41 140 1 PB
41 140 1 PB
=
Besar total gangguan dari harmonisa pada suatu sistem tenaga
listrik dinyatakan dengan Total Harmonic Distortion (THD), yang
didefinisikan sebagai berikut:
(1)
Dimana:
V
n
: tegangan harmonisa pada orde ke-n
V
1
: tegangan fundamental (V
rms
)
Dengan rumus yang sama, gangguan harmonisa total untuk arus juga dapat
dihitung yaitu mengganti komponen V dengan I.
Adanya harmonisa pada sistem tenaga listrik akan mengakibatkan
berbagai efek, di bawah ini adalah pengaruh-pengaruh harmonisa pada
sitem tenaga listrik (Sulistiyo, 2003: 6).
a. Saluran transmisi
Aliran dari harmonisa arus pada konduktor akan menyebabkan
bertambahnya rugi-rugi saluran sebagai akibat adanya pemanasan
tambahan. Pemanasan tambahan ini disebabkan adanya arus harmonisa
yang mengalir di saluran transmisi.
b. Transformator
Efek harmonisa pada transformator adalah harmonisa arus menyebabkan
meningkatnya rugi-rugi tembaga yang dinyatakan dengan:
Rugi Tembaga Pcu =
=1
2
n
n n
R I (2)
Selain dari itu harmonisa juga dapat menyebabkan pemanasan lebih pada
isolasi, sehingga dapat mempersingkat umur penggunaan isolasi.
c. Mesin-Mesin Berputar (Rotating Machines)
Pada mesin-mesin berputar, harmonisa akan menimbulkan panas tambahan
sehingga menambah rugi-rugi tembaga dan besi, yang berpengaruh pada
efisiensi mesin.
Harsono, Liem Ek Bien & Sudarno, Pengujian Harmonisa Dan Upaya Pengurangan Gangguan
59
d. Bank Kapasitor (Capasitor Banks)
Terjadinya distorsi tegangan menyebabkan rugi daya tambahan pada
kapasitor yang ditunjukkan oleh:
( ) | |
=1
2
tan
n
n n
V C e o (3)
dimana tan = R/(1/C) adalah faktor rugi;
n
= 2nf dan V
n
adalah
tegangan root mean square (V
rms
) harmonisa ke-n.
Pada frekuensi yang lebih tinggi, besar reaktansi dari kapasitor akan
menurun sehingga arus harmonisa yang mengalir ke kapasitor juga semakin
besar.
e. Pengaruh harmonisa pada peralatan konsumen
Peralatan elektronik pada konsumen juga dapat terpengaruh oleh
harmonisa.
a Pada televisi: harmonisa akan mempengaruhi nilai puncak tegangan
yang dapat berdampak perubahan pada ukuran gambar TV dan
kecerahan TV.
b Komputer: dapat mengganggu sistem pemrosesan data karena
tegangan supply terdistorsi.
c Terjadi kesalahan pada pembacaan di alat pengkukuran, contohnya
adalah kWH meter.
4. Pengujian Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi
Pengujian ini menggunakan alat power quality analyser dengan
type Analyst 3Q buatan Lem Instrument-Austria. Analyst 3Q adalah alat
yang digunakan untuk menguji kualitas daya (Power Quality), yang dapat
digunakan pada sistem 3 phasa maupun 1 phasa.
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus, daya baik
aktif, reaktif maupun semu, frekuensi. Selain itu alat ini juga dapat
digunakan untuk mengukur harmonisa baik arus maupun tegangan hingga
orde ke-40.
Untuk pengukuran arus, alat ini menggunakan transformator arus
(CT), sehingga pada pengukuran arus alat ini dapat terpisah dari rangkaian
yang akan diukur.
JETri, Tahun Volume 4, Nomor 1, Agustus 2004, Halaman 53-64, ISSN 1412-0372
60
Lampu yang akan diuji adalah empat jenis lampu hemat energi
dengan Watt yang berbeda-beda. Yaitu:
- Lampu A, 9 Watt.
- Lampu B, 14 Watt.
- Lampu C, 20 Watt.
- Lampu D, 26 Watt.
Dan sebagai perbandingan, juga dilakukan pengujian pada lampu pijar dan
lampu fluorescent dengan ballast konvensional.
Berikut ini adalah data-data hasil pengujian yang telah dilakukan
pada lampu hemat energi yang telah disebutkan di atas.
Tabel 1. Data THD Total dan THD Orde ke-3, 5, 7 Harmonisa Arus
No. Merek Watt THDtot (%)
THD (%)
ke-3 ke-5 ke-7
1 A 9 97,1 71,4 40,4 34,2
2 B 14 97,5 68,6 40,5 37,2
3 C 20 98,2 84,7 60,9 42,8
4 D 26 98,4 82,1 56,6 40,2
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lampu hemat energi
menghasilkan harmonisa arus dengan THD yang besar sekali, khususnya
harmonisa ganjil dengan yang paling dominan adalah harmonisa orde ke-3.
Untuk lebih jelasnya dan untuk mengetahui besarnya harmonisa
ganjil berikutnya perhatikan contoh gambar di bawah ini.
Harsono, Liem Ek Bien & Sudarno, Pengujian Harmonisa Dan Upaya Pengurangan Gangguan
61
Gambar 4. Contoh Data Hasil Pengujian Harmonisa Arus Pada Lampu A
Sebagai perbandingannya perhatikan gambar-gambar di bawah ini.
Gambar 5. THD Arus Pada Lampu Pijar
Pada gambar 5. di atas dapat dilihat bahwa harmonisa arus yang dihasilkan
lampu pijar adalah kecil sekali, yang paling besar hanya dengan THD 2 %,
yakni harmonisa orde ke-2.
JETri, Tahun Volume 4, Nomor 1, Agustus 2004, Halaman 53-64, ISSN 1412-0372
62
Gambar 6. THD Arus Pada Lampu Fluorescent Ballast Konvensional
Besar THD harmonisa arus yang disebabkan lampu fluorescent
dengan ballast konvensional dapat dilihat pada gambar di atas. Harmonisa
arus yang dihasilkan umumnya adalah harmonisa ganjil dan yang paling
dominan adalah harmonisa ke-3, tetapi THD-nya masih jauh lebih kecil jika
dibanding pada lampu hemat energi.
5. Pengurangan Gangguan Harmonisa Yang Disebabkan Lampu
Hemat Energi
Dari data hasil pengujian, dapat dilihat bahwa THD yang
disebabkan harmonisa arus besar sekali. Harmonisa arus yang
menyebabkan THD yang besar adalah harmonisa ganjil. Hampir semua
lampu hemat energi ini menghasilkan THD yang disebabkan harmonisa
arus ini di atas 90 %. Hal ini tentunya akan menjadi sangat memprihatinkan
jika pada sebuah instalasi terdapat beban yang besar berupa lampu hemat
energi ini.
Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa harmonisa arus yang
paling dominan atau yang menghasilkan THD paling besar adalah
harmonisa arus orde ke-3 dan kemudian diikuti harmonisa arus orde ke-5
dan kemudian harmonisa arus ganjil lainya.
Karena harmonisa arus yang menghasilkan THD paling besar pada
lampu hemat energi adalah harmonisa arus orde ke-3, maka di bawah ini
Harsono, Liem Ek Bien & Sudarno, Pengujian Harmonisa Dan Upaya Pengurangan Gangguan
63
akan dianalisa penggunaan suatu penyaring (filter) sederhana dengan
menggunakan rangkaian LC untuk menyaring harmonisa arus orde ke-3.
Penyaring (filter) yang digunakan adalah filter shunt (paralel) yang
berupa rangkaian LC saja dengan rangkaian seperti Gambar 7.
AC Lampu
C
L
Gambar 7. Rangkaian Penggunaan Filter Pada Lampu Hemat Energi
Agar dapat menyaring harmonisa arus ke-3, besar induktansi induktor dan
kapasitansi pada kapasitor harus dihitung dan pada frekuensi harmonisa ke-
3 harus memenuhi syarat sebagai berikut:
X
L
= X
C
(4)
Pada keadaan keadaan X
L
= X
C
dengan frekuensi 150 Hz ini,
impedansi di jaringan LC tersebut akan kecil sekali, sehingga arus dengan
frekuensi 150 Hz atau harmonisa arus orde ke-3 akan cenderung mengalir
melewati rangkaian LC tersebut, sehingga harmonisa arus orde ke-3 tidak
mengalir kembali ke sumber.
6. Kesimpulan
Penggunaan lampu hemat energi sebagai penerangan dapat
menghemat energi, tetapi sebaliknya penggunaan lampu hemat energi dapat
menyebabkan gangguan harmonisa arus yang besar sekali. Penggunaan
lampu hemat energi yang semakin meningkat dapat menyebabkan masalah
baru pada sistem tenaga listrik.
Lampu hemat energi menyebabkan harmonisa arus ganjil dengan
THD yang besar sekali, dan harmonisa arus yang paling dominan adalah
harmonisa arus orde ke-3.
JETri, Tahun Volume 4, Nomor 1, Agustus 2004, Halaman 53-64, ISSN 1412-0372
64
Mengingat harmonisa yang disebabkan penggunaan lampu hemat
energi adalah harmonisa ganjil orde ke-3, maka pengurangan gangguan
harmonisa yang disebabkan lampu hemat energi dapat dilakukan dengan
menggunakan filter harmonisa ke-3.
Daftar Pustaka
1. Manumpil, Godfried Bastian. 2000. Pengurangan Harmonisa Pada
Sistem Distribusi Listrik. Jakarta: Universitas Trisakti.
2. Marsudi, Djiteng, Ir. 2002. Pengaruh Harmonisa Dalam Pasokan
Tenaga Listrik. Prosiding Seminar Kiat Menghadapi Krisis Energi
Listrik. Universitas Trisakti. Jakarta.
3. Sulistiyo, Tri Prabowo. 2003. Studi Harmonisa Pada Sistem Tenaga
Listrik. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Trisakti.
4. Sumani, Sambodho, Ir. 2002. Pengenalan Mutu Listrik. Prosiding
Seminar Electric Power Quality. STT-PLN. Jakarta