Anda di halaman 1dari 39

OLEH

Dr. BUDI HARTINI


Di sepanjang traktus gastrointestinal,
kelenjar sekretoris mempunyai dua
fungsi utama yaitu :
1. Enzim pencernaan disekresi pada
sebagian besar daerah dari rongga mulut
ke ujung distal ileum.
2. Kelenjar mukus yang ada dari rongga
mulut sampai ke anus, mengeluarkan
mukus untuk pelumas dan pelindung
bagi semua bagian traktus alimentarius.
Kebanyakan sekresi pencernaan
terbentuk hanya sebagai respon
terhadap keberadaan makanan
di dalam traktus alimentarius,
dan jumlah yang disekresi pada
setiap segmen traktus hampir
sama dengan jumlah dibutuhkan
untuk pencernaan yang akurat.
PRINSIP-PRINSIP DASAR DARI
SEKRESI GASTROINTESTINAL
Ada beberapa tipe kelenjar yang
memberikan berbagai tipe sekresi pada
traktus gastrointestinalis :
1. Pada permukaan epitel terdapat berjuta juta
kelenjar sel mukus tunggal yang disebut
sebagai sel mukus atau sel goblet. Kelenjar
ini dapat berfungsi sendiri tanpa
membutuhkan koordinasi dengan sel mukus
yang lain, dan mengeluarkan mukusnya
langsung ke dalam lumen dari raktus
gastrointestinalis.

2. Beberapa daerah di permukaan
traktus gastrointestinalis
dikelilingi oleh ceruk (pit) yang
merupakan invaginasi dari
epitel ke dalam submukosa.
Pada usus kecil disebut kripta
Lieberkilin, yaitu yang dalam dan
mengandung sel-sel sekretoris
khusus.
3. Di dalam lambung di bagian atas
duodenum terdapat sejumlah besar
kelenjar tubuler bagian dalam, kelenjar ini
mensekresi asam dan pepsinogen.
4. Traktus gastrointestinal juga
berhubungan dengan beberapa kelenjar
kompleks kelenjar saliva, pankreas
dan hati- yang menghasilkan sekresi
untuk pencernaan dan pengenceran
makanan.
Beberapa rangsangan lokal dari kelenjar
gastrointestinal berasal dari salah satu
dari ketiga metode rangsang berikut :
1. Rangsang taktil atau iritasi kimia dari
mukosa dapat membangkitkan refleks
yang mengakibatkan sistem saraf enterik
dari dinding usus untuk merangsang
baik sel usus pada permukaan atau
kelenjar mukosa yang terletak lebih di
dalam.
2. Distensi usus dapat
membangkitkan refleks saraf
yang merangsang sekresi.
3. Rangsang taktil atau kimia atau
ketegangan dapat
meningkatkan gerak usus dan
gerak ini meningkatkan laju
sekresi.
RANGSANG OTONOM
Rangsang dari saraf parasimpatis ke traktus
alimentarius meningkatkan laju kecepatan
sekresi kelenjar. Ini terutama berlaku untuk
kelenjar pada bagian atas traktus yang
dipersarafi oleh nervus fagus dan kranialis
parasimpatikustermasuk kelenjar saliva,
kelenjar esofagus, kelenjar gastrik, pankreas,
dan kelenjar Brunner pada duodenum- dan
juga kelenjar dari bagian distal usus besar,
yang dipersarafi oleh saraf pelvis
parasimpatetik.
Rangsang dari saraf simpatis
pada beberapa bagian traktus
gastrointestinalis meningkatkan
sekresi kelenjarnya. Sebaliknya
rangsang simpatis juga
mengakibatkan penyempitan
pembuluh darah yang memeasok
kelenjar.
Walaupun semua mekanisme dasar dari
sel-sel kelenjar dalam membentuk
berbagai sekresi dan kemudian
mengeluarkannya masih belum
diketahui, bukti penelitian mengarah
pada prinsip dasar berikut :
1. Bahan nutrien yang dibutuhkan
untuk pembentukan sekresi harus
berdifusi atau dipindahkan secara
aktif dari kapiler ke dalam basis sel
kelenjar.
1.Beberapa
1. Beberapa mitokondria yang
terletak di dalam sel di
dekat basis ini akan
memberikan energi oksidasi
yang dibututhkan untuk
pembentukan adenosin
trifosfat.


3. Energi dari adenosin trifosfat
bersama dengan nutrien tertentu,
kemudian digunakan untuk sintesis
dari subtansi organik; sintesis ini
terjadi hampir seluruhnya pada
retikulum endoplasma. Ribosom
yang melekat pada retikulum ini
terutama berperan pada
pembentukan protein yang akan
disekresikan.
4. Bahan sekretoris dibawa ke dan melalui
tubula retikulum endoplasmik, melewati
selama kira-kira 20 menit disepanjang
vesikel dari kompleks Golgi yang terletak
di dekat ujung sekretoris dari sel-sel.
5. Bahan-bahan tersebut kemudian
dimodifikasi , ditambahkan,
dikonsentrasikan, dan dikeluarkan ke
sitoplasma untuk membentuk vesikel
sekretoris yang tersimpan pada ujung
apikal sel-sel sekretoris.
6. Vesikel-vesikel ini akan
tetap tersimpan sampai
sinyal saraf atau sinyal
kontrol hormonal
menyebabkan vesikel
mengeluarkan isinya melalui
permukaan sel.
Disamping keenam hal
diatas, ntuk pembentukan
sekresi kelenjar diperlukan
cukup air dan elektrolit yang
disekresikan bersama-sama
dengan substansi organik.
Selain keenam hal diatas
untuk sekresi kelenjar
diperlukan cukup air dan
elektrolit yang akan
disekresikan bersama dengan
dengan substansi organik.
Ada tiga kelenjar saliva yang
utama yaitu :
1. Kelenjar parotis
2. Kelenjar submandibularis
3. Kelenjar sublingualis
Disamping ketiga kelenjar
diatas terdapat juga beberapa
kelenjar bukalis yang kecil .
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein
utama:
1. Sekresi serus yang mengandung ptialin
yang merupakan enzim untuk mencernakan
serat.
2. Sekresi mukusyang mengandung musin
untuk tujuan pelumas.
Kelenjar parotis hanya mensekresi tipe serus
saja.
Kelenjar submandibularis dan sublingualis
mensekresi tipe serus dan mukus.
Kelenjar bukalis hana mensekresi mukus saja.
Saliva mengandung sejumlah besar ion
kalium dan bikarbonat, tetapi konsentrasi
natrium dan klorida umumnya rendah.
Pada kondisi basal, sekitar 0,5 ml/menit
saliva, hampir seluruhnya dari tipe mukus
disekresikan sepanjang waktu kecuali selama
tidur, saat dimana sekresi saliva menjadi
sangat sedikit. Sekresi ini berperanan penting
dalam mempertahankan kesehatan jaringan
rongga mulut.
Saliva dapat membantu mencegah
kerusakan jaringan jaringan dan mencegah
karies gigi dengan beberapa cara :
1. Aliran saliva membantu membuang bakteri
patogen, serta partikel makanan yang
memberikan dukungan metabolik.
2. Saliva mengandung beberapa faktor yang
benar-benar merusak bakteri seperti ion
tiosianat dan enzim proteolitik (lisosom)
3. Saliva mengandung sejumlah besar antibodi
protein yang dapat merusak bakteri rongga
mulut.
Sekresi saliva dikontrol oleh sinyal saraf
parasimpatis dari nukleus salivarius. Nukleus
ini terletak di dekat pertemuan antara medula
dan pons dan akan tereksitasi melalui
rangsang taktil dan pengecapan dari lidah
dan daerah rongga mulut.
Beberapa rangsang pengecapan terutama
rasa asam akan merangsang sekresi kental
dari saliva sekitar 5-8 ml/menit,
Rangsang taktil tertentu seperti adanya
obyek yang halus dalam rongga mulut akan
merangsang pengeluaran saliva dalam jumlah
besar.
Sekresi seluruhnya berkarakter mukoid dan
terutama memberikan fungsi pelumasan
untuk penelanan. Badan utama dari esofagus
dikelilingi dengan beberapa kelenjar mukus
sederhana, tetapi pada ujung awal esofagus
terdapat kelenjar mukus bertingkat.
Mukus yang disekresi oleh kelenjar bertingkat
pada esofagus bagian atas akan menghalangi
cedera mukosa akibat makanan yang baru
saja masuk,sedangkan kelenjar bertingkat di
dekat pertautan esofago-gastrik akan
melindungi dinding esofagus pada waktu
pencernaan.

Mukosa lambung mempunyai dua tipe
kelenjar tubuler yang berbeda :
Kelenjar oksintik (gastrik) memproduksi
asam,mensekresi asam hidroklorida,
pepsinogen, faktor intrinsik dan mukus.
Kelenjar pilorik terutama mensekresi
mukus untuk melindungi mukosa pilorus
serta beberapa pepsinogen dan hormon
gastrin.

TIGA FASE SEKRESI LAMBUNG
1. Fase sefalik :
- berlangsung sebelum makanan masuk ke dalam
lambung.
- berasal dari melihat, membaui, membayangkan,
atau mengecap makanan.
- disebabkan oleh sinyal neurogenik yang berasal dari
kortek serebri atau pada pusat lapar dari amigdala
atau hipotalamus.
2. Fase gastrik :
- saat makanan masuk ke lambung, makanan
merangsang mekanisme gastrin, mengakibatkan
terjadinya sekresi cairan lambung yang kontinu.
- keberadaan makanan juga menyebabkan rfleks
setempat sistem saraf enterik dari lambung, refleks
vasovagal ke batang otak dan kembali ke lambung.
3. Fase intestinal :
- keberadaan makanan dalam usus kecil
(duodenum) mengakibatkan lambung
mensekresi sejumlah kecil cairan
lambung.
- sejumlah kecil gastrin juga dikeluarkan
oleh mukosa duodenum sebagai respon
terhadap ketegangan atau rangsang
kimia
Pankreas yang terletak sejajar dan di
belakang lambung merupakan kelenjar
campuran dengan struktur bagian dalam
yang hampir sama dengan kelenjar saliva.
Enzim-enzim pencernaan disekresikan
oleh sel-sel asini dan sejumlah besar
larutan natrium bikarbonat disekresi oleh
duktulus kecil yang keluar dari asini.
Cairan pankreas mengandung enzim-
enzim untuk mencerna ketiga tipe
makanan utama yaitu protein, karbohidrat
dan lemak.
Cairan pankreas ini mengandung sejumlah
besar ion bikarbonat yang memegang
peranan penting dalam menetralkan asam
kimus yang dikeluarkan dari lambung ke
dodenum.
Sekresi pankreas diatur oleh mekanisme
saraf dan hormonal.
Pengaturan saraf : jika fase sefalik dan gastrik
berlangsung, impuls parasimpatetikus ditransmisi
sepanjang n.vagus ke pankreas--pelepasan
asetilkolinsekresi enzim ke sel asini pankreas-
mengalir ke duktus pankreatikus.
Pengaturan hormonal : setelah kimus masuk ke
usus kecil, sekresi pankreas menjadi banyak
sebagai respon terhadap hormon sekretin.
Disamping itu hormon kolesistokinin akan
menyebabkan meningkatnya sekresi enzim.

Semua sel hati secara berkesinambungan
membentuk sejumlah kecil sekresi yang
disebut empedu.
Cairan empedu disekresikan ke dalam
kanalikuli biliaris yang kecil, terletak
diantara sel-sel hati pada lamina hepatika.
Cairan empedu mengalir ke perifer-
septum interlobularis-ductus yang
lebih besar-duktus hepatikus.
Empedu yang disekresi sel-sel
hati disimpan dalam kandung
empedu sampai dibutuhkan di
dalam duodenum
Sekresi total empedu setiap hari
antara 700-1200 ml.
Sel sel hati membentuk sekitar 0,5g garam
empedu setiap harinya.
Garam-garam empedu mempunyai dua aksi
pada traktus intestinalis yaitu:
1. Aksi deterjen pada partikel lemak yang
mengurangi ketegangan permukaan dari
partikel dan memungkinkan agitasi dari traktus
intestinalis untuk memecah globulus lemak
menjadi potongan kecil.
2. Garam empedu membantu absorbsi
asamlemak, monogliserida, kolesterol dan lipid
lain dalam intestinal.
Kelenjar Brunner merupakan kelenjar mukus
campuran yang terletak beberapa cm pertama
dari duodenum.
Kelenjar ini mensekresi mukus sebagai
respon terhadap :
1. Rangsang taktil langsung atau rangsang
iritasi dari mukosa.
2. Rangsang vagus yang menyebabkan
sekresi bersamaan dengan meningkatnya
sekresi lambung.
3. Hormon gastrointestinal khususnya
sekretin.

Fungsi dari mukus yang
disekresi oleh kelenjar
Brunner adalah untuk
melindungi dinding
duodenum dari aksi
pencernaan cairan lambung.

Cara terpenting untuk mengatur sekresi
usus halus adalah dengan berbagai refleks
saraf setempat, terutama refleks yang
dimulai oleh rangsang taktil dan iritasi.
Beberapa hormon yang sama yang
merangsang sekresi di daerah manapun
pada GI.T juga dapat menaikkan sekresi
usus kecil terutama sekretin dan
kolesistokinin.
Mukosa dari usus besar dikelilingi
oleh kriptus Lieberkuhn, juga
dikelilingi oleh sel-sel mukus yang
hanya mensekresi mukus.
Mukus mengandung sejumlah besar
ion bikarbonat yang diperoleh dari
transport aktif dari ion-ion tsb oleh
sel-sel epitel.
Mukus dalam usus besar melindungi
dinding usus terhadap ekskoriasi, selain
itu juga menghasilkan media lengket
untuk melekatnya bahan tinja.
Mukus juga melindungi dinding usus dari
aktivitas bakteri yang berlangsung di
dalam tinja.
Mukus juga menjadi sawar untuk menjaga
agar asam tetap terbentuk di dalam tinja
sehingga tidak menyerang dinding usus.
Apabila suatu segmen usus besar
teriritasi, mukosa akan mensekresi
sejumlah besar air dan elektrolit
selain sekresi larutan mukus alkali
yang kental dan normal. Sekresi ini
mengencerkan faktor yang
menyebabkan iritasi dan
menyebabkan gerak tinja yang cepat
ke anus.



ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai