Anda di halaman 1dari 12

UTS

Geografi Pembangunan



Oleh:
Rahmat Zaki Iqbal
110606595

Departmen Geografi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
Depok
2014



Pertemuan 1
Geografi Pembangunan

Pembangunan merupakan proses perubahan dari yang awalnya buruk (-) menjadi lebih
baik (+). Tentu saja hal ini diperlukan adanya perencanaan yang baik sehingga dapat menjadi
baik.
Tujuan dari pembangunan itu sendiri bersifat holistik. Maksudnya adalah pertumbuhan,
pemerataan, dan stabilitas. Ketiga hal tersebut merupakan trilogi pembangunan yang ada pada
masa orde baru. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Ada yang beranggapan
bahwa yang pertama kali dibutuhkan adalah stabilitas, apabila suatu negara sudah stabil maka
yang selanjutnya adalah pertumbuhan kemudian pemerataan.
Pada awalnya pembangunan tercetus akibat pasca Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II,
negara-negara mulai berkelompok sesuai dengan tujuan atau visi dan misinya. Pada saat itu
terbentuk dua kelompok negara, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat
menganut paham liberalisme, sedangkan Uni Soviet menganut paham sosialis. Kedua golongan
ini disebut dengan negara-negara maju. Sehingga, apabila ada negara yang tidak tergolong dalam
dua golongan ini disebut dengan negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Meskipun begitu, konsep negara yang maju tidak dapat diaplikasikan ke negara sedang
berkembang, karena hal tersebut tidak dapat diterapkan dan akan menimbulkan kesenjangan
sosial. Selain hal tersbut munul masalah lain, yaitu perang dingin yang terjadi di antara kedua
negara tersebut Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berlangsung pada tahun 1947 1991.
Akhir dari perang dingin ini menyebabkan Uni Soviet terpecah menjadi negara yang merdeka.
Ilmu geografi sendiri telat dalam mengkaji studi perkembangan pembangunan karena ilmu
geografi yang bersifat ideografik, yang mengkaji suatu hal yang spesifik dan objek studi geografi
yang belum jelas (pendekatan keruangan). Akibat dari keterlambatan ilmu geografi dalam
mengkaji studi pembangunan membuat geografi mengambil konsep-konsep pembangunan dari
bidang ilmu studi lain, yang kemudian diterapkan dengan pendekatan keruangan, sehingga
menjadi:
Integrasi berbagai gejala / fenomena dalam ruang (studi unit keruangan)
Distribusi atau asosiasi unsur dalam ruang (studi pola keruangan)
Organisasi gejala dalam ruang (studi proses keruangan)
Berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan keruangan tersebut, geografi memandang ilmu
pembangunan denegan hal-hal yang berkaitan dengan tempat dan ruang. Hal ini mengakibatkan
adanya tuntutan pertanyaan apa, dimana, mengapa, dan bagaimana. Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini dibutuhkan ssarana sebuah peta.
Dari kolaborasi dengan pendekatan tersebut, penelitian ilmu geografi untuk pembangunan
dapat dibedakan atas dasar analisisnya, yaitu
Analisis ekologikal
Menganalisis hubungan manusia dengan lingkungannya.
Analisis korologikal
Menganalisis distribusi dan diferensiasi keruangan suatu wilayah
Analisis organisasi keruangan
Menganalisis terjadinya pola-pola tertentu di suatu daerah










Pertemuan 2
Mengapa Harus Ada Pembangunan?

Tujuan dari pembangunan pada utamanya adalah di bidang ekonomi, hal ini supaya
pendapatan perkapita di suatu negara meningkat dan disertai dengan pemerataan agar tidak
terjadi ketimpangan di masyarakat pada suatu negara.
Meskipun demikian, fakta di lapangan berbeda. Tujuan pembangunan yang agar tidak
terjadi ketimpangan, pada kenyataannya terjadi ketimpangan. Ada negara yang kaya atau disebut
dengan negara maju dan adapula negara miskin atau yang disebut dengan negara berkembang.
Perbedaan ini bahkan dapat terjadi pada lokasi yang tidak jauh berbeda, seperti di sekitar
khatulistiwa dan selatan khatulistiwa, ataupun bahkan ada yang kondisi geeografis dan sumber
dayanya sama akan tetapi kesejahteraannya berbeda, seperti antara Korea Utara dengan Korea
Selatan, serta ada pula yang masih di dalam satu wilayah yang luas, akan tetapi ada perbedaan
kesejahteraan seperti di Indonesia, ada perbedaan antara barat dan timurnya.
Apa ciri dari negara miskin? Suatu negara dapat dikatakan miskin apabila tingkat
pendapatan perkapita rendah, berdasarkan, selain itu tingkat penduduk tinggi (lebih dari 2%),
mata pencaharian utama penduduknya ada di sektor pertanian atau sektor primer. Ciri yang
terakhir adalah terbelengu dalam lingkarang setan kemiskinan.
Mengapa suatu negara dapat menjadi miskin? Suatu negara dapat menjadi miskin karena
sejarah panjajahan yang terjadi di suatu neegara tersebut, sehingga masyarakat di negara tersebut
tidak memiliki kesempatan dalam meningkatkan mutu kualitas dari masyarakatnya itu sendiri,
selain itu peenyebab suatu negara miskin adalah karena tidak mempunyai sumber daya alam,
akan tetapi tidak semua negara yang tidak mempunyai sumber daya alam dapat digolongkan
menjadi negara miskin, karena ada negara maju yang tidak memiliki sumber daya alam, akan
tetapi karena penguasaan teknologi yang tinggi sehingga membuat negara tersebut menjadi
negara maju. Penyebab lainnya adalah jumlah penduduk yang banyak, penduduk yang banyak
bukanlah menjadi suatu jaminan bahwa negara tersebut menjadi maju, karena pada kenyataannya
negara seperti Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk banyak, merupakan negara sedang
berkembang. Yang terakhir adalah lingkaran setan kemiskinan. Ada beberapa tipe dari lingkaran
setan kemiskinan, yaitu







Lingkaran setan kemiskinan yang kedua yaitu











Produktivitas Rendah
Kesehatan Rendah
Tingkat Pendapatan
Rendah
Investasi Rendah
Buta Huruf Tinggi
Eksploitasi SDA
Rendah
Permintaan Rendah
Kemajuan Teknologi
Lambat
Pendapatan
Rendah
Kesejahteraan Rendah
Modal Produksi Rendah
Teknologi Rendah
Produktivitas Rendah
Produktivitas Keluarga Besar
Pertumbuhan Penduduk Besar
Sumberdaya Perkapita
Rendah
Tingkat Produksi
Rendah
Pertemuan 3
Indikator Pembangunan

Kesejahteraan masyarakat di suatu negara merupakan suatu hal yang sulit untuk diukur,
karena hal tersebut tidak sederhana. Selain itu kesejahteraan merupakan indikator keberhasilan
dari suatu pembangunan.
Salah satu indikator dari pembangunan adalah GNP (Gross National Brutto) atau PNB
(Produk Nasional Bruto). GNP merupakan jumlah barang dan jasa yang belum terkena
penyusutan yang dihasilkan oleh semua warga negara di suatu negara. GNP memasukkan
pendapatan semua warga negara tersebut meskipun individu tersebut tinggal di luar negeri.
Selain GNP ada pula GDP (Gross Domestic Brutto) atau PDB (Produk Domestik Bruto).
GDP didapat dari jumlah barang dan jasa yang belum teerkena penyusutan yang dihasilkan oleh
semua warga penduduk yang berdomisili di suatu negara. GDP memasukkan pendapatan
penduduk negara lain yang tinggal di negara tersebut.
GNP dan GDP belum memperhitungkan jumlah penduduk sehingga ada GDP perkapita
dan GNP perkapita. Akan tetapi dua hal ini memiliki kelemahannya, yaitu untuk inventaris dan
untuk keperluan militer.
Akan tetapi GNP Perkapita dan GDP Perkapita tidak mempengaruhi atau menjadi indikator
dari tingkat kesejahteraan suatu penduduk. Kesejahteraan diukur denga tingkat pendapatan, yang
dipengaruhi oleh adat istiadat, iklim, dan kebebasan berpendapat.
Pembangunan bertujuan untuk mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan.
Akan tetapi seiring dengan berjalan waktu dan sikap masyarakat pun cenderung berubah menjadi
individualis. Sikap ini muncul dalam masyarakat akibat peningkatan kesejahteraan yang diikkuti
dengan pengorbanan moril.
NEW (New Income Welfare), membagi GNP berdasarkan dua koreksi, yaitu positif dan
negatif. Positif apabila waktu luang banyak, sedangkan negatif apabila terjadi kerusakan
lingkungan.
Indikator ada yang bersifat moneter dan ada yang bersifat non-moneter. Berikut merupakan
beberapa indeks yang ditetapkan oleh UNRISD, antara lain
1. Angka harapan hidup
2. Konsumsi protein hewani perkapita
3. Persentase anak yang sedang belajar di SD dan sekolah meenengah
4. Persentase anak yang sedang belajar di sekolah kejuruan
5. Jumlah surat kabar
6. Jumlah telepon
7. Jumlah radio
8. Jumlah penduudk di kota yang jalannya lebih dari 20.000
9. Peersentase laki-laki dewasa di seekitar pertanian
10. Persentase tenaga kerja yang bekerja pada sektor listrik, air, gas, kesehatan, dan
komunikasi.
11. Persentase tenaga kerja yang punya gaji
12. Persentase produk domestik bruto dari industri pengolahan
13. Konsumsi energi perkapita
14. Konsumsi listrik perkapita
15. Konsumsi baja perkapita
16. Nilai perkapita perdagangan luar negeri
17. Produk pertanian rata-rata dari pekerja laki-laki disekitar pertanian
18. Pendapatan perkapita penduduk nasional bruto






Pertemuan 4
Indikator Sosial

Physical Quality of Life Index (PQLI) dilihat dari kesehatan, gizi, dan pendidikan. Dimana
kesehatan dilihat dari tingkat kematian bayi dan harapan hidup, sedangkan pendidikan dilihat
dari melek huruf. Tingkat kematian bayi memperlihatkan ada atau tidaknya air bersih,
kesejahteraan ibu si bayi, dan kualitas hidup. Apabila angka tingkat kematian bayi kecil
menunjukkan bahwa terjadi perbaikan gizi, kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas
lingkungan, dan pendapatan.
PQLI tidak menjamin suatu negara memiliki pendapatan perkapita yang tinggi, seperti
ontohnya antara Taiwan dan Arab (ditahun yang sama), Taiwan pendapatan perkapitanya lebih
kecil dibandingkan dengan Arab akan tetapi nilai PQLI Taiwan lebih tinggi. Hal ini berarti
apabila ada negara yang PQLI tinggi tetapi GNP rendah, berarti negara tersbut lebih
mementingkan pembangunan sosial dibandingkan pembangunan ekonominya.
Human Development Index (HDI) dilihat dari tingkat harapan hidup, pendidikan yang
dilihat dari melek huruf (dengan bobot
2
/
3
) dan rata-rata lamanya sekolah (dengan bobot
1
/
3
), dan
penghasilan. apabila ketiga unsur tersebut dijumlahkan, jika hasilnya 0,5 artinya low human
development, 0,6 0,79 artinya medium human development, dan 0,8 1,0 artinya high human
development.
Basic Minimum Needs (Kebutuhan Dasar Minimum), diperkenalkan oleh Prof. Sajogyo
(1992), ditetapkan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran. Pengeeluaran dibedakan antara
pedesaan dengan kota. Di pedesaan disebut dengan miskin apabila peengeluaran seeebanyak 320
kg nilai tukar beras perkapita pertahun, seedangkan perkotaan disebut dengan miskin apabila
pengeluaran sebanyak 480 kg nilai tukar beras perkapita pertahun.
Badan Pusat Statistik melakukan sensus sosial ekonomi nasional inti (SUSEMAS INTI)
yang terdiri dari:
Pendidikan (tingkat pendidikan, melek huruf, partisipasi pendidikan)
Kesehatan (rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan)
KB & fertilitas (penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan
saat kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi)
Angkatan Kerja (jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan,
partisipasi tenaga kerja)
Ekonomi (tingkat konsumsi perkapita)
Kriminalitas (jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah
pemerkosaan pertahun)
Perjalanan wisata (frekuensi perjalanan wisata pertahun)
Akses ke media masa (jumlah surat kabar, jumlah radio, jumlah tivi)
Perumahan (sumber air bersih, listrik, kualitas rumah, sanitasi)













Pertemuan 5
Pertumbuhan & Pembangunan

Teori pertumbuhan Adam Smith, pada tiap tahapannya terdapat spesialisasi pekerjaan
tersendiri, antara lain:
Masa perburuan (aktivitas sebagian besar di hutan)
Masa beternak
Masa bercocok tanam
Masa perdagangan (masih menggunakan teknologi sederhana)
Masa industri
Teori pembangunan Karl Marx terdiri dari feodalisme kapitalisme sosialisme. Pada
masa feodalisme masih bersifat tradisional, tuan tanah merupakan tingkatan tertinggi. Pada masa
selanjutnya, kapitalisme mencerminkan dimana pengusaha merupakan posisi paling tinggi
(penanam modal) sedangkan posisi paling rendah adalah buruh. Penananm modal cenderung
ingin mendapatkan keuntungan yag tinggi sehingga beralih dari padat karya menjadi padat
modal. Akibat dari tergantikanya tenaga kerja manusia dengan mesin maka terjadi revolusi sosial
oleh kaum buruh. Hal ini menyebabkan berubahnya tatanan masyarakat dari kapitalisme menjadi
sosialisme dimana terjadi pemerataan kepemilikan sumber daya.
Karl Marx berasumsi masyarakat terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pemilik tanah
atau modal dan golongan bukan pemiliki modal atau tanah.
Teori tahap pembangunan oleh Rostow, terbagi menjadi:
Masyarakat tradisional
Massih menggunakan cara produksi yang relatif primitif dan masih dipengaruhi
oleh pemikiran yang tidak rasional, berdasarkan asta kebiasaan yang berlaku turun
temurun. Karakteristik masyarakat tradisional adalah:
1. Produksi perkapita dan produktivitas tenaga kerja masih sangat rendah
2. Sebagian besar SDA digunakan untuk sektor pertanian
3. Hubungan keluarga dan kesukuan sangat berpengaruh terhadap kedudukan
seseorang
4. Dalam kegiatan pemerintah kekuasaan daerah ada di tangan tuan tanah dan
tuan tanah dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah pusat

Masyarakat pra syarat lepas landas
Pada tahap ini masyarakat mempersiapkan diri atau dipersiapkan untuk mencapai
pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang. Masyarakat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu masyarakat di negara Erpoa, Asia Timur,
Timur Tengah, dan Afrika dirombak dari masyarakat tradisional yang sudah lama
ada. Golongan kedua masyarakat di US, Kanada, Finlandia Baru, Australia
mencapai tahap prasyarat lepas landas tanpa merombak masyarakat tradisional.
Pada tahap ini sektor pertanian merupakan sektor penting, karena:
1. Persediaan bahan pangan untuk penduduk yang bertambah akan tetap
terjamiin
2. Persediaan bahan pangan yang ukup untuk masyarakat kota yang bertambah
dengan cepat karena industrialisasi
3. Pertanian menunjang perkembangan sektor industri
4. Pertanian menjadi sumber daya pengeluaran pemerintah melalui pajak
5. Menciptakan tabungan yang dapat digunakan sektor lain terutama sektor
industri

Masyarakat lepas landas
Tahap ini ditandai dengan pembaharuan dan peningkatan penanaman modal.
Penanaman modal yang semakin tingig akan mengakibatkan bertambahnya tingkat
pendapatan nasional dan akan melebihi pertambahan penduduk. Karakteristik
masyarakat lepas lamdas adalah
1. Terciptanya kerangka dasar untuk perluasan sektor modern sehingga
pertumbuhan akan terus maju
2. Perkembangan beberapa sektor industri ddengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi
3. Meingkatnya penanaman modal yang produktif

Masyarakat menuju kematangan
Tahap ini memperlihatkan kemampuan untuk melampaui industri awal yang
menggerakan untuk meninggalkan tingal landas dan menyerap teknologi yang
paling maju serta menanamkannya secara efisien. Akibatnya timbul insutri baru.
Hal ini memungkinkan bertambahnya iutput yang jumlahnya lebih besar dari
pertambahan penduduk.

Masyarakat masa konsumsi tinggi
Tahap ini pendapataan riil perkapita meningkat sampai pada suatu titik dimana
sebagian besar seseorang dapat membeli barang konsumsi melebihi kebutuhan
utamanya.
3 macam tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang
tersedia:
1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara tersebut keluar dan ada
kecenderungan yang berakhir dengan penaklukan negara lain
2. Menciptakan kemakmuran yang lebih merata dengan cara mengusahakan
pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak progresif
3. Mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat, dari konsumsi sederhana ke tingkat
konsumsi yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai