Seorang peremopuan, berusia 25 tahun,seorang ibu rumah tangga, hamil 10
minggu, datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak sejak 2 hari yang lalu, disertai batuk berlendir berwarna kuning kental. Sesak memburuk terutama pada malam atau pagi hari. Sehari sebelum sesak, pasien mengalami sakit tenggorokan dan batuk kering. Saat ini sakit tenggorokannya sudah membaik. Pasien mengeluh sering sesak sejak tahun 2004 yang lalu. Jika sesak kambuh, suara napasnya terdengar me-ngik. Dalam satu bulan bisa terjadi lebih dari 2 kali. Riwayat pasien: riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung, ataupun DM (-). Riwayat keluarga : tidak ada yang menderita penyakit seperti dirinya, tetapi banyak yang menderita alergi makanan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum tampak sesak, retraksi suprasternal (+), kesadaran composmentis dan tanda vital dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 96 x/ menit, respirasi 40 x/menit, wheezing (+), Rhonchi basah (+) dan suhu 37C. (1 &4) 2. Seorang laki-laki, karyawan swasta, berusia 60 tahun dibawa ke UGD RS Swasta dengan keluhan utama mengalami sesak nafas sejak tadi malam. Keluhan ini sudah 20 tahun dialami, kambuh-kambuhan, terutama musin hujan seperti saat ini. Keluhannya biasanya cukup berkurang ketika dia mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter langganannya, tetapi serangan kali ini, keluhannya tidak ada perbaikan sama sekalia walaupun dia sudah menggunakan 3 dosis obat biasanya. Pasien mempunyai riwayat hipertensi, penyakit lain disangkal. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan terlihat sesak nafas, retraksi suprasternal (+), bibir tampak sianosis, kulit terasa dingin dan basah, tekanan darah 150/95 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu badan 36.3 o C dan pernapasan 40x / menit. Dari pemeriksaan auskultasi regio torax didapatkan bunyi wheezing. (2&5) 3. Seorang anak laki-laki berusia 8 dibawa ke praktek dokter oleh ibunya dengan keluhan sesak nafas ringan sejak tadi pagi. Sesak muncul saat anak sedang bermain bola. Sejak 3 hari yg lalu, anak tersebut juga menderita batuk berdahak, tidak disertai demam. Ibu menceritakan bahwa anak sering mengalami sesak nafas kumat-kumatan sejak 6 bulan terakhir. Sesak sering kumat pada malam hari dan saat terkena debu, biasanya sesak didahului dengan batuk berdahak. Dalam seminggu anak tersebut bisa mengalami sesak sebanyak 1-2 kali. Kadang hanya dengan istirahat, keluhannya berkurang. Selama ini, jika keluhan anaknya agak berat, dia dibawa ke puskesmas setiap kali menderita sesak, dan dengan 1 macam obat dari Puskesmas, keluhannya membaik, namum frekwensi serangannya tetap sering. Hal ini membuat keluarga pasien tidak puas, dan berobat ke dokter swasta. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sesak, nadi 100 kali per menit, pernafasan 35 kali per menit dan suhu afebris. Nafas cuping hidung (+). Pada pemeriksaan thorax tidak tampak adanya retraksi, pada auskultasi thorax didapatkan wheezing di lapang paru kanan dan kiri, ronkhi (-). Jantung dalam batas normal. (3 &6)) 4. seorang anak perempuan berusia 4 hari dibawa oleh neneknya ke PUSKESMAS, dengan keluhan pada kedua mata keluar cairan putih kekuningan memenuhi seluruh kelopak mata bagian dalam hingga terjadi perlengketan tidak bisa dibuka. Keluhan yang dialami terjadi 2 hari setelah dilahirkan dan belum diobati sama sekali. Ketika ibu mengandung terdapat riwayat keputihan yang dianggap keputihan biasa. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan umum pasien rewel, suhu tubuh 36,7C, sekret purulen pada kedua kelopak mata, kemudian setelah dilakukan pengusapan sekret, kornea tampak jernih, konjungtiva tampak hiperemis dipenuhi oleh sekret purulen. (A) 5. Seorang anal laki-laki berusia 5 tahun, dibawa ibunya ke RSU Provinsi dengan keluhan utama kedua mata merah. Kedua mata terlihat merah sejak 2 hari yang lalu, terasa gatal sehingga sering dikucek - kucek, keluar kotoran mata bening, terasa ada yang mengganjal atau berpasir. Kedua kelopak mata terlihat kemerahan dan bengkak. Tidak ada penurunan tajam penglihatan dan tidak silau terhadap cahaya. Ia juga merasa demam dan batuk pilek. Menurut orangtuanya, pasien tertular oleh salah seorangteman sekolahnya, hampir teman sekolah anaknya tertular. Tidak ada riwayat trauma. HR 90 x/menit, RR 16 x / menit, suhu 37,5 o C. Pada pemeriksaaan fisik status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan lokalis status ophtalmikus mata kiri dan kanan hiperemis konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva, sekret serous. (B) 6. Seorang Lakilaki berusia 40 tahun, PNS, datang ke dokter keluarganya dengan keluhan benjolan bernanah di kelopak mata kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Mata kanan terasa sakit, berdenyut-denyut menyebabkan pasien sulit tidur dan kelopak tersebut sulit dibuka karena bengkak dan nyeri. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan palpebra superior dextra edem dan hiperemis, masa sebesar biji kedelai di margo palpebralis dextra, tidak didapatkan injeksi konjungtiva, kornea jernih, sekret negative. Hasil anamnesis, pasien mempunyai alergi terhadap obat ciprofloksasin dan obat malaria fansidar. Menurut pasien obat malaria tersebut diminumnya 3 tablet sekaligus waktu pasien terserang malaria. Hasil pemeriksaan fisik lain, dalam batas normal. (C) 7. Seorang anak perempuan berusia 3 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan keluar cairan berwarna kuning encer dari lubang telinga kiri mulai tadi malam. Menurut ibunya, selama seminggu ini anaknya tampak rewel dan mengeluhkan telinga kirinya terasa sakit, disertai demam tinggi terus menerus. Anak telah diberikan obat penurun panas tetapi demamnya tetap tinggi. Selama itu pula anaknya selalu rewel, gelisah, dan tidak bisa tidur nyenyak. Menurut ibu pasien, sejak tadi malam keluar cairan berwarna kuning dari telinga kiri pasien, agak berbau, setelah itu, demam anak mulai turun dan anak bisa tidur. Riwayat penyakit terdahulu: 2 minggu lalu anak menderita batuk berdahak disertai pilek encer, tetapi sudah sembuh sendiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, vital sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan status lokalis: auricula sinistra, inspeksi : deformitas (-), hiperemis (- ), edema (-), palpasi : nyeri pada manipulasi auricula (-), nyeri tekan proccesus mastoideus (-). Otoskopi auricula sinistra : sekret mukopurulen pada canalis auricular externus (+++), membran timpani sulit dievaluasi. (A) 8. Seorang anal kali-laki berusia 11 tahun diantar ibunya ke praktek dokter dengan keluhan nyeri tenggorokan disertai demam dan gatal tenggorokan sejak 5 hari lalu. Nyeri terutama saat menelan. Ibu pasien menyatakan bahwa anaknya memiliki riwayat sering mengalami keluhan seperti ini sejak 3 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, suhu 38,1 derajat celcius, pada pemeriksaan status lokalis didapatkan adanya pembesaran tonsil T2/T3, dengan permukaan kasar berbenjol-benjol, hiperemis (+), detritus (+), dan permukaan faring tampak hiperemis. (B) 9. Seorang perempuan berusia 30 tahun hamil 12 minggu datang ke Dokter Praktek swasta dengan keluhan pilek kambuhan yang memberat sejak 1 bulan belakangan ini. Pilek encer dan bening, disertai bersin-bersin. Pasien juga megeluhkan kadang hidung tersumbat dan sangat gatal, mata kadang sampai terasa panas. Pasien tidak demam, tidak batuk dan tidak ada keluhan pada telinga. Keluhan terutama timbul apabila pasien terkena debu, bulu binatang dan saat pagi hari. Pasien sudah berobat tetapi keluhan masih juga dirasakan. Pasien belum pernah melakukan tes alergi. Riwayat sering mengalami sakit serupa, kambuh-kambuhan sejak 3 tahun yg lalu. Riwayat penyakit asma disangkal. Riwayat keluarga ibu menderita asma bronchial (+). Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, vital sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan dengan rhinoskopi anterior didapatkan tampak adanya sekret seromukoid, mukosa hidung edema (+), hiperemis (+), hipertrofi konka (-), massa (-). (C)
KASUS KEGAWATDARURATAN (MINGGU 3-4)
1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejang-kejang yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari yang lalau dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya memang akan kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi anaknya tetap kejang. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien. 2. Seorang pasien perempuan, berusia 55 tahun dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah tiba-tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu. Pasien mempunyai riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 200/110 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris, pemeriksaan ekstremitas inferior terdapat lateralisasi ke kiri. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl. 3. Seorang pasien perempuan, berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena tiba-tiba pingsan di tengah pesta 15 menit yang lalu. Menurut keluarga yang mengantar pasien mengalami keracunan makanan. Pasien tidak mengalami mual dan muntah. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 35,5 C. 4. Seorang laki-laki, usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 60 menit yang lalu. Saat dibawa ke UGD, pasien dalam keadaan kesadaran menurun, pasien masih dapat membuka mata dan menggerakkan tanganya jika dirangsang dengan nyeri. Menurut yang membawa ke UGD, pasien sempat muntah dalam perjalanan ke ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik : luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari telinga kanan. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris. 5. Seorang pasien perempuan, berusia 25 tahun dibawa ke UGD Puskesmas setelah mengalami perdarahan pervaginan setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik : pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian yang dikenakan. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 80/60 mmHg, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 36,5 C. hasil pemeriksaan inspekulo tampak ruptur perineum derajat 2. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya Hb 8 mg/dl.