1.1 Definisi CVA atau Cerebro Vaskuler Accident biasa di kenal oleh masyarakat dengan istilah Stroke.Istilah ini lebih populer di banding CVA.Kelainan ini terjadi pada organ otak. Lebih tepatnya adalah Gangguan Pembuluh arah !tak. "erupa penurunan kualitas pembuluh darah otak. Cerebrovascular accident #CVA$% merupakan penyakit persara&an yang paling sering di jumpai. Stroke merupakan kelainan &ungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. 'enurut "runner ( Sudarth stroke adalah kehilangan &ungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. 'enurut 'ansjoer A stroke adalah sindrom klinis yang a)al timbulnya mendadak% progresi&% cepat berupa de&isit neurologis *okal atau global yang berlangsung +, jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan oleh peredaran darah otak non traumatik. 'enurut ./! stroke adalah adanya tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan &ungsi otak &okal #global$ dengan gejala-gejala yang berlangsung selama +, jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain *askular. 'enurut Ari& 'uta0in stroke adalah penyakit #kelainan$ &ungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak yang timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. 'enurut 'arilyn 1. oenges stroke2penyakit serebro*askuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara &ungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak. 1.2 Etiologi Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian #"runner dan Suddarth% +33+. /al +453-+4,,$. 1.2.1 Trombosis 6rombosis ialah proses pembentukan bekuan darah atau koagulan dalam sistem *ascular #yaitu%pembuluh darah atau jantung$ selama manusia masih hidup% serta bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher. Koagulan darah dinamakan trombus. Akumulasi darah yang membeku diluar sistem *askular% tidak disebut sebagai trombus. 6rombosis ini menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema disekitarnya. 1.2.2 Embolisme serebrl 1mbolisme serebral adalah bekuan darah dan material lain yang diba)a ke otak dari bagian tubuh lain. 'erupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah% lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. 1.2.! Is"emi serebri Iskemia adalah penurunan aliran darah ke area otak. !tak normalnya menerima sekitar 73-83 ml darah per 433 g jaringan otak per menit. 9ika alirah darah aliran darah serebri +3 ml2menit timbul gejala iskemia dan in&ark. :ang disebabkan oleh banyak &aktor yaitu hemoragi% emboli% trombosis dan penyakit lain. 1.2.# Hemorgi serebrl /emoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruangan sekitar otak. Pendarahan intraserebral dan intrakranial meliputi pendarahan didalam ruang subarakhnoid atau didalam jaringan otak sendiri. Pendarahan ini dapat terjadi karena arterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak. Pecahnya pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya kualitas pembuluh darah otak.Sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi pembuluh darah mudah pecah. ;aktor resiko terjadinya stroke ada + < 1. ;aktor resiko yang dapat diobati2dicegah < 1) Perokok. 2) Penyakit jantung # ;ibrilasi 9antung $ 3) 6ekanan darah tinggi. 4) Peningkatan jumlah sel darah merah # Policitemia$. 5) 6ransient Ischemic Attack # 6IAs$ 2. ;aktor resiko yang tidak dapat diubah < 1) =sia di atas 7>. 2) Peningkatan tekanan karotis # indikasi terjadinya artheriosklerosis yang meningkatkan resiko serangan stroke$. 3) '. 4) Keturunan # Keluarga ada stroke$. 5) Pernah terserang stroke. 6) ?ace # Kulit hitam lebih tinggi $ 7) Se@ # laki-laki lebih 53 A daripada )anita $. 1.3 $lsifi"si Klasi&ikasi stroke di bedakan menurut patologi dari serangan stroke meliputi. iba)ah ini skema pembagian stroke menurut patologi serangan stroke. 1.3.1 Stro"e %emorgi" 'erupakan pendarahan serebri dan mungkin pendarahan subarakhnoid. isebabkan oleh pec.ahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. "iasanya kejadiannya saat melakukan akti*itas atau saat akti&% namun bisa juga terjadi saat istrahat. Kesadaran klien umumnya menurun #Ari& 'utta0in% +338$. Stroke hemoragik adalah dis&ungsi neurologis *ocal yang akut dan disebabkan oleh pendarahan primer subtansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis% disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri % *ena dan kapiler. Pendarahan otak dibagi dua yaitu #Ari& 'utta0in% +338$< 4$. Pendarahan intraserebri #PIS$ Pecahnya pembuluh darah #mikroaneurisma$ terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak% membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan 6IK yang terjadi cepat% dapat mengakibatkan kematian mendadak karena heniasi otak. Pendarahan intraserebri yang disebabkan hipertensi sering dijumpai di daerah putamen% talamus% pons% dan serebellum. + +$ pendarahan subarakhnoid #PSA$ Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi )illisi dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang subarakhnoid menyebabkan 6IK meningkat mendadak% merenggangnya struktur peka nyeri% dan *asospasme pembuluh darah serebri yang berakibat dis&ungsi otak global #nyeri kepala% penurunan kesadaran$ maupun &okal #hemiparese% gangguan hemisensorik% a&asia% dan lainnya$. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan terjadinya peningkatan 6IK yang mendadak% merenggangnya struktur peka nyeri% sehingga timbul kepala nyeri hebat. Sering juga dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda merangsang selaput otak lainnya. Peningkatan 6IK yang mendadak juga mengakibatkan pendarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan *asospasme pembuluh darah serebri. Vasospasme ini dapat mengakibatkan arteri di ruang subbarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan dis&ungsi otak global #nyeri kepala% penurunan kesadaran$ maupun &okal #hemiparese% gangguan hemisensorik% a&asia dan lainnya$. !tak dapat ber&ungsi jika kebutuhan oksigen dan glukosa otak dapat terpenuhi. energi yang di hasilkan di dalam sel sara& hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. !tak tidak mempunyai cadangan oksigen sehingga jika ada kerusakan atau kekurangan aliran darah otak )alau sebentar akan menyebabkan gangguan &ungsi. emikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak% tidak boleh kurang dari +3 mgA karena akan menimbulkan koma.. Pada saat otak hipoksia% tubuh berusaha memenuhi oksigen melalui proses metabolik anaerob% yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak. 1.3.2 Stro"e non%emorogi" apat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri% biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat% baru bangun tidur% atau di pagi hari. 6idak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timb*ul edema sekunder. Klasi&ikasi stroke di bedakan menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya < 1. 6IA #6ransient Ischemic Attack$. Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang cdengan spontan dan sempurna dalam )aktu kurang dari +, jam. 2. Stroke in*olusi. Stroke yang terjadi masih terus berkembang% gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan +, jam atau beberapa hari. 3. Stroke komplet. Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplet dapat di a)ali dengan serangan 6IA berulang. 1.4 Ptofisiologi
, ;aktor-&aktor resiko stroke Katup jantung rusak% miokard in&ark% &ibrilisasi%endokarditis Aneurisma% mal&ormasi% arterio*eneous Aterosklerosis% hiperkoagulasi% artesis Pendarahan intraserebral 6rombosis serebral Penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah% lemak% dan udara Pembuluh darah oklusi B Iskemik jaringan otak B 1dema dan kongesti jaringan sekitar Perembesan darah ke dalam parenkim otak B Penekanan jaringan otak B In&ark otak% edema dan herniasi otak 1mboli serebral Stroke #cerebrovacular accident $ e&isist neurologis is&ungsi bahasa dan komunikasi Kerusakan terjadi pada lobus &rontal kapasitas% memori% atau &ungsi intelektual kortika 1. Resi"o &ening"tn TI$ Kehilangan kontrol *olunter In&ark serebral 2. penurunan perfunsi jaringan serebral /erniasi &alks serebri dan ke oramen magnum B Kompresi batang otak /emiplegia dan hemiparesisi isartria% dis&agia2a&asia% apraksia Kerusakan &ungsi kogniti& dan e&ek psikologis 4. kerusakan mobilitas fisik 10. kerusakan komunikasi verbal Lapang perhatian terbatas% kesulitan dalam pemahaman% lupa dan kurang moti*asi% &rustasi% kurang kerjasama. epresi sara& kardio*askuler dan perna&asan koma is&ungsi kandung kemih dan al*i Kelemahan &isik umum 11. "o&ong in'i(i') ti'" efe"tif 12. &er)b%n &roses ber&i"ir Intake nutrisi tidak adekuat 1.5 Mnifestsi $linis 1. 9ika terjadi peningkatan 6IK maka dijumpai tanda dan gejala < 1) Perubahan tingkat kesadaran < penurunan orientasi dan respons terhadap stimulus. 2) Perubahan kemampuan gerak ekstrimitas < kelemahan sampai paralysis. 3) Perubahan ukuran pupil < bilateral atau unilateral dilatasi.=nilateral tanda dari perdarahan cerebral. 4) Perubahan tanda *ital < nadi rendah% tekanan nadi melebar% na&as irreguler% peningkatan suhu tubuh. 5) Keluhan kepala pusing. 6) 'untah projectile # tanpa adanya rangsangan $. +.Kelumpuhan dan kelemahan. 5.Penurunan penglihatan. ,.e&icit kogniti& dan bahasa # komunikasi $. >.Pelo 2 disartria. 7.Kerusakan Cer*us Kranialis. D.Inkontinensia al*i dan uri. 1.6 Pemeri"sn Pen)n*ng 1.6.1 Lboltori)m 1) /itung darah lengkap. Kegagalan kardio*askular dan pernapasan +. gngg)n eliminsi )ri 'n l(i ,. &er)b%n &emen)%n n)trisi -. "eti'"mm&) n &er.tn 'iri kematian Penurunan tingkat kesadaran is&ungsi presepsi *isual spasial dan kehilangan sensorik /. resi"o tr)m 12. &er)b%n &rese&si sensori" 0. resi"o tinggi "er)s"n intregrits ")lit Penekanan jaringan setempat 2) Kimia klinik. 3) 'asa protombin. 4) =rinalisis. 1.6.2 Dignosti" 1) SCAC K1PALA% menunjukkan secara spesi&ik letak edema% posisi hematoma% adanya jaringan otak yang in&ark atau iskemia% serta posisinya secara pasti. 2) Angiogra&i serebral% membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesi&ik seperti perdarahan arterio*ena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau mal&ormasi *askuler. 3) 11G% untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang timbul dan dampak dari jaringan yang in&ark segingga menurunnya inpuls listrik dalam jaringan otak. 4) Pungsi lumbal% tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial. 5) '?I% dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta besar2luas terjadinya perdarahan otak. 6) E-?ay tengkorak 1.7 Pentl"snn Me'i" 1.+.1 $onser(tif. 1. Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan in&us. 2. 'encegah peningkatan 6IK. 1) Antihipertensi. 2) euritika. 3) Vasodilator peri&er. 4) Antikoagulan. 5) iaFepam bila kejang. 6) Anti tukak misal cimetidine. 7) Kortikosteroid < pada kasus ini tidak ada man&aatnya karena klien akan mudah terkena in&eksi% hiperglikemi dan stress ulcer2perdarahan lambung. 8) 'anitol < mengurangi edema otak. 1.+.2 O&ertif. Apabila upaya menurunkan 6IK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan e*akuasi hematom karena hipertensi intrakranial yang menetap akan membahayakan kehidupan klien. 1.+.! P' fse s)b ")t 1 &em)li%n 2 3 14 %ri 5 &erl) 6 1) 6erapi )icara. 2) 6erapi &isik. 3) Stoking anti embolisme. 1./.2 Dignos 7ng M)n8)l. 1. ?esiko peningkatan 6IK berhubungan dengan penambahan isi otak sekunder terhadap perdarahan otak . 2. Gangguan 'obilitas ;isik "erhubungan engan /emiparese 2 /emiplegia 3. e&isit pera)atan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan. 7 4. Gangguan nutrisi #kurang dari kebutuhan tubuh $ berhubungan dengankesulitan menelan#dis&agia$% hemiparese dan hemiplegi. 5. Inkontinensia al&i berhubungan dengan kerusakan mobilitas dan kerusakan neurologis. 6. Kerusakan komunikasi *erbal berhubungan dengan e&ek dari kerusakan pada area bicara pada hemis&er otak% kehilangan tonus otot &asial atau oral% dan kelemahan secara umum. 1./.! Inter(ensi $e&er.tn. ?encana kepera)atan dari diagnosa kepera)atan diatas adalah < 4.?esiko Peningkatan 6ik "erhubungan engan Penambahan Isi !tak Sekunder 6erhadap /ipoksia% 1dema !tak. 6ujuan < setelah dilakukan tindakan kepera)atan klien tidak mengalami peningkatan tekanan intra kranial . Kriteria hasil < 6idak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial < 1) Peningkatan tekanan darah. 2) Cadi melebar. 3) Perna&asan cheyne stokes 4) 'untah projectile. 5) Sakit kepala hebat. Pencegahan 6IK meningkat di laksanakan. Inter*ensi. C! IC61?V1CSI ?ASI!CAL 4. Pantau tanda dan gejala peningkatan 6IK 1) tekanan darah 2) nadi 3) GCS 4) ?espirasi 5) Keluhan sakit kepala hebat 6) 'untah projectile 7) Pupil unilateral eteksi dini peningkatan 6IK untuk melakukan tindakan lebih lanjut. +. 6inggikan kepala tempat tidur 4>-53 derajat kecuali ada kontra indikasi./indari mengubah posisi dengan cepat. 'eninggikan kepala dapat membantu drainage *ena untuk mengurangi kongesti *ena. 5. /indari hal-hal berikut < 'asase karotid ;leksi leher atau rotasi G ,> derajat. 'asase karotid memperlambat &rekuensi jantung dan mengurangi sirkulasi sistemik yang diikuti peningkatan sirkulasi secara tiba- tiba. ;leksi atau rotasi ekstrem leher mengganggu cairan cerebrospinal dan drainage *ena dari rongga intra kranial. ?angsangan anal dengan jari#boleh tapi dengan hati-hati $ hindari mengedan% &leksi ekstrem panggul dan lutut. Akti&itas ini menimbulkan manu*er *alsal*a yang merusak aliran balik *ena dengan kontriksi *ena jugularis dan peningkatan 6IK. ,. Konsul dokter untuk mendapatkan pelunak &eces jika di perlukan. 'encegah konstipasi dan mengedan yang menimbulkan manu*er *alsal*a. >. Pertahankan lingkungan tenang% sunyi dan pencahayaan redup. 'eningkatkan istirahat dan menurunkan rangsangan membantu menurunkan 6IK. 7. "erikan obat-obatan sesuai dengan pesanan< 1) Anti hipertensi. 2) Anti koagulan. 3) 6erapi intra *ena pengganti cairan dan elektrolit. 4) Pelunak &eces. 5) Anti tukak. 6) ?oborantia. 7) Analgetika. 8) Vasodilator peri&er. 1) 'enurunkan tekanan darah. 2) 'encegah terjadinya trombus. 3) 'encegah de&isit cairan. 4) 'encegah obstipasi. 5) 'encegah stres ulcer. 6) 'eningkatkan daya tahan tubuh. 7) 'engurangi nyeri. 8) 'emperbaiki sirkulasi darah otak. +.Gangguan 'obilitas ;isik "erhubungan engan /emiparese 2 /emiplegia 6ujuan < Klien mampu melaksanakan akti*itas &isik sesuai dengan kemampuannya Kriteria hasil 1) 6idak terjadi kontraktur sendi 2) "ertambahnya kekuatan otot 8 3) Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas IC61?V1CSI ?ASI!CAL 1. =bah posisi klien tiap + jam 2. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak akti& pada ekstrimitas yang tidak sakit 3. Lakukan gerak pasi& pada ekstrimitas yang sakit 4. "erikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi &ungsionalnya 5. 6inggikan kepala dan tangan 6. Kolaborasi dengan ahli &isioterapi untuk latihan &isik klien 1) 'enurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan 2) Gerakan akti& memberikan massa% tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki &ungsi jantung dan pernapasan 3) !tot *olunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan 3. e&isit pera)atan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan. 6ujuan Kebutuhan pera)atan diri klien terpenuhi Kriteria hasil 1) Klien dapat melakukan akti*itas pera)atan diri sesuai dengan kemampuan klien 2) Klien dapat mengidenti&ikasi sumber pribadi2komunitas untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan. IC61?V1CSI ?ASI!CAL 1. 6entukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan pera)atan diri. 2. "eri moti*asi kepada klien untuk tetap melakukan akti*itas dan beri bantuan dengan sikap sungguh 3. /indari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri% tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan. 1. 'embantu dalam mengantisipasi 2merencanakan pemenuhan kebutuhan secara indi*idual 2. 'eningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus- menerus 3. Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan berman&aat dalam mencegah &rustasi% adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk 4. "erikan umpan balik yang positi& untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya 5. Kolaborasi dengan ahli &isioterapi2okupasi diri-sendiri untuk mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan 4. 'eningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu 5. 'emberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidenti&ikasi kebutuhan alat penyokong khusus 4. Gangguan nutrisi #kurang dari kebutuhan tubuh $ berhubungan dengankesulitan menelan#dis&agia$% hemiparese dan hemiplegi. 6ujuan 6idak terjadi gangguan nutrisi Kriteria hasil 1) "erat badan dapat dipertahankan2ditingkatkan 2) /b dan albumin dalam batas normal IC61?V1CSI ?ASI!CAL 1. 6entukan kemampuan klien dalam mengunyah% menelan dan re&lek batuk 2. Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada )aktu% selama dan sesudah makan 3. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir2diba)ah dagu jika dibutuhkan 4. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu 5. "erikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang 6. 'ulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair% makan lunak ketika klien dapat menelan air 7. Anjurkan klien menggunakan sedotan 1. =ntuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien 2. =ntuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gra*itasi 3. 'embantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler 4. 'emberikan stimulasi sensori #termasuk rasa kecap$ yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan 5. Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya distraksi2gangguan dari luar 6. 'akan lunak2cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam mulut% menurunkan terjadinya aspirasi 7. 'enguatkan otot &asial dan dan otot menelan dan menurunkan resiko terjadinya tersedak 43 meminum cairan 8. Anjurkan klien untuk berpartisipasidalam program latihan2kegiatan. 9. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui i* atau makanan melalui selang 8. apat meningkatkan pelepasan endor&in dalam otak yang meningkatkan na&su makan 9. 'ungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut 5. Inkontinensia al&i berhubungan dengan kerusakan mobilitas dan kerusakan neurologis. 6ujuan < alam )aktu +@+, jam pemenuhan eliminasi al*i terpenuhi. Kriteria /asil < klien dapat de&ekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat% konsistensi &eses lembek berbentuk% tidak teraba massa pada kolon # scibala $. IC61?V1CSI ?ASI!CAL 1. "erikan penjelasan pada klien dan keluarga pasien tentang penyebab konstipasi. 2. Auskultasi bising usus 3. Anjurkan untuk klien untuk makan makanan yang mengandung serat. 4. "ila klien mampu minum% berikan asupan cairan yang cukup #+L2hari$ jika tidak ada kontraindikasi. 5. Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien. 6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak &aces # laksati&% supositoria% enema $ 1. Klien dan keluarga akan mengerti penyebab dari konstipasi. 2. "ising usus menandakan si&at akti*itas peristaltik. 3. iet seimbang tinggi kandungan serat meransang peristalti dan eliminasi reguler. 4. 'asukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi &eses yang pada usus dan membantu eliminasi reguler. 5. Akti*itas &isik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus otot abdomen dan meransang na&su makan dan peristaltik. 6. Pelunak &eses meningkatkan e&isiensi pembasahan air usus% yang melunakkan massa &eses dan membantu eliminasi. 7.Kerusakan komunikasi *erbal berhubungan dengan e&ek dari kerusakan pada area bicara pada hemis&er otak% kehilangan tonus otot &asial atau oral% dan kelemahan secara umum. 6ujuan < alam )aktu +@+, jam klien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasi% mampu mengkomunikasikan perasaannya% mampu menggunakan bahasa isyarat. Kriteria /asil < 6erciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat terpenuhi% klien dapat merespon secara *erbal maupun isyarat. IC61?V1CSI ?ASI!CAL 1. Kaji tipe dis&ungsi misalnya klien tidak mengerti kata-kata atau masalah berbicara atau tidak mengerti bahasa yang digunakan. 2. "edakan a&asia dengan disatria. 3. Lakukan metode percakapan yang baik dan lengkap% beri kesemoatan klien untuk mengklari&ikasi. 4. Katakan untuk mengikuti perintah secara sederhana seperti tutup matamu dan lihat ke pintu. 5. =capkan lansung kepada klien berbicara pelan dan tengan% gunakan pertanyaan yang ja)abannya H tidakI dan HyaI dan perhatikan respon klien. 6. Kolaborasi < konsultasi dengan ahli terapi bicara. 1. 'embantu menentukan kerusakanp pada area otak dan menentukan kesulitan klien dengan sebagian atau seluruh proses komunikasi% klien mungkin mempunyai masalah dalam mengartikan kata-kata . 2. apat menentukan pilihat inter*ensi yang sesuai dengan tipe gangguan. 3. Klien dapat kehilangan kemampuan untuk memantau ucapannya% komunikasinya secara tidak sadar% dengan melengkapi dapat merealisasikan pengertian klien dan dapt mengklari&ikasi percakapan. 4. =ntuk mengikuti a&asia resepti&. 5. 'engurangi kebingungan atau kecemasan terhadap banyaknya in&ormasi. 'emajukan stimulasi komunikasi ingatan dan kata-kata. 6. 'engkaji kemampuan indi*idual dan sensorik motorik dan &unsi kogniti& untuk mengidenti&ikasi de&isit dan kebutuhan terapi. DA9TAR PUSTA$A 4+ 'utta0in% Ari&.+344.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.Salemba 'edikaJ jakarta. Long C% "arbara% Pera)atan 'edikal "edah% 9ilid +% "andung% :ayasan Ikatan Alumni Pendidikan Kepera)atan Pajajaran% 4KK7. 6uti Pahria% dkk% Asuhan Kepera)atan pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyara&an% 9akarta% 1GC% 4KK5. Pusat pendidikan 6enaga Kesehatan epartemen Kesehatan% Asuhan Kepera)atan Klien engan Gangguan Sistem Persara&an % 9akarta% epkes% 4KK7. SmeltFer C. SuFanne% "runner ( Suddarth% "uku Ajar Kepera)atan 'edikal "edah% 9akarta% 1GC% +33+. 'arilynn 1% oengoes% +333% ?encana Asuhan Kepera)atan% 1disi 5% 9akarta% 1GC% +333. /arsono% "uku Ajar < Ceurologi Klinis%:ogyakarta% Gajah 'ada uni*ersity press% 4KK7