Anda di halaman 1dari 40

Sri Wilin Lihawa

20050310061
PRINSIP PEMERIKSAAN:

anamnesa
pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang.



Pemeriksaan Tangan
Inspeksi
Jari-jari, telapak tangan, kuku,
Tulang, persendian, tendo
Kelompok otot dan deformitas


Palpasi
Denyut nadi, kulit dan kuku
Tulang, persendian, tendo
Kelompok otot dan deformitas
Fungsi
Jabatan tangan
Rentang pergerakan aktif dan pasif
Genggaman, kekuatan otot interosseus dan
kelompok-kelompok otot

Kulit
Pemeriksaan kulit meliputi pemeriksaan inspeksi dan palpasi

a.Inspeksi
1) Hygiene kulit.
Penilaian atas kebersihan yang merupakan petunjuk umum atas
kesehatan seseorang.
2) Kelainan-kelainan yang bisa nampak pada inspeksi:

Macula
Suatu bercak yang nampak berwarna kemerahan, permukaan kulit
datar (tidak menonjol) dan ukurannya kurang dari 1 cm. misal : morbili
/ campak.

Erytema
Suatu bercak kemerahan yang ukurannya lebih besar dari
macula. Misal : crysipelas.

Papulla
Suatu lesi kulit yang menonjol lebih tinggi daripada sekitarnya.
Misalnya : gigitan nyamuk.
Vesikula
Suatu tonjolan kecil (kurang dari 1 cm) berisi cairan yang
jernih. Misal : cacar air, herpes, simpleks. Jika tonjolannya
besar-besar (lebih dari 1 cm) disebut bulla, misal : pada
luka bakar.

Pustule
Suatu tonjolan berisi cairan nanah. Misal : impetigo,
jerawat, infeksi kuman stafilokokus (bisul-bisul).

Ulkus
Suatu lesilaplit terbuka yang diakibatkan pecahnya
vesikula atau pustule.

Crusta
Cairan tubuh yang mengering, bisa dari serum, nanah,
darah dan sebagainya.
Excoriasi
Pengelupasan epidermis pada luka lecet / abrasi.

Fissura
Retak atau pecahnya jaringan kulit sehingga terbentuk
celah retakan. Hal ini diakibatkan penurunan elastisitas
jaringan kulit.

Cicatrix
Pembentukan jaringan ikat pada kulit sesudah
penyembuhan luka. Hal ini bisa karena bakat (mempunyai
kecenderungan untuk itu), ada pula yang spesifik :
- Cicatrix bekas irisan kulit pada seorang mofinis.
- Bekas suntikan BCG.

Ptechie
Adalah bercak pendarahan yang terbatas, dan terletak
di epidermis kulit, berukuran kurang dari 1 cm.
Hematoma
Perdarahan dibawah kulit yang umumnya berukuran lebih
besar dan berwarna merah, biru, ungu sampai biru.

Narvus Pigmentosus
Andeng-andeng/tahi lalat, hiperpigmentasi pada suatu daerah
kulit dengan batas tegas.

Hiperpigmentasi
Suatu daerah di kulit yang lebih tua warnanya dari kulit
sekitarnya. Misal : hiperpigmentasi pada bekas luka-luka. Misal :
cloasma-gravidarum : hiperpigmentasi khusus pada ibu hamil.

Vitiligo/hipopigmentasi
Daerah kulit yang tidak berpigmen/kurang pigmen daripada
kulit sekitarnya. Misal : bekas luka bakar, tampak lebih putih.
Hemangioma
Suatu bercak kemerahan akibat pelebaran pembuluh-pembuluh
darah setempat yang biasanya congenital.

Spider naevi
Suatu pelebaran pembuluh-pembuluh darah arteriola dikulit yang
khas bentuk dan arah aliran darahnya (keluar). Misal : pada
penderita Cirrhosis Hepatis.

Lichenifikasi
Penebalan epidermis dan kekakuan kulit. Hal ini bisa terjadi
akibat garukan-garukan yang kronik atau tertekan terus-menerus.
Misal : pada kulit diatas os coccyges yang tertekan pada seseorang
yang banyak duduk.

Striae
Suatu garis-garis putih kulit yang bisa ditemui pada kulit perut
wanita hamil, kulit orang-orang yang sangat gemuk (daerah gluteal,
lipat bahu, ketiak, ini karena regangan kulit yang melebihi
ekstisitasnya).


Mongolian spot
Suatu bercak kebiruan yang sering didapat didaerah
gluteal-lumbal bayi-bayi dari ras : Oriental, Indian, Amerika,
Negro.

Uremie Frost
Bedak ureum, salju ureum dikulit merupakan kristal
halus ureum yang terjadi akibat menguapnya keringat
pasien uremia sehingga dikulit tertinggal bedak ureum.

Anemie
Pucat, bisa dilihat pada telapak tangan, mucosa bibir,
conjungtiva palpebra, warna dasar kuku karena kurangnya
kadar haemoglobin (Hb).


Cyanosis
Tampak kulit berwarna kebiruan akibat
jumlah Reduced Hb melebihi kadar 5g%,
akibat kegagalan transport oksigen atau
menumpuknya CO2 di jaringan, juga tampak
pada telapak tangan, mucosa bibir warna dasar
kuku. Misal : pada penyakit jantung, paru-
paru, gangguan SSP, dan Hipoglikemi.
Ikterus
Warna kuning-kuning kehijauan yang bisa
tampak dikulit, telapak tangan, dan sklera mata
karena kadar bilirubin yang tinggi pada penyakit-
penyakit hati, ikterus neonatorum fisiologik, dan
ikterus neonatorum patologik. Hal ini dibedakan
dengan Carotenemia ikterus :
- Warna kuning oranye
- Tidak didapat pada sklera mata
b. Palpasi
Pada palpasi, pertama-tama dirasakan kehangatan kulit,
(dingin-hangat-demam), kemudian kelembabannya,
pasien dehidrasi terasa kering dan pasien
hipertyroidisme berkeringat terlalu banyak.
Texture kulit
Dirasakan halus, lunak, lentur, pada kulit normal. Teraba
kasar pada defisiensi vitamin A, hipotyroid, terlalu sering
mandi, banyak ketombe atau diaper-rash (diselakangan
bayi) akibat popok pada bayi.

Turgor
Dinilai pada kulit perut dengan cubitan ringan. Bila
lambat kembali ke keadaan semula, menunjukkan turgor
turun pada pasien dehidrasi.
Krepitasi
Teraba ada gelembung-gelembung udara dibawah kulit
akibat fraktura tulang-tulang iga atau trauma leher yang
menusuk kulit sehingga udara paru-paru bisa berada
dibawah kulit dada.

Edema
Adalah terkumpulnya cairan tubuh dijaringan tubuh
lebih daripada jumlah semestinya. Misal :
- Pitting edema : bila menjadi cekung setelah penekanan
pada tempat-tempat pretibial, sakrum, jari-jari, kelopak
mata.
- Pada penyakit : jantung, ginjal, hipoprotenemia.
- Non pitting edema : tidak menjadi cekung setelah
penekanan, pada mixedema (hipotyroid), beri-beri.
Koilonikia
Koilonikia atau disebut juga spoon nails (kuku sendok).
Koilonikia dapat dijumpai pada beberapa keadaan yaitu penyakit
diabetes, anemi defisiensi Fe, pajanan asam kuat, hipotiroid



Onikolisis
Onikolisis dapat disebabkan oleh penyakit kulit, obat-obatan,
trauma, gangguan sirkulasi perifer; hipertiroid, kosmetik kuku,
sabun, atau tanpa penyebab yang jelas.
Leukonikia
Leukonikia dapat terjadi pada penyakit tifus, nefritis karena
trauma dan infeksi jamur, trauma otak hebat, keracunan arsen,
penderita sirosis hepatis, penyakit jantung, diabetes melitus,
tuberkulosis dan arteritis reumatoid atau dapat normal terjadi
pada anak umur 1-4 tahun.

Onikoreksis
Pada onikoreksis dijumpai kuku rapuh dan pecah pada tepi bebas
LK dan fisur memanjang pada LK. Kuku yang rapuh dan pecah
dapat diakibatkan pemakaian sabun kuat, penghapus cat kuku,
pada keadaan hipotiroid. Kuku rapuh dapat merupakan
manifestasi psoriasis, onikomikosis, anemia defisiensi Fe,
pakionikia congenital


Clubbing Finger
Disebabkan meningkatnya kelenturan LK proksimal akibat
hipertrofi dan hiperplasi stroma fibrovaskular falang distal.
Clubbing merupakan tanda beberapa penyakit sistemik, antara
lain: penyakit paru kronik, penyakit jantung, penyakit kelenjar
tiroid.
Perubahan warna kuku
Perubahan warna kuku dapat menggambarkan proses
patologis kuku yang merupakan petunjuk beberapa penyakit
sistemik, penyakit kulit atau suatu diagnosis spesifik
Kelainan lain :
- Garis Beau
pada trombosis koroner,
pneumonia, defisiensi Fe.

- Onikomadesis
pada diabetes, inflamasi
lipat kuku proksimal.

Frekuensi Nadi
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah
didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi
ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan
dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari
tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri,
terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan
sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.
1. Arteri Radialis
2. Arteri Brankialis
3. Arteri Karotid

1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba
diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif
mudah dan sering dipakai secara rutin.

2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di
lipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk
mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada
infant.

3. Arteri Karotis
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat
arteri karotis berjalan diantara trakea dan otot
sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi,
kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah
ke otak.
PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT
ARTERI RADIALIS

Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman.

Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa.
2. Minta pasien untuk menyingsingkan baju yang
menutupi lengan bawah.
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan
lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua
lengan ekstensi dan menghadap atas.



Lanjutan..

4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada
pergelangan tangan.
5. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang
teratur.
6. Hitung denyut tersebut selama satu menit.
PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI
BRAKIALIS


Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan
dilakukan.
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman.

Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa.
2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan
atas.
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan
lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan
ekstensi dan menghadap atas.


Lanjutan.

4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada
fossa cubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep
diatas siku).
5. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama
yang teratur.
6. Hitung jumlah denyut selama satu menit.

PEMERIKSAAN FREKWENSI DENYUT ARTERI
KAROTIS

Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien tentang perlunya pemeriksaan ini.
2. Buatlah pasien serilek dan senyaman mungkin.

Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa dengan air bersih.
2. Minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher
terlihat jelas.
3. Pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas
paha.
4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis.
5. Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah
yang berlawanan dengan yang akan diperiksa.

Lanjutan.

6. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut,
jangan terlalu keras untuk menghindari
rangsangan sinus karotid.
7. Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk
palpasi sekitar otot sternokleidomastoideus
bagian medial.
8. Perhatikan perubahan denyut pada saat
menarik atau menghembuskan napas.
9. Hitung frekuensi nadi dengan alat pengukur
waktu untuk 30 detik, kemudian hasilnya
dikalikan 2. Bila irama tidak teratur hitung selama
1 menit.
Frekuensi denyut nadi
Normal : 60 100 x / menit
Bradikardi : < 60 x/m
Takikardi : > 100 x / menit

Denyut nadi pada saat tidur yaitu :
a. Bayi baru lahir 100 180 x/menit
b. Usia 1 minggu 3 bulan 100 220 x/ menit
c. Usia 3 bulan 2 tahun 80 150 x/menit
d. usia 10 21 tahun 60 90 x/menit
e. Usia lebih dari 21 tahun 69 100 x/menit

Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri
diklasifikasikan :
i. Tidak teraba denyut : 0
ii. Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
iii. Denyut normal teraba dengan mudah dan
tidak mudah hilang : +2
iv. Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan
memantul terhadap ujung jari serta tidak
mudah hilang: + 3

TEKANAN DARAH
A. Persiapan

1. Pasien
Atur posisi pasien duduk/ berbaring.
Jika telah melakukan aktivitas istirahatkan dulu
sampai tenang, karena akan berpengaruh
terhadap hasil pengukuran tekanan darah.

2. Persiapan Alat
Spigmomanometer (Tensi meter).
Stetoskop.

B. Pelaksanaan

1. Atur posisi tangan minimal sejajar dengan letak jantung dan
tidak terlalu rendah.
2. Tempatkan atau letakan manset pada lengan atas 3 jari
diatas sikut.
3. Tempelkan Manometer pada manset yang telah dipasang.
4. Cari denyut nadi pada arteri brachialis (pada lipatan siku).
5. Setelah nadi ditemukan tempelkan stetoskop pada daerah
denyutan nadi tersebut.
6. Pasang stetoskop pada telinga pemeriksa.
7. Cari denyut nadi pada arteri radialis (pada daerah
pergelangan tangan).
8. Mulai melakukan pemompaan sampai dirasakan denyutan
nadi pada pergelangan tangan menghilang, lalu tambahkan 1
2 pompaan.



Lanjutan..

9. Pegang ujung stetoskop lalu mulai turunkan
tekanaan pada manset secara perlahan lahan.
10.Dengarkan adanya suara dug dug dug :
Bunyi pertama menunjukan tekanan sistolik.
Bunyi yang terakhir terdengar menunjukan tekanan
diastolik.
Contoh : Jika bunyi jarum manometer menunjukan
120 dan bunyi terakhir menghilang jarum manometer
menunjukan angka 80 berarti tekanan darah orang
tersebut adalah 120/80 mmHg.
11.Sesudah selesai lepaskan stetoskop dan manset dari
pergelangan tangan lansia.
12.Catat dan beritahukan hasil yang telah diperoleh.
C. Evaluasi

1. Nilai normal adalah :
Sistolik : 120 140 mmHg.
Diastolik : 60 100 mmHg.
2. Interpretasi:
Sistolik : > 140 mmHg Hipertensi

TELAPAK TANGAN
Eritema palmaris
sirosis,
kehamilan, penyakit
katup jantung.

Anemia Hb < 7,
lipatan kulit pucat.

Hiperpigmentasi
penyakit Addison
PERSENDIAN
Lingkup Gerak Sendi (LGS) atau Range of Motion
adalah luas lingkup gerak sendi yang bisa
dilakukan oleh suatu sendi. LGS dapat juga
diartikan sebagai ruang gerak/batas-batas
gerakan dari suatu kontraksi otot dalam
melakukan gerakan, apakah otot tersebut dapat
memendek atau memanjang secara penuh atau
tidak. Terdiri dari inner range, middle range, outer
range dan full range.
KELAINAN TENDO
Nodulus tendo
artritis reumatoid.


Tendo ekstensor
penimbunan
lunak pada
hiperlipidemia.
Inspeksi
Gaya berjalan
Memikul berat badan dan duduk.
Bagian-bagian tulang yang penting, hipertrofi dan
perubahan anatomi.
Pembengkakan jaringan lunak.
Palpasi
Bagian-bagian tulang yang penting.
Kelompok otot di ligamentum.
Pemeriksaan
Rentang gerakan.
Ekstensi 10, fleksi 130.
Rotasi medial dan lateral 10.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai