Anda di halaman 1dari 22

Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi Pembangunan

Lembaga Bimbingan Belajar Berbasi Web dengan Metode


Brown Gibson (Study Kasus Kota Malang).
Yudharma Wibawa
1)
, Anjik Sukmaaji, S.Kom.,M.Eng
2)
,
Vicky M Taufik, SE.Ak.,S.Kom
3)

1)
Mahasiswa S1 Sistem Informasi STIKOM Surabaya,
2)
Dosen Jurusan Sistem Informasi
STIKOM Surabaya,
3)
Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya
e-mail:
1)
lostyudha@gmail.com,
2)
anjik@stikom.edu,
3)
vicky.mtaufik@yahoo.co.id

Abstract
In building a tutoring agency needed a surveyor to survey the location that
meets the criteria. By sending a surveyor, will cost between 100,000
rupiahs to surveys per day to 150,000 rupiahs depending on the policy of
each agency administrator guidance. And in doing a survey a surveyor may
take a week because a manager requires a minimum of 4 locations that
meet the selection criteria of these managers. This makes the process of
finding the location of the Institute of tutoring is becoming less effective
and efficient. One solution to solve these constraints is using Geographic
Information System application Siting Agency Web-based Tutoring Method
with Brown Gibson. Through the application, a manager can reduce the
cost and time of the survey due to a Geographic Information System
manager will get the information anywhere existing alternative location in
the city of Malang..

Keywords: Determination of the location of tutoring agency, LBB,
Infomrasi Geographical Systems, Brown Gibson.
Pendahuluan
Karena dengan semakin meningkatnya standarisasi pendidikan terutama
di kota Malang, maka semakin banyak pula lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi untuk membantu meningkatkan mutu SDM (siswa-siswi)
dengan cara membangun Lembaga bimbingan belajar di kota Malang.
Akan tetapi pengelola Lembaga merasa kesulitan untuk mencari lokasi
pembangunan Lembaga bimbingan belajar karena tidak adanya informasi
yang menyediakan lokasi-lokasi baru di kota Malang, yaitu informasi
tentang lokasi yang tepat untuk pembangunan Lembaga bimbingan
belajar, sehingga pengelola Lembaga tersebut menugaskan seorang
surveyor untuk survey langsung ke lapangan mencari lokasi kosong yang
sesuai dengan harapan pengelola. Sedangkan biaya yang dibutuhkan
untuk survey lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar ini terinci
satu harinya mencapai 135.000 rupiah (Primagama), 150.000 rupiah (SSC),
100.000 rupiah (Ganesha) dan untuk survey lokasi tersebut dibutuhkan
minimal satu minggu karena seorang pengelola membutuhkan minimal 4
pilihan lokasi yang memenuhi kriteria agar lokasi ajuan tersebut di ACC.
Metode
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem
komputer yang mempunyai kemampuan
pemasukan, pengambilan, analisis data dan
tampilan data geografis yang sangat berguna bagi
pengambilan keputusan. Sistem Informasi
Geografis dirancang untuk secara efisien
memasukkan, menyimpan, memperbaharui,
memanipulasi, menganalisa dan menyajikan
semua jenis informasi yang berorientasi geografis
(ESRI, 1990).
Metode
Brown Gibson
Metode Brown Gibson dikembangkan oleh P.
Brown dan D. Gibson pada tahun 1972. Metode
ini digunakan untuk menganalisa alternatif lokasi
yang dikembangkan berdasarkan konsep
Preference Of Measurement yang
mengkombinasikan faktor subjektif dan objektif.
Metode Brown Gibson biasa digunakan untuk
pengambilan keputusan yang memiliki multi
atribut (Ammarapala dan Luxhoj, 2000).

Metode
PHP
PHP merupakan bahasa berbentuk script yang
disertakan dalam dokumen HTML, bekerja di sisi
server sehingga script-nya tak tampak di sisi
client. PHP dirancang untuk dapat bekerja sama
dengan database server dan dibuat sedemikian
rupa sehingga pembuatan dokumen HTML yang
dapat mengakses database menjadi begitu
mudah atau secara umum dokumen yang
dihasilkan adalah dokumen WEB Dinamis.
Gambaran Umum Sistem

Penjelasan Gambar
Seorang pengelola nantinya harus mengakses web penentuan lokasi LBB
dengan metode Brown Gibson ini untuk mendapatkan saran lokasi dari
Sistem, tentunya dengan perhitungan Metode Brown Gibson. Setelah
Pengelola tersebut menginputkan kebutuhan prioritas kriteria pada sistem
yang penulis bangun ini, nantinya sistem akan menampilkan saran lokasi
Alternatif mulai dari yang sangat disarankan dan tidak disarankan.
Setelah sistem menampilkan saran lokasi Alternatif yang sesuai dengan
inputan kriteria pengelola, maka pengelola tersebut hanya perlu langsung
menugaskan seorang surveyor untuk melakukan survey ke lokasi yang
menjadi saran utama dari sistem agar biaya dan waktu survey dapat
diminimalkan.
Setelah seorang surveyor ini melakukan survey dan capture lokasi maka
selanjutnya adalah kebijakan dari pengelola itu sendiri untuk menerima
atau tidaknya saran lokasi dari sistem yang penulis bangun ini. Jika saran
lokasi pertama tidak disetujui oleh pengelola, maka pengelola tersebut
masih bisa dapat memilih saran lokasi kedua, ketiga dan seterusnya sesuai
dengan saran dari sistem.
System Flow

Penjelasan Gambar
Gambar diatas menjelaskan bagaimana alur proses dari sistem yang penulis
rancang. Pada sistem yang penulis rancang ini terdapat 2 entitas yang sama
dengan sistem lama yaitu manajer dan surveyor. Proses yang pertama dilakukan
adalah seorang manajer mengakses web penentuan lokasi LBB dengan metode
Brown Gibson yang penulis bangun, yang kemudian manajer tersebut melakukan
input prioritas kriteria pilihannya agar sistem ini dapat melakukan perhitungan dari
prioritas kriteria yang diinputkan manajer. Sistem akan menampilkan data lokasi
yang disarankan dari yang terbaik nomor satu sampai lokasi yang berada diurutan
paling bawah untuk pembangunan LBB nantinya. Data lokasi alternatif yang
ditampilkan diambil sistem dari database alternatif dan temp. Setelah lokasi
ditampilkan manajer hanya tinggal melakukan printing map dari lokasi yang
disarankan oleh sistem yang nantinya akan diberikan pada surveyor. Hasil dari print
map tadi akan diserahkan pada seorang surveyor yang nantinya melakukan survey
ke lokasi yang manajer inginkan tersebut. Setelah sampai pada lokasi yang sesuai
dengan print map dari manajer seorang surveyor tinggal melakukan foto lokasi dan
menyerahkan foto tersebut pada manajer lagi untuk disetujui atau tidaknya. Jika
manajer tersebut tidak setuju dengan lokasi yang sistem sarankan maka proses
kembali pada display lokasi alternatif lain yang disarankan sistem dan menuju
proses surveyor melakukan survey lagi. Tetapi jika manajer setuju pada lokasi
pertama yang sistem sarankan maka proses selesai.
Data Flow Diagram (Context
Diagram)

Penjelasan Gambar
Gambar diatas menunjukkan sistem ini memiliki 2 entitas yaitu User dan
Admin. Peran admin disini adalah memberikan data input dan update
yang dibutuhkan sistem ini seperti halnya data lokasi LBB yang sudah ada
di kota Malang, data lokasi alternatif yang disarankan untuk pembangunan
beserta jumlah investasinya, data lokasi SD, SMP dan SMA Negeri yang ada
dikota Malang, data trayek dan data perumahan. Tugas Admin yang kedua
adalah input kriteria yang dibutuhkan sistem menentukan lokasi
pembangunan LBB.
Sedangkan User disini hanya dapat melakukan input data lokasi alternatif
saja tanpa bisa melakukan update data. User akan mendapatkan informasi
kriteria agar user dapat menginputkan kriteria apa saja yang dibutuhkan
untuk membangun LBB. User akan memberikan umpan balik pada sistem
berupa inputan kriteria yang diinginkan kemudian sistem akan
memberikan umpan balik lokasi alternatif yang memenuhi kriteria inputan
User. Proses terakhir admin mendapat umpan balik dari sistem berupa
informasi kriteria permintaan User.

Data Flow Diagram (Level 1)

Penjelasan Gambar
Gambar diatas menunjukkan Data Flow Diagram (Level 1) Sistem
penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow Diagram (Level 1) ini terdapat
2 proses yaitu proses input dan update data serta Proses Penentuan
lokasi. Yang berhak melakukan proses input dan update data disini
hanya Admin saja sedangkan user hanya dapat melakukan input
data lokasi alternatif saja. Proses input data disini tersedia 6
database yaitu database User, SD, SMP, SMA, LBB dan database
alternatif. Sedangkan untuk proses update hanya bisa dilakukan
pada database LBB, database alternatif dan database User. Proses
yang kedua adalah proses penentuan lokasi yang hanya terhubung
dengan database Alternatif karena dalam proses penentuan lokasi
disini user hanya membutuhkan informasi dari lokasi alternatif yang
diberikan sistem saja.

Flowchart admin (input dan update
data)

Penjelasan Gambar
Gambar diatas menjelaskan proses yang terjadi ketika
seorang admin akan melakukan proses input atau update
data. Proses yang pertama kali seorang admin lakukan
adalah masuk dalam menu web dan melakukan decision
input atau update data. Jika admin melakukan input maka
sistem akan mengeluarkan output data peta yang telah di
input sedangkan jika admin melakukan proses update maka
sistem juga akan memberikan output berupa data peta
yang telah diupdate.
Setelah proses input atau proses update selesai maka
admin akan melakukan logout untuk keluar dari sistem.
Setelah proses logout maka jalannya proses input dan
update ini berakhir.

Flowchart Sistem Penentuan lokasi
LBB dengan Metode Brown Gibson

Penjelasan Gambar
Gambar diatas menjelaskan bagaimana jalannya sistem penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson yang
ditampilkan dalam bentuk Flowchart. Berikut ini adalah penjelasan daripada Flowchart system :
Pertama adalah input kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk menentukan suatu lokasi LBB.
Setelah inputan kriteria selesai maka sistem akan mengambil nilai C1 yaitu nilai perhitungan biaya tiap-tiap lokasi untuk
dibangun sebuah LBB.
Setelah C1 tiap lokasi didapat maka dilakukan perhitungan OFI (performance measurement). OFI disini adalah nilai faktor
objektif yang nantinya akan digunakan untuk pembanding faktor subjektif.
Langkah selanjutnya ada melakukan matrik perbandingan atau dalam metode Brown Gibson ini disebutkan dengan
forced choice pairwise comparison. forced choice pairwise comparison prinsipnya adalah membandingkan dan menilai
suatu faktor subjektif terhadap faktor subjektif secara berpasangan (pairwise) yang penilaiannya didasarkan pada :
Lebih baik diberi point = 1
Sama baik diberi point masing-masing = 1
Sama jelek diberi point masing-masing = 0
Lebih jelek diberi point = 0
Proses selanjutnya adalah menentukan Rij yaitu ranking faktor subjektif. Jika Rij sudah didapat maka tinggal menentukan
nilai dari SFI yaitu Estimasi dari ukuran faktor performance faktor subjektif.
Setelah SFi terhitung maka sistem akan meminta pembobotan antara faktor subjektif dan objektif agar nantinya inputan
pembototan dari user diteruskan dengan perhitungan LPMi. LPMi ini adalah nilai akhir yang nilainya akan diurutkan jika
nilainya paling besar maka lokasi yang mempunyai nilai LPMi terbesar inilah yang menjadi prioritas pertama untuk
pembangunan LBB. Berikut selanjutnya LPMi terbesar kedua dan sampai lokasi yang mempunyai nilai LPMi paling kecil.
Kesimpulan
Berdasarkan implementasi dan evaluasi yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis web yang
dibangun ini dapat menentukan lokasi untuk pembangunan
Lembaga bimbingan belajar sesuai dengan kriteria
kebutuhan pengelola.
Dengan digunakannya metode Brown Gibson pada aplikasi
ini, maka sistem dapat menentukan lokasi Lembaga
bimbingan belajar sesuai dengan faktor dan kriteria dari
inputan pengelola.
Peta Kota Malang dapat dipetakan dan ditampilkan pada
Web-SIG yang dibangun ini dengan koordinat yang akurat
sesuai dengan koordinat sebenarnya.

Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya
apabila ingin mengembangkan sistem yang telah dibuat ini agar
menjadi lebih baik adalah:
Sistem Informasi Geografis penentuan lokasi Lembaga bimbingan
belajar yang dibangun ini dapat diperluas cakupannya atau
dikembangkan untuk kota-kota lain selain Kota Malang yang sudah
menjadi study kasus penulis saat ini.
Tampilan Peta pada aplikasi yang dibangun ini dapat disempurnakan
sehingga dapat terlihat lebih jelas tiap-tiap bagian dari legendnya.
Kriteria lain yang belum tercantum pada aplikasi ini dan dirasa
dibutuhkan oleh pengelola Lembaga bimbingan belajar untuk
menentukan lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar
harap ditambahkan, sehingga nantinya hasil yang didapatkan
kedepannya diharapkan bisa menjadi suatu keputusan yang terbaik.
Rujukan
Ammarapala, Veeris and James T. Luxhoj. 2000. A Review Of The Brown Gibson
Model For Multi Attribute Decision Making. London : Duke of York Inn.

Depdikbud, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka

Edy Winarno, Ali Zaki. 2010. Easy Web Programming With PHP plus HTML 5.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Eko Maryono. 2008. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi Pendirian
Perumahan dengan Menggunakan Metode Brown Gibson. Surabaya : STIKOM
Surabaya.

Endy Muhardin. 2003. PHP Programming Fundamental dan MySQL Fundamental.
Surabaya : ArtiVisi Intermedia.

Feridun M, Korhan O, and Ozacka A. 2005. Multi-Attribute Decision Making: An
Application Of the Brown Gibson Model Of Weighted Evaluation. London : Sage.
Lanjutan Rujukan
Herlambang, Soendoro, dan Haryanto Tanuwijaya. 2005. Sistem Informasi:
konsep, teknologi, dan manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Jogiyanto. 2005. Analisis Dan Disain. Yogyakarta : Andi Offset.

Kadir, Abdul, 2008. Dasar Pemrograman Web Dinamis Dengan PHP Edisi
Revisi. Yogyakarta: Andi.
Rizky. Soetam. 2006. Interaksi Manusia dan Komputer. Surabaya : STIKOM.

Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem. Surabaya : STIKOM.

Vidya, Yohana. 2009. Aplikasi Sistem Informasi Geografis pada Perusahaan
Federal Express sebagai Decision Support System. Lampung : Universitas
Lampung

Anda mungkin juga menyukai