Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN AKUAKULTUR PAYAU

IKAN SIDAT (Anguilla Sp.)


K
e
l
o
m
p
o
k

8

Anggota Kelompok
1. Surono Dwi Saputra 141111003
2. M. Zafriannas 141111006
3. Fithria Tsani Y. H. 141111015
4. Pipin Suciati 141111036
5. Purwitasari Yususf 141111040
6. M. Ainun Naim 141111044
7. Vega Chrisnawati 141111065
8. Ronny Noor S 141111128
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Sidat
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Apa itu Sidat
Budidaya Sidat
Panen dan
Pasca Panen
Pemasaran
Analisa Usaha
Klasifikasi
Morfologi
Sifat
Biologis
Siklus
Hidup
Contoh
Species
Kenapa
Sidat
Apa itu Sidat
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Persiapan
Kolam
Lokasi
Budidaya
Air
Budidaya
Sarana
Prasarana
Tanah
Budidaya
Budidaya Sidat
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pembenihan
Pendederan Pembesaran
Hama &
Penyakit
Pupuk &
Obatan
Pakan
Tambahan
Klasifikasi Ikan Sidat
Djajadireja (1952) :

Filum : Chordata
Sub Filum : Euchordata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Actinoptrygii
Infrakelas : Teleostei
Superordo : Elomorpha
Ordo : Anguiliformes
Famili : Anguilidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Morfologi
Hampir mirip dengan belut, tubuhnya bulat dan
panjang, berwarna kuning, abu-abu, cokelat, dan
terkadang hitam.
Memiliki sirip dada (pectoral fin) di belakang
kepalanya (beberapa jenis tidak ada), sirip
punggung (dorsal fin), sirip dubur (anal fin) dan
sirip ekor (caudal fin) menyatu.
Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuh 20 :
1.
Kepala berbentuk segitiga, memiliki mata, hidung,
mulut, dan tutup insang.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Sifat Biologis
Bersifat nocturnal (aktif dimalam hari) karena
mata tidak tahan dengan sinar matahari.
Memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi
yaitu:
Vit. A untuk kesehatan mata 4.700 IU/100gr
DHA untuk perkembangan otak 1.337 mg/100gr
EPA untuk mencegah penyakit jantung dan
darah tinggi 742 mg/100 gr
Bersifat omnivora sewaktu kecil (memakan
invertebrata kecil) dan karnivora saat dewasa
(memakan ikan-ikan kecil).
Bisa memakan sesamanya (kanibal).
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Siklus Hidup
Sidat termasuk ikan katadromus, yaitu jenis ikan yang
beruaya dari laut ke sungai pada stadia larva sampai dewasa
dan dari sungai ke laut pada stadia dewasa untuk memijah di
laut.
Memijah di kedalaman laut hingga lebih dari 6.000 m, telur-
telur naik ke permukaan dan menetas menjadi larva.
Larva sidat yang terbawa arus, bermetamorfosa menjadi
leptocephalus (berbentuk seperti daun), dan terus
mengarungi samudera menuju ke pantai/perairan tawar.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Perairan
Tawar
Perairan
Laut
Perairan
Pantai
Dewasa
Reproduksi
Larva
Perkembangan Stadia
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Leptochepalus Glass eels Juveniles
Yellow eel Silver eel
Contoh Species
Di Indonesia terdapat 7 species dari total 18 species
yang ada di dunia, yaitu : Anguilla bicolor, Anguilla
bicolor pasifica, Anguilla borneoensis, Anguilla
marmorata, Anguilla celebesensis, Anguilla megastoma
dan Anguilla interioris.

1. Anguilla bicolor
Terdapat di sekitar Samudera Hindia
Bentuk kepala tidak menggembung
Tidak memiliki garis putih di punggung
2. Anguilla marmurata
Terdapat di Sulawesi dan Kalimantan
Bentuk kepala menggembung
Memiliki garis putih di punggung

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Kenapa Sidat
Banyak penggemarnya (segar, hidup, mati, olahan)
Peluang pasar ekspor dengan negara tujuan Macau, Taiwan,
Jepang, China, Hongkong, Perancis, Spanyol, Denmark,
Vietnam, Birma, Amerika, Eropa, Australia, Singapura,
Jerman, Belgia, Belanda
Harga yang relatif tinggi :
Elver : Rp. 250.000/kg.
Ukuran 10-20 gram Rp 20.000-Rp 40.000/kg
Ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor
pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla
marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Persiapan Kolam
Konstruksi :
Kolam semen ukuran 5x1, 5x1, 1 m
Tinggi air 90 cm
Paralon, tempat persembunyian sidat
Paralon untuk pengeluaran air
Selang aerasi

Pengolahan :
Pembersihan debu
Pemberian Kaporit ( 100 200 ppm/ 100 mg per liter air)
Larutan Kaporit dioleskan pada dinding kolam dengan kuas
Membilasnya dengan air dan diamkan selama 3 hari
Kolam baru dapat diisi air
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Lokasi Budidaya
Dekat dengan sumber air;
Kualitas airnya baik dan tidak tercemar oleh
limbah industri dan logam berat;
Air mengalir secara kontinyu sepanjang tahun;
Jenis tanahnya baik dan tidak porous;
Lahan sesuai dengan skala usaha.
Luas lahan harus disediakan tergantung dari
tahapan/segmen kegiatan usaha yang dipilih dan
skala produksinya.

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Kebutuhan Lahan
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Skala Usaha
(ekor)
Luas (

)
10.000 200
20.000 400
50.000 1.000
100.000 2.000
1.000.000 20.000
2.000.000 40.000
Skalausaha (kg) Luas(

)
200 20
500 50
1.000 100
2.000 200
5.000 500
10.000 1.000
PENDEDERAN
PEMBESARAN
Air Budidaya
Sumber air yang baik :
Air sumur
Mata air
Air sungai

Kuantitas
Untuk pendederan, setiap
produksi 1000 ekor/bulan
dibutuhkan air sekitar 5
liter/detik
Untuk pembesaran, setiap
skala produksi 10.000
ekor/bulan dibutuhkan air 5
liter/detik
Kualitas
Suhu 27-30 C
(pendederan), 25-30 C
(pembesaran)
Warna Hijau Kecoklatan
Kekeruhan 20-24 cm oleh
plankton
Oksigen minimal 4 mg/L
Karbon dioksida maksimal
25 mg/L
PH 7-7.5
Amoniak maksimal 0.1 mg/L
Alkalinitas 50-300 mg/L
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Tanah Budidaya
Fungsi Tanah :
Terciptanya lingkungan bagi hidup dan berkembangnya ikan
yang dibudidayakan dengan baik
Berkembangnya pakan alami
Kuat menampung air di dalamnya serta beban peralatan
di atasnya.

Jenis Tanah
Tanah terapan (clay loam) yaitu tanah dengan kandungan
liat, pasir dan debu kurang lebih berimbang
Tanah liat berpasir atau lempung berpasir.


K
e
l
o
m
p
o
k

8

Sarana Prasarana
Utama :
Tempat penampungan air (tandon)
Bak pendederan
Kolam pembesaran

Penunjang :
Sumber listrik
Peralatan pengudaraan atau aerasi (kincir, blower, dll.)
Peralatan pengukuran kualitas air
Peralatan bantu kerja (ember, gayung, serok, saringan air,
dll.)
Bangunan (mess karyawan, gudang. Laboratorium, pos jaga,
dsb.)
Kendaraan angkutan (mobil, motor)
Peralatan administrasi (computer, meubelair, lemari,
cardek, dll).

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pakan Tambahan
Pakan tambahan adalah pakan yang berasal dari
luar media pemeliharaan yang bisa diberikan dan
dimanfaatkan sebagai makanan ikan.
Beberapa jenis misalnya cacing sutra, ikan rucah,
cacing tanah, daging keong , bekicot, dll.


K
e
l
o
m
p
o
k

8

Contoh Pakan
Pupuk dan Obat-obatan
Pupuk yang dipergunakan bisa berupa pupuk
kandang ataupun pupuk kimia seperti urea, TSP.
Obat-obatan ada berbagai macam, seperti
antibiotik, anti jamur, desinfekan, dll.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Contoh Pupuk dan Obat
Pembenihan
Benih sidat ada dua macam, yaitu :
Glass eel ditandai dengan bentuk tubuh bulat
panjang
seperti lidi berwarna agak bening, dan memiliki
panjang rata-rata 5-6 cm.
Fingerling yaitu benih sidat ukuran 10-20 cm, bisa
diperoleh dari daerah lain.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Gambar Benih
Penyediaan Benih
Benih didapatkan dari alam karena masih belum
dikembangkan cara pembenihan sidat. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan :
Tipe Daerah
Kondisi Alam
Musim
Cuaca
Arus Air Sungai
Kekeruhan
Waktu Penangkapan
Peralatan Penangkapan
Cara Penangkapan
Usaha Menjaga Kelestarian Benih

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Perawatan Glass Eel
Kolam harus benar-benar bersih sebelum
digunakan
Air sebaiknya dengan salinitas 5 ppt dengan
ketinggian air 20 cm
Padat tebar tidak boleh terlalu tinggi maksimal
adalah sebanyak 10 ekor/liter air
Jangan lupa diaerasi guna menambah oksigen
Bila lama penampungan lebih dari dua hari,
sebaiknya diberi pakan berupa cacing tubifex,
dengan cara disebar merata
Secara rutin dilakukan pergantian air (untuk
sistim air diam) dengan cara disipon.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pendederan
Kegiatan memelihara benih sidat atau elver sampai
ukuran fingerling (panjang 10 cm).
Dimulai dari persiapan kolam, penebaran benih, pemberian
pakan tambahan, pengontrolan, pemanenan, dan seleksi,
berlangsung selama tiga bulan dan dalam tiga tahap.
Pengontrolan dilakukan dengan memeriksa kebocoran
kolam, kualitas air, debit air, dan ancaman penyakit
terhadap elver dan dilakukan minimal empat kali sehari.
Seleksi dilakukan agar dapat memisahkan sidat
berdasarkan ukuran untuk mencegah kanibalisme.
Pendederan dengan sistem resirkulasi adalah bahwa air
buangan ditreatment dan dipergunakan kembali sebagai
media budidaya. Keunggulan sistem ini adalah
produktivitas tinggi dengan lahan dan air terbatas, dan
lebih terkontrol. Kelemahannya adalah biaya lebih tinggi.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pakan Pendederan
Berupa cacing sutra yang masih hidup.
Diberikan empat kali sehari, yaitu pukul 09.00,
pukul 12.00, pukul 15.00, dan pukul 19.00.
Dosisnya masing-masing 20% dari berat total
atau 20 g/5000 ekor elver pada minggu
pertama, 40 g pada minggu kedua, 60 g pada
minggu ketiga, dan 80 g pada minggu keempat
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pendederan
Pendederan I (indoor)
dengan kolam ukuran
50-100 m2 dan
kedalaman 80 cm.
Pendederan II dengan
kolam ukuran 100-300
m2 dan kedalaman 90-
100 cm.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Persiapan
kolam dan air
Penebaran
elver
Pemberian
pakan
tambahan
Pengontrolan
Pemanenan
Seleksi
Kegiatan Berat
Benih (g)
Padat
Tebar
(ekor/m3)
Dosis Pakan
per 1000
ekor (g)
Pendeder
an 2
0.6-0.8 200 100-200
Pendeder
an 3
1.5-1.75 100 200-400
Pembesaran
Dilakukan untuk meningkatkan ukuran sidat konsumsi antara
120 200 g (5-8 ekor/kg) dan 500g ke atas.

Persiapan Kolam :
Pengeringan kolam selama 2-3 hari tergantung cuaca
Perbaikan pematang dengan menutup seluruh permukaan
pematang untuk mencegah kebocoran
Pengolahan tanah dasar dengan pembalikan agar struktur
tanah baik
Pengapuran secara merata ke seluruh tanah dasar dan
pematang
Pemupukan secara merata ke seluruh tanah dasar untuk
menumbuhkan pakan alami
Isi dengan air hingga bagian.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Penebaran
Penebaran dilakukan pada pagi hari saat suhu masih
rendah, yaitu pukul 07.00 -09.00 agar benih tidak
stress pada suhu tinggi.
Benih yang ditebar berukuran 3-7 gram/ekor.
Besaran padat tebar untuk tahapan pembesaran
bergantung pada ukuran benih.
Pembesaran 1, padat tebarnya 50 ekor/m2
Pembesaran 2, padat tebar 30 ekor/m2
Pembesaran benih, 50 g/ekor adalah 10-15
ekor/m2.
Perawatan pemeliharaan meliputi pemberian pakan,
kontrol kualitas air, monitoring pertumbuhan dan
kondisi sidat, grading, dan pemanenan.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pakan Pembesaran
Pakan untuk pembesaran adalah pasta, rucah, dan
pelet.
Kandungan protein harus cukup tinggi (45-50%) dan
sesuai untuk sidat.
Dosis pakan antara 2-6% dari berat biomas per
hari, dengan frekuensi 2-3 kali sehari
Untuk kontrol pakan bisa dipergunakan anco untuk
menurunkan resiko pemborosan dan menekan konversi
pakan
Pelet sangat baik, karena lebih efektif dibandingkan
dengan pasta. Beberapa keunggulannya antara lain
adalah yang terbuang relatif lebih sedikit, dan lebih
mudah penanganannya.

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Hama dan Penyakit
Hama :
Larva cybister (ucrit); seperti ulat berwarna agak
kehijauan, panjang bisa mencapai 2 cm
Linsang; hewan mirip kucing dengan tubuh lebih panjang
Ular sawah; binatang malam bisa makan 2-3 benih sidat
Penyakit :
Penyakit kapas; karena jamur Saprolegnia
Jangkar; parasit Lernea sp.
Fin-rot; tubuh yang terserang (ekor, sirip, dan kulit)
putih
Perut kembung (Dropsy); pakan tidak teratur dan patogen
Penyakit mata putih; kualitas air buruk dan bakteri
Penyakit bercak merah; bakteri Aeromonas hydrophylla dan
Pseudomonas fluorescens

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Penanganan Hama & Penyakit
Menerapkan biosekuriti, baik di pintu-pintu masuk
maupun dalam proses budidaya
Memastikan bahwa air pasok bebas dari organisme
penyakit, termasuk yang dibawa oleh carriers
Mengkarantina sidat yang masuk dari luar
Menjaga lingkungan budidaya agar selalu dalam
keadaan prima dan menangani limbah budidaya agar
tidak mencemari lingungan sekitarnya
Mengadministrasikan/mendokumentasikan proses
produksi dan treatment-treatment yang dilakukan
Bahan kimia dan obat-obatan yang direkomendasikan
antara lain adalah oksitetrasiklin, furazolidon,
tetrasiklin, formalin dan kaporit.
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Panen & Pasca Panen
Panen sebagian (parsial) :
Ikan digiring ke suatu tempat dengan memberi pakan
Siapkan jaring dari belakang gerombolan ikan yang
makan
Jaring ikan, pilih sesuai ukuran yang diinginkan


K
e
l
o
m
p
o
k

8

Panen & Pasca Panen (lanjutan)
Panen total :
Pasang saringan di depan pintu pengeluaran (monik)
Cabut papan monik yang paling atas dan biarkan airnya
terbuang hingga mencapai ketinggian papan di
bawahnya
Cabut papan kedua biarkan air terbuang
Sambil menunggu air surut, tangkap sidat demi sedikit
dengan waring, lalu masukkan ke ember
Bila airnya sudah surut lagi, cabut papan ketiga agar
airnya lebih surut
Tangkap sidat sampai habis dan masukkan ke dalam
hapa


K
e
l
o
m
p
o
k

8

Panen & Pasca Panen (lanjutan)
Sortir dan Penghitungan :
Sortir dilakukan berdasarkan berat ikannya
Penghitungan dilakukan dengan sampling ikan sidat sesuai
dengan ukurannya
Pemberokan :
Ikan di puasakan dan diambil sebanyak 100 kg.
Dipingsankan dengan diletakkan pada wadah yang telah
diberi es batu sampai suhu mencapai 7 10
O
C



K
e
l
o
m
p
o
k

8

Sortir dan
penghitungan
Panen & Pasca Panen (lanjutan)
Pengemasan :
Siapkan kantong plastik (rangkap) dan isi air sampai
2/3 volume
Masukkan sidat dan tambahkan dengan oksigen
Ikat kuat dengan karet, atau jika dikirim dalam
keadaan hidup bisa ditambahkan methil blue untuk
mencegah jamur
Masukkan ke dalam box styrofoam, beri es batu, dan
ditutup dengan lakban
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pengemasan
Pemasaran
Faktor Harga :
Fluktuatif Harus Tau Moment-nya
Harga pasaran berubah-ubah sehingga petani
harus tahu situasi harga yang menguntungkan
Harga jual Tetapkan Harga Dasar dulu
Harga dasar = harga pokok
Biaya : Jumlah Produk = modal /pc

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Pemasaran (lanjutan)
Faktor Lembaga Pemasaran :
badan-badan hukum atau perorangan yang
menggerakkan arus barang dari produsen ke konsumen
Berkaitan dengan faktor harga jual dan efisiensi
pemasaran
Makin sedikit lembaga pemasaran maka margin
pemasaran makin rendah
Tengkulak, Pedagang pengumpul, pedagang besar,
Pedagang pengecer (pasar umum, super market, rumah
makan, warung, dll), industri pengolahan, dan
eksportir.

K
e
l
o
m
p
o
k

8

Petani
Produsen
Pedagang
Pengecer
Konsumen
Analisa Usaha
Asumsi
1. Usaha pembesaran fase fingerling (diameter jempol)
hingga konsumsi
2. Tidak memakai karyawan dan lahan sendiri
3. Tingkat mortalitas (kematian) 10 % dari benih awal
tebar
4. Benih fingerling size 50 gr/ekor (bisa diganti elver
atau fase lainnya)
5. Harga benih Rp. 160.000/kg isi 20 ekor
6. Target panen 50 Kg, waktu 3-4 bulan
7. Harga jual Ikan Sidat (konsumsi) saat ini
Rp.100.000/kilo, dengan size/ekor : 250-350 gram
per ekor
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Biaya Investasi
1. 1 Bak Fiber Bulat Diameter 1.85 x 0.75 @Rp.
2.000.000
2. 2 Buah Pompa Air 3000 L @Rp. 150.000 = Rp.
300.000
3. Paralon inch satu batang Rp. 15.000
4. Media Filter + Isi Rp. 1.500.000
5. Tempat makan dan liter L Rp. 40.000
6. Timbangan Kapasitas 40 Kg Rp. 300.000

Total Investasi Rp. 4.155.000
Analisa Usaha (lanjutan...)
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Biaya Operasional per Periode
1. Biaya penyusutan peralatan 3 tahun, 1 tahun 4 Periode.
Penyusutan investasi per siklus / periode = Rp. 346.250
2. Biaya Variable
Benih Fingerling 10 Kilo @Rp. 160.000 = Rp. 1.600.000
Pakan Cacing Darah Beku 90 Kilo @Rp. 15.000 = Rp.
1.350.000
Biaya Listrik per bulan @Rp. 50.000 = Rp. 150.000
Media Filter Rp. 100.000
Biaya obat-obatan dan packing Rp. 100.000

Total Biaya Operasional per Periode Rp. 3.646.250
Analisa Usaha (lanjutan...)
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Hasil Produksi
Benih awal (ekor)-mortalitas (10%) = 200 -
20* = 180 ekor atau 45 kg
*) tingkat mortalitas

Pemasukan (Income)
Hasil Produksi (Kg) x harga jual Rp.
100.000 = 45 x Rp. 100.000 = Rp.
4.500.000
Analisa Usaha (lanjutan...)
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Analisis Biaya manfaat
Pendapatan Kotor = Pendapatan penjualan biaya
operasional = Rp. 4.500.000 Rp. 3.300.000 = Rp.
1.200.000
Keuntungan Bersih = Penerimaan - total biaya
operasional dan penyusutan = Rp. 4.500.000 Rp.
3.646.250 = Rp. 853.750
B/C ratio = (Total biaya investasi keseluruhan :
keuntungan bersih) = Rp. 7.801.250 : Rp. 853.750 =
9.13
BEP = Total Fixed Cost / Harga Jual per kilo variable
cost per kilo = 3.646.250/ (100.000 -73.333) = 136.65
atau 137 Kg
Analisa Usaha (lanjutan...)
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Total Dana yang harus disiapkan keseluruhan Rp.
7.801.250

Artinya diperlukan penjualan 137 Kg agar terjadi
break even point (balik modal). Pembudidaya
membutuhkan biaya Rp. 73.333,- untuk satu kilo
konsumsi dan dijual dengan harga Rp.100.000, jadi
memperoleh keuntungan Rp. 26.667,-/Kg.
Pada panen ke 4 sudah memperoleh keuntungan.
Periode selanjutnya tinggal menunggu keuntungan
bersih Rp. 853.750 pada periode-periode
berikutnya.
Analisa Usaha (lanjutan...)
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Terima Kasih
K
e
l
o
m
p
o
k

8

Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai