Anda di halaman 1dari 89

ATMI Solo, SMK

Mikail, Solo
Technopark (STP) =
Model link & match
pendidikan & dunia
kerja


S.Belen
www.sbelen.wordpress
.com
Youtube: BelenSirilus
Sekolah link & match pendidikan dan
dunia kerja
Tanggal 14 Februari 2011, kami bersama Ir.
Anton Doni Dihen MSc (staf ahli khusus
Menakertrans), Drs. Frans Meak Parera
(koordinator penasihat Gubernur NTT)
berkunjung ke ATMI (Akademi Teknik Mesin
Industri) Solo, SMK Mikail, dan Solo Techopark
(pusat pendidikan vokasional).
Tujuannya adalah untuk mengenal model
pendidikan yang benar-benar berciri link &
match antara pendidikan dan tuntutan dunia
kerja untuk diterapkan dalam konteks daerah
yang tertinggal, semisal NTT.
Gedung dan Bengkel
Perkuliahan
Kampus 1 Surakarta (3,1 ha)
Kampus 2 Kab. Karanganyar (4,5 ha)
Kampus ATMI Cikarang (4,4 ha)
International campus ATMI (Akademi Teknik
Mesin Industri) Solo di Jl. Adi Sucipto, Surakarta
Rm Clay Pareira, SJ, Wakil Direktur Akademis ATMI Solo menunjukkan
contoh hasil program pendidikan kewirausahaan dengan nama program I-
CELL, Innovation cell, Innovation for a brighter future.
Proyek I-CELL terdiri dari 3 kelompok, yaitu: (1) Reneweable
Energy, (2) Food Processing, dan (3) Clean Environment. Ada
pemeliharaan dan penciptaan obat anti-hama rumput laut,
pengolahan kelapa, pembuatan pupuk organik, penanaman dan
pengolahan komoditas tanaman penghasil energi seperti jarak.
Ada paket solusi pengolahan, paket training proses, paket
pengadaan mesin, paket pendampingan usaha. Ini adalah
contoh minyak dan obat yang dijual ke pasar.
Sistem Pendidikan di ATMI Surakarta
ATMI didirikan pada tahun 1968 / 1969.
Visi ATMI adalah : menciptakan sebuah dunia industri yang
adil, hormat akan martabat manusia, dan bertanggungjawab
atas keseimbangan lingkungan hidup.
Misi ATMI adalah:
menghasilkan lulusan yang mampu memenuhi tuntutan pasar yang
selalu berkembang.
mendidik mahasiswa menjadi tenaga profesional yang mampu
membantu perkembangan bangsa menuju masyarakat industri yang
adil dan makmur.
Fokus pendidikan tidak hanya pada kemampuan teknis, tetapi juga
tanggung jawab moral dan sosial yang dirumuskan dalam sebuah
trilogy (dengan bahasa Latin) : competentia (dalam ketrampilan
teknis), conscientia (dalam tanggung jawab moral), dan compassio
(dalam pengaruh sosial dari kegiatan industri).
Kenaikan kelas (sistem paket SKS)
Penguasaan kompetensi; PBET
Sistem Pendidikan di ATMI Surakarta - lanjutan
Dunia industri
punching in dan punching out
denda jam minus
satu mahasiswa berhadapan dengan satu mesin
bertanggung jawab atas kebersihan mesin
selama bekerja di depan mesin mahasiswa berdiri.
denda saat merusakan atau menghilangkan alat
tidak lulus apabila tidak mampu memenuhi toleransi
ada dua shift kerja: pagi jam 07.00-15.30; sore jam 15.30-22.00;
dengan istirahat pagi jam, istirahat makan siang jam dan istirahat
makan malam jam.
Sistem DO
Mengenal semua mesin dan semua proses bengkel
Sistem Pendidikan sesuai dengan tuntutan
dunia industri
Teori menunjang praktik bengkel
Soft skills : LKTD, LKTM, AnSos
Ekstrakurikuler: olahraga, musik, pecinta alam, BEM
MAHASISWA:
Latar belakang heterogen : SMA, SMK
Test masuk, test kesehatan, wawancara
Jaminan intelektual dan kemampuan skills
Tiap tahun hanya menerima sekitar 180 mahasiswa baru
Biaya perkuliahan 30% dari aktual
Subsidi 70% dari hasil keuntungan produksi bengkel
Beasiswa
Mendapatkan pekerjaan saat awal tingkat III
PENGAJAR:
Dosen, instruktur, pendamping
Keteladanan
Pendampingan intensif 1 dosen = 5 - 7 mahasiswa
Pelatihan kerja (Program training 9 bulan)
Kerja sama dengan PemKot Surakarta membuat
SCTC (Surakarta Competency and Technology
Center)
Lulusan SMA/SMK
Sembilan bulan: 3 bulan basic di STP (Solo
Technopark), 3 bulan di SMK Mikael (intermediate), 3
bulan di bengkel industri ATMI (magang)
Setiap tiga bulan: 70 peserta baru datang
Sistem pendidikan = ATMI
Lulusan langsung bekerja di industri di seluruh
Indonesia
Pelatihan Kerja bagi karyawan industri
Mesin untuk
proses belajar
mahasiswa
Mahasiswa dibekali cara membongkar mesin, memasang,
menggunakan, dan memperbaiki jika ada kerusakan.
Mesin lama sampai dengan yang baru ada di
ATMI untuk kepentingan belajar mahasiswa.
Ruang kuliah teori
Tiap mahasiswa menangani 1 mesin atau 1 alat
agar serius, tidak ngobrol. Bekerja harus dalam
posisi berdiri agar lebih teliti dan cepat.
Belajar elektronika. Banyak pula mahasiswa
wanita belajar di sini.
Serius bekerja sambil belajar, belajar sambil bekerja,
learning by working. Produknya dijual ke pasar industri.
Bagaimana tidak aktif jika tiap mahasiswa
menggunakan 1 peralatan gambar desain?
Mahasiswa dilatih bekerja secara teliti. Dunia industri, pabrik
dan perusahaan menuntut karyawannya bekerja secara teliti.
Contoh hasil desain mesin dan peralatan yang
diciptakan mahasiswa
Tahun I difokuskan kepada pembekalan kompetensi, mekanika dasar
harus dikuasai melalui latihan mengoperasikan beragam mesin, dari
yang sederhana s.d. yang mutakhir.
Tahun II difokuskan kepada produktivitas. Mahasiswa harus
menghasilkan produk yang laku dijual di pasar industri.
Tahun III difokuskan kepada inovasi. Mahasiswa harus membuat
desain berdasarkan telaah produk yang telah masuk ke pasar dan
menciptakan mesin atau alat inovatif yang bisa dijual ke pasar.
Di ATMI Solo selama 3 tahun kuliah total pembayaran mahasiswa hanya
Rp 25 juta, sudah termasuk uang perlengkapan,uang kuliah, uang praktik,
uang kesehatan, uang diktat & buku pegangan, uang kegiatan
kemahasiswaan, pelayanan administrasi, lab komuputer, study tour,
wisuda, ujian praktik. Biaya bisa ditekan semurah ini karena produk yang
dihasilkan mahasiswa dijual ke pasar.
I-CELL, proyek untuk mendidik kaum muda
berwirausaha.
SMK Mikail Solo. Pabrik menyatu dengan sekolah. 30% teori dan
70% praktik. Learning by working.
Siswa belajar sesuai dengan shift yang berubah
secara berkala. Shift pagi mulai Pukul 7.00 s.d.
14.30. Shift sore Pukul 14.30 s.d. 22.00 malam.
Jadwal yang sama berlaku juga di ATMI Solo.
Papan daftar nama mesin dan alat yang dipesan
perusahaan dan instansi. Jaringan pemasaran membuat
produk siswa dan mahasiswa ini laku terjual dengan harga
bersaing karena quality is number one.
Produk siswa SMK Mikail yang siap dipasarkan.
Produk ini dikirim tidak hanya ke industri dalam negeri tapi juga
ke luar negeri. Pada waktu terjadi krisis moneter tahun 1997,
SMK Mikail dan ATMI malah mengirim produknya ke Jerman,
Amerika Serikat, Australia, dan Afrika Selatan. Lembaga
pendidikan ini lolos dari dampak krisis moneter. Malah banyak
untung karena nilai dollar naik.
Baik SMK Mikail maupun ATMI Solo mempekerjakan karyawan dari
lingkungan sekitar untuk menyelesaikan produk yang siap
dipasarkan. Sekolah yang memberdayakan masyarakat karena
sekolah adalah unit produksi.
Produk logam kecil ini adalah sebuah sparepart
yang akan diekspor ke Jerman.
Masuk ke kampus awal yang pertama. Di depan mahasiswa
menuju bengkel setelah makan siang. Melihat ATMI Solo,
sulit kita bedakan apakah ini pabrik atau akademi. Model
Arbeit Schule (Do-school) Indonesia.
Masukkan kartu amano. Disiplin adalah nomor
satu yang harus dilatih. Tanpa disiplin lulusan
tak layak di dunia industri.
Roster untuk semua mahasiswa untuk satu tahun yang
sudah memperhitungkan semua hari libur. Contoh roster
yang baru pertama kali saya lihat di Indonesia.
Mesin tua ini sudah tak diproduksi lagi di Jerman. Dengan
susah payah dan keuletan, seorang romo berhasil
menghidupkan mesin ini lagi didukung doa yang tekun.
Dosen membimbing mahasiswa.
Dosen (berbaju biru) tampil sederhana dan tekun
bekerja membimbing mahasiswa.
Pabrik atau sekolah? Belum selesai 1 menit setelah makan siang,
semua mahasiswa sudah langsung bekerja tanpa dikontrol. Tiada
obrolan tak berguna. Time is learning. Time is money.
Pabrik = sekolah. Contoh Arbeit Schule atau Do-
school. Bukan lagi hanya terbatas pada learning by
doing, tapi sudah sampai ke learning by working.
Mesin pemotong lempengan baja yang kerjanya diatur
dari monitor. Baja diimpor dari Argentina dan Korea
karena baja dari Krakatau Stell kurang bermutu.
Memasang lemari
Contoh-contoh produk yang dihasilkan mahasiswa
Kegiatan Mahasiswa
Penerimaan Mahasiswa Baru
Pentas Band - Michael Day Membaca di Perpustakaan
Memulai hari baru
Pendidikan Mahasiswa Tingkat 1
Pendidikan Mahasiswa Tingkat 1
Pendidikan Mahasiswa Tingkat Lanjut
Pendidikan Mahasiswa Tingkat Lanjut
From designing
to manufacturing
Produk ATMI complete Solution
till mass production
Produk-produk ATMI
Standard Product
Hospital Equipment
Office Equipment
Workshop Equipment
Produk-produk ATMI
Standard Product

CNC Machine
CNC Mill Machine
CNC Lathe Machine
Produk-produk ATMI
Special Purpose Machine
Washing Machine
Produk-produk ATMI
Produk Injeksi Plastic
Metal Stamping
Produk-produk ATMI
Aluminium Die Casting
Jig & Fixture
ATMI juga membuka program training 9 bulan bekerja sama
dengan Pemerintah Kota Solo. Workshop (bengkel kerja)
bertempat di Solo Technopark (STP). Pentahapan training mirip
dengan program diploma 3. Tiga bulan I: penguasaan kerja
bengkel mekanika. Tiga bulan II: berkarya memproduksi produk
yang bisa dijual. Tiga bulan III: body repair. Biayanya jauh lebih
murah, hanya Rp 6 750 000. Semua yang tamat training ini diterima
di dunia kerja. Prinsip belajar tetap sama, 1 orang satu mesin.
Bidang training a.l. mekanika, las, garmen
Peserta training sedang mengoperasikan mesin.
Peserta membuat briket dari sampah dan
berbagai produk industri.
Peserta training membuat desain produk di
ruang khusus.
Maket rencana pengembangan Solo Technopark. Ini adalah
perwujudan hasil kunjungan Wali Kota Solo, Gubernur Jawa
Tengah, dan direktur ATMI ke Jerman. Pusat pembinaan vokasional
ini bisa berjalan lancar berkat kerja sama pemerintah kota dengan
ATMI Solo.
Dunia industri membutuhkan karyawan yang bisa
mengelas di dalam air untuk memperbaiki kapal dan pipa-
pipa minyak bumi dalam laut. Inilah kolam praktik di Solo
Technopark.
Lahan yang akan dimanfaatkan untuk
merampungkan Solo Technopark.
Peserta kursus 9 bulan program garmen. Satu
orang satu mesin jahit atau mesin bordir.
Menyeterika produk yang dihasilkan
Memotong potongan kayu penghasil warna alami. Peserta
membuat serbuk pewarna beragam warna dengan
mencoba-coba berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar.
Inilah contoh serbuk pewarna alami yang mudah dipakai.
Bisa dipakai untuk membuat batik dan kain tenun daerah.
Beragam contoh penerapan beragam pewarna alami
Contoh produk yang
dihasilkan peserta
training yang laku
dijual di pasar industri.
Pupuk organik dihasilkan peserta yang laris terjual karena
trend sekarang kepada komoditas organik, bukan pakai
pupuk kimia yang menurunkan kesuburan tanah.
Sumber:
Album foto hasil kunjungan ke ATMI Solo, SMK Mikail,
dan Solo Technopark tanggal 14 Februari 2011.
Diskusi dengan Rm Clay Pareira SJ di ATMI Solo, 14
Februari 2011.
Kunjungan ke ATMI Cikarang, 31 Januari 2011.
YV Yudha Samodra HM, ST, M.Eng, Penyelarasan
Dunia Pendidikan dan Pelatihan kerja dengan Dunia
Kerja: Sistem Pendidikan di ATMI Surakarta,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas, file ppt yang disampaikan dalam
Workshop Link & Match pendidikan dan dunia kerja di
Kupang, 8 Desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai