n
preparation techniWue for predictable success. !eorgia ? 4rasseler E ,<<2.
'*. (osenstiel SF, 7and MF, Fujimoto 3. #ontemporary fiCed prosthodontics. /
rd
Bd. St. 7ouis ? MosbyE ,<<'. . ,<$-',, 21$->
'$. )nusa.ice %3. hillip\s science of dental materials. Bd.'<. hiladelphia?
A.4. Saunders #ompanyE '>>1. .,2*, /1$, **>, *2<-,
P r o s t o d o n s i | 51
'1. .GGGGG. !lass ionomer. Hserial on the internetI. ,= May ,<<> Hcited ,<''
3anuary ,2I. ).ailable from ? http?@@shehae.blogspot.com@,<<>@<$@glass-
ionomerG,=.html
'2. 4erg 3-. !lass ionomer cement. ediatric &ent ,<<, E ,*?*/<-=
'=. .GGGGG. orcelain fused to metal cro+n placement. Hserial on the internetI. <>
5ctober ,<<> Hcited ,<'' 3anuary ,2I. ).ailable from ?
http?@@costdentures.com@fiCed@porcelain-fused-to-metal-cro+n-placement@
'>. .GGGGG. Mink hosphate #ement. Hserial on the internetI. ,<<= Hcited ,<''
3anuary ,2I. ).ailable from ?
http?@@+++.mediceptdental.com@products@dental-cements@Kinc-phosphate-
cement.html
,<. 4aum 7, hillips (A, 7und M(. 4uku ajar ilmu konser.asi gigi (teCtbook of
operati.e dentistry). /
rd
Bd. )lih bahasa? "arigan (. 3akarta ? B!#E '>>2
,'. 0u+ono )-. 4uku panduan praktikum karakterisasi material ' pengujian
merusak (destructive testing). 3akarta? &epartemen metalurgi dan material
fakultas teknik uni.ersitas indonesiaE ,<<>.
,,. Mainuddin M. Metodologi penelitian. SurabayaE '>>'.
,/. MarKuki. Metodologi riset. 0ogyakartaE '>=/
P r o s t o d o n s i | 52

Anda mungkin juga menyukai