0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan40 halaman
Majalah LENTERA JIWA edisi 20 tahun 2013 membahas tentang Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak, penatalaksanaan autisme secara komprehensif dan peran penting orang tua dalam pengobatan dan terapi anak autis.
Majalah LENTERA JIWA edisi 20 tahun 2013 membahas tentang Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak, penatalaksanaan autisme secara komprehensif dan peran penting orang tua dalam pengobatan dan terapi anak autis.
Majalah LENTERA JIWA edisi 20 tahun 2013 membahas tentang Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak, penatalaksanaan autisme secara komprehensif dan peran penting orang tua dalam pengobatan dan terapi anak autis.
3 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 PELINDUNG : Direktur Utama PENASEHAT : Direktur Keuangan dan Administrasi Umum Direktur Medik dan Keperawatan PENANGGUNG JAWAB : Direktur SDM dan Pendidikan PEMIMPIN REDAKSI : Kasubbag Hukor & Humas REDAKTUR PELAKSANA : Barkah Sutiono SEKRETARIS REDAKSI : Galuh Novi Wulandari STAF REDAKSI : Kornelis Ibrawansyah, Triyana, Agus Heri REPORTER : Purwono, Wahyu Setyawan FOTOGRAFER: Yanuar Sapto Nugroho
EDITOR Renny Indraswari PROMOSI Suprayitno, Imron Fauzi SIRKULASI Gani Setyo Andogo, Hario Hendro Baskoro Majalah LENTERA JIWA menerima tulisan dari praktisi/ peminat bidang kesehatan (baik keluarga besar RSJS Magelang ataupun masyarakat umum). Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi. Tulisan dan ilustrasi yang dimuat sepenuhnya menjadi hak majalah LENTERA JIWA. Alamat Redaksi : Sub Bag Hukor & Humas RSJS Jl. A. Yani No. 169 Magelang Telp. (0293) 363602, Fax. (0293) 365183 Email : admin@rsjsoerojo.co.id Dicetak Oleh: Citra Mandiri Utama Jl. S. Parman (Ngaglik Lama No.72) Semarang 50231 Telp. (024) 8316727 email : citramandiriu@yahoo.co.id editorial B anyak yang berkata, tahun baru adalah harapan baru. Meski dalam banyak kasus, sudah bertahun-tahun lewat, sudah beribu harapan baru diresolusikan, banyak yang ti- dak berubah. Banyak orang yang gagal dengan resolusi tahun barunya. Tidak sedikit yang akhirnya melupakan tradisi membuat resolusi di tahun baru. Mengapa? Sebab resolusi tahun lalu pun tidak tercapai. Sebab harapan baru itu hanya jadi ren- cana, atau berhenti setengah jalan jika tidak dipersiapkan secara matang. Bagi institusi kesehatan, resolusi itu wajib dibuat, yang di- tuangkan melalui renstra dan kebijakan, sesuai dengan perkem- bangan dan kebutuhan masyarakat. Tentu setelah melalui refeksi dan evaluasi. Misalnya, tahun ini, Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 harus dijadikan momentum untuk melakukan refeksi ten- tang apa yang bisa dilakukan untuk menjawab tantangan pem- bangunan kesehatan ke depan. Terlebih, tantangan ke depan kian kompleks, seiring dengan perjalanan pembangunan nasional di segala bidang. Tema HKN 2013, Indonesia Cinta Sehat, Menuju Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan Nasional yang Bermutu sangat inspiratif, sebagai momentum untuk membangkitkan se- genap komponen kader kesehatan dan masyarakat luas, untuk mewujudkan hidup sehat. Peringatan HKN ke-49 ini, juga dimaknai dimulainya pelak- sanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014 mendatang, sebagai suatu tonggak sejarah menuju masyarakat Indonesia yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Jika pelaksanaan- nya berjalan mulus, tidak akan ada lagi orang yang menjadi sa- dikin (sakit jadi miskin), atau pasien yang meninggal karena dip- ingpong dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Dimulai awal tahun depan dengan masa transisi sampai 2019, semua orang baik kaya atau miskin, akan mendapatkan layanan kesehatan gra- tis. Jadi, untuk resolusi tahun ini, tampaknya kita harus sepakat, jaminan kesehatan menyeluruh untuk semua penduduk Indone- sia, akan menjadi kenyataan! *** Tonggak Menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Berkeadilan indeks 10 12 26 23 15 18 28 31 32 34 36 Autism Spectrum Disorder Cognitive Behaviour Theraphy (CBT) Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak Lensa Kontak dan Komplikasinya Cek Kesehatan, Harus! Pemeriksaan Penunjang Memuaskan Pelanggan 11 Kunci Membangun Kepercayaan Tips Mendongkrak Kebahagiaan Buah dan Sayur Penurun Kolesterol Disiplin Diri Untuk Berubah Kesehatan Jiwa adalah Masalah Bersama Kaleidoskop RSJS 2013 Cover Story 5 7 4 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Catatan Akhir Tahun Fakta dan Sejarah Hari Aids Sedunia M enjelang akhir tahun. Bagi banyak orang, membuat catatan sederhana untuk mengha- dapi tahun depan itu, penting. Dan menjelang akhir tahun kemudian, mereka akan merevieuw-nya, dan menjadikannya petunjuk untuk menulis catatan penting di tahun-tahun berikutnya. Ibaratnya, tanpa petunjuk, seseorang bisa saja merasa seperti berjalan meyusuri lorong gelap yang lembap, dengan pakaian setengah basah, kedinginan, kelaparan, meraba-raba, dan sendirian. Pelan-pelan, berharap bisa melihat ca- haya, entah dari mana saja. Kenapa tanggal itu dipilih? Agustus 1987, Thomas Netter dan James Bunn yang bekerja di bagian informasi Program Global untuk AIDS Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)di Jenewa, Swiss, mencetuskan ide untuk menetapkan satu hari un- tuk meningkatkan kesadaran atas pandemik AIDS. Mereka mengajukan ide ini kepada Jonathan Mann, Direktur Program Global yang kini i dikenal sebagai UNAIDS. 5 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 AUTIMS SPECTRUM DISORDER World Autisme Awareness Day atau hari autisme sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 April, dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran kita akan adanya gangguan austisme terutama pada anak-anak. R umah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang yang merupakan Pusat Ruju- kan Nasional di bidang Kesehatan Jiwa dengan pelayan- an unggulan Tumbuh Kembang Anakpada 21 oktober 2013 yang lalu bekerja sama dengan PDSKJI Magelang mengadakan workshop autisme dengan tema Effective and well tolerated in the treatment of irritability associated with autis- tic disorder in children and adoles- cents. AUTIMS SPECTRUM DISOR- DER (ASD) merupakan salah satu jenis dari neurodevelopmental disorder. Masyarakat kebanyakan menyebut dengan istilah Autis. Autis dikenal juga dengan gang- guan perkembangan yang meny- eluruh (Pervasive Developmental Disorder) meliputi seluruh aspek perkembangan dan kepribadian anak. Epidemiologi Angka kejadian ASD cend- erung meningkat dimana pada tahun 2002 sebesar 60 per 10.000 orang, dimana anak laki-laki 3 hingga 4 kali lebih sering mend- erita gangguan ASD ini. Kapan gejala autisme ini mun- cul? Biasanya gejala autisme mulai muncul sebelum usia 3 tahun, ter- utama bila orang tua cermat anak terlihat menderita gangguan relasi dan komunikasi. Contohnya pada bayi, anak autis mungkin akan terbaring di tempat tidur dengan tenang atau asik bermain sendiri selama berjam-jam tanpa menan- gis ataupun membutuhkan orang tuanya. Sehingga pada awalnya orang tua menyangka anaknya seorang anak manis yang mudah diatur. Walau ada beberapa yang justru rewel dan sering menangis tanpa sebab yang jelas. kejiwaan 6 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Gejala dan Tanda Autis Prof. Dr. dr. Edith Humris, Sp.KJ(K) menyebutkan pada aca- ra workshop autism, bahwa ASD karakteristik gejalanya dapat dike- lompokkan dalam 3 gejala utama, yaitu: 1. Hendaya dalam interaksi sosial secara timbal balik (reciprocal) Kegagalan dalam berespon terhadap interaksi sosial mis- alnya menolak atau meng- hindari tatapan mata; tidak menoleh bila dipanggil se- hingga sering disangka anak tuli; tidak ada usaha untuk melaku- kan interaksi den- gan orang lain; tidak menunjuk ke suatu benda yang menarik per hat i annya atau yang di- i ngi nkannya; menarik tangan orang yang ter- dekat dengan harapan tangan tersebut melaku- kan sesuatu buat- nya; tidak berbagi kesenangan/kesedihan dengan orang lain; tidak bermain bersama anak lain dalam kelompok; anak yang berumur < 1 tahun sangat tenang dalam tempat ti- durnya dan sangat sedikit dalam berkomunikasi 2 arah serta tidak minta digendong. 2. Kesulitan berkomunikasi Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara; mengelu- arkan suara bergumam atau suara tertentu berulang kali; mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain; tidak mengerti dan ti- dak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai; bicara tidak digunakan un- kejiwaan tuk komunikasi; meniru atau membeo dan beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian tanpa mengerti arti- nya; kadang bicara monoton seperti robot; mimik datar. 3. Mempertahankan aktivitas dan minat yang memiliki pola strereotyped, berulang dan menyempit Keterpakuan pada sesuatu yang berputar seperti roda senang mengumpulkan ben- da tertentu kemudian men- deretkannya dalam urutan yang sangat teratur. Strategi dalam terapi autis Menurut Dr.dr.Dwidjo Sa- putro, Sp.KJ(K) saat memberikan materi workshop autisme men- gatakan untuk mendiagnosis ASD ini pada anak kurang dari 3 tahun bila ada 2 gejala dari 3 kelompok gejala di atas sudah bisa dicuri- gai kemungkinan ASD. Sehingga upaya kita dalam penatalaksa- naan autisme pada anak seawal mungkin misalnya di bawah 1 tahun, kita upayakan anak yang autis tersebut di stimulasi agar profl tumbuh kembangnya sama dengan anak normal di usia terse- but. Untuk gejala au- tis lainnya kita terapi dengan obat-obatan sesuai dengan gejala yang muncul. Yang paling penting pada anak autis terapi ha- rus intensif dan maksi- mal dilakukan secara terpadu(komprehensi f ) dengan tim interdisipliner dalam memberikan terapi far- makologi, psikoterapi, terapi bi- cara, terapi perilaku, psikososial, terapi keluarga. Peran orang tua atau kelu- arga harus diikutkan dalam setiap tahap penatalaksanaan anak autis. Hal ini penting terhadap kemajuan anak autis dengan terciptanya ke- mitraan dengan orang tua atau keluarga terhadap penatalaksa- naan pasien autis di antaranya dengan cara memandu pengam- bilan keputusan, memantau efek samping, dan memberikan bimb- ingan dan arahan kepada kelom- pok pendidikan dan dukungan se- cara efektif. (Kornelis Ibrawansyah) atau air yang men- galir; anak tidak bisa bermain pura-pura misal boneka tidak digendong melainkan dijam- bak rambutnya; anak sering menggerakkan tangannya berulang kali ke atas dan ke bawah atau tubuhnya ber- goyang-goyang; anak mung- kin hiperaktif dan mengu- lang-ulang perilaku tertentu, kadang menyakiti diri sendiri; anak kadang diam terpukau dan bengong pada suatu hal tertentu misal bayangannya sendiri; anak yang lebih besar 7 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 keperawatan P enanganan klien gangguan jiwa saat ini masih berfokus pada pemberian psikofar- maka, meskipun demikian beberapa rumah sakit jiwa sudah menggunakan pendekatan psikoter- api. Obat yang diberikan pada klien gangguan jiwa sudah mengalami perkembangan yang pesat diband- ingkan dengan dekade sebelum ta- hun 2000 yang banyak menggunakan obat antipsikotik tipikal atau generasi pertama. Perkembangan pemberian psikofarmaka pada klien gang- guan jiwa ini sayangnya tidak diikuti dengan perkembangan pemberian psikoterapi. Hal ini berdampak pada meningkatkan kejadian kekambuhan pasien gangguan jiwa yang ditunjuk- kan dengan meningkatnya kunjungan ulang untuk rawat inap. Pendekatan perawatan yang diberikan perawat jiwa dirumah sakit, sebenarnya juga mengalami perkembangan yang cepat. Selama masa perawatan, klien diajarkan sumber koping yang baru yang dapat dijadikan kemampuan personal dalam menghadapi masalah keperawatan yang dialami, seperti harga diri rendah, isolasi sosial, wa- ham, halusinasi, risiko perilaku ke- kerasan, risiko bunuh diri dan defsit perawatan diri. Namun sayang, upaya perawatan tersebut masih seba- tas pada peningkatan kemampuan psikomotor saja. Ketika klien sudah mampu mempraktikkan ketrampilan koping, maka saat itu juga perawat berhentiu melakukan upaya melatih keterampilan tersebut dan belum menjadikan keterampilan tersebagi perilaku baru yang dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang di- hadapi. Kekambuhan klien dengan gangguan jiwa merupakan tragedi buruk tidak hanya bagi klien sendiri tetapi juga bagi keluarganya. Hal ini juga merupakan kegagalan tim kes- Cognitive Behaviour Therapy (CBT) salah satu pendekatan tepat meningkatkan out-come penanganan pasien gangguan jiwa Oleh : Ns. Abdul Jalil, M.Kep 8 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 keperawatan ehatan jiwa dalam membantu menan- gani permasalah gangguan jiwa di ma- syarakat. Penanganan gangguan jiwa tidak hanya berlangsung di dalam rumah sakt jiwa saja tetapi juga berlangsung di masyarakat. Kebijakan pemerin- tah terkait pelaksanaan penanganan gangguan jiwa juga telah membuat pergeseran penanganan gangguann jiwa. Yang semula berfokus pada upa- ya curatif di rumah sakit jiwa, saat ini bergeser ke komunitas atau masyara- kat ke arah upaya preventif, promotif dan rehailitatif. Kebijakan pemerintah ini berdam- pak pada semakin singkatnya masa perawatan klien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa. Tentuk kondisi mem- buat risiko kekambuhan klien gang- guan jiwa akan semakin meningkat jika pendekatan penanganan klien gang- guan jiwa tidak diperbaiki. Waktu yang semakin pendek membuat perawat dan tim kesehatan yang lain harus ber- fkir keras untuk menemukan pendeka- tan yang tepat untuk menangani klien sehingga membawa kemajuan yang bagi klien tidak hanya dari penguran- gan tanda dan gejala selama dirawat tetapi juga peningkatan kemampuan manajemen diri klien terhadap penya- kitnya. Kemampuan manajemen diri yang baik dapat menyebabkan klien dapat menangani tanda gejala yang muncul selama di rumah, baik melalui minum obat teratur, beraktivitas dan bekerja maupun bersosialisasi di masyarakat. Pendekatan perawatan yang berjalan sekarang, belum menunjukkan hasil yang baik meningkatkan kemampuan manajemen diri klien. Suatu pendeka- tan harus dilakukan untuk meningkat- kan hal tersebut. Satu pendekatan sudah pernah di bahas dalam majalah dua bulanan ini, yaitu tentang terapi perilaku (be- haviour therapy). Satu lagi pendekatan adalah Cognitive Behaviour Therapy (CBT), yaitu sebuah pendekatan yang tidak hanya memodifkasi perilaku klien tetapu juga memperbaiki pemiki- ran klien yang menyimpang yang mel- atarbelakangi perilaku tersebut. CBT ini dikembangkan oleh Seck- inger dan Amador (2001) dan pada awalnya dikembangkan dan dievalu- asi untuk membantu klien dengan gangguan afektif, dan juga telah di- gunakan untuk mengatasi halusinasi dan delusi/waham yang persisten sebagai pelengkap dari psikofarmaka yang diberikan. Cognitive-Behavioral Therapy didasarkan pada psikologi kognitif dan teori perilakuyang se- cara umum bekerja efektif sebagai alat dalam memberikan efek terapu- etik pada klien. Pada saat ini pendekatan CBT juda telah menunjukkan kefekti- fan dalam menangani klien dengan skizoferenia yang resisten terhadap pengobatan. Dalam membantu klien yang mengalami halusinasi penden- garan, CBT membantu klien mengon- trol suara-suara yang dialami, karena perilaku baru yang diajarkan dapat menjadi teknik pemecahan masalah dan menjadi engagement strategies dan menjadi strategi coping yang baru (Grant et.al, 2005). Bahkan dalam penanganan pasien gangguan jiwa yang mengala- mi harga diri rendah (low self esteem), pendekatan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, belajar mengenal kecenderungan untuk bekerja secara lebiuh baik, mengidentifkasi tingkat penerimaan terhadap pekerjaan dan belajatr untuk mengatakan tidak atau ya untuk dibantu(Grant et.al, 2005). CBT merupakan sebuah metode merubah proses berpikir klien, perilaku dan emosinya. Pelaksa- naan CBT dilakukan menggunakan pendekatan psikosedukasional se- bagai tambahan penhobatan yang rutin yang dapat mengurangi gejala positif psikotik yang umum seperti halusinasi dan waham pada klien dengan skizofrenia kronis. Menurut Grant et.al (2005), intervensi kognitif perilaku (cognitive behavior interven- tions) sudah banyak digunakan untuk menangani masalah-masalah yang dialami klien gangguan jiwa. Ma- salah tersebut antara lain: motivasi dan kekuatan yang rendah, halusi- nasi pendengaran, strange, kekha- watirab, masalah dalam membangun dan memeliharab hubungan sosial, masalah dalam substance misuse, mengatasi konsekuensi dari trauma pada anak dan masalah dalam men- gontrol emosi, rapid shifts in mood, serta perasaan depresi (tertekan yang memanjang). Beck (1979) mengungkapkan CBT didasarkan pada kegiatan in- teraktif antara klien dengan terapis, bersifat mengarahkan, dibatasi oleh waktu, pendektaran yang terstruktur untuk membantu mengatasi perma- salahan klien. Prinsip dari pelaksanaan CBT adalah adanya komitmen untuk bekerjasama atau kolaborasi antara klien dengan terapis (tenaga kes- ehatan), mengembangkan struktur yang lebih baik dalam merencanakan perawatan, mengembangkan indi- vidu, pengkajian yang terstandar dan mengevaluasi hambatan dan kesuli- tan (Grant et.al (2005). Pada umumnya ses- eorang berperasaan dan berperilaku seba- g i a n besar ditentukan oleh cara berpikir mer- e k a tentang du- nia tempat mer- eka berada. Pikiran seseorang dapat dibentuk olah pengalaman atau peristiwa yang dialami dalam kondisi sadar, dan pemikiran tersebut didasari oleh sikap dan asumsi yang berkembang dari pengalaman yang bervariasi. Pemikiran tentang suatu pengalaman dapat menjadi akurat atau bahkan dapat juga terjadi pe- nyimpangan atau distorsi. Pemikiran yang menyimpang atau distorsi ini sering kali berdampak pada perasaan dan perilakunya. Sebagai contok klien yang men- galami pengalaman tidak meny- enangkan, misalnya di PHK dari pe- kerjaan tanpa alasan yang jelas dapat memicu terjadinya halusinasi maupun waham. Di dukung dengan tekanan 9 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 keperawatan kebutuhan ekonomi dan tututan per- an sebagai orang dewasa dalam kelu- arga membuat kejadian tersebut me- munculkan pikiran yang menyimpang atau distorsi akibat mispersepsi atau asumsi yang palsu. Terkait dengan kejadian tersebut, klien dapat berfkir di PHK karena tidak becus bekerja, telah melakukan pekerjaan yang ti- dak mungkin dimaafkan. Hal ini dapat berkembang munculnya perilaku yang maladaptif atau menyimpang. Kejadian seperti di PHK dari pekerjaan dapat mendahu- lui dari munculnya pikiran otomatis negatif dan dapat berdampak pada perilakunya. Klien yang mengalami harga diri rendah dapat menggunakan koping berdiam diri dalam menghadapi masalahnya, hal ini membuat klien be- rada dalam pikiran yang tidak rasional, melamun dan akhirnya menarik diri. Kondisi isolasi sosial atau jauh dari alam realita memudahkan klien men- galami halusinasi. Ketika klien mengalami halusinasi pendengaran, bisa saja suara tersebut berhubungan dengan kejadian masalalu yang tidak menyenangkan tersebut. Misalnya: mendengar suara orang seperti man- tan bosnya yang mengujat, memara- hinya karena tidak becus atau tidak bisa kerja. Tentu hal ini memunculkan respon marah, khawatir dari klien yang dapat memicu klien berperilaku agresif, mondar-mandir, tegang. Bah- kan tidak jarang membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan ling- kungan di sekitarnya. Pendekatan CBT perlu diper- timbangkan untuk diberikan saat menangani klien gangguan jiwa kro- nis seperti skizofrenia, karena seba- gian besar klien dengan skizofrenia mengalami penyimpangan dalam berfkir, atau pikiran tidak rasional, dan menunjukkan perilaku yang maladaptif. CBT ini juga dapat me- ningkatkan kemampuan manajemen diri klien terutama dalam mengon- trol/ menghilangkan halusinasi dan waham. Walaupun pendekatan ini membawa efek manfaat yang tinggi bagi klien gangguan jiwa, tetapi siapa yang akan memberikan terapi CBT ini kepada klien. Ketersediaan SDM per- awat menjadi salah satu alasan utama pendekatan ini sulit diberikan. Beberapa institusi pendidikan Ners Generalis (S1 Keperawatan den- gan program profesi ners), menja- dikan pendekatan CBT ini menjadi kompetensi tambahan yang harus dikenal oleh calon perawat. Bagi pen- didikan diploma IV keperawatan jiwa pendekatan ini menjadi salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa yang tidak hanya dikenal tetapi juga dipahami oleh mahasiswa sehingga diberikan dalam pelatihan terapi mo- dalitas. Sedangkan di pendidikan ners spesialis keperawatan jiwa, pendeka- tan ini merupakan kompetensi wajib bagi semua mahasiswa yang dikuaasi sebelum gelar spesialis keperawatan jiwa diraih. Bagaimana dengan tim kesehatan lain, banyak profesi mengeklaim CBT merupakan terapi modalitas miliknya, bukan milik per- awat. Tetapi di luar negeri, pendeka- tan ini merupakan model psikoterapi yang dapat diberikan oleh perawat, psikiater maupun psikolog. Dikutip dari Persatuan Per- awatan Psikiatrik International di Amerika (Association Psychiatric Nursing American), yang berhak atau berwenang memberikan psikoterapi pada klien gangguan jiwa adalah psikiater, psikolog, dan perawat spe- sialis jiwa), termasuk dalam hal ini pelaksanaan CBT. Jika melihat hal tersebut, dengan jumlah psikiater dan psikolog klinis yang terbatas, serta ners spesialis keperawatan jiwa yang belum semua rumah sakit jiwa memi- liki, maka mustahil penanganan klien gangguan jiwa akan dapat diberikan secara optimal atau kekambuhan dapat dihindari. Tim kesehatan (seperti Perawat Diploma IV keperawatan jiwa, Ners generalis, Ners Spesialis Keperawatan Jiwa, Psikiater, psikolog klinis), harus duduk bersama untuk membicarakan hal tersebut. Selain itu rumah sakit juga harus memikirkan dan meren- canakan pengembangan SDM per- awat yang berpendidikan DIII keper- awatan untuk mengenal dan mampu melakukan CBT melalui pelatihan ter- api modalitas yang diberikan secara periodik sehubungan dengan jumlah perawat pendidikan DIII keperawatan adalah yang terbesar dalam mem- berikan pelayanan keperawatan jiwa di rumah sakit. (Penulis adalah Perawat Klinis RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dan Mahasiswa Program Studi Ners Spesialis Keper- awatan Jiwa FIK Universitas Indonesia) d e n - g a n a d a n y a t u n t u t a n kebutuhan ke- luarga sehingga merasa tidak ber- guna, merasa gagal sebagai kepala rumah tangga dan sebagainya. Pengalaman yang ti- dak menyenangkan sering kali mengakibatkan timbulnya pemikiran yang menyimpang atau distorsi, hal ini dapat dialami klien se- cara repetitif atau berulang. Bahkan muncul tanpa dikehendaki oleh klien, sehingga sering disebut dengan piki- ran otomatis (automatic thoughts). Menurut Varcarolis dan Halter, (2010), pikiran otomatis sering menyertai penyimpangan pikiran yang sering ditemukan pada pasien yang dalam kondisi depresi maupun kecemasan. Adanya pikiran otomatis dan peny- impangan pikiran menunjukkan ad- anya pikiran yang tidak rasional yang dapat mendahului terjadinya asumsi yang palsu atau salah serta kesalahan persepsi. Pada klien dengan skizofrenia perasaan cemas dan depresi sering dijumpai, pengalaman yang tidak menyenangkan dapat membuat klien memiliki harga diri rendah yang dapat membentuk pikiran otoma- tis negatif, hal ini dapat mendahului 10 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 anak & remaja S elain mempengaruhi kes- ehatan mental, beberapa gangguan pada anak juga dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan secara keseluruhan. Gangguan ini disebut sebagai gangguan spe- ktrum autisme, antara lain berupa autisme, sindroma Asperger, sin- droma Rett, dan gangguan disinte- gratif pada anak. PENYEBAB Penyebab pasti sebagian besar gangguan mental belum diketa- hui, tetapi penelitian menunjukkan bahwa terdapat kombinasi berb- agai faktor yang mungkin berperan dalam terjadinya gangguan men- tal, meliputi : Faktor genetik. Gangguan mental cenderung diturunkan dalam keluarga, yang berarti kemungkinan untuk terkena gangguan mental bisa di- turunkan dari orang tua ke anaknya. Faktor biologi. Sebagian gang- guan mental berkaitan dengan zat-zat kimia tertentu di otak yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter membantu komunikasi antar sel-sel saraf di otak. Jika zat-zat kimia ini mengalami ketidakseimban- gan atau tidak bekerja dengan baik, maka komunikasi antar sel saraf menjadi terganggu sehingga menimbulkan berb- agai gejala. Selain itu, adanya kelainan atau cedera pada area tertentu di otak juga ber- hubungan dengan gangguan mental tertentu. Ada berbagai gangguan kesehatan mental yang dapat terjadi pada saat masa kanak-kanak dan remaja, misalnya depresi dan gangguan makan. Gangguan tertentu juga hanya terjadi saat masa kanak-kanak, misalnya autisme. Beberapa gangguan terutama mempengaruhi perilaku, menyebabkan anak mengganggu orang lain, termasuk guru, teman sebaya, dan anggota keluarga. Gangguan ini disebut juga sebagai gangguan perilaku disruptif, yaitu meliputi gangguan perilaku, gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktivitas, dan gangguan perilaku menentang. Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak Trauma psikologis. Beberapa gangguan mental mungkin dipicu oleh adanya trauma psikologis, antara lain akibat : mendapat perlakuan yang menimbulkan emosi yang be- rat (misalnya karena pelece- han seksual atau mendapat kekerasan fsik) atau baru ke- hilangan orang yang penting atau sangat dicintai (misalnya kehilangan orang tua) Stress dari lingkungan. Ke- jadian-kejadian traumatik atau menekan bisa memicu terjadinya gangguan men- tal pada orang yang memiliki kerentanan terhadap gang- guan mental. GEJALA Gejala-gejala gangguan men- tal pada anak sangat bervariasi, tergantung dari jenis gangguan mental yang dialami. Gejala-gejala gangguan mental terkadang mi- rip dengan perasaan yang umum dialami oleh setiap anak, misalnya kesedihan, kemarahan, kecurigaan, kegirangan, menarik diri, dan ke- sepian. Perbedaan antara adanya gangguan dan perasaan yang nor- mal adalah seberapa jauh perasaan tersebut menjadi sangat berpenga- ruh pada anak hingga menyebab- kan gangguan dalam beraktivitas. Ada beberapa gejala umum yang dapat terjadi, antara lain : perubahan dalam prestasi di sekolah, misalnya nilai yang jelek meskipun telah berusaha dengan baik adanya penyalahgunaan obat dan atau alkohol tidak mampu untuk mengatasi masalah dan aktivitas sehari- hari 11 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 anak & remaja mengalami gangguan makan dan atau gangguan tidur (mis- alnya sulit tidur atau terus mengalami mimpi buruk) memiliki banyak keluhan akan penyakit fsik menentang aturan, membolos sekolah, mencuri, atau meru- sak barang-barang adanya mood yang negatif untuk waktu lama, seringkali disertai adanya nafsu makan yang buruk dan ide-ide untuk bunuh diri seringkali meledak marah kehilangan minat pada akti- vitas dan teman-teman yang biasanya disukai sering menyendiri memiliki kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan hiperaktivitas adanya perilaku agresif dan ketidakpatuhan yang menetap mendengar atau melihat ses- uatu yang sebenarnya tidak ada (halusinasi) DIAGNOSA Seperti pada orang dewasa, gangguan mental pada anak didi- agnosa berdasarkan tanda dan gejala yang mengarah pada gang- guan tertentu. Namun, proses ini bisa lebih sulit dilakukan pada anak-anak. Banyak perilaku yang tampak seperti gejala-gejala gang- guan mental, tetapi dapat meru- pakan bagian normal perkemban- gan anak, misalnya kecemasan, sering meledak marah, atau ad- anya kebiasaan makan yang aneh. Perilaku-perilaku ini bisa menjadi gejala jika sangat sering terjadi, berlangsung untuk waktu yang lama, terjadi pada usia yang tidak biasanya, atau jika sampai sangat mengganggu anak dan atau kelu- arga. Jika gejala-gejala muncul, maka perlu dilakukan pemeriksaan riwayat medis lengkap dan pemer- iksaan fsik. Meskipun tidak ada pemeriksaan yang dapat mendi- agnosa secara spesifk gangguan mental, tetapi berbagai pemerik- saan dilakukan untuk menyingkir- kan penyakit fsik atau penyebab lain yang mungkin menimbulkan gejala (misalnya efek samping obat tertentu). Jika tidak ditemukan adanya penyakit fsik tertentu, maka anak kemudian bisa diperiksa lebih lanjut oleh psikiater atau psiko- log anak untuk mendiagnosa dan mengobati gangguan mental yang terjadi. Diagnosa didasarkan pada laporan gejala-gejala yang terjadi pada anak dan pengamatan sikap dan tingkah laku anak. PENGOBATAN Untuk saat ini, banyak pilihan terapi untuk anak sama dengan yang digunakan untuk orang de- wasa. Pilihan terapi yang paling sering digunakan antara lain : Obat-obatan. Banyak gang- guan mental yang efektif dia- tasi dengan pemberian obat- obatan, misalnya obat anti- psikotik, obat anti-depresi, obat untuk penstabil mood, dan obat untuk mengatasi ke- cemasan. Psikoterapi. Psikoterapi dilaku- kan oleh ahli kesehatan men- tal untuk membantu penderita menghadapi penyakitnya. Terapi kreatif, misalnya tera- pi seni atau terapi bermain, mungkin dapat membantu, terutama anak-anak yang ma- sih kecil yang mungkin men- galami kesulitan dalam men- gatakan pikiran dan perasaan- nya. PENCEGAHAN Sebagian besar gangguan mental disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor dan tidak dapat dicegah. Namun, jika gejala-gejala dapat dikenali dan terapi diberikan sejak dini, maka banyak efek nega- tif dapat dicegah atau setidaknya diminimalkan. *** 12 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 L ensa kontak memang mu- dah dipakai. Sayangnya tak sedikit para peng- guna lensa kontak yang lalai merawatnya. Ketika gagal merawat, artinya Anda sudah siap untuk menerima risikonya, yaitu infeksi. Lensa kontak merupakan hal yang riskan yang dapat ber- pengaruh pada mata anda ketika anda memakainya. Perawatan len- sa kontak yang cermat bukan han- ya penting bagi kenyamanan, tapi terutama bagi kesehatan mata. Lensa kontak yang kotor bisa men- jadi tempat berkumpulnya bakteri. Lensa Kontak dan Komplikasinya Bagi yang matanya minus dan diharuskan memakai kacamata, mungkin tidak asing lagi dengan istilah lensa kontak. Mereka yang memiliki masalah pada penglihatan, saat ini ada yang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata. Kegunaan lensa kontak pada prinsipnya sama dengan kacamata dan juga memiliki nilai plus untuk meningkatkan penampilan, sehingga penggunaan lensa kontak saat ini menjadi tren di kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa. Kelebihan pemakaian lensa kontak sehubungan dengan penampilan tadi dengan adanya warna yang bermacam-macam pada lensa kontak dapat membuat warna iris mata berubah sesuai warna lensa kontak. non jiwa 13 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Terdapat 10 komplikasi yang bisa timbul akibat pemakaian lensa kontak antara lain: 1. Noda Kornea atau Supercial Punctate Keratitis (SPK) Rusaknya permukaan kornea mata biasanya karena me- makai lensa yang terlalu ket- at, sehingga mengakibatkan mata kekurangan oksigen (hy- poxia), alergi atau keracunan. Gejalanya : Penderita merasa tidak nyaman, menjadi san- gat sensitif psds cahaya (pho- tophobia) dan adanya noda di kornea mata. pengobatan bisa dilakukan adalah dengan mengurangi atau menghenti- kan pemakaian lensa kontak. Reaksi alergi 2. Peradangan atau iritasi yang disebabkan masuknya benda pembawa alergi (misalnya : debu, serbuk atau makanan) ke dalam mata. Gejalanya : timbul rasa gatal, mata merah, hingga pembengkakan dikelopak mata. Umumnya, terjadi alergi musiman dan penderita memang memiliki riwayat alergi. Pengobatan- nya dengan menghindari pe- nyebab alergi, menghilang- kan bengkak di mata dengan mengompres memakai air dingin, bila terjadi peradan- gan beri obat anti radang, ke- mudian untuk menghilangkan alergi beri obat alergi (antihis- tamine). 3. Blepharitis Blepharitis adalah peradan- gan pada kelopak mata karena lensa tidak cocok. Gejalanya : timbul gatal-gatal, kelopak mata seperti terbakar, timbul kerak disekitar kelopak mata, pembuluh darah tampak jelas, kelopak saling menem- pel dan biasanya diikuti oleh SPK. Pengobatannya adalah dengan menghentikan pe- makaian lensa, mengompres bengkak dengan air hangat atau pemberian salep antibio- tika. 4. Sindrom Mata Kering (kerato- conjunctivitis sicca) Timbulnya noda (keratitis) kronis pada kornea inferior. Komplikasi ini disebabkan oleh produk (sekresi) air mata pemakai yang tidak cukup. Gejalanya : mata seperti ter- bakar, air mata sering keluar dan cairan di mata berlebihan. Pengobatan : memberi suple- 6. Infeksi Masuknya organisme berba- haya kedalam mata seperti bakteri, jamur, protozoa dan virus hingga menimbulkan in- feksi pada mata. Gejala : mata merah, kelopak mata lengket, air mata berlebihan, pengli- hatan berkurang dan timbul noda di kornea. Pengobatan : mengompres menggunakan air dingin, memberi air mata buatan dan terapi antibiotik kalau perlu. 7. Infltrates Peradangan pada jaringan mata akibat kurang bersihnya men air mata, salep, meng- ganti materi lensa, bila tak berhasil, hentikan pemakaian lensa. 5. Corneal Edema Berlebihannya cairan dalam kornea hingga menimbulkan stress pada kornea. Biasanya karena mata kekurangan ok- sigen. Gejalanya : Photopho- bia, penglihatan berkabut, mata merah, kenyamanan berkurang saat lensa dibuka, ada krista di kornea, pembu- luh darah kelihatan dan tim- bul SPK. Pengobatan : me- nambah oksigen pada mata, mengurangi atau menghenti- kan pemakaian lensa kontak. lensa, oksigen yang kurang, reaksi alergi hingga menim- bulkan infeksi. Biasanya ter- lihat seperti sekelompok sel berwarna putih (white inter- nal cell clusters). penglihatan berkurang, mata merah, pho- tophobia dan timbul noda putih di mata adalah gejala- gejala infltrates. Komplikasi ini bisa diatasi dengan meng- hindari pemakaian lensa saat aktif, mempersering meng- ganti lensa, memberikan an- tibiotik / steroid dan perhati- kan cara perawatan lensa. 8. Mocrobila Keratitis Masuknya organisme berba- haya dalam kornea mata sep- non jiwa 14 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 erti bakteri, jamur, protozoa dan virus hingga mengakibat- kan pembengkakan. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit di mata, photophobia, air mata berlebih, mata merah dan penglihatan berkurang, Jika sudah parah, mata akan mengeluarkan nanah. Untuk mengobatinya, bisa dilakukan terapi antibiotik, mengganti lensa kontak, pentingnya pen- genalan dini untuk mencegah akibat lebih fatal. 9. Vaskularisasi Kornea Pembentukan pembuluh da- rah dalam jaringan avasku- lar (Kornea). Seringkali dise- babkan kekurangan oksigen oleh lensa yang terlampau ketat. Gejalanya antara lain peglihatan berkurang, timbul pembuluh darah di kornea. Pengobatan : mengurangi pemakaian lensa atau meng- ganti lensa yang mendukung pemenuhan oksigen. 10. Giant Papillary Conjunctivitis (GPC) Peradangan Papillary pada kelopak atas mata. Penyebab- nya masih belum diketahui pasti, walau ada dugaan kare- na ketidakcocokan pemakaian lensa. Gejalanya : gatal-gatal, penglihatan berkurang, ger- akan lensa berlebihan, tidak bisa memakai lensa biasa dan kelopak bengkak. Pengo- batannya : kurangi pemakaian lensa, kompres dengan air dingin, hubungi dokter mata. Tips Mencegah infeksi akibat pemakaian lensa kontak: 1. Lakukan Pemeriksaan Terlebih Dahulu Kepada Dokter Spesi- alis Mata. Sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kon- tak, sebaiknya memeriksakan kondisi mata terlebih dahulu kepada dokter spesialis mata untuk mengetahui indikasi kontra untuk pemakai. Mis- alnya, untuk yang memiliki mata kering tidak akan disa- rankan menggunakan lensa kontak. Demikian pula untuk orang yang mengalami infeksi mata. Kondisi kesehatan mata benar-benar harus diketahui terlebih dahulu sebelum me- mutuskan menggunakan len- sa kontak. 2. Jaga Kebersihan Tangan. Saat akan menggunakan dan melepas lensa kontak, pas- tikan tangan benar-benar dalam kondisi bersih sehing- ga tidak ada kuman yang ter- bawa. 3. Jangan Mencuci Lensa Kontak dengan Air Kran. Cuci lensa kontak dengan cai- ran khusus. 4. Lepas Kontak Lensa Saat Ti- dur. Jika tidak, maka mata akan kekurangan oksigen sehingga akan mudah radang. Hal ini sering terjadi pada pasangan suami istri yang berangkat ti- dur dan karena lelah setelah melakukan aktivitas berdua, sering tertidur sebelum me- lepas lensa kontak. 5. Jangan Melebihi Tanggal Kadaluwarsa 6. Segera Lepas Lensa Kontak Jika Muncul Gejala-Gejala Infeksi Mata seperti mata merah, ada kotoran mata, penglihatan kabur dan lain sebagainya. Agar infeksi bisa segera dicarikan solusinya, segera periksakan ke spesi- alis mata jika muncul gejala- gejalanya. 7. Pengguna Sebaiknya Memiliki Kacamata untuk Antisipasi. Jika muncul gejala-gejala in- feksi mata, segera lepas len- sa kontak dan ganti dengan menggunakan kaca mata. 8. Jangan membersihkan lensa di air keran, atau berenang dan mandi dengan masih me- makai lensa kontak. Ketika air mengenai mata, parasit akan terjebak antara lensa dan mata. Sangat besar kemung- kinannya parasit bersembunyi di bola mata dan menyebab- kan infeksi.
Kornelis Ibrawansyah (dari berbagai sumber) non jiwa 15 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 T ak peduli berapa pun usia Anda atau gaya hidup yang Anda terapkan: sehat maupun tidak, ada- lah penting untuk melakukan pemeriksaan kes- ehatan secara rutin dan berkala. Tujuannya, agar kelainan atau gangguan kesehatan dapat segera terde- teksi dan tertangani. Jika belum, ini saatnya memulai langkah positif untuk kesehatan Anda. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan seta- hun sekali. Seperti pap smear bagi wanita menikah atau aktif secara seksual. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk deteksi awal kanker serviks. Berikut beberapa tes kes- ehatan mendasar yang perlu dilakukan secara rutin oleh perempuan dewasa: 1. Pap Smear Pemeriksaan pap smear penting untuk mendeteksi adanya stadium pra-kanker karena stadium ini masih bisa disembuhkan 100%. Idealnya dilakukan satu tahun setelah mulai melakukan hubungan seksual, dan rutin dilakukan tiap tahun. 2. Mamograf Perempuan yang sudah berusia 20 tahun ke atas harus rutin melakukan pemeriksaan dengan mamo- gram. Terutama jika Anda sudah menginjak usia 40 ta- hun. Lakukan pemeriksaan rutin setahun sekali setiap habis masa menstruasi di saat kondisi payudara lebih peka dan tidak terlalu sakit ketika di-press di mesin ma- mograf. Jika ada kelainan pada payudara, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaanultrasound atau biopsi. Lakukan juga pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) usai menstruasi. Sadari adalah langkah sederha- na untuk mendeteksi bahaya kanker payudara sejak dini. 3. Mata Segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata setiap kali mengalami gangguan. Disarankan memerik- sakan mata setiap tahun untuk pengobatan lebih awal dan pencegahan penyakit yang lebih parah. Gangguan pada mata tidak hanya mengganggu aktivitas tapi juga bisa menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan mata secara rutin dapat dilakukan lebih sering pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata seperti tekanan bola mata tinggi (glukoma) atau katarak di usia muda. 4. Tumor Marker Perlu juga menjalani tu- mor marker atau pemeriksaan untuk menandai adanya tumor. Pemeriksaan ini antara lain ber- guna untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks). Biasanya atas rekomendasi dokter apabi- la ditemukan suatu kecurigaan yang ditemukan dari hasil USG. 5. Mulut dan Gigi Pemeriksaan ini bisa dilakukan minimal dua kali Cek Kesehatan, Harus! lifestyle 16 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 dalam setahun untuk mencegah terjadinya kanker mulut. Perempuan perokok dan peminum memiliki risiko dua kali lebih besar untuk menderita penyakit gusi dan kanker mulut. Sedangkan kasus radang gusi lebih ser- ing menyerang perempuan hamil dan yang ber-KB. Jika hasil pemeriksaan men- unjukkan adanya radang gusi, tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan pembersihan rutin setahun dua kali. Apabila ditemukan gejala abnormal lainnya, dokter gigi bisa mengambil tindakan biopsi. 6. Audiogram Jangan biarkan jika pendengaran mulai men- galami gejala-gejala seperti kesulitan mendengar saat berbincang dengan lawan bicara atau ada su- ara berdengung di telinga, terutama jika ada riwayat penyakit serupa di keluarga. Gejala ini bisa mengarah pada otosclerosis atau kelainan genetik yang men- dorong pertumbuhan abnormal pada tulang telinga. Kelainan ini biasa ditemukan pada perempuan dan seringkali muncul ketika masa kehamilan atau juga pada usia 15 dan 30 tahun. Kalau hasil pemeriksaan menunjukkan masalah pendengaran yang parah, gu- nakan alat bantu pendengaran. 7. Jantung Mulai periksakan kesehatan jantung se- jak usia 20 tahun teru- tama jika berasal dari keluarga yang mempu- nyai riwayat hipertensi, kelebihan berat badan, dan perokok berat. Walaupun rajin berolahraga, pemeriksaan jantung tetap disarankan. Pemeriksaan MSCT-Scan Cardiac dengan Kontras hingga memungkinkan untuk meli- hat detail pembuluh jantung dan penyumbatan yang terjadi. 8. Kadar Kolesterol Pemeriksaan kolesterol secara teratur sejak usia 20 tahun dapat membantu mengetahui adanya risiko penyakit jantung, terutama bagi mereka yang pernah bermasalah dengan kolesterol. Jika kondisi kesehatan jantung normal, periksa setiap lima tahun hingga usia 45 tahun. Lewat usia ini, periksakan rutin setiap tahun terutama jika kadar kolesterol tinggi. 9. Tulang Osteoporosis adalah kondisi tulang yang melemah dan gampang pecah. Penelitian yang dilakukan The Na- tional Osteoporosis Foundation di Amerika menunjukkan bahwa dari sekitar 10 juta orang dewasa yang memiliki tu- lang rapuh, 80 persennya adalah perempuan. Tanda untuk segera memeriksakan diri di antaranya saat masa meno- pause berat badan Anda turun, pernah merokok, dan me- miliki keluarga dengan riwayat penyakit osteoporosis. 10. Kolonoskopi Berdasarkan data statistik, orang dewasa usia 40 tahun ke atas terancam menderita kanker usus besar. Terutama mereka yang hidup dengan pola makan kurang sehat. Tin- dakan kolonoskopi dapat men- deteksi bahaya serangan kanker usus besar secara dini. Dengan menggunakan alat colono- scope, dokter ahli dapat memeriksa seluruh dinding usus besar dengan teliti untuk mendeteksi adanya tumor atau- pun polip. Lakukan setiap 3-5 tahun sekali. 11. Kulit Memasuki usia 30 tahun, terutama bagi yang sering terkena sinar matahari, sudah harus memulai memeriksa- kan kesehatan kulit rutin setiap tahun untuk mendeteksi kanker kulit. Ulangi setiap dua kali dalam setahun jika Anda termasuk kelompok dengan risiko tinggi. 12. Gula Darah Dimulai sejak usia 45 tahun dan dilakukan setiap tiga tahun sekali. Bagi yang mempunyai gejala diabetes atau ri- wayat keluarga dengan penyakit ini diwajibkan melakukan pemeriksaan sebelum menginjak 45 tahun. Jika hasilnya 100 mg/ dL atau lebih, maka bisa dinyatakan Anda terkena diabetes atau gejala diabetes. 13. Tiroid Bermanfaat untuk memantau tingkat hor- mon yang disekresi tiroid. Data dari American Thy- roid Association menye- butkan sekitar 88 persen wanita di Amerika terdiag- nosa mengidap penyakit graves, dan 95 persen mengidap Hashimoto thyroiditis. Keduanya berkaitan dengan hipertiroid. Menurut ahli ti- roid, Mary Shomon, penyakit tiroid biasa menyerang wan- ita berusia 60 tahun. *** lifestyle 17 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 18 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 M enjelang akhir tahun. Bagi banyak orang, membuat catatan sederhana untuk menghadapi tahun depan itu, penting. Dan menjelang akhir tahun kemudian, mereka akan merevieuw-nya, dan menjadikannya petunjuk untuk menulis catatan penting di tahun-ta- hun berikutnya. Ibaratnya, tanpa petunjuk, seseorang bisa saja merasa seperti berjalan meyusuri lorong gelap yang lembap, dengan pakaian setengah basah, kedinginan, kelaparan, meraba-raba, dan sendirian. Pelan-pelan, berharap bisa melihat cahaya, entah dari mana saja. Rasanya, tak akan jauh berbeda dengan sebuah institusi yang mengevaluasi kebijakan yang dicanan- gkan di tahun sebelumnya, untuk kemudian menjadi pegangan merumuskan kebijakan selanjutnya. Un- tuk merumuskan kebijakan yang bijak, diperlukan seorang pemimpin yang berani, berani mengambil keputusan, menerima resiko, mengemban amanah, dan siap mendengar. Tentu, menjadi seorang pemimpin ideal memang sulit dan memerlukan proses belajar yang panjang. Bertanggung jawab bukan hanya pada apa yang dia lakukan, tapi juga apa yang dilakukan oleh anggot- anya. Lebih dari itu, juga bertanggung jawab atas ter- capai atau tidaknya tujuan institusi. Selain menjalankan tugas pokok sebagai pe- mimpin, ia juga harus mampu bersikap positif, mem- berikan positif impact, sehingga layak untuk menjadi contoh sikap dan perilaku bagi yang lain. Pemimpin catatan akhir tahun Kaleidoskop RSJS 2013 18 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 laporan khusus 19 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Berikut beberapa momen penting sepanjang tahun 2013 : juga harus mampu memberikan sentuhan- sentuhan penyemangat, untuk membaur bersama anggota dan memberikan do- rongan-dorongan di saat mereka dalam keadaan lemah, fsik atau pun mental, yang mencerminkan sikap luwes (transformatif). Pemimpin juga diharapkan mampu men- jalani komunikasi dengan baik sebagai penengah (medium) antara pemimpin dan anggota. Tentu saja, dalam kepemimpinan or- ganisasi, pergantian pimpinan adalah hal yang lumrah. Bukan berarti pemimpin se- belumnya berkualitas buruk. Karena ketika seorang pemimpin ditahbiskan memimpin, ia telah DIPERCAYA untuk mengawal kebi- jakan yang telah berjalan baik agar tetap pada koridornya. Ia juga diserahi mandat untuk menjadi pemimpin, penyemangat sekaligus penengah yang tak memihak, yang mau berjalan bersama dengan lintas elemen & lintas generasi, menuju harapan tertinggi. Salah satu catatan penting dalam mo- men di tahun 2013 adalah serah terima pucuk jabatan Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dari Dr. dr. Fidian- sjah, Sp. KJ., MPH kepada dr. Bambang Prabowo, M. Kes, pada hari Kamis, 11 April 2013 bertempat di Aula Diklat RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. Sebelumnya, keduanya telah dilantik pada tanggal 05 April 2013 oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam pelantikan 6 pe- jabat eselon II di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam sertijab yang dihadiri Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K), disampaikan, pelak- sanaan pengembangan SDM ini sebagai tindak lanjut reformasi birokrasi melalui good governance. Reformasi Birokrasi membawa konsekuensi logis terhadap pe- rubahan bentuk struktur organisasi yang lebih tepat, tujuan yang responsif, efsien dan efektif untuk mendukung program- program dalam mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Kesehatan tahun 2010 s/d 2014, Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, demi tercapainya target MDGs Tahun 2015, agar strategi pemban- gunan kesehatan yang diharapkan dapat berjalan dengan sukses. Sebuah catatan perjalanan TIM Pendampingan Psikososial Instalasi Keswamas RSJS Magelang dalam membantu korban Banjir di DKI Jakarta yang tahun ini diperkirakan melebihi banjir besar di sekitar tahun 2002. Untuk meminimalisir efek psikologis yang sangat berat, dan mencegah kemungkinan berkembang menjadi gangguan jiwa, RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang mengirimkan Tim Pendampingan Psikososial In- stalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat berjumlah 14 orang, pada Selasa, 22 Januari 2013 berangkat ke Jakarta. 1 Januari 2013 PENDAMPINGAN PSIKOSOSIAL INSTALASI KESWAMAS RSJS MAGELANG DALAM MEMBANTU KORBAN BANJIR DI DKI JAKARTA Tim Pendampingan Psikososial RSJS melaksanakan play therapi bersama anak-anak korban bencana banjir, sebagian yang lain melakukan konseling individual kepada korban bencana banjir, konseling dan pendampingan bagi lansia dan dewasa. Dalam kesempatan ini Tim sempat bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ir. Basuki Tjahja Purnama, MM. Tim juga melakukan Pendampingan Psikososial dengan Psikotherapi pada anak berupa Play Therapi dengan meliputi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor pada anak-anak, Rapid As- sesment, Konseling individual kepada penyintas yang mem- butuhkan, Relaksasi Progresif, dan Melaksanakan Behavior Therapi serta Therapi Lingkungan. laporan khusus 20 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Mengubah stigma negatif rumah sakit jiwa men- jadi paradigma yang lebih positif. Sedikit demi sedikit penampilan baru ditunjang dengan pelayanan dan fasilitas yang makin lengkap. Setelah melalui proses pembangunan selama kurang lebih 100 hari, gedung yang dinantikan banyak pihak ini akhirnya berdiri dengan megahnya. Setelah melalui soft opening pada 4 Februari 2013, tanggal 5 April 2013 dilakukan pen- andatangan prasasti peresmian Gedung Poliklinik Rawat Jalan Terpadu dan Gedung Rawat Inap Kelas III (Wisma Pringgondani) oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K). Dengan berdirinya gedung Poliklinik Rawat Jalan yang baru ini diharapkan pelayanan dapat dilakukan secara Holistik seperti yang tercantum dalam misi RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang, diimbangi dengan kualitas pelayanan yang lebih baik pula sehingga Visi & Misi Instalasi Rawat Jalan dapat terwujud. Penandatangan prasasti peresmian dilakukan usai sertijab Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dari Dr. dr. Fidi- ansjah, Sp. KJ., MPH kepada dr. Bambang Prabowo, M. Kes, pada hari Kamis, 11 April 2013. Siap mengabdi dan melayani demi kema- juan RSJS, itulah petikan kalimat dari sambutan Direktur SDM & Pendidikan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yang baru, Hery Suherlan, S. Sos., MM dalam acara serah terima jabatan Direktur SDM & Pendidikan, Kamis, 20 Juni 2013. Sebelum menja- bat sebagai Direktur SDM & Pendidikan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, Hery Suherlan, S. Sos., MM adalah Kepala Bagian Administrasi Umum RSJ Soe- harto Herdjan Jakarta. Jabatan Direktur SDM & Pendidikan RSJS Magelang sebelumnya dijabat oleh dr. Bambang Prabowo, M. Kes yang telah dilantik menjadi Di- rektur Utama RSJS Magelang. Dirut berpesan dan berharap kepada Direktur SDM & Pendidikan yang baru agar dapat bekerja keras dan bekerja cerdas. Pimpinan adalah panutan yang menjadi contoh bawahan. Pimpinan juga tidak lepas dari kesala- han, dan bisa ditegur oleh bawahannya.*** 2 3 April 2013 Juni 2013 PENANDATANGAN PRASASTI PERESMIAN GEDUNG POLIKLINIK RAWAT JALAN TERPADU DAN GEDUNG RAWAT INAP KELAS III (WISMA PRINGGONDANI) SERAH TERIMA JABATAN DIREKTUR SDM DAN PENDIDIKAN RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG laporan khusus 21 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indone- sia Ke-68 di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang diikuti oleh para rehabilitan penghuni Rumah sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam perlombaan an- tara lain : Bola Voly, Futsal, Tenis Meja, Catur, Azan, Ceramah, Tartil Al-Quran, Baca Puisi, Menyanyi Lagu Kristiani, dan Fun Games. Tanggal 15 September 2013 RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang berumur 90 tahun. Dalam perayaan hari ulang tahunnya yang hampir satu abad ini menga- dakan beberapa kegiatan dengan tujuan untuk me- lestarikan nilai-nilai sejarah rumah sakit sebagai salah Acara peringatan HUT RI ke-68 dirancang ber- samaan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1434 H, yang dikemas dalam Halal bi halal pada hari Sabtu, 07 September 2013. Kegiatan ini juga ber- tujuan untuk menjunjung tinggi hak azazi rehabili- tant agar mereka mampu hidup dan berkembang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia/ makluk sosial. Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indone- sia Ke-68 dan Hari Raya Idul Fitri 1434 H ini adalah momentum yang tepat sebagai media yang dapat digunakan agar rehabilitant dapat mengembangkan kemampuan adaptasinya melalui berbagai macam ke- giatan antara lain : sport therapy, play therapy, music therapy, social skills, dan religy. *** 4 5 Agustus 2013 September 2013 REHABILITAN MERIAHKAN PERINGATAN HUT RI KE-68 DAN HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H PERINGATAN HUT RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG KE-90 laporan khusus 22 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 satu pilar pelayanan kesehatan jiwa di In- donesia. Dengan mengusung tema Meles- tarikan Sejarah, Menyatukan Langkah, Ber- sama Menggapai Visi, dilakukan kegiatan- kegiatan mampu membangkitkan semangat untuk tetap melestarikan nilai-nilai sejarah, memupuk silaturahmi dan persatuan, guna mewujudkan visi rumah sakit. Kegiatan-ke- giatan tersebut meliputi olah raga, seminar, jalan sehat, dan sarasehan. RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang juga men- gundang mantan-mantan Direktur Utama, yang pada malam tanggal 13 September 2013 untuk pertama kalinya mantan-mantan Direktur Utama ini berkumpul di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam acara Malam Ke- akraban. Acara akhir adalah pementasan Wayang Kyai Jabir, yang merupakan wayang modern yang berisi tentang flosof flosof hidup. Setelah pementasan, seluruh peserta menan- datangani papan deklarasi keselamatan pasien RSJS. Peresmian Poliklinik Rawat Jalan Terpadu RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang Senam diabetes merupakan salah satu kegiatan peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2013 di RSJS Workshop keselamatan pasien & manajemen risiko klinis Penandatanganan deklarasi patient safety Setelah tahun sebelumnya pelaksanaan HKJS dan Porkesremen Tahun 2012 dipusat- kan di RSJS Magelang, tahun ini dilaksanakan di RSJ Dr Radjiman Lawang, 3 Oktober 2013, dibuka oleh Dirjen Bina Upaya Kesehatan Jiwa Prof. dr. Akmal Taher, Sp.U(K). Pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa se- dunia Tahun 2013, Federasi Dunia untuk Ke- sehatan Jiwa (World Federation of Mental Health) menetapkan tema Mental Health in Older Adults atau yang diartikan Melint- asi Usia dengan Jiwa Sehat. Tema tersebut merupakan seruan untuk menggunggah ke- sadaran masalah gangguan jiwa dan depresi pada usia lanjut yang dialami banyak pen- duduk dunia. Peserta Porkesremen terdiri dari 30 Kontingen dari RSJ seluruh wilayah Indonesia. 6 Oktober 2013 HKJS DAN PORKESREMEN 2013 DI RSJ LAWANG laporan khusus 23 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Pemeriksaan Penunjang yang Memuaskan Pelanggan S alah satu indikatornya adalah: instalasi labo- ratorium klinik RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah dinyatakan lulus AKREDITASI oleh KARS bersama dengan instalasi instalasi lain di RSJ Prof. Dr. Soerojo yang memberikan rasa aman dan per- caya diri baik bagi petugas-petugasnya atau pelanggan (customer). Untuk meningkatkan pelayanan kepada pe- langgan/pasien, instalasi laboratorium klinik juga me- nerima layanan konsultasi hasil laboratorium. Instalasi laboratorium klinik merupakan salah satu bagian dari pelayanan penunjang medik di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yang saat ini tidak hanya melayani pasien-pasien kejiwaaan, namun juga melayani pasien umum dengan harga lebih terjangkau dan hasil yang akurat. 24 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 VISI, MISI DAN TUJUAN VISI : Menjadi penyedia pelayanan laboratorium yang langkap dan terpercaya dalam menunjang pelayanan Kesehatan Jiwa yang komprehensif. MISI: 1. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium yang cepat, akurat, dan terpercaya. 2. Memberikan pelayanan laboratorium yang lengkap dan terjangkau. 3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan di bidang pelayanan laboratorium. TUJUAN: 1. Terwujudnya pelayanan pemeriksaan penunjang yang memuaskan pelanggan. 2. Terwujudnya hasil pemeriksaan yang berkualitas dalam membantu penetapan diagnosis serta penatalaksanaan pasien. 3. Terwujudnya peningkatan kinerja laboratorium serta rumah sakit untuk kesejahteraan bersama. HEMATOLOGI Hematologi Lengkap (CBC, Diff Count, LED ) Hematologi Rutin/CBC (Hemoglobin, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, Hemetokrit ) Golongan Darah A, B,O dan Rhesus. ANEMIA Hematologi Rutin BMP Retikulosit Besi, TIBC, Feritin, Tranferin Morfologi Darah Tepi FAAL HEMOSTASIS Waktu Perdarahan (BT), Waktu Pembekuan (CT). APTT, PTT, TT. Fibrinogen, D-Dimer DIABETES Glukosa Puasa, Glukosa 2 Jam PP, Glukosa Sewaktu. HbA1C FAAL HATI GOT, GPT, Gamma GT, ALP, CHE, LDH, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Protein Total, Albumin. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM 24 JAM pelayanan 25 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 FAAL JANTUNG GOT, CK, CK-MB, Troponin I, LDH LEMAK Cholesterol Total, HDL Cholesterol, LDL Cholesterol, Tryglicerida, Apo A1, Apo B, Lp(a) FAAL GINJAL Ureum, Creatinin, Asam Urat, Cystatin C, 2 Mikroglobulin. ELEKTROLIT Natrium, Kalium, Chlorida, Magnesium, Calsium. HEPATITIS HBsAg (tanda infeksi virus hepatitis B ). Anti HBs (zat anti yang timbul sebagai tanda kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis atau vaksin hepatitis B). Anti HBc (zat anti yang timbul sebagai tanda kekebalan tubuh terhadap infeksi yang sedang atau sudah berlangsung) Anti HBcIgM HBeAg (bagian virus hepatitis B yang diproduksi selama infeksi dan setelah infeksi) Anti - HBe Anti - HAV Anti - HAV IgM Anti HCV Anti HEV IgG Anti HEV IgM TORCH Anti Toxoplasma IgA Anti Toxoplasma Ig M Anti Toxoplasma Ig G Anti Rubella IgG Anti Rubella IgM Anti CMV Ig M Anti CMV IgG Anti HSV 1 IgM Anti HSV 1 IgG Anti HSV 2 IgM Anti HSV 2 IgG Aviditas Anti ToxoIgG Aviditas Anti CMV IgG INFEKSI LAIN DHF : Anti Dengue IgG & IgM, Dengue NS1 Antigen. Thypus : Widal, Anti Salmonella typhi IgM Malaria Anti HIV REMATIK ASTO, Rheumatoid Factor, CRP, Anti- CCP IgG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL VDRL/RPR, TPHA, GO (Mikroskopis), Anti Chlamydia trachomatis Ig M, Anti Chlamydia IgG. TIROID T3, T4, Free T3, Free T4, TSHs, Tiroglobulin, Anti Tiroglobulin, Anti-TPO URINALISA Urine Rutin : Glukosa, Protein, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, BJ, pH, Blood, Leukosit, Sedimen Urine (Mikroskopis ) Protein Bence Jones. ANALISA FAECES Faeces Rutin, Lemak, Darah Samar. NARKOBA Amfetamine Benzodiazepine Tetrahidrocanabinoid/ THC Morfn/Opiat Alkohol REPRODUKSI LH, FSH, Prolactin, Progesteron, Estradiol, B-hCG, Testosterone, Tes Kehamilan (PP test) Analisa Sperma TUBERKULOSIS Pengecatan BTA Anti Tb I g G ANALISA CAIRAN TUBUH Analisa Cairan Pleura Analisa Cairan LCS Analisa Cairan Sendi PENANDA TUMOR AFP CEA CA 19-9 CA 72-4 CA 125 CA 15-3 Cyfra 21-1 NSE PSA Free PSA pelayanan 26 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 K epercayaan bukan suatu hal yang dapat dibangun dengan sekejap mata, melainkan melalui sebuah kebiasaan yang konsisten dalam hubungan interaksi anda. Dibawah ini adalah 11 ben- tuk kebiasaan yang dapat mening- katkan tingkat kepercayaan dalam hubungan interaksi anda: 1. Transparan Jangan mencoba menyembu- nyikan sesuatu dari orang lain. Jauhkan dari segala macam agenda/rencana tersembunyi. Anda mungkin berpikir anda dapat mengelabui mereka. Na- mun perlu anda ketahui, keban- yakan orang memiliki intuisi yang baik, dan meskipun mere- ka tidak mengetahui persis apa sebetulnya rencana tersembu- nyi anda, mereka setidaknya memiliki perasaan yang kurang enak berada di dekat anda. Biasanya orang-orang yang mempunyai rencana tersembu- nyi akan terlihat dari bahasa tu- buhnya. (lihat juga Bagaimana Mengetahui Seseorang Sedang Berbohong). Jika mereka merasa tidak nya- man berada di dekat anda, mereka juga tidak akan bisa menaruh kepercayaan kepada anda. 11 Kunci Untuk Membangun Kepercayaan 2. Tulus Hal ini mirip dengan poin no- mor satu. Katakanlah sesuatu dengan jujur. Jangan coba-coba untuk mengelabui orang lain dengan kata-kata anda, sep- erti memberi pujian palsu atau pura-pura memberi dukungan. Sekali lagi, orang-orang mem- punyai semacam detektor. Ketika seseorang mengetahui bahwa anda betul-betul tulus, kepercayaan mereka akan me- ningkat kepada anda. Orang- orang menyukai kebenaran. 3. Fokus Pada Menambah Nilai Dalam setiap hubungan, fokus- kan pada tindakan-tindakan yang menyentuh hati ses- eorang. Bekerja keraslah untuk itu, karena ketika anda berha- sil memberi nilai tambah pada kehidupan seseorang, mereka tidak hanya merasakan bahwa anda berada di pihaknya, mer- eka juga akan memiliki do- rongan untuk melakukan hal yang sama kepada anda. Contohnya, dalam hubungan bisnis adalah anda melakukan suatu hal lebih cepat dari yang dijanjikan. Dalam hubungan pribadi adalah anda fokus pada memenuhi keinginan pasangan anda daripada keinginan anda sendiri. 4. Hadirlah Dengan Seluruh Jiwa Raga Anda Dimana saja anda berbicara dengan seseorang, buatlah ia menjadi fokus utama. Jangan berpikir tentang kerjaan di kantor ketika anda berada di rumah dan berbicara dengan pasangan anda. Sebaliknya, jangan berpikir tentang kondisi di rumah ketika anda sedang bersama klien. Hadir dengan seluruh jiwa raga anda berarti anda memberikan waktu yang berkualitas dan waktu yang berkualitas akan membangun kepercayaan. 5. Perlakukanlah Selalu Orang Dengan Hormat Semenjak kecil kita selalu dia- jarkan oleh orang tua dan guru kita untuk berlaku hormat pada orang lain. Namun, karena pengaruh lingkungan, nilai- nilai tersebut mulai luntur, kita Pondasi dari setiap hubungan, entah itu bisnis, pasangan, orang tua, klien, ataupun teman, adalah kepercayaan. keluarga 27 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 malah terbawa pada kebiasaan buruk meremehkan orang lain. Hal ini termasuk perilaku mem- bicarakan hal-hal yang kurang baik di belakang seseorang. Ingatlah, martabat orang lain sebagai manusia, mereka ber- hak diperlakukan dengan hor- mat. Ketika orang-orang men- getahui bahwa anda selalu memperlakukan mereka den- gan hormat, maka orang-orang pun akan menaruh banyak ke- percayaan pada anda. 6. Ambillah Tanggung Jawab Ketika diri anda sedang beran- takan, segeralah bereskan diri anda tanpa terkecuali. Orang lain tidak akan mengerti dan mungkin tidak akan peduli dengan permasalahan yang anda alami. Lupakan mencari- cari alasan, dan ambillah saja tanggung jawab yang diberi- kan pada anda, tidak perlu banyak berpikir. Pembenaran dan membuat alasan mungkin membantu anda dalam jangka pendek, namun untuk jangka panjang, justru akan menu- runkan tingkat kepercayaan orang terhadap anda. Dewasa ini, berani bertang- gung jawab merupakan kara- kter yang sulit ditemukan di- mana kebanyakan orang lebih sering menghindari konsekue- nsi negatif akibat perbuatan mereka. Beranilah untuk mem- buat perbedaan maka anda akan merebut kepercayaan dari orang lain. 7. Fokus Pada Umpan Balik Kecuali anda adalah seorang pembaca pikiran, satu-satunya cara anda dapat mengetahui seberapa baik hubungan anda dengan seseorang adalah den- gan cara meminta umpan balik (feedback) dari orang tersebut. Jangan hanya pasif menunggu orang memberi umpan balik pada anda, namun anda harus aktif memintanya. Kebanyakan orang takut untuk memberi- kan umpan balik kepada anda, apalagi jika mengandung hal negatif. Mintalah dengan tulus kepada seseorang dan berilah respon yang baik, maka orang tersebut akan rela untuk mem- berikan umpan balik kepada anda. Terimalah semua umpan balik, baik yang positif maupun negatif, dan sebisa mungkin rubahlah kebiasaan anda yang kurang baik berdasarkan um- pan balik tersebut. 8. Terimalah Kritikan Dengan Baik Belajarlah untuk mengatasi kri- tik dengan rasa syukur. Diband- ing anda bertahan (defensive), pertimbangkan apa yang orang lain katakan, mungkin ada benarnya. Menutup diri anda dari segala kritik mempunyai dampak menutup segala ko- munikasi. Dalam beberapa kasus, kritik mungkin ada tidak benarnya. Untuk contoh ini, anda mem- punyai kesempatan untuk menunjukkan empati. Cobalah mengerti permasalahan ses- eorang dari sudut pandangnya. Mungkin kritik hanyalah seke- dar luapan emosi dari kekesa- lan yang mereka miliki pada anda. Kerelaan anda untuk ti- dak mengambil sikap bertahan justru akan meningkatkan rasa kepercayaan dalam hubungan anda dan orang tersebut. 9. Berbudi Bahasa yang Baik Berbudi bahasa yang baik ha- rus dapat anda pegang teguh. Hanya ucapkan kata-kata yang baik kepada orang-orang, meskipun orang tersebut ti- dak berkata baik kepada anda. Cepatlah meminta maaf ketika anda mengetahui bahwa anda salah. Mengapa anda harus melaku- kan ini? Pertama, bayangkan apa yang anda rasakan jika orang-orang mendapatkan pengalaman yang baik ber- sama anda. Kedua, bayangkan tingkah laku orang-orang yang akan ikut terbawa menjadi lebih baik karena mereka be- rada dekat terus dengan anda. Orang-orang akan menaruh ke- percayaan besar kepada anda. 10. Memegang Janji Janji adalah sesuatu yang me- miliki dampak yang sangat kuat. Tepatilah semua janji yang telah anda buat. Buat- lah kata-kata anda jauh lebih kuat dibanding kontrak tertulis apapun, dan jangan sekali-kali membuat janji kosong. Alhasil orang-orang akan menghargai anda dan menaruh kepercayaan yang tinggi kepa- da anda. 11. Konsisten Yang tidak kalah penting, kon- sistenlah dengan perilaku- perilaku diatas. Jangan hanya sesekali saja anda melakukan- nya. Konsistensi adalah kunci untuk menjaga kepercayaan orang lain kepada anda. keluarga 28 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Kenapa tanggal itu dipilih? Agustus 1987, Thomas Netter dan James Bunn yang bekerja di bagian informasi Program Global untuk AIDS Badan Kesehatan Du- nia (World Health Organization/ WHO)di Jenewa, Swiss, mencetus- kan ide untuk menetapkan satu hari untuk meningkatkan kesada- ran atas pandemik AIDS. Mer- eka mengajukan ide ini kepada Jonathan Mann, Direktur Program Global yang kini dikenal sebagai UNAIDS. Mann menyetujui ide itu dan kemudian memutuskan 1 De- sember 1988 sebagai awal per- ingatan tahunan atas AIDS. Ada beberapa pertimbangan memilih tanggal tersebut, sebagian besar berkaitan dengan budaya negara- negara Barat. Pertama, Dunn yang seorang jurnalis berpendapat ka- lau pemilihan tanggal 1 Desember dapat memaksimalkan peliputan oleh media massa. Hal itu berkai- tan dengan pemilu Amerika Serikat (AS) yang biasanya digelar pada November. Ketika media sudah jenuh dengan berita pemilu, mereka butuh berita yang segar. Alasan kedua, awal Desember mendekati liburan Natal dan tahun baru. Alasan terakhir, tanggal pertama di bulan terakh- ir adalah waktu yang mu- dah diingat. Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ? Virus HIV membutuhkan sel- sel kekebalan kita untuk berkem- bang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaat- kan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan meru- sak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak. Dimanakah virus HIV ini berada ? HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Se- dangkan cairan yang tidak berpo- tensi untuk menularkan virus HIV FAKTA & SEJARAH HARI AIDS SEDUNIA Setiap tahun, Pada tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. moment 29 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Jadi jangan ta- kut jika bersentuhan dengan pen- derita HIV/AIDS, bagaimanapun juga mereka juga manusia yang membutuhkan perhatian dari ma- nusia lainnya, dan bukan justru mendapat diskriminasi. Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS? Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi): Gejala Mayor: Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis Demensia/ HIV ensefalopatiGejala MInor: Batuk menetap lebih dari 1 bulan Dermatitis generalisata Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang Kandidias orofaringeal Herpes simpleks kronis progresif Limfadenopati generalisata Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita Retinitis virus sitomegalo Kasus Dewasa: Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif den- gan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurang- nya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan dise- babkan oleh keadaan lain yang ti- dak berkaitan dengan infeksi HIV. Bagaimana HIV menjadi AIDS? Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS: 1. Tahap 1: Periode Jendela HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu 6 bulan 2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun: HIV berkembang biak dalam tubuh Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek) 3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) Sistem kekebalan tubuh semakin turun Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: moment 30 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 P encegahan penularan HIV AIDS ada berbagai ma- cam caranya. Yang terbaru adalah gel yang dikem- bangkan untuk dioles pada vagina dan dubur. Gel ini dikembangkan para ilmuwan yang dipresentasikan di pertemuan tahunan American Association of Pharmaceu- tical Scientists 2013. Peneliti menunjukkan bagaimana gel bisa digunakan untuk mengurangi penularan infeksi yang memengaruhi 35 juta orang di seluruh dunia. Tim ini melibatkan ilmuwan dari ImQuest BioSciences, Duke University, Magee-Womens Hospital, dan the Univer- sity of Pittsburgh. Tujuan utamanya adalah menciptakan gel yang aman dan efektif sebagai produk antivirus yang bisa digunakan di vagina atau dubur. Selama ini gel hanya terse- dia untuk vagina. Apalagi HIV paling sering menyebar melalui hubungan seks anal dan vaginal. Namun, lingkungan keduanya sangat berbeda sehingga perlu kondisi yang berbeda dalam peng- gunaan obat yang aman dan efektif. Sebelumnya, peneliti telah mengembangkan gel vagina yang bisa mengurangi tingkat penularan HIV pada wanita dari pasangan yang terinfeksi. Sebuah studi menemukan, gel bisa memotong tingkat infeksi sebesar 50 persen setelah satu tahun penggunaan di Afrika Selatan. Namun, kemudi- an penelitian menunjukkan gel tak efektif di Afrika karena orang di sana tak menggunakan obat-obatan dengan benar. Karena itulah, para peneliti yang bekerja pada DuoGel berharap produknya akan menghilangkan beberapa ma- salah yang timbul dengan gel vagina seperti dilansir Bus- sinessInsider, Jumat (15/11/2013). DuaGel diklaim sebagai produk yang jauh lebih aman untuk pencegahan HIV untuk pria yang melakukan seks du- bur. Hubungan baik vagina dan dubur terjadi selama tin- dakan seksual, sehingga masuk akal bila satu produk untuk kedua tempat, kata Anthony Ham dari ImQuest BioSciences. Tahap tes DuaGel kini sedang dipersiapkan untuk studi hewan dan mereka berharap memulai tahap uji klinis pada 2015. *** Gel Penangkal HIV pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, fu, dll Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya 4. Tahap 4: AIDS Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah Bagaimana proses penularannya? Jika terjadi pertukaran darah yang diantaranya disebabkan oleh: HUBUNGAN SEX TANPA PENGAMAN (KONDOM) PENGGUNAAN JARUM SUNTIK YANG TIDAK STERIL ASI OLEH IBU YANG MENGIDAP HIV/AIDS. Memusnahkan HIV AIDS bukan per- soalan mudah saat ini. Namun kesada- ran bersama untuk memerangi HIV AIDS dengan menghindari pencetusnya serta berprilaku baik akan mempersempit pe- nyebaran virus mematikan ini. *** moment 30 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 31 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 tips Dipijat. Sentuhan dan pelukan dengan orang yang dicinta (atau oleh tukang pijat juga tidak apa-apa) yang secara otomatis akan mengaktifkan produksi hormon dophamine, yang membuat hati menjadi gembira dan membuat hari menjadi fantastis! Tips Mendongkrak Kebahagiaan Berikut ini tips sederhana untuk meningkatkan kebahagiaan. Tersenyum dimana saja dan kepada siapa saja, bahkan saat sedang sendirian. Terutama ketika sendiri dan sedang merasa bete. It works, berkat jalur saraf yang sudah terbentuk yang mengaitkan senyuman dengan kebahagiaan. Jadi, kita senyum biasanya karena bahagia tapi bisa juga kita berbahagia karena tersenyum. Berolahraga. Dengan aktif bergerak otak kita akan menghasilkan hormon serotonin dan endorfn yang membuat kita senang. Carilah jenis olah raga yang disukai dan jangan berlebihan memforsir diri ketika berolah raga. Cukup terpapar sinar matahari. Penjelasannya ada pada penemuan fungsi kebaikan vitamin D terbaru untuk otak dan jantung manusia. Jangan heran ada istilah: winter blues, depresi pada musim dingin yang disebabkan defsit vitamin D. Peduli pada orang lain. Egoisme bisa menghalangi kita untuk berbuat baik bagi sesama dan semakin mengingatkan penderitaan yang dialami diri sendiri. Coba lihatlah kesusahan banyak orang yang nasibnya berada di bawah kita, jangan selalu melihat ke atas. 1 2 3 4 5 32 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 K eadaan ini akan meningkat- kan resiko terkena penyakit jantung koroner.Kandungan kolesterol darah yang tinggi tidak disertai tanda-tanda. Kare- nanya banyak orang tidak tahu bah- wa kadar kolesterol mereka terlalu Buah & Sayur Penurun Kolestrol tinggi. Batas normal kadar kolesterol dalam tubuh, adalah 200 mg/dL. Semakin kecil angkanya, maka akan semakin baik. Tingginya kadar kolesterol dalam darah selain bisa mening- katkan risiko penyakit jantung, juga dapat terkena stroke dan masalah kesehatan lainnya. Untuk meng- hindari kolesterol tinggi, sebaiknya Anda rutin mengonsumsi makanan penurun kolestrol dengan cara me- manfaatkan bahan-bahan alami. Makanan penurun kolestrol Kolestrol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah. Kolestrol telah diketahui sebagai penyebab utama terjadinya aterosklerosis, yaitu proses pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah. Akibat proses ini, khususnya pembuluh darah koroner, menjadi sempit dan menghalangi aliran darah di dalamnya. info sehat 33 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 tinggi adalah susunan hidangan sehari-hari sesuai dengan gizi yang seimbang dengan mengutamakan sayuran dan buah yang banyak. . Keduanya mengandung anti oksi- dan dan serat yang bisa mencegah tingginya kadar kolesterol dalam darah, sehingga Anda tetap sehat. Seperti sayuran dan buah berikut ini:
1. Tomat Tomat adalah sumber terbaik lycopene yang berperang mel- awan penumpukan kolesterol di dinding arteri. Kandungan lycopene akan semakin tinggi saat tomat dimasak. 3. Kubis Kubis mengandung anti ok- sidan yang sangat kuat. Coba konsumsi kubis merah yang diolah dengan bawang putih, sedikit gula dan campuran jus jeruk. 2. Kacang Kedelai Kacang kedelai kaya akan vi- tamin B, zat besi dan kalsium. Kedelai juga mengandung anti oksidan yang dapat mengu- rangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) dalam darah. 4. Alpukat dan Jeruk Bali Kedua jenis buah ini kaya akan glutathione, yaitu antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas. 5. Wortel Betakaroten membuat wortel berwarna oranye cantik. Beta karoten juga merupakan sum- ber antioksidan yang sangat kuat. 6. Bawang Tidak hanya membantu menu- runkan tekanan darah, bawang juga mengandung sulfda yang dapat mengurangi risiko kanker usus dan perut. Mengonsumsi bawang mentah dan yang di- masak secara bersamaan bisa memaksimalkan manfaatnya. 7. Semangka Menurut WHO Food, semangka tak hanya sebagai sumber vita- min C dan Vitamin A yang baik, tapi juga mengandung zat an- tioksidan serta likopen. Berper- an menetralisasi radikal bebas, dan mengoksidasi kolestrol yang menempel pada dinding pembulih darah 8. Sayuran Hijau Sayuran hijau mengandung Vitamin B komplek dan niasin yang mencegah pembekuan arteri. diantara pilihannya adalah : bayam, sledri, kapri, brokoli, sawi hijau dan paprika. *** info sehat 34 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 B anyak orang memilih untuk berubah guna mengembang- kan diri, menciptakan kema- juan, dan membuat keadaan menjadi lebih baik tetapi banyak juga yang mengalami kesulitan untuk berubah walau mereka tahu peruba- han itu bagus. Survei membuktikan, hanya se- bagian kecil dari pasien yang telah operasi jantung mau mengubah gaya hidupnya agar lebih sehat. Di dalam dunia bisnis, 70% perusahaan yang di survey gagal melaksanakan inisi- atif perubahan bukan karena idenya tidak bagus, analisis yang kurang atau sistem yang lemah. Tapi karena keengganan dari sumber daya ma- nusianya untuk berubah. Perubahan perilaku menjadi sulit karena otak manusia tanpa sa- dar menolak perubahan. Perubahan perilaku yang sukses membutuhkan pendayagunaan otak secara meny- eluruh. TIGA BAGIAN OTAK Selama ini, bagian otak yang kita sadari adalah neokorteks, otak kiri dan otak kanan. Pre-frontal korteks sebelah kiri mengontrol sisi kanan tubuh dan bersifat rasional, verbal, dan sistematis. Pre-frontal korteks sebelah kanan mengenda- likan seluruh badan di sisi yang kiri dan berpikir secara abstrak, spasial, serta berjiwa seni. Hampir 75% dari berat otak secara keseluruhan terdiri dari neo- korteks ini. Otak bagian depan ini berfungsi sebagai pemikir kreatif, pencetus inovasi, dan yang meren- canakan perubahan. Walaupun begitu, otak bagian depan ini sangat boros energi. Is- tilahnya, berpikir itu melelahkan. Makanya butuh istirahat dan tidur. Dan otak bagian depan ini bisa diba- jak tiba-tiba oleh otak di bagian lain. Contohnya ketika seseorang bereaksi spontan tanpa berpikir atau bergerak dengan refeks, sehingga banyak pe- mikiran, harapan, dan rencana pe- rubahan gagal dieksekusi serta ber- tahan dalam jangka panjang karena kelemahan otak bagian depan terse- but. Bagian otak lainnya bisa lebih berkuasa, bahkan tetap aktif ketika kita sedang tidur. Secara tak sadar, kita menolak perubahan. Bagian otak yang takut terha- dap perubahan ada di bagian ten- gah, di dalam sistem limbik yang disebut amygdala. Bagian inilah yang ingin bertahan dalam zona nyaman. Sistem limbik yang mengatur re- spons emosional kita, bereaksi den- gan menghindari derita dan menge- jar sukacita. Sistem limbik ini penting untuk bertahan hidup dan berkem- bang biak. Selanjutnya ada bagian otak kita yang terletak di bagian belakang, batang otak dan cerebellum, yang berfungsi mengatur keseimbangan, fungsi-fungsi otot dan otomatisasi, seperti jantung agar terus berdetak serta bernafas secara konstan. KUNCI PERUBAHAN Pakar neurologi PauL Ma- cLean menjelaskan lebih rinci ke- tiga fungsi otak dengan teorinya yang terkenal: Ketika seseorang memutus- kan untuk berubah, ide perubahan tersebut baru sebatas teori. Agar perubahan berhasil diimplemen- tasikan dan tahan lama, kita perlu menciptakan memori prosedural supaya bisa bertindak tanpa perlu banyak berpikir. Misalnya seperti saat kita berkendara, menggosok gigi, atau berpakaian. Kesemuanya biasa kita laku- kan tanpa berpikir panjang. Con- tohnya, ketika memakai celana kita tidak merenungkan kaki yang mana yang duluan, kiri atau kan- an? Perbuatan kita yang terus diulang-ulang menjadi kebiasaan. Kebiasaan adalah urutan tindakan yang dilakukan secara efektif tan- pa menghabiskan banyak tenaga Disiplin Diri untuk Berubah Perubahan adalah hal yang pasti dan tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. spirit 35 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Disiplin Diri untuk Berubah untuk berpikir. Kebiasaan bersifat teratur, seperti fungsi otak bagian dalam/belakang yang terus bekerja meski tanpa disadari. Kebiasaan adalah kunci sejati untuk menciptakan perubahan yang tahan lama. Kebiasaan, ritual, dan perilaku rutin dibentuk di dalam basal ganglia, bagian otak dalam dengan cara menguatkan koneksi- koneksi saraf. Kebiasaan yang sudah tertanam kuat akan sulit diubah. Maka dari itu, otak depan (kiri dan kanan) boleh saja mempunyai keinginan yang kuat untuk berubah, tapi untuk mengubah kebiasaan-ke- biasaan lama membutuhkan banyak energi. Mengubah kebiasaan tera- sa tidak nyaman dan menciptakan tekanan psikologis. Upaya yang dilakukan untuk berubah akan terasa sangat be- rat dan membutuhkan fokus yang tinggi. Perubahan, kalaupun terjadi bisa hanya sementara dan begitu kita kehabisan energi serta kehilan- gan konsentrasi, kita akan kembali ke perilaku-perilaku di dalam kebiasaan lama. Maka kita harus berdisiplin, terus berusaha berubah dan mem- bentuk perilaku sampai menjadi ke- biasaan baru. DUKUNGAN DISIPLIN DIRI Tantangan dalam berdisiplin be- rasal dari kecenderungan otak untuk mendapatkan homeostatis. Pikiran kita secara alamiah membutuhkan kepastian, kestabilan, dan ingin se- lalu berada dalam zona nyaman. Perubahan menakut-nakuti pikiran dengan mengaktifkan or- bital korteks di dekat amygdala yang bertanggung jawab untuk rasa takut dan marah. Perasaan yang tegang dan cemas akan mengambil alih akal sehat kita untuk berpikir panjang. Ke- inginan untuk berubah terasa salah dan tidak enak. Perubahan terasa mengancam. Mengapa bisa begitu? Pada umumnya, otak memper- sepsikan sesuatu yang salah di ling- kungan sebagai sesuatu yang berpo- tensi membahayakan jiwa. Semak-se- mak yang bergoyang aneh ketika kita di hutan mengaktifkan adrenalin kita untuk bersiap-siap lari tanpa pikir panjang. Proses berpikir seperti ini ter- jadi di sistem limbik yang mengatur motivasi kita untuk bertindak lewat emosi. Segala tindakan kita dimoti- vasi dengan emosi, memaksimalkan rasa senang dan meminimalisir rasa nestapa. Dengan mengerti prinsip motivasi di dalam sistem limbik ini, kita bisa merestrukturisasi motivasi secara internal lewat pengaturan emosi dan tension (tekanan mental). Menata ulang perilaku mem- butuhkan insentif, yang positif sep- erti imbalan (materi atau non-materi) atau yang negatif seperti ancaman sanksi atau hukuman. Kita bisa men- coba men-setting lingkungan yang mendukung perubahan, menyiapkan sarana serta prasarana di sekitar kita yang memfasilitasi perubahan, pera- latan, makanan, dan sebagainya yang mendorong pembentukan kebiasaan lewat disiplin diri. Melaksanakan proses pen- displinan diri untuk berubah juga akan semakin mudah seiring waktu, karena repetisi atau tindakan yang diulang-ulang akan terangkai dalam suatu jalinan neural yang semakin kuat seiring waktu. Dan pelaksanaan proses berdis- iplin ini akan lebih cepat serta efsien dengan bantuan orang lain; bisa den- gan teman, rekan, atasan, dan siapa- pun yang bisa meningkatkan moti- vasi serta komitmen untuk berubah. Motivasi karena emosi (baik positif maupun yang negatif) bisa dipicu oleh interaksi sosial kita. LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN Intinya adalah; pertama-tama kita pikirkan dan rencanakan peruba- han secara matang di otak bagian depan. Susun rencana dengan teratur dan terperinci agar nanti pada tahap pelaksanaan tidak perlu berpikir ban- yak lagi sehingga bisa menjadi suatu kebiasaan yang prosedural. Selanjut- nya, kebiasaan inilah yang akan men- gantarkan perubahan menjadi suatu transformasi yang sukses. Kebiasaan sebagai kunci utama perubahan yang langgeng, direalisa- sikan dengan berdisiplin yang diban- gun dengan perilaku konsisten un- tuk menguatkan jalan saraf, minimal 28 hari agar menjadi suatu perilaku yang semi-otomatis (kebiasaan yang tertib). Emosi dan tensi atau tekanan secara psikologis bisa digunakan se- bagai pemicu motivasi awal untuk berdisiplin. Lalu, bantuan orang lain serta pengelolaan lingkungan bisa dimanfaatkan sebagai dukungan dalam menegakkan kedisiplinan. Dan terakhir, kita tak perlu mem- forsir kekuatan kehendak. Secuku- pnya saja, jangan sampai kehabisan, lalu menjadi tidak mau berubah kare- na sudah tidak punya kehendak. Kita bisa mengaplikasikan flosof kaizen untuk bisa berubah lewat disiplin. Caranya dengan bertindak se- cara sederhana terlebih dahulu, laku- kan hal yang termudah pada awalnya Yang penting konsistensi, barulah ditingkatkan secara bertahap jika su- dah konsisten. Perubahan kecil bisa menjadi besar dan berkelanjutan jika kita lakukan secara terus-menerus dan diperbaiki tanpa henti. *** spirit 35 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 36 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 Kesehatan Jiwa adalah Masalah Bersama RSJ Prof. Dr. So- erojo Magel- ang dengan Tri Upaya Bina Jiwa (Promotif, Pre- ventif, Kuratif dan Rehabilitatif) berupaya untuk memberikan pe- layanan kesehatan jiwa secara ho- listic. Melalui Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat upaya untuk mel- akukan destigmatisasi gangguan jiwa dilakukan dengan menggu- nakan pendekatan kemitraan dan kerjasama lintas program lintas sector dengan berbagai pihak dikarenakan masalah kesehatan jiwa adalah masalah bersama dan menjadi tanggung jawab bersama pula antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat. TUGAS POKOK Mengkoordinasikan dan mel- akukan kegiatan promotif dan preventif (tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif) kesehatan jiwa di dalam RSJS Magelang, dengan sasaran utama yaitu civitas hospi- talia, baik pengguna layanan RSJS Magelang, maupun pegawai RSJS Magelang. Mengkoordinasikan dan mel- akukan kegiatan promotif dan preventif (tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif) kesehatan jiwa di luar RSJS Magelang, dengan sasa- ran utama yaitu masyarakat umum, baik yang sehat maupun yang sakit, sebagai individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. KEGIATAN INTEGRASI Bertujuan mengintegrasikan pelayanan kesehatan jiwa dengan pelayanan umum lainnya, seh- ingga kasus gangguan jiwa dapat dideteksi dan ditangani secara dini mulai dari masyarakat, pelayanan kesehatan dan pelayanan umum lainnya, sampai dengan RS rujukan & RSJ. Kegiatan integrasi meliputi integrasi dinas Kesehatan, integra- si sekolah, integrasi Dinas Sosial, Integrasi Lembaga Pemasyaraka- tan dan Integrasi Departemen Agama. PASUNG Pasung adalah salah satu bentuk stigma gangguan jiwa yang terjadi di masyarakat dan merupakan pelangga- ran HAM. Kegiatan evakuasi pasung merupakan salah satu program dalam menyukses- kan Indonesia Bebas Pasung 2014 dan Jawa Tengah Bebas Pasung 2012. KESWAMAS pelayanan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 4 menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera visi, mental dan social yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. 37 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 PENGIRIMAN PASIEN PULANG Pengiriman dimaksudkan mengembalikan pasien pada penanggung jawab rawat inap yang bersangku- tan. Beberapa kasus menunjukkan keterlibatan keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsinya dalam bidang kesehatan tidak optimal, sehingga apabila pasien sudah masuk RSJ dianggap tidak perlu dibawa kembali ke ke- luarga. SEMINAR DAN PELATIHAN Seminar dan penelitian dilaku- kan sebagai salah satu sarana il- miah dalam berkomunikasi dengan masyarakat dan sebagai cara mem- peroleh evidance based fenomena - fenomena yang terjadi. pelayanan 38 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 PENYULUHAN DAN HOTLINE SERVICE Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pendidikan kesehatan, khususnya kesehatan jiwa kepada pengguna layanan RSJS Magelang baik dilakukan di dalam area RSJS Magelang maupun di luar areal RSJS Magelang, baik den- gan bertemu langsung maupun menggunakan media masa (cetak / elektronik). Hotline digunakan sebagai sarana mendekatkan RSJS Magelang dengan masyarakat di sekitarnya. Program ini menggunakan 2 line, yaitu Hotline RSJS Magelang dan Hot- line Kementrian Kesehatan RI (500 454). KUNJUNGAN SOSIAL TENAGA KESEHATAN Kunjungan ini meliputi kunjun- gan ke rumah pasien / pengguna layanan RSJS Magelang, kunjungan ke masyarakat / lembaga swadaya masyarakat / pondok pesantren yang memberikan perhatian lebih kepada masalah kesehatan jiwa dan pendampingan psikologis terha- dap korban bencana, konfik mau- pun kejadian traumatik lainnya. 1. Melaksanakan kegiatan promotif dan preventif (tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif) kesehatan jiwa, di dalam dan luar RSJS magelang, Dengan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. 2. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif (tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif) kesehatan jiwa, pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan 3. Pembinaan masyarakat, advokasin dan kemitraan kesehatan jiwa de-ngan unit kerja / dinas terkait. 4. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kese-hatan jiwa. 5. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan. 6. Kerjasama lintas program dan lintas sektor FUNGSI KESWAMAS pelayanan 39 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013 40 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013