Anda di halaman 1dari 16

2.3.5 Teknologi Budidaya Tanaman Nanas (Ananas comosus L.

)
A. Pembibitan
Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat
dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan adalah tunas akar,
tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan
dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang
pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Benih nanas dari biji (generatif)
jarang digunakan karena membutuhkan teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan
penyerbukan sendiri dan tidak menghasilkan biji.
Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri khusus, yaitu tunas yang tumbuh
dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk
daun lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang)
mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas
batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di bawah tangkai buah dan di atas
tunas batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran
tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif dengan mahkota
buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non-aktif pada batang, kemudian
disemaikan dalam media steril dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak,
seragam, dan mudah dalam pengangkutan.
Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas batang dan bibit
nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang dengan memilih tunas batang pada pohon induk yang
sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik adalah panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat
pangkal pohon dipotong untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu
biarkan selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman langsung
segera ditanam. Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakuakan adalah
memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian potongan dibelah
menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai berupa pasir bersih dalam bak tanam.
Bibit yang dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila
bibit akan diangkut dalam jarak jauh, akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.
Benih yang disiapkan harus disesuaikan dengan luas areal penanaman. Kepadatan tanaman yang
ideal berkisar antara 44.000-77.000 bibit tanaman per Ha, tergantung jarak tanam, jenis nanas,
kesuburan tanah, sistem tanam dan jenis bibit. Penanaman dengan sistem persegi (jarak tanam 150 x
150 cm) membutuhkan sekitar 3556 bibit bila lahan yang mangkus ditanami 80%. Atau 12.698 - 15.875
bibit pada sistem tanam kereta api dengan jarak tanam 60 x 60 cm dan jarak antar barisan sebelah
kanan/kiri dari kereta api adalah 150 cm.

a. Teknik Penyemaian
Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam menyiapkan media
semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya Rootone) pada permukaan belahan batang untuk
mempercepat pertumbuhan akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 - 2,5
cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara
baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastic tembus cahaya (bening). Stek batang
nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru yang medianya disuburkan dengan
pupuk kandang disiapkan. Campuran media berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1)
atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1). Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas
dari persemaian perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit. Pemeliharaan
pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala dijaga agar kondisi media tanam selalu
lembab dan tidak kering supaya bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk
kandang dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian pestisida
dapat dilakukan jika diperlukan. Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-
30 cm atau berumur 3-5 bulan.

B. Pengolahan Media Tanam
Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan dan
pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim kemarau, dengan membuang pepohonan
yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman
tanah perlu diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar 5,5. Jumlah
bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan
ekologi pertumbuhannya.
Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan pembuangan dan pembersihan pohon-pohon atau
batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat penampungan limbah pertanian. Mengolah tanah
dengan dicangkul/dibajak dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga gembur, karena, bisa berakibat fatal
pada produksi tanaman. Biarkan tanah menjadi kering minimal selama 15 hari agar tanah benarbenar
matang dan siap ditanami.
Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk kedua
kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan cukup dengan cara meratakan
tanah, kemudian di sekililingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan
dilakukan dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150
cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton per hektar.
Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam.
Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium
diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea penggunaannya dikombinasikan
dengan perangsang pembungaan.

C. Teknik Penanaman
I. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu
tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem tanam,
yaitu sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar
barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm. Sistem baris
rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2
barisan adalah 150 cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah kiri dan
kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm
membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90
cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90
cm serta sisitem baris rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan
dari 4 barisan tanaman 90 cm.
II. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem tanam. Ukuran
lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain.
III. Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan: (1)
membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas
sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per
lubang tanam; (3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah
roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga
tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang
tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.

D. Pemeliharaan
I. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak berbentuk pohon.
Kegiatan penyulaman nanas diperlukan, sebab ceding-ceding bibit nanas tidak tumbuh karena kesalahan
teknis penanaman atau faktor bibit.
II. Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan gulma pesaing
tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari. Rumput liar sering menjadi
sarang dari dan penyakit. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun
untuk menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Cara
penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar
bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.
III. Pembubunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi bedengan yang
seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di
sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga
drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan akar
yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman nanas berdiri kuat.
IV. Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan. Pemupukan
susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis
pupuk yang digunakan adalah:
a) Pupuk NPK tablet (Pamafert)
Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO adalah 17-8-12-0-2+mikro
Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap tablet
Dosisi anjuran satu tablet tiap tanaman
b) Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl
Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per hektar. Pupuk susulan
diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama.
Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam dipupuk dengan ZA 125 kg atau urea
62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur 6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha.
Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara
barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain: disemprotkan pada daun terutama
pupuk Nitrogen dengan dosis 40 gram Urea per liter atau 900 liter larutan urea per hektar.
V. Pengairan dan Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan tanaman
yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan /penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau
tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang
pembungaan dan pembuahan secara optimal. Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Tanah yang terlalu
kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang
paling baik adalah sore dan pagi hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.

E. Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari jenis bibit
yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen
buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18
bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:
a. Mahkota buah terbuka.
b. Tangkai buah mengkerut.
c. Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
d. Warna bagian dasar buah kuning.
e. Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
Tata cara panen buah nanas yaitu dngan memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda
siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril.
Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak rusak dan memar. Tanaman nanas dipanen setelah
berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama
sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun
perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah
membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai
penanaman dilakukan seperti cara bercocok tanam pada lahan yang baru.

2.3.6 Teknologi Budidaya Tanaman Melon (Cucumis melo L.)
A. Pembibitan
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat
dan terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam dan Atonikselama 2 (dua)
jam. Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan mengapung di atas
permukaan air.
1. Pengadaan benih secara generative
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini tanaman memerlukan banyak
unsur fosfor untuk memperkuat akar dan membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila
tanaman dalam kondisi sehat maka jaringjaring pada buah diharapkan muncul secara merata.
Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium dan boron maka tanaman disemprot dengan pupuk
daun Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
2. Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam dan sumber eksplan yang digunakan
haruslah tepat agar memberikan hasil yang maksimal. Media dasar yang dipakai tersusun dari
garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan thiamin
0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai kombinasi hormon
tanaman yang ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan
penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl
0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C
selama 30 menit.Tanaman yang didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan dan
bunga betina separti halnya tanaman yang didapat dari biji.
Benih harus disimpan ditempat yang kering dan tempat untuk menyimpan benih dapat
dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana karena mengingat umur benih hanya selama 1014 hari,
karena untuk melindungi benih tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan
serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran
agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam tanah. Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam
ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana dibandingkan dengan benih
semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra.
Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
Teknik Penyemaian
Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di dalam air selama 24 jam.
Kemudian benih disemaikan pada kantong plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang
dicampur dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya
menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1
yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang
perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian
dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3
atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit
muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk
penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau
kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat
atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman perlu diulangi pada sore
hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan
tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 45 helai atau tanaman melon
telah berusia 1012 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya,
yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada
bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.

B. Pengolahan Media Tanam
I. Persiapan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat
remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu
selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah
sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm. Untuk pencangkulan dan
penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yang
semula berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan cukup sarang (mudah
diserap air). Dengan tanah tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah
menembus tanah, juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:
1. Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah.
2. Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan kedalaman 30
50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
3. Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan ke dalam
tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah cukup beremah.
II. Pembentukan Bedengan
Selama 57 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan membuat
tanah menjadi lengket dan berbongkah sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses
pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun
dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat
petakan dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum
1215 m; tinggi bedengan 3050 cm; lebar bedengan 100110 cm; dan lebar parit 5565 cm.
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yang
remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan
tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-
unsur beracun ada hingga menghilang tuntas. Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan
memudahkan perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi
bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm
agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras. Dan pada musim kemarau tinggi bedengan
cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan
lebar 5565 cm adalah untuk memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir,
maupun penalian.
III. Pemasangan Mulsa Hitam Perak (PHP)
Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa dapat
memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk
satu bedengan. Caranya tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada
bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua ujung mulsa
PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap
meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi
sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan,
bedenganbedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 35 hari sebelum dibuat lubang tanam.
Tujuan agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap
tanaman.

C. Teknik Penanaman
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas
kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian
rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan
cepat. Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan beserta medianya. Akar tanaman diusahakan
tidak sampai rusak saat menyobek polibag. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada
lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan
kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas.

D. Pemeliharaan
I. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit
tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan
bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama 3 5
hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam.
Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.
II. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit
di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab
sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.
III. Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama yang perlu dilakukan adalah pemupukan awal dan
mensterilkan lahan. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan
akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah
diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena
terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.

IV. Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
V. Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari
(ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak
proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan
kanannya (1015 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran
tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam
pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
a) Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=1020 ton/ha.
b) Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk
susulan III=440 kg/ha.
c) TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
d) KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I
: umur 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.
VI. Penyiraman
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus
lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat
menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan
buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan
tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-
pagi sekali atau malam hari.
VII. Pemasangan ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai
membuat pembubunan dan selesai mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit
ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus
terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 23 kg.
Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri.
Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk
segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.
VIII. Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai
dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas,
cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya
bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal
dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-
cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika
ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

E. Panen
a) Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen:
Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
Warna kulit hijau kekuningan.
b) Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c) Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.
Cara Panen :
1. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa
simpan buah.
2. Tangkai dipotong berbentuk huruf T, maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi
atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.
3. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah
siap dipanen.
4. Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat
terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama
di swalayan.

2.3.7 Teknologi Budidaya Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaertner) Vass)
A. Pembibitan
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah
penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu
kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi
perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang
dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah
tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji
(generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan
menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat
berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan
terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.
Penyiapan bibit
Bibit dari biji :
1) Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
2) Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
Bibit dari anakan :
1) Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
2) Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah
Teknik penyemaian
Bibit dari biji :
1) Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastic yang sudah
dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai
kecambah berumur 20-30 hari
2) Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3
minggu sekali
3) Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
Bibit dari anakan :
1) Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan
kebutuhan
2) Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
3) Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
4) Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
5) Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan
0,01-0,02 cc/liter air
6) Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
7) Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada
dibawah.
Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian.
Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.

B. Pengolahan lahan
Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi
dan sumber air. Bongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta
menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. Bajak tanah untuk menghilangkan
bongkahan tanah yang terlalu besar.

C. Teknik penanaman
I. Pembuatan Lubang tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau
1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m.
Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.
II. Cara Penanaman
Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai
tumbuh.
Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh
seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman
peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon
peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m,
durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

D. Pemeliharaan
Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga
diperoleh produksi yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa
produksi tanaman salak.
I. Penjarangan dan Penyulaman
Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu
dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman
dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus
atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu
tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan
tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan
dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah
perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya dibungkus dengan plastik
agar akarakar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.

II. Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu
lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak
diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan
berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan
cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim
penghujan.

III. Pembubunan
Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke
pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan.
Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk
menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit
yang ada.

IV. Perempalan dan Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu
rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama
mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak
tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancer
diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian
vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang. Pemangkasan
dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan
kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.
Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan
menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup disisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan
maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong
setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi
tanaman.
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya
menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang
tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.

V. Pemupukan
Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang.
Umur tanaman :
a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
d) 36dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.

VI. Penyiraman
Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai
dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan
aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak
memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus
tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.

E. Panen
Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah
bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman
atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa
lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat
(klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak. Karena buah salak masaknya
tidak serempak, maka dilakukan petik pilih.
Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau
segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa:
gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan.
Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2014.
Melon (Cucumis melo L.). . Diunduh tanggal 23 Maret
2014.
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2014.
Nanas ( Ananas comosus ). . Diunduh tanggal 23
Maret 2014.
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2014.
Salak (Salacca zalacca). . Diunduh tanggal 23 Maret
2014.

Anda mungkin juga menyukai