A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. (Price & Wilson, 200 ! 1"#$. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan / atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur adalah pemecahan suatu bagian, khususnya tulang ; pecahan atau ruptur pada tulang. 2. E%i&e'i()(gi Insiden fraktur terbuka sebesar 4 dari seluruh fraktur dengan perbandingan laki!laki dan perempuan sebesar ",#4 berbanding $, dengan kejadian terbanyak pada kelompok umur dekade kedua dan ketiga yang relati%e mempunyai akti%itas fisik dan mobilitas yang tinggi. &ada analisis epidemiologi menunjukkan bahwa 4' fraktur terbuka terjadi pada ekstremitas bawah, terutama daerah tibia, dan femur tengah. ". Fa*t(r Pre&i+%(+i+i Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrim. (eskipun tulang patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. )rgan tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang. ,. Pat(-i+i()(gi Fraktur sering terjadi pada tulang rangka, jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum, penbuluh darah dicortek marrow dan jaringan sekitarnya terjadi perdarahan dan kerusakan jaringan diujung tulang. *erbentuklah hematoma dikanal medulla, jaringan sekitar tulang akan mengalami kematian. +ecrosis jaringan ini merangsang kecenderungan untuk terjadi peradangan yang ditandai dengan %asodilatasi, pengeluaran plasma dan leukosit dan infiltrsi dari sel!sel darah putih (,orwin, -'''.. *ulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan (/pley, /. 0raham, $11".. *api apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (,arpnito, 2ynda 3uall, $114..5etelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.&erdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang.3aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah.3aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai denagn %asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. 6ejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (7lack, 3.(, et al, $11".. Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma.8antaman yang keras akibat kecelakaan yang mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut. &ada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur terbuka. Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. 6emampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. 6erusakan pembuluh darah akanmengakibatkan pendarahan, maka %olume darah menurun. ,)&(,ardiac )ut &ut.menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. 8ematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri.5elain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi re%ral %askuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. 9isamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit.Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. 7aik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. 5elaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neuro%askuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar.&ada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.(5yl%ia, $114 : $$;". a. Faktor!faktor yang mempengaruhi fraktur $. Faktor <kstrinsik /danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur. -. Faktor Intrinsik 7eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.( Ignata%icius, 9onna 9, $114 . b. 7iologi penyembuhan tulang *ulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang.*ulang baru dibentuk oleh akti%itas sel!sel tulang./dalima stadium penyembuhan tulang, yaitu: $. 5tadium 5atu!&embentukan 8ematoma &embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur.5el!sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. 5tadium ini berlangsung -4 = 4; jam dan perdarahan berhenti sama sekali. -. 5tadium 9ua!&roliferasi 5eluler &ada stadium initerjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,>endosteum,dan bone marrow yang telah mengalami trauma. 5el!sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. 9alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama ; jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya. ". 5tadium *iga!&embentukan 6allus 5el=sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. &opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel!sel tulang yang mati.(assa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. 5ementara tulang yang imatur (anyaman tulang . menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu. 4. 5tadium <mpat!6onsolidasi 7ila akti%itas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. 5istem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah!celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal. 4. 5tadium 2ima!?emodelling Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. 5elama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus!menerus. 2amellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya. (7lack, 3.(, et al, $11" dan /pley, /.0raham,$11". #. K)a+i-i*a+i a. K)a+i-i*a+i *)ini+ $. Fra*t.r tert.t.% / +i'%)e 0 1)(+e& -ra1t.re $. 5uatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar (menyebabkan robeknya kulit.. -. Fra*t.r ter2.*a / 1('%(.n& 0 (%en -ra1t.re .. Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam. atau from without (dari luar.. Fraktur terbuka dapat dibagi atas tiga derajat, yaitu : Dera3at I luka @ $ cm kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk fraktur sederhana, trans%ersal, oblik, atau koinutif ringan kontaminasi minimal Dera3at II laserasi A $ cm kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/a%ulse fraktur kominutif sedang kontaminasi sedang Dera3at III *erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neuro%ascular serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas : IIIA : Fragmen tulang masih dibungkus jaringan lunak III4 : Fragmen tulang tak dibungkus jaringan lunak terdapat pelepasan lapisan periosteum, fraktur kontinuitif III5 : *rauma pada arteri yang membutuhkan perbaikan agar bagian distal dapat diperthankan, terjadi kerusakan jaringan lunak hebat. ". Fra*t.r &engan *('%)i*a+i /1('%i1ate& -ra1t.re$ Fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, infeksi tulang 2. K)a+i-i*a+i Eti()(gi+ Fra*t.r tra.'ati* : terjadi karena trauma yang tiba!tiba. Fra*t.r %at()(gi+ : terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di dalam tulang. Fra*t.r +tre++ ! terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu. 1. K)a+i-i*a+i *('%)it 0 ti&a* *('%)it Fra*t.r *('%)it adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran (bergeser dari posisi normal. Fra*t.r ti&a* *('%)it adalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang &. K)a+i-i*a+i 'en.r.t gari+ *6.+.+ -ra*t.r Greenstic, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok. Transfersal,fraktur sepanjang garis tengah tulang. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil disbanding transfersal.. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang. Kominutif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen. Depresi, fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah.. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang.. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya. Epifiseal, fraktur melalui epifisis. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya. e. 4er&a+ar*an 3.')a6 gari+ Fra*t.r *('in.ti- : garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan Fra*t.r +eg'enta) : garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. 7ila dua garis patah disebut pula fraktur bifokal Fra*t.r '.)ti%)e : garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya, misalnya fraktur femur, fraktur kruris, dan fraktur tulang belakang -. 7en.r.t 6.2.ngan antara -rag'en &engan -rag'en )ainn8a *idak bergeser (undisplaced., garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh 7ergeser (displaced., terjadi pergeseran fragmen!fragmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi : dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan o%erlapping. dislokasi ad aBim (pergeseran yang membentuk sudut. dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi. Ga'2ar 1. K)a+i-i*a+i Fra*t.r . 7ani-e+ta+i K)ini+ (anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitus, pembengkakan local, dan perubahan warna. a. +yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. 5pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. b. 5etelah terjadi fraktur, bagian!bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa. bukannya tetap rigid seperti normalnya. &ergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba. ekstremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. <kstremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang tempat melengketnya otot. c. &ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai -,4 sampai 4 cm ($ sampai - inci.. d. 5aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. (uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.. e. &embengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. *anda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera. 9. Pe'eri*+aan Fi+i* a. In+%e*+i, cari apakah terdapat : 9eformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, dan pemendekan Fuction laesa (hilangnya fungsi., misalnya pada fraktur cruris tidak bisa berjalan &ada fraktur terbuka lihat adanya kerusakan jaringan 2ihat adanya pembengkakan. 2ihat juga perbedaan ukuran panjang drai tulang 2. Pa)%a+i apakah terdapat nyeri tekan, cek capillary refill 0erakan untuk mencari : 6repitasi, terasabila fraktur digerakkan (baiknya tidak dilakukan karena akan menambah trauma. +yeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif 5eberapa jauh gangguan!gangguan fungsi, gerakan!gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion, dan kekuatan :. Pe'eri*+aan Diagn(+ti* &emeriksaan rontgen : menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma Fig. $. C 5howing the right sided comminuted cla%icle fracture. *he signs of a pneumothoraB are clearly %isible. Fig. -. C 5howing the pneumothoraB on a con%entional DthoraB. *here are no ribfractures 5can tulang, tomogram, scan ,* / (?I: memperlihatkan fraktur; juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan tulang. /rteriogram : dilakukan bila kerusakan %ascular dicurigai. 8itung darah lengkap : 8t mungkin meningkat (hemokonsentrasi. atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel.. &eningkatan jumlah 59& adalah respon stress normal setelah trauma. 6reatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal. &rofil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multiple atau cedera hati. ;. Diagn(+i+ 0 Kriteria Diagn(+i+ 7ila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. *rauma harus diperinci kapan terjadinya, dimana terjadinya, jenisnya, berat ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasie atau ekstrimitas yang bersangkutan (mekanisme trauma.. *eliti juga trauma di tempat lain secara sistemik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut. /mati pula jika terjadi : 9eformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, dan pemendekan Fuction laesa (hilangnya fungsi., misalnya pada fraktur cruris tidak bisa berjalan 2ihat juga perbedaan ukuran panjang drai tulang /danya nyeri tekan /danya : 6repitasi, terasa bila fraktur digerakkan (baiknya tidak dilakukan karena akan menambah trauma. +yeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif 5eberapa jauh gangguan!gangguan fungsi, gerakan!gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion, dan kekuatan 10. Tera%i &rinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan pengembalian fungsi dan kekuatan. Re&.*+i -ra*t.r /+etting t.)ang$ (engembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. ?eduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya dengan manipulasi dan traksi manual. ?eduksi terbuka dilakukan dengan pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi alat fiksasi interna ()?IF. dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. I'(2i)i+a+i -ra*t.r 5etelah fraktur direduksi fragmen tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna ()?<F. meliputi : pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu pin, dan tehnik gips atau fiksator ekterna..Implan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna ()?IF. yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur yang dilakukan dengan pembedahan. 7e'%erta6an*an &an 'enge'2a)i*an -.ng+i. 5egala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. 2atihan isometric dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan aliran darah. &artisipasi dalam akti%itas hidup sehari!hari diusahakan untuk memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri. 0ambar -. Fi*+a+i interna 0ambar ". Fi*+a+i E*+terna 11. K('%)i*a+i 1$ K('%)i*a+i a<a) Syok hipovolemik atau traumatik : bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera. Syok hipovolemik atau traumatik akibat pendarahan ( baik kehilangan darah eksternal maupu tak kelihatan. dan kehilangan cairan ekstremitas, toraks, pel%is dan %ertebra. Emboli lemak : dapat terjadi dalam 4; jam atau lebih Sindrom kompartemen : berakibat kehilangan fungsi ekstremitas permanen jika tidak ditangani segera. 5indrom kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otor kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. 7iasanya pasien akan merasa nyeri pada saat bergerak. /da 4 tanda syndrome kompartemen: &ain : nyeri &allor : pucat &ulsesness : tidak ada nadi &arestesia : rasa kesemutan &aralysis : kelemahan sekitar lokasi terjadinya syndrome kompartemen. Infeksi Tromboemboli emboli paru) Koagulopati intravaskuler diseminata (KI) : sekelompok kelainan pendarahan dengan berbagai penyebab, termasuk trauma massif. (anifestasi 6I9 meliputi : ekimosis, pendarahan yang tidak terduga setelah pembedahan, dan pendarahan dari membrane mukosa, tempat penusukan jarum infus, saluran gastrointestinal dan kemih 2$ K('%)i*a+i )a'2at ! a. &enyatuan terlambat atau tidak ada penyatuan &enyatuan terlambat terjsdi bila penyembuhan tidak terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat fraktur tertentu. &enyatuan terlambat mungkin berhubungan dengan infeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh . fragmen tulang. &ada akhirnya fraktur menyembuh.8al ini dapat disemabuhkan dengan graft tulang.9imana graft tulang memberikan kerangka untuk in%asi sel!sel tulang. 2$ Ne*r(+i+ A=a+*.)er T.)ang +ekrosis a%askuler terjadi bila tulang kehilangan asupan darah dan mati. 9apat terjadi setelah fraktur (khususnya kolum femoris., dislokasi, terapi kortikosteroid dosis tinggi berkepanjangan, penyakit ginjal kronik, anemia sel sabit, dan penyakit lain. *ulang yang mati mengalami tulang kolaps atau diabsorpsi dan diganti dengan tulang yang baru. 1$ Rea*+i ter6a&a% a)at -i*+a+i interna /lat fiksasi interna biasanya diambil setelah penyatuan tulang telah terjadi, namun pada kebanyakan pasien alat tersebut tidak diangkat sampai menimbulkan gejala. +yeri dan penurunan fungsi merupakan indicator utama telah terjadinya masalah. (asalah tersebut meliputi kegagalan mekanis (pemasangan dan stabilisasi yang tak memadai., kegagalan material (alat yang cacat atau rusak., berkaratnya alat, menyebabkan inflamasi local, respon alergi terhadap campuran logam yang digunakan, dan remodeling osteoporotic di sekitar alat fiksasi (stress yang dibutuhkan untuk memperkuat tulang diredam oleh alat tersebut, mengakibatkan osteoporosis disuse.. 7ila angkat diangkat, tulang perlu dilindungi dari fraktur kembali sehubungan dengan osteoporosis, struktur tulang yang terganggu dan trauma. ?emodeling tulang akan mengembalikan kekuatan structural. 4. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN I. Peng*a3ian Ga<at Dar.rat a. Air<a8 6aji kepatenan jalan nafas, adanya obstruksi, suara nafas, suspect cer%ical injuri (reflek muntah. 2. 4reat6ing 6aji nafas spontan atau tidak, gerakan dinding dada, respiration rite, sesak nafas, de%iasi trakea, retraksi otot bantu nafas, pernafasan cuping hidung, pernafasan dada atau perut, irama nafas, pola nafas , jenis pernafasan (dispnoe, kusmaul, cyene stoke., perkusi, suara nafas (%esikuler, stridor, wheeEing, ronchi. 1. 5ir1.)ati(n 6aji nadi teraba atau tidak,frekuensi nasi, tekanan darah, adanya pucat, sianosis, ,?*, akral hangat atau dingin, apakah ada pendarahan atau tidak, turgor kulit, apakah adanya riwayat kehilangan cairan berlebihan (diare, muntah, luka bakar.. &. Di+a2i)it8 6aji kesadaran composmentis, delirium, somnolen, apatis, koma., 0,5, pupil, refleks cahaya, refleks fisiologi, kekuatan otot. e. E>+%(+.re 6aji adanya doformitas, contusion, abrasi, penetraksi, laserasi, edema, luka bakar. 6aji luas luka %ulnus, warna dasar luka, kedalaman -. Fi=e Inter=en+i 6aji interpretasi <60, saturasi oksigen, kateter urine, pemasangan +0*, hasil laboratorium, terapi medis. g. Gi=e 1('-(rt 6aji adanya nyeri, kaji &F?5*, mual muntah. 6. Hi+t(r8 an& 6ea& t( t(e 6aji mekanisme cedera, sign/ tanda gejala, alergi, medication/ pengobatan, riwayat penyakit sebelumnya, makan terakhir. 2akukan pemeriksaan fisik, fokuskan pemeriksaan pada daerah trauma/ sesuai kasus non trauma i. In+%e*+i 2a1*0 %(+teri(r +.r-a1e 6aji adanya jejas, deformitas, tendernes, crepitasi, laserasi. II. Peng*a3ian a. A*ti=ita+0 i+tira6at *anda : 6eterbatasan/ kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi secara sekunder, dan pembengkakan jaringan, nyeri. 2. Sir*.)a+i *anda : hipertensi (kadang!kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/ ansietas. atau hipotensi (kehilangan darah. *akikardia (respon stress, hipo%olemia. &enurunan/ tak ada nadi pada bagian distal yang cedera, pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena. &embengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera 1. Ne.r(+en+(ri 0ejala : hilang gerakan/ sensasi, spasme otot 6ebas/kesemutan (perestesis. *anda : deformitas local: angulasi abnormal, pemendakan, rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan/hilang fungsi. /gitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ ansietas atau trauma lain. &. N8eri0 Ken8a'anan 0ejala : +yeri berat tiba!tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan/ kerusakan tulang, dapat berkurang pada imobilisasi., tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf. 5pasme/ kram otot (setelah imobilisasi. e. Kea'anan *anda : laserasi kulit, a%uisi jaringan, pendarahan, perubahan warna. &embengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba!tiba. III. Diagn(+a Ke%era<atan a. +yeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan keluhan nyeri, distraksi, fokus pada diri sendiri / fokus menyempit, wajah menunjukkan nyeri, peilaku berhati!hati, melindungi, perubahan tonus otot, respon otonomik. b. 6erusakan integritas jaringan berhubungan dengan mekanik (tekanan,teriris,gesekan. ditandai dengan keluhan gatal, nyeri, kebas, tekanan pada area yang sakit / area sekitar, gangguan permukaan kulit, in%asi struktur tubuh, destruksi lapisan kulit / jaringan. c. 6erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuscular : nyeri / ketidaknyamanan, terapi restriktif (imobilisasi tungkai. ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai tujuan dalam lingkungan fisik, menolak untuk bergerak, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan / kontrol otot. d. ?esiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakan kulit, trauma jaringan prosedur in%asi%e, traksi tulang. e. 6urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajannya informasi, salah interpretasi informasi ditandai dengan pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan salah konsepsi. f. &6 5yok 8ipo%olemik I?. Inter=en+i $. Diagn(+a 1 ! +yeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik 9itandai dengan : keluhan nyeri, distraksi, fokus pada diri sendiri / fokus menyempit, wajah menunjukkan nyeri, perilaku berhati!hati, melindungi, perubahan tonus otot, respon otonomik. 5etelah dilakukan tindakan keperawatan selama G B -4 jam, diharapkan nyeri yang dialami pasien terkontrol dengan kriteria hasil : &asien dapat mengkaji factor penyebab , durasi terjadinya nyeri &asien melaporkan nyerinya terkontrol &asien dapat menggunakan teknik non!analgetik untuk menangani nyeri. Inter%ensi : )bser%asi: $. 2akukan pengkajian secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, Hualitas, intensitas nyeri dan factor presipitasi. ?/ : mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan inter%ensi. -. )bser%asi respon non%erbal dari ketidaknyamanan terutama ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif. ?/ : *ingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/ reaksi terhadap nyeri. ". 0unakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan penerimaan respon nyeri pasien. ?/ : 5trategi komunikasi terapeutik dapat membantu untuk menentukan inter%ensi yang diperlukan. 4. 6aji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (eB : tidur,akti%itas, kognisi, perasaan, hubungan, pekerjaan. ?/ : (engetahui pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup pasien. (andiri $. /jarkan menggunakan teknik nonanalgetik (relaksasi progresif, latihan napas dalam, imajinasi %isualisasi, sentuhan terapeutik, akupresure. ?/ : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kekuatan otot; dapat meningkatkan harga diri dan kemampuan koping. -. 6ontrol factor ! factor lingkungan yang yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu, cahaya, dan suara. ?/ : memberikan ketenangan kepada pasien sehingga nyeri tidak bertambah 8< $. 5ediakan informasi tentang nyeri seperti : penyebab nyeri, berapa lama nyeri itu akan berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur. ?/ : (eningkatkan pengetahuan pasien 6olaborasi $. 6olaborasi dengan dokter dalam pemberian kontrol analgetik bila diperlukan. ?/ : /nalgetik dapat menurunkan nyeri dan atau spasme otot -. Diagn(+a 2 ! Ker.+a*an integrita+ 3aringan 7erhubungan dengan mekanik (tekanan, teriris, gesekan. 9itandai dengan : rusaknya atau hancurnya jaringan (kornea, membran mucus, integumentum, subkutan. *ujuan : 5etelah dilakukan asuhan keperawatan selama GB -4 jam diharapkan luka dapat sembuh dengan kriteria hasil : *idak ada bau *idak ada kemerahan di sekitar luka. *idak terjadi peningkatan suhu tubuh 2uka menjadi kering. ,airan pada luka telah kering Inter%ensi : )bser%asi $. ,atat karakteristik luka ?/ : memberikan informasi tentang masalah yang mungkin disebabkan oleh alat / pemasangan gips, bebat / traksi -. ,atat karakteristik cairan ?/ : untuk mengobser%asi adanya cairan yang timbul dari luka (andiri -. 7erikan masase pada area sekitar luka ?/ : mempunyai efek pengering, yang menguatkan kulit. 6rim dan losion tidak dianjurkan karena terlalu banyak minyak dapat menutup perimeter gips, tidak memungkinkan gips untuk IbernapasJ. 7edak tidak dianjukan karena potensial akumulasi berlebihan di dalam gips. ". (emelihara kepatenan pada saluran drainage ?/ : untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi 4. 7erikan balutan ?/ : untuk mencegah terkontaminasi dengan lingkungan sekitar 4. (emelihara kesterilan dalam merawat luka. ?/ : untuk mencegah terkontaminasi dengan bakteri #. Inspeksi perubahan warna dari luka ?/ : memberikan informasi tentang sirkulasi kulit K. (embandingkan dan mencatat secara teratur adanya perubahan pada luka ?/ : memantau perkembangan luka dan adanya perubahan pada luka ;. (emberi posisi pada bagian yang terluka agar tidak menjadi tegang. ?/ : untuk meminimalkan tekanan pada bagian yang terluka 8< $. 7erikan informasi pada pasien dan keluarga teknik dan cara merawat luka. ?/ : untuk memberikan informasi kepada keluarga dan pasien tentang cara perawatan luka yang baik dan benar untuk mencegah terjadinya infeksi 6olaborasi $. 6olaborasi dengan dokter dalam pemberian kontrol analgetik bila diperlukan. ?/ : /nalgetik dapat menurunkan nyeri dan atau spasme otot ". Diagn(+a " ! 6erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskletal 5etelah dilakukan tindakan keperawatan selama G.B -4 jam, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas, dengan kriteria hasil : &asien dapat memperlihatkan keseimbangan saat berjalan. &asien dapat menggerakan otot. &asien dapat menggerakan sendi. &asien dapat berpindah : berjalan Inter%ensi : )bser%asi $. 6aji keterbatasan pergerakan sendi dan efek fungsinya. ?/ : pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/ persepsi diri tentang keterbatasan fisik actual, memerlukan informasi/ inter%ensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan -. 6aji tingkat moti%asi pasien untuk memelihara/mengembalikan pergerakan sendi. ?/ : (oti%asi diri pasien dapat mempercepat proses menyembuhan (andiri ". (onitor lokasi dan ketidaknyamanan/nyeri selama pergerakan/akti%itas. ?/ : +yeri/ketidaknyaman dapat menghambat pergerakan sehingga sebelumnya harus diketahui lokasi dari nyeri 4. 2indungi pasien dari trauma selama latihan. ?/ : mencegah atau mengurangi risiko jatuh pada pasien 4. 2akukan latihan ?)( aktif / pasif sesuai indikasi. ?/ : (eningkatkan aliran ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur /atrofi dan reabsobsi kalsium karena tidak digunakan. #. 9orong latihan ?)( aktif secara teratur menurut jadwal yang direncanakan. ?/ : (eningkatkan aliran ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur /atrofi dan reabsobsi kalsium karena tidak digunakan. K. 7antu pasien dalam posisi tubuh optimal untuk pergerakan sendi aktif / pasif. ?/ : (enggurangi atau mencegah risiko jatuh pada pasien ;. Instruksikan kepada pasien/keluarga bagaimana melaksanakan latihan ?)( pasif secara sistematis atau ?)( aktif ?/ : (eningkatkan pengetahuan pasien/keluarga mengenai latihan ?)( aktif / pasif 1. 9orong pasien untuk duduk di tempat tidur, di samping tempat tidur/ di kursi jika ditoleransi ?/ : mencegah / menurunkan insiden komplikasi kulit / pernapasan (contoh dekubitus, pneumonia.. $'. 9orong perpindahan , jika memungkinkan. ?/ : mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring (contoh flebitis. dan meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi organ. 7elajar memperbaiki cara menggunakan alat penting untuk mempertahankan mobilitas dan keamanan pasien 8< $ 7erikan informasi kepada pasien/ keluarga tujuan dan rencana latihan ?/ : (emberikan informasi kepada pasien/keluarga tentang tujuan dan rencana sehingga tidak membinggungkan pasien atau keluarga 6olaborasi $ 6olaborasi dengan terapi fisik dalam mengembangkan dan melaksanakan program latihan. ?/ : berguna dalam membuat aktifitas indi%idual / program latihan. &asien dapat memerlukan bantuan jangka panjang dengan gerakan, kekuatan, dan aktifitas yang mengandalkan berat badan, juga penggunaan alat ,. Diagn(+a , ! Re+i*( in-e*+i *ujuan : 5etelah dilakukan tindakan keperawatan selama G B -4 jam, diharapkan resiko infeksi tidak menjadi aktual, dengan kriteria hasil : *idak terjadi tanda ! tanda infeksi 5uhu tubuh dalam batas normal 6adar L7, dalam batas normal (4,$'!$',1 $'M"/u2. Inter%ensi : )bse%asi $. 6aji tanda! tanda infeksi ?/ : mengetahui dini terjadinya infeksi -. (onitor absolute granulosit, L7, ,dan hasil normal. ?/ : L7, merupakan salah satu data penunjang yang dapat mengidentifikasi adanya bakteri di dalam darah. 5el darah putih akan meningkat sebagai kompensasi untuk melawan bakteri yang mngin%asi tubuh. ". 7atasi jumlah pengunjung. ?/ : mengurangi kontaminasi silang. (andiri $. 3aga asepsis selama pasien berisiko. ?/ : meminimalkan kesempatan untuk kontaminasi -. 5ediakan perawatan kulit pada area yang edema ?/ : perawatan kulit pada area yang edema dapat membantu mencegah terjadinya infeksi yang lebih luas. ". Inpeksi kulit dan membrane mukosa selama kemerahan, panas tinggi atau drainase ?/ : apabila kulit kembali kemerahan dan terdapat drainase purulen menandakan terjadi proses inflamasi bakteri. 4. Inpeksi kondisi luka / bekas operasi. ?/ : (encegah terjadinya infeksi yang lebih luas 4. 9orong intake cairan. ?/ : mempertahankan keseimbangan cairan untuk mendukung perfusi jaringan. #. /njurkan intake nutrisi yang cukup. ?/ : mempertahankan keseimbangan nutrisi untuk mendukung perpusi jaringan dan memberikan nutrisi yang perlu untuk regenerasi selular dan penyembuhan jaringan K. 9orong istirahat ?/ : (encegah kelelahan/ terlalu lelah dan dapat meningkatkan koping terhadap ketidaknyamanan 8< $. 7erikan informasi pada pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi dan melaporkan kepada petugas perwatan ketika terdapat tanda dan gejala infeksi. ?/ : (eningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga 6olaborasi -. 6olaborasi dengan tim dokter untuk pemberian antibiotic sesuai indikasi. ?/ : antibiotik dapat menghambat proses infeksi 4. Diagn(+a # ! 6urang pengetahuan tentang prosedur.perawatan *ujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama G.B -4 jam, diharapkan pengetahuan pasien mengetahui prosedur perawatan meningkat dengan kriteria hasil : &asien dapat mendiskripsikan prosedur perawatan. &asien dapat menjelaskan tujuan prosedur &asien dapat menjelaskan langkah = langkah pengobatan &asien dapat menunjukan prosedur perawatan Inter%ensi : )bser%asi $. 6aji pengalaman pasien sebelumnya dan tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan prosedur perawatan. ?/ : pengalaman pasien sebelumnya dapat mempengaruhi perawatan saat ini dapat berkembang menjadi baik maupun buruk tergantung persepsi pasien mengenai pengalaman prosedur perawatan sebelumnya. 8< -. Informasikan kepada keluarga tentang kapan dan dimana prosedur perawatan akan dilaksanakan. ?/ : memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. ". Informasikan kepada pasien tentang berapa lama prosedur atau perawatan yang diharapkan berakhir. ?/ : dapat mengurangi kecemasan pasien sehingga mengurangi beban pikiran pasien. 4. Informasikan kepada pasien tentang siapa yang akan melakukan prosedur/perawatan ?/ : memberi pasien informasi mengenai pelaku prosedur perawatan, sehingga kepercayaan pasien meningkat kepada petugas. 4. 3elaskan tujuan prosedur perawatan. ?/ : meningkatkan pengetahuan pasien dan mengurangi tingkat kecemasan pasien. #. 9iskusikan peralatan tertentu yang diperlukan dan fungsinya. ?/ : meningkatkan pengetahuan pasien dan mengurangi tingkat kecemasan pasien mengenai prosedur pengobatan. K. 5ediakan informasi apa yang didengar, dicium, dilihat, dirasakan selama prosedur perawatan. ?/ : meningkatkan pengetahuan pasien dan memberi inter%ensi yang tepat saat pasien menanyakan informasi mengenai persepsi sensori yang dirasakan pasien. DAFTAR PUSTAKA &rice N Lilson. -''4. !atofisiologi Konsep Klinis !roses"proses !enyakit Edisi #. 3akarta : <0, +anda. -''4. &anduan 9iagnosa 6eperawatan +anda 9efinisi dan 6lasifikasi -''4 !-''#. <ditor : 7udi 5entosa. 3akarta : &rima (edika