Anda di halaman 1dari 2

1

PENYAKIT VASKULAR
1. TROMBOSIS
Trombosis terjadi apabila satu atau lebih dari komponen hemostatik (pembuluh darah,
platelet, protein koagulasi) mengalami gangguan. Perubahan fisiologik yang mengakibatkan
pembentukan trombus diklasifikasikan kedalam tiga katagori utama: 1. perubahan aliran darah,
2. kerusakan endothelium vaskular, dan 3. perubahan pada protein koagulasi dan platelet yang
mengakibatkan hiperkoagulabilitas.
Apabila terjadi stasis aliran darah, maka akan terjadi peningkatan kontak antara platelet,
faktor koagulasi, dan endotelium, sehingga meningkatkan koagulasi. Aliran turbulen juga
menyebabkan kerusakan endotelium yang akan menghilangkan fungsi antikoagulan dari
endotelium sehingga meningkatkan pembentukan trombus. Pada kondisi normal, endotelium
memegang peranan yang sangat penting sebagai antikoagulan, sehingga faktor yang
menyebabkan kerusakan atau disfungsi endotelium akan meningkatkan kejadian trombosis.
Misalnya, adanya plakat (plaque) pada aterosklerosis merupakan faktor risiko terjadinya
trombosis pada anjing yang mengalami hipotiroid. Trombosis dapat terjadi pada arteri dan vena,
baik yang besar maupun yang kecil.
Seluruh atau sebagian trombus dapat terlepas dari tempat pembentukannya, ikut dalam
aliran darah bergerak ke arah distal sebagai emboli dan dapat menimbulkan iskemik. Emboli
dapat juga terbentuk apabila benda asing (misalnya bakteri, udara, lemak) terbawa di dalam
aliran darah. Tromboembolisme arteri dapat terjadi pada banyak organ. Trombi vena dapat
terlepas dan mengakibatkan tromboembolisme pulmoner atau dapat
mengakibatkan gangguan aliran darah lokal atau stasis vena. Pada kucing, tromboembolisme
berkaitan dengan kardiomiopati. Kardiomiopati terkembang dan hipertropik menimbulkan pola
sirkulasi yang abnormal, yang merupakan predisposisi untuk terbentuknya trombus. Trombus
dapat terbentuk di atrium atau ventrikel kiri, atau keduanya.
Tanda Klinik
Tanda klinik tromboembolisme dicirikan oleh adanya paralisis, rasa sakit, pulsus pada
arteri femoral tidak teraba, dan ekstremitas terasa dingin. Tanda klinik yang teramati sangat
bervariasi tergantung pada organ yang mengalami kekurangan atau kehilangan pasokan darah
secara mendadak, misalnya azotemia karena infark ginjal, diare berdarah karena infak
mesenterik, paresis posterior karena embolus pelana. Pada anjing (kurang umum pada kucing),
cacing jantung dapat menimbulkan trombosis arteri pulmoner, dan pulmoner embolisme
merupakan efek skunder utamanya. Tromboembolisme pulmoner tersebut menimbulkan dispne,
takipnea, dan kadang-kadang suara abnormal paru-paru dapat didengarkan. Hipertensi pulmoner
skunder mengakibatkan suara jantung kedua terdengar ganda.
Penanganan
Penanganan tromboembolisme sebaiknya langsung diarahkan kepada gangguan
utamanya. Strategi terapinya adalah dengan pemberian antikoagulan sistemik dan fibrinolisis
dalam waktu singkat, diikuti dengan antiplatelet dalam waktu panjang untuk menurunkan risiko
pembentukan trombosis kembali.
2

Agen analgesik dapat dipertimbangkan penggunaanya untuk menangani rasa sakit yang
akut. Cairan mengandung dekstrosa sebaiknya dihindarkan penggunaannya karena dapat
menimbulkan kerusakan endotelium sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya trombosis.
Mengistirahatkan hewan dan pemberian oksigen disarankan pada hewan yang mengalami
tromboembolisme pulmoner atau trombosis yang berkaitan dengan CHF.
2. PENYAKIT VENA
Penyakit pada sistem vena menimbulkan masalah klinik yang kecil, walaupun pada
kenyataannya vena biasa mengalami atau terkait dengan trauma, tromboembolisme, edema,
radang lokal, dan proses septik. Gangguan vena dapat berupa kerusakan karena traumatik,
plebitis dan thrombosis (tromboplebitis), embolisasi kateter, aneurisme, varises, dan ulser.

Anda mungkin juga menyukai