Anda di halaman 1dari 8

KASUS DAN FIRST AID

KEGAWATDARURATAN SEHARI-
HARI

KASUS DAN FIRST AID KEGAWATDARURATAN
SEHARI-HARI
1. Strain dan Sprain
Strain adalah teregangnya otot dan tendon (jaringan ikat/penghubungan yang kuat
yang menghubungkan otot dengan tulang).
Sprain adalah teregangnya atau robeknya ligamen (jaringan ikat yang
menghubungkan dua atau lebih tulang dalam sebuah sendi).
Gejala dan tanda dari strain dan sprain hampir mirip, yaitu :
1. Nyeri
2. Spasme otot
3. Kehilangan kekuatan
4. Keterbatasan lingkup gerak sendi
5. Bengkak atau memar
6. Tidak stabil dan hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi
Penanganan keduanya adalah dengan diistirahatkan dan diberi pertolongan dengan
metode RICE. Artinya:
a. R (Rest) : diistirahatkan pada bagian yang cedera.
b. I (Ice) : didinginkan selama 15 sampai 30 menit.
c. C (Compress) : dibalut tekan pada bagian yang cedera dengan bahan yang
elastis, balut tekan di berikan apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan.
d. E (Elevate) : ditinggikan atau dinaikan pada bagian yang
cedera.
2. Patah tulang
Patah tulang atau fraktur adalah terputusnya atau diskontinuitas jaringan tulang.
Patah tulang dibagi menjadi dua, yaitu fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
Gejala / tanda-tanda fraktur :
a. patah tulang terasa dan terdengar oleh korban sendiri
b. adanya rasa sakit di sekitar luka terutama kalau digerakkan
c. pembengkakan dan memar pada bagian luka
d. deformitas (perubahan bentuk) bagian yang patah
e. adanya krepitasi (sensasi seperti jeruji)
f. nyeri sumbu dan nyeri tekan
Penanganan pertama pada patah tulang adalah imobilisasi daerah yang terkena
fraktur tersebut. Penanganan lebih lanjut dilakukan tenaga medis di rumah sakit.
3. Manajemen luka dengan perdarahan
Yang dimaksud dengan pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari
pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini
bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang
tersumbat.
Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi 2 macam, yaitu
pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup.
Pengendalian pendarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan
tingkat pendarahannya. Untuk pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa
diberikan antara lain:
- Tekan langsung pada cidera
Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat,
sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini dilakukan untuk
luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam).
- Elevasi
Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (tentunya setelah dibalut)
sehingga lebih tingggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, diatas
balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang
pertama.
- Tekan pada titik nadi
Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian
yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di
kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal
leher, dekat tulang selangka), brachial artery (di lipatan siku), radial artery (di
pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan
lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di
punggung kaki).
- Immobilisasi
Immobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka.
Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut
menurun.
- tourniquet
Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan pendarahan di tangan atau kaki
saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada kemungkinan
amputasi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat kuat sehingga darah
tidak bisa mengalir. Dahi korban yang mendapat tourniquet harus diberi tanda
silang sebagai penanda dan korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk
mendapat penanganan lebih lanjut. Jika korban tidak segera mendapat
penanganan, bagian yang luka bisa membusuk.
Berbeda dengan pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada
korban yang mengalami pendarahan dalam adalah sebagai berikut:
- rest
Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin.
- ice
Bagian yang luka dikompres es hingga darahnya membeku. Darah yang membeku
ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi dan metabolisme
tubuh.
- commpression
Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses
penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah.
- elevation
Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.
4. Manajemen luka bakar
Penyebab luka bakar bisa karena api, air panas, paparan suhu tinggi seperti
sengatan matahari, listrik ataupun bahan kimia.
Prinsip dasar penanganan luka bakar :
a. kewaspadaan akan terjadinya gangguan napas pada penderita yang mengalami
trauma inhalasi
b. mempertahankan hemodinamik dalam batas normal dengan resusitasi cairan
c. mengendalikan suhu tubuh
d. menjauhkan penderita dari lingkungan trauma panas, misal odol, matahari.
e. mengetahui dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin terjadi akibat
trauma listrik, misal rabdomiolisis dan disritmia jantung.
5. Trauma Elektrik
Luka Listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan
jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang
memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnyaenergi listrik menjadi energi panas.
Cedera Akibat Listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir
ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunyafungsi suatu organ dalam.
Efek yang ditimbulkan oleh sengatan listrik ke tubuh manusia adalah kejang otot,
nafas berhenti, denyut jantung tidak teratur, luka bakar tingkat tiga, sampai hal
yang terburuk yaitu kematian. Berikut ada beberapa cara menangani korban
kesetrum :
Jika tubuh korban masih kontak dengan arus listrik, jangan menyentuhnya
dengan tangan telanjang. Segera matikan sumber listrik atau memotong kabelnya,
jika tidak berhasil segera tendang tubuh korban dengan sol sepatu.
Pastikan sumber listrik sudah tidak menempel di tubuh korban, rebahkan tubuh
korban hingga terlentang dan angkat dagunya, minta orang lain segera menelepon
ambulan.
Lihat dan dengar nafasnya, jika korban dalam keadaan tidak bernafas, segera
beri nafas bantuan
Jika ada luka terbuka di tubuh korban akibat sengatan listrik, segera tutupi
dengan benda yang tidak menghantarkan panas seperti kain atau perban.
6. Tersedak
Ketika seseorang tersedak, wajahnya akan berubah merah dan tampak berusaha
untuk mengatur napas, pembuluh darah wajah juga akan terlihat jelas. Biasanya ia
akan memegangi tenggorokan, sementara kulitnya makin pucat, bibir dan ujung
telinga serta hidung menjadi kebiruan. Ini disebabkan jumlah oksigen yang
dihirup berkurang. Anak-anak adalah orang yang paling sering terjadi tersedak
dan butuh penanganan segera.
Yang harus dilakukan sebelum melakukan pertolongan pertama, katakan pada si
anak setenang mungkin langkah apa yang akan Anda lakukan.
Pertama, perintahkan anak untuk membatukkan benda yang menyebabkan
tersedak. Batuk yang cukup kuat diperlukan untuk mengeluarkan benda penyebab
tersedak. Bila anak masih bisa bicara, Anda bisa lebih tenang karena umumnya
mereka bisa mengeluarkan benda hanya dengan membatukkannya.
Jika dengan batuk, benda penyebab tersedak tidak juga bisa keluar. Mintalah ia
batuk sambil membungkuk atau posisi kepala lebih rendah agar gaya gravitasi
membantu ia mengeluarkan benda tersebut. Jika tidak berhasil juga, lakukan
tindakan pertolongan dengan manuver Heimlich. Manuver Heimlich adalah
tindakan yang dikenal dapat menolong orang yang tersedak
Manuver Heimlich untuk bayi kurang dari 1 tahun
1. Baringkan bayi dengan wajah menghadap ke bawah dan jari-jari tangan kanan
Anda menahannya di bahu dan leher bayi, dengan lengan bawah kiri sebagai
landasan.
2. Lalu berilah lima kali tepukan di punggungnya dengan tangan yang satunya.
3. Jika ini gagal, balikkan badannya hingga wajahnya menghadap Anda, lalu
dengan dua jari Anda, tekan sebanyak lima kali di tulang dada bagian bawah,
kurang lebih satu jari dari garis yang dibentuk oleh kedua puting susu bayi.
4. Periksa mulut dan ambil semua benda yang dapat Anda lihat.
5. Ulangi sesering mungkin jika diperlukan.
6. Bila bayi tidak sadar, mulailah resusitasi dan bawalah ke rumah sakit.
Manuver Heimlich untuk anak lebih dari 1 tahun dan dewasa
1. Berdiri di belakang anak, carilah bagian bawah iganya.
2. Letakkan telapak anda di perut anak di atas pusarnya dan buat kepalan. Bagian
jempol berada pada perut anak.
3. Letakkan telapak tangan sisi lain di atas kepalan.
4. Tekan perut ke arah atas sampai benda terpental ke luar. Perhatikan kekuatan
tekanan sesuai keadaan fisik anak.
7. Tenggelam
Tenggelam merupakan proses gangguan pernapasan karena adanya media cair.
Tenggelam dapat mengganggu system pernafasan, yang dapat menimbulkan
kematian, oleh karena itu kasus tenggelam harus cepat diatasi.
Tenggelam dibagi menjadi tenggelam dalam air tawar dan air laut.
Tenggelam dapat mengakibatkan air masuk ke dalam alveolus, yang dapat
menyebabkan otak tidak mendapatkan oksigen dan kelumpuhan pusat pernafasan
dan kehilangan kesadaran.
Tenggelam air tawar menyebabkan pengenceran darah, karena konsentrasi air
yang rendah masuk ke dalam sel darah merah. Hal ini menyebabkan gangguan
elektrolit.
Tenggelam air laut menyebabkan pemekatan darah sehingga beban jantung
bertambah dan menyebabkan denyut nadi yang melambat, dan penurunan tekanan
darah.
Saat ada seseorang yang tenggelam, jangan sampai kita yang bermaksud
menolong justru menjadi korban kedua. Pertama, pastikan terlebih dahulu bahwa
kita yakin dapat berenang dan menyelamatkan korban, karena korban pastinya
dalam keadaan panik dan terkadang malah mencelakakan penolong.
Selain dengan berenang, korban dapat ditolong dengan:
1. Raih (dengan atau tanpa alat)
2. Lempar (alat apung)
Penanganan awal korban adalah dengan mengecek ABC (airway, breathing,
circulation) dengan focus perbaikan jalan nafas dan pemberian nafas buatan
kepada korban.
Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah,
yaitu:
1. Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada
2. Listen, yaitu mendengarkan suara napas
3. Feel, yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas
Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas dengan
normal setelah pembersihan jalan napas yaitu kompresi dada lalu pemberian napas
buatan dengan rasio 30:2. Terdapat tiga cara pemberian napas buatan, yaitu mouth
to mouth, mouth to nose, mouth to mask, dan mouth to neck stoma.
Penanganan utama untuk korban tenggelam adalah pemberian napas bantuan
untuk mengurangi hipoksemia. Pemberian napas buatan inisial yaitu sebanyak 5
kali. Melakukan pernapasan buatan dari mulut ke hidung lebih disarankan karena
sulit untuk menutup hidung korban pada pemberian napas mulut ke mulut.
Pemberian napas buatan dilanjutkan hingga 10 15 kali selama sekitar 1 menit.
Namun, bila korban tenggelam lebih dari 5 menit, pemberian napas buatan
dilanjutkan selama 1 menit, kemudian bawa korban langsung ke daratan tanpa
diberikan napas buatan.
8. Panas dengan Kejang
Kejang adalah suatu gejala kelainan neurologis/system saraf dan bukan suatu
penyakit yang dikarenakan adanya perubahan kimiawi, infeksi akut, dll).
Kejang jarang menimbulkan kematian, tetapi bahaya kejang terdapat pada posisi
saat pasien terkena kejang tersebut, misalnya saat dekat alat-alat berat atau di
jalanan.
Demam adalah saat suhu tubuh berada di atas normal karena kelainan otak
sendiri atau bahan-bahan toksik.
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh karena
proses di luar saraf kranial (pneumonia bronkus, radang faring-amandel, radang
pada system pencernaan dan lain-lain).
Gejala dan tanda:
1. Umur waktu kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
2. Lama kejang < 20 menit.
3. Kejang bersifat umum
4. Frekuensi kurang dari 4 kali dalam setahun
5. 16 jam setelah kenaikan suhu tubuh timbul kejang.
6. Pemeriksaan neurologic normal
7. Gambaran EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah kejang adalah normal
Penanganan awal dengan kejang:
1. Menghilangkan kejang secepatnya (dengan Diazepam intravena
2. Istirahat , dengan kompres es atau alcohol dengan obat yang diberikan
klorpromazin atau prometazin
3. Mencari dan mengobati penyebab kenaikan suhu
4. Diberikan obat antikonvulsan selama anak masih panas. Pada kejang demam
sederhana ditambahkan fenobarbital dosis tinggi dan obat antipiretik.
9. Sinkope/Heat Exhaustion dan Heatstroke
Suhu yang panas dapat menyebabkan beberapa hal, misalnya keringat, kehausan,
dan bisa fatal juga seperti heat exhaustion dan heatstroke. Heatstroke merupakan
heat exhaustion yang tidak ditangani (lebih berat)
Heat exhaustion adalah keadaan dimana karena suhu lingkungan yang tinggi
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan tidak dapat diatasi oleh tubuh.
Gejala awal dari heat exhaustion adalah lemah, pusing, nyeri kepala, mual,
gangguan penglihatan dan kejang otot ringan, yang dapat menjadi:
1. Gelisah, disertai penurunan kesadaran
2. Pupil melebar
3. Kulit pucat, dingin, lembab
4. Suhu tubuh masih normal
5. Nadi normal, tekanan darah menurun sedikit
Tatalaksana:
1. Penderita dipinggirkan ke tempat sejuk, pakaian dilonggarkan
2. Beri minum air dingin
3. Bila keadaan berat, dapat diberikan: Infus NaCl 0,9% plasma ekspanders,
epinefrin 1/1000 0,3-1 ml subkutan, oksigen
Heatstroke terjadi akibat paparan suhu lingkungan yang tinggi, ditambah keja
berat, biasanya dau hari setelah terpapar gelombang udara panas.
Gejala awal berupa lemah, pusing kepala, dan pengurangan keluarnya keringat
Gejala berat hampir sama dengan heat exhaustion ditambah dengan kulit
kemerahan, panas dan kering, tidak ada keringat; pernafasan dan detak jantung
yang cepat; kejang setempat.
Tatalaksana yaitu: 1. Memindahkan ke tempat sejuk, pakaian ditinggalkan.
2. Mengguyur penderita dengan air dingin
3. Massage kulit untuk mempercepat aliran darah
4. Obat-obatan berupa infus cairan, bila kejang terus diberikan diazepam iv.
10. Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal
ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya
minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh disertai dengan gangguan
keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Gejala dan tanda: Rasa haus terus-menerus dan produksi air seni yang seminimal
mungkin dan lebih pekat dan gelap. Gejala selanjutnya berupa mulut kering,
berkurangnya air mata dan keringat, kekakuan otot, dan mual dan muntah. Gejala
bisa semakin memburuk hingga sampai ke koma dan gagalnya multi organ yang
berakibat fatal.
Penanganannya berupa penggantian cairan berupa banyak mingum, atau melalui
infus. Penanganan dengan obat ditujukan kepada penyakit penyebab dehidrasi
tersebut, berupa diare, dll.
11. Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari.
Penyebab diare yaitu:
1. Infeksi: virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella, Salmonella,
E.Coli, Vibrio); Parasit (protozoa: E.Histolytica, G.Lamblia, Balantidium coli;
cacing perut: Askaris, Trikuris, Strongilideus, dan jamur: Kandida).
2. Malabsorpsi : Karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, dan protein
3. Makanan: makanan basi, beracun, alergi makanan
4. Imunodefisiensi
5. Psikologis: rasa takut dan cemas
Bahaya diare: Diare dapat menyebabkan gangguan biokimiawi seperti asidosis
metabolik sehingga pernafasan lebih cepat dan dalam, tekanan darah menurun
sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung tangan/kaki dingin,
kadang sianosis (membiru). Kekurangan kalium menyebabkan aritmia jantung.
Perfusi ginjal sampai anuria, sehingga bisa menyebabkan nekrosis tubular.
Penanganan awal:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama:
a. Jenis cairan: dapat menggunakan oralit, atau Ringer Laktat, atau cairan NaCl
isotonik ditambah satu ampul Na Bikarbonat 7,5% 50ml
b. Jumlah cairan: Sesuai jumlah cairan yang dikeluarkan
c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan: bisa oral atau intravena
d. Jadwal: Diberikan pada dua jam pertama, dan diharapkan terpenuhi pada akhir
jam ke-3
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi.
3. Terapi Simptomatik: dengan obat antimotilitas dan antiemetik
4. Terapi definitif: demgam pemberian edukasi, higiene perorangan, sanitasi
lingkungan, dll.
12. Keracunan
Semua yang berlebihan itu tidak baik, sama seperti semua zat dapat berlaku
menjadi racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya.
Keracunan dapat dikarenakan oleh makanan, zat kimia, gigitan hewan beracun
(serangga, ular, hewan dll).
Seseorang dicurigai menderita keracunan bila:
1. Seseorang yang sehat mendadak sakit
2. Gejalanya tidak sesuai dengan penyakit tertentu
3. Gejala menjadi progresif dan cepat bila dosis racun besar
4. Anamnesis menuju ke arah keracunan, terutama kasus bunuh diri
5. Keracunan kronik bila obat dalam waktu lama digunakan
Mencegah/menghentikan penyerapan racun berbeda bila racun ditelan, bila racun
melalui kulit/mata, melalui pernafasan, atau melalui suntikan.
Bila racun ditelan:
1. Encerkan racun dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya. Cairan
yang bisa digunakan: air biasa, susu. Norid 2 sendok penuh dalam satu gelas air,
dan universal antidote yang terdiri dari 2 bagian norit, 1 bagian asam tanat(teh
pekat), 1 bagian MgO (antasid)
2. Mengosongkan lambung (4 jam setelah racun ditelan) dengan: emesis, bilas
lambung, bilas usus besar.
Emesis dilakukan dengan memasukkan jari ke dinding faring dan obat-obatan
berupa air garam, sirup ipekak, apomorfin iv.
Bilas lambung dengan cairan pembilas seperti air, kalium permanganat, dll
dengan volume 250 ml setiap kali, sampai kira-kira 20 kali.
Bilas usus besar dengan pencahar dan air sabun perrektal.
Mengeluarkan racun yang telah diserap dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Forced diuresis, dengan furosemid iv dan larutan manitol intravena
2. PengenceranL pengenceran darah atau dialisa peritoneal
3. Exchange transfusion.
Gejala dari gigitan binatang berbisa yaitu:
1. Bekas gigitan khas: 2 luka tusuk dengan jarak tertentu dengan bekas luka
gigitan bawah lebih dangkal
2. Echymosis/bercak perdarahan di dalam kulit
3. Gejala lanjut berupa depresi nafas dan sirkulasi
Penanganan:
1. Pasang tourniquet proksimal gigitan / penahan aliran darah di atas gigitan
2. Letakkan daerah gigitan lebih rendah dari tubuh
3. Kompres es lokal
4. Usahakan korban tenang dan sadar
5. Hindari kontak dengan asam, yodium, benda panas
6. Bila mungkin keluarkan bisa dengan breat pump atau mulut
7. Bila mungkin diberikan antivenin 4-5 ampul
8. Perbaikan sirkulasi dengan kopi pahit pekat

hahahaha

Anda mungkin juga menyukai