Anda di halaman 1dari 17

ASPEK LEGAL KEPERAWATAN

GAWATDARURAT
NS.SYAHID AMRULLAH, S.KEP
KECEMASAN
DEFINISI.................
MENURUT PPNI (2006)
PRAKTIK KEPERAWATAN DIARTIKAN SEBAGAI
TINDAKAN MANDIRI PERAWAT PROFESIONAL
MELALUI KERJASAMA BERBENTUK
KOLABORASI DENGAN KLIEN DAN TENAGA
KESEHATAN LAINYA DALAM MEMBERIKAN
ASUHAN KEPERAWATAN SESUAI LINGKUP
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWABNYA.
Pengaturan tindakan medis secara umum dalam UU
No.23/1992 tentang Kesehatan dapat dilihat dalam
pasal 32
ayat (4) yang menyatakan bahwa
pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu.
Pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam
melakukan tindakan medik diatur dalam pasal 50 UU
No.23/
1992 tentang Kesehatan yang merumuskan bahwa
tenaga
kesehatan bertugas menyelenggarakan atau
melakukan
kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian
dan atau
kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan yang lainnya.
menghargai klien manusia yang utuh dan
unik tanpa membedakan umur, status
social, latar belakang budaya, dan agama
menghargai kerahasiaan dan privacy klien
menghargai keputusan yg dibuat klien & klg
memberikan asuhan keperawatan yang
bermutu
bertanggung jawab dan bertanggung gugat
terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan
bekerja sama dgn teman sejawat, tim
kesehatan utk yan keperawatan terbaik
Bekerja sesuai dengan kewenangannya

Menurut Potter dan Peryy (1997) dan Juga
PPNI (2003) Dalam Simijatun (200) prinsip
etik meliputi :
1. RESPEK
Respek diartikan sebagai perilaku perawat
yang menghormati hak-hak klien seperti hak
untuk pencegahan bahaya mendapatkan
penjelsan dengan benar.

Setiap tindakan medis harus
mendapatkan persetujuan
dari pasien (informed
consent). Hal itu telah diatur
sebagai
hak pasien dalam UU
No.23/1992 tentang
Kesehatan pasal
53 ayat 2 dan Peraturan
Menteri Kesehatan
No.585/1989
tentang Persetujuan
Tindakan Medis
2. OTONOMI
Otonomi bearti setiap individu harus memiliki kebebasan
untuk memilih rencana kehidupanya sendiri dan cara
penerapan moral yang dilakukan. ( Potter dan Perry 1997).

3. BENEFICENCE
Kemurahan hati atau maslahat adalah
kewajiban melakukan hal yang baik dan
tidak membahayakan orang lain.
Otonomi vs Beneficence = Paternalisme(
Potter dan Perry 1997).

4. NON MALEFICENCE
Kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan
kerugian atau cedera pada kliennya.
ada 3 tindakan maslahat penting antara lain:
a. Membuang bahaya
b. Mencegah bahaya
c. Melakukan langkah positif untuk kepentingan
orang lain
5. VERACITY ( KEJUJURAN )
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat
untuk mengatakan suatu kebenaran dan tidak
berbohong atau menipu orang lain.

6. KONFIDENSIALITAS (KERAHASIAN)
Prinsip ini berkaitan dengan perhargaan perawat
untuk merahasiakan semua informasi tentang klien
yang dirawat.
7. FIDELITY (KESETIAAN)
Prinsip kesetian berkaitan dengan kewajiban
perawat untuk selalu setia pada kesepakatan dan
tanggung yang telah dibuat.

8. JUSTICE (KEADILAN)
Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban
perawat untuk dapat berlaku adil pada semua
orang yaitu tidak memihak atau berat sebelah.

Anda mungkin juga menyukai