Anda di halaman 1dari 10

KIMIA LINGKUNGAN

Wiji Dwi Utami


1
, Ai Fiyani
1
, Rahmatika Tarihah
1
dan Ahmad Hamdani
1
*
)
1
Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606
*) Email: nidhani94@gmail.com

Abstrak
Kimia lingkungan merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan-perubahan
kimia yang terjadi di lingkungan (udara, air, dan tanah) serta dampaknya bagi kehidupan. Tujuan
dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengamati pengaruh polusi pada makhluk hidup dan melakukan
pengujian kandungan logam di dalam sampel air dan tanah. Hasil pengamatan menunjukan, air danau
tidak mengandung logam Fe maupun Ag, dengan pH 7,74; pH air bersih berada pada kisaran 7,24; dan
pH campuran air+tanah adalah 8,22. pH pada kisaran 5-9 dikategorikan masih dalam batas normal atau
belum tercemar. Sedangkan pada air danau daya hantarnya adalah 1080 s. Dan daya hantar filtrat larutan
tanah adalah 464 s, dengan suhu tanah adalah 29,2C
Kata Kunci: Kimia Lingkungan, Pencemaran Lingkungan, pH, Konduktivitas.
Absrtact
Environmental chemistry is the chemistry part of the study of the chemical changes that occur in the
environment (air, water, and land) as well as the impact on life. The purpose of this experiment is to
observe the effect of pollution on living beings and to test the metal content in the water and soil samples.
Observations show, not lake water containing metals Fe and Ag, with a pH of 7.74; water pH in the
range of 7.24; and pH of the soil is a mixture of water + 8.22. pH in the range of 5-9 categorized still
within safe limits or has not been contaminated. While on its lake water conductivity is 1080
microseconds. And the filtrate conductivity soil solution is 464 microseconds, the soil temperature is 29.2
C

Key words: Environmental Chemistry, Environmental Pollution, pH, Conductivity

INTRODUCTION
Kimia Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari sumber, reaksi-reaksi, transport,
pengaruh, dan nasib dari suatu jenis senyawa kimia dalam lingkungan air, tanah, dan udara. Bila
disederhanakan, kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari fenomena dalam lingkungan.
Dalam kimia lingkungan terdapat usaha perpaduan antara ilmu kimia dan ilmu ekologi. (Saeni,
1989: 1)
Kimia lingkungan dibagi menjadi bidang-bidang yang mencakup hidrosfir, atmosfir, dan
biosfir. Hidrosfir terdiri dari air yang mempunyai berbagai bentuk, meliputi lautan, danau,
sungai, air sumber, kumpulan salju, glacier, lapisan es di daerah kutub, dan air tanah. Atmosfir
meliputi gas-gas yang menyelubungi bumi. Biosfir meliputi kehidupan yang mencakup
organisme hidup, dan lingkungan sekitarnya tempat mereka hidup. (Saeni, 1989: 3-4)
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan setiap makhluk
hidup di bumi ini. Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
(repository.usu.ac.id)
Air tanah dan air permukaan mempunyai perbedaan sifat yang cukup besar. Perbedaan ini
disebabkan oleh kandungan zat, baik yang terlarut maupun yang tersuspensi selama dalam
perjalanan menuju laut. (Saeni, 1989: 9)
Beberapa karakteristik air:
1. pH
Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan
merupakan pengukuran konsentrasi ion hydrogen dalam larutan. Perairan yang bersifat asam
lebih banyak dibandingkan dengan perairan alkalis. pH air dapat mempengaruhi jenis dan
susunan zat dalam lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya hara-hara serta
toksitas dari unsur-unsur renik.
2. Daya Hantar Listrik
Daya Hantar Listrik (DHL) menunjukkan kemampuan air untuk menghantar listrik.
Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion dan suhu air. Konduktivitas air tergantung
dari konsentrasi ion dan suhu air. Oleh karena itu kenaikan padatan terlarut akan
mempengaruhi kenaikan DHL. Suatu perairan permukaan alami mempunyai kisaran DHL
50-1500 . (Saeni, 1989: 17)

Secara umum, tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam di permukaan bumi
yang terjadi akibat bekerjanya gaya-gaya alami terhadap bahan alami. Tanah dengan kandungan
organik yang tinggi akan berwarna kegelapan dengan nuansa coklat atau hitam, dan umumnya
relatif subur. Suhu tanah mempunyai peranan penting bagi kehidupan dalam tanah melalui
proses-proses kimia fisika dan biologis yang umumnya terkait dengan suhu. (Notodarmojo,
2005: 7)
Komposisi tanah yang terdiri dari udara 25%, air 25%, bahan organik 5% dan bahan
mineral 45%. Bahan organik dalam tanah merupakan persediaan makanan bagi mikroorganisme
dan tumbuhan (Romdhoni.staff.gunadarma.ac.id). Komposisi tanah bergantung pada proses
pembentukannya, kepada iklim, kepada jenis tumbuhan yang ada, kepada suhu, dan kepada
perubahan susunannya, sehingga mengganggu kehidupan yang hidup di dalam tanah maupun di
permukaan. (Sastrawijaya, 1991:66)
pH Tanah
Nilai pH tanah mempunyai peran yang penting dalam penyebaran kontaminan di dalam
tanah. Nilai pH yang rendah di daerah tropis umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
dan kandungan organik yang cukup. (Notodarmojo, 2005: 67-68)
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat
merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbangan lingkungan)
baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu
kesejahteraan/kelangsungan hidup manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara,
pencemaran air, dan pencemaran tanah. (daratan). (Romdhoni.staff.gunadarma.ac.id)
Zat pencemar (pollutant) dapat didefinisikan sebagai zat kimia (cair, padat maupun gas),
baik yang berasal dari alam yang kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun
dari kegiatan manusia (anthropogenic origin) yang telah diidentifikasi mengakibatkan efek yang
buruk bagi kehidupan manusia atau lingkungannya. Sedangkan kontaminan, sama seperti zat
pencemar, hanya saja efek negatif atau dampaknya secara nyata terhadap manusia dan
lingkungan belum teridentifikasi secara jelas. (Notodarmojo, 2005: 127)

MATERIALS AND METHOD

Alat-alat:
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Gelas plastik
4) Tisu
5) Rak tabung reaksi
6) pH meter
7) konduktiviti meter



Bahan:
1) detergen
2) Ikan kecil
3) Tanah
4) Air danau
5) Air bersih
6) Larutan HCl
7) Larutan NaOH
8) Larutan KI
9) Larutan AgNO
3

10) Larutan FeCl
3


Metode:

Prosedur 1 (pengaruh pencemaran air terhadap makhluk hidup)

a. Menyiapkan 2 buah gelas plastik 240 ml.
b. Kemudian isi kedua gelas tersebut dengan air bersih kurang lebih 200 ml.
c. Pada gelas kedua dimasukkan detergen secukupnya.
d. Masukkan ikan kepada kedua gelas tersebut masing-masing satu ekor.
e. Amati perubahan yang terjadi pada ikan dan bandingkan keduanya.






Prosedur 2

a. Siapkan 2 tabung reaksi yang telah dibersihkan dan di keringkan.
b. Ambil 1 ml larutan AgNO
3
dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
c. Tambahkan 5 tetes larutan HCl ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.
d. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.
e. Tambahkan 5 tetes larutan KI ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.
f. Pada tabung kedua, masukkan 1 ml larutan FeCl
3
ke dalam tabung tersebut.
g. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.

Prosedur 3

a. Siapkan 2 tabung reaksi yang telah dibersihkan dan di keringkan.
b. Ambil 1 ml sampel air danau dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
c. Tambahkan 5 tetes larutan HCl ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.
d. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.
e. Tambahkan 5 tetes larutan KI ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.
f. Pada tabung kedua, masukkan 1 ml sampel air danau ke dalam tabung tersebut.
g. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH ke dalam tabung reaksi tersebut dan amati
perubahan yang terjadi.




Prosedur 4

a. Ambil tanah secukupnya lalu masukkan ke dalam gelas plastik.
b. Tambahkan air bersih secukupnya kemudian aduk hingga larut.
c. Saring larutan tanah tersebut menggunakan tisu.
d. Ukur pH filtrat larutan tanah dengan menggunakan pH meter.
e. Ukur konduktivitas tanah dengan menggunakan konduktivitimeter
f. Ambil sampel air danau secukupnya kemudian masukkan ke dalam gelas plastik.
g. Ukur pH air danau dengan menggunakan pH meter.
h. Ukur konduktivitas air danau dengan menggunakan konduktivitimeter.


RESULT AND DISCUSSION
Tabel hasil pengamatan
Prosedur 1

Kondisi air Pergerakan mulut ikan Keterangan
Air bersih Pergerakan mulut cepat Ikan bergerak aktif
Air detergen Pergerakan mulut lambat Ikan bergerak pasif, terdapat
lendir di tubuh ikan.

Prosedur 2

Sampel Warna awal Penambahan larutan Perubahan warna
I
Larutan AgNO
3

Bening
+ 5 tetes larutan HCl
Putih susu lalu
menjadi putih
keunguan
+ 5 tetes larutan HCl+ 5 kelabu
tetes larutan NaOH
+ 5 tetes larutan HCl+ 5
tetes larutan NaOH + 5
tetes larutan KI
Kuning keruh
II
Larutan FeCl
3

Orange + 5 tetes larutan NaOH Cokelat kemerahan



Prosedur 3

Prosedur 4

Sampel pH Konduktivitas Suhu
Tanah 8,22 464 s 29,2C
Air danau 7,74 1080 s -



Sampel Warna awal Penambahan larutan
Perubahan
warna
Keterangan
I
Air danau

Bening

+ 5 tetes larutan HCl Agak keruh
Tidak
mengandung
logam
+ 5 tetes larutan
HCl+ 5 tetes larutan
NaOH
Bening

+ 5 tetes larutan
HCl+ 5 tetes larutan
NaOH + 5 tetes
larutan KI
Bening
+ 5 tetes larutan
NaOH
Bening
Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan mengenai kimia lingkungan, seperti
yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa dalam kimia lingkungan ini membahas
mekanisme perubahan kimia yang terjadi di lingkungan serta dampaknya bagi kehidupan.
(staff.uny.ac.id)
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengetahui pengaruh pencemaran lingkungan
(air) terhadap makhluk makhluk hidup. Dalam hal ini kami mengamati pergerakan atau tingkah
laku ikan pada kondisi air yang berbeda-beda. Pada kondisi air bersih aktifitas ikan terus aktif
bergerak (ditandai dengan pergerakan mulutnya yang cepat), tidak mengalami gangguan karena
tempat tinggalnya tidak tercemar. Lain halnya dengan ikan yang dimamsukkan ke dalam air
detergen. Mulanya, ikan tersebut bergerak aktif untuk mendapatkan oksigen agar dapat masuk ke
dalam tubuhnya karena buih-buih yang dihasilkan oleh air yang mengandung detergen tersebut
menghalangi masuknya oksigen. Kemudian ikan mengalami kejang-kejang seperti keracunan
bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam detergen, ditandai dengan adanya lendir pada kulit
ikan tersebut. Pada akhirnya, 5 menit setelah itu ikan tersebut mati. Hal ini dikarenakan air yang
telah dicampur detergen tersebut bersifat basa atau memiliki pH di bawah 7. Berdasarkan teori,
pada air ini tidak mendukung ikan untuk dapat hidup. Air yang mengandung detergen ini
berpengaruh buruk bagi makhluk hidup yang khususnya ikan.
Percobaan selanjutnya menguji kandungan logam di dalam air. Langkah pertama, kami
mereaksikan AgNO
3
dengan HCl, NaOH, dan KI. Setelah direaksikan, campuran tersebut
terdapat endapan putih. Endapan putih tersebut adalah AgCl
(s)
. Reaksi yang terjadi: AgNO
3(aq)
+
HCl
(aq)
+ NaOH
(aq)
AgCl
(s)
+ NaI
(aq)
+ KNO
3(aq)
+ H2O
(l)
. Sedangkan pada air danau yang
kami reaksikan dengan HCl, NaOH, dan KI, tidak terdapat endapan yang berarti air tersebut
tidak mengandung Ag. Selanjutnya kami mereaksikan larutan FeCl3 dengan larutan NaOH.
Larutan akan mengalami perubahan warna yang semula orange menjadi coklat kemerahan dan
terbentuk endapan. Reaksi: FeCl
3(aq)
+ NaOH
(aq)
Fe(OH)
(s)
+ NaCl
(aq).
Sedangkan pada air
danau yang direaksikan dengan larutan NaOH tidak terjadi perubahan warna, hanya saja air
danau tersebut menjadi agak keruh. Hal ini menandakan bahwa air danau tersebut tidak
mengandung logam Fe.
Percobaan terakhir kami mengamati nilai pH dan uji daya hantar listrik pada air bersih,
air danau, serta larutan tanah. Berdasarkan hasil pengamatan kami, pH air bersih berada pada
kisaran 7,24; pH air danau 7,74; dan pH campuran air+tanah adalah 8,22. pH pada kisaran 5-9
dikategorikan masih dalam batas normal atau belum tercemar. Sedangkan pada air danau daya
hantarnya adalah 1080 s. Dan daya hantar filtrat larutan tanah adalah 464 s, dan suhu tanah
adalah 29,2C.

CONCLUSION
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pencemaran lingkungan dapat terjadi di udara, air dan tanah.
2) Pencemaran lingkungan dapat berpengaruh bagi kelangsungan hidup organisme
3) Air atau tanah yang mengandung logam-logam berat seperti Pb, Ag dan Fe sangat
berbahaya bagi makhluk hidup.
4) Penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya harus dikurangi
agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.


REFERENCE
Ahmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Yogjakarta: IPB. 2004
Notodarmojo, Suprihatno. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Bandung: ITB. 2005
Saeni, M.S. Kimia Lingkungan. Bogor: IPB. 1989
Sastrawijaya, A. Tresna. Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineka Cipta. 1991
Soemirat, Juli. Taksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2005
Anonim. http://staff.uny.ac.id (Diakses pada 4 April 2014 pukul 20:30)
Romdhoni. Kimia Lingkungan. http://Ramdhoni.staff.gunadarma.ac.id (Diakses pada 5 April
2014 pukul 21:18)

Anda mungkin juga menyukai