Anda di halaman 1dari 24

EDO SATRIYO PERMADI

9113120003
NUR FADHILAH
9113120007
RACHMAH DINA OKTAVIASARI
9113120009
RIP
(Routing Information Protokol)
Peroutingan dengan RIP (Routing Information
Protokol)
Latar Belakang
RIP (Routing Information Protokol) ini lahir
dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari
Protokol Routing IGP (Interior Gateway
Protocol) yang berfungsi menangani perutean
dalam suatu sistem autonomous (sebuah koleksi
end-system router yang di bawah kendali sebuah
manajemen) pada jaringan TCP/IP.

PENGERTIAN
RIP adalah protokol routing dinamik yang berbasis
distance vector (proses routing berdasarkan arah
dan jarak). RIP menggunakan protokol UDP pada
port 520 untuk mengirimkan informasi routing
antar router. RIP menghitung routing terbaik
berdasarkan perhitungan HOP. RIP membutuhkan
waktu untuk melakukan converge. RIP
membutuhkan power CPU yang rendah dan
memory yang kecil daripada protokol yang lainnya.
Karakteristik RIP (Routing Information Protokol)
1. Distance vector routing protocol
2. Hop count sebagai metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap
unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan
subnet mask pada update
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet
mask pada update

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol:
1. RIP versi 1
Merupakan bagian dari distance vektor yang
mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1
juga merupakan classful routing (pengalamatan IP
berdasarkan kelas)
2. RIP versi 2
Merupakan bagian dari distance vektor yang
mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2
juga merupakan class list routing (pengalamatan IP
tanpa mengenal kelas)
3. RIPng

Keterbatasan RIP (Routing Information Protokol)
1. METRIC: Hop Count
RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop
count dimana belum tentu hop count yang rendah
menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisa saja
RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
2. Hop Count Limit
RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. hal ini
digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
3. Classful Routing Only
RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP
tidak dapat mengatur classless routing.

KELEBIHAN RIP
1. Menggunakan metode Triggered Update.
2. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan
router harus kembali memberikan informasi
routing.
3. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara
timer belum habis, router tetap harus mengirimkan
informasi routing karena dipicu oleh perubahan
tersebut (triggered update).
4. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit
dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima,
terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

KEKURANGAN RIP
1. Jumlah host Terbatas
2. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap
route.
3. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking
(VLSM).
4. Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara
routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak
mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
5. Hop CountRIP menghitung routing terbaik
berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count
yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus,
dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.

CARA KERJA RIP
Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update
routing dari gateway.
Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal
jika menerima update routing .
Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke
routing table .
Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil
sebagai acuan.
Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada
update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update
routing pada alamat broadcast di setiap network yang
terhubung

Cara Peroutingan RIP (Routing Information
Protocol)
Jaringan 1
Jaringan 4
Jaringan 3
Jaringan 2
Konfigurasi Router Berdasarkan Tabel
No Nama Device
Jaringan
1 Router 0 Interface fa0/0 = 192.168.1.1 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial0/0 = 192.168.2.2 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial0/1 = 192.168.3.2 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial0/2 = 192.168.4.2 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial0/3 = 192.168.5.2 subnet mask:255.255.255.0
2 Router 1 Interface fa0/0 = 192.168.6.1 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial0/0 = 192.168.2.1 subnet mask:255.255.255.0
3 Router 2 Interface fa0/0 = 192.168.6.2 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial2/0 = 192.168.3.1 subnet mask:255.255.255.0
4 Router 3 Interface fa0/0 = 192.168.6.3 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial2/0 = 192.168.4.1 subnet mask:255.255.255.0
5 Router 4 Interface fa0/0 = 192.168.6.4 subnet mask:255.255.255.0
Interface serial2/0 = 192.168.5.1 subnet mask:255.255.255.0
6 Router 5 Interface fa0/0 = 192.168.6.5 subnet mask:255.255.255.0
Interface eth1/0 = 192.168.7.1 subnet mask:255.255.255.0
7 Router 6 Interface fa0/0 = 192.168.6.6 subnet mask:255.255.255.0
Interface eth/10 = 192.168.8.1 subnet mask:255.255.255.0
Untuk konfigurasi IP address pada PC
8 PC 0 Berada di lokasi jaringan Router 0
IP address: 192.168.1.2 subnet mask:255.255.255.0
Gateway : 192.168.1.1
9 PC 1 Berada di lokasi jaringan Router 5
IP address: 192.168.7.2 subnet mask:255.255.255.0
Gateway : 192.168.7.1
10 PC 2 Berada di lokasi jaringan Router 5
IP address: 192.168.7.3 subnet mask:255.255.255.0
Gateway : 192.168.7.1
11 PC 3 Berada di lokasi jaringan Router 6
IP address: 192.168.8.2 subnet mask:255.255.255.0
Gateway : 192.168.8.1
12 PC 4 Berada di lokasi jaringan Router 6
IP address: 192.168.8.3 subnet mask:255.255.255.0
Gateway : 192.168.8.1
Lakukan konfigurasi
Untuk jaringan 1 terdapat pc 1 dan pc2 serta router 5
sedangkan jaringan 2 terdapat pc 3 dan pc4 serta
Router 6


Konfigurasi Jaringan 1
Pada konfigurasi PC
lakukan dengan
mengisikan Ip Address,
Subnet Mask,dan Gateway.
Sesuai dengan tabel PC 1
dan PC 2 pada konfigurasi
router isikan dengan Ip
address dan Subnet mask.
Pada port status aktifkan
dengan memberi checklist
on agar router dapat
bekerja.
Lakukan hal yag sama pada
jaringan 2

Konfigurasi jaringan 3
Pada proses konfigurasi PC 5 sama dengan PC sebelumnya sesuai
tabel namun pada konfigurasi router ada port serial yang harus
ditambahkan yaitu dengan cara:
Masuk ke physical router 7
Matikan tombol saklar
Arahkan cursor pada
WIC-2T
Drag ke port yang masih kosong
Selanjutnya hidupkan saklar
sampai lampu hijau menyala

Tampilan port yang di tambah
Konfigurasi Jaringan 4 (Jaringan router)
Gambar di atas merupakan rangkaian 1 jaringan, karena
network id sama pada kelas C yaitu pada Jaringan
192.168.6 sedangkan host id mulai dari 1 sampai 6
sesuai dengan tabel




Konfigurasi Serial
o Klik pada router yang akan di setting arahkan salah satu ke port
serial isikan IP address dan subnet mask secara otomatis berubah
sesuai kelas dari Ip address yang diisikan sesuai pada tabel.
o Port status aktifkan dengan memberi check list
o Clock Rate setting pada 128000 dan pada semua router dalam
rangkaian ini harus disamakan.

Langkah Selanjutnya
1. Setting konfigurasi interface serial pada router 2,
3, 4
2. sesuai dengan langkah sebelumnya
3. Setalah konfigurasi router pada jaringan 4 selesai
kemudian kita dapat mensetting interface serial
pada router 0 sesuai pada tabel.
4. Untuk proses selanjutnya yaitu meroutingkan
router dengan versi routing RIP (Routing
Information Protocol)

Untuk proses peroutingan perintah yang digunakan
Peroutingan RIP dapat
dilakukan dengan 2 cara
yaitu perintah GUI dan
mengetikkan pada CLI:
Pada GUI
Klik router yang akan
diroutingkan masuk
Config Routing Rip
masukan netID alamat
yang akan dituju pada
kolom yang telah tersedia
klik Add
Mengetikkan pada CLI

Router#enable
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0

Setelah pensettingan selesai keluar dari CLI dan secara
otomatis perintah yang telah di ketikkan dapat tersimpan
sendiri
Untuk selanjutnya pilih router yang akan disetting
peroutingan nya
Konfigurasi Interface Serial pada masing-
masing Router
Pada router 0 netID yang dituju
192.168.1.0
192.168.2.0
192.168.3.0
192.168.4.0
192.168.5.0
192.168.6.0
192.168.7.0
192.168.8.0

Pada router 1 netID yang dituju
192.168.1.0
192.168.2.0
192.168.6.0
Pada router 2 netID yang dituju
192.168.1.0
192.168.3.0
192.168.6.0

Pada router 3 netID yang dituju 192.168.1.0
192.168.4.0
192.168.6.0

Pada router 4 netID yang dituju 192.168.1.0
192.168.5.0
192.168.6.0

Pada router 5 netID yang dituju 192.168.6.0
192.168.7.0

Pada router 6 netID yang dituju 192.168.6.0
192.168.8.0

Router 2620 Router 2811
Kesimpulan :
1. Pada router tidak semua physical membutuhkan port tambahan.
2. Pada router 2811, port HWIC-4ESW sampai port WIC-cover tidak dapat digunakan
pada port NM-1E sampai port NM-ESW-161 dan pada router 2811, port WIC-1AM
sampai port WIC-cover juga tidak dapat digunakan pada port NM-1E sampai port
NM-cover karena port HWIC-4ESW sampai port WIC-cover dan port WIC-1AM
sampai port WIC-cover bukan tempat port tersebut karena ukurannya yang kecil.
Gambar hasil Konfigurasi RIP
THANK YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai