Anda di halaman 1dari 16

semoga bisa bermanfaat bagi semua :)

Senin, 15 Oktober 2012


manajemen stress
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata stres bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu.
Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan
atau respon emosional. Parapsikolog juga mendefinisikan stres
dalam pelbagai bentuk. Definisi stres yang paling sering digunakan
adalah definisi Lazarus dan Launier (Ognen dalam Tanumidjojo,
Basoeki, Yudiarso, 2004) yang menitikberatkan pada hubungan
antara individu dengan lingkungannya. Stres merupakan konskuensi
sovi na_visah
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
2012 (16)
Oktober (7)
TEORI
KEPRIBADIAN
MAKALAH
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
TES DAN
PENGHITUNGA
N
perkembangan
sosial remaja
ANALISIS
ASPEK-ASPEK
PERKEMBANG
AN PADA
REMAJA
PENGERTIAN
NEGARA
resume
permendiknas
Arsip Blog
0 Lainnya Blog Berikut yudhobagonk02@gmail.com Dasbor Keluar
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
1 of 16 17/05/2014 3:07
dari proses penilaian individu, yakni pengukuran apakah sumber
daya yang dimilikinya cukup untuk menghadapi tuntutan dari
lingkungan.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat
bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di
lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan,
atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan.Meskipun riset
mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan,
bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak
implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
Stress merupakan kondisi psikofisik yang ada (inheren)
dalam diri setiap orang. Artinya stress dialami oleh setiaop orang,
tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status
sosial ekonomi. Stress bisa dialami oleh bayi, anak-anak, remaja atau
dewasa; dialami oleh pejabat dan rakyat jelata; dialami oleh
pengusaha atau karyawan; dialami oleh orangtua atau anak; dialami
oleh guru maupun siswa; dan dialami oleh pria maupun wanita.
Bahkan mungkin strea juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang kami susun adalah
1. Apa yang dimaksud dengan stres?
manajemen stress
Maret (6)
Februari (3)
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
2 of 16 17/05/2014 3:07
2. Apa saja teori-teori stres?
3. Bagaimana stres pada setiap periode kehidupan?
4. Apa saja gejala stres?
C. Tujuan Penyusunan
Penyusunan makalah mengenai manajemen stres ini, bertujuan
untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental;
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan stres dan bagaimana
stres dalam periode kehidupan;
3. Mengetahui gejala stres.
D. Manfaat Penyusunan
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah pembaca mendapat
pengetahuan lebih tentang apa yang dimaksud dengan stres dan gejala stres.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stres
Stress merupakan kondisi psikofisik yang ada (inheren)
dalam diri setiap orang. Artinya stress dialami oleh setiaop orang,
tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
3 of 16 17/05/2014 3:07
setatus sosial ekonomi. Stress bias dialami oleh bayi, anak-anak,
remaja atau dewasa; dialami oleh pejabat dan rakyat jelata;
dialami oleh pengusaha atau karyawan; dialami oleh orangtua
atau anak; dialami oleh guru maupun siswa; dan dialami oleh
pria maupun wanita. Bahkan mungkin stres juga dialami oleh
makhluk hidup lainnya.
Pengertian stres menunjukkan variasi antara ahli yang
satu dengan ahli yang lainnya. Folkman dan Lazarus (Chaeruni,
1995) mendefinisikan stres sebagai suatu akibat dari interaksi
antara seseorang dengan lingkungannya yang dinilai
membahayakan dirinya. Gibson (Chaeruni, 1995)
mendefinisikan stres sebagai interaksi antara stimulus dan
respon. Stres sebagai stimulus adalah kekuatan atau dorongan
terhadap individu yang menimbulkan reaksi ketegangan atau
menimbulkan perubahan-perubahan fisik individu. Stres sebagai
respon yaitu respon individu baik respon yang bersifat fisiologik
maupun respon yang bersifat psikologik, terhadap stresor yang
berasal dari lingkungan. Stresor tersebut merupakan peristiwa
atau situasi dari luar yang bersifat mengancam individu.
Stres dapat berpengaruh positif juga negative. Pengaruh
positif, yaitu mendorong individu untuk membangkitkan
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
4 of 16 17/05/2014 3:07
kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan
pengaruh negative, yaitu menimbulkan perasaan-perasaan tidak
percaya diri, penolakan, marah, atau depresi; dan memicu sakit
kepala, sakit perut, insomnia, tkanan darah tinggi, atau stroke.
Pengaruh negatif stres seperti contoh kasus tadi. Kasus
tersebut menunjukan bahwa sikap penolakan dan perlakuan
kasar seorangan ibu terhadap anak, dapat menyebabkan stress
bagi anak tersebut. Stress anak yang berkepanjangan
berpengaruh negative bagi perkembangan kepribadiannya, yaitu
bersifat kurang percaya diri dan takut melakukan sesuatu.
B. Teori-teori Stres
Teori dasar tentang stress dapat disimpulkan ke dalam tiga
variabel pokok, (Ray Woolfe dan Windy Dryden, 1998:
530-532; James W. Greenwood, III & James W. Greenwood, Jr.,
1979: 30) yaitu sebagai berikut.
1. Variabel Stimulus atau engineering approach (pendekatan
rekayasa) yang mengkonsepsikan stress sebagi suatu stimulus
atau tuntutan yang mengancam (berbahaya), yaitu tekanan dari
luar yang dapat menyebabkan sakit (mengganggu kesehatan).
Dalam model ini, stress dapat juga disebabkan oleh stimulasi
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
5 of 16 17/05/2014 3:07
eksternal baik sedikit maupun banyak.
2. Variabel Respon atau physiological approach (pendekatan
fisiologis) yang didasarkan pada model triphase dari Hans Selye.
Dia mengembangkan konsep yang lebih spesifik tentang reaksi
manusia terhadap stressor , yang dia namakan GAS (General
Adaptation Syndrome). GAS terdiri atas tiga tahap, yaitu:
a) eaksi alarm yang terjadi ketika organisme merasakan
adanya ancaman, yang kemudian meresponnya dengan
fight atau flight;
b) resistance yang terjadi apabila stress itu berkelanjutan,
di sini terjadi perubahan fisiologis yang melakukan
keseimbangan sebagai upaya mengatasi ancaman;
c) exhaustion, yang terjadi jika stress terus berkelanjutan di
atass periode waktu tertentu, sehingga organisme
mengalami sakit (menurut Selye, organisme memiliki
keterbatasan untuk melawan [fight] stress). Hans Selye
mengemukakan bahwa stress merupakan hal yang
esensial bagi kehidupan. Tanpa stress tidak ada
kehidupan, gagal merespon stressor pertanda
kematian.
3. Variable Interaktif, yang meliputi dua teori yaitu:
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
6 of 16 17/05/2014 3:07
a. Teori interaksional. Teori ini memfokuskan pembahasannya
pada aspek-aspek (1) keterkaitan antara individu dengan
lingkungannya, dan (2) hakikat hubungan antara tuntutan
pekerjaan dengan kebebasan mengambil keputusan.
Penelitian terakhir mengidentifikasikan bahwa terdapat bukti
yang lemah yang mendukung hubungan antara tuntutan-
tuntutan spesifik dengan sakit.
b. Teori transaksional yang memfokuskan pembahasannhya
pada aspek-aspek kognitif dan afektif dalam berinteraksi
dengan lingkungan, serta gaya-gaya coping yang
dilakukan. Salah satu teori yang terkenal dari teori
transaksional ini adalah teori dari Lazarus dan Folkman
(1984). Mereka mendefinisikan stress sebagai akibat
ketidak seimbangan anatara tuntutan dan kemampua.
Pengertian ini mengimplikasikan bahwa apabila tuntutan itu
lebih besar dari kemampuan yang dimiliki individu, maka dia
akan mengamlami stress. Tetapi sebaliknya, apabila
kemampuan individu lebih besar dari tuntutan itu sebagi
tantangan, sehingga tuntutan itu tidak menyebabkan stress.
Walter Cannon, sekitar tahun 1932 mengemukakan bahwa
manusia bahwa manusia merespon stress dengan fisik maupun
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
7 of 16 17/05/2014 3:07
psikis untuk mempersiapkan dirinya, apakah melawan/mengatasi
atau menghindar/melarikan diri dari stress (fight or flight
response). Ketika individu mempersepsi adanya ancaman, maka
tubuhnya secara cepat mereaksinya melalui system syaraf
simpatatetik dan system endoktrin. Respon atau menghindari
ancaman tersebut. Canoon berpendapat bahwa di satu sisi, respon
atau reaksi fight-or-flight itu merupkan usaha organisme untuk
beradaptasi, sebab melalui reaksi itu organisme dapat merespon
ancaman secara cepat. Di sisi lain, stress itu dapat merugikan,
karena mengganggu fungsi emosi dan fisik, serta dapat merugikan
kesehatan setiap saat. Apabila stress tersebut terus menerus,
berarti individu akan mengalami masalah kesehatan selamanya.
Menurut Dadang Hawari (1997: 44-45) istilah stress tidak
dapat dipisahkan dari distress dan depresi, karena satu sama
lainnhya saling terkait. Stress merupakan reaksi fisik terhadap
permasalahan kehidupan yang dialaminya. Apabila fungsi organ
tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan depresi
merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya.
Dalam banyak hal manusia cukup cepat pulih dari pengaruh-
pengaruh stress. Manusia mempunyai energy cepat pulih dari
pengaruh-pengaruh stress. Manusia mempunyai energy
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
8 of 16 17/05/2014 3:07
penyesuaian diri untuk dipakai bilamana perlu.
Stress dapat diartikan sebagai respon (reaksi) fisik dan
psikis,berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan
terhadap tuntutan yang dihadapi. Diartikan juga reaksi yang
dirasakannya tidak nyaman sebagai dampak dari persepsi yang
kurang tepat terhadap sesuatu yang mengancam keselamatan
dirinya, merusak harga dirinya, mengagalkan keinginan atau
kebutuhannya.
Sementara A. Baum (Shelley E. Taylor, 2003) mengartikan
stress sebagai pengalaman emosional yang disertai perubahan-
perubahan biokimia, fisik, kognitif, dan tingkah laku yang di
arahkan untuk mengubah peristiwa stress tersebut atau
mengakomosdasi dampak-dampanya.
Dari beberapa pendapat itu, dapat disimpulkan bahwa stress
adalah Perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik
fisik maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap
stressor (stimulus berupa peristiwa, objek, atau orang) yang
mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan
keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan
hidupnya.
Stimulus yang termasuk (a) peristiwa, seperti: ujian/tes bagi
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
9 of 16 17/05/2014 3:07
para pelajar atau mahasiswa, kematian seseorang yang dicintai,
kemacetan lalu lintas, banjir, dan gempa bumi; (b) objek, seperti:
bintang buas, peraturan yang berat atau tuntutan pekerjaan/tugas
yang di luar kemampuan; dan (c) orang, seperti sikap dan
perlakuan orangtua dan guru yang galak atau kasar, pimpinan
yang otoriter, para preman (orang-orang jahat), dan penguasa
yang dlalim.
C. Stres dalam Periode Kehidupan
a. Stres pada Bayi
Stress umumnya dialami bayi sebagai pengaaruh
lingkungan yang tidak ramah (unfamiliar), dan adanya
keharusan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan atau
peraturan orangtua. Dalam menyesuaikan diri terhadap
tuntutan tersebut, dia harus mengendalikan dorongan-
dorongan alamiah atau naluriahnya.
Tuntutan atau peraturan yang harus diikuti oleh bayi
itu di antaranya
1) Menerima penyapihan dari ibunya,
2) Belajar cara makan dan mematuhi jadwal
waktunya, dan (toilet training). Kemampuan
penyesuaian diri bayi terhadap tuntutan
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
10 of 16 17/05/2014 3:07
tersebut ternyata tidak berlangsung secara
otomatis, tetapi melalui suatu proses yang
tidak jarang menimbulkan kesulitan. Pada
proses penyesuaian diri inilah, bayi sering
mengalami stress.
Factor lain dapat menyebabkan stress pada bayi
adalah sikap penolakan atau ketidaksenangan ibu, yang
ditandai dengan perlakuan kasar dari itunya, marah-marah,
atau kurang memperhatikan kebutuhannya.
b. Stres pada Anak
Stress pada anak biasanya bersumber dari keluarga,
sekolah, atau teman mainnya, stress yang bersumber dari
keluarga seperti: kurang kasih sayang dari orangtua, dan
perubahan status keluarga (seperti dari serba kecukupan
menjadi serba kekurangan atau broken home).
Sementara sumber stress yang berasal dari sekolah, di
antaranya: sikap dan perlakuan guru yang kasar, kurang
berhasil dalam bidang akademis, tidak naik kelas, kesulitan
dalam mengerjakan tugas-tugas, dan keadaan sekolah yang
kurang kondusif untuk belajar (bising, kumuh, kurang sehat).
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
11 of 16 17/05/2014 3:07
c. Stress pada Remaja
Ada kepercayaan populer , bahwa masa remaja
merupakan masa stress dalam perjalanan hidup seseorang.
Yang menjadi sumber stress utama pada masa ini adalah
konflik atau pertentangan antara dominasi, peraturan atau
tuntutan orangtua dengan kebutuhan remaja untuk bebas,
atau independence dari peraturan tersebut.
Banyak reaksi remaja yang negative untuk mencapai
kebebasan tersebut. Gejala-gejala yang umum dari kesulitan
penyesuaian diri remaja ini, di antaranya: membolos dari
sekolah, bersikap keras kepala atau melawan, dan
berbohong.
d. Stress pada Orang Dewasa
Stress yang dialami orang dewasa umumnya
bersumber dari fakto-faktor: kegagalan perkawinan,
ketidakharmonisan hubungan pekerjaan (seperti di-PHK),
ketidakpuasan dalam hubungan seks, penyimpangan seksual
suami atau istri, perselingkuhan suami atau istri, keadaan
hamil, menopause, gangguan kesehatan fisik, dan anak nakal.
D. Gejala Stress
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
12 of 16 17/05/2014 3:07
Untuk mengetahui apakah diri kita atau orang lain mengalami
stress, dapat dilihat dari gejala-gejalanya, baik fisik maupun
psikis.
a. Geajala fisik, di antaranya: sakit kepala, sakit lambung
(mag), hypertensi (darah tinggi), sakit jantung atau jantung
berdebar-debar, insomnia (sulit tidur), mudah lelah, keluar
keringat dingin, kurang selera makan, dan sering buang air
kecil.
b. Gejala Psikis, di antaranya: gelisah atau cemas, tidak dapat
konsentrasi belajar atau bekerja, sikap apatis (masa bodoh),
sikap[ pesimis, hilang rasa humor, malas belajar atau bekerja,
sering melamun, dan sering marah-marah atau bersikap
agresif (baik secara verbal, seperti: kata-kata kasar, dan
menghina; maupun non-verbal, seperti: kata-kata kasar, dan
menghina; maupun non-verbal, seperti: menempeleng,
menendang, membanting pintu, dan memecahkan barang-
barang).

sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
13 of 16 17/05/2014 3:07
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
14 of 16 17/05/2014 3:07
Diposkan oleh sovi na_visah di 04.23
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, Hadi Muttaqin. 2012. Pengertian Stres. [Online]. Tersedia:
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2012/02/22/pengertian-stres/ [17
Maret 2012]
Syafrianto. 2011. Pengertian Stres dan Emosi. [Online]. Tersedia:
http://jankerdwells.wordpress.com/2011/02/20/49/ [18 Maret 2012]
Yusuf, Syamsu LN. Tanpa Tahun. Mental Hygiene. Bandung :
Maestro
Rekomendasikan ini di Google
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
15 of 16 17/05/2014 3:07
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Beri tahu saya
Beri komentar sebagai:
Publikasikan

Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
sovi navisah: manajemen stress http://sovinavisah.blogspot.com/2012/10/manajemen-stress.html
16 of 16 17/05/2014 3:07

Anda mungkin juga menyukai