Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap dokter gigi diputuskan untuk menjawab pertanyaan mengenai lama
perawatan yang dianjurkan pada saat konsultasi. Menurut Shia (1986), keberhasilan
suatu praktik ortodontik dipengaruhi prediksi yang akurat mengenai lama
perawatan.
1
erdasarkan hasil sur!ei pada tahun "##$ di praktik ortodontik %nggris,
diperoleh bahwa penyelesaian kasus dalam waktu yang telah diperhitungkan
dianggap sebagai metode penting yang membangun.
"
Menurut &lein (1988), pasien
yang diberikan in'ormasi akurat akan menjadi konsumen yang lebih baik pada
pelayanan gigi, dengan harapan yang lebih masuk akal untuk hasil perawatan dan
kepuasaan yang lebih besar dengan perawatan mereka se(ara keseluruhan.
1
)engetahuan tentang pentingnya 'ungsi gigi geligi serta akibat kelalaian
pemeliharaannya memungkinkan meningkatnya tuntutan akan perawatan yang
sebaik*baiknya. +rangtua menginginkan anaknya tampak normal, berpenampilan
menarik, sehingga mereka membawa anaknya ke dokter gigi untuk memperbaiki
maloklusi.
"
,embaga +rtodontik %nggris merekomendasikan bahwa pasien harus
menerima in'ormasi yang (ukup tentang perawatan yang dianjurkan, termasuk
perkiraan realistis mengenai skala waktu yang dibutuhkan.
1
Menurut -urbill dkk ("##1), e'isiensi merupakan konsep penting dalam
pemeliharaan kesehatan yang modern dan perawatan yang lama dapat merusak
.keuntungan/ praktik atau sistem pemeliharaan kesehatan nasional. Menurut 0raber
dkk ("##1), perawatan yang lebih pendek juga diinginkan dalam waktu yang singkat
untuk kemungkinan e'ek samping yang berbahaya.
1
+leh karena itu, hal ini merupakan keuntungan untuk pasien dan operator
yang awalnya telah menyajikan in'ormasi yang dapat diandalkan mengenai lama
perawatan.
Maloklusi adalah keadaan yang menyimpang dari oklusi normal, hal ini dapat
terjadi karena ketidaksesuaian antara lengkung gigi dan lengkung rahang. &eadaan
ini terjadi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. 0ambaran klinisnya berupa
crowding, protrusi, crossbite baik anterior maupun posterior.
"

Maloklusi, khususnya kelainan dento'asial, merupakan salah satu penyakit
yang perlu ditanggulangi dengan kesungguhan.
$
Selain itu, luasnya pengaruh
maloklusi terhadap kesehatan juga akan menimbulkan gangguan terhadap keserasian
dan estetika muka.
1
Maloklusi tidak dapat diberantas, jadi akan senantiasa ada,
karena penyebab kelainan tersebut tidak hanya karena 'aktor lingkungan, tetapi juga
'aktor keturunan yang tidak dapat dihindari. 2amun demikian maloklusi dapat
di(egah agar tidak bertambah parah.
3
,ama perawatan pada satu maloklusi tidaklah sama dengan lama perawatan
pada maloklusi jenis yang lain. 4da banyak 'aktor yang mempengaruhi lama
perawatan ortodontik, diantaranya5 usia pasien, tipe maloklusi, ada atau tidaknya
ekstraksi, penggunaan perangkat yang digunakan (ekat atau lepasan, keparahan
2
maloklusi awal, kooperati' pasien, dll. eberapa hal tersebut adalah 'aktor*'aktor
yang mempengaruhi lama perawatan ortodontik.
1
Menurut Sal6mann yang dikutip oleh 7ewanto menyatakan bahwa oklusi
ideal adalah sebuah 'ormula hipotesis (dugaan) yang tidak ada dan tidak akan terjadi
pada seseorang. 7alam perawatan ortodontik semaksimal mungkin dilakukan
perawatan untuk men(apai oklusi yang normal maupun yang ideal.
6
Salah satu 'aktor yang mempengaruhi lama perawatan ortodontik adalah tipe
maloklusi.
1
-ipe maloklusi tersebut dapat diukur dengan beberapa %ndeks Maloklusi
yang ada, diantaranya yang paling populer dan sampai saat ini masih digunakan
se(ara luas karena keadaan maloklusi dapat dilihat se(ara langsung adalah
menggunakan &lasi'ikasi 4ngle.

&lasi'ikasi ini dibuat berdasarkan hubungan
anteroposterior lengkung gigi*gigi rahang atas dan rahang bawah (hubungan gigi
molar pertama). 8ungsi dari klasi'ikasi ini adalah untuk menegakkan diagnosis dan
ren(ana perawatan.
9
)ada bagian +rtodonsia :S0M 8&0 ;2<4S ditemukan berbagai ma(am
kasus maloklusi. )erawatan maloklusi dilakukan dengan alat ortodontik lepasan oleh
mahasiswa kepanitraan. 7engan mengetahui lama perawatan ortodontik berdasarkan
tipe maloklusi diharapkan dapat menjadi suatu in'ormasi yang penting dan
membangun bagi mahasiswa klinik di bagian +rtodonsia :S0M 8&0 ;2<4S.
;ntuk saat ini belum ada in'ormasi mengenai lama perawatan pada pasien yang
menggunakan piranti lepasan. +leh karena itu, dianggap penting untuk melakukan
penelitian mengenai lama perawatan berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang
menggunakan piranti lepasan di :S0M 8&0 ;2<4S.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
erdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan, yaitu5
erapa lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien
yang menggunakan piranti lepasan di :S0M 8&0 ;2<4S =
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
erdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menge!aluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien
yang menggunakan piranti ortodontik lepasan di :S0M 8&0 ;2<4S.
1.3.1 Tujuan Khusus
erdasarkan tujuan penelitian umum, maka tujuan penelitian khusus yang
ingin di(apai penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut5
1. ;ntuk mengetahui gambaran lama perawatan ortodontik pada kasus maloklusi
&las % 4ngle.
". ;ntuk mengetahui gambaran lama perawatan ortodontik pada kasus maloklusi
&las %% 4ngle.
$. ;ntuk mengetahui gambaran lama perawatan ortodontik pada kasus maloklusi
&las %%% 4ngle.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
4
4dapun man'aat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah
untuk memberikan konstribusi sebagai berikut5
1.4.1 Ins!us! P"n#!#!$an
7iharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu penelitian yang
berman'aat bagi almamater penulis.
1.4.2 B!#an% &'(#(ns!a
7iharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber in'ormasi mengenai
gambaran lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada pasien yang
menggunakan piranti lepasan di bagian +rtodonsia :S0M 8&0 ;2<4S.
1.4.3 B!#an% K"mas)a'a$aan
Memberikan in'ormasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut dan pentingnya kontrol rutin ke dokter gigi guna men(egah
terjadinya maloklusi yang lebih kompleks sehingga menghindarkan diri dari
perawatan dengan durasi yang lebih lama.
1.4.4 P"n"*!! La!nn)a
7iharapkan penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
bagi pemba(anya, serta menginspirasi peneliti lain untuk melakukan penelitian
serupa.
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI MAL&KLUSI
Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak
harmonisnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spasial atau anomali
abnormal dalam posisi gigi.
8
Maloklusi menunjukkan kondisi oklusi intercuspal
dalam pertumbuhan gigi yang tidak reguler. )enentuan maloklusi dapat didasarkan
pada kun(i oklusi normal. 4ngle membuat pernyataan key of occlusion artinya molar
pertama merupakan kun(i oklusi.
6
Menurut 4ngle yang dikutip oleh 7ewanto, oklusi normal sebagai hubungan
dari bidang*bidang inklinasi tonjol gigi pada saat kedua rahang atas dan rahang
bawah dalam keadaan tertutup, disertai kontak proksimal dan posisi aksial semua
gigi yang benar, dan keadaan pertumbuhan, perkembangan posisi dan relasi antara
berbagai ma(am jaringan penyangga gigi yang normal pula.
6
Menurut 4ndrew yang dikutip oleh isara, terdapat enam kun(i oklusi normal,
sebagai berikut5
9
1. :elasi molar menujukkan tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas
beroklusi dalam (elah antara mesial dan sentral dari molar pertama rahang
bawah.
". 4ngulasi mahkota yang benar.
$. %nklinasi mahkota menjamin dari keseimbangan maloklusi.
1. %nklinasi mahkota menjamin dari keseimbangan oklusi.
3. -idak ada rotasi gigi.
6
6. -idak ada (elah diantara gigi geligi.
9. 4danya curve of spee yang datar terhadap dataran oklusal.
+leh karena itu, jika berbagai ketentuan oklusi normal di atas tidak sesuai,
maka akan tergolong kasus maloklusi. Menurut 0raber yang dikutip oleh 7ewanto
maloklusi merupakan penyakit gigi terbesar kedua setelah karies gigi. 0ambaran
maloklusi pada remaja di %ndonesia masih sangat tinggi, mulai dari tahun 198$
adalah 9#> sampai tahun "##6 adalah 89>, sementara perilaku kesehatan gigi pada
remaja khususnya tentang maloklusi masih belum (ukup baik dan pelayanan
kesehatan gigi belum optimal.
6
-ingginya pre!alensi maloklusi juga dapat dilihat dari beberapa hasil sur!ei
yang telah dilakukan terhadap populasi di berbagai tempat. Sur!ei tersebut
membuktikan bahwa kebanyakan anak*anak memiliki gigi yang tidak teratur atau
maloklusi. )enelitian Sil!a et al tentang maloklusi tahun "##1 di 4merika ,atin pada
anak usia 1"*18 tahun yang dikutip dari penelitian 4psari menunjukkan bahwa lebih
dari 9$> anak menderita maloklusi. <asil penelitian 4psari di SM)2 1 ;ngaran
tahun 1999 pada 91 remaja menunjukkan bahwa 8$,3> menderita maloklusi, dengan
$8,"> merupakan maloklusi ringan.
1#
<asil penelitian 7ewi +kta!ia tentang
maloklusi pada remaja SM; di kota Medan tahun "##9 dengan menggunakan skor
<M4 menunjukkan bahwa pre!alensi maloklusi sebesar 6#,3> dengan kebutuhan
perawatan ortodontik sebesar "$ >.
"
2.2 PEN+EBAB MAL&KLUSI
7
Menurut Moyers yang dikutip oleh Suminy, maloklusi dapat disebabkan oleh
beberapa 'aktor diantaranya 5
11
1. 8aktor keturunan, seperti sistem neuromuskuler, tulang, gigi dan bagian lain di
luar otot dan sara'.
". 0angguan pertumbuhan.
$. -rauma, yaitu trauma sebelum lahir dan trauma saat dilahirkan serta trauma
setelah dilahirkan.
1. &eadaan 'isik, seperti prematur ekstraksi.
3. &ebiasaan buruk seperti menghisap jari yang dapat menyebabkan insisi!us
rahang atas lebih ke labial sedangkan insisi!us rahang bawah ke lingual,
menjulurkan lidah, menggigit kuku, menghisap dan menggigit bibir.
6. )enyakit yang terdiri dari penyakit sistemik, kelainan endokrin, penyakit lokal
(gangguan saluran pernapasan, penyakit gusi, jaringan penyangga gigi, tumor,
dan gigi berlubang).
9. Malnutrisi.
2.3 DAMPAK MAL&KLUSI
Maloklusi dapat menimbulkan berbagai dampak diantaranya dapat dilihat dari
segi 'ungsi yaitu jika terjadi maloklusi yang berupa gigi berjejal akan berakibat gigi
sulit dibersihkan ketika menyikat gigi. 7ari segi rasa sakit, maloklusi yang parah
dapat menimbulkan kesulitan menggerakkan rahang (gangguan -M? dan nyeri). 7ari
segi 'onetik, maloklusi salah satunya adalah distooklusi dapat mempengaruhi
8
kejelasan pengu(apan huru' p, b, m sedangkan mesio*oklusi s, 6, t dan n. 7ari segi
psikis, maloklusi dapat mempengaruhi estetis dan penampilan seseorang.
1#
2.4 KLASIFIKASI MAL&KLUSI
@ara paling sederhana untuk menentukan maloklusi ialah dengan &lasi'ikasi
4ngle.
6
Menurut 4ngle yang dikutip oleh :ahardjo, mendasarkan klasi'ikasinya atas
asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah posisinya.

4ngle
mengelompokkan maloklusi menjadi tiga kelompok, yaitu maloklusi &las %, &las %%,
dan &las %%%.
1"
1. Maloklusi &las % 5 relasi normal anteroposterior dari mandibula dan
maksila.
1"
-onjol mesiobukal (usp molar pertama permanen berada pada
bukal groo!e molar pertama permanen mandibula. Seperti yang terlihat
pada gambar (0ambar ".1)
1$, 11
-erdapat relasi lengkung anteroposterior
yang normal dilihat dari relasi molar pertama permanen (netrooklusi).
1"
&elainan yang menyertai maloklusi klas % yakni5 gigi berjejal, rotasi dan
protrusi.
11
-ipe 1 5 &las % dengan gigi anterior letaknya berdesakan atau crowded atau
gigi @ ektostem
-ipe " 5 &las % dengan gigi anterior letaknya labioversi atau protrusi
-ipe $ 5 &las % dengan gigi anterior palato!ersi sehingga terjadi gigitan
terbalik (anterior crossbite).
-ipe 1 5 &las % dengan gigi posterior yang crossbite.
9
-ipe 3 5 &las % dimana terjadi pegeseran gigi molar permanen ke arah
mesial akibat prematur ekstraksi.
13

Gam,a' 2.1 Maloklusi &las %
". Maloklusi &las %% 5 relasi posterior dari mandibula terhadap maksila.
1"
-onjol mesiobukal (usp molar pertama permanen atas berada lebih mesial
dari bukal groo!e gigi molar pertama permanen mandibula. Seperti yang
terlihat pada gambar (0ambar ".").
1$, 11


Gam,a' 2.2 Maloklusi &las %%
7i!isi 1 5 insisi!us sentral atas proklinasi sehingga didapatkan jarak
gigit besar (overjet), insisi!us lateral atas juga proklinasi,
tumpang gigit besar (overbite), dan curve of spee positif.
1"
7i!isi " 5 insisi!us sentral atas retroklinasi, insisi!us lateral atas
proklinasi, tumpang gigit besar (gigitan dalam). ?arak gigit
bisa normal atau sedikit bertambah.
1", 11
10
)ada penelitian di 2ew Aork 4merika Serikat diperoleh "$,8>
mempunyai maloklusi &las %%. )eneliti lain mengatakan bahwa 33> dari
populasi 4merika Serikat mempunyai maloklusi &las %% 7i!isi %.
11
$. Maloklusi klas %%% 5 relasi anterior dari mandibula terhadap maksila.
1"
-onjol mesiobukal (usp molar pertama permanen atas berada lebih distal
dari bukal groo!e gigi molar pertama permanen mandibula dan terdapat
anterior crossbite (gigitan silang anterior). Seperti yang terlihat pada
gambar (0ambar ".$).
1$, 11

Gam,a' 2.3 Maloklusi &las %%%
-ipe 1 5 adanya lengkung gigi yang baik tetapi relasi lengkungnya tidak
normal.
-ipe " 5 adanya lengkung gigi yang baik dari gigi anterior maksila
tetapi ada linguo!ersi dari gigi anterior mandibula.
-ipe $ 5 lengkung maksila kurang berkembangB linguo!ersi dari gigi
anterior maksilaB lengkung gigi mandibula baik.
13
;ntuk kasus crossbite ada yang membaginya menjadi crossbite anterior dan
crossbite posterior.
1#
a. Crossbite anterior
11
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau beberapa
gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi
anterior mandibula.
b. Crossbite posterior
<ubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior
mandibula.
Selain &lasi'ikasi 4ngle, terdapat berbagai jenis maloklusi, seperti5
1#
1. Deepbite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal gigi
insisi!us maksila terhadap insisal gigi insisi!us mandibula dalam arah !ertikal
melebihi "*$ mm. )ada kasus deepbite, gigi posterior sering linguo!ersi atau
miring ke mesial dan insisi!us mandibula sering berjejal, linguo!ersi, dan supra
oklusi.
". Openbite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat
rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Ma(am*ma(am
open bite menurut lokasinya antara lain 5
a.4nterior openbite
&las % 4ngle anterior openbite terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi
depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi, sedangkan &las %%
4ngle di!isi % disebabkan karena kebiasaan buruk atau keturunan.
b. )osterior openbite pada regio premolar dan molar.
(. &ombinasi anterior dan posteriorCtotal openbite terdapat baik di anterior,
12
posterior, dapat unilateral ataupun bilateral.
$. Crowded (0igi berjejal)
0igi berjejal adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal.
)enyebab gigi berjejal adalah lengkung basal yang terlalu ke(il daripada
lengkung koronal. ,engkung basal adalah lengkung pada prossesus al!eolaris
tempat dari apeks gigi itu tertanam, lengkung koronal adalah lengkung yang
paling lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling besar dari
mahkota gigi geligi.
16
8aktor keturunan merupakan salah satu penyebab gigi
bejejal, misalnya ayah mempunyai struktur rahang besar dengan gigi yang
besar*besar, ibu mempunyai struktur rahang ke(il dengan gigi yang ke(il.
&ombinasi genetik antara rahang ke(il dan gigi yang besar membuat rahang
tidak (ukup dan gigi menjadi berjejal.

&asus gigi berjejal dibagi berdasarkan
derajat keparahannya, yaitu5
1#
a. 0igi berjejal kasus ringan
-erdapat gigi*gigi yang sedikit berjejal, sering pada gigi depan mandibula,
dianggap suatu !ariasi yang normal dan dianggap tidak memerlukan
perawatan.
b. 0igi berjejal kasus berat
-erdapat gigi*gigi yang sangat berjejal sehingga dapat menimbulkan oral
hygiene yang buruk.
1. 7iastema (0igi renggang)
13
0igi renggang adalah suatu keadaan terdapatnya ruang di antara gigi geligi
yang seharusnya berkontak. 7iastema ada " ma(am, yaitu5
1#

a. ,okal, jika terdapat diantara " atau $ gigi. )enyebabnya antara lain
'renulum labial yang abnormal, kehilangan gigi, kebiasaan jelek, dan
persistensi.
b. ;mum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh
'aktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi gigi yang traumatis.
2.- PIRANTI &RT&D&NSI
)iranti yang digunakan untuk merawat maloklusi se(ara garis besar dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu5 piranti lepasan (removable appliance), piranti
'ungsional (functional appliance) dan piranti (ekat (fied appliance).
19
2.-.1 P!'an! L".asan (Removable Appliance)
)iranti lepasan adalah piranti yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasien.
eberapa (ontohnya seperti yang terlihat pada gambar (0ambar ".1). &omponen
utama piranti lepasan adalah5 1) komponen akti', ") komponen pasi', $) lempeng
akrilik, 1) penjangkaran. &omponen akti' terdiri atas pegas, busur dan sekrup
ekspansi. &omponen pasi' yang utama adalah (engkeram 4dams dengan beberapa
modi'ikasinya, (engkeram Southend dan busur pendek.
14
Gam,a' 2.4 eberapa ?enis )iranti ,epasan
)iranti lepasan dapat juga dihubungkan dengan headgear untuk menambah
penjangkaran. ,empeng akrilik dapat dimodi'ikasi dengan menambah peninggian
gigitan anterior untuk koreksi gigitan dalam peninggian gigitan posterior untuk
membebaskan halangan gigi anterior atas pada kasus gigitan silang anterior. Salah
satu 'aktor keberhasilan perawatan dengan piranti lepasan adalah kooperati' pasien
untuk memakai piranti.
2.-.2 P!'an! Fun%s!(na* (Functional Appliance)
)iranti 'ungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi dengan
meman'aatkan, menghalangi atau memodi'ikasi kekuatan yang dihasilkan oleh otot
oro'asial, erupsi gigi dan pertumbuhkembangan dentomaksilo'asial. 4da juga yang
mengatakan bahwa piranti 'ungsional dapat berupa piranti lepasan atau (ekat yang
menggunakan kekuatan yang berasal dari regangan otot, 'asia dan atau jaringan yang
lain untuk mengubah relasi skelet dan gigi. 7engan menggunakan piranti 'ungsional,
diharapkan terjadi perubahan lingkungan 'ungsional dalam suatu upaya untuk
mempengaruhi dan mengubah relasi rahang se(ara permanen. iasanya piranti
'ungsional tidak menggunakan pegas sehingga tidak dapat menggerakkan gigi se(ara
indi!idual.
15
)iranti ini hanya e'ekti' pada anak yang sedang bertumbuh kembang terutama
yang belum melewati pubertal growth spurt. &ekuatan otot yang digunakan
tergantung pada desain piranti 'ungsional, tetapi utamanya kekuatan otot yang
digunakan menempatkan mandibula ke bawah dan ke depan pada maloklusi &las %%
atau ke bawah dan belakang pada maloklusi &las %%%. )enempatan mandibula ke
bawah dan belakang lebih sukar daripada ke bawah dan depan sehingga piranti ini
lebih e'ekti' bila digunakan pada maloklusi &las %%.
In#!$as!
)iranti 'ungsional se(ara terbatas dapat digunakan pada maloklusi 5
* Mandibula yang retrusi pada kelainan skeletal &las %% ringan disertai insisi!us
bawah yang retroklinasi atau tegak.
* -inggi muka yang normal atau sedikit berkurang.
* Mandibula yang protrusi pada kelainan skeletal &las %%% ringan
* -idak ada gigi yang crowded
Maloklusi &las %% dengan insisi!us bawah yang proklinasi merupakan
kontraindikasi pemakaian piranti 'ungsional. )ada maloklusi &las %% skeletal yang
parah, piranti 'ungsional digunakan sebagai perawatan pendahuluan untuk mengubah
relasi rahang pada saat masih ada pertumbuhan (phase one) kemudian digunakan
piranti (ekat untuk mengoreksi letak gigi dan kadang*kadang diperlukan ekstraksi
gigi permanen (phase two).
T!." P!'an! Fun%s!(na*
1. R"m(/a,*" T((h0B('n" A..*!an1" aau Pass!/" T((h0B('n"
16
)iranti ini bekerjanya hanya tergantung pada jaringan lunak yang
menegang serta akti!itas otot sehingga menghasilkan e'ek untuk mengoreksi
maloklusi. -ermasuk dalam tipe ini adalah 5
a. A$!/a('
7isebut juga piranti 4ndresen, desain akti!ator yang asli terdiri atas
blok akrilik yang menutupi lengkung geligi atas dan bawah serta palatal,
blok ini longgar karena tidak mempunyai (engkeram. 4kti!ator dapat
memajukan mandibula beberapa milimeter untuk mengoreksi maloklusi
&las %% dan membuka gigitan kira*kira $*1 mm.
)iranti ini berpengaruh pada pertumbuhan rahang dan piranti yang
pasi' ini dapat menggerakkan gigi anterior se(ara tipping serta
mengontrol erupsi gigi*gigi untuk mengubah dimensi !ertikal. )iranti ini
memberi kesempatan gigi posterior bawah tumbuh !ertikal sedangkan
gigi posterior atas ditahan oleh lempeng akrilik untuk mengurangi
tumpang gigit. )iranti ini dipakai selama 11*16 jam sehari. erbagai
(ontoh akti!ator seperti terlihat pada gambar (0ambar ".3)
Gam,a' 2.- erbagai @ontoh 4kti!ator
,. B!(na('
17
&adang*kadang disebut piranti alters sesuai dengan penemunya.
)rinsipnya hampir seperti akti!ator tetapi kurang bulky sehingga lebih
disukai. ,empeng bagian palatal dibuang dan masih terdapat sayap
lingual untuk menstimulasi mandibula agar diposisikan ke anterior serta
adanya lempeng akrilik di antara gigi*gigi atas dan bawah untuk
mengontrol dimensi !ertikalnya. )emakaian selama "1 jam sehari sangat
dianjurkan. Seperti yang terlihat pada gambar. (0ambar ".6)
Gam,a' 2.2 ionator
2. T3!n B*($ A..*!an1"
)iranti ini terdiri atas piranti atas dan bawah yang pada saat pasien
beroklusi membentuk satu kesatuan di bukal, seperti yang terlihat pada
gambar (0ambar ".9). Serta mempunyai lempengan yang ber'ungsi
menempatkan mandibula ke depan pada saat menutup. !win blok appliance
(o(ok untuk pasien yang mempunyai tumpang gigit normal atau sedikit
berkurang dan dimungkinkan dipakai selama "1 jam setiap hari bahkan waktu
malam tetap bisa dipakai. )engurangan jarak gigit dapat terjadi dalam waktu
yang tidak terlalu lama.
18
Gam,a' 2.4 -win lok 4pplian(e
3. R"m(/a,*" T!ssu"0B('n"
Satu*satunya piranti 'ungsional tipe removable tissue"borne adalah
functional corrector atau functional regulator (iptaan :ol' 8rankel sehingga
piranti ini dikenal sebagai piranti 8rankel. Seperti yang terlihat pada gambar
(0ambar ".8). )iranti ini terdiri atas akrilik dengan kerangka dari kawat,
didesain untuk mengurangi gerakan gigi yang tidak diinginkan dan mengatur
otot yang terletak dekat dengan gigi dan menempatkan rahang dalam letak
yang dikehendaki. Sayap akrilik lingual menempatkan mandibula ke depan
sedangkan bantalan akrilik di labial dan sayap akrilik yang lebar di bukal
(buccal shield) menahan tekanan dari bibir dan pipi. )emakaian piranti
8rankel dimulai bertahap "*$ jam tiap hari pada minggu*minggu pertama,
kemudian dipakai semalaman tiap hari sampai akhirnya selama "1 jam tiap
hari ke(uali pada saat makan.
4da empat tipe piranti 8rankel 5
19
* 8: % untuk mengoreksi maloklusi &las % dan &las %% 7i!isi 1
* 8: %% untuk mengoreksi maloklusi &las %% 7i!isi "
* 8: %%% untuk mengoreksi maloklusi &las %%%
* 8: %D untuk mengoreksi gigitan terbuka anterior
Gam,a' 2.5 )iranti 8rankel
4. F!6"# T((h0B('n" A..*!an1"
-ipe ketiga adalah fied tooth"borne appliance yang mempunyai
pengertian bahwa piranti ini melekat pada gigi. Sebagai (ontoh adalah #erbst
$ppliance dan %asper jumper. #erbst appliance pada awalnya merupakan
piranti lepasan kemudian pada perkembangannya menjadi piranti (ekat yang
terdiri atas splint yang disemen ke lengkung gigi atas dan bawah, biasanya
molar pertama atas dan premolar pertama bawah, dihubungkan oleh lengan
teles(opi( pin and tube yang menentukan seberapa banyak mandibula
dimajukan. eberapa (ontoh herbst appliance seperti yang terlihat pada
gambar (0ambar ".9). +leh karena merupakan piranti (ekat, maka herbst
appliance dipakai terus*menerus sehingga keberhasilan untuk mengoreksi
20
maloklusi lebih tinggi. &ekurangan piranti ini ialah dapat menyebabkan
insisi!us bawah terdorong ke labial. #erbst appliance yang baru tidak
mengganggu pergerakan rahang bawah ke lateral dan dibuat dari bahan yang
lebih kuat sehingga tidak mudah patah.
Gam,a' 2.7 <erbst 4pplian(e
%asper jumper adalah juga fied tooth"borne appliance, menggunakan
prinsip yang hampir sama dengan piranti herbst appliance, tetapi lengan
metal diganti dengan pegas yang kuat yang terbungkus plastik yang lentur
kemudian dilekatkan se(ara langsung dengan busur pada piranti (ekat.
Seperti yang terlihat pada gambar (0ambar ".1#).
Gam,a' 2.18 ?asper ?umper
21
2.2 9AKTU PERA9ATAN
2.2.1 Lama P"'a3aan
)erawatan ortodontik pada periode geligi (ampuran ini berlangsung sekitar
satu tahun, biasa disebut dengan intial phase. &emudian diikuti oleh obser!asi
sampai semua gigi erupsi. &euntungan perawatan ini adalah terjadi
peningkatanCpenambahan ruangan dengan menggunakan molar sebagai penjangkar.
Selain itu, dapat juga digunakan transpalatal ar(h pada maksila, dapat juga digunakan
lingual ar(h pada mandibula setelah gigi tetap erupsi penuh sampai dengan oklusi
(ke(uali molar ketiga). &emudian dilanjutkan dengan pemasangan piranti (ekat
untuk align dan untuk merapikan gigi hingga oklusi menjadi normal. -erapi final
phase dapat dimulai dengan pemasangan transpalatal ar(h, dipasang kurang lebih 6
bulan dipasang sebelum semua gigi premolar erupsi sempurna. iasanya perawatan
orthodontik akan terus berlangsung kira*kira 1"*18 bulan dengan piranti (ekat.
19, 18
2.2.2 P"m!*!han 9a$u
Eaktu penentuan terapi harus dipertimbangkan dengan saksama, harus dilihat
pula kelainan giginya (tipe maloklusi). Misalnya, maloklusi &las % dengan ukuran
gigi yang relati' besar, gigi berjejal, pada keadaan ini dapat mulai dirawat pada umur
9 tahun. Se(ara umum, pasien dengan kelainan maloklusi &las % dapat mulai dirawat
setelah keempat gigi insisi!us mandibula dan insisi!us sentralis maksila telah erupsi
penuh. 7alam banyak kejadian, terlihat kekurangan ruangan sehingga gigi insisi!us
lateral atas terhalang untuk erupsi. ;ntuk hal ini, harus dipertimbangkan apakah akan
dilakukan perawatan serial ekstraksi atau akan dilakukan ekspansi rahang.
18
22
ila kejadian maloklusi klas %%% ada pada masa geligi ber(ampur dini. &onsep
terapi kemungkinan lebih dulu dirawat, bila dibandingkan dengan perawatan untuk
maloklusi &las %. %nter!ensi yang terlalu dini akan menghasilkan perawatan yang
lama antara initial phase sampai akhir perawatan setelah gigi tetap erupsi semua.
Eaktu terapi bagi mandibula yang kurang berkembang (de'isiensi) akan berbeda
dalam hal terapi, jadi harus ditunda untuk terapi 'un(tional jaw orthopedi(s.
%dealnya, 'ungsional terapi akan diikuti langsung dengan pemasangan piranti (ekat.
18
23
BAB III
MET&DE PENELITIAN
3.1 KERANGKA K&NSEP
K""'an%an :
5 Dariabel yang diteliti.
5 Dariabel yang tidak diteliti.
24
Lama Perawatan
Ortodontik
Tipe Maloklui
!la " !la "" !la """
!lai#ikai
$n%le
&ooperati'
)asien
)iranti yang
digunakan
4daCtidak
Fkstraksi
;sia )asien
)iranti @ekat )iranti ,epasan
3.2 JENIS PENELITIAN
)enelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif yaitu suatu
penelitian yang dilakukan dengan mengambil data yang ada dengan tujuan untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan se(ara objekti'.
3.3 DESAIN PENELITIAN
7esain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
3.4 L&KASI PENELITIAN
)enelitian ini dilakukan di :umah Sakit 0igi dan Mulut 8akultas &edokteran
0igi ;ni!ersitas <asanuddin <j. <alimah 7g. Sikati ?l. &andea.
3.- 9AKTU PENELITIAN
)enelitian ini dilakukan pada bulan Maret "#1".
3.2 SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah uku )embi(araan Model (status pasien
ortodontik) yang berkunjung ke :S0M 8&0 ;2<4S bagian +rtodonsia mulai
tahun "##9 G "#11 yang memenuhi kriteria*kriteria sebagai berikut5
3.2.1 K'!"'!a In$*us!
1. uku )embi(araan Model dari pasien yang telah dinyatakan
selesaiCmemenuhi syarat untuk die!aluasi.
". Mempunyai data lengkap mengenai lama perawatan ortodontik.
25
$. Mempunyai data lengkap mengenai tipe maloklusi.
3.2.2 K'!"'!a E$s$*us!
-erdapat kelainan patologis gigi
3.4 DEFINISI &PERASI&NAL
a. ,ama perawatan ortodontik 5 4dalah kurun waktu yang diukur dari tanggal
(etak awal sampai tanggal (etak selesaiCe!aluasi yang dilihat di uku
)embi(araan Model ()M) dalam satuan bulan.
b. -ipe maloklusi 5 4dalah jenis maloklusi yang diukur berdasarkan &lasi'ikasi
4ngle. %ndeks ini adalah sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk
menilai tipe maloklusi. @iri oklusi yang dinilai adalah hubungan
anteroposterior segmen bukal gigi geligi rahang atas dan rahang bawah.
8ungsi dari klasi'ikasi ini adalah untuk membantu menegakkan diagnosis dan
ren(ana perawatan. )enilaian dilakukan dengan melihat hubungan gigi Molar
)ertama :4 dan :.
1
(. )asien di :S0M 8&0 ;2<4S 5 )asien yang dimaksud adalah )M (kartu
status pasien ortodontik) yang telah dinyatakan selesaiCmemenuhi syarat
untuk die!aluasi di bagian +rtodonsia :S0M 8&0 ;2<4S.
3.5 ALAT DAN BAHAN
4lat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah5
a. uku )embi(araan Model pasien tahun "##9*"#11 di bagian +rtodonsia.
b. 4lat tulis.
26
3.7 PR&SEDUR PENELITIAN
1. Mendatangi :S0M 8&0 ;2<4S bagian +rtodonsia.
". 7ilakukan pemilihan subjek penelitian.
$. 7ilakukan pengambilan sampel sesuai kriteria penelitian yang ada.
1. 7ilakukan pengumpulan data, pen(atatan lama perawatan ortodontik
mulai dari tanggal pen(etakan awal sampai tanggal pen(etakan selesai
pada sampel yang telah ditentukan.
3. Menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusiCtabulasi.
3.18 DATA PENELITIAN
a. ?enis data 5 7ata sekunder, data ini diperoleh dari hasil pengamatan
)M (kartu status pasien ortodontik) sebagai objek yang diteliti.
b. )engolahan data 5 Menggunakan )rogram S)SS !ersi 16.# untuk
Eindows dan Mi(roso't FH(el "#1#.
(. )enyajian data 5 7alam bentuk tabel distribusi (tabulasi).
27
3.11 ALUR PENELITIAN
BAB I;
28
HASIL PENELITIAN
erdasarkan penelitian yang dilakukan di bagian +rtodonsia :S0M 8&0
;2<4S pada bulan Maret "#1", diperoleh 1$# sampel uku )embi(aaan
Model.&emudian data hasil penelitian tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi sebagai berikut5
Ta,"* 4.1 7istribusi karakteristik sampel berdasarkan buku pembi(araan modelyang
diteliti (2I1$#)
&arakteristik pasien
8rekuensi
(2)
)ersen
(>)
:erata J Simpang aku
;sia
?enis kelamin
,aki*laki
)erempuan
19.91 J 1.1$
11 $1.3
89 68.3
&lasi'ikasi Maloklusi4ngle
&las % -ipe 1 11 $1.3
&las % -ipe " 1$ 1#.#
&las % -ipe $ 1 #.8
&las % -ipe 6 31 11.3
&las %% 7i!isi 1 18 1$.8
&las %% Subdi!isi 1 #.8
&las %% 7i!isi " " 1.3
,ama perawatan (bulan) 1".69 J 9.93
-abel 1.1 menunjukkan distribusi karakteristik sampel berdasarkan uku
)embi(araan Model. -erlihat pada -abel 1.1bahwa )M yang diteliti terdiri dari 89
(68.3>) perempuan dan 11 ($1.3>) laki*laki, dengan rata*rata usia sampel yang
diteliti adalah 19.91 tahun (19 tahun 11 bulan 8 hari). Standar pengukuran tipe
maloklusi yang digunakan peneliti adalah berdasarkan &lasi'ikasi 4ngle, dimana
peneliti hendak menjadikan semua klas serta pembagiannya sebagai sampel pada
penelitian ini, tanpa batasan tipeCdi!isi tertentu.
29
-erlihat pada -abel 1.1 tipe maloklusi 4ngle yang tidak ditemukan pada
sampel adalah &las % -ipe 1 dan -ipe 3, serta &las %%% -ipe 1, -ipe ", dan -ipe $.
)ada -abel 1.1 juga terlihat jumlah tipe maloklusi yang paling banyak adalah &las1
-ipe 6yaitu sebanyak 31 (11.3>) sampel dan &las% -ipe 1 yaitu sebanyak 11
($1.3>) sampel.Sedangkan tipe maloklusi yang paling sedikitditemukan adalah
&las% -ipe $ yaitu sebanyak 1 (#.8>) sampel dan &las%%Subdi!isi yaitu sebanyak 1
(#.8>) sampel. :ata*rata lama perawatan ortodontik sampel adalah 1".69 bulan atau
dapat dikatakan rata*rata lama perawatan adalah 1" bulan "# hari. ,ama perawatan
ortodontik diperoleh melalui pengurangan (etak berhasildan tanggal (etak
awalperawatan.
Ta,"* 4.2 7istribusi kelompok lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan tipe
maloklusi (2I1$#)
&elompok lama perawatan (bulan)
-otal
2 (>)
1*1#
2 (>)
11*"#
2 (>)
"1*$#
2 (>)
K$#
2 (>)
?enis kelamin
,aki*laki "1 ($".$) 1$ ($1.#) 6 ("8.6) 1 (3#.#) 11 ($1.3)
)erempuan 11 (69.9) "9 ($9.#) 13 (91.1) 1 (3#.#) 89 (68.3)
-otal 63 (1##) 1" (1##) "1 (1##) " (1##) 1$# (1##)
&lasi'ikasi Maloklusi
4ngle
&las % -ipe 1 13 ("$.1) 19 (1#.3) 9 ($$.$) " (1##) 11 ($1.3)
&las % -ipe " 6 (9.") 1 (".1) 6 ("8.6) # (#) 1$ (1#.#)
&las % -ipe $ # (#) # (#) 1 (1.8) # (#) 1 (#.8)
&las % -ipe 6 $9 (6#.#) 11 ("6.") 1 (19.#) # (#) 31 (11.3)
&las %% 7i!isi 1 1 (6.") 11 ("6.") $ (11.$) # (#) 18 (1$.8)
&las %% Subdi!isi # (#) 1 (".1) # (#) # (#) 1 (#.8)
&las %% 7i!isi " 1 (1.3) 1 (".1) # (#) # (#) " (1.3)
-otal 63 (1##) 1" (1##) "1 (1##) " (1##) 1$# (1##)
-abel 1." menunjukkan distribusi kelompok lama perawatan berdasarkan
jenis kelamin dan jenis maloklusi. )ada -abel 1." dimana kelompok lama perawatan
30
berdasarkan jenis kelamin, didapatkan perempuan lebih banyak dibandingkan laki*
laki, yang terdiri dari 11 ($1.3>) laki*laki dan 89 (68.3>) perempuan. ,ama
perawatan terbanyak, baik pada laki*laki maupun perempuan adalah 1*1# bulan,
dengan jumlah "1 ($".$>) laki*laki dan 11 (69.9>) perempuan.Sedangkan untuk
lama perawatan yang diselesaikan dalam waktu K$# bulan, diperoleh jumlah yang
paling sedikit dengan jumlah yang sama baik laki*laki maupun perempuan.
-erlihat pula pada -abel 1." dimana kelompok lama perawatan berdasarkan
tipe maloklusiyang paling banyak adalah &las 1 -ipe 6 yaitu sebanyak 31 (11.3>)
sampel, sedangkan tipe maloklusi yang paling sedikit adalah &las % -ipe $ dan &las
%% Subdi!isi yaitu sebanyak 1 (#.8>) sampel. ,ama perawatan terbanyak berdasarkan
tipe maloklusi adalah 1*1# bulan, dengan &las % -ipe 6 sebanyak $9 (6#.#>) sampel,
&las % -ipe 1 sebanyak 13 ("$.1>), &las % -ipe " sebanyak 6 (9.">), &las %% 7i!isi 1
sebanyak 1 (6.">) dan &las %% 7i!isi " sebanyak 1 (1.3>) sampel, serta
tidakditemukan &las % -ipe $ dan &las %% Subdi!isi untuk kelompok lama perawatan
1*1# bulan. Sedangkan untuk lama perawatan paling K$# bulan,hanya ditemukan "
sampelyaitu pada tipe maloklusi&las % -ipe 1.
)ada -abel 1.$ disajikan distribusi tipe maloklusi sampel berdasarkan jenis
kelamin. )ada -abel 1.$ terlihat bahwa perempuan lebih banyak dibandingkan laki*
laki untuk semua tipe maloklusi, ditemukan 19 laki*laki dan "1 perempuan untuk tipe
maloklusi &las % -ipe 1, sedangkan ditemukan 11 laki*laki dan 1# perempuan untuk
&las % -ipe 6, serta 3 laki*laki dan 1$ perempuan untuk &las %% 7i!isi 1. ;ntuk &las
%% 7i!isi " mempunyai jumlah yang sama, yaitu 1 laki*laki dan 1 perempuan,
31
sedangkan untuk &las % -ipe $ dan &las %% Subdi!isi, keduanya hanya satu
perempuan dan tidak terdapat sama sekali laki*laki.
-abel 1.$ memperlihatkan bahwa tidak ditemukan jenis kelamin laki*laki
pada tipe maloklusi &las 1 -ipe $, hanya ditemukan satu orang perempuan pada tipe
maloklusi ini. ,ama perawatan, baik pada laki*laki maupun perempuan adalah 1*1#
bulan, dengan jumlah 1# untuk laki*laki dan "$ untuk perempuan.
Ta,"* 4.3 7istribusi tipemaloklusisampel berdasarkan jenis kelamin (2I1$#)
&lasi'ikasi
Maloklusi4ngle
?enis kelamin
-otal
2 (>)
,aki*laki )erempuan
8rekuensi
(2)
)ersen
(>)
8rekuensi
(2)
)ersen
(>)
&las % -ipe 1 19 11.3 "1 "9.# 11 ($1.3)
&las % -ipe " 1 9.8 9 1#.1 1$ (1#.#)
&las % -ipe $ # # 1 1.1 1 (#.8)
&las % -ipe 6 11 $1.1 1# 11.9 31 (11.3)
&las %% 7i!isi 1 3 1"." 1$ 11.6 18 (1$.8)
&las %% Subdi!isi # # 1 1.1 1 (#.8)
&las %% 7i!isi " 1 ".1 1 1.1 " (1.3)
-otal 11 1## 89 1## 1$# (1##)
)ada -abel 1.$ terlihat bahwa tipe maloklusi yang paling banyak berdasarkan
jenis kelamin adalah &las 1 -ipe 6 untuk jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 1#
(11.9>) sampel dan &las 1 -ipe 1 untuk jenis kelamin laki*laki yaitu sebanyak 19
(11.3>) sampel,sedangkan untuk tipe maloklusi&las % -ipe $ dan &las %% Subdi!isi
untuk jenis kelamin laki*laki, sama sekali tidak ada.
32
Ta,"* 4.4 7istribusi rata*rata usia dan lama perawatan berdasarkan jenis kelamin dan
tipemaloklusi (2I1$#)
&arakteristik sampel
8rekuensi
(2)
;sia (tahun)
,ama perawatan
(bulan)
:erataJ Simpang aku :erataJ Simpang aku
?enis kelamin
,aki*laki 11 18.9$J1."9 1".$#J9.91
)erempuan 89 "#.1#J1.16 1".89J9.9#
-otal 1$# 19.91J1.1$ 1".69J9.93
&lasi'ikasi
Maloklusi4ngle
&las % -ipe 1 11 18.9$J1.$1 11."1J9.99
&las % -ipe " 1$ 19.31J$.$$ 16.36J9.$6
&las % -ipe $ 1 "$.##J# "$.$9J#
&las % -ipe 6 31 "#.96J1.96 9.11J6.36
&las %% 7i!isi 1 18 "#.$$J$.68 13.$$J6.$9
&las %% Subdi!isi 1 19.##J# 11.#9J#
&las %% 7i!isi " " "1.3#J".1" 13.$8J9.91
-otal 1$# 19.91J1.1$ 1".69J9.93
&elompok ,ama
)erawatan
1*1# bulan 63
19.98J1.88 6.63J".91
11*"# bulan 1"
19.3"J1.1" 11.98J$."#
"1*$# bulan "1
"#.96J$.#1 "3.$6J".$9
K$# bulan "
18.3#J".1" $1.9$J1.1$
-otal 1$#
19.91J1.1$ 1".69J9.93
-abel 1.1 menyajikan distribusi rata*rata usia dan lama perawatan
berdasarkan jenis kelamin dan tipe maloklusi. :ata*rata usia laki*laki adalah 18.9$
tahun (18 tahun 11 bulan 1 hari)dan untuk perempuan adalah "#.1# tahun ("# tahun 1
bulan "1 hari). 4dapun berdasarkan tipe maloklusi, &las % tipe $ memiliki rata*rata
usia paling tinggi, yaitu "$ tahun. )ada kelompok lama perawatan, kelompok "1*$#
33
bulan memiliki rata*rata usia tertinggi dengan "#.96 tahun atau dapat dikatakan usia
tertinggi adalah "# tahun 9 bulan $ hari.
Selain rata*rata usia, -abel 1.1 juga memperlihatkan rata*rata lama perawatan
ortodontik. :ata*rata lama perawatan ortodontik pada laki*laki adalah 1".$# bulan
(1" bulan 9 hari), sedangkan untuk perempuan memiliki rata*rata lama perawatan
selama 1".89 bulan (1" bulan "6 hari). erdasarkan tipe maloklusi, &las %% 7i!isi "
membutuhkan waktu perawatanortodontik yang paling lama, yaitu diselesaikan
dalam waktu "1.3# bulan ("1 bulan 13 hari), sedangkan &las %% 7i!isi " perawatan
ortodontik tersingkat dapat diselesaikan dalam waktu 19 bulan.
34
BAB ;
PEMBAHASAN
)enelitian mengenai e!aluasi lama perawatan ortodontik berdasarkan tipe
maloklusi pada pasien yang mengunakan piranti lepasan telah dilakukan di bagian
+rtodonsia :umah Sakit 0igi dan Mulut 8akultas &edokteran 0igi ;ni!ersitas
<asanuddin <j. <alimah 7g. Sikati ?l. &andea.
,ama perawatan ortodontik dalam penelitian ini menggunakan satuan bulan.
-ipe maloklusi dinilai berdasarkan &lasi'ikasi 4ngle, dimana semua klas dan
pembagian masing*masing klas diteliti. )enelitian ini menggunakan uku
)embi(araan Model (kartu status pasien ortodontik) sebagai sampel yang telah
diseleksi terlebih dahulu berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan oleh
peneliti.
)eneliti melakukan pengumpulan data melalui kartu status pasien ortodontik
yang telah selesai dirawat menggunakan piranti lepasan oleh mahasiswa kepanitraan
di bagian +rtodonsia :S0M 8&0 ;2<4S dari tahun "##9*"#11 dengan jumlah 1$#
sampel. )eneliti mengumpulkan data nama pasien, jenis kelamin, usia, dan tipe
maloklusi pasien, serta tanggal (etak awal (sebelum) perawatan dan tanggal (etak
berhasilCe!aluasi (setelah) perawatan. )eneliti juga mendapatkan data lama
perawatan ortodontik pasien melalui pengurangan (etak (sebelum) perawatan dan
tanggal (etak berhasilCe!aluasi (setelah) perawatan.
35
Setelah data hasil penelitian dikumpulkan, data kemudian diolah dengan
menggunakan program S)SS !ersi 16.# untuk Eindows. 7ata hasil penelitian yang
telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi (seperti yang
dipaparkan pada ab sebelumnya) maka dapat diketahui 5
erdasarkan -abel 1.1 terlihat bahwa usia pasien yang menggunakan piranti
lepasan memiliki rata*rata sekitar 19.91 J 1.1$ tahun. <al ini memperlihatkan bahwa
usia termuda dari pasien yang menggunakan piranti lepasan adalah sekitar 13.31
tahun (13 tahun 6 bulan $ hari) dan usia tertua pasien adalah "1.$9 tahun ("1 tahun 1
bulan 1$ hari).
%n'ormasi mengenai usia pasien ini sangat penting untuk meren(anakan
perawatan ortodontik yang akan diberikan. ;sia berperan penting dalam mengaitkan
antara perkembangan umum dan gigi dengan usia kronologis serta dalam
menentukan laju pertumbuhan serta tahap maturitas. ;sia juga penting dalam
memilih saat terbaik untuk melakukan perawatan ortodontik.
1$
erdasarkan -abel 1.1 terlihat bahwa persentase pasien yang menggunakan
piranti ortodontik lebih banyak didominasi oleh pasien perempuan dengan
'rekuensi(2) sebanyak 89 dari 1$# sampel atau sekitar 68,3> jika dibandingkan
dengan pasien laki*laki yang 'rekuensinya(2) sebanyak 11 atau sekitar $1,3>.
<asil penelitian tersebut hampir sama dengan hasil penelitian yang diperoleh
%snaniah Malik di klinik terpadu bagian +rtodonsia 8&0 ;2)47, dimana
didapatkan 6",86> pasien yang menggunakan piranti ortodontik didominasi oleh
pasien perempuan dan hanya $9,11> pasien laki*laki.
36
<al ini dapat terjadi karena ke(enderungan perempuan yang lebih
mengutamakan estetik, sehingga sangat memperhatikan kesehatan dan keteraturan
giginya. ila terjadi maloklusi, susunan gigi geligi menjadi tidak beraturan sehingga
dengan sendirinya bentuk wajah menjadi kurang baik dan apabila tersenyum atau
tertawa akan jelas terlihat. Sehingga hal ini dapat menjadi salah satu alasan
perempuan lebih banyak dirawat menggunakan piranti ortodontik lepasan di :S0M
8&0 ;2<4S.
erdasarkan -abel 1.1 pula dapat terlihat bahwa pasien yang menggunakan
piranti lepasan paling banyak adalah pasien dengan Maloklusi &las % -ipe 6 4ngle
yaitu ditemukan 'rekuensinya(2) sebanyak 31 dengan persentase 11,3>. <al ini jauh
berbeda dengan beberapa tipe maloklusi lain. 7imana pada pasien yang dirawat
dengan menggunakan piranti lepasan di bagian +rtodonsia tidak diperoleh pasien
dengan tipe Maloklusi &las % -ipe 1 4ngle, &las % -ipe 3 4ngle, dan Maloklusi &las
%%% 4ngle.
)ada kasus &las %%% sebenarnya ditemukan " sampel, namun termasuk dalam
kriteria drop out karena tidak memiliki data lengkap mengenai tipe maloklusinya
(kriteria inklusi). Sedikitnya maloklusi &las %%% yang ditemukan ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh 8arella yang menyatakan bahwa persentase crossbite
sangat rendah pada tiga sekolah yang diteliti.
18
Menurut :amara yang dikutip oleh Susanti, crossbite merupakan salah satu
kasus yang kompleks dan sulit untuk dilakukan perawatan. anyak pendapat yang
menyatakan bahwa crossbite atau Maloklusi &las %%% 4ngle sebaiknya dirawat
dengan menggunakan kombinasi ortodontik dan bedah ortognatik setelah selesainya
37
pertumbuhan rahang agar didapatkan hasil perawatan yang maksimal dan stabil.
19
+leh karena itu, untuk pasien crossbite di :S0M 8&0 ;2<4S sangat minim
mengingat piranti yang dipergunakan hanya piranti ortodontik lepasan sehingga
crossbite yang berat sangat sulit ditangani.
erdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian diperoleh data
mengenai lama perawatan ortodontik pada pasien yang menggunakan piranti lepasan
sangat ber!ariasi. ;ntuk itu, peneliti mengklasi'ikasikan lama perawatan kedalam 1
inter!al, yaitu5 1*1# bulan, 11*"# bulan, "1*$# bulan dan $1*1# bulan.
erdasarkan -abel 1." terlihat bahwa lama perawatan Maloklusi &las % -ipe
1 4ngle terbanyak 'rekuensinya(2) 19 sampel atau sekitar 11.3> dapat diselesaikan
dalam waktu 11*"# bulan sedangkan persentase terendah dengan 'rekuensi(2) "
sampel atau sekitar 1.9> diselesaikan dalam waktu $1*1# bulan. ;ntuk Maloklusi
&las % -ipe " 4ngle diperoleh lama perawatan yang sama yaitu dengan persentase
16."> dapat diselesaikan pada inter!al waktu 1*1# bulan dan "1*$# bulan.
erdasarkan -abel 1." terlihat pula bahwa untuk Maloklusi &las % -ipe $
4ngle hanya diperoleh 1 sampel dengan persentase 1##> dan diperoleh lama
perawatan sekitar "1*$# bulan sedangkan untuk lama perawatan Maloklusi &las %
-ipe 6 4ngle diperoleh persentase tertinggi sebanyak 9"."> dengan 'rekuensi(2) $9
dapat diselesaikan dalam waktu 1*1# bulan dan persentase terendah dengan
'rekuensi(2) 1 atau sekitar 9.1> diselesaikan dalam waktu "1*$# bulan.
erdasarkan -abel 1." untuk Maloklusi &las %% 7i!isi 1 4ngle dengan
persentase terbanyak yaitu 61.1> diselesaikan dalam waktu 11*"# bulan sedangkan
terendah sekitar 16.9> diselesaikan dalam waktu "1*$# bulan. )ada Maloklusi &las
38
%% subdi!isi hanya diperoleh 1 sampel dengan persentase 1##> diselesaikan dalam
waktu 11*"# bulan. ;ntuk Maloklusi &las %% 7i!isi " 4ngle diperoleh data yang
sama mengenai lama perawatan, yaitu dengan 'rekuensi(2) 1 sampel dengan
persentase 3#> diselesaikan dalam waktu 1*1# bulan dan 'rekuensi(2) 1 sampel
dengan persentase 3#> diselesaikan dalam waktu 11*"# bulan.
erdasarkan -abel 1.$ diperoleh bahwa dari 9 tipe maloklusi yang diteliti, 6
dari tipe maloklusi tersebut persentase terbanyak didapatkan pada perempuan yaitu5
untuk &las % -ipe 1 38.3>, &las % -ipe " 69.">, &las % -ipe $ 1##>, &las % -ipe 6
91.1>, &las %% 7i!isi 1 93.">, &las %% Subdi!isi 1##> sedangkan untuk &las %%
7i!isi " diperoleh persentase yang sama antara laki*laki dan perempuan yaitu
sebanyak 3#>.
eberapa data penelitian yang diperoleh mengenai lama perawatan tersebut
hampir sesuai dengan hasil penelitian retrospekti' yang dilakukan oleh Don remen
dan )an(her6 pada tahun "##". )iranti yang digunakan selama perawatan adalah
piranti 'ungsionalClepasan, kombinasi 'ungsionalC(ekat, herbstCkombinasi piranti
(ekat dan piranti (ekat. 7ari penelitian tersebut diperoleh rata*rata lama perawatan
adalah $9 bulan dan menurun seiring dengan perkembangan gigiB pasien pada masa
awal gigi ber(ampur dirawat selama rata*rata 39 bulan, yang berada pada masa akhir
gigi ber(ampur selama $$ bulan dan pada masa gigi permanen selama "1 bulan.
)asien yang dirawat dengan herbstCkombinasi piranti (ekat dan piranti (ekat
memiliki periode perawatan yang lebih pendek (masing*masing 19 dan "1 bulan)
daripada yang dirawat dengan piranti 'ungsional atau kombinasi piranti 'ungsional
(masing*masing $8 dan 18 bulan).
1

39
BAB ;I
PENUTUP
2.1 SIMPULAN
erdasarkan penelitian yang dilakukan pada kartu status pasien ortodontik
(uku )embi(araan Model), maka dapat disimpulkan sebagai berikut5
1. 0ambaran lama perawatan berdasarkan tipe maloklusi5
* Maloklusi &las % 4ngle diperoleh rata*rata lama perawatan dapat diselesaikan
dalam waktu "#.31 bulan ("# bulan 16 hari).
* Maloklusi &las %% 4ngle diperoleh rata*rata lama perawatan dapat
diselesaikan dalam waktu 19.61 bulan (19 bulan 18 hari).
* )ada kasus Maloklusi &las %%% 4ngle, sebenarnya ditemukan " sampel namun
termasuk dalam kriteria drop out karena tidak memiliki data lengkap
mengenai tipe maloklusinya (tidak memenuhi kriteria inklusi).
". )asien yang menggunakan piranti lepasan di :S0M 8&0 ;2<4S lebih banyak
didominasi oleh pasien perempuan dengan persentase 68,3> dibandingkan
dengan pasien laki*laki $1,3>.
$. )asien yang menggunakan piranti lepasan paling banyak adalah pasien dengan
Maloklusi &las % -ipe 6 4ngle yaitu ditemukan dengan persentase 11,3>.
40
2.2 SARAN
* )erlu dilakukan penelitian serupa mengenai e!aluasi lama perawatan
ortodontik berdasarkan tipe maloklusi pada beberapa tahun yang belum diteliti
oleh peneliti (sebelum atau setelah tahun "##9*"#11), agar diperoleh jumlah
sampel yang lebih besar dan hasil penelitian yang lebih akurat.
* )erlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai 'aktor*'aktor penyebab lama
perawatan pada pasien yang menggunakan piranti lepasan.
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Ma!reas 7, 4thanasiou 4.F. 8a(tors a''e(ting the duration o' orthodonti( treatment5
a systemati( re!iew. Furopean journal o' +rthodonti(s. %nggris5 "##8.
". 8inn S. @lini(al )edodonti(s. 1th ed. irmingham5 E Saunders @oB "##$.
$. M( 2amara ?4, rudon E,. +rthodonti(s and orthopedi( treatment in the miHed
dentition. Mi(higan5 2eedham )ress %n(B 1993.
1. M( 7onald :F, 4!ery. 7entistry 'or (hild and adoles(ent. 9
th
ed. St ,ouis5 MosbyB
1991.
3. +kta!ia 7. <ubungan maloklusi dengan kualitas hidup remaja di kota Medan tahun
"##9. 7entika 7ent ? B "##9 511(")5 113.
6. 7ewanto <. 4spek*aspek epidemologi maloklusi. Aogyakarta5 0adjah Mada
;ni!ersity )ressB 199$.p.1$3*3#B169*93.
9. 4ngle F<. @lassi'i(ation o' malo((lusion. 7ental @osmos. 1899B 115 "18*61.
8. <arty 8?. &amus &edokteran gigi. 4lih bahasa5 2arlan S. ?akarta5 F0@B 1993. p.189.
9. isara SF. -eHtbook o' ortodonti(s. )hiladelphia5E. Sounders @ompanyB "##1.
p.1#1.
1#. 2eed dan demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SM; 2egeri 1 injai.
LinternetM. 4!ailable 'rom5
http5CCrepository.usu.a(.idCbitstreamC1"$136989C18"#9C1C@hapter>"#%%.pd'.
4((essed 7e( "#
th
, "#11.
11. Suminy 7, Nen A. <ubungan antara maloklusi dan hambatan saluran pernapasan
&edokteran 0igi S(ienti'i( ?ournal in 7entistryB 8&0 -risaktiB "##9B ""(1)5 $"*$.
43
1". :ahardjo ). 7iagnosis ortodonsi. Surabaya5 4irlangga ;ni!ersityB "##8. p.99*91.
1$. 8oster -7. uku ajar ortodonsi edisi %%%. ?akarta5 F0@. 199$. p.$"*$9.
11. )ro''it E:. 8ields <E. @ontemporary orthodonti(s "
nd
ed.St. ,ouis (M+)5 MosbyB
199$. p.1.
15. &idodo $, 'isnawati. (enggunaan inclined bite plane sebagai piranti awal untuk
koreksi anterior crossbite. M.% &edokteran 0igi S(ienti'i( ?ournal in 7entistryB
8&0 -risaktiB "##9B "# (6#).
16. )udyani ):. )erbandingan lebar lengkung basal dan lengkung gigi rahang atas
pada maloklusi klas %% di!ii 1 dan oklusi normal remaja keturunan @ina di &odya
Aogyakarta. M%&0."##1B %D (1")5 $1#.
19. :ahardjo ). +rtodonsi 7asar. Surabaya5 4irlangga ;ni!ersityB "##8. p.1"6*1$1.
18. Aohana E. )erawatan ortodontik pada geligi (ampuran. andung5 "##8.
19. 8arella M, Mi(helotti 4, %odi(e 0. ;nilateral )osterior crossbite is not asso(iated
with -M? (li(king in young adoles(ents. . ? o' 7ental :es Lserial onlineM "##9. ?anB
865 LinternetM. 4!ailable 'rom5 http5CCjdr.sagepub.(omC(ontentC86C"C1$$9.
4((essed 4pril 11
th
, "#1".
44

Anda mungkin juga menyukai