Anda di halaman 1dari 40

1 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013

2 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013


3 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
PELINDUNG :
Direktur Utama
PENASEHAT :
Direktur Keuangan
dan Administrasi Umum
Direktur Medik dan Keperawatan
PENANGGUNG JAWAB :
Direktur SDM dan Pendidikan
PEMIMPIN REDAKSI :
Kasubbag Hukor & Humas
REDAKTUR PELAKSANA :
Barkah Sutiono
SEKRETARIS REDAKSI :
Galuh Novi Wulandari
STAF REDAKSI :
Kornelis Ibrawansyah, Triyana,
Agus Heri
REPORTER :
Purwono, Wahyu Setyawan
FOTOGRAFER:
Yanuar Sapto Nugroho

EDITOR
Renny Indraswari
PROMOSI
Suprayitno, Imron Fauzi
SIRKULASI
Gani Setyo Andogo,
Hario Hendro Baskoro
Majalah LENTERA JIWA menerima tulisan
dari praktisi/ peminat bidang kesehatan
(baik keluarga besar RSJS Magelang
ataupun masyarakat umum). Redaksi
berhak menyunting tulisan yang akan
dimuat tanpa mengubah esensi. Tulisan
dan ilustrasi yang dimuat sepenuhnya
menjadi hak majalah LENTERA JIWA.
Alamat Redaksi :
Sub Bag Hukor & Humas RSJS
Jl. A. Yani No. 169 Magelang
Telp. (0293) 363602, Fax. (0293) 365183
Email : admin@rsjsoerojo.co.id
Dicetak Oleh:
Citra Mandiri Utama
Jl. S. Parman (Ngaglik Lama No.72)
Semarang 50231
Telp. (024) 8316727
email : citramandiriu@yahoo.co.id
editorial
B
anyak yang berkata, tahun baru adalah harapan baru.
Meski dalam banyak kasus, sudah bertahun-tahun lewat,
sudah beribu harapan baru diresolusikan, banyak yang ti-
dak berubah. Banyak orang yang gagal dengan resolusi
tahun barunya. Tidak sedikit yang akhirnya melupakan tradisi
membuat resolusi di tahun baru. Mengapa? Sebab resolusi tahun
lalu pun tidak tercapai. Sebab harapan baru itu hanya jadi ren-
cana, atau berhenti setengah jalan jika tidak dipersiapkan secara
matang.
Bagi institusi kesehatan, resolusi itu wajib dibuat, yang di-
tuangkan melalui renstra dan kebijakan, sesuai dengan perkem-
bangan dan kebutuhan masyarakat. Tentu setelah melalui refeksi
dan evaluasi. Misalnya, tahun ini, Hari Kesehatan Nasional (HKN)
ke-49 harus dijadikan momentum untuk melakukan refeksi ten-
tang apa yang bisa dilakukan untuk menjawab tantangan pem-
bangunan kesehatan ke depan. Terlebih, tantangan ke depan kian
kompleks, seiring dengan perjalanan pembangunan nasional di
segala bidang. Tema HKN 2013, Indonesia Cinta Sehat, Menuju
Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan Nasional yang Bermutu
sangat inspiratif, sebagai momentum untuk membangkitkan se-
genap komponen kader kesehatan dan masyarakat luas, untuk
mewujudkan hidup sehat.
Peringatan HKN ke-49 ini, juga dimaknai dimulainya pelak-
sanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014
mendatang, sebagai suatu tonggak sejarah menuju masyarakat
Indonesia yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Jika pelaksanaan-
nya berjalan mulus, tidak akan ada lagi orang yang menjadi sa-
dikin (sakit jadi miskin), atau pasien yang meninggal karena dip-
ingpong dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. Dimulai awal
tahun depan dengan masa transisi sampai 2019, semua orang
baik kaya atau miskin, akan mendapatkan layanan kesehatan gra-
tis. Jadi, untuk resolusi tahun ini, tampaknya kita harus sepakat,
jaminan kesehatan menyeluruh untuk semua penduduk Indone-
sia, akan menjadi kenyataan! ***
Tonggak Menuju
Masyarakat Sehat,
Mandiri dan
Berkeadilan
indeks
10
12
26
23
15
18
28
31
32
34
36
Autism Spectrum Disorder
Cognitive Behaviour Theraphy (CBT)
Kelainan Jiwa Pada Masa Kanak-kanak
Lensa Kontak dan Komplikasinya
Cek Kesehatan, Harus!
Pemeriksaan Penunjang Memuaskan Pelanggan
11 Kunci Membangun Kepercayaan
Tips Mendongkrak Kebahagiaan
Buah dan Sayur Penurun Kolesterol
Disiplin Diri Untuk Berubah
Kesehatan Jiwa adalah Masalah Bersama
Kaleidoskop RSJS 2013
Cover Story
5
7
4 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Catatan Akhir Tahun
Fakta dan Sejarah
Hari Aids Sedunia
M
enjelang akhir tahun. Bagi banyak orang,
membuat catatan sederhana untuk mengha-
dapi tahun depan itu, penting. Dan menjelang
akhir tahun kemudian, mereka akan merevieuw-nya,
dan menjadikannya petunjuk untuk menulis catatan
penting di tahun-tahun berikutnya. Ibaratnya, tanpa
petunjuk, seseorang bisa saja merasa seperti berjalan
meyusuri lorong gelap yang lembap, dengan pakaian
setengah basah, kedinginan, kelaparan, meraba-raba,
dan sendirian. Pelan-pelan, berharap bisa melihat ca-
haya, entah dari mana saja.
Kenapa tanggal itu dipilih?
Agustus 1987, Thomas Netter
dan James Bunn yang bekerja di bagian informasi
Program Global untuk AIDS Badan Kesehatan Dunia
(World Health Organization/WHO)di Jenewa, Swiss,
mencetuskan ide untuk menetapkan satu hari un-
tuk meningkatkan kesadaran atas pandemik AIDS.
Mereka mengajukan ide ini kepada Jonathan Mann,
Direktur Program Global yang kini i dikenal sebagai
UNAIDS.
5 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
AUTIMS
SPECTRUM
DISORDER
World Autisme Awareness Day atau hari autisme
sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 April,
dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran
kita akan adanya gangguan austisme terutama pada
anak-anak.
R
umah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang yang
merupakan Pusat Ruju-
kan Nasional di bidang
Kesehatan Jiwa dengan pelayan-
an unggulan Tumbuh Kembang
Anakpada 21 oktober 2013 yang
lalu bekerja sama dengan PDSKJI
Magelang mengadakan workshop
autisme dengan tema Effective
and well tolerated in the treatment
of irritability associated with autis-
tic disorder in children and adoles-
cents.
AUTIMS SPECTRUM DISOR-
DER (ASD) merupakan salah satu
jenis dari neurodevelopmental
disorder. Masyarakat kebanyakan
menyebut dengan istilah Autis.
Autis dikenal juga dengan gang-
guan perkembangan yang meny-
eluruh (Pervasive Developmental
Disorder) meliputi seluruh aspek
perkembangan dan kepribadian
anak.
Epidemiologi
Angka kejadian ASD cend-
erung meningkat dimana pada
tahun 2002 sebesar 60 per 10.000
orang, dimana anak laki-laki 3
hingga 4 kali lebih sering mend-
erita gangguan ASD ini.
Kapan gejala autisme ini mun-
cul?
Biasanya gejala autisme mulai
muncul sebelum usia 3 tahun, ter-
utama bila orang tua cermat anak
terlihat menderita gangguan relasi
dan komunikasi. Contohnya pada
bayi, anak autis mungkin akan
terbaring di tempat tidur dengan
tenang atau asik bermain sendiri
selama berjam-jam tanpa menan-
gis ataupun membutuhkan orang
tuanya. Sehingga pada awalnya
orang tua menyangka anaknya
seorang anak manis yang mudah
diatur. Walau ada beberapa yang
justru rewel dan sering menangis
tanpa sebab yang jelas.
kejiwaan
6 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Gejala dan Tanda Autis
Prof. Dr. dr. Edith Humris,
Sp.KJ(K) menyebutkan pada aca-
ra workshop autism, bahwa ASD
karakteristik gejalanya dapat dike-
lompokkan dalam 3 gejala utama,
yaitu:
1. Hendaya dalam interaksi
sosial secara timbal balik
(reciprocal)
Kegagalan dalam berespon
terhadap interaksi sosial mis-
alnya menolak atau meng-
hindari tatapan mata; tidak
menoleh bila dipanggil se-
hingga sering disangka
anak tuli; tidak ada
usaha untuk melaku-
kan interaksi den-
gan orang lain;
tidak menunjuk
ke suatu benda
yang menarik
per hat i annya
atau yang di-
i ngi nkannya;
menarik tangan
orang yang ter-
dekat dengan
harapan tangan
tersebut melaku-
kan sesuatu buat-
nya; tidak berbagi
kesenangan/kesedihan
dengan orang lain; tidak
bermain bersama anak lain
dalam kelompok; anak yang
berumur < 1 tahun sangat
tenang dalam tempat ti-
durnya dan sangat sedikit
dalam berkomunikasi 2 arah
serta tidak minta digendong.
2. Kesulitan berkomunikasi
Terlambat bicara atau tidak
dapat berbicara; mengelu-
arkan suara bergumam atau
suara tertentu berulang kali;
mengeluarkan kata-kata yang
tidak dapat dimengerti orang
lain; tidak mengerti dan ti-
dak menggunakan kata-kata
dalam konteks yang sesuai;
bicara tidak digunakan un-
kejiwaan
tuk komunikasi; meniru atau
membeo dan beberapa anak
sangat pandai menirukan
nyanyian tanpa mengerti arti-
nya; kadang bicara monoton
seperti robot; mimik datar.
3. Mempertahankan aktivitas
dan minat yang memiliki
pola strereotyped, berulang
dan menyempit
Keterpakuan pada sesuatu
yang berputar seperti roda
senang mengumpulkan ben-
da tertentu kemudian men-
deretkannya dalam urutan
yang sangat teratur.
Strategi dalam terapi autis
Menurut Dr.dr.Dwidjo Sa-
putro, Sp.KJ(K) saat memberikan
materi workshop autisme men-
gatakan untuk mendiagnosis ASD
ini pada anak kurang dari 3 tahun
bila ada 2 gejala dari 3 kelompok
gejala di atas sudah bisa dicuri-
gai kemungkinan ASD. Sehingga
upaya kita dalam penatalaksa-
naan autisme pada anak seawal
mungkin misalnya di bawah
1 tahun, kita upayakan
anak yang autis tersebut
di stimulasi agar profl
tumbuh kembangnya
sama dengan anak
normal di usia terse-
but. Untuk gejala au-
tis lainnya kita terapi
dengan obat-obatan
sesuai dengan gejala
yang muncul. Yang
paling penting pada
anak autis terapi ha-
rus intensif dan maksi-
mal dilakukan secara
terpadu(komprehensi f )
dengan tim interdisipliner
dalam memberikan terapi far-
makologi, psikoterapi, terapi bi-
cara, terapi perilaku, psikososial,
terapi keluarga.
Peran orang tua atau kelu-
arga harus diikutkan dalam setiap
tahap penatalaksanaan anak autis.
Hal ini penting terhadap kemajuan
anak autis dengan terciptanya ke-
mitraan dengan orang tua atau
keluarga terhadap penatalaksa-
naan pasien autis di antaranya
dengan cara memandu pengam-
bilan keputusan, memantau efek
samping, dan memberikan bimb-
ingan dan arahan kepada kelom-
pok pendidikan dan dukungan se-
cara efektif.
(Kornelis Ibrawansyah)
atau air yang men-
galir; anak tidak bisa bermain
pura-pura misal boneka tidak
digendong melainkan dijam-
bak rambutnya; anak sering
menggerakkan tangannya
berulang kali ke atas dan ke
bawah atau tubuhnya ber-
goyang-goyang; anak mung-
kin hiperaktif dan mengu-
lang-ulang perilaku tertentu,
kadang menyakiti diri sendiri;
anak kadang diam terpukau
dan bengong pada suatu hal
tertentu misal bayangannya
sendiri; anak yang lebih besar
7 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
keperawatan
P
enanganan klien gangguan
jiwa saat ini masih berfokus
pada pemberian psikofar-
maka, meskipun demikian
beberapa rumah sakit jiwa sudah
menggunakan pendekatan psikoter-
api. Obat yang diberikan pada klien
gangguan jiwa sudah mengalami
perkembangan yang pesat diband-
ingkan dengan dekade sebelum ta-
hun 2000 yang banyak menggunakan
obat antipsikotik tipikal atau generasi
pertama.
Perkembangan pemberian
psikofarmaka pada klien gang-
guan jiwa ini sayangnya tidak diikuti
dengan perkembangan pemberian
psikoterapi. Hal ini berdampak pada
meningkatkan kejadian kekambuhan
pasien gangguan jiwa yang ditunjuk-
kan dengan meningkatnya kunjungan
ulang untuk rawat inap. Pendekatan
perawatan yang diberikan perawat
jiwa dirumah sakit, sebenarnya juga
mengalami perkembangan yang
cepat.
Selama masa perawatan, klien
diajarkan sumber koping yang baru
yang dapat dijadikan kemampuan
personal dalam menghadapi masalah
keperawatan yang dialami, seperti
harga diri rendah, isolasi sosial, wa-
ham, halusinasi, risiko perilaku ke-
kerasan, risiko bunuh diri dan defsit
perawatan diri. Namun sayang, upaya
perawatan tersebut masih seba-
tas pada peningkatan kemampuan
psikomotor saja. Ketika klien sudah
mampu mempraktikkan ketrampilan
koping, maka saat itu juga perawat
berhentiu melakukan upaya melatih
keterampilan tersebut dan belum
menjadikan keterampilan tersebagi
perilaku baru yang dapat digunakan
dalam menghadapi masalah yang di-
hadapi.
Kekambuhan klien dengan
gangguan jiwa merupakan tragedi
buruk tidak hanya bagi klien sendiri
tetapi juga bagi keluarganya. Hal ini
juga merupakan kegagalan tim kes-
Cognitive
Behaviour Therapy (CBT)
salah satu pendekatan tepat meningkatkan out-come
penanganan pasien gangguan jiwa
Oleh : Ns. Abdul Jalil, M.Kep
8 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
keperawatan
ehatan jiwa dalam membantu menan-
gani permasalah gangguan jiwa di ma-
syarakat.
Penanganan gangguan jiwa tidak
hanya berlangsung di dalam rumah
sakt jiwa saja tetapi juga berlangsung
di masyarakat. Kebijakan pemerin-
tah terkait pelaksanaan penanganan
gangguan jiwa juga telah membuat
pergeseran penanganan gangguann
jiwa. Yang semula berfokus pada upa-
ya curatif di rumah sakit jiwa, saat ini
bergeser ke komunitas atau masyara-
kat ke arah upaya preventif, promotif
dan rehailitatif.
Kebijakan pemerintah ini berdam-
pak pada semakin singkatnya masa
perawatan klien gangguan jiwa di
rumah sakit jiwa. Tentuk kondisi mem-
buat risiko kekambuhan klien gang-
guan jiwa akan semakin meningkat jika
pendekatan penanganan klien gang-
guan jiwa tidak diperbaiki. Waktu yang
semakin pendek membuat perawat
dan tim kesehatan yang lain harus ber-
fkir keras untuk menemukan pendeka-
tan yang tepat untuk menangani klien
sehingga membawa kemajuan yang
bagi klien tidak hanya dari penguran-
gan tanda dan gejala selama dirawat
tetapi juga peningkatan kemampuan
manajemen diri klien terhadap penya-
kitnya.
Kemampuan manajemen diri yang
baik dapat menyebabkan klien dapat
menangani tanda gejala yang muncul
selama di rumah, baik melalui minum
obat teratur, beraktivitas dan bekerja
maupun bersosialisasi di masyarakat.
Pendekatan perawatan yang berjalan
sekarang, belum menunjukkan hasil
yang baik meningkatkan kemampuan
manajemen diri klien. Suatu pendeka-
tan harus dilakukan untuk meningkat-
kan hal tersebut.
Satu pendekatan sudah pernah
di bahas dalam majalah dua bulanan
ini, yaitu tentang terapi perilaku (be-
haviour therapy). Satu lagi pendekatan
adalah Cognitive Behaviour Therapy
(CBT), yaitu sebuah pendekatan yang
tidak hanya memodifkasi perilaku
klien tetapu juga memperbaiki pemiki-
ran klien yang menyimpang yang mel-
atarbelakangi perilaku tersebut.
CBT ini dikembangkan oleh Seck-
inger dan Amador (2001) dan pada
awalnya dikembangkan dan dievalu-
asi untuk membantu klien dengan
gangguan afektif, dan juga telah di-
gunakan untuk mengatasi halusinasi
dan delusi/waham yang persisten
sebagai pelengkap dari psikofarmaka
yang diberikan. Cognitive-Behavioral
Therapy didasarkan pada psikologi
kognitif dan teori perilakuyang se-
cara umum bekerja efektif sebagai
alat dalam memberikan efek terapu-
etik pada klien.
Pada saat ini pendekatan CBT
juda telah menunjukkan kefekti-
fan dalam menangani klien dengan
skizoferenia yang resisten terhadap
pengobatan. Dalam membantu klien
yang mengalami halusinasi penden-
garan, CBT membantu klien mengon-
trol suara-suara yang dialami, karena
perilaku baru yang diajarkan dapat
menjadi teknik pemecahan masalah
dan menjadi engagement strategies
dan menjadi strategi coping yang
baru (Grant et.al, 2005).
Bahkan dalam penanganan
pasien gangguan jiwa yang mengala-
mi harga diri rendah (low self esteem),
pendekatan ini dapat meningkatkan
kepercayaan diri, belajar mengenal
kecenderungan untuk bekerja secara
lebiuh baik, mengidentifkasi tingkat
penerimaan terhadap pekerjaan dan
belajatr untuk mengatakan tidak atau
ya untuk dibantu(Grant et.al, 2005).
CBT merupakan sebuah metode
merubah proses berpikir klien,
perilaku dan emosinya. Pelaksa-
naan CBT dilakukan menggunakan
pendekatan psikosedukasional se-
bagai tambahan penhobatan yang
rutin yang dapat mengurangi gejala
positif psikotik yang umum seperti
halusinasi dan waham pada klien
dengan skizofrenia kronis. Menurut
Grant et.al (2005), intervensi kognitif
perilaku (cognitive behavior interven-
tions) sudah banyak digunakan untuk
menangani masalah-masalah yang
dialami klien gangguan jiwa. Ma-
salah tersebut antara lain: motivasi
dan kekuatan yang rendah, halusi-
nasi pendengaran, strange, kekha-
watirab, masalah dalam membangun
dan memeliharab hubungan sosial,
masalah dalam substance misuse,
mengatasi konsekuensi dari trauma
pada anak dan masalah dalam men-
gontrol emosi, rapid shifts in mood,
serta perasaan depresi (tertekan yang
memanjang).
Beck (1979) mengungkapkan
CBT didasarkan pada kegiatan in-
teraktif antara klien dengan terapis,
bersifat mengarahkan, dibatasi oleh
waktu, pendektaran yang terstruktur
untuk membantu mengatasi perma-
salahan klien. Prinsip dari pelaksanaan
CBT adalah adanya komitmen untuk
bekerjasama atau kolaborasi antara
klien dengan terapis (tenaga kes-
ehatan), mengembangkan struktur
yang lebih baik dalam merencanakan
perawatan, mengembangkan indi-
vidu, pengkajian yang terstandar dan
mengevaluasi hambatan dan kesuli-
tan (Grant et.al (2005).
Pada umumnya ses-
eorang berperasaan dan
berperilaku seba- g i a n
besar ditentukan oleh cara
berpikir mer- e k a
tentang du- nia tempat mer-
eka berada. Pikiran seseorang
dapat dibentuk olah pengalaman
atau peristiwa yang dialami dalam
kondisi sadar, dan pemikiran tersebut
didasari oleh sikap dan asumsi yang
berkembang dari pengalaman yang
bervariasi. Pemikiran tentang suatu
pengalaman dapat menjadi akurat
atau bahkan dapat juga terjadi pe-
nyimpangan atau distorsi. Pemikiran
yang menyimpang atau distorsi ini
sering kali berdampak pada perasaan
dan perilakunya.
Sebagai contok klien yang men-
galami pengalaman tidak meny-
enangkan, misalnya di PHK dari pe-
kerjaan tanpa alasan yang jelas dapat
memicu terjadinya halusinasi maupun
waham. Di dukung dengan tekanan
9 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
keperawatan
kebutuhan ekonomi dan tututan per-
an sebagai orang dewasa dalam kelu-
arga membuat kejadian tersebut me-
munculkan pikiran yang menyimpang
atau distorsi akibat mispersepsi atau
asumsi yang palsu. Terkait dengan
kejadian tersebut, klien dapat berfkir
di PHK karena tidak becus bekerja,
telah melakukan pekerjaan yang ti-
dak mungkin dimaafkan. Hal
ini dapat berkembang
munculnya perilaku yang maladaptif
atau menyimpang. Kejadian seperti di
PHK dari pekerjaan dapat mendahu-
lui dari munculnya pikiran otomatis
negatif dan dapat berdampak pada
perilakunya.
Klien yang mengalami harga diri
rendah dapat menggunakan
koping berdiam diri dalam
menghadapi masalahnya,
hal ini membuat klien be-
rada dalam pikiran yang
tidak rasional, melamun
dan akhirnya menarik
diri. Kondisi isolasi sosial
atau jauh dari alam realita
memudahkan klien men-
galami halusinasi. Ketika klien
mengalami halusinasi pendengaran,
bisa saja suara tersebut berhubungan
dengan kejadian masalalu yang tidak
menyenangkan tersebut. Misalnya:
mendengar suara orang seperti man-
tan bosnya yang mengujat, memara-
hinya karena tidak becus atau tidak
bisa kerja. Tentu hal ini memunculkan
respon marah, khawatir dari klien
yang dapat memicu klien berperilaku
agresif, mondar-mandir, tegang. Bah-
kan tidak jarang membahayakan
dirinya sendiri, orang lain dan ling-
kungan di sekitarnya.
Pendekatan CBT perlu diper-
timbangkan untuk diberikan saat
menangani klien gangguan jiwa kro-
nis seperti skizofrenia, karena seba-
gian besar klien dengan skizofrenia
mengalami penyimpangan dalam
berfkir, atau pikiran tidak rasional,
dan menunjukkan perilaku yang
maladaptif. CBT ini juga dapat me-
ningkatkan kemampuan manajemen
diri klien terutama dalam mengon-
trol/ menghilangkan halusinasi dan
waham. Walaupun pendekatan ini
membawa efek manfaat yang tinggi
bagi klien gangguan jiwa, tetapi siapa
yang akan memberikan terapi CBT ini
kepada klien. Ketersediaan SDM per-
awat menjadi salah satu alasan utama
pendekatan ini sulit diberikan.
Beberapa institusi pendidikan
Ners Generalis (S1 Keperawatan den-
gan program profesi ners), menja-
dikan pendekatan CBT ini menjadi
kompetensi tambahan yang harus
dikenal oleh calon perawat. Bagi pen-
didikan diploma IV keperawatan jiwa
pendekatan ini menjadi salah satu
terapi modalitas keperawatan jiwa
yang tidak hanya dikenal tetapi juga
dipahami oleh mahasiswa sehingga
diberikan dalam pelatihan terapi mo-
dalitas.
Sedangkan di pendidikan ners
spesialis keperawatan jiwa, pendeka-
tan ini merupakan kompetensi wajib
bagi semua mahasiswa yang dikuaasi
sebelum gelar spesialis keperawatan
jiwa diraih. Bagaimana dengan
tim kesehatan lain, banyak profesi
mengeklaim CBT merupakan terapi
modalitas miliknya, bukan milik per-
awat. Tetapi di luar negeri, pendeka-
tan ini merupakan model psikoterapi
yang dapat diberikan oleh perawat,
psikiater maupun psikolog.
Dikutip dari Persatuan Per-
awatan Psikiatrik International di
Amerika (Association Psychiatric
Nursing American), yang berhak atau
berwenang memberikan psikoterapi
pada klien gangguan jiwa adalah
psikiater, psikolog, dan perawat spe-
sialis jiwa), termasuk dalam hal ini
pelaksanaan CBT. Jika melihat hal
tersebut, dengan jumlah psikiater dan
psikolog klinis yang terbatas, serta
ners spesialis keperawatan jiwa yang
belum semua rumah sakit jiwa memi-
liki, maka mustahil penanganan klien
gangguan jiwa akan dapat diberikan
secara optimal atau kekambuhan
dapat dihindari.
Tim kesehatan (seperti Perawat
Diploma IV keperawatan jiwa, Ners
generalis, Ners Spesialis Keperawatan
Jiwa, Psikiater, psikolog klinis), harus
duduk bersama untuk membicarakan
hal tersebut. Selain itu rumah sakit
juga harus memikirkan dan meren-
canakan pengembangan SDM per-
awat yang berpendidikan DIII keper-
awatan untuk mengenal dan mampu
melakukan CBT melalui pelatihan ter-
api modalitas yang diberikan secara
periodik sehubungan dengan jumlah
perawat pendidikan DIII keperawatan
adalah yang terbesar dalam mem-
berikan pelayanan keperawatan jiwa
di rumah sakit.
(Penulis adalah Perawat Klinis RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang dan Mahasiswa
Program Studi Ners Spesialis Keper-
awatan Jiwa FIK Universitas Indonesia)
d e n -
g a n
a d a n y a
t u n t u t a n
kebutuhan ke-
luarga sehingga
merasa tidak ber-
guna, merasa gagal
sebagai kepala rumah
tangga dan sebagainya.
Pengalaman yang ti-
dak menyenangkan sering
kali mengakibatkan timbulnya
pemikiran yang menyimpang atau
distorsi, hal ini dapat dialami klien se-
cara repetitif atau berulang. Bahkan
muncul tanpa dikehendaki oleh klien,
sehingga sering disebut dengan piki-
ran otomatis (automatic thoughts).
Menurut Varcarolis dan Halter, (2010),
pikiran otomatis sering menyertai
penyimpangan pikiran yang sering
ditemukan pada pasien yang dalam
kondisi depresi maupun kecemasan.
Adanya pikiran otomatis dan peny-
impangan pikiran menunjukkan ad-
anya pikiran yang tidak rasional yang
dapat mendahului terjadinya asumsi
yang palsu atau salah serta kesalahan
persepsi.
Pada klien dengan skizofrenia
perasaan cemas dan depresi sering
dijumpai, pengalaman yang tidak
menyenangkan dapat membuat klien
memiliki harga diri rendah yang
dapat membentuk pikiran otoma-
tis negatif, hal ini dapat mendahului
10 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
anak & remaja
S
elain mempengaruhi kes-
ehatan mental, beberapa
gangguan pada anak
juga dapat menyebabkan
gangguan pada perkembangan
secara keseluruhan. Gangguan ini
disebut sebagai gangguan spe-
ktrum autisme, antara lain berupa
autisme, sindroma Asperger, sin-
droma Rett, dan gangguan disinte-
gratif pada anak.
PENYEBAB
Penyebab pasti sebagian besar
gangguan mental belum diketa-
hui, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa terdapat kombinasi berb-
agai faktor yang mungkin berperan
dalam terjadinya gangguan men-
tal, meliputi :
Faktor genetik. Gangguan
mental cenderung diturunkan
dalam keluarga, yang berarti
kemungkinan untuk terkena
gangguan mental bisa di-
turunkan dari orang tua ke
anaknya.
Faktor biologi. Sebagian gang-
guan mental berkaitan dengan
zat-zat kimia tertentu di otak
yang disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter membantu
komunikasi antar sel-sel saraf
di otak. Jika zat-zat kimia ini
mengalami ketidakseimban-
gan atau tidak bekerja dengan
baik, maka komunikasi antar
sel saraf menjadi terganggu
sehingga menimbulkan berb-
agai gejala. Selain itu, adanya
kelainan atau cedera pada
area tertentu di otak juga ber-
hubungan dengan gangguan
mental tertentu.
Ada berbagai gangguan kesehatan mental yang
dapat terjadi pada saat masa kanak-kanak dan
remaja, misalnya depresi dan gangguan makan.
Gangguan tertentu juga hanya terjadi saat masa
kanak-kanak, misalnya autisme. Beberapa gangguan
terutama mempengaruhi perilaku, menyebabkan
anak mengganggu orang lain, termasuk guru, teman
sebaya, dan anggota keluarga. Gangguan ini disebut
juga sebagai gangguan perilaku disruptif, yaitu meliputi
gangguan perilaku, gangguan pemusatan perhatian/
hiperaktivitas, dan gangguan perilaku menentang.
Kelainan Jiwa
Pada Masa
Kanak-kanak
Trauma psikologis. Beberapa
gangguan mental mungkin
dipicu oleh adanya trauma
psikologis, antara lain akibat
: mendapat perlakuan yang
menimbulkan emosi yang be-
rat (misalnya karena pelece-
han seksual atau mendapat
kekerasan fsik) atau baru ke-
hilangan orang yang penting
atau sangat dicintai (misalnya
kehilangan orang tua)
Stress dari lingkungan. Ke-
jadian-kejadian traumatik
atau menekan bisa memicu
terjadinya gangguan men-
tal pada orang yang memiliki
kerentanan terhadap gang-
guan mental.
GEJALA
Gejala-gejala gangguan men-
tal pada anak sangat bervariasi,
tergantung dari jenis gangguan
mental yang dialami. Gejala-gejala
gangguan mental terkadang mi-
rip dengan perasaan yang umum
dialami oleh setiap anak, misalnya
kesedihan, kemarahan, kecurigaan,
kegirangan, menarik diri, dan ke-
sepian. Perbedaan antara adanya
gangguan dan perasaan yang nor-
mal adalah seberapa jauh perasaan
tersebut menjadi sangat berpenga-
ruh pada anak hingga menyebab-
kan gangguan dalam beraktivitas.
Ada beberapa gejala umum
yang dapat terjadi, antara lain :
perubahan dalam prestasi di
sekolah, misalnya nilai yang
jelek meskipun telah berusaha
dengan baik
adanya penyalahgunaan obat
dan atau alkohol
tidak mampu untuk mengatasi
masalah dan aktivitas sehari-
hari
11 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
anak & remaja
mengalami gangguan makan
dan atau gangguan tidur (mis-
alnya sulit tidur atau terus
mengalami mimpi buruk)
memiliki banyak keluhan akan
penyakit fsik
menentang aturan, membolos
sekolah, mencuri, atau meru-
sak barang-barang
adanya mood yang negatif
untuk waktu lama, seringkali
disertai adanya nafsu makan
yang buruk dan ide-ide untuk
bunuh diri
seringkali meledak marah
kehilangan minat pada akti-
vitas dan teman-teman yang
biasanya disukai
sering menyendiri
memiliki kecemasan atau
kekhawatiran yang berlebihan
hiperaktivitas
adanya perilaku agresif dan
ketidakpatuhan yang menetap
mendengar atau melihat ses-
uatu yang sebenarnya tidak
ada (halusinasi)
DIAGNOSA
Seperti pada orang dewasa,
gangguan mental pada anak didi-
agnosa berdasarkan tanda dan
gejala yang mengarah pada gang-
guan tertentu. Namun, proses ini
bisa lebih sulit dilakukan pada
anak-anak. Banyak perilaku yang
tampak seperti gejala-gejala gang-
guan mental, tetapi dapat meru-
pakan bagian normal perkemban-
gan anak, misalnya kecemasan,
sering meledak marah, atau ad-
anya kebiasaan makan yang aneh.
Perilaku-perilaku ini bisa menjadi
gejala jika sangat sering terjadi,
berlangsung untuk waktu yang
lama, terjadi pada usia yang tidak
biasanya, atau jika sampai sangat
mengganggu anak dan atau kelu-
arga.
Jika gejala-gejala muncul,
maka perlu dilakukan pemeriksaan
riwayat medis lengkap dan pemer-
iksaan fsik. Meskipun tidak ada
pemeriksaan yang dapat mendi-
agnosa secara spesifk gangguan
mental, tetapi berbagai pemerik-
saan dilakukan untuk menyingkir-
kan penyakit fsik atau penyebab
lain yang mungkin menimbulkan
gejala (misalnya efek samping obat
tertentu).
Jika tidak ditemukan adanya
penyakit fsik tertentu, maka anak
kemudian bisa diperiksa lebih
lanjut oleh psikiater atau psiko-
log anak untuk mendiagnosa dan
mengobati gangguan mental yang
terjadi. Diagnosa didasarkan pada
laporan gejala-gejala yang terjadi
pada anak dan pengamatan sikap
dan tingkah laku anak.
PENGOBATAN
Untuk saat ini, banyak pilihan
terapi untuk anak sama dengan
yang digunakan untuk orang de-
wasa. Pilihan terapi yang paling
sering digunakan antara lain :
Obat-obatan. Banyak gang-
guan mental yang efektif dia-
tasi dengan pemberian obat-
obatan, misalnya obat anti-
psikotik, obat anti-depresi,
obat untuk penstabil mood,
dan obat untuk mengatasi ke-
cemasan.
Psikoterapi. Psikoterapi dilaku-
kan oleh ahli kesehatan men-
tal untuk membantu penderita
menghadapi penyakitnya.
Terapi kreatif, misalnya tera-
pi seni atau terapi bermain,
mungkin dapat membantu,
terutama anak-anak yang ma-
sih kecil yang mungkin men-
galami kesulitan dalam men-
gatakan pikiran dan perasaan-
nya.
PENCEGAHAN
Sebagian besar gangguan
mental disebabkan oleh kombinasi
berbagai faktor dan tidak dapat
dicegah. Namun, jika gejala-gejala
dapat dikenali dan terapi diberikan
sejak dini, maka banyak efek nega-
tif dapat dicegah atau setidaknya
diminimalkan. ***
12 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
L
ensa kontak memang mu-
dah dipakai. Sayangnya
tak sedikit para peng-
guna lensa kontak yang
lalai merawatnya. Ketika gagal
merawat, artinya Anda sudah siap
untuk menerima risikonya, yaitu
infeksi. Lensa kontak merupakan
hal yang riskan yang dapat ber-
pengaruh pada mata anda ketika
anda memakainya. Perawatan len-
sa kontak yang cermat bukan han-
ya penting bagi kenyamanan, tapi
terutama bagi kesehatan mata.
Lensa kontak yang kotor bisa men-
jadi tempat berkumpulnya bakteri.
Lensa Kontak
dan Komplikasinya
Bagi yang matanya minus dan diharuskan memakai
kacamata, mungkin tidak asing lagi dengan istilah lensa
kontak. Mereka yang memiliki masalah pada penglihatan,
saat ini ada yang lebih memilih menggunakan lensa kontak
dibandingkan kacamata. Kegunaan lensa kontak pada
prinsipnya sama dengan kacamata dan juga memiliki nilai
plus untuk meningkatkan penampilan, sehingga penggunaan
lensa kontak saat ini menjadi tren di kalangan anak-anak,
remaja hingga dewasa. Kelebihan pemakaian lensa kontak
sehubungan dengan penampilan tadi dengan adanya warna
yang bermacam-macam pada lensa kontak dapat membuat
warna iris mata berubah sesuai warna lensa kontak.
non jiwa
13 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Terdapat 10 komplikasi
yang bisa timbul akibat
pemakaian lensa kontak
antara lain:
1. Noda Kornea atau Supercial
Punctate Keratitis (SPK)
Rusaknya permukaan kornea
mata biasanya karena me-
makai lensa yang terlalu ket-
at, sehingga mengakibatkan
mata kekurangan oksigen (hy-
poxia), alergi atau keracunan.
Gejalanya : Penderita merasa
tidak nyaman, menjadi san-
gat sensitif psds cahaya (pho-
tophobia) dan adanya noda
di kornea mata. pengobatan
bisa dilakukan adalah dengan
mengurangi atau menghenti-
kan pemakaian lensa kontak.
Reaksi alergi
2. Peradangan atau iritasi yang
disebabkan masuknya benda
pembawa alergi (misalnya :
debu, serbuk atau makanan)
ke dalam mata. Gejalanya :
timbul rasa gatal, mata merah,
hingga pembengkakan
dikelopak mata. Umumnya,
terjadi alergi musiman dan
penderita memang memiliki
riwayat alergi. Pengobatan-
nya dengan menghindari pe-
nyebab alergi, menghilang-
kan bengkak di mata dengan
mengompres memakai air
dingin, bila terjadi peradan-
gan beri obat anti radang, ke-
mudian untuk menghilangkan
alergi beri obat alergi (antihis-
tamine).
3. Blepharitis
Blepharitis adalah peradan-
gan pada kelopak mata karena
lensa tidak cocok. Gejalanya :
timbul gatal-gatal, kelopak
mata seperti terbakar, timbul
kerak disekitar kelopak mata,
pembuluh darah tampak
jelas, kelopak saling menem-
pel dan biasanya diikuti oleh
SPK. Pengobatannya adalah
dengan menghentikan pe-
makaian lensa, mengompres
bengkak dengan air hangat
atau pemberian salep antibio-
tika.
4. Sindrom Mata Kering (kerato-
conjunctivitis sicca)
Timbulnya noda (keratitis)
kronis pada kornea inferior.
Komplikasi ini disebabkan
oleh produk (sekresi) air mata
pemakai yang tidak cukup.
Gejalanya : mata seperti ter-
bakar, air mata sering keluar
dan cairan di mata berlebihan.
Pengobatan : memberi suple-
6. Infeksi
Masuknya organisme berba-
haya kedalam mata seperti
bakteri, jamur, protozoa dan
virus hingga menimbulkan in-
feksi pada mata. Gejala : mata
merah, kelopak mata lengket,
air mata berlebihan, pengli-
hatan berkurang dan timbul
noda di kornea. Pengobatan
: mengompres menggunakan
air dingin, memberi air mata
buatan dan terapi antibiotik
kalau perlu.
7. Infltrates
Peradangan pada jaringan
mata akibat kurang bersihnya
men air mata, salep, meng-
ganti materi lensa, bila tak
berhasil, hentikan pemakaian
lensa.
5. Corneal Edema
Berlebihannya cairan dalam
kornea hingga menimbulkan
stress pada kornea. Biasanya
karena mata kekurangan ok-
sigen. Gejalanya : Photopho-
bia, penglihatan berkabut,
mata merah, kenyamanan
berkurang saat lensa dibuka,
ada krista di kornea, pembu-
luh darah kelihatan dan tim-
bul SPK. Pengobatan : me-
nambah oksigen pada mata,
mengurangi atau menghenti-
kan pemakaian lensa kontak.
lensa, oksigen yang kurang,
reaksi alergi hingga menim-
bulkan infeksi. Biasanya ter-
lihat seperti sekelompok sel
berwarna putih (white inter-
nal cell clusters). penglihatan
berkurang, mata merah, pho-
tophobia dan timbul noda
putih di mata adalah gejala-
gejala infltrates. Komplikasi
ini bisa diatasi dengan meng-
hindari pemakaian lensa saat
aktif, mempersering meng-
ganti lensa, memberikan an-
tibiotik / steroid dan perhati-
kan cara perawatan lensa.
8. Mocrobila Keratitis
Masuknya organisme berba-
haya dalam kornea mata sep-
non jiwa
14 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
erti bakteri, jamur, protozoa
dan virus hingga mengakibat-
kan pembengkakan. Gejala
yang timbul antara lain rasa
sakit di mata, photophobia,
air mata berlebih, mata merah
dan penglihatan berkurang,
Jika sudah parah, mata akan
mengeluarkan nanah. Untuk
mengobatinya, bisa dilakukan
terapi antibiotik, mengganti
lensa kontak, pentingnya pen-
genalan dini untuk mencegah
akibat lebih fatal.
9. Vaskularisasi Kornea
Pembentukan pembuluh da-
rah dalam jaringan avasku-
lar (Kornea). Seringkali dise-
babkan kekurangan oksigen
oleh lensa yang terlampau
ketat. Gejalanya antara lain
peglihatan berkurang, timbul
pembuluh darah di kornea.
Pengobatan : mengurangi
pemakaian lensa atau meng-
ganti lensa yang mendukung
pemenuhan oksigen.
10. Giant Papillary Conjunctivitis
(GPC)
Peradangan Papillary pada
kelopak atas mata. Penyebab-
nya masih belum diketahui
pasti, walau ada dugaan kare-
na ketidakcocokan pemakaian
lensa. Gejalanya : gatal-gatal,
penglihatan berkurang, ger-
akan lensa berlebihan, tidak
bisa memakai lensa biasa
dan kelopak bengkak. Pengo-
batannya : kurangi pemakaian
lensa, kompres dengan air
dingin, hubungi dokter mata.
Tips Mencegah infeksi
akibat pemakaian lensa
kontak:
1. Lakukan Pemeriksaan Terlebih
Dahulu Kepada Dokter Spesi-
alis Mata.
Sebelum memutuskan untuk
menggunakan lensa kon-
tak, sebaiknya memeriksakan
kondisi mata terlebih dahulu
kepada dokter spesialis mata
untuk mengetahui indikasi
kontra untuk pemakai. Mis-
alnya, untuk yang memiliki
mata kering tidak akan disa-
rankan menggunakan lensa
kontak. Demikian pula untuk
orang yang mengalami infeksi
mata. Kondisi kesehatan mata
benar-benar harus diketahui
terlebih dahulu sebelum me-
mutuskan menggunakan len-
sa kontak.
2. Jaga Kebersihan Tangan.
Saat akan menggunakan dan
melepas lensa kontak, pas-
tikan tangan benar-benar
dalam kondisi bersih sehing-
ga tidak ada kuman yang ter-
bawa.
3. Jangan Mencuci Lensa Kontak
dengan Air Kran.
Cuci lensa kontak dengan cai-
ran khusus.
4. Lepas Kontak Lensa Saat Ti-
dur.
Jika tidak, maka mata akan
kekurangan oksigen sehingga
akan mudah radang. Hal ini
sering terjadi pada pasangan
suami istri yang berangkat ti-
dur dan karena lelah setelah
melakukan aktivitas berdua,
sering tertidur sebelum me-
lepas lensa kontak.
5. Jangan Melebihi Tanggal
Kadaluwarsa
6. Segera Lepas Lensa Kontak
Jika Muncul Gejala-Gejala
Infeksi Mata seperti mata
merah, ada kotoran mata,
penglihatan kabur dan lain
sebagainya. Agar infeksi bisa
segera dicarikan solusinya,
segera periksakan ke spesi-
alis mata jika muncul gejala-
gejalanya.
7. Pengguna Sebaiknya Memiliki
Kacamata untuk Antisipasi.
Jika muncul gejala-gejala in-
feksi mata, segera lepas len-
sa kontak dan ganti dengan
menggunakan kaca mata.
8. Jangan membersihkan lensa
di air keran, atau berenang
dan mandi dengan masih me-
makai lensa kontak. Ketika air
mengenai mata, parasit akan
terjebak antara lensa dan
mata. Sangat besar kemung-
kinannya parasit bersembunyi
di bola mata dan menyebab-
kan infeksi.

Kornelis Ibrawansyah
(dari berbagai sumber)
non jiwa
15 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
T
ak peduli berapa pun usia Anda atau gaya hidup
yang Anda terapkan: sehat maupun tidak, ada-
lah penting untuk melakukan pemeriksaan kes-
ehatan secara rutin dan berkala. Tujuannya, agar
kelainan atau gangguan kesehatan dapat segera terde-
teksi dan tertangani. Jika belum, ini saatnya memulai
langkah positif untuk kesehatan Anda.
Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan seta-
hun sekali. Seperti pap smear bagi wanita menikah atau
aktif secara seksual. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk
deteksi awal kanker serviks. Berikut beberapa tes kes-
ehatan mendasar yang perlu dilakukan secara rutin oleh
perempuan dewasa:
1. Pap Smear
Pemeriksaan pap smear
penting untuk mendeteksi
adanya stadium pra-kanker
karena stadium ini masih bisa
disembuhkan 100%. Idealnya
dilakukan satu tahun setelah
mulai melakukan hubungan
seksual, dan rutin dilakukan
tiap tahun.
2. Mamograf
Perempuan yang sudah berusia 20 tahun ke atas
harus rutin melakukan pemeriksaan dengan mamo-
gram. Terutama jika Anda sudah menginjak usia 40 ta-
hun. Lakukan pemeriksaan rutin setahun sekali setiap
habis masa menstruasi di saat kondisi payudara lebih
peka dan tidak terlalu sakit ketika di-press di mesin ma-
mograf. Jika ada kelainan pada payudara, dokter akan
menyarankan untuk melakukan pemeriksaanultrasound
atau biopsi. Lakukan juga pemeriksaan payudara sendiri
(Sadari) usai menstruasi. Sadari adalah langkah sederha-
na untuk mendeteksi bahaya kanker payudara sejak dini.
3. Mata
Segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata
setiap kali mengalami gangguan. Disarankan memerik-
sakan mata setiap tahun untuk pengobatan lebih awal
dan pencegahan penyakit yang lebih parah. Gangguan
pada mata tidak hanya mengganggu aktivitas tapi juga
bisa menyebabkan kebutaan. Pemeriksaan mata secara
rutin dapat dilakukan lebih sering pada mereka yang
memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata seperti
tekanan bola mata tinggi (glukoma) atau katarak di usia
muda.
4. Tumor Marker
Perlu juga menjalani tu-
mor marker atau pemeriksaan
untuk menandai adanya tumor.
Pemeriksaan ini antara lain ber-
guna untuk mendeteksi kanker
leher rahim (serviks). Biasanya
atas rekomendasi dokter apabi-
la ditemukan suatu kecurigaan
yang ditemukan dari hasil USG.
5. Mulut dan Gigi
Pemeriksaan ini bisa dilakukan minimal dua kali
Cek Kesehatan,
Harus!
lifestyle
16 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
dalam setahun untuk
mencegah terjadinya kanker
mulut. Perempuan perokok
dan peminum memiliki risiko
dua kali lebih besar untuk
menderita penyakit gusi dan
kanker mulut. Sedangkan
kasus radang gusi lebih ser-
ing menyerang perempuan
hamil dan yang ber-KB. Jika hasil pemeriksaan men-
unjukkan adanya radang gusi, tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan pembersihan rutin setahun
dua kali. Apabila ditemukan gejala abnormal lainnya,
dokter gigi bisa mengambil tindakan biopsi.
6. Audiogram
Jangan biarkan jika pendengaran mulai men-
galami gejala-gejala seperti kesulitan mendengar
saat berbincang dengan lawan bicara atau ada su-
ara berdengung di telinga, terutama jika ada riwayat
penyakit serupa di keluarga. Gejala ini bisa mengarah
pada otosclerosis atau kelainan genetik yang men-
dorong pertumbuhan abnormal pada tulang telinga.
Kelainan ini biasa ditemukan pada perempuan dan
seringkali muncul ketika masa kehamilan atau juga
pada usia 15 dan 30 tahun. Kalau hasil pemeriksaan
menunjukkan masalah pendengaran yang parah, gu-
nakan alat bantu pendengaran.
7. Jantung
Mulai periksakan
kesehatan jantung se-
jak usia 20 tahun teru-
tama jika berasal dari
keluarga yang mempu-
nyai riwayat hipertensi,
kelebihan berat badan,
dan perokok berat.
Walaupun rajin berolahraga, pemeriksaan jantung
tetap disarankan. Pemeriksaan MSCT-Scan Cardiac
dengan Kontras hingga memungkinkan untuk meli-
hat detail pembuluh jantung dan penyumbatan yang
terjadi.
8. Kadar Kolesterol
Pemeriksaan kolesterol secara teratur sejak usia
20 tahun dapat membantu mengetahui adanya risiko
penyakit jantung, terutama bagi mereka yang pernah
bermasalah dengan kolesterol. Jika kondisi kesehatan
jantung normal, periksa setiap lima tahun hingga usia
45 tahun. Lewat usia ini, periksakan rutin setiap tahun
terutama jika kadar kolesterol tinggi.
9. Tulang
Osteoporosis adalah kondisi tulang yang melemah
dan gampang pecah. Penelitian yang dilakukan The Na-
tional Osteoporosis Foundation di Amerika menunjukkan
bahwa dari sekitar 10 juta orang dewasa yang memiliki tu-
lang rapuh, 80 persennya adalah perempuan. Tanda untuk
segera memeriksakan diri di antaranya saat masa meno-
pause berat badan Anda turun, pernah merokok, dan me-
miliki keluarga dengan riwayat penyakit osteoporosis.
10. Kolonoskopi
Berdasarkan data statistik,
orang dewasa usia 40 tahun
ke atas terancam menderita
kanker usus besar. Terutama
mereka yang hidup dengan
pola makan kurang sehat. Tin-
dakan kolonoskopi dapat men-
deteksi bahaya serangan kanker
usus besar secara dini. Dengan
menggunakan alat colono-
scope, dokter ahli dapat memeriksa seluruh dinding usus
besar dengan teliti untuk mendeteksi adanya tumor atau-
pun polip. Lakukan setiap 3-5 tahun sekali.
11. Kulit
Memasuki usia 30 tahun, terutama bagi yang sering
terkena sinar matahari, sudah harus memulai memeriksa-
kan kesehatan kulit rutin setiap tahun untuk mendeteksi
kanker kulit. Ulangi setiap dua kali dalam setahun jika
Anda termasuk kelompok dengan risiko tinggi.
12. Gula Darah
Dimulai sejak usia 45 tahun dan dilakukan setiap tiga
tahun sekali. Bagi yang mempunyai gejala diabetes atau ri-
wayat keluarga dengan penyakit ini diwajibkan melakukan
pemeriksaan sebelum menginjak 45 tahun. Jika hasilnya
100 mg/ dL atau lebih, maka bisa dinyatakan Anda terkena
diabetes atau gejala diabetes.
13. Tiroid
Bermanfaat untuk
memantau tingkat hor-
mon yang disekresi tiroid.
Data dari American Thy-
roid Association menye-
butkan sekitar 88 persen
wanita di Amerika terdiag-
nosa mengidap penyakit
graves, dan 95 persen mengidap Hashimoto thyroiditis.
Keduanya berkaitan dengan hipertiroid. Menurut ahli ti-
roid, Mary Shomon, penyakit tiroid biasa menyerang wan-
ita berusia 60 tahun. ***
lifestyle
17 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
18 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
M
enjelang akhir tahun. Bagi banyak orang,
membuat catatan sederhana untuk
menghadapi tahun depan itu, penting.
Dan menjelang akhir tahun kemudian,
mereka akan merevieuw-nya, dan menjadikannya
petunjuk untuk menulis catatan penting di tahun-ta-
hun berikutnya. Ibaratnya, tanpa petunjuk, seseorang
bisa saja merasa seperti berjalan meyusuri lorong
gelap yang lembap, dengan pakaian setengah basah,
kedinginan, kelaparan, meraba-raba, dan sendirian.
Pelan-pelan, berharap bisa melihat cahaya, entah dari
mana saja.
Rasanya, tak akan jauh berbeda dengan sebuah
institusi yang mengevaluasi kebijakan yang dicanan-
gkan di tahun sebelumnya, untuk kemudian menjadi
pegangan merumuskan kebijakan selanjutnya. Un-
tuk merumuskan kebijakan yang bijak, diperlukan
seorang pemimpin yang berani, berani mengambil
keputusan, menerima resiko, mengemban amanah,
dan siap mendengar.
Tentu, menjadi seorang pemimpin ideal memang
sulit dan memerlukan proses belajar yang panjang.
Bertanggung jawab bukan hanya pada apa yang dia
lakukan, tapi juga apa yang dilakukan oleh anggot-
anya. Lebih dari itu, juga bertanggung jawab atas ter-
capai atau tidaknya tujuan institusi.
Selain menjalankan tugas pokok sebagai pe-
mimpin, ia juga harus mampu bersikap positif, mem-
berikan positif impact, sehingga layak untuk menjadi
contoh sikap dan perilaku bagi yang lain. Pemimpin
catatan
akhir tahun
Kaleidoskop
RSJS 2013
18 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
laporan khusus
19 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Berikut beberapa momen penting sepanjang
tahun 2013 :
juga harus mampu memberikan sentuhan-
sentuhan penyemangat, untuk membaur
bersama anggota dan memberikan do-
rongan-dorongan di saat mereka dalam
keadaan lemah, fsik atau pun mental, yang
mencerminkan sikap luwes (transformatif).
Pemimpin juga diharapkan mampu men-
jalani komunikasi dengan baik sebagai
penengah (medium) antara pemimpin dan
anggota.
Tentu saja, dalam kepemimpinan or-
ganisasi, pergantian pimpinan adalah hal
yang lumrah. Bukan berarti pemimpin se-
belumnya berkualitas buruk. Karena ketika
seorang pemimpin ditahbiskan memimpin,
ia telah DIPERCAYA untuk mengawal kebi-
jakan yang telah berjalan baik agar tetap
pada koridornya. Ia juga diserahi mandat
untuk menjadi pemimpin, penyemangat
sekaligus penengah yang tak memihak,
yang mau berjalan bersama dengan lintas
elemen & lintas generasi, menuju harapan
tertinggi.
Salah satu catatan penting dalam mo-
men di tahun 2013 adalah serah terima
pucuk jabatan Direktur Utama RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang dari Dr. dr. Fidian-
sjah, Sp. KJ., MPH kepada dr. Bambang
Prabowo, M. Kes, pada hari Kamis, 11 April
2013 bertempat di Aula Diklat RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang. Sebelumnya, keduanya
telah dilantik pada tanggal 05 April 2013
oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah
Mboi, Sp.A, MPH dalam pelantikan 6 pe-
jabat eselon II di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
Dalam sertijab yang dihadiri Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Prof. Dr. dr.
Akmal Taher, Sp.U (K), disampaikan, pelak-
sanaan pengembangan SDM ini sebagai
tindak lanjut reformasi birokrasi melalui
good governance. Reformasi Birokrasi
membawa konsekuensi logis terhadap pe-
rubahan bentuk struktur organisasi yang
lebih tepat, tujuan yang responsif, efsien
dan efektif untuk mendukung program-
program dalam mewujudkan Visi dan Misi
Kementerian Kesehatan tahun 2010 s/d
2014, Masyarakat Sehat Yang Mandiri
dan Berkeadilan, demi tercapainya target
MDGs Tahun 2015, agar strategi pemban-
gunan kesehatan yang diharapkan dapat
berjalan dengan sukses.
Sebuah catatan perjalanan TIM Pendampingan Psikososial
Instalasi Keswamas RSJS Magelang dalam membantu korban
Banjir di DKI Jakarta yang tahun ini diperkirakan melebihi
banjir besar di sekitar tahun 2002. Untuk meminimalisir efek
psikologis yang sangat berat, dan mencegah kemungkinan
berkembang menjadi gangguan jiwa, RSJ Prof. dr. Soerojo
Magelang mengirimkan Tim Pendampingan Psikososial In-
stalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat berjumlah 14 orang, pada
Selasa, 22 Januari 2013 berangkat ke Jakarta.
1
Januari 2013
PENDAMPINGAN
PSIKOSOSIAL INSTALASI
KESWAMAS RSJS
MAGELANG DALAM
MEMBANTU KORBAN
BANJIR DI DKI JAKARTA
Tim Pendampingan Psikososial RSJS melaksanakan play
therapi bersama anak-anak korban bencana banjir, sebagian
yang lain melakukan konseling individual kepada korban
bencana banjir, konseling dan pendampingan bagi lansia dan
dewasa. Dalam kesempatan ini Tim sempat bertemu dengan
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ir. Basuki Tjahja Purnama, MM.
Tim juga melakukan Pendampingan Psikososial dengan
Psikotherapi pada anak berupa Play Therapi dengan meliputi
Kognitif, Afektif, dan Psikomotor pada anak-anak, Rapid As-
sesment, Konseling individual kepada penyintas yang mem-
butuhkan, Relaksasi Progresif, dan Melaksanakan Behavior
Therapi serta Therapi Lingkungan.
laporan khusus
20 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Mengubah stigma negatif rumah sakit jiwa men-
jadi paradigma yang lebih positif. Sedikit demi sedikit
penampilan baru ditunjang dengan pelayanan dan
fasilitas yang makin lengkap. Setelah melalui proses
pembangunan selama kurang lebih 100 hari, gedung
yang dinantikan banyak pihak ini akhirnya berdiri
dengan megahnya. Setelah melalui soft opening pada
4 Februari 2013, tanggal 5 April 2013 dilakukan pen-
andatangan prasasti peresmian Gedung Poliklinik
Rawat Jalan Terpadu dan Gedung Rawat Inap Kelas
III (Wisma Pringgondani) oleh Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K).
Dengan berdirinya gedung Poliklinik Rawat Jalan
yang baru ini diharapkan pelayanan dapat dilakukan
secara Holistik seperti yang tercantum dalam misi RSJ
Prof. dr. Soerojo Magelang, diimbangi dengan kualitas
pelayanan yang lebih baik pula sehingga Visi & Misi
Instalasi Rawat Jalan dapat terwujud. Penandatangan
prasasti peresmian dilakukan usai sertijab Direktur
Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dari Dr. dr. Fidi-
ansjah, Sp. KJ., MPH kepada dr. Bambang Prabowo,
M. Kes, pada hari Kamis, 11 April 2013.
Siap mengabdi dan melayani demi kema-
juan RSJS, itulah petikan kalimat dari sambutan
Direktur SDM & Pendidikan RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang yang baru, Hery Suherlan, S. Sos., MM
dalam acara serah terima jabatan Direktur SDM &
Pendidikan, Kamis, 20 Juni 2013. Sebelum menja-
bat sebagai Direktur SDM & Pendidikan RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang, Hery Suherlan, S. Sos., MM
adalah Kepala Bagian Administrasi Umum RSJ Soe-
harto Herdjan Jakarta.
Jabatan Direktur SDM & Pendidikan RSJS
Magelang sebelumnya dijabat oleh dr. Bambang
Prabowo, M. Kes yang telah dilantik menjadi Di-
rektur Utama RSJS Magelang. Dirut berpesan dan
berharap kepada Direktur SDM & Pendidikan yang
baru agar dapat bekerja keras dan bekerja cerdas.
Pimpinan adalah panutan yang menjadi contoh
bawahan. Pimpinan juga tidak lepas dari kesala-
han, dan bisa ditegur oleh bawahannya.***
2
3
April 2013
Juni 2013
PENANDATANGAN
PRASASTI
PERESMIAN GEDUNG
POLIKLINIK RAWAT
JALAN TERPADU DAN
GEDUNG RAWAT INAP
KELAS III (WISMA
PRINGGONDANI)
SERAH TERIMA
JABATAN
DIREKTUR SDM
DAN PENDIDIKAN
RSJ PROF.
DR. SOEROJO
MAGELANG
laporan khusus
21 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indone-
sia Ke-68 di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang diikuti
oleh para rehabilitan penghuni Rumah sakit Jiwa
Prof. Dr. Soerojo Magelang dalam perlombaan an-
tara lain : Bola Voly, Futsal, Tenis Meja, Catur, Azan,
Ceramah, Tartil Al-Quran, Baca Puisi, Menyanyi
Lagu Kristiani, dan Fun Games.
Tanggal 15 September 2013 RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang berumur 90 tahun. Dalam perayaan hari
ulang tahunnya yang hampir satu abad ini menga-
dakan beberapa kegiatan dengan tujuan untuk me-
lestarikan nilai-nilai sejarah rumah sakit sebagai salah
Acara peringatan HUT RI ke-68 dirancang ber-
samaan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1434
H, yang dikemas dalam Halal bi halal pada hari
Sabtu, 07 September 2013. Kegiatan ini juga ber-
tujuan untuk menjunjung tinggi hak azazi rehabili-
tant agar mereka mampu hidup dan berkembang
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia/ makluk sosial.
Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indone-
sia Ke-68 dan Hari Raya Idul Fitri 1434 H ini adalah
momentum yang tepat sebagai media yang dapat
digunakan agar rehabilitant dapat mengembangkan
kemampuan adaptasinya melalui berbagai macam ke-
giatan antara lain : sport therapy, play therapy, music
therapy, social skills, dan religy. ***
4
5
Agustus 2013
September 2013
REHABILITAN
MERIAHKAN
PERINGATAN HUT
RI KE-68 DAN
HARI RAYA IDUL
FITRI 1434 H
PERINGATAN
HUT RSJ PROF.
DR. SOEROJO
MAGELANG
KE-90
laporan khusus
22 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
satu pilar pelayanan kesehatan jiwa di In-
donesia. Dengan mengusung tema Meles-
tarikan Sejarah, Menyatukan Langkah, Ber-
sama Menggapai Visi, dilakukan kegiatan-
kegiatan mampu membangkitkan semangat
untuk tetap melestarikan nilai-nilai sejarah,
memupuk silaturahmi dan persatuan, guna
mewujudkan visi rumah sakit. Kegiatan-ke-
giatan tersebut meliputi olah raga, seminar,
jalan sehat, dan sarasehan.
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang juga men-
gundang mantan-mantan Direktur Utama,
yang pada malam tanggal 13 September
2013 untuk pertama kalinya mantan-mantan
Direktur Utama ini berkumpul di RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang dalam acara Malam Ke-
akraban.
Acara akhir adalah pementasan Wayang
Kyai Jabir, yang merupakan wayang modern
yang berisi tentang flosof flosof hidup.
Setelah pementasan, seluruh peserta menan-
datangani papan deklarasi keselamatan
pasien RSJS.
Peresmian Poliklinik Rawat Jalan Terpadu
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Senam diabetes merupakan salah satu kegiatan
peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2013 di RSJS
Workshop keselamatan pasien & manajemen risiko klinis
Penandatanganan deklarasi patient safety
Setelah tahun sebelumnya pelaksanaan
HKJS dan Porkesremen Tahun 2012 dipusat-
kan di RSJS Magelang, tahun ini dilaksanakan
di RSJ Dr Radjiman Lawang, 3 Oktober 2013,
dibuka oleh Dirjen Bina Upaya Kesehatan
Jiwa Prof. dr. Akmal Taher, Sp.U(K).
Pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-
dunia Tahun 2013, Federasi Dunia untuk Ke-
sehatan Jiwa (World Federation of Mental
Health) menetapkan tema Mental Health in
Older Adults atau yang diartikan Melint-
asi Usia dengan Jiwa Sehat. Tema tersebut
merupakan seruan untuk menggunggah ke-
sadaran masalah gangguan jiwa dan depresi
pada usia lanjut yang dialami banyak pen-
duduk dunia. Peserta Porkesremen terdiri
dari 30 Kontingen dari RSJ seluruh wilayah
Indonesia.
6
Oktober 2013
HKJS DAN
PORKESREMEN
2013 DI RSJ
LAWANG
laporan khusus
23 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Pemeriksaan
Penunjang yang
Memuaskan
Pelanggan
S
alah satu indikatornya adalah: instalasi labo-
ratorium klinik RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
sudah dinyatakan lulus AKREDITASI oleh KARS
bersama dengan instalasi instalasi lain di RSJ
Prof. Dr. Soerojo yang memberikan rasa aman dan per-
caya diri baik bagi petugas-petugasnya atau pelanggan
(customer). Untuk meningkatkan pelayanan kepada pe-
langgan/pasien, instalasi laboratorium klinik juga me-
nerima layanan konsultasi hasil laboratorium.
Instalasi laboratorium klinik merupakan salah
satu bagian dari pelayanan penunjang medik di
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yang saat ini
tidak hanya melayani pasien-pasien kejiwaaan,
namun juga melayani pasien umum dengan
harga lebih terjangkau dan hasil yang akurat.
24 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
VISI, MISI DAN TUJUAN
VISI :
Menjadi penyedia pelayanan laboratorium
yang langkap dan terpercaya dalam
menunjang pelayanan Kesehatan Jiwa yang
komprehensif.
MISI:
1. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
yang cepat, akurat, dan terpercaya.
2. Memberikan pelayanan laboratorium
yang lengkap dan terjangkau.
3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
serta pengembangan di bidang
pelayanan laboratorium.
TUJUAN:
1. Terwujudnya pelayanan pemeriksaan
penunjang yang memuaskan pelanggan.
2. Terwujudnya hasil pemeriksaan yang
berkualitas dalam membantu penetapan
diagnosis serta penatalaksanaan pasien.
3. Terwujudnya peningkatan kinerja
laboratorium serta rumah sakit untuk
kesejahteraan bersama.
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap (CBC, Diff Count, LED )
Hematologi Rutin/CBC (Hemoglobin,
Leukosit, Trombosit, Eritrosit, Hemetokrit )
Golongan Darah A, B,O dan Rhesus.
ANEMIA
Hematologi Rutin
BMP
Retikulosit
Besi, TIBC, Feritin, Tranferin
Morfologi Darah Tepi
FAAL HEMOSTASIS
Waktu Perdarahan (BT), Waktu Pembekuan
(CT).
APTT, PTT, TT.
Fibrinogen, D-Dimer
DIABETES
Glukosa Puasa, Glukosa 2 Jam PP, Glukosa
Sewaktu.
HbA1C
FAAL HATI
GOT, GPT, Gamma GT, ALP, CHE, LDH,
Bilirubin Total, Bilirubin Direk, Protein Total,
Albumin.
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN
LABORATORIUM 24 JAM
pelayanan
25 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
FAAL JANTUNG
GOT, CK, CK-MB, Troponin I,
LDH
LEMAK
Cholesterol Total, HDL
Cholesterol, LDL Cholesterol,
Tryglicerida, Apo A1, Apo B,
Lp(a)
FAAL GINJAL
Ureum, Creatinin, Asam Urat,
Cystatin C, 2 Mikroglobulin.
ELEKTROLIT
Natrium, Kalium, Chlorida,
Magnesium, Calsium.
HEPATITIS
HBsAg (tanda infeksi virus
hepatitis B ).
Anti HBs (zat anti yang
timbul sebagai tanda
kekebalan tubuh terhadap
virus hepatitis atau vaksin
hepatitis B).
Anti HBc (zat anti yang
timbul sebagai tanda
kekebalan tubuh terhadap
infeksi yang sedang atau
sudah berlangsung)
Anti HBcIgM
HBeAg (bagian virus hepatitis
B yang diproduksi selama
infeksi dan setelah infeksi)
Anti - HBe
Anti - HAV
Anti - HAV IgM
Anti HCV
Anti HEV IgG
Anti HEV IgM
TORCH
Anti Toxoplasma IgA
Anti Toxoplasma Ig M
Anti Toxoplasma Ig G
Anti Rubella IgG
Anti Rubella IgM
Anti CMV Ig M
Anti CMV IgG
Anti HSV 1 IgM
Anti HSV 1 IgG
Anti HSV 2 IgM
Anti HSV 2 IgG
Aviditas Anti ToxoIgG
Aviditas Anti CMV IgG
INFEKSI LAIN
DHF : Anti Dengue IgG & IgM,
Dengue NS1 Antigen.
Thypus : Widal, Anti Salmonella
typhi IgM
Malaria
Anti HIV
REMATIK
ASTO, Rheumatoid Factor, CRP,
Anti- CCP IgG
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
VDRL/RPR, TPHA, GO
(Mikroskopis), Anti Chlamydia
trachomatis Ig M, Anti Chlamydia
IgG.
TIROID
T3, T4, Free T3, Free T4, TSHs,
Tiroglobulin, Anti Tiroglobulin,
Anti-TPO
URINALISA
Urine Rutin : Glukosa, Protein,
Bilirubin, Urobilinogen, Keton, BJ,
pH, Blood, Leukosit, Sedimen Urine
(Mikroskopis )
Protein Bence Jones.
ANALISA FAECES
Faeces Rutin, Lemak, Darah Samar.
NARKOBA
Amfetamine
Benzodiazepine
Tetrahidrocanabinoid/
THC
Morfn/Opiat
Alkohol
REPRODUKSI
LH, FSH, Prolactin,
Progesteron, Estradiol,
B-hCG, Testosterone,
Tes Kehamilan (PP test)
Analisa Sperma
TUBERKULOSIS
Pengecatan BTA
Anti Tb I g G
ANALISA CAIRAN TUBUH
Analisa Cairan Pleura
Analisa Cairan LCS
Analisa Cairan Sendi
PENANDA TUMOR
AFP
CEA
CA 19-9
CA 72-4
CA 125
CA 15-3
Cyfra 21-1
NSE
PSA
Free PSA
pelayanan
26 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
K
epercayaan bukan suatu
hal yang dapat dibangun
dengan sekejap mata,
melainkan melalui sebuah
kebiasaan yang konsisten dalam
hubungan interaksi anda.
Dibawah ini adalah 11 ben-
tuk kebiasaan yang dapat mening-
katkan tingkat kepercayaan dalam
hubungan interaksi anda:
1. Transparan
Jangan mencoba menyembu-
nyikan sesuatu dari orang lain.
Jauhkan dari segala macam
agenda/rencana tersembunyi.
Anda mungkin berpikir anda
dapat mengelabui mereka. Na-
mun perlu anda ketahui, keban-
yakan orang memiliki intuisi
yang baik, dan meskipun mere-
ka tidak mengetahui persis apa
sebetulnya rencana tersembu-
nyi anda, mereka setidaknya
memiliki perasaan yang kurang
enak berada di dekat anda.
Biasanya orang-orang yang
mempunyai rencana tersembu-
nyi akan terlihat dari bahasa tu-
buhnya. (lihat juga Bagaimana
Mengetahui Seseorang Sedang
Berbohong).
Jika mereka merasa tidak nya-
man berada di dekat anda,
mereka juga tidak akan bisa
menaruh kepercayaan kepada
anda.
11 Kunci
Untuk Membangun
Kepercayaan
2. Tulus
Hal ini mirip dengan poin no-
mor satu. Katakanlah sesuatu
dengan jujur. Jangan coba-coba
untuk mengelabui orang lain
dengan kata-kata anda, sep-
erti memberi pujian palsu atau
pura-pura memberi dukungan.
Sekali lagi, orang-orang mem-
punyai semacam detektor.
Ketika seseorang mengetahui
bahwa anda betul-betul tulus,
kepercayaan mereka akan me-
ningkat kepada anda. Orang-
orang menyukai kebenaran.
3. Fokus Pada Menambah Nilai
Dalam setiap hubungan, fokus-
kan pada tindakan-tindakan
yang menyentuh hati ses-
eorang. Bekerja keraslah untuk
itu, karena ketika anda berha-
sil memberi nilai tambah pada
kehidupan seseorang, mereka
tidak hanya merasakan bahwa
anda berada di pihaknya, mer-
eka juga akan memiliki do-
rongan untuk melakukan hal
yang sama kepada anda.
Contohnya, dalam hubungan
bisnis adalah anda melakukan
suatu hal lebih cepat dari yang
dijanjikan. Dalam hubungan
pribadi adalah anda fokus pada
memenuhi keinginan pasangan
anda daripada keinginan anda
sendiri.
4. Hadirlah Dengan Seluruh
Jiwa Raga Anda
Dimana saja anda berbicara
dengan seseorang, buatlah ia
menjadi fokus utama. Jangan
berpikir tentang kerjaan di
kantor ketika anda berada di
rumah dan berbicara dengan
pasangan anda. Sebaliknya,
jangan berpikir tentang kondisi
di rumah ketika anda sedang
bersama klien. Hadir dengan
seluruh jiwa raga anda berarti
anda memberikan waktu yang
berkualitas dan waktu yang
berkualitas akan membangun
kepercayaan.
5. Perlakukanlah Selalu Orang
Dengan Hormat
Semenjak kecil kita selalu dia-
jarkan oleh orang tua dan guru
kita untuk berlaku hormat pada
orang lain. Namun, karena
pengaruh lingkungan, nilai-
nilai tersebut mulai luntur, kita
Pondasi dari setiap hubungan, entah itu bisnis, pasangan,
orang tua, klien, ataupun teman, adalah kepercayaan.
keluarga
27 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
malah terbawa pada kebiasaan
buruk meremehkan orang lain.
Hal ini termasuk perilaku mem-
bicarakan hal-hal yang kurang
baik di belakang seseorang.
Ingatlah, martabat orang lain
sebagai manusia, mereka ber-
hak diperlakukan dengan hor-
mat. Ketika orang-orang men-
getahui bahwa anda selalu
memperlakukan mereka den-
gan hormat, maka orang-orang
pun akan menaruh banyak ke-
percayaan pada anda.
6. Ambillah Tanggung Jawab
Ketika diri anda sedang beran-
takan, segeralah bereskan diri
anda tanpa terkecuali. Orang
lain tidak akan mengerti dan
mungkin tidak akan peduli
dengan permasalahan yang
anda alami. Lupakan mencari-
cari alasan, dan ambillah saja
tanggung jawab yang diberi-
kan pada anda, tidak perlu
banyak berpikir. Pembenaran
dan membuat alasan mungkin
membantu anda dalam jangka
pendek, namun untuk jangka
panjang, justru akan menu-
runkan tingkat kepercayaan
orang terhadap anda.
Dewasa ini, berani bertang-
gung jawab merupakan kara-
kter yang sulit ditemukan di-
mana kebanyakan orang lebih
sering menghindari konsekue-
nsi negatif akibat perbuatan
mereka. Beranilah untuk mem-
buat perbedaan maka anda
akan merebut kepercayaan dari
orang lain.
7. Fokus Pada Umpan Balik
Kecuali anda adalah seorang
pembaca pikiran, satu-satunya
cara anda dapat mengetahui
seberapa baik hubungan anda
dengan seseorang adalah den-
gan cara meminta umpan balik
(feedback) dari orang tersebut.
Jangan hanya pasif menunggu
orang memberi umpan balik
pada anda, namun anda harus
aktif memintanya. Kebanyakan
orang takut untuk memberi-
kan umpan balik kepada anda,
apalagi jika mengandung hal
negatif. Mintalah dengan tulus
kepada seseorang dan berilah
respon yang baik, maka orang
tersebut akan rela untuk mem-
berikan umpan balik kepada
anda. Terimalah semua umpan
balik, baik yang positif maupun
negatif, dan sebisa mungkin
rubahlah kebiasaan anda yang
kurang baik berdasarkan um-
pan balik tersebut.
8. Terimalah Kritikan Dengan
Baik
Belajarlah untuk mengatasi kri-
tik dengan rasa syukur. Diband-
ing anda bertahan (defensive),
pertimbangkan apa yang orang
lain katakan, mungkin ada
benarnya. Menutup diri anda
dari segala kritik mempunyai
dampak menutup segala ko-
munikasi.
Dalam beberapa kasus, kritik
mungkin ada tidak benarnya.
Untuk contoh ini, anda mem-
punyai kesempatan untuk
menunjukkan empati. Cobalah
mengerti permasalahan ses-
eorang dari sudut pandangnya.
Mungkin kritik hanyalah seke-
dar luapan emosi dari kekesa-
lan yang mereka miliki pada
anda. Kerelaan anda untuk ti-
dak mengambil sikap bertahan
justru akan meningkatkan rasa
kepercayaan dalam hubungan
anda dan orang tersebut.
9. Berbudi Bahasa yang Baik
Berbudi bahasa yang baik ha-
rus dapat anda pegang teguh.
Hanya ucapkan kata-kata yang
baik kepada orang-orang,
meskipun orang tersebut ti-
dak berkata baik kepada anda.
Cepatlah meminta maaf ketika
anda mengetahui bahwa anda
salah.
Mengapa anda harus melaku-
kan ini? Pertama, bayangkan
apa yang anda rasakan jika
orang-orang mendapatkan
pengalaman yang baik ber-
sama anda. Kedua, bayangkan
tingkah laku orang-orang yang
akan ikut terbawa menjadi
lebih baik karena mereka be-
rada dekat terus dengan anda.
Orang-orang akan menaruh ke-
percayaan besar kepada anda.
10. Memegang Janji
Janji adalah sesuatu yang me-
miliki dampak yang sangat
kuat. Tepatilah semua janji
yang telah anda buat. Buat-
lah kata-kata anda jauh lebih
kuat dibanding kontrak tertulis
apapun, dan jangan sekali-kali
membuat janji kosong.
Alhasil orang-orang akan
menghargai anda dan menaruh
kepercayaan yang tinggi kepa-
da anda.
11. Konsisten
Yang tidak kalah penting, kon-
sistenlah dengan perilaku-
perilaku diatas. Jangan hanya
sesekali saja anda melakukan-
nya. Konsistensi adalah kunci
untuk menjaga kepercayaan
orang lain kepada anda.
keluarga
28 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Kenapa tanggal itu dipilih?
Agustus 1987, Thomas Netter
dan James Bunn yang bekerja di
bagian informasi Program Global
untuk AIDS Badan Kesehatan Du-
nia (World Health Organization/
WHO)di Jenewa, Swiss, mencetus-
kan ide untuk menetapkan satu
hari untuk meningkatkan kesada-
ran atas pandemik AIDS. Mer-
eka mengajukan ide ini kepada
Jonathan Mann, Direktur Program
Global yang kini dikenal sebagai
UNAIDS.
Mann menyetujui ide itu dan
kemudian memutuskan 1 De-
sember 1988 sebagai awal per-
ingatan tahunan atas AIDS. Ada
beberapa pertimbangan memilih
tanggal tersebut, sebagian besar
berkaitan dengan budaya negara-
negara Barat. Pertama, Dunn yang
seorang jurnalis berpendapat ka-
lau pemilihan tanggal 1 Desember
dapat memaksimalkan peliputan
oleh media massa. Hal itu berkai-
tan dengan pemilu Amerika
Serikat (AS) yang biasanya
digelar pada November.
Ketika media sudah jenuh
dengan berita pemilu,
mereka butuh berita
yang segar.
Alasan kedua,
awal Desember
mendekati liburan
Natal dan tahun baru.
Alasan terakhir, tanggal
pertama di bulan terakh-
ir adalah waktu yang mu-
dah diingat.
Bagaimana virus HIV bisa
menimbulkan rusaknya
sistem kekebalan manusia
?
Virus HIV membutuhkan sel-
sel kekebalan kita untuk berkem-
bang biak. Secara alamiah sel
kekebalan kita akan dimanfaat-
kan, bisa diibaratkan seperti mesin
fotocopy. Namun
virus ini akan meru-
sak mesin fotocopynya
setelah mendapatkan hasil
copy virus baru dalam jumlah
yang cukup banyak. Sehingga
lama-kelamaan sel kekebalan kita
habis dan jumlah virus menjadi
sangat banyak.
Dimanakah virus HIV ini
berada ?
HIV berada terutama dalam
cairan tubuh manusia. Cairan yang
berpotensial mengandung virus
HIV adalah darah, cairan sperma,
cairan vagina dan air susu ibu. Se-
dangkan cairan yang tidak berpo-
tensi untuk menularkan virus HIV
FAKTA &
SEJARAH
HARI AIDS
SEDUNIA
Setiap tahun, Pada tanggal 1 Desember
diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia.
moment
29 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
adalah cairan keringat, air liur, air
mata dan lain-lain. Jadi jangan ta-
kut jika bersentuhan dengan pen-
derita HIV/AIDS, bagaimanapun
juga mereka juga manusia yang
membutuhkan perhatian dari ma-
nusia lainnya, dan bukan justru
mendapat diskriminasi.
Apa gejala orang yang
terinfeksi HIV menjadi
AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu
gejala Mayor (umum terjadi) dan
gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
Berat badan menurun lebih
dari 10% dalam 1 bulan
Diare kronis yang
berlangsung lebih dari 1
bulan
Demam berkepanjangan
lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan
gangguan neurologis
Demensia/ HIV
ensefalopatiGejala MInor:
Batuk menetap lebih dari 1
bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes
zostermultisegmental dan
herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis
progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada
alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo
Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12
tahun) dianggap AIDS apabila
menunjukkan tes HIV positif den-
gan strategi pemeriksaan yang
sesuai dengan sekurang-kurang-
nya 2 gejala mayor dan 1 gejala
minor, dan gejala ini bukan dise-
babkan oleh keadaan lain yang ti-
dak berkaitan dengan infeksi HIV.
Bagaimana HIV menjadi
AIDS?
Ada beberapa Tahapan ketika
mulai terinfeksi virus HIV sampai
timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
HIV masuk ke dalam tubuh,
sampai terbentuknya
antibody terhadap HIV dalam
darah
Tidak ada tanda2 khusus,
penderita HIV tampak sehat
dan merasa sehat
Test HIV belum bisa
mendeteksi keberadaan virus
ini
Tahap ini disebut periode
jendela, umumnya berkisar 2
minggu 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa
gejala) rata-rata selama 5-10
tahun:
HIV berkembang biak dalam
tubuh
Tidak ada tanda-tanda
khusus, penderita HIV
tampak sehat dan merasa
sehat
Test HIV sudah dapat
mendeteksi status HIV
seseorang, karena telah
terbentuk antibody terhadap
HIV
Umumnya tetap tampak
sehat selama 5-10 tahun,
tergantung daya tahan
tubuhnya (rata-rata 8 tahun
(di negara berkembang lebih
pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul
gejala)
Sistem kekebalan tubuh
semakin turun
Mulai muncul gejala infeksi
oportunistik, misalnya:
moment
30 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
P
encegahan penularan HIV AIDS ada berbagai ma-
cam caranya. Yang terbaru adalah gel yang dikem-
bangkan untuk dioles pada vagina dan dubur. Gel ini
dikembangkan para ilmuwan yang dipresentasikan di
pertemuan tahunan American Association of Pharmaceu-
tical Scientists 2013. Peneliti menunjukkan bagaimana gel
bisa digunakan untuk mengurangi penularan infeksi yang
memengaruhi 35 juta orang di seluruh dunia.
Tim ini melibatkan ilmuwan dari ImQuest BioSciences,
Duke University, Magee-Womens Hospital, dan the Univer-
sity of Pittsburgh. Tujuan utamanya adalah menciptakan gel
yang aman dan efektif sebagai produk antivirus yang bisa
digunakan di vagina atau dubur. Selama ini gel hanya terse-
dia untuk vagina.
Apalagi HIV paling sering menyebar melalui hubungan
seks anal dan vaginal. Namun, lingkungan keduanya sangat
berbeda sehingga perlu kondisi yang berbeda dalam peng-
gunaan obat yang aman dan efektif.
Sebelumnya, peneliti telah mengembangkan gel vagina
yang bisa mengurangi tingkat penularan HIV pada wanita
dari pasangan yang terinfeksi. Sebuah studi menemukan,
gel bisa memotong tingkat infeksi sebesar 50 persen setelah
satu tahun penggunaan di Afrika Selatan. Namun, kemudi-
an penelitian menunjukkan gel tak efektif di Afrika karena
orang di sana tak menggunakan obat-obatan dengan benar.
Karena itulah, para peneliti yang bekerja pada DuoGel
berharap produknya akan menghilangkan beberapa ma-
salah yang timbul dengan gel vagina seperti dilansir Bus-
sinessInsider, Jumat (15/11/2013).
DuaGel diklaim sebagai produk yang jauh lebih aman
untuk pencegahan HIV untuk pria yang melakukan seks du-
bur. Hubungan baik vagina dan dubur terjadi selama tin-
dakan seksual, sehingga masuk akal bila satu produk untuk
kedua tempat, kata Anthony Ham dari ImQuest BioSciences.
Tahap tes DuaGel kini sedang dipersiapkan untuk studi
hewan dan mereka berharap memulai tahap uji klinis pada
2015.
***
Gel Penangkal
HIV
pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh, diare terus menerus,
fu, dll
Umumnya berlangsung selama
lebih dari 1 bulan, tergantung daya
tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
Kondisi sistem kekebalan tubuh
sangat lemah
berbagai penyakit lain (infeksi
oportunistik) semakin parah
Bagaimana proses
penularannya?
Jika terjadi pertukaran darah yang
diantaranya disebabkan oleh:
HUBUNGAN SEX TANPA
PENGAMAN (KONDOM)
PENGGUNAAN JARUM SUNTIK
YANG TIDAK STERIL
ASI OLEH IBU YANG MENGIDAP
HIV/AIDS.
Memusnahkan HIV AIDS bukan per-
soalan mudah saat ini. Namun kesada-
ran bersama untuk memerangi HIV AIDS
dengan menghindari pencetusnya serta
berprilaku baik akan mempersempit pe-
nyebaran virus mematikan ini. ***
moment
30 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
31 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
tips
Dipijat. Sentuhan dan pelukan dengan orang yang
dicinta (atau oleh tukang pijat juga tidak apa-apa) yang
secara otomatis akan mengaktifkan produksi hormon
dophamine, yang membuat hati menjadi gembira dan
membuat hari menjadi fantastis!
Tips Mendongkrak
Kebahagiaan
Berikut ini tips sederhana untuk
meningkatkan kebahagiaan.
Tersenyum dimana saja dan kepada siapa saja, bahkan
saat sedang sendirian. Terutama ketika sendiri dan
sedang merasa bete. It works, berkat jalur saraf yang
sudah terbentuk yang mengaitkan senyuman dengan
kebahagiaan. Jadi, kita senyum biasanya karena bahagia
tapi bisa juga kita berbahagia karena tersenyum.
Berolahraga. Dengan aktif bergerak otak kita akan
menghasilkan hormon serotonin dan endorfn yang
membuat kita senang. Carilah jenis olah raga yang
disukai dan jangan berlebihan memforsir diri ketika
berolah raga.
Cukup terpapar sinar matahari. Penjelasannya ada
pada penemuan fungsi kebaikan vitamin D terbaru
untuk otak dan jantung manusia. Jangan heran ada
istilah: winter blues, depresi pada musim dingin yang
disebabkan defsit vitamin D.
Peduli pada orang lain. Egoisme bisa menghalangi
kita untuk berbuat baik bagi sesama dan semakin
mengingatkan penderitaan yang dialami diri sendiri.
Coba lihatlah kesusahan banyak orang yang nasibnya
berada di bawah kita, jangan selalu melihat ke atas.
1
2
3
4
5
32 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
K
eadaan ini akan meningkat-
kan resiko terkena penyakit
jantung koroner.Kandungan
kolesterol darah yang tinggi
tidak disertai tanda-tanda. Kare-
nanya banyak orang tidak tahu bah-
wa kadar kolesterol mereka terlalu
Buah & Sayur
Penurun Kolestrol
tinggi. Batas normal kadar kolesterol
dalam tubuh, adalah 200 mg/dL.
Semakin kecil angkanya, maka akan
semakin baik.
Tingginya kadar kolesterol
dalam darah selain bisa mening-
katkan risiko penyakit jantung, juga
dapat terkena stroke dan masalah
kesehatan lainnya. Untuk meng-
hindari kolesterol tinggi, sebaiknya
Anda rutin mengonsumsi makanan
penurun kolestrol dengan cara me-
manfaatkan bahan-bahan alami.
Makanan penurun kolestrol
Kolestrol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah. Kolestrol telah
diketahui sebagai penyebab utama terjadinya aterosklerosis, yaitu proses pengapuran dan
pengerasan dinding pembuluh darah. Akibat proses ini, khususnya pembuluh darah koroner,
menjadi sempit dan menghalangi aliran darah di dalamnya.
info sehat
33 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
tinggi adalah susunan hidangan
sehari-hari sesuai dengan gizi yang
seimbang dengan mengutamakan
sayuran dan buah yang banyak. .
Keduanya mengandung anti oksi-
dan dan serat yang bisa mencegah
tingginya kadar kolesterol dalam
darah, sehingga Anda tetap sehat.
Seperti sayuran dan buah berikut ini:

1. Tomat
Tomat adalah sumber terbaik
lycopene yang berperang mel-
awan penumpukan kolesterol
di dinding arteri. Kandungan
lycopene akan semakin tinggi
saat tomat dimasak.
3. Kubis
Kubis mengandung anti ok-
sidan yang sangat kuat. Coba
konsumsi kubis merah yang
diolah dengan bawang putih,
sedikit gula dan campuran jus
jeruk.
2. Kacang Kedelai
Kacang kedelai kaya akan vi-
tamin B, zat besi dan kalsium.
Kedelai juga mengandung anti
oksidan yang dapat mengu-
rangi kolesterol jahat (LDL) dan
meningkatkan kolesterol baik
atau high-density lipoprotein
(HDL) dalam darah.
4. Alpukat dan Jeruk Bali
Kedua jenis buah ini kaya akan
glutathione, yaitu antioksidan
yang dapat menetralisir radikal
bebas.
5. Wortel
Betakaroten membuat wortel
berwarna oranye cantik. Beta
karoten juga merupakan sum-
ber antioksidan yang sangat
kuat.
6. Bawang
Tidak hanya membantu menu-
runkan tekanan darah, bawang
juga mengandung sulfda yang
dapat mengurangi risiko kanker
usus dan perut. Mengonsumsi
bawang mentah dan yang di-
masak secara bersamaan bisa
memaksimalkan manfaatnya.
7. Semangka
Menurut WHO Food, semangka
tak hanya sebagai sumber vita-
min C dan Vitamin A yang baik,
tapi juga mengandung zat an-
tioksidan serta likopen. Berper-
an menetralisasi radikal bebas,
dan mengoksidasi kolestrol
yang menempel pada dinding
pembulih darah
8. Sayuran Hijau
Sayuran hijau mengandung
Vitamin B komplek dan niasin
yang mencegah pembekuan
arteri. diantara pilihannya
adalah : bayam, sledri, kapri,
brokoli, sawi hijau dan paprika.
***
info sehat
34 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
B
anyak orang memilih untuk
berubah guna mengembang-
kan diri, menciptakan kema-
juan, dan membuat keadaan
menjadi lebih baik tetapi banyak
juga yang mengalami kesulitan untuk
berubah walau mereka tahu peruba-
han itu bagus.
Survei membuktikan, hanya se-
bagian kecil dari pasien yang telah
operasi jantung mau mengubah gaya
hidupnya agar lebih sehat. Di dalam
dunia bisnis, 70% perusahaan yang
di survey gagal melaksanakan inisi-
atif perubahan bukan karena idenya
tidak bagus, analisis yang kurang
atau sistem yang lemah. Tapi karena
keengganan dari sumber daya ma-
nusianya untuk berubah.
Perubahan perilaku menjadi
sulit karena otak manusia tanpa sa-
dar menolak perubahan. Perubahan
perilaku yang sukses membutuhkan
pendayagunaan otak secara meny-
eluruh.
TIGA BAGIAN OTAK
Selama ini, bagian otak yang
kita sadari adalah neokorteks, otak
kiri dan otak kanan. Pre-frontal
korteks sebelah kiri mengontrol sisi
kanan tubuh dan bersifat rasional,
verbal, dan sistematis. Pre-frontal
korteks sebelah kanan mengenda-
likan seluruh badan di sisi yang kiri
dan berpikir secara abstrak, spasial,
serta berjiwa seni.
Hampir 75% dari berat otak
secara keseluruhan terdiri dari neo-
korteks ini. Otak bagian depan ini
berfungsi sebagai pemikir kreatif,
pencetus inovasi, dan yang meren-
canakan perubahan.
Walaupun begitu, otak bagian
depan ini sangat boros energi. Is-
tilahnya, berpikir itu melelahkan.
Makanya butuh istirahat dan tidur.
Dan otak bagian depan ini bisa diba-
jak tiba-tiba oleh otak di bagian lain.
Contohnya ketika seseorang bereaksi
spontan tanpa berpikir atau bergerak
dengan refeks, sehingga banyak pe-
mikiran, harapan, dan rencana pe-
rubahan gagal dieksekusi serta ber-
tahan dalam jangka panjang karena
kelemahan otak bagian depan terse-
but. Bagian otak lainnya bisa lebih
berkuasa, bahkan tetap aktif ketika
kita sedang tidur. Secara tak sadar,
kita menolak perubahan.
Bagian otak yang takut terha-
dap perubahan ada di bagian ten-
gah, di dalam sistem limbik yang
disebut amygdala. Bagian inilah yang
ingin bertahan dalam zona nyaman.
Sistem limbik yang mengatur re-
spons emosional kita, bereaksi den-
gan menghindari derita dan menge-
jar sukacita. Sistem limbik ini penting
untuk bertahan hidup dan berkem-
bang biak.
Selanjutnya ada bagian otak kita
yang terletak di bagian belakang,
batang otak dan cerebellum, yang
berfungsi mengatur keseimbangan,
fungsi-fungsi otot dan otomatisasi,
seperti jantung agar terus berdetak
serta bernafas secara konstan.
KUNCI PERUBAHAN
Pakar neurologi PauL Ma-
cLean menjelaskan lebih rinci ke-
tiga fungsi otak dengan teorinya
yang terkenal:
Ketika seseorang memutus-
kan untuk berubah, ide perubahan
tersebut baru sebatas teori. Agar
perubahan berhasil diimplemen-
tasikan dan tahan lama, kita perlu
menciptakan memori prosedural
supaya bisa bertindak tanpa perlu
banyak berpikir. Misalnya seperti
saat kita berkendara, menggosok
gigi, atau berpakaian.
Kesemuanya biasa kita laku-
kan tanpa berpikir panjang. Con-
tohnya, ketika memakai celana
kita tidak merenungkan kaki yang
mana yang duluan, kiri atau kan-
an? Perbuatan kita yang terus
diulang-ulang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan adalah urutan tindakan
yang dilakukan secara efektif tan-
pa menghabiskan banyak tenaga
Disiplin Diri
untuk Berubah
Perubahan adalah hal yang pasti dan tak ada yang abadi
kecuali perubahan itu sendiri.
spirit
35 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Disiplin Diri
untuk Berubah
untuk berpikir. Kebiasaan bersifat
teratur, seperti fungsi otak bagian
dalam/belakang yang terus bekerja
meski tanpa disadari.
Kebiasaan adalah kunci sejati
untuk menciptakan perubahan yang
tahan lama. Kebiasaan, ritual, dan
perilaku rutin dibentuk di dalam
basal ganglia, bagian otak dalam
dengan cara menguatkan koneksi-
koneksi saraf. Kebiasaan yang sudah
tertanam kuat akan sulit diubah.
Maka dari itu, otak depan (kiri
dan kanan) boleh saja mempunyai
keinginan yang kuat untuk berubah,
tapi untuk mengubah kebiasaan-ke-
biasaan lama membutuhkan banyak
energi. Mengubah kebiasaan tera-
sa tidak nyaman dan menciptakan
tekanan psikologis.
Upaya yang dilakukan untuk
berubah akan terasa sangat be-
rat dan membutuhkan fokus yang
tinggi. Perubahan, kalaupun terjadi
bisa hanya sementara dan begitu
kita kehabisan energi serta kehilan-
gan konsentrasi, kita akan kembali ke
perilaku-perilaku di dalam kebiasaan
lama.
Maka kita harus berdisiplin,
terus berusaha berubah dan mem-
bentuk perilaku sampai menjadi ke-
biasaan baru.
DUKUNGAN DISIPLIN DIRI
Tantangan dalam berdisiplin be-
rasal dari kecenderungan otak untuk
mendapatkan homeostatis. Pikiran
kita secara alamiah membutuhkan
kepastian, kestabilan, dan ingin se-
lalu berada dalam zona nyaman.
Perubahan menakut-nakuti
pikiran dengan mengaktifkan or-
bital korteks di dekat amygdala yang
bertanggung jawab untuk rasa takut
dan marah. Perasaan yang tegang
dan cemas akan mengambil alih akal
sehat kita untuk berpikir panjang. Ke-
inginan untuk berubah terasa salah
dan tidak enak. Perubahan terasa
mengancam. Mengapa bisa begitu?
Pada umumnya, otak memper-
sepsikan sesuatu yang salah di ling-
kungan sebagai sesuatu yang berpo-
tensi membahayakan jiwa. Semak-se-
mak yang bergoyang aneh ketika kita
di hutan mengaktifkan adrenalin kita
untuk bersiap-siap lari tanpa pikir
panjang.
Proses berpikir seperti ini ter-
jadi di sistem limbik yang mengatur
motivasi kita untuk bertindak lewat
emosi. Segala tindakan kita dimoti-
vasi dengan emosi, memaksimalkan
rasa senang dan meminimalisir rasa
nestapa. Dengan mengerti prinsip
motivasi di dalam sistem limbik ini,
kita bisa merestrukturisasi motivasi
secara internal lewat pengaturan
emosi dan tension (tekanan mental).
Menata ulang perilaku mem-
butuhkan insentif, yang positif sep-
erti imbalan (materi atau non-materi)
atau yang negatif seperti ancaman
sanksi atau hukuman. Kita bisa men-
coba men-setting lingkungan yang
mendukung perubahan, menyiapkan
sarana serta prasarana di sekitar kita
yang memfasilitasi perubahan, pera-
latan, makanan, dan sebagainya yang
mendorong pembentukan kebiasaan
lewat disiplin diri.
Melaksanakan proses pen-
displinan diri untuk berubah juga
akan semakin mudah seiring waktu,
karena repetisi atau tindakan yang
diulang-ulang akan terangkai dalam
suatu jalinan neural yang semakin
kuat seiring waktu.
Dan pelaksanaan proses berdis-
iplin ini akan lebih cepat serta efsien
dengan bantuan orang lain; bisa den-
gan teman, rekan, atasan, dan siapa-
pun yang bisa meningkatkan moti-
vasi serta komitmen untuk berubah.
Motivasi karena emosi (baik positif
maupun yang negatif) bisa dipicu
oleh interaksi sosial kita.
LANGKAH-LANGKAH
PERUBAHAN
Intinya adalah; pertama-tama
kita pikirkan dan rencanakan peruba-
han secara matang di otak bagian
depan. Susun rencana dengan teratur
dan terperinci agar nanti pada tahap
pelaksanaan tidak perlu berpikir ban-
yak lagi sehingga bisa menjadi suatu
kebiasaan yang prosedural. Selanjut-
nya, kebiasaan inilah yang akan men-
gantarkan perubahan menjadi suatu
transformasi yang sukses.
Kebiasaan sebagai kunci utama
perubahan yang langgeng, direalisa-
sikan dengan berdisiplin yang diban-
gun dengan perilaku konsisten un-
tuk menguatkan jalan saraf, minimal
28 hari agar menjadi suatu perilaku
yang semi-otomatis (kebiasaan yang
tertib).
Emosi dan tensi atau tekanan
secara psikologis bisa digunakan se-
bagai pemicu motivasi awal untuk
berdisiplin. Lalu, bantuan orang lain
serta pengelolaan lingkungan bisa
dimanfaatkan sebagai dukungan
dalam menegakkan kedisiplinan.
Dan terakhir, kita tak perlu mem-
forsir kekuatan kehendak. Secuku-
pnya saja, jangan sampai kehabisan,
lalu menjadi tidak mau berubah kare-
na sudah tidak punya kehendak. Kita
bisa mengaplikasikan flosof kaizen
untuk bisa berubah lewat disiplin.
Caranya dengan bertindak se-
cara sederhana terlebih dahulu, laku-
kan hal yang termudah pada awalnya
Yang penting konsistensi, barulah
ditingkatkan secara bertahap jika su-
dah konsisten. Perubahan kecil bisa
menjadi besar dan berkelanjutan jika
kita lakukan secara terus-menerus
dan diperbaiki tanpa henti. ***
spirit
35 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
36 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
Kesehatan Jiwa
adalah Masalah
Bersama
RSJ
Prof. Dr. So-
erojo Magel-
ang dengan
Tri Upaya Bina Jiwa (Promotif, Pre-
ventif, Kuratif dan Rehabilitatif)
berupaya untuk memberikan pe-
layanan kesehatan jiwa secara ho-
listic. Melalui Instalasi Kesehatan
Jiwa Masyarakat upaya untuk mel-
akukan destigmatisasi gangguan
jiwa dilakukan dengan menggu-
nakan pendekatan kemitraan dan
kerjasama lintas program lintas
sector dengan berbagai pihak
dikarenakan masalah kesehatan
jiwa adalah masalah bersama dan
menjadi tanggung jawab bersama
pula antara pemerintah pusat,
daerah dan masyarakat.
TUGAS POKOK
Mengkoordinasikan dan mel-
akukan kegiatan promotif dan
preventif (tanpa melupakan kuratif
dan rehabilitatif) kesehatan jiwa
di dalam RSJS Magelang, dengan
sasaran utama yaitu civitas hospi-
talia, baik pengguna layanan RSJS
Magelang, maupun pegawai RSJS
Magelang.
Mengkoordinasikan dan mel-
akukan kegiatan promotif dan
preventif (tanpa melupakan kuratif
dan rehabilitatif) kesehatan jiwa di
luar RSJS Magelang, dengan sasa-
ran utama yaitu masyarakat umum,
baik yang sehat maupun yang
sakit, sebagai individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat.
KEGIATAN INTEGRASI
Bertujuan mengintegrasikan
pelayanan kesehatan jiwa dengan
pelayanan umum lainnya, seh-
ingga kasus gangguan jiwa dapat
dideteksi dan ditangani secara dini
mulai dari masyarakat, pelayanan
kesehatan dan pelayanan umum
lainnya, sampai dengan RS rujukan
& RSJ. Kegiatan integrasi meliputi
integrasi dinas Kesehatan, integra-
si sekolah, integrasi Dinas Sosial,
Integrasi Lembaga Pemasyaraka-
tan dan Integrasi Departemen
Agama.
PASUNG
Pasung adalah salah satu
bentuk stigma gangguan jiwa
yang terjadi di masyarakat
dan merupakan pelangga-
ran HAM. Kegiatan evakuasi
pasung merupakan salah satu
program dalam menyukses-
kan Indonesia Bebas Pasung
2014 dan Jawa Tengah Bebas
Pasung 2012.
KESWAMAS
pelayanan
Undang-Undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, Pasal 4
menyebutkan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan
yang optimal. Sehat menurut WHO
adalah suatu keadaan sejahtera visi,
mental dan social yang tidak hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan.
37 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
PENGIRIMAN PASIEN PULANG
Pengiriman dimaksudkan mengembalikan pasien
pada penanggung jawab rawat inap yang bersangku-
tan. Beberapa kasus menunjukkan keterlibatan keluarga
dalam melaksanakan peran dan fungsinya dalam bidang
kesehatan tidak optimal, sehingga apabila pasien sudah
masuk RSJ dianggap tidak perlu dibawa kembali ke ke-
luarga.
SEMINAR DAN
PELATIHAN
Seminar dan penelitian dilaku-
kan sebagai salah satu sarana il-
miah dalam berkomunikasi dengan
masyarakat dan sebagai cara mem-
peroleh evidance based fenomena -
fenomena yang terjadi.
pelayanan
38 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
PENYULUHAN DAN
HOTLINE SERVICE
Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pendidikan
kesehatan, khususnya kesehatan jiwa kepada pengguna
layanan RSJS Magelang baik dilakukan di dalam area RSJS
Magelang maupun di luar areal RSJS Magelang, baik den-
gan bertemu langsung maupun menggunakan media masa
(cetak / elektronik).
Hotline digunakan sebagai sarana mendekatkan RSJS
Magelang dengan masyarakat di sekitarnya. Program ini
menggunakan 2 line, yaitu Hotline RSJS Magelang dan Hot-
line Kementrian Kesehatan RI (500 454).
KUNJUNGAN SOSIAL
TENAGA KESEHATAN
Kunjungan ini meliputi kunjun-
gan ke rumah pasien / pengguna
layanan RSJS Magelang, kunjungan
ke masyarakat / lembaga swadaya
masyarakat / pondok pesantren
yang memberikan perhatian lebih
kepada masalah kesehatan jiwa dan
pendampingan psikologis terha-
dap korban bencana, konfik mau-
pun kejadian traumatik lainnya.
1. Melaksanakan kegiatan promotif dan preventif (tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif) kesehatan
jiwa, di dalam dan luar RSJS magelang, Dengan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
2. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif (tanpa melupakan
kuratif dan rehabilitatif) kesehatan jiwa, pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
3. Pembinaan masyarakat, advokasin dan kemitraan kesehatan jiwa de-ngan unit kerja / dinas terkait.
4. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kese-hatan jiwa.
5. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan.
6. Kerjasama lintas program dan lintas sektor
FUNGSI KESWAMAS
pelayanan
39 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013
40 LENTERA JIWA edisi 20 | 2013

Anda mungkin juga menyukai