Aplikasi dari tabung venturi yaitu dapat ditemukan pada instalasi pertambangan dan
alat uji laboratorium.
Orrificemeter terdiri atas plat baja yang mempunyai penyempitan bundar dengan salah satu sisi tajamnya. Plat tersebut dipasang diantara dua flens sehingga lubang tadi konsentrik dengan pipa tempat memasangnya. Titik pengambilan tekanan dipasang, satu dihulu (bagian masuk) dan satu lagi di bagian hilir (bagian keluar) dan dihubungkan dengan manometer atau piranti pengukuran tekanan lainnya. Prinsip meteran orrifice identik dengan venturi. Penurunan penampang arus aliran melalui orrifice itu menyebabkan tinggi tekanan kecepatan meningkat , tetapi tinggi takan tekanan menurun dan penurunan tekanan antara kedua titik pengambilan tekanan diukur dengan tekanan antara kedua titik pengambilan tekanan diukur dengan manometer. Oleh karena itu, ristriksi orifice tajam, arus fluida itu memisah di sebelah hilir, akibatnya tekanan alir menjadi tinngi. Laju alir dan beda tekan pada piringan orifice dihubungkan dengan persamaan bernaulli dengan koefisien koreksi untuk energi degradasi. Q=Co.Ao Flow Meter jenis ini pada prinsip kerjanya menggunakan pressure difference dan bisa digunakan untuk high temperature maupun high pressure. Orifice Flow Meter disamping bisa digunakan untuk mengukur aliran liquid, gas juga bisa umtuk diaplikasikan pada aliran steam. Flow Meter yang dibuat dari bahan UPVC, PE dan PP atau PTFE sangat cocok sekali untuk aplikasi aliran chemical yang corosive. Pada type Orifice Flowmeter ini ada juga yang diaplikasikan untuk cairan material yang berat / kental seperti cairan slude pada proses WWT (Waste Water Treatment ) atau mengukur gas yang mempunyai humidity yang tinggi.
PEMBAHASAN Pada percobaan flow 1 ini bertujuan untuk mengukur debit air yang mengalir dengan 2 metode yaitu dengan cara manual ( menghitung volume per satuan waktu ) dan yang kedua dengan berdasarkan tekanan yang dihasilkan oleh aliran air yang melalui piringan orifice dan tabung venturi dengan membacanya pada manometer H 2 O dan Hg. Pengukuran dilakukan dua kali yang pertama menggunakan H 2 O dan pengukuran kedua menggunakan Hg. Pada saat menggunakan piringan orifice, tekanan yang terjadi tidak dapat terbaca pada manometer H 2 O, oleh sebab itu kami menggunakan manometer Hg karena berat jenis Hg lebih besar dari air sehingga hasil pengukuran dapat terbaca. Percobaan diulangi sebanyak 4 kali agar mendapatkan hasil yang sesuai. Selanjutnya piringan orifice diganti dengan menggunakan tabung venturi dan percobaan yg sama dilakukan kembali sebanyak 4 kali dan pada percobaan kali ini tetap menggunakan manometer Hg karena manometer H 2 O masih tetap tidak memberikan hasil pembacaan. Kemudian dari kedua metode tersebut didapatkan masing data yang kemudian digunakan untuk perhitungan debit air yang mengalir. Dari perhitungan yang kami lakukan, didapatkan hasil yang berbeda sangat jauh dari kedua metode tersebut. Metode 1 mendapatkan hasil debit yang lebih masuk akal dibandingkan dengan metode 2. hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi manometer yang sudah tidak baik, posisi antara kanan dan kiri tidak sama sehingga dapat mempengaruhi hasil pembacaan dan hasil perhitungan yang didapatkan.
8. KESIMPULAN Mengukur laju aliran air dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara manual dengan menghitung jumlah volume air per satuan waktu atau dengan menggunakan tabung venturi atau orifice sehingga didapat tekanan yang dihasilkan oleh aliran air. Kondisi manometer yang digunakan sangat berpengaruh dalam menentukan tekanan yang dihasilkan oleh aliran air, jika kondisi manometer tidak baik, maka hasil yang didapatkan tidak akan sama dengan cara manual. Hasil perhitungan yang didapat, secara manual, tabung venturi sebesar 2,06 L/s dan menggunakan manometer sebesar 45,46 L/s Hasil perhitungan yang didapat, secara manual, piringan orifice sebesar 1,73 L/s dan menggunakan manometer sebesar 35,82 L/s