Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DAN DESAIN

SISTEM INFORMASI



I Gede Arya Maharta
1108605025

Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS UDAYANA

2014

1. Perbedaan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur
Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik mengumpulkan data, bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah
diperoleh. (Sugiyono, 2010 : 194)
Karakteristik wawacara tersturktur:
Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan
Setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya
Pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul
data
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti
tape recorder, gambar brosur dan material yang lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. (Sugiyono, 2010 : 197)
Karakteristik wawacara tersturktur:
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian
pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden
Peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan
yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan
atau variabel yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang
lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam obyek.


2. Metode penyusunan pertanyaan wawancara
a. Struktur Piramid
Dengan menggunakan bentuk ini, penanya mulai menanyakan pertanyaan-
pertanyaan mendetail, biasanya berupa pertanyaan tertutup. Kemudian penanya
memperluas topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan membuka
respons-respons yang lebih umum.
Contoh:
Bagaimana masalah yang Anda alami dengan firewall ?
Apakah Anda mempertimbangkan metode-metode lain untuk meningkatkan
keamanan data-data perusahaan ?
Apakah yang Anda pikirkan bisa membuat keamanan di sini lebih efektif ?
Umumnya, bagaimana perasaan Anda tantang keamanan data terhadap pentingya
akses internet ?
b. Struktur Corong
Struktur ini memulai wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan umum dan
terbuka, lalu membatasi respons dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang lebih
mendetail dan tertutup.
Contoh:
Bagaimana reaksi Anda terhadap pencarian berbasis Web yang baru?
Departeman mana yang akan mengimplemantasikannya ?
Item-item apa yang tersedia untuk pembelian lewat situs ?
Adakah item-item tertentu yang ditiadakan di website ?
c. Struktur Berbentuk Wajik
Struktur ini harus dimulai dengan suatu cara khusus, kemudian menentukan hal-
hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan yang sangat spesifik.
Contoh:
Sebutkan lima jenis informasi yang dibawa layanan penggunaan website secara
gratis seperti yang Anda gunakan.
Sebutkan kegiatan-kegiatan promosional yang Anda buat fiturnya di website untuk
layanan ini.
Sebutkan nilai-nilai penggunaan komputer bagi Anda sebagai seorang Webmaster.
Sebutkan dua item yang mengejutkan berkaitan dengan perilaku pengguna akhir
situs Anda yang Anda temui lewat layanan ini.
Apakah cookies merupakan suatu cara yang lebih baik untuk mengukur
penggunaan tampilan situs ?

3. Istilah-istilah dalam sampling
a. Sampling Sesuai
Adalah sampel yang tidak terbatas, dan merupakan sampel non-probabilitas, misalnya
penganalisis sistem menempatkan sebuah pengumuman di internet yang berisi
perusahaan meminta siapapun yang tertarik dengan laporan kinerja penjualan yang baru
agar mengikuti rapat pada hari selasa tanggal 12 jam 13.00. Sampel semacam ini sangat
mudah tetapi tidak layak
b. Sampling Purposif
Adalah teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
c. Sampel Random Sederhana
Adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian
atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai sampel. Peluang yang dimiliki oleh setiap unit penelitian untuk dipilh sebagai
sampel sebesar n/N, yakni ukuran sampel yang dikehendaki dibagi dengan ukuran populasi.
Dalam menggunakan Teknik Sampling Random Sederhana ini ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi, antara lain (Singarimbun dan Effendy, 1989):
1. Harus tersedia kerangka sampling atau memungkinkan untuk dibuatkan kerangka
samplingnya (dalam kerangka sampling tidak boleh ada unsur sampel yang dihitung dua
kali atau lebih).
2. Sifat populasinya harus homogen, jika tidak, kemungkinan akan terjadi bias.
3. Ukuran populasinya tidak tak terbatas, artinya harus pasti berapa ukuran populasinya.
4. Keadaan populasinya tidak terlalu tersebar secara geografis.


d. Sampling Random Kompleks
Apabila ukuran populasinya sangat besar, hingga tidak memungkinkan dilakukan
pemilihan sampel dengan cara pengundian, maka teknik sampling random sederhana
tidaklah tepat untuk digunakan. Dalam keadaan populasi yang demikian, gunakanlah
teknik sampling random kompeks. Persyaratan yang harus dipenuhi agar teknik sampling
ini dapat digunakan, sama dengan persyaratan untuk sampel random sederhana, yakni
tersedianya kerangka sampling (ukuran populasinya diketahui dengan pasti), dan
populasinya mempunyai pola beraturan yang memungkinkan untuk diberikan nomor urut
serta bersifat homogen.
Cara penggunaan teknik sampling random ini mirip dengan cara sampling random
sederhana. Bedanya, pada teknik sampling kompleks perandoman atau pengundian hanya
dilakukan satu kali, yakni ketika menentukan unsur pertama dari sampling yang akan
diambil. Penentuan unsur sampling selanjutnya ditempuh dengan cara memanfaatkan
interval sampel. Interval sampel adalah angka yang menunjukkan jarak antara nomor-
nomor urut yang terdapat dalam kerangka sampling yang akan dijadikan patokan dalam
menentukan atau memilih unsur-unsur sampling kedua dan seterusnya hingga unsur ke-n.
Interval sampel biasanya dilambangkan dengan huruf k.

4. Diagram workflow
Pengertian workflow adalah aliran kerja atau suatu informasi dari proses bisnis, baik
secara keseluruhan maupun sebagian dimana dokumen atau informasi tugas tersebut
diteruskan dari satu partisipan ke partisipan lain sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang
berlaku.
Dalam suatu organisasi atau perusahaan diperlukan workflow agar tugas tersebut tidak
saling berbenturan atau sama karena akan menghambat suatu proses kerja dari perusahaan
atau organisasi tersebut . jadi pemanfaatan workflow sangat berguna sebagai penunjang suatu
proses kerja dan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan atau
organisasi tersebut. Jika di dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak terdapat workflow
maka tugas dari perbagian karyawan tidak akan sama dan tidak bisa urut sesuai dengan aturan
yang sudah dibuat oleh karyawan.

Contoh
Dorkflow Diagram Pendaftaran Mahasiswa Baru





Keterangan Workflow

1. Mahasiswa baru membeli formulir di bagian pendaftaran mahasiswa baru
2. Setelah calon mahasiswa mengisi formulir dengan lengkap dengan persyaratan yang
sudah ditentukan
3. Petugas penmaru membuat nomer tes
4. Petugas penmaru menentukan ruangan tes
5. Petugas memberikan nomer tes peserta kepada calon mahasiswa
6. Pelaksanaan tes
7. Mengumumkan hasil test di dalam website stikom atau dapat dillihat dipapan
pengumuman
8. Lalu melakukan registerasi kepada bagian pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai