id
ommit to user
TUGAS AKHIR
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL
Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1
Perencanaan Wilayah dan Kota
Oleh:
ISNA DIAN PARAMITASARI
NIM. I 0606025
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
ii
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT LOKAL
Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Oleh :
Isna Dian Paramitasari
NIM. I 0606025
Surakarta, Oktober 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Istijabatul Aliyah, ST, MT Murtanti Jani R, ST, MT
NIP. 196909223199702 2 001 NIP. 19720117 200003 2 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi
Fakultas Teknik UNS Perencanaan Wilayah & Kota
Fakultas Teknik UNS
Ir. Hardiyati, MT Ir. Galing Yudana, MT
NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002
Pembantu Dekan 1
Fakultas Teknik UNS
Ir. Nugroho Djarwanti, MT
NIP. 19561112 198403 2 007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka bersyukurlah
(Al Quran Surat Adh Dhuha : 11)
Karena sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemiudahan
(Al Quran Surat Alam Nasyrah : 5-6)
If you have a dream, just come and get it. Protect Ur dream
(Chirs Gardner, Pursuit of Happyness)
PERSEMBAHAN
Teruntuk Bapak, Ibu, Kakak, dan Adikku tercinta yang selalu
memberikan dukungan dan doa restu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
iv
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
ABSTRAK
Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi
pariwisata yang sangat menonjol. Karena potensinya tersebut maka pemerintah
Kabupaten Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya program-
program/ upaya pengembangan obyek dan daya tarik wisata. Adanya
pengembangan pariwisata dapat memberikan dampak positif dan negatif
khususnya bagi masyarakat lokal. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai
dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan
masyarakat lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengembangan
pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan indikator
penelitian yang meliputi aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi. Perumusan
indikator didasarkan pada parameter dampak positif dan negatif yang diambil
dari beberapa literatur yang ada. Teknik analisis yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata di
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ternyata memberikan
dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal baik dari aspek fisik, sosial
budaya, dan ekonomi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar
dampak pengembangan pariwisata yang terjadi merupakan dampak positif.
Dengan demikian maka, pengembangan pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo dapat menjadikan kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik.
Kata Kunci : Pengembangan pariwisata, dampak, masyarakat lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
v
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT. Hanya karena rahmat dan limpahan karuniaNya, akhirnya Tugas
Akhir dengan judul Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
dapat terselesaikan.
Penuyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan,
inspirasi serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang akan limpahan rahmatNya memberikan kekuatan serta
ketekunan dalam berusaha.
2. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur UNS.
3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota
UNS.
4. Ibu Istijabatul Aliyah, ST, MT dan Ibu Murtanti Jani R, ST, MT selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbinganya sehingga Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
5. Bapak, ibu, Mas Brama dan adikku Agil yang senantiasa memberikan
dukungan moral dan doa restu untuk penulis.
6. Bapak Setyo dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
yang telah membantu dalam proses pencarian data.
7. Bapak Slamet selaku Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo dan warga Desa Dieng.
8. Sahabat-sahabatku, Ruli, Rini, Riri, dan Della terima kasih atas kebersamaan
selama ini, dukungan dan keceriaannya.
9. Semua sahabatku PWK UNS 2006 atas dukungannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
vi
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis
harapkan dari berbagai pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan. Amin....
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
vii
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iii
ABSTRAK. ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.. ................................................................................. v
DAFTAR ISI. ............................................................................................... vii
DAFTAR FOTO. ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR PETA. .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.. ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .. ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.. ................................................................... 4
C. Tujuan dan Sasaran.................................................................... 5
D. Batasan Penelitian.. ................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAMPAK PENGEMBANGAN
PARIWISATATERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA
DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN
WONOSOBO ............................................................................... 12
A. Tinjauan Umum Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata ........................................................... 12
2. Sistem Pariwisata.. ............................................................... 12
3. Usaha Wisata ................................................................... 13
4. Industri Pariwisata. ........................................................... 14
5. Destinasi Wisata ................................................................... 14
6. Daya Tarik Wisata ............................................................... 14
7. Pengembangan Pariwisata .................................................... 15
B. Dampak Pengembangan Pariwisata ........................................... 17
1. Definisi Dampak .............................................................. 17
2. Dampak Pengembangan Pariwisata.. .................................... 18
C. Penggunaan Lahan .................................................................... 23
D. Kebudayaan .............................................................................. 27
E. Pembangunan Berkelanjutan.. ................................................... 29
F. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang. ....................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
viii
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAMPAK
PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN
WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN
KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO. .................................. 33
A. Pendekatan Penelitian. .............................................................. 33
B. Pendekatan Penyelesaian Masalah. ........................................... 33
1. Indikator Fisik. ..................................................................... 35
2. Indikator Sosial Budaya. ...................................................... 36
3. Indikator Ekonomi. .............................................................. 38
C. Tahap Penelitian. ...................................................................... 40
1. Tahap Persiapan. .................................................................. 40
2. Tahap Pelaksanaan. .............................................................. 40
D. Metodologi Penumpulan dan Pengolahan Data. ........................ 41
1. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi. ............................ 41
2. Kompilasi Data. ................................................................... 42
3. Validitas Data. ..................................................................... 43
E. Teknik Pengambilan Sampel. ................................................... 44
F. Teknik Analisis Data. ............................................................... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA
DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN
WONOSOBO .............................................................................. 51
A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo .......................... 51
1. Kondisi Fisik Wilayah.. ................................................ 51
2. Potensi Wilayah ............................................................... 55
B. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo. ..... 58
1. Potensi Pengembangan Pariwisata. ....................................... 58
2. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten
Wonosobo. ........................................................................... 58
C. Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng Kabupaten
Wonosobo ............................................................................ 60
1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng.. .............................. 60
2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo. 62
D. Kondisi Pariwisata ................................................................ 92
1. Sejarah Pengembangan dan Pengelolaan Obyek Wisata
Dieng Kabupaten Wonosobo ................................................ 92
2. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Dieng ......................... 93
3. Potensi Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo ............. 96
4. Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Dieng
Kabupaten Wonosobo ..........................................................102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
ix
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
BAB V ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA
TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL
KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN
KEJAJAR, KABUPATEN WONSOSOBO .............................103
A. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari
Aspek Fisik ..............................................................................103
1. Analisis Fisik Berdasarkan Parameter Kelengkapan Fisik ....103
2. Analisis Fisik Berdasarkan Parameter Tata Guna Lahan. ......125
B. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari
Aspek Sosial Budaya.. ................................................................136
1. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Kerukunan. .136
2. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Kebudayaan 139
3. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Keamanan. ..152
C. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari
Aspek Ekonomi ...................................................................161
Analisis Ekonomi Berdasarkan Parameter Perekonomian
Masyarakat. .............................................................................161
1. Analisis Tingkat Pendapatan. ...............................................161
2. Analisis Tingkat Pengangguran. ...........................................165
D. Keterkaitan Tiap Aspek Indikator Pengukuran Dampak
Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat
Lokal. .......................................................................................169
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.. ...................................173
A. Kesimpulan.. ............................................................................173
1. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Fisik. .......................173
2. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Sosial Budaya. ........174
3. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Ekonomi..................174
B. Rekomendasi.. ..........................................................................176
1. Rekomendasi Bagi Pemerintah. ............................................176
2. Rekomendasi Bagi Penelitian Lanjutan. ...............................178
3. Rekomendasi Bagi Masyarakat.............................................179
4. Rekomendasi Bagi Pengembangan Pariwisata Kedepan. ......179
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
x
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
DAFTAR FOTO
Foto 4.1 Hutan Negara .......................................................................... 69
Foto 4.2 Ladang .................................................................................... 69
Foto 4.3 Telaga ..................................................................................... 69
Foto 4.4 Home Stay. .............................................................................. 70
Foto 4.5 Ojek Wisata. ............................................................................ 70
Foto 4.6 Restoran/ Rumah Makan. ........................................................ 71
Foto 4.7 Toko/ Kios. ............................................................................. 71
Foto 4.8 Toilet....................................................................................... 72
Foto 4.9 Mushola. ................................................................................. 73
Foto 4.10 Pusat Informasi dan Pos Keamanan. ........................................ 73
Foto 4.11 Tempat Peristirahatan Wisatawan. ........................................... 74
Foto 4.12 Koridor Jalan Obyek Wisata .................................................... 75
Foto 4.13 Koridor Jalan Wonosobo-Banjarnegara ................................... 75
Foto 4.14 Sub Terminal .......................................................................... 77
Foto 4.15 Area Parkir .............................................................................. 78
Foto 4.16 Tempat Sampah Pada Obyek Wisata ....................................... 80
Foto 4.17 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) atau
Kontainer ................................................................................ 80
Foto 4.18 Ritual Kepercayaan ................................................................. 87
Foto 4.19 Ruwat Rambut Gimbal ............................................................ 88
Foto 4.20 Kesenian Kuda Kepang ........................................................... 89
Foto 4.20 Pertanian Kentang ................................................................... 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xi
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian ............................................................... 9
Gambar 2.1 Lima Komponen Pariwisata.................................................... 16
Gambar 2.2 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat ................ 19
Gambar 2.3 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya ......................... 22
Gambar 2.4 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan ..................... 25
Gambar 2.5 Optimalisasi Tujuan Ekonomi, Sosial dan Ekologi ................. 31
Gambar 3.1 Alur Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap
Kehidupan Masyarakat Lokal ................................................. 46
Gambar 3.2 Skema Metodologi Penelitian ................................................. 50
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Penduduk Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 ................... 83
Gambar 4.2 Diagram Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009.......... 84
Gambar 4.3 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2009 ............................................................................ 85
Gambar 4.4 Diagram Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010 .............. 91
Gambar 5.1 Skema Keterkaitan Tiap Aspek Indikator Pengukuran
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Masyarakat Lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. ........................................................... 170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xii
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
DAFTAR PETA
TA 1 Peta Kawasan Wisata Dieng ................................................... 7
TA 2 Peta Lokasi Penelitian ............................................................ 7
TA 3 Peta Administrasi Kabupaten Wonosobo ................................ 52
TA 4 Peta Orientasi Kabupaten Wonosobo Dari Jawa Tengah ......... 53
TA 5 Peta Potensi Wisata Kabupaten Wonosobo ............................. 57
TA 6 Peta Administrasi Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................ 64
TA 7 Peta Orientasi Desa Dieng Dari Kabupaten Wonosobo. .......... 65
TA 8 Peta Tata Guna Lahan ............................................................ 68
TA 9 Peta Jaringan Jalan Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................ 76
TA 10 Peta Lokasi Area Parkir dan Sub Terminal Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................. 79
TA 11 Peta Lokasi Pembuangan Sampah Sementara Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................. 81
TA 12 Peta Potensi Wisata Obyek Wisata Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................... 101
TA 13 Peta Persebaran Home Stay Setelah Pengembangan
Pariwisata Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo .............................................................................. 108
TA 14 Peta Persebaran Restoran Setelah Pengembangan Pariwisata
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ......... 114
TA 15 Peta Persebaran Toko Setelah Pengembangan Pariwisata
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ......... 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xiii
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng Tahun
2006-2009 ................................................................................. 4
Tabel 3.1 Parameter Penilaian Dampak Positif dan Dampak Negatif
Pengembangan Pariwisata ......................................................... 34
Tabel 3.2 Penjabaran Indikator ................................................................. 39
Tabel 3.3 Identifikasi Data ........................................................................ 43
Tabel 4.1 Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo .................. 56
Tabel 4.2 Jenis Penggunaan Lahan ........................................................... 66
Tabel 4.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 ................................... 82
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2009 ............................................................................... 83
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............ 84
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............ 85
Tabel 4.7 Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010. .............................. 91
Tabel 4.8 Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan yang Dilakukan
Di Dieng. .................................................................................. 94
Tabel 4.9 Obyek Wisata Alam .................................................................. 97
Tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya ............................................................... 99
Tabel 4.11 Obyek Wisata Buatan ................................................................ 100
Tabel 4.12 Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2004-Tahun 2009. .............. 102
Tabel 5.1 Jumlah Hotel/ Home Stay Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 104
Tabel 5.2 Kualitas Hotel/ Home Stay Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat
di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 105
Tabel 5.3 Jumlah Ojek Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata
di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 109
Tabel 5.4 Kualitas Ojek Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata
Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................................................. 110
Tabel 5.5 Jumlah Restoran/ Rumah Makan Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 111
Tabel 5.6 Kualitas Restoran/ Rumah Makan Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat
di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 112
Tabel 5.7 Jumlah Toko/ Kios Sebelum dan Sesudah Pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xiv
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo ................................................................................. 115
Tabel 5.8 Kualitas Toko/ Kios Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 116
Tabel 5.9 Kondisi Jalan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata
di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 120
Tabel 5.10 Kualitas Jalan Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 121
Tabel 5.11 Kondisi Parkir Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo ................................................................................. 123
Tabel 5.12 Kualitas Parkir Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakatdi Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 124
Tabel 5.13 Penggunaan Lahan Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo ................................................................................. 127
Tabel 5.14 Konversi Lahan Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo ................................................................................. 127
Tabel 5.15 Hasil Analisis Aspek Fisik ........................................................ 130
Tabel 5.16 Sikap Tolong-menolong Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 137
Tabel 5.17 Intensitas Terjadinya Konflik Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 137
Tabel 5.18 Kegiatan Pelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional
Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................... 140
Tabel 5.19 Kelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional Sebelum dan
Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................................................. 141
Tabel 5.20 Penggunaan Bahasa Daerah Dalam Berkomunikasi Sebelum
dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................ 142
Tabel 5.21 Penguasaan Bahasa Asing Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 143
Tabel 5.22 Tingkat Pendidikan Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo ................................................................................. 145
Tabel 5.23 Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap Tingkat
Pendidikan di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xv
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
Wonosobo ................................................................................. 146
Tabel 5.24 Mata Pencaharian Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo ................................................................................. 149
Tabel 5.25 Mata Pencaharian Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya
Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 150
Tabel 5.26 Tingkat Kejahatan/ Kriminalitas Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 152
Tabel 5.27 Tingkat Kejahatan/ Kriminalitas Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat
di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ...... 153
Tabel 5.28 Hasil Analisis Aspek Sosial Budaya .......................................... 156
Tabel 5.29 Pendapatan Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya
Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 162
Tabel 5.30 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tiap Bulan Sebelum
Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 163
Tabel 5.31 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tiap Bulan Sesudah
Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 159
Tabel 5.32 Peluang Kerja/ Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo ............................................................... 166
Tabel 5.33 Hasil Analisis Aspek Ekonomi ................................................. 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
xvi
LAPORAN ANTARA
Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran A : Form Kuesioner
2. Lampiran B : Form Wawancara
3. Lampiran C : Lembar Asistensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan
dan unggulan yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan asli daerah
(PAD). Pengembangan diharapkan memiliki multiplier effect yang besar
bagi suatu daerah.
Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf
hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi
meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya kebutuhan akan
rekreasi. Salah satu bentuk kebutuhan akan rekreasi adalah dengan
berwisata atau melakukan kunjungan ke obyek wisata.
Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara
disamping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pariwisata menyimpan
potensi yang sangat besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan
wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Di beberapa negara,
pariwisata khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi
alternatif terbaik bagi wisatawan (rakaiskandar.blogspot.com). Berdasar
fenomena yang ada, untuk kedepan, prospek pengembangan pariwisata
diperkirakan sangat cerah. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk
menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata.
Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang
kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/ kota
sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk
didalamnya sektor pariwisata. Hal ini merupakan stimulus dan kesempatan
bagi daerah untuk menggarap pariwisata dengan optimum sebagai sektor
yang berpeluang menjadi sektor unggulan sehingga dapat tercipta
kemandirian daerah (www.penulislepas.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
2
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik
itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu
memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya. as tourism
grows and travelers increases, so does the potential for both positive and
negative impacts (Gee, 1989, diperoleh dari www.jurnal-
sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan
yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh yang positif
maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat,
lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam Tourism: Social,
conomic, Environment Impacts, diperoleh dari www.jurnal-
sdm.blogspot.com).
Pengembangan pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan
signifikan dalam pengembangan ekonomi, upaya-upaya pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan serta akan berdampak terhadap
kehidupan sosial budaya masyarakat terutama masyarakat lokal.
Pengembangan kawasan wisata mampu memberikan kontribusi pada
pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja
serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan
hayati. Pengembangan pariwista sebagai salah satu sektor pembangunan
secara umum menjadi sangat relevan jika pengembangan pariwisata itu
sesuai dengan potensi daerahnya. Diharapkan pengembangan pariwisata
dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat
lokal dan mampu mendorong pengembangan berbagai sektor lain baik
ekonomi, sosial maupun budaya. Dengan demikian maka, pembangunan
pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya
bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka
panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial
terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995)
Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam
Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat
didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
3
etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan
adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas
hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.
Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki
potensi pariwisata yang sangat menonjol. Karena potensinya tersebut
maka pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai
obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah.
Kawasan Wisata Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata
andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan
wisata (DTW) di Jawa Tengah yang berpotensi memberikan kontribusi
terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Obyek wisatanya
bukan semata dataran tinggi itu sendiri, namun di area itu terdapat
berbagai obyek wisata berupa obyek wisata alam dan budaya berupa
peninggalan masa lampau. Adapun obyek wisata yang ada di Kawasan
Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
antara lain adalah :
1. Obyek Wisata Alam :
Telaga Warna, Telaga Pengilon, Goa Semar, Goa Sumur, Goa.
Jaran, dan Batu Tulis.
2. Obyek Wisata Budaya
Tuk Bimo Lukar, Kesenian Lengger, Kesenian Kuda Kepang, Ruwat
Rambut Gimbal/ Gembel.
3. Obyek Wisata Buatan
Dieng Plateau Theater (DPT).
Dengan adanya potensi wisata tersebut maka pemerintah Kabupaten
Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya program-
program/ upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata serta
merangsang masyarakat untuk membuka usaha yang mendukung
pariwisata, guna memenuhi kebutuhan perjalanan dan persinggahan
wisatawan di Dieng.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
4
Adanya pengembangan pariwisata ini mampu menarik kunjungan
wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Dieng tidak hanya wisatawan
lokal saja tetapi juga wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatawan ke
Dieng dalam kurun waktu antara tahun 2006-2009 selalu mengalami
peningkatan.
Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng
Tahun 2006-2009
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pengembangan pariwisata
akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak
negatif, maka perlu adanya penelitian mengenai dampak-dampak yang
ditimbulkan dari pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng
terhadap kehidupan masyarakat lokal mengingat bahwa Kawasan Wisata
Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten
Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa
Tengah.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan dari
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng
terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial
budaya, dan ekonomi?
Obyek Wisata
Jumlah Wisatawan
2006 2007 2008 2009
Dieng 62161 85522 90698 156706
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
5
C. Tujuan dan Sasaran :
Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau
dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
Sasaran :
Sasaran dari penelitian ini adalah :
1. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi.
2. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi.
3. Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
4. Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan
hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan
masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
D. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini dibagi kedalam tiga bagian, yaitu batasan
wilayah penelitian, batasan waktu penelitian, dan batasan materi
pembahasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
6
1. Batasan Wilayah Penelitian
Secara administratif Kawasan Wisata Dieng terbagi menjadi dua
wilayah yaitu Wilayah Kabupaten Banjarnegaran dan Wilayah
Kabupaten Wonosobo. Wilayah Kabupaten Banjarnegara terdiri dari
dua desa yaitu Desa Dieng Kulon (Dieng Barat) dan Desa
Karangtengah. Sedangkan Wilayah Kabupaten Wonosobo terdiri dari
dua desa yaitu Desa Dieng Wetan (Dieng Timur) dan Desa Jojogan.
Namun pada penelitian ini, wilayah penelitian akan dibatasi pada
Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo. Desa Dieng ini dibatasi oleh :
Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Timur : Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng
Sebelah Utara : Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
Sebelah Selatan : Desa Sikunang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
8
2. Batasan Waktu Penelitian
Batasan waktu penelitian mencakup rentang waktu studi yang akan
dilakukan. Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan
diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun
baru dikembangkan secara pesat sejak tahun 2001. Dengan demikian,
batasan waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebelum tahun 2001 yaitu tahun 2000 hingga selama penelitian ini
berlangsung yaitu tahun 2010.
3. Batasan Materi Pembahasan
Batasan materi pembahasan mencakup batasan aspek-aspek kajian
yang akan dibahas dalam penelitian ini. Batasan materi pembahasan
dalam penelitian ini adalah dampak pengembangan pariwisata
terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ditinjau dari aspek
fisik, sosial budaya dan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
9
TEMA & JUDUL
PENDAHULUAN ANALISIS OUTPUT
Gambar 1.1 Kerangka Penelitian
Latar Belakang :
Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan
dan unggulan
Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf
hidup masyarakat.
Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia
Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang
kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/kota
sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk
didalamnya sektor pariwisata
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik
itu dampak posotif maupun dampak negatif
Pariwisata berkelanjutan
Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu kawasan
pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu
daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa Tengah
Perlu adanya studi penelitian mengenai dampak-dampak yang
ditimbulkan dari pengembangan pariwisata Dieng terhadap
kehidupan masyarakat lokal
Rumusan Masalah :
Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata
Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik,
sosial budaya, dan ekonomi
Teori :
Teori Kepariwisataan
Teori Dampak
Pengembangan
Pariwisata
Metodologi :
1. Pengumpulan dan Pengolahan Data :
Pengumpulan Data dan Informasi
- Data Primer : Observasi lapangan,
wawancara, kuesioner, dokumentasi
lapangan
- Data Sekunder : Studi dokumen dan studi
pustaka
Kompilasi Data
Pengolahan data dari data mentah yang
diperoleh dari hasil survey lapangan maupun
survey instansional kemudian diseleksi sesuai
dengan aspek-aspek kajian
Validitas Data
Dengan cara triangulasi untuk memperoleh
keabsahan data
2. Analisis Data :
Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif
3. Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil
analisis
Obyek Penelitian :
Kawasan Wisata Dieng,
Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten
Wonosobo
Kesimpulan :
Dampak
pengebangan
pariwisata terhadap
kehidupan
masyarakat lokal
(Kawasan Wisata
Dieng) ditinjau dari
aspek fisik, sosial
budaya dan ekonomi
Judul :
Dampak Pengembangan
Pariwisata Terhadap
Kehidupan Masyarakat
Lokal
Studi Kasus : Kawasan
Wisata Dieng
Kabupaten Wonosobo
Tujuan :
Untuk mengetahui dampak-dampak pengembangan pariwisata di
Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi.
Sasaran :
1. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi
2. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah
pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi
3. Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi
4. Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi
5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan
hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan
masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Rekomendasi
Analisis :
Menganalisis dampak
pengembangan pariwisata
terhadap kehidupan
masyarakat lokal
Kondisi Masyarakat
Desa Dieng Sebelum
Pengembangan
Pariwisata
Kondisi Masyarakat
Desa Dieng Sesudah
Pengembangan
Pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
10
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendukung kelancaran penelitian dibutuhkan langkah-langkah
yang sistematis dalam penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
Tahap I Pendahuluan
Tahap ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, batasan dan
lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
Tahap II Tinjauan Pustaka Dampak Pengembangan Pariwisata
Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata
Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo
Tahap ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk
mendukung penelitian.
Tahap III Metodologi Penelitian Dampak Pengembangan Pariwisata
Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata
Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo
Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap
proses pelaksanaan penelitian, membahas tentang tahapan
yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan
permasalahan yang ada mulai dari pendekatan penelitian,
pendekatan penyelesaian masalah, tahap-tahap dalam
penelitian, metodologi pengumpulan dan pengolahan data,
teknik pengambilan sampel data, teknik analisis data, serta
kesimpulan dan rekomendasi
Tahap IV Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Berisi gambaran umum yang berisi data fisik, data sosial
budaya dan data ekonomi Kawasan Wisata Dieng, Desa
Dieng, Kecamtan Kejajar, Kabupaten wonosobo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
11
Tahap V Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap
Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata Dieng,
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Menguraikan analisis mengenai dampak pengembangan
pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi sesuai dengan kajian
pustaka dan berdasarkan metodologi yang telah dirumuskan
serta berdasarkan temuan dilapangan.
Tahap VI Kesimpulan dan Rekomendasi
Berupa kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan dari
hasil analisis penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT LOKAL
KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR,
KABUPATEN WONOSOBO
A. Tinjauan Umum Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak bias
dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi
dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin
dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para
ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata :
a. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (UU No.10 Tahun
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan).
b. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain , dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang
dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna
bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka
ragam (Oka Yoeti, 1997).
2. Sistem Pariwisata
Menurut Leiper (1990: 22-23) dan Cooper, et al., (1999: 4-8) (Dalam
Pitana, 2009), elemen-elemen dari sebuah sistem pariwisata yang
sederhana menyangkut sebuah daerah/ negara asal wisatawan, sebuah
daerah/ negara tujuan wisata, dan sebuah tempat transit serta sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
13
generator yang membalik proses tersebut. Ada lima elemen pokok yaitu
traveler-generating region, departing traveler, transit route region, tourist
destination region, dan returning traveler. Namun demikian menyangkut
tiga elemen pokok yaitu elemen wisatawan, tiga elemen geografis
(gabungan dari travel generator, transit roaute, dan tourist destination)
dan elemen industri pariwisata.
Menurut Mathieson dan Wall (Dalam Pitana, 2009) terdapat tiga
elemen dalam pariwisata yaitu :
a. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata.
b. A statistic element, yaitu singgah di daerah tujuan.
c. A Conseguential element, merupakan akibat dari dua hal di atas yaitu
travel ke suatu destinasi wisata dan singgah di daerah wisata
(khususnya masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial
dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
3. Usaha Wisata
Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/ atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan
pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain :
a. Daya tarik wisata;
b. Kawasan pariwisata;
c. Jasa transportasi wisata;
d. Jasa perjalanan wisata;
e. Jasa makanan dan minuman;
f. Penyediaan akomodasi;
g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;
h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
pemeran;
i. Jasa informasi pariwisata;
j. Jasa konsultan pariwisata;
k. Jasa pramuwisata;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
14
l. Wisata tirta;
m. Spa.
4. Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
5. Destinasi Wisata
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
6. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan. Berhasilnya suatu tempat berkembang menjadi
Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangat tergantung kepada tiga faktor utama
(Samsuridjal & Kaelany, 1997 : 21, dalam Journal Ruas, Vol 4 No.1, Juni
2006) yaitu antara lain :
a. Atraksi, dapat dibedakan menjadi :
1) Tempat : umpamanya tempat dengan iklim yang baik,
pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah.
2) Kejadian/ peristiwa : kongres, pameran atau peristiwa-peristiwa
olah raga, festival dan sebagainya.
b. Mudah dicapai (Aksesibilitas) :
Tempat tersebut dekat jaraknya, atau tersedianya transportasi ke
tempat itu secara teratur, sering, mudah, nyaman, dan aman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
15
c. Amenitas :
Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat penginapan, restoran,
hiburan, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian
ke tempat itu serta alat-alat komunikasi lainnya.
7. Pengembangan Pariwisata
Ada beberapa hal yang menunjang atau menentukan pengembangan
suatu obyek wisata. Menurut Hadinoto, 1996, ada lima jenis komponen
dalam pariwisata yaitu :
a. Atraksi Wisata
Atraksi adalah daya tarik wisatawan untuk berlibur. Atraksi yang
diidentifikasikan (sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya,
dan sebagainya) perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata.
Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama lain tidak akan
diperlukan.
b. Promosi dan Pemasaran
Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan
atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat
dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting.
c. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata)
Pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk
perencanaan belum/ tidak diperlukan suatu riset lengkap dan
mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan,
kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu
dikumpulkan dari mereka yang berlibur.
d. Transportasi
Pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan
pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak
besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata.
e. Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan
Pelayanan Jasa Pendukung Wisata (fasilitas dan pelayanan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
16
Bagian ini didominasi oleh pihak swasta. Keputusan mengenai
rencana pada bagian ini ada pada pihak swasta.
Gambar 2.1 Lima Komponen Pariwisata
Sumber : Hadinoto, 1996
Komponen penting dalam pengembangan pariwisata menurut George
Mclntyre (1993), Suatu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan
memilki keterkaitan antara turis, warga setempat, dan pemimpin
masyarakat yang menginginkan hidup lebih baik. Dalam hal ini terlihat
jelas bahwa suatu tempat wisata harus berisikan komponen tersebut untuk
menjadi suatu obyek wisata yang baik.
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata menurut Suwantoro
(2001: 19-24) meliputi :
a. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
Pelayanan/ Fasilitas
Untuk akyivitas keikutsertaan pengunjung
Transportasi
Mengangkut orang ke dan dari destinasi
Informasi/ Promosi
Membantu calon wisatawan untuk
mengetahiui/ menemukan atraksi yang
dapat dinikmati
Masyarakat di pasar wisata dengan
keinginan dan kemampuan untuk
berwisata
Atraksi
Menawarkan aktivitas
keikutsertaan pengunjung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
17
tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar
pada :
1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih;
2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya;
3) Adanya spesifikasi/ ciri khusus yang bersifat langka;
4) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani
wisatawan;
5) Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan,
sungai, pantai, hutan dan lain-lain);
6) Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena
memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-
upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah
karya manusia pada masa lampau.
b. Prasarana wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan
manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya
di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi,
terminal, jembatan dan lain sebagainya.
c. Sarana wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di
daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi,
restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.
B. Dampak Pengembangan Pariwisata
1. Definisi Dampak
Dampak menurut kosa kata Bahasa Indonesia berarti akibat. Dampak
positif adalah dampak yang menguntungkan dan dampak negatif adalah
dampak yang merugikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
18
2. Dampak Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik
itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu
memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya. as tourism
grows and travelers increases, so does the potential for both positive and
negative impacts (Gee, 1989, diperoleh dari www.jurnal-
sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan
yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh positif
maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat,
lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam Tourism: Social,
conomic, Environment Impacts, diperoleh dari www.jurnal-
sdm.blogspot.com).
Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting
dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang
dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat
wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga
kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata
memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata
dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat
kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Prof. Ir. Kusudianto
Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik,
tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf,
kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan
pemeliharaan lingkungan yang lebih baik.
Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat
memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan.
Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau
terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
kepariwisataan di daerah tersebut. Akan tetapi apabila suatu obyek wisata
tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
19
dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan
maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Hal ini
dapat dilihat dari diagram gambar menurut George Mclntyre (1993)
Gambar 2.2 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat
Sumber : Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari
www.digilib.petra.ac.id.
Selain diagram di atas yang menunjukkan hubungan erat antara obyek
wisata dan masyarakat, George Mclntyre (1993) juga berpendapat bahwa
masyarakat lokal memiliki peran penting dalam keberlangsungan
kehidupan tempat wisata itu sendiri karena tempat obyek wisata tersebut
dapat mempengaruhi kehidupan mereka baik dalam kondisi lingkungan,
sosial maupun ekonomi.
Berikut adalah dampak-dampak dari pengembangan pariwisata :
a. Segi Lingkungan
Seperti dampak sosial budaya, segi ini lebih disoroti dampak
negatifnya, walaupun terdapat juga dampak positifnya. Adapun
dampak positif dan negatif adalah sebagai berikut :
Community/Local
Authorities
Environment
Supporters
Tourism Industry
Better
Quality
of Life
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
20
Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,
diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.) :
Dampak positif :
1) Terpeliharanya kebersihan alam lingkungan untuk menarik
datangnya wisatawan
2) Terjaganya keistimewaan lingkungan, seperti hutan-hutan, pantai-
pantai hewan serta pemandangan alam.
Dampak Negatif :
1) Lingkungan yang rusak, seperti : meningkatnya kadar polusi baik
air, udara, suara dan kemacetan lalu lintas.
2) Pembukaan hutan untuk ladang luas, lokasi perumahan, jalan dan
parkir.
3) Hilangnya suasana alam karena hilangnya area hutan, kehidupan
satwa liar dan kesejukan udara.
b. Dampak Sosial Budaya
Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,
diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.). Dampak ini seringkali disoroti
sebagai dampak negatif dari perkembangan pariwisata, padahal
sebenarnya pariwisata juga membawa dampak positif dalam segi sosial
dan budaya. Adapun dampak positif dan negatif yaitu :
Dampak positif :
1) Terpeliharanya monument yang menyimpan nilai-nilai budaya dan
tempat-tempat yang bersejarah
2) Terpeliharanya kebudayaan tradisional, seni, tarian, adat istiadat
dan cara berpakaian.
Dampak negatif :
1) Rusaknya monument dan kebudayaan dan tempat-tempat
bersejarah karena ulah manusia.
2) Komersialisasi budaya.
3) Meningkatnya kriminalitas, konsumerisme masyarakat lokal dan
pelacuran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
21
4) Terkikisnya nilai-nilai budaya dan norma-norma masyarakat
karena interaksi dengan masyarakat asing.
c. Dampak Ekonomi
Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,
diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.). Secara ringkas, kegiatan
pariwisata dapat memberikan dampak di bidang ekonomi khususnya
mengenai :
Dampak positif :
1) Terbuka lapangan pekerjaan baru
2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat
3) Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang
asing
4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana
setempat
5) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan
masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya.
Dampak negatif :
1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana
2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok
3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga
pendapatan masyarakat naik dan turun
4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut
barang-barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
22
d. Dampak Pariwisata Pada Umumnya
Sumber : Wiwik D Pratiwi, Konsep-Konsep Pariwisata, Diperoleh Dari
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/
Dampak
Sosio-Ekonomi
Dampak
sosio-kultural
Pelanggaran Daerah-
Daerah sakral
Menjembatani
Perbedaan/Meningkatkan
Saling pengerian
Perilaku Wisatawan
Tidak Sesuai Norma/adat
Profesi Baru
Warung Makanan
Kios Cinderamata
Kepedulian Lokasi Terhadap
Pelestarian Budaya
Pelanggaran/Terusiknya
Sistem Budaya & Religi
Efek demonstrasi
Peningkatan Pendapatan
Individual & komunal
Dampak
Terhadap Lingkungan
Donasi Komunitas
Kebisingan Di Daerah
sakral
Kebanggaan Terhadap
Keberadaan Diri
Peningkatan Kemampuan
Komunitas
Peningkatan
Pengetahuan/Wawasan
Penyediaan Sarana
Prasarana Pariwista
Tekanan Dari Luar
Untuk Menjadi Obyek
Wisata
Perilaku Wisman Yang
Ditiru
Penurunan Kualitas
Lingkungan
Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Lokal Terhadap
Lingkungan
Perbaikan Kualitas
Lingkungan
Sampah Yang Dibuang
Tidak Pada Tempatnya
Vandalisme
Penyediaan
sarana/prasarana
Pariwisata
Keterangan :
Dampak Positif
Dampak Negatif
Gambar 2.3 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
23
C. Penggunaan Lahan
Lahan adalah suatu daerah permukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat
agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer vertical di atas maupun di
bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah, batuan, proses
pembentukan lahan, air, vegetasi dan fauna serta hasil kegiatan manusia masa
lampau ataupun masa sekarang dan perluasan sifat-sifat tersebut berpengaruh
terhadap penggunaan lahan sekarang maupun saat mendatang (FAO 1976
dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004). Lahan sebagai
perwujudan luas mendatar ruang, dapat disebut sebagai salah satu sumber
daya utama perkembangan (Wijaya dalam Pangarso, 2001 diambil dari
Nurhayati, 2004). Lahan sebagai salah satu sumber daya alam, mempunyai
sifat tidak dapat diperbaharui, dalam arti keberadaannya sangat terbatas karena
tidak dapat ditambah luasannya. Lahan yang merupakan sumberdaya stategis
bagi pembangunan, karena hampir semua sektor pembangunan fisik
memerlukan lahan, seperti pertanian, kehutanan, perumahan, industri,
pendidikan dan transportasi. Sedangkan penggunaan lahan adalah suatu proses
yang berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan bagi maksud-maksud
pembangunan secara optimal dan efisien (Sugandhy, 1989 : 1). Selain itu
penggunaan lahan dapat diartikan pula sebagai suatu aktivitas manusia pada
lahan yang langsung berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (Soegino
dalam Sugandhy, 1989 : 2). Penggunaan lahan dapat diartikan juga sebagai
wujud atau bentuk usaha kegiatan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu
waktu (Jayadinata, 1992 : 10). Adapun penggunaan suatu lahan dapat
dibedakan menjadi dua golongan (Sugandhy, 1989 : 1), yaitu :
1. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan potensi alamiah,
misalnya kesuburanya atau kandungan mineral di bawah permukaannya
dan;
2. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan sebagai ruang
pembangunan yang secara langsung tidak memanfaatkan potensi alami,
tetapi lebih ditentukan oleh adanya hubungan tata ruang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
24
penggunaan-penggunaan lain yang telah ada, diantaranya ketersediaan
prasarana dan fasilitas umum.
Aktifitas dan Perubahan Penggunaan Lahan
Proses perubahan penggunaan lahan dari satu fungsi ke fungsi yang
lainnya merupakan dinamika tata ruang kota yang diakibatkan oleh
perkembangan dan dinamika penduduk disamping kekuatan potensi yang
dimiliki oleh lahan tersebut yang merupakan elemen-elemen sebagai unsur
terjadinya perubahan. Elemen-elemen yang membentuk lingkungan
merupakan unsur yang saling terkait satu sama lain, dimana perubahan
yang ditimbulkannya juga saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lainnya (Detwyler & Marcus, 1982 dalam Bourne, 1982).
Pengertian perubahan guna lahan secara umum menyangkut
transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu
penggunaan ke penggunaan lainnya. Perubahan guna lahan dapat terjadi
karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Manusia baik
perorangan maupun kelompok, dalam berinteraksi dengan lingkungan,
manusia menyesuaikan diri, memelihara dan mengelola lingkungannya.
Dari hubungan dinamik ini, timbul suatu bentuk aktivitas yang
menimbulkan beberapa perubahan (Bintarto, 1898 : 73-74), yaitu :
1. Perubahan perkembangan (development change), yaitu perubahan
yang terjadi setempat dan tidak perlu mengadakan perpindahan,
mengingat adanya ruang, fasilitas, dan sumber-sumber setempat.
2. Perubahan lokasi (locational change), yaitu perubahan yang terjadi
pada suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu
bentuk aktivitas atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain
karena daerah asal tidak mampu mangatasi masalah yang timbul
dengan sumber dan swadaya yang ada.
3. Perubahan tata laku (behavioral change), yaitu perubahan tata laku
penduduk dalam usaha untuk menyesuaikan dengan perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
25
yang terjadi, dalam hal ini dilakukan restrukturisasi pola aktivitas di
suatu daerah.
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan ketiga perubahan di atas
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.4 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan
Menurut Chapin, Kaiser, dan Godschalk, perubahan lahan juga dapat
terjadi karena pengaruh perencanaan guna lahan setempat yang merupakan
rencana dan kebijakan guna lahan untuk masa mendatang, proyek
pembangunan, program perbaikan pendapatan, dan partisipasi dalam
proses pengembangan keputusan dan pemecahan masalah dari pemerintah
daerah. Perubahan lahan juga terjadi karena kegagalan mempertemukan
aspek pasar dan politis dalam suatu manajemen perubahan guna lahan.
Dilihat dari faktor-faktor penyebabnya, pada umumnya proses
pekembangan penggunaan lahan kota-kota di Indonesia dipengaruhi oleh
faktor penentu dari segi ekonomi (economic determinants). Menurut
Santoso (dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004) secara
rasional penggunaan lahan oleh masyarakat biasanya ditentukan
berdasarkan pendapatan atau produktivitas yang biasa dicapai oleh lahan,
sehingga muncul konsep highest and best use artinya penggunaan lahan
terbaik adalah penggunaan yang dapat memberikan pendapatan tertinggi.
Lingkungan Manusia
Perubahan
Aktivitas
Perubahan Tata Laku Perubahan Lokasi Perubahan Perkembangan
Sumber : Bintarto, 1989 : 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
26
Lahan dengan nilai lahan rendah, seperti lahan-lahan pertanian, berubah
menjadi aktivitas dengan nilai lahan yang lebih tinggi. Dan untuk
selanjutnya aktivitas yang telah ada ini berubah menjadi aktivitas lainnya
dengan diikuti peningkatan nilai lahan. Jadi, perubahan penggunaan lahan
terjadi karena pergantian kegiatan kurang produktif menjadi kegiatan lain
yang lebih produktif. Perubahan (konversi) penggunaan lahan yang
diartikan sebagai perubahan suatu jenis penyesuaian penggunaan lahan
dalam fungsinya sebagai ruang potensial, terhadap peningkatan kebutuhan
ruang untuk kegiatan ekonomi dan sosial berikut sarana dan prasarana
penunjang, serta masyarakat wilayah itu sendiri.
Lahan yang memiliki potensi ekonomi tinggi seperti kawasan
pariwisata akan cenderung mengalami pertumbuhan dan perubahan guna
lahan yang cepat.
Menurut Bourne (1982), ada empat proses utama yang menyebabkan
terjadinya perubahan guna lahan diperkotaan, yaitu :
1. Perluasan batas kota.
2. Peremajaan di pusat kota.
3. Perluasan jaringan infrastruktur terutama jaringan transportasi.
4. Tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu, misalnya
tumbuhnya aktivitas industri dan pembangunan sarana rekreasi/ wisata.
Menganalogikan perubahan penggunaan lahan di kawasan pariwisata
dengan perubahan penggunaan lahan di perkotaan (Bourne, 1982), maka
empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan
di kawasan pariwisata adalah :
1. Perluasan batas kawasan wisata, artinya adanya perkembangan kegiatan
wisata akan disertai dengan perkembangan fasilitas pelayanan wisata
serta komponen kegiatan pariwisata lainnya yang pada akhirnya akan
menyebabkan semakin meluasnya kawasan pariwisata sehingga terjadi
perluasan batas yang telah ditentukan sebelumnya menjadi lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
27
2. Peremajaan di pusat-pusat kegiatan wisata, untuk memenuhi kepuasan
wisatawan, pusat-pusat kegiatan kepariwisataan seperti atraksi, rekreasi,
akomodasi, serta kegiatan penunjang lainnya hampir selalu harus
diremajakan dalam jangka waktu tertentu. Peremajaan yang biasanya
berbentuk penertiban ini memungkinkan terjadinya perpindahan/
migrasi dari perumahan atau perusahaan yang tadinya menempati pusat
kegiatan wisata yang diremajakan. Perpindahan ini biasanya mengarah
ke pinggiran pusat kgiatan yang pada akhirnya akan memperluas dari
kawasan pusat kegiatan itu sendiri.
3. Perluasan jaringan infrastruktur dan transportasi, kegiatan pariwisata
membutuhkan kualitas dan kinerja infrastruktur yang baik untuk
menarik wisatawan, hal ini juga bisa menarik penduduk dari kawasan
lain untuk bermigrasi karena kawasan wisata memiliki sarana prasarana
yang lebih baik dari pada asal mereka. Hal ini akan menyebabkan
meluasnya penggunaan lahan.
4. Tumbuh dan hilangnya pusat-pusat kegiatan wisata yang biasanya akan
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menarik keuntungan dari
adanya wisatawan, yang akhirnya akan memperluas penggunaan lahan.
Tumbuhnya pemusatan aktivitas pariwisata atau rekreasi di suatu
kawasan merupakan faktor penarik bagi penduduk untuk bertempat tinggal
dan berkegiatan di kawasan tersebut. Pemusatan aktivitas tersebut
biasanya akan disertai dengan bermunculnya berbagai aktivitas ekonomi
ikutannya yang menjanjikan harapan dari kualitas hidup yang lebih baik
berupa tersedianya lapangan pekerjaan. Meningkatnya harapan kualitas
hidup yang lebih baik tersebut akan membawa akibat semakin
meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk bertempat tinggal.
D. Kebudayaan
Kebudayaan menurut Hoebel adalah sistem integrasi, sistem pola-pola
perilaku hasil belajar yang merupakan ciri khas suatu anggota masyarakat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
28
bukan merupakan warisan biologis, melainkan kebudayaan yang diwariskan
dari generasi ke generasi melalui proses belajar (Joyomartono, 1991 : 10
dalam Prastiasih, 2005).
Ralph Linton mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh cara kehidupan
dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang
dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Jadi, kebudayaan menunjuk pada
berbagai aspek kehidupan yang meliputi cara-cara yang berlaku, kepercayaan-
kepercayaan, sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas
untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
1. Kebudayaan diperoleh dari belajar
Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara
belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur
genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia
yang digerakkan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang
tingkah lakunya digerakkan oleh insting.
2. Kebudayaan milik bersama
Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan
seseorang atau individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok
manusia. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat
kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari
dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok
masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam Antropologi adalah
sekelompok orang yang tinggal disuatu wilayah dan yang memakai suatu
bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya.
3. Kebudayaan sebagai pola
Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan
sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung
diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola
kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari
masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam
keadaan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
29
4. Kebudayaan bersifar dinamis dan adaptif
Kebudayaan dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi
manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan
fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang
bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya (Siregar, 2002 :
1-4).
Dalam kebudayaan terkandung pengertian yang mendasar, sebagaimana
dikemukakan Suparian (dalam Rohidi, 1994 : 4 diambil dari Prastiasih, 2005)
bahwa kebudayaan mengadung sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang
mempunyai kebudayaan tersebut;
2. Milik masyarakat, bukan milik daerah;
3. Pedoman menyeluruh yang bersangkutan;
4. Hasil dari perilaku terwujud dengan berpedoman pada kebudayaan yang
dimiliki masyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa di dunia
berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap
kebudayaan yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem
peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi,
dan kesenian (Koentjaraningrat, 1990: 80-81).
E. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan menurut United Nations Conference on
Environment and Development (UNCED) yaitu pembangunan yang
memenuhi kebutuhan dari generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan
dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk pertama
kalinya muncul konsep yang mencoba mempertemukan aspek pembangunan
ekonomi dan konservasi lingkungan (ekologis). Konsep tersebut memiliki
makna yang luas dan menjadi payung bagi banyak konsep, kebijakan, dan
program pembangunan yang berkembang secara global. Pembangunan
berkelanjutan merupakan paradigma baru yang memiliki interpretasi konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
30
atau aksi yang beragam (Baiquni, 2002:34). Selanjutnya pembangunan
berkelanjutan didefinisikan dalam Caring For The Earth sebagai upaya
peningkatan mutu kehidupan manusia namun masih dalam kemampuan daya
dukung ekosistem (IUCN, UNEP dan WWF dalam Baiquni, 2002:34).
Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun
kompleks, sehingga pengertian keberlanjutan pun sangat multi-dimensi dan
multi-interpretasi. Karena adanya multi-dimensi dan multi-interpretasi ini,
para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah
disepakati oleh Komisi Brundtland yang menyatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat
ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka (Fauzi, 2004).
Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan
dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu :
1. Keberlanjutan ekonomi
Diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang
dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan
menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak
produksi pertanian dan industri.
2. Keberlanjutan lingkungan
Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu
memelihara sumberdaya yang stabil, menghindari eksploitasi sumberdaya
alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut
pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi
ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial
Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan,
pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai
tiga tujuan utama, yaitu tujuan ekonomi (economic objective), tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
31
ekologi (ecological objective) dan tujuan sosial (social objective). Tujuan
ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan
(growth). Tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumberdaya
alam (natural resources conservation). Tujuan sosial terkait dengan
masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity).
Dengan demikian, tujuan pembangunan berkelanjutan pada dasarnya
terletak pada adanya harmonisasi antara tujuan ekonomi, tujuan ekologi
dan tujuan sosial.
Dalam konteks pemikiran sekarang perlu mengoptimalkan pencapaian
tujuan ekonomi, sosial dan ekologi. Optimasi diperlukan untuk
menghindari kesalahan pembangunan akibat adanya anggapan
pertumbuhan tanpa batas sehingga sustainable development benar-benar
terwujud.
Gambar 2.5 Optimalisasi Tujuan Ekonomi, Sosial dan Ekologi
(Drakakis-Smith, 1995 : 663)
Sumber : Hastu Prabatmojdo, 2006 (Dalam Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kota, Vol. 17/ No.3, Desember 2006)
F. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang
Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam
pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung prinsip
Tujuan Ekonomi :
Pertumbuhan , pemerataan
dan efisiensi
Tujuan Sosial :
Perberdayaan, partisipasi
mobilitas sosial, kohesi sosial,
identitas budaya, kelembagaan
Tujuan Ekologi :
Integriitas ekosistem, daya
dukung, biodeversitas, isu
global
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
32
pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu meningkatkan
kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup. Penataan ruang tidak
hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga memberikan jaminan
terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan keberadaan
obyek-obyek wisata sebagai aset bangsa.
Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-
pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable development guna
mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan
sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil
guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan
kepentingan kesejahteraan dan keamanan (UU No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT LOKAL
KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR,
KABUPATEN WONOSOBO
Metode penelitian merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu
penelitan. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data yang relevan dan akurat,
diperlukan metode yang baik dan tepat.
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Menurut Neuman, WL (2000) (Dalam Modul Bahan Ajar, Winny Astuti,
2007) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bersifat mendiskripsikan
(menggambarkan) suatu hal yang spesifik dari situasi tertentu (masalah/
subyek) tertentu. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran detail dari suatu
masalah/ subyek tertentu. Penelitian ini digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Penelitian ini terfokus pada dampak pengembangan pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat lokal yang ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan
ekonomi.
B. Pendekatan Penyelesaian Masalah
Dalam penelitian ini, untuk dapat mengetahui dampak pengembangan
pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal maka, diperlukan adanya
data kondisi masyarakat sebelum pengembangan pariwisata dan kondisi
sesudah pengembangan pariwisata yang meliputi kondisi fisik, sosial budaya,
dan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
34
Pembahasan yang akan dilakukan adalah dengan menganalisis dampak
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal sebelum dan
sesudah pengembangan pariwisata ditinjau dari tiga aspek yaitu fisik, sosial
budaya, dan ekonomi.
Dalam penelitian ini, dampak positif maupun negatif pengembangan
pariwisata mengacu pada parameter penilaian dampak pengembangan
pariwisata berdasarkan literatur dampak pengembangan pariwisata yang ada.
Adapun parameter penilaian tersebut adalah :
Tabel 3.1 Parameter Penilaian Dampak Positif dan Dampak Negatif
Pengembangan Pariwisata
No Aspek Dampak Positif Dampak Negatif
1. Fisik Perbaikan Kualitas
Lingkungan (terpenuhinya
kebutuhan sarana
prasarana)
Terjaganya keistimewaan
lingkungan
Penurunan kualitas
lingkungan
Konversi lahan yang besar
Hilangnya suasana alam
2. Sosial
Budaya
Terpeliharanya kebudayaan
tradisioanal
Terpeliharanya monument
yang menyimpan nilai-nilai
kebudayaan tempat-tempat
bersejarah
Pertukaran persilangan
budaya
Pembaharuan rasa bangga
terhadap kesenian
Kebanggaan terhadap
keberadaan diri
Peningkatan pengetahuan/
wawasan
Konflik antara wisatawan
dan masyarakat lokal
Perilaku negatif wisatawan
yang ditiru
Lunturnya karakteristik
budaya
Lunturnya identitas
masyarakat lokal
Meningkatnya kriminalitas,
konsumerisme masyarakat
lokal dan pelacuran
3. Ekonomi Peningkatan Pendapatan
Individual dan Komunal
Terbukanya lapangan kerja
baru
Menurunnya angka
pengaangguran
Pendapatan bias naik turun,
peningkatan hanya
musiman
Ketergantungan yang besar
pada pariwisata
Sumber : Miil, Pitana (2009), Konsep-konsep Pariwisata (Diperoleh dari
http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/ )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
35
Untuk mengetahui dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan
masyarakat sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata maka, diperlukan
suatu indikator penelitian yang meliputi tiga aspek yaitu fisik, sosial budaya,
dan ekonomi. Dalam menetukan indikator yang digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada parameter penilaian dampak positif dan negatif
pengembangan pariwisata berdasar literatur yang ada. Adapun indikator
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Indikator Fisik
a. Parameter Kelengkapan Fisik
Indikator fisik berdasarkan parameter kelengkapan fisik akan
dibatasi pada :
1) Jumlah dan kualitas sarana pariwisata yang terdiri atas hotel/
home stay, alat transportasi, restoran/ rumah makan, dan toko/
kios.
2) Kuantitas dan kualitas prasarana pariwisata yang terdiri atas jalan
dan parkir.
Menurut Suwantoro (2001 : 19-24) unsur pokok yang harus
mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di
daerah tujuan wisata antara lain yaitu sarana wisata dan prasarana
wisata. Pengembangan pariwisata akan berhasil jika didukung dengan
ketersediaan sarana wisata dan prasarana wisata yang baik.
Untuk dapat melihat adanya peningkatan kualitas lingkungan
maka, dalam penelitian ini peningkatan kualitas lingkungan akan
dinilai berdasarkan parameter kelengkapan fisik yang dibatasi pada
ketersediaan sarana dan prasarana wisata karena pengembangan
pariwisata tidak akan terlepas dari penyediaan sarana dan prasarana
wisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
36
b. Parameter Tata Guna Lahan
Indikator fisik berdasarkan parameter tata guna lahan meliputi
jumlah lahan terkonversi. Dari beberapa penelitian yaitu Diarta, 2007;
George, 2004; McDonal, 2004; WTO, 1980; Lynn, 1994; McRae,
1997; McKean, 1997; Picard, 1996; Pitana, 2002; Shavit 2003;
Vikers, 1989: dan Yamashita, 2003 (Dalam Pitana, 2009) menyatakan
bahwa dampak pengembangan pariwisata terhadap lingkungan dan
alam bisa berupa pengambil-alihan lahan lindung atau konservasi
untuk fasilitas pariwisata. Mengacu dari beberapa penelitian di atas
maka indikator jumlah lahan terkonversi dalam penelitian ini akan
dilihat dari pengambil-alihan lahan lindung atau konservasi untuk
fasilitas pariwisata.
Indikator fisik diatas digunakan untuk mengetahui perubahan kondisi
fisik masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah pengembangan
pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif dan negatif
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau
dari aspek fisik.
2. Indikator Sosial Budaya
a. Parameter Kerukunan
Indikator sosial budaya berdasarkan parameter kerukunan
meliputi :
1) Tingkat Kerukunan Masyarakat
Keadaan yang harmonis dalam masyarakat dapat tercipta jika
masyarakat dalam kondisi rukun. Kondisi rukun terjadi jika semua
pihak berada dalam kondisi damai (jarang terjadi konflik) dan
suka tolong-menolong.
Keberadaan orang baru di suatu wilayah akan mengakibatkan
terjadinya keseimbangan baru pada sistem sosial di wilayah
tersebut. Keseimbangan baru tersebut dapat dicapai baik malalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
37
mekanisme damai atau konflik. Tingkat penerimaan atau
akseptabilitas komunitas lokal terhadap datangnya wisatawan
pada suatu kawasan wisata akan menimbulkan reaksi pada tingkat
kerukunan masyarakat (damai atau konflik) dalam derajat tertentu
(Dalam Pitana, 2009).
Tingkat kerukunan dalam penelitian ini akan dinilai
berdasarkan sikap tolong menolong dan munculnya konflik dalam
masyarakat akibat pengembangan pariwisata.
b. Parameter Kebudayaan :
Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa
di dunia berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok
dari setiap kebudayaan, yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi
sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian
hidup, sistem religi, dan kesenian (Koentjaraningrat, 1990 : 80-81).
Kebudayaan dalam penelitian ini akan dibatasi pada bahasa, sistem
pengetahuan, sistem mata pencaharian dan kesenian yang kemudian
akan dijabarkan kedalam indikator penelitian.
Indikator sosial budaya berdasarkan parameter kebudayaan dalam
penelitian ini meliputi :
1) Peningkatan kegiatan pelestarian tradisi dan kesenian tradisional.
2) Perubahan penguasaan bahasa.
3) Perubahan tingkat pendidikan.
4) Perubahan mata pencaharian.
c. Parameter Keamanan
Indikator sosial budaya berdasarkan parameter keamanan
meliputi:
1) Tingkat kriminalitas
Kriminalitas atau tindak kriminal adalah segala sesuatu yang
melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Pizam et al, 1982 (Dalam Pitana,
2009) pariwisata berpotensi sebagai faktor penentu munculnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
38
berbagai bentuk kriminal. Bentuk kriminalitas/ kejahatan bisa
berupa kejahatan terhadap wisatawan maupun kejahatan oleh
wisatawan. Tingkat kriminalitas dalam penelitian ini diukur dari
banyaknya kejadian kriminalitas/ kejahatan akibat pengaruh
pengembangan pariwisata.
Indikator sosial budaya diatas digunakan untuk mengetahui
perubahan kondisi sosial budaya masyarakat Desa Dieng sebelum dan
sesudah pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak
positif dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan
masyarakat lokal ditinjau dari aspek sosial budaya.
3. Indikator Ekonomi
a. Parameter Perekonomian Masyarakat
Indikator ekonomi berdasarkan parameter perekonomian
masyarakat meliputi :
1) Tingkat Pendapatan
Pendapatan dalam penelitian ini adalah penghasilan yang
diperoleh setelah melakukan usaha di sektor pariwisata.
Masyarakat mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan
mendapat upah dari pekerjan di sektor pariwisata.
2) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dikurangi dengan semakin
banyaknya peluang kerja/ kesempatan kerja. Kersempatan kerja
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya serapan
angkatan kerja masyarakat di dalam wilayah penelitian akibat
adanya aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan.
Semakin banyak peluang kerja di dalam kawasan maka pengaruh
positif yang diberikan oleh aktivitas dalam menciptakan lapangan
kerja dan mengurangi tingkat pengangguran semakin besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
39
Dalam penelitian ini tingkat pengangguran akan dinilai dari
besarnya kesempatan kerja masyarakat lokal Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada sektor usaha
wisata yang berkembang seiiring dengan pengembangan
pariwisata. Besarnya kesempatan kerja dapat mengurangi tingkat
pengangguran yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo.
Indikator ekonomi diatas digunakan untuk mengetahui perubahan
kondisi ekonomi masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah
pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif
dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat
lokal ditinjau dari aspek ekonomi.
Tabel 3.2 Penjabaran Indikator
No Aspek Parameter Indikator
1. Fisik Kelengkapan Fisik Jumlah dan Kualitas
Sarana Pariwisata :
a. Hotel/ Home Stay
b. Alat Transportasi
c. Restoran/ Rumah
Makan
d. Toko/ Kios
Kuantitas dan Kualitas
Prasarana Pariwisata :
a. Jalan
b. Parkir
Tata Guna Lahan Jumlah Lahan Terkonversi
2. Sosial Budaya Kerukunan Tingkat Kerukunan
Masyarakat
Kebudayaan Peningkatan Kegiatan
Pelestarian Tradisi dan
Kesenian Tradisional
Perubahan Penguasaan
Bahasa
Perubahan Tingkat
Pendidikan
Perubahan Mata
Pencaharian
Keamanan Jumlah Kriminalitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
40
3. Ekonomi Perekonomian
Masyarakat
Tingkat Pendapatan
Tingkat Pengangguran
C. Tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang meliputi :
a. Konsultasi dengan dosen pembimbing tentang tema penelitian.
b. Merumuskan masalah, tujuan dan sasaran terkait dengan tema yang
telah ditentukan.
c. Orientasi atau eksplorasi teori secara menyeluruh dan observasi awal
di lapangan.
d. Melakukan proses perijinan kepada instansi yang terkait pada wilayah
penelitian untuk mempermudah proses pengumpulan data/ informasi
(survey).
e. Penyusunan desain survey untuk menentukan data-data apa saja yang
dibutuhkan.
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi :
a. Pengumpulan Data dan Informasi
Pada tahap pengumpulan data ini, hal yang dilakukan adalah
mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian baik itu data
primer maupun data sekunder.
b. Kompilasi Data
Kompilasi data merupakan tahap pengolahan data dari data mentah
yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun survey
instansional.
c. Analisis Data
Setelah data tersusun secara sistematis sehingga dapat memberikan
informasi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan, tahap
selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data merupakan
Sumber : Analisis Peneliti, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
41
tahap yang dilakukan untuk menganalisis dampak pengembangan
pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal.
d. Kesimpulan dan Rekomendasi.
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan dan memberikan saran-saran/ rekomendasi-
rekomendasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
D. Metodologi Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi
Pada tahap pengumpulan data ini, hal yang dilakukan adalah mencari
data-data yang diperlukan dalam penelitian baik itu data primer dari hasil
survey lapangan maupun data sekunder dari hasil survey instansional.
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan secara
langsung. Teknik pengumpulan data yang dilkakukan :
1) Observasi lapangan
Pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yaitu di
Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo.
2) Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat
diungkap dengan teknik observasi. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan informan yang terdiri dari aparat Desa Dieng,
masyarakat setempat (Desa Dieng), tokoh masyarakat Desa Dieng,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, serta
pihak-pihak lain yang terkait.
3) Kuesioner
Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan untuk diisi langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
42
oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat
Desa Dieng, Kecamatan Dieng, Kabupaten Wonosobo.
4) Dokumentasi Lapangan
Dokumentasi digunakan untuk mempermudah melakukan
pengamatan dilapangan, mempermudah dalam melakukan
pengeditan dan kajian data selanjutnya serta memperoleh
gambaran suasana di lapangan. Untuk mendokumentasikan kondisi
di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo dilakukan dengan fotografi digital.
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil survey instansional. Teknik data
yang dilakukan adalah :
1) Studi dokumen
Dengan menelaah data-data yang diperoleh dari desa/
kelurahan maupun instansi/ lembaga lain yang terkait.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang
relevan sebagai acuan dalam mendukung penelitian.
2. Kompilasi Data
Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah
tahap kompilasi data. Kompilasi data merupakan tahap pengolahan data
dari data mentah yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun
survey instansional kemudian diseleksi sesuai dengan aspek-aspek kajian
yaitu fisik, sosial budaya dan ekonomi serta disistematiskan sehingga
dapat tersusun sebuah data yang informatif sesuai dengan kebutuhan dan
dapat digunakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
43
3. Validitas Data
Validitas merupakan keakuratan data yang telah dikumpulkan yang
nantinya akan dianalisis dan ditarik kesimpulannya pada akhir penelitian.
Usaha untuk memperoleh validitas data dilakukan dengan triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu (Lexy J Moleong :
1995). Pengecekan ini dilakukan dengan cara menanyakan pada informan
mengenai informasi yang didapat dari hasil interpretasi yang dilakukan
peneliti baik dari hasil observasi lapangan, wawancara, kuesioner,
maupun dokumentasi sehingga akan diperoleh keabsahan data.
Tabel 3.3 Identifikasi Data
No Jenis Data Macam Data Metode Sumber
Data
Hasil
Primer Sekunder
1. Data Fisik
sarana dan
prasarana
pariwisata
Tata guna
lahan
Studi
dokumen,
dokumenta-
si
Kantor
Desa,
Bappeda,
Disparbud
Kab.
Wonosobo,
BPS
Sarana
pariwisata :
- Hotel
- Alat
transporta-
si
- Restoran/
rumah
makan
- Toko/
Kios
Prasarana
penunjang
pariwisata :
- Jalan
- Terminal
- Parkir
Tata guna
lahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
44
2. Data sosial
budaya:
Kependudu-
kan
Interaksi
Sosial
Kebudayaan
Keamanan
Studi
dokumen,
wawancara,
observasi,
dokumenta-
si
Kantor
Desa,
Wawancara
dan
kuesioner
masyarakat
setempat,
dan tokoh
masyarakat,
Disparbud
Kab.
Wonosobo
Jumlah
Penduduk
Tingkat
Pandidikan
Mata
Pencaharian
Penduduk
Kegiatan
sosial
masyarakat
Pola
Perilaku
Masyarakat
Kebudayaan
Masyarakat
Kriminalitas
Tindak
Asusila
3. Data Ekonomi :
Tingkat
Pendapatan
Kesempatan
Kerja
Studi
dokumen,
wawancara,
Kantor
Desa,
Wawancara
dan
kuesioner
masyarakat
setempat,
BPS,
Disparbud
Kab.
Wonosobo
Pendapatan
penduduk
Kegiatan
ekonomi
Jumlah
tenaga kerja
4. Peta Dasar
Studi
dokumen
Kantor
Desa
Dieng,
BPS,
Disparbud
Kab.
Wonosobo
Peta Dasar
Kawasan
Wisata
Dieng
Peta
Administrasi
Desa Dieng
Sumber : Analisis Kebutuhan Data, 2010
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Untuk itu,
selalu dipilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
45
sumber data yang mantap serta mengetahui permasalahan yang diteliti secara
mendalam (Sutopo, 1993: 27).
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memilih informan kunci (key
informant) yang dipandang paling mengetahui permasalahan, terutama kepala
desa, para pelaku usaha wisata, dan informan kunci lainnya yang merupakan
masyarakat Desa Dieng (bekerja di sektor pariwisata maupun non pariwisata)
dengan batasan waktu tinggal minimal 5 tahun.
Informan kunci ini dapat menunjuk informan lain yang dipandang
mengetahui lebih banyak hal-hal yang perlu diungkapkan melalui penelitian
ini, sehingga jumlah informan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan,
dan berhenti apabila data telah cukup terkumpulkan (Yulianto Bambang
Setyadi dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 97-109).
F. Teknik Analisis Data
Tahap analisis data ini bertujuan untuk mengetahui dampak
pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari
aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif
kualitatif yang dilengkapi dengan data kuantitatif.
Analisis deskriptif kualitatif merupakan teknik analisis yang
mentransformasikan data mentah kedalam bentuk data yang mudah
dimengerti dan diinterprestasikan, serta menyusun dan menyajikan data
menjadi informasi yang jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
46
a. Aspek Fisik
Analisis dampak pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek
fisik ini dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif.
Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator fisik yang telah
ditentukan.
b. Aspek Sosial Budaya
Aspek sosial budaya dianalisis menggunakan pendekatan
analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan berdasarkan
indikator sosial budaya yang telah ditentukan.
c. Aspek Ekonomi
Analisis aspek ekonomi ini dilakukan dengan pendekatan
analisis deskriptif kualitatif yang dilengkapi data kuantitatif.
Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator ekonomi yang telah
ditentukan.
1) Pendapatan Penduduk
Pengembangan pariwisata dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkat pendapatan penduduk yang dipicu dari
munculnya usaha wisata yang muncul seiring dengan
pengembangan pariwisata yang ada. Tingkat pendapatan ini
merupakan gabungan dari pendapatan pokok dan sampingan
Sumber : Analisis Peneliti, 2010
Gambar 3.1 Alur Pengaruh Pengembangan Pariwisata
Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
Kondisi Masyarakat Desa
Dieng Sebelum
Pengembangan Pariwisata
Kondisi Masyarakat Desa
Dieng Sesudah
Pengembangan Pariwisata
Dampak Pengembangan
Pariwisata
Pengembangan
Pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
47
yang dimiliki oleh masyarakat kemudian dibagi dengan jumlah
responden yang diambil dalam penelitian ini. Tingkat
pendapatan penduduk dihitung dengan menggunakan rumus :
Tingkat Pendapatan Rata-rata =
2) Kesempatan Kerja
Ketersediaan lapangan kerja akan berpengaruh terhadap
kesempatan kerja dan berusaha. Kesempatan kerja yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah besarya serapan angkatan
kerja masyarakat di dalam wilayah penelitian akibat adanya
aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan.
Semakin banyak peluang kerja di dalam kawasan maka
pengaruh positif yang diberikan oleh aktivitas dalam
menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat
pengangguran semakin besar. Untuk mengetahui kesempatan
kerja masyarakat setempat maka dapat dianalisis dengan
menggunakan teknik The Employment and Population
Multiplier Model. The Employment and Population Multiplier
Model digunakan untuk memprediksi jumlah employment
(tenaga kerja) pada suatu kawasan. Teknik ini untuk
mengetahui ratio antara service jobs ekonomi basis jumlah di
dalam kawasan (Es) yaitu lapangan kerja industri pariwisata
terhadap jumlah penduduk usia produktif (P) yaitu :
=
Keterangan :
= Ratio jumlah industri pariwisata dan jumlah penduduk
usia produktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
48
E =
1y
Peluang Kerja Penduduk setempat =
100 %
Es = Service jobs sector basis di wilayah penelitian
( Jumlah lapangan kerja atau industri pariwisata)
Kemudian dihitung proporsi pekerja yang terdapat di dalam
kawasan terhadap jumlah penduduk yaitu :
y =
Keterangan :
y = Proporsi pekerja terhadap jumlah penduduk produktif
E = Jumlah pekerja di industri pariwisata
Berdasar hasil perhitungan tersebut maka akan dapat
diperkirakan jumlah penduduk setempat yang dapat bekerja di
dalam industri pariwisata. Perkiraan jumlah penduduk yang
dapat bekerja dapat dihitung dengan metode berikut :
Keterangan :
Ep = Jumlah penduduk yang dapat bekerja pada industri
pariwisata yang terdapat pada kawasan penelitian.
Dari perhitungan tersebut di atas maka dapat dihitung pula
presentase peluang kerja penduduk setempat terhadap tenaga
kerja yang ada saat ini yaitu :
Kemudian penghitungan peluang kerja penduduk setempat
dikategorikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
49
50% maka kesempatan kerja penduduk wilayah
penelitian mempunyai nilai yang rendah
50% maka kesempatan kerja penduduk wilayah
penelitian mempunyai nilai yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
50
Gambar 3.2 Skema Metodologi Penelitian
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Persiapan
Tahap kompilasi Data
Tahap Analisis Data
Tujuan dan Sasaran
Penelitian
TOPIK :
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap
Kehidupan Masyarakat Lokal
Observasi Awal Ekslporasi Teori
Rumusan Masalah
Data Primer Data Sekunder
Pengumpulan Data
Desain Survey
Analisis Data
Kesimpulan Dan
Rekomendasi
Analisis Deskriptif
Kualitatif
Fisik Ekonomi Sosial Budaya
Sosial Budaya Fisik Ekonomi
Kesempatan
Kerja
Tingkat
Pendapatan
Kependudukan
Interaksi
Sosial
Kebudayaan
Sarana Prasarana
Penggunaan
Lahan
Identifikasi & Kompilasi Data
Kondisi Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG,
KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO
A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo
1. Kondisi Fisik dan Wilayah
a. Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 711 dan
736 Lintang Selatan, 10943 dan 11004 Bujur Timur. Kabupaten
Wonosobo berjarak 120 km dari ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan
520 km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan ketinggian berkisar
antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut.
b. Administrasi Wilayah
Kabupaten Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Ibu kotanya adalah Wonosobo. Kabupaten Wonosobo adalah
daearah otonomi yang dikepalai oleh bupati dan dibagi menjadi lima
belas (15) kecamatan. Luas wilayahnya 984,68 km persegi atau 3.03%
luas Jawa Tengah. Adapun batas administrasinya adalah :
Sebelah Timur : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang
Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo
Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara
Sebalah Utara : Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
54
c. Kondisi Topografi
Topografi Wilayah Kabupaten Wonosobo berbukit dan bergunung,
terletak pada ketinggian antara 200 m sampai 2.250 m diatas
permukaan laut. Kelerengan merupakan suatu kemiringan tanah
dimana sudut kemiringan dibentuk oleh permukaan tanah dengan
bidang horizontal dan dinyatakan dalam presentase. Kabupaten
Wonosobo dibagi menjadi 6 wilayah kemiringan, yaitu :
1) Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-2,00 % seluas 3.702,395
Ha atau 3,76 % dari luas wilayah, banyak dijumpai di Kecamatan
Leksono dan Kecamatan Watumalang;
2) Wilayah dengan kemiringan antara 2,01-8,00 % seluas 12.052,479
Ha atau 12,24 % dari luas wilayah, terdapat di 11 Kecamatan
selain Watumalang dan Leksono;
3) Wilayah dengan kemiringan antara 8,01-15,00 % seluas
37.969,247 Ha atau 38,56 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di
13 Kecamatan;
4) Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 % seluas
10.280,056 Ha atau 10,44 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di
semua Kecamatan;
5) Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-40,00 % seluas 10.
949,638 Ha atau 11,12 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di
Kecamatan Garung, Watumalang, dan Leksono;
6) Wilayah dengan kemiringan diatas 40,00 % seluas 13.667,354 Ha
atau 13,88 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di Kecamatan
Kejajar.
d. Kondisi Iklim
Wonosobo beriklim tropis dua musim yaitu kemarau dan
penghujan. Suhu udara rata-rata 24-300 C di siang hari, turun
menajdi 200 C pada malam hari. Pada bulan Juli - Agustus turun
menjadi 15-200 C di siang hari. Hujan turun hampir sepanjang tahun
dengan curah hujan 3.224 mm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
55
2. Potensi Wilayah
Kabupaten Wonosobo dikenal dengan nama Paris Van Java, karena
memiliki ciri-ciri alami yang sama dengan Paris. Wonosobo berasal dari
dua kata, yaitu Wono dan Sobo. Wono berarti hutan, sedangkan Sobo
berarti mengunjungi. Jadi, Wonosobo berarti sebuah kawasan hutan yang
bergunung-gunung dan memiliki keunikan serta keindahan alam yang
mampu menarik minat orang untuk mengunjunginya.
Potensi Kabupaten Wonosobo yang mempunyai nilai jual tinggi adalah
pariwisata, baik pariwisata alam, pariwisata buatan maupun pariwisata
budaya. Potensi ini didukung dengan aksesibilitas regional yang bagus,
dikaitkan dengan kota-kota utama tempat kedatangan wisatawan
mancanegara maupun nusantara. Potensi pariwisata yang tinggi tersebut,
perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta pelaku
usaha wisata yang handal.
Selama ini potensi pasar wisata, selalu didominasi wisatawan
mancanegara, terutama dari Belanda. Wonosobo merupakan daerah wisata
kedua setelah Borobudur. Ini menjadi kelebihan yang dimiliki Kabupaten
Wonosobo.
Berdasar karakteristiknya obyek-obyek wisata di Kabupaten
Wonosobo dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu obyek wisata alam
(WA), obyek wisata budaya (WB), dan obyek wisata buatan/ rekreasi
(WR).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
56
Tabel 4.1
Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KAbupaten Wonosobo, 2007
No Kawasan Wisata Jenis
Wisata
Lingkup
Pelayanan
1. Dieng WB Internasional
Ondo Bhudo
Batu Kelir
Telaga Pengilon
2. Mangli WA Lokal
3. Kledung Pass WA Nasional
4. Kalianget WA Lokal
5. Telaga Menjer WA Lokal
6. Makam Kanjeng
Selomerto
WB Lokal
7. Makam Jogonegoro WB Lokal
8. Mandi Surodilogo WA Lokal
9. Tuk Bimo Lukar WA Lokal
10. Mata Air Serayu WA Lokal
11. Wadaslintang WR Nasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
58
B. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun
1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo, potensi
pengembangan pariwisata dan strategi pengembangan sektor pariwisata
Kabupaten Wonosobo adalah :
1. Potensi Pengembangan Pariwisata
Kawasan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
pariwisata. Kawasan pariwisata harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai keindahan alam dan keindahan panorama;
b. Kebudayaan masyarakatnya bernilai tinggi dan diminati oleh
wisatawan;
c. Adanya bangunan peninggalan budaya atau mempunyai nilai sejarah
yang tinggi;
d. Radius 2 km dari obyek wisata;
e. Daerah penyangga obyek wisata adalah kawasan 5 km dari obyek
wisata yang bersangkutan.
Potensi pengembangan pariwisata berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :
a. Kawasan Poros Dieng (Kecamatan Kejajar)
b. Telaga Menjer (Kecamatan Garung)
c. Gelanggang Renang Mangli (Kecamatan Wonosobo)
d. Kalianget (Kecamatan Wonosobo)
e. Waduk Wadaslintang (Kecamatan Wadaslintang)
f. Surudilogo (Kecamatan Kertek)
2. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Wonosobo
Strategi pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
59
a. Aspek Fisik
Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata termasuk sarana
penunjangnya agar lebih manarik wisatawan dan menjadikan obyek
wisata yang ada di Kabupaten Wonosobo satu paket dengan obyek
wisata di sekitarnya.
b. Aspek Sosial Ekonomi
1) Mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi yang tinggi,
sebagai upaya menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk
berkunjung ke Kabupaten Wonosobo.
2) Menyediakan fasilitas wisata yang memadai.
3) Melakukan promosi obyek wisata dan daya tarik melalui Sapta
Pesona.
4) Melakukan pembinaan dan kerjasama wisata melalui berbagai
lembaga sebagai upaya pelestarian budaya dan peningkatan bidang
pariwisata.
Pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo diarahkan
sebagai berikut :
a. Kawasan Unggulan
Kawasan wisata ini memiliki obyek wisata langka disertai daya
tarik wisata yang kuat, tidak dijumpai di wilayah lain serta sudah teruji
oleh pasar domestik dan internasional yang mantap dan mampu
memberikan dampak pembangunan secara cepat dan menyeluruh.
Kawasan unggulan wisata di Kabupaten Wonosobo yaitu Kawasan
Wisata Dieng yang meliputi obyek wisata Telaga Warna, Telaga
Pengilon, dan Kawasan Candi Dieng, Agrowisata Tambi.
b. Kawasan Andalan
Kawasan wisata ini merupakan kawasan wisata yang cukup
potensial dikembangkan dan mampu menarik wisatawan antara lain
Kawasan Wisata Telaga Menjer, Pemandian Kalianget, Gelanggang
Renang Mangli, Waduk Wadaslintang, Sendang Surodilogo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
60
Agrowisata Bedakah, Agrowisata Tanjungsari, Desa Wisata Giyanti,
Curug Winong, Desa Wisata Sendangsari.
c. Kawasan Potensial Pengembangan
Kawasan ini merupakan kawasan yang memiliki potensi
pengembangan tetapi saat ini belum dikembangkan karena memiliki
keterbatasan dalam aksesibilitas dan sarana pendukung. Kawasan
potensial pengembangan antara lain Air Terjun Sikarim, Pemandian
Air Panas Somogede, Gunung Kembang, Mata air Wonojoyo, Candi
Bongkotan Watu Tedeng, Hutan Wisata Patanara, Wana Wisata
Ngebrak, Grojogan Sijurug Dumajaran dan Wisata Gunung Kelir.
C. Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan wisata yamg
menyajikan perpaduan sumberdaya alam berupa iklim yang sejuk,
pemandangan yang indah, fenomena alam yang menakjubkan, dan
ketenangan, serta sumberdaya budaya seperti peninggalan sejarah dan
kehidupan masyarakat yang memberi banyak peluang bagi wisatawan untuk
melakukan berbagai kegiatan wisata maupun rekreasi. Selain untuk kegiatan
kepariwisataan kawasan ini juga menawarkan banyak peluang untuk
penelitian dan industri dengan banyak potensi sumberdaya alam yang
melimpah seperti geologi, vulkanologi, pertanian, dan pertambangan.
Berdasarkan arahan pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo,
Kawasan Wisata Dieng diarahkan sebagai kawasan unggulan.
1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng
Sejarah Kawasan Dataran Tinggi Dieng tidak terlepas dari kisah
berdirinya Wonosobo. Ini diperkirakan sekitar abad ke-17 atau tahun 1600
Masehi, yaitu dengan datangnya 3 orang yang bernama Kyai Kolodete,
Kyai Walik dan Kyai Karim. Mereka datang dengan sanak keluarganya.
Saat itu Wonosobo masih merupakan hamparan kawasan hutan belantara.
Mereka diyakini sebagai bapak pendiri Kota Wonosobo. Kyai Walik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
61
sebagai tokoh perancang tata kota, Kyai Karim sebagai tokoh petak sendi-
sendi dasar pemerintahan. Tetapi Kyai Kolodete dan keluarganya
memisahkan diri dan membuka Dataran Tinggi Deng.
Setelah Kawasan Dataran Tinggi Dieng dibuka oleh Kyai Kolodete,
ternyata Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah terlebih dahulu dihuni oleh
manusia. Hal tersebut berdasarkan data dan fakta historis mengenai
keberadaan candi-candi Dieng, tentu daerah ini jauh-jauh hari (abad 5-7
M) telah dihuni oleh manusia. Bahkan para ahli sejarah di daerah ini telah
berdiri kerajaan Mataram Hindu. Maharaja Sanjaya membangun keraton
(kerajaannya) tepat di tengah Kota Wonosobo yang kini menjadi Pasar
Wonosobo dan menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai pusat
spiritualnya.
Dikisahkan di dalam pewayangan bahwa ada suatu masa dimana
Pulau Jawa belum berpenghuni dan dalam keadaan yang berantakan. Pulau
Jawa ini terus menerus bergejolak. Batara Guru, sebagai dewa tertinggi
kemudian mengambil bagian puncak dari Gunung Himalaya dan
ditancapkan di tengah-tengah Pulau Jawa sebagai pasak Pulau Jawa. Pasak
tersebut kemudian di sebut sebagai Dieng. Dengan ditempatkanya Dieng
di tengah-tengah Pulau Jawa, maka Pulau Jawa tidak lagi bergejolak,
tenang dan dapat ditempati oleh manusia.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan ahli geologi dan vulkanologi,
yang tentu saja bersifat esoteric. Dataran Tinggi Dieng, pada masa archaic
(purba) diyakini sebagai tempat berdirinya gunung primordial atau
gunung kosmik yang tak terkira tinggi dan besarnya. Akibat proses
geologis dan vulkanologis, gunung itu akhirnya terpenggal dan sisa-sisa
penggalan itu membentuk Dataran Tinggi Dieng. Sementara bagian atas
tercerai barai membentuk gunung dan bukit-bukit yang berserak disana-
sini yang saat ini terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Dataran tinggi sisa
peristiwa purba inilah yang kemudian diidentifikasikan sebagai Dataran
Tinggi Dieng.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
62
Kata Dieng berasal dari bahasa Sansekerta Di yang artinya adalah
tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang yang artinya ruh leluhur atau
dewa-dewa atau suatu yang diyakini sebagai dewa atau ruh leluhur atau
bahkan Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah pada umumnya. Selain itu,
Hyang juga sering dimaknai sebagai kahyangan, nirwana atau surga, yakni
tempat bersemayamnya ruh leluhur atau dewa-dewa, Tuhan, atau
makhluk-makhluk ilahiyah tersebut.
Sebagian lagi percaya bahwa kata Dieng berasal dari bahasa
Indonesia kuno yaitu Di dan Hyang yang artinya kediaman para dewa.
Selain itu, Dieng juga dapat dirunut makna katanya dari bahasa Kawi,
yakni Di yang bersal dari kata Hadi atau adi yang artinya cantik, indah,
molek dan sebagainya yang mengandung pemaknaan serba, paling, dan
sifat-sifat superelatif lainnya seperti tinggi atau puncak tertinggi,
misterius, transenden, atau segala yang bermakna serba sempurna atau
ultimate, dari kesadaran akan makna dari misteri kesempurnaan sebuah
tatanan dan iman, juga kemakmuran dan ketuhanan.
2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
a. Kondisi Fisik dan Wilayah
1) Kondisi Geografis
Dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua di dunia
setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dataran pada posisi
geografis 712 Lintang Selatan dan 10954 Bujur Timur, berada
pada ketinggian 6.802 kaki atau 2093 m dpl.
2) Administrasi Wilayah
Secara administratif Kawasan Dieng terbagi menjadi dua
wilayah yaitu wilayah Kabupaten Banjarnegara dan wilayah
Kabupaten Wonosobo.
Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
adalah Dieng Wetan (Dieng Timur) yang terletak di Wilayah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
63
Kabupaten Wonosobo. Adapun batas administrasinya sebagai
berikut :
Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Timur : Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng
Sebelah Utara : Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal
Sebelah Selatan : Desa Sikunang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
66
3) Hidrologi
Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air
yang merupakan hulu dari Kali Serayu dengan sumber dari Bima
Lukar yang merupakan hulu dari Kali Tulis dengan sumber air
dari kaki Gunung Perahu.
Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal
pertanian.
4) Klimatologi
Keadaan iklim di daerah Dieng, secara umum hampir sama
dengan iklim di wilayah lain di Kabupaten Wonosobo yang silih
berganti antara musim penghujan dan musim kemarau sepanjang
tahun. Dengan ketinggian 2093 m dpl, menyebabkan udara di
daerah ini cukup dingin. Suhu udara maksimal rata-rata 20,41C
dan suhu terendah adalah 15C. Puncak terendah terjadi pada
bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai dibawah 0C. Hal ini
menyebabkan pada bulan-bulan ini sering terjadi hujan es bahkan
terkadang salju. Selain cuaca cepat sekali berubah antara keadaan
berawan dan cerah.
Curah hujan di daerah Dieng cukup tinggi yakni mencapai
3.217,5 mm/tahun dengan jumlah hujan rata-rata tahunan
sebanyak 114 hari.
5) Tata Guna Tanah
Tabel 4.2
Jenis Penggunaan Lahan
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1. Pekarangan 10,064
2. Tegalan 79,936
3. Hutan Negara 181,000
4. Rawa/Telaga 9,000
5. Perkebunan 0
6. Lainnya 2,000
Luas Total 282,000
Sumber : Kecamatan Kejajar Dalam Angka, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
67
Mayoritas penggunaan lahan di Desa Dieng adalah hutan negara
yaitu seluas 181,000 Ha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
69
6) Sarana Prasarana Pariwisata Obyek Wisata Dieng
Sarana prasarana penunjang obyek wisata merupakan
pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan untuk
memberikan kenyamanan kepada wisatawan.
a) Sarana Pariwisata di Obyek Wisata Dieng
Sarana pariwisata yang ada di Obyek Wisata Dieng
Kabupaten Wonosobo antara lain adalah :
Hotel/ Home Stay
Home Stay merupakan rumah-rumah penduduk yang
disewakan untuk memenuhi kebutuhan akan penginapan
Foto 4.1 Hutan Negara
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Foto 4.2 Ladang Foto 4.3 Telaga
Sumber : Foto Pribadi, 2010 Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
70
para wisatawan. Saat ini, di Desa Dieng terdapat 15 home
stay yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Rata-rata home
stay menyewakan 3-4 kamar yang terdiri dari satu atau dua
tempat tidur. Harga setiap kamarnya sudah ditentukan
untuk semua home stay yaitu Rp. 150.000,00 tiap kamar.
Alat Transportasi
Alat transportasi yang merupakan alat penghubung
Kawasan Wisata Dieng ini adalah berupa mikrobus
dengan trayek Wonosobo-Dieng-Batur pulang pergi.
Mikrobus memenuhi kebutuhan aksesibilitas di eksternal
kawasan yang menghubungkan Dieng dengan wilayah lain
disekitarnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
aksesibilitas di internal Kawasan Wisata Dieng dilayani
oleh jasa ojek.
Foto 4.4 Home Stay
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Foto 4.5 Ojek Wisata
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
71
Restoran/ Rumah Makan
Di Desa Dieng terdapat 13 rumah makan dengan
kondisi baik. Rumah makan mayoritas dikelola oleh
masyarakat Dieng sendiri. Rumah makan-rumah makan ini
sangat mendukung kegiatan pariwisata yang ada di Dieng.
Toko/ Kios
Di Desa Dieng, saat ini terdapat 81 buah toko/ kios
yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Mayoritas toko/
kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik.
Foto 4.6 Restoran/ Rumah Makan
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Foto 4.7 Toko/ Kios
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
72
Toilet
Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng yaitu di
Komplek Telaga Warna dan Dieng Plateau Theater (DPT)
disediakan sarana penunjang pariwisata seperti toilet.
Kebutuhan air bersih pada masing-masing toilet diambil
dari sumur. Toilet yang disediakan kondisinya baik. Di
dalam Komplek Telaga Warna terdapat lima unit toilet dan
dua terdapat di Dieng Plateau Theater (DPT).
Mushola
Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng juga
disediakan fasilitas peribadatan khususnya untuk umat
muslim yaitu mushola. Terdapat 1 Mushola di Komplek
Telaga Warna dan 1 mushola di Dieng Plateau Theater
(DPT). Kondisi mushola yang disediakan baik.
Foto 4.8 Toilet
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
73
Pusat Informasi dan Pos Keamanan
Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng Kabupaten
Wonosobo ini juga disediakan pusat informasi dan pos
keamanan untuk pelayanan kepada wisatawan yang
datang. Pusat informasi dan pos keamanan berada di
dalam Komplek Telaga Warna yang dikelola oleh Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah.
Foto 4.9 Mushola
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Foto 4.10 Pusat Informasi dan Pos
Keamanan
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
74
Tempat Peristirahatan Wisatawan
Pada masing-masing obyek wisata juga disediakan
tempat peristirahatan untuk wisatawan. Kondisi tempat
peristirahatan tersebut baik.
b) Prasarana Pariwisata di Obyek Wisata Dieng
Jalan
Sebagian besar dari keseluruhan obyek wisata di
Kawasan Obyek Wisata Dieng tersebut terhubungan oleh
koridor jalan yang berkesinambungan dengan kondisi yang
baik. Lebar jalan pada koridor jalan ini yaitu lebar 4 meter.
Koridor jalan ini merupakan koridor jalan pendukung
aksesibilitas internal kawasan. Aksesibilitas internal
adalah akses dalam kawasan itu sendiri yang
menghubungkan antar obyek wisata.
Selain itu di sekitar Kawasan Wisata Dieng juga
dilintasi jalan kolektor yang menghubungkan Wilayah
Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah Kabupaten
Banjarnegara. Koridor jalan ini merupakan jalan provinsi
kelas IV. Kondisi jalan baik dengan lebar jalan bervariasi
antara 4-8 meter. Koridor jalan ini merupakan koridor
jalan pendukung aksesibilitas eksternal kawasan.
Aksesibilitas eksternal merupakan akses yang
Foto 4.11 Tempat Peristirahatan Wisatawan
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
75
menghubungkan kawasan dengan wilayah lain di
sekitarnya.
Foto 4.12 Koridor Jalan Obyek Wisata
Foto 4.13 Koridor Jalan Wonosobo-Banjarnegara
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
76
TA 9 Peta Jaringan Jalan Di Desa Dieng
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
77
Sub Terminal
Di Dieng terdapat 1 sub terminal yang berada dibawah
pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sejauh ini
keberadaan sub terminal belum termanfaatkan dengan
baik. Mikrobus cenderung mengambil dan menurunkan
penumpang di luar sub terminal.
Area Parkir
Area parkir tersedia atau berlokasi pada masing-
masing obyek wisata yaitu pada komplek Telaga Warna
dan Dieng Plateau Theater (DPT). Area parkir dikelola
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Wonosobo dengan tenaga penjaga parkir bekerjasama
dengan masyarakat Dieng melalui Karang Taruna. Area
parkir di Komplek Telaga Warna dapat menampung 30
mobil. Pada hari libur, area parkir di Komplek Telaga
Warna tidak dapat menampung seluruh kendaraan
pengunjung sehingga badan jalan digunakan untuk parkir.
Sedangkan pada Dieng Plateu Theater (DPT) area parkir
yang disediakan tidak luas hanya dapat menampung 10
mobil sehingga badan jalan dimanfaatkan untuk area
parkir pengunjung.
Foto 4.14 Sub Terminal
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
78
Foto 4.15 Area Parkir
Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
80
Persampahan
Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng, juga tersedia
tempat sampah yang digunakan untuk menampung sampah
yang ada pada tiap obyek wisata. Tidak ada pengelolaan
khusus sampah-sampah yang berasal dari obyek wisata.
Pengelolaan bergabung dengan pengelolaan sampah desa.
Pengelolaan sampah dilakukan secara terpusat, sampai
dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Sampah-sampah yang berasal dari masing-masing obyek
wisata tersebut diangkut ke tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) atau kontainer oleh petugas kebersihan.
Sampah-sampah dari kontainer kemudian diangkut ke
tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang berada di
luar Desa Dieng oleh petugas kebersihan. Di Desa Dieng
terdapat dua TPS atau kontainer. Pengelolaan sampah ini
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Pada saat
ini juga telah dikembangkan sistem pengelolaan sampah
dengan composting untuk mengolah sampah-sampah
organik. Pengelolaan sampah dengan composting berada
di Desa Sikunang dengan kapasitas pengelolaan sampah
mencapai 5 ton/hari.
Foto 4.16 Tempat Sampah
Pada Obyek Wisata
Foto 4.17 Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS) atau
Kontainer
Sumber : Foto Pribadi, 2010 Sumber : Foto Pribadi, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
82
b. Kondisi Sosial Budaya
1) Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dari tahun ketahun selalu mengalami
peningkatan. Rata-rata pertumbuhan penduduk Desa Dieng yaitu 1.9% pertahun.
Tabel 4.3
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2000-2009
No Desa 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Rata-rata
Pertumbuhan
Penduduk
1. Dieng 1.836 1.859 1.887 1.910 1.945 2.081 2.102 2.112 2.139 2.170 1.9%
Sumber : Kecamatan Kejajar Dalam Angka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
83
2) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2009
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009
No Desa
0-14 Th 15-29 Th 30-44 Th 45-59 Th >60 Th
Jumlah
L P L P L P L P L P
1 Dieng
244 262 318 333 284 281 148 124 97 79 2170
1836
1859
1887
1910
1945
2081
2102
2112
2139
2170
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2000200120022003200420052006200720082009
Pertumbuhan
Penduduk
Gambar 4.1
Grafik Pertumbuhan Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2000-2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
84
Tabel 4.5
Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009
Menurut data penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo Pada Tahun 2009, jumlah penduduk sebanyak
2170. Komposisi penduduk menurut umur adalah sebagai berikut:
Penduduk belum produktif (di bawah 14 tahun) : 506 jiwa
(23.3%)
Penduduk usia produktif (15 59 tahun) : 1488 jiwa
(68.6%)
Penduduk tidak produktif (60 tahun ke atas) : 176 jiwa
(8.1%)
Dari perbandingan komposisi di atas, terlihat bahwa penduduk di
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo didominasi
oleh penduduk yang termasuk dalam kelompok penduduk usia
produktif.
Gambar 4.2
Diagram Komposisi Penduduk Menurut Umur
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2009
No Desa
Belum
Produktif
(0-14 Th)
Produktif
(15-59 Th)
Tidak
Produktif
(60-ke atas)
Jumlah
L P L P L P
1 Dieng 244 262 750 738 97 79 2170
23,3%
68,6%
8,1%
Komposisi Penduduk Menurut Umur
dan Jenis Kelamin
Belum Produktif
Produktif
Tidak Produktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
85
3) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009
Desa
Mata Pencaharian
Petani
Buruh
Tani
Peternak Penggalian Nelayan Industri
Bangu-
nan
Dieng 671 101 - - - 10 49
Lanjutan
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009
Dari jumlah penduduk yang bekerja di Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tahun 2009 yaitu sebesar 1174
mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebesar
671 jiwa (58.8%). Selain itu ada pula penduduk yang
bermatapencaharian sebagai buruh tani yaitu sebesar 101 jiwa (8.8%),
Industri sebesar 10 jiwa (0.9%), Bangunan 49 jiwa (4.3%), Pedagang
66 jiwa (5.8%), Transportasi 32 jiwa (2.8%), PNS 24 jiwa (2.1%),
Polisi sebesar 2 jiwa (0.2%), Pensiunan 13 jiwa (1.1%) dan yang
bekerja pada sektor lainnya adalah 174 jiwa (15.2%). Sedangkan
penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak, penggalian,
nelayan, dan TNI (0%)
Gambar 4.3
Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
Tahun 2009
Desa
Mata Pencaharian
Pedagang Transportasi PNS TNI Polisi Pensiunan Lainnya
Dieng 66 32 24 - 2 13 174
58,8%
8,8%
0,0%
0,0%
0,0%
0,9%
4,3%
5,8%
2,8%
2,1%
0,0%
0,2%
1,1%
15,2%
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Petani Buruh Tani
Peternak Penggalian
Nelayan Industri
Bangunan Pedagang
Transportasi PNS
TNI Polisi
Pensiunan Lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
86
4) Kebudayaan Masyarakat Dieng
Sebagian besar penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo terdiri dari Suku Jawa Pegunungan.
Masyarakat Dieng merupakan masyarakat yang agamis. Agama
Islam merupakan agama mayoritas di Dieng. Pada umumnya
penduduk merupakan pemeluk Agama Islam yang patuh dan taat.
Meskipun demikian, mereka tidak menutup diri terhadap pengaruh
modernisasi dalam kehidupan sehari-hari, hanya mereka masih
segan untuk melepaskan cara hidup tradisional seperti dalam acara
adat perkawinan dan khitanan. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain.
Sejak pariwisata dikembangkan di Dieng yaitu tahun 1970 dan
bahkan tahun 2001 ada pengembangan yang pesat namun sejauh
ini masyarakat masih mempertahankan pola hidup mereka seperti
sebelum adanya pengembangan pariwisata yaitu pola hidup yang
agamis. Masyarakat masih tetap hidup rukun dan saling
menghormati. Mereka bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik
antar penduduk dan wisatawan yang datang ke Dieng. Selain itu
masyarakat juga memiliki jiwa kekeluargaan yang cukup tinggi
dan jiwa kegotongroyongan yang masih terpupuk hingga sekarang.
Di Dieng terdapat pula peninggalan masa lampau, kesenian dan
tradisi khas yang masih lestari hingga saat ini. Sejak adanya
pengembangan pariwisata di Dieng maka peninggalan masa
lampau, kesenian dan tradisi khas yang ada di Dieng dijadikan
sebagai salah satu daya tarik wisata. Adapun peninggalan masa
lampau, kesenian dan khas yang dijadikan sebagai salah satu daya
tarik wisata yaitu :
Tuk Bimo Lukar
Tuk Bimo Lukar adalah mata air yang keluar dari batu
purba, menurut cerita nama Bimo Lukar dimaksudkan sebagai
tempat dimana Sang Bima mensucikan diri (melukar/ melepas).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
87
Tuk Bimo Lukar juga merupakan mata air Sungai Serayu yang
diyakini bisa membuat awet muda apabila seseorang mencuci
mukanya di Tuk Bimo Lukar. Pada masa penyebaran Agama
Hindu, Sungai Serayu digambarkan sebagai kiasan dari Sungai
Gangga di India. Pada masa Kerajaan Hindu, air di tempat ini
digunakan untuk ritual keagamaan dan untuk menyucikan diri
sebelum masuk ke lingkungan candi. Bentuk Tuk Bimo Lukar
melambangkan lingga dan yoni. Air mengalir dari lingga ke atas
yoni, melambnagkan kesuburan, dan bentuk jaladwara
(pancuran air) yang merupakan peninggalan dari masa kerajaan
Hindu di Dieng masih tetap ada.
Banyak orang datang mengambil air dari Tuk Bimo Lukar
ini untuk acara ritual kepercayaan maupun keagamaan sampai
sekarang.
Ruwat Rambut Gimbal
Ruwat Rambut Gimbal merupakan tradisi yang berlangsung
secara turun temurun. Di Dieng banyak anak yang berambut
gimbal/ gembel adalah bawaan sejak lahir yang dianggap balak.
Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara Tradisi
Foto 4.18 Ritual Kepercayaan
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Wonosobo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
88
Ruwat Rambut Gimbal. Permintaan anak yang diruwat akan
dipenuhi sesuai dengan permintaannya, apabila tidak terpenuhi
maka rambut gimbal tersebut tumbuh kembali. Anak rambut
gimbal ini diyakini bahwa anak tersebut adalah titipan dari Kyai
Kolodete, tokoh yang membuka Wilayah Dieng untuk menjadi
permukiman penduduk
Kalau sudah diadakan Upacara Ruwat Rambut Gimbal dan
permintaan anak yang diruwat telah dipenuhi maka tidak lama
setelah itu rambut akan tumbuh normal. Upacara Ruwat Rambut
Gimbal ini biasa diadakan ketika bulan Syura.
Kesenian Lengger
Kesenian Lengger merupakan kesenian yang ada di Dieng.
Kesenian Lengger merupakan tarian tradisional yang dibawakan
oleh seorang anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian
Lengger mengisahkan sayembara yang dibuat oleh Raja
Brawijaya yang telah kehilangan putri kesayanganya yaitu Dewi
Sekartaji.
Foto 4.19 Ruwat Rambut Gimbal
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
89
Kesenian Lengger ini biasa dipentaskan pada saat Lebaran
atau pada saat ada adanya permintaan untuk pementasan.
Gambar selengkapnya, lihat tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya.
Kesenian Kuda Kepang
Disamping Kesenian Lengger di Dieng juga terdapat
kesenian Kuda Kepang. Kesenian Kuda Kepang ini dibawakan
oleh tujuh penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai
prajurit. Tarian ini didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro
Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Dewi
Sekartaji.
Seperti halnya Kesenian Lengger, Kesenian Kuda Kepang
ini juga biasa dipentaskan pada saat Lebaran atau pada saat ada
permintaan untuk pementasan.
c. Kondisi Ekonomi
Penduduk Dieng mayoritas bermata pencaharian sebagai petani
Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian.
Didukung dengan lahan pertanian yang subur mampu memberikan
penghasilan yang cukup tinggi bagi masyarakat sehingga tingkat
perekonomian mereka semakin meningkat. Tanaman kentang merupakan
komoditas tanaman pertanian andalan petani Dieng disamping tanaman
Foto 4.20 Kesenian Kuda Kepang
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Wonosobo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
90
sayur-sayuran lainnya. Pemasaran kentang disamping ke berbagai daerah
juga diekspor. Sebagai selingan, ditanam juga sayuran lain seperti kubis,
sawi, bawang putih, kacang Dieng (kacang babi), paprika, dll.
Pesatnya kemajuan dalam perekonomian sekarang ini, maka sebagian
dari mereka sudah mengalihkan mata pencaharian ke bidang lain seperti
bidang perdagangan, kepegawaian sebagai karyawan di kantor-kantor
pemerintahan. Meskipun ada sebagian penduduk yang sudah mengalihkan
mata pencaharian ke bidang lain tetapi mayoritas penduduk masih
bermatapencaharian sebagai petani. Data mata pencaharian penduduk
dapat dilihat pada tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009.
Sejak adanya pengembangan pariwisata di Dieng tahun 1970 dan
pengembangan yang pesat mulai tahun 2001 maka, dapat memberikan
keuntungan tersendiri bagi masyarakat setempat. Didukung dengan tingkat
kunjungan wisata baik wisatawan domestik maupun asing di Dieng yang
meningkat dalam kurun waktu tahun 2006-2009 maka, pada umumnya
penduduk mendapat keuntungan/ penghasilan tambahan dari hasil
pertanian ataupun bekerja pada sektor-sektor penunjang wisata atau usaha
pariwisata seperti membuka home stay yang dikelola oleh masyarakat
Sumber : Foto Pribadi, 2010
Foto 4.21 Pertanian Kentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
91
sendiri, bekerja pada home industry yang mayoritas pekerjanya adalah ibu-
ibu, berdagang terutama makanan khas Dieng maupun aneka kerajinan,
menjadi pengelola obyek wisata, bergerak dalam bidang jasa lain yaitu
ojek wisata, penjaga parkir, menjadi guide lokal, dll.
Tabel 4.7 Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010
No Kelompok Pendapatan Frekuensi
(Responden)
1. 0-499.999 2
2. 500.000-999.999 7
3. 1.000.000-1.499.999 11
4. 1.500.000-1.999.999 13
5. 2.000.000-2.499.999 6
6. 2.500.000-2.999.999 8
7. 3.000.000-3.499.999 3
Total 50
Gambar 4.4 Diagram Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010
Mayoritas pendapatan penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo adalah antara Rp. 1.500.000, 00 Rp. 1.999.999,00
dengan presentase 26%.
Sumber : Hasil Kuesioner, 2010
4%
14%
22%
26%
12%
16%
6%
Tingkat Pendapatan Penduduk 2010
0-499.999
500.000-999.999
1.000.000-1.499.999
1.500.000-1.999.999
2.000.000-2.499.999
2.500.000-2.999.999
3.000.000-3.499.999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
92
D. Kondisi Pariwisata
1. Sejarah Pengembangan dan Pengelolaan Obyek Wisata Dieng
Kabupaten Wonosobo
Pada mulanya Obyek Wisata Dieng merupakan suatu daerah yang liar
belum dikembangkan dan dikelola sama sekali. Pada tahun 1914
ditemukan oleh orang Belanda kemudian dikembangkan dan dipromosikan
ke Eropa pada tahun 1920.
Sekitar akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, sudah banyak
wisatawan berkunjung dan berwisata ke Dieng Plateau. Akan tetapi pada
saat itu belum didukung dengan jalan dan sarana transportasi yang
memadai.
Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai
obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun pengembangan Obyek
Wisata Dieng secara pesat dilakukan mulai tahun 2001.
Setelah diresmikan oleh Gibernur Jawa Tengah tahun 1970 Obyek
Wisata Dieng dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Pada
Tahun 1993 mulai ada pembagian pengelolaan obyek wisata. Pada
mulanya semua Obyek Wisata Dieng dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Wonosobo kemudian dilakukan pembagian pengelolaan dengan
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Untuk obyek wisata yang masuk
dalam Wilayah Kabupaten Banjarnegara dikelola oleh Pemerintah
Banjarnegara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Banjarnegara dan yang masuk dalam Wilayah Kabupaten Wonosobo
dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Wonosobo. Namun pada saat itu pengelolaan Obyek
Wisata Dieng masih dilakukan secara bersama-sama antar kedua wilayah
yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.
Setelah adanya otonomi daerah, tahun 2000-an mulai dikelola masing-
masing daerah. Kemudian pada tahun 2002 dibuat keputusan bersama
Bupati Banjarnegara dengan Bupati Wonosobo Nomor : 485 Tahun 2002,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
93
Nomor : 17 Tahun 2002 tentang kerjasama pengelolaan dan
pengembangan Kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Pada Tahun 2006 dibuat juga perjanjian kerjasama antara Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Banjarnegara, dan Pemerintah
Kabupaten Wonosobo Nomor : 556/2796, Nomor : 050/582, Nomor
556/742/2006 tentang uji coba pelaksanaan pungutan karcis masuk terusan
Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Obyek dan daya tarik wisata yang
dikenai tiket terusan adalah Telaga Warna/ Pengilon, Dieng Plateau Theter
(DPT) di Kabupaten Wonosobo dan Kawah Sikidang, Komplek Candi
Arjuna di Kabupaten Banjarnegara. Kemudian dibuat dua pos tiket terusan
yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara dan di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo dengan penjaga tiketnya terdiri dari dua orang dari pihak
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan dua orang dari pihak Pemerintah
Kabupaten Wonosobo. Pengadaan karcis tiket terusan disediakan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pembagian hasil pendapatan karcis
tiket terusan yaitu 50 % untuk pihak Pemerintah Kabupaten Wonosobo
dan 50% untuk Pemerintah Banjarnegara.
2. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Dieng
Berikut adalah beberapa upaya/ kegiatan yang dilakukan di Dieng
dalam rangka untuk menunjang pengembangan Obyek Wisata Dieng.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
94
Tabel 4.8
Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan yang Dilakukan Di Dieng
No Tahun Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan
1. 2001 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
Perbaikan jalan
2. 2002 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
3. 2003 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
4. 2004 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
5. 2005 Peresmian Dieng Plateau Theater (DPT)
Pengadaan tanah ganti rugi untuk pembangunan
DPT
Renovasi TIC Dieng
Pembangunan sarana gedung DPT
Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
6. 2006 Sharing sekretariat bersama BPP Kawasan Dieng
antara Wonosobo-Banjarnegara
Revisi film DPT
Ganti rugi tanah untuk terminal, pasar sayur, dan
pasar buah
Ganti rugi untuk jalan putar kendaraan Kawasan
Wisata Dieng
Ganti rugi tanah untuk pembangunan gapura
Kawasan Wisata Dieng
Renovasi lanjutan TIC Dieng
Pengadaan film untuk DPT
Pengadaan sarana kelengkapan DPT
Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
7. 2007 Pengadaan shelter Telaga Warna, Goa Semar, loket
karcis terusan
Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
95
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
Perbaikan jalan
8. 2008 Penataan, penguasaan pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah TBL
Penyusunan dan pengumpulan data inventaris
kebutuhan penyusunan dokumen perencanan DED
PT. Dieng Djaja
Pembangunan gedung TIC Dieng
Pengelolaan obyek wisata DT. Dieng
Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
9. 2009 Penataan/ pengaspalan tempat parkir
Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
10. 2010 Penataan, penguasaan pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah TBL
Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi
wisata ini juga didukung oleh mass media seperti
stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput
Obyek Wisata Dieng,dll.
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan
Hasil Wawancara Pengelola Obyek Wisata Dieng, 2010
Upaya pengembangan dalam bentuk bangunan fisik untuk fasilitas
penunjang obyek wisata tidak banyak dilakukan karena Obyek Wisata
Dieng ini merupakan obyek wisata alam, disamping itu juga karena obyek
wisata ini termasuk daerah konservasi alam sehingga jika dilakukan
pengembangan dalam wujud bangunan fisik maka akan berbenturan
dengan hukum konservasi alam. Didalam hukum konservasi alam tidak
diperkenankan untuk mengembangkan kawasan lebih dari 20%. Untuk itu,
saat ini khusus untuk komplek Telaga Warna dikelola oleh Departemen
Kehutanan, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam,
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
96
3. Potensi Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian yaitu Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo meliputi keindahan fisik alam,
kesenian dan kebudayaan masyarakat, maupun beberapa obyek wisata
buatan. Disamping mempunyai alam yang indah, Dieng terkenal juga
dengan peninggalan-peninggalan kunonya. Potensi alam yang ada meliputi
panorama alam. Ditunjang dengan hawa yang sejuk, topografi yang
berbukit menjadikan suatu potensi dengan suasana yang bervariasi.
Potensi budaya yang ada dan menunjang adalah pola kehidupan
masyarakat desa, tradisi dan adat istiadat yang tetap dipertahankan.
Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Obyek Wisata Alam
Merupakan perpaduan antara kehidupan alam pegunungan dan
kejadian alam yang mengagumkan. Obyek wisata alam ini ada secara
alami dan bukan merupakan ciptaan/ buatan manusia. Adapun obyek
wisata alam yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
97
Tabel 4.9
Obyek Wisata Alam
No Obyek Wisata Gambaran Umum
1. Telaga Warna Telaga warna merupakan salah satu
telaga yang ada di Dataran Tinggi
Dieng. Telaga ini memiliki pesona
tersendiri karena tidak henti-hentinya
membiaskan aneka warna yang
cemerlang dari dasar telaga. Warna
yang ada di Telaga Warna
diakibatkan adanya air belerang yang
muncul di permukaan air.
2. Telaga Pengilon
Telaga ini berada di sebelah Telaga
Warna. Telaga Pengilon tersebut
berkilau seperti kaca cermin. Konon
telaga ini airnya sangat jernih, hingga
bisa digunakan untuk bercermin
3. Gua Semar Goa ini berupa lubang batu dengan
pintu kecil dan sempit. Orang yang
masuk kedalamnya harus dengan
merangkak. Goa ini sering digunakan
oleh orang-orang yang mempunyai
keyakinan kejawen/ kebatinan untuk
bersemedi agar mendapatkan
kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Gua
ini memilki kedalaman kira-kira 4
meter.
4. Gua Sumur Goa yang berupa lubang batu ini
keadaanya terbalik karena goanya
berada di bawah batu besar yang di
bagian atasnya sebagian merupakan
jalan masuk menurun. Sepertihalnya
Goa Semar, Goa Sumur ini juga
sering digunakan untuk bersemedi
agar mendapat kekuatan/ wibawa dan
kekayaan. Berhadapan dengan goa
menjorok sebuah sumur. Dengan
melempar batu ke dalamnya, maka
akan terdengar suara air. Sumber air
yang ada di dalam Gua Sumur di
sebut Tirta Prawitasari dan di lokasi
inilah umat Hindu sering mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
98
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
b. Obyek Wisata Budaya
Obyek wisata budaya merupakan obyek wisata fisik dan
kebudayaan seperti kesenian, peninggalan bersejarah, adat istiadat
masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari), cultural
events, special event dan lain sebagainya. Adapun obyek wisata
budaya yang ada di Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
adalah sebagai berikut :
upacara ritual yang disebut Muspe/
Mabakti.
5. Goa Jaran (Kuda) Letak Goa Jaran tidak jauh dari Goa
Semar dan Goa Sumur. Goa ini tidak
digunakan untuk semedi. Goa ini
dikenal dengan Goa Jaran menurut
cerita dahulu kala ada seekor kuda
betina kelelahan dan berhenti di
depan goa itu. Oleh karena
kedinginan, kuda itu masuk ke dalam.
Begitu keesokan harinya kuda itu
keluar dari goa, kuda itu hamil.
6. Batu Tulis/ Semar Terletak di komplek Hutan Wisata
Dieng. Merupakan sebuah batu besar
dengan ukuran 36 m
3
dan pada Batu
Tulis/ Semar secara alamiah terukir
sebuah profil yakni profil manusia,
sehingga batu tersebut ada yang
memberi nama Batu Semar.
Disamping itu, konon pernah
ditemukan sebuah prasasti yang
bertuliskan huruf sansekerta dengan
demikian ada pula nama lain dari
Batu Semar ini yaitu Batu Tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
99
Tabel 4.10
Obyek Wisata Budaya
No Obyek Wisata Gambaran Umum
1. Tuk Bimo Lukar Obyek wisata ini berupa sumber mata
air yang dipercaya dapat membuat
orang awet muda. Tuk Bimo Lukar
ini merupakan sumber mata air
Sungai Serayu yang terletak di pintu
Dataran Tinggi Dieng. Tuk Bimo
Lukar adalah sebuah mata air dengan
pancuran yang terbuat dari batu
purba. Menurut cerita Bimo Lukar
dimaksudkan sebagai tempat dimana
Sang Bimo melukar (melepas)
pakaiannya untuk disucikan.
2. Tarian Tradisional
a. Kesenian Lengger
Tarian tradisional yang ada di Dieng
yaitu berupa kesenian Lengger.
Tarian yang dibawakan oleh seorang
anak laki-laki yang dirias seperti
wanita. Tarian Lengger mengisahkan
sayembara yang dibuat oleh Raja
Brawijaya yang telah kehilangan putri
kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji.
b. Kesenian Kuda Kepang Kesenian Kuda Kepang ini
dibawakan oleh tujuh penari sebagai
pemimpin dan enam penari sebagai
prajurit. Tarian ini didasarkan pada
cerita Raden Panji Asmoro Bangun
yang sedang mencari kekasihnya
bernama Dewi Sekartaji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
100
3. Ruwat Rambut Gimbal Ruwat rambut gimbal merupakan
upacara tradisi yang berlangsung
secara turun menurun. Di Dieng
banyak anak yang berambut gembel/
gimbal adalah bawaan sejak lahir
yang dianggap balak. Untuk melepas
balak harus diruwat melalui Upacara
Tradisi Ruwatan Rambut Gembel.
Permintaan anak yang diruwat akan
dipenuhi sesuai permintaannya,
apabila tidak terpenuhi maka rambut
gembel/ gimbal tersebut akan tumbuh
kembali.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
c. Obyek Wisata Buatan
Obyek wisata buatan merupakan salah satu daya tarik wisata yang
diciptakan oleh manusia. Adapun obyek wisata buatan yang
merupakan daya tarik wisata di Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten
Wonosobo adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11
Obyek Wisata Buatan
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
No Obyek Wisata Gambaran Umum
1 Dieng Plateau Theater Pusat interpretasi alam dan budaya
Kawasan Dataran Tingi Dieng yang
diberi nama Dieng Plateau Theater
(DPT) dibangun pada pertengahan
tahun 2005 atas prakarsa Gubernur
Jawa Tengah. DPT merupakan obyek
wisata buatan yang berupa bangunan
theater yang memutar film tentang
potensi wisata dan sumber daya alam
Dataran Tinggi Dieng serta aktifitas
vulkanik Gunung Dieng. Bangunan ini
terhubung dengan obyek Telaga
Warna. DPT berada di lereng bukit
Sikendil Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ommit to user
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal
(Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)
Isna Dian Paramitasari
I0606025
102
4. Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo
Tabel 4.12
Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2004 Tahun 2009
No Obyek
Wisata
Jumlah Wisatawan
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman
1. Dieng 59.530 6.605 57.763 6.848 57.468 4.693 79.963 5.559 82.951 7.747 143.594 13.112
Jumlah 66.135 64.611 62.161 85.522 90.698 156.706
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
Tingkat kunjungan wistawan ke Dieng antara kurun waktu tahun 2004 tahun 2006 mengalami penurunan sedangkan
pada kurun waktu tahun 2006 tahun 2009 tingkat kunjungan wisatawan ke Dieng mengalami peningkatan.