1 , Ai Fiyani 1 , Rahmatika Tarihah 1 dan Ahmad Hamdani 1 * ) 1 Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412 Indonesia Telp. (62-21) 7493606 *) Email: nidhani94@gmail.com
Abstrak Sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. Pada sel galvani, dibutuhkan jembatan garam yang berfungsi sebagai penghubung dua larutan agar sel dapat bekerja dan menghasilkan tegangan. Dari hasil pengamatan, jembatan garam yang terbuat dari agar-agar + KCl merupakan jembatan garam yang paling baik karena menghasilkan tegangan yang paling tinggi. Kata Kunci: Jembatan garam, tegangan. Abstract Galvanic cell is an electrochemical cell that can generate electrical energy caused by the occurrence of a spontaneous redox reaction. In the galvanic cell, it takes a salt bridge that serves as a liaison two solutions so that the cell can work and produce a voltage. From the observation, the salt bridge made of agar + KCl salt bridge is the best because it produces the highest voltage. Key words: Salt bridge, voltage.
INTRODUCTION Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energy listrik dengan energy kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (oksidasi- reduksi) dimana dalam reaksi ini energy yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau di mana energy listrik digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi. (Chang, 2005) Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas, yang menghasilkan arus listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus listrik elektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta merta, dan energy bebas sistem kimianya berkurang, sistem itu dapat melakukan kerja. Sel galvani adalah penataan kimia dan penghantar listrik yang memberikan aliran electron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat kimia yang direduksi. (Keenan, 1992) Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani (atau sel volta). Sel seperti ini mengubah energy kimia menjadi energy listrik, yang dapat digunakan untuk melakukan kerja (Oxtoby, 2001). Sel galvanic adalah sel dimana energy bebas dari reaksi kimia diubah menjadi energy listrik. Disebut juga sebagai sel elektrokimia. Hubungan antara energy bebas dari reaksi kimia dengan tegangan sel dinyatakan dengan persamaan: G= -nFE. (Dogra, 2009) Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks spontan disebut sel galvanic atau sel volta, diambil dari nama ilmuwan Italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta, yang membuat versi awal dari alat ini. Berdasarkan definisi, anoda dalam sel galvanic ialah elektroda tempat terjadinya oksidasi dan katoda ialah elektroda tempat terjadinya reduksi. (Chang, 2005) Untuk melengkapi rangkaian listriknya, kedua larutan harus dihubungkan oleh suatu medium penghantar agar kation dan anion dapat bergerakn dari satu kompartemen elektroda ke kompartemen elektroda lainnya (Chang, 2005). Aliran listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan lain yang menjembatani kedua setengah-sel dan tak dapat dengan kawat biasa; hubungan ini disebut jembatan garam (=salt bridge). (Petrucci, 1985) Jembatan garam berbentuk seperti huruf U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit KCl (dalam agar-agar) yang kedua ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak terjadi aliran mekanis. Selain KCl bisa juga digunakan elektrolit KNO3, NaCl dan K2SO4. Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari suatu zat yang digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan elektrolit yang digunakan dalam pengukuran potensial sel. (ilmukimia.org)
MATERIALS AND METHODS Alat-alat: 1. Tabung U 2. Kabel penghubung 3. Gelas plastik 4. Amplas 5. Multimeter 6. Stopwatch
Metode: 1. Tambahkan agar-agar ke dalam air mendidih dan masak selama 10 menit. 2. Kemudian isi tabung U dengan agar-agar yang telah dimasak dan dinginkan hingga menjadi gel. 3. Isi gelas plastik pertama dengan larutan ZnSO 4 1 M, dan gelas plastik kedua dengan larutan CuSO 4 1 M. 4. Bersihkan batang Zn dan Cu dengan menggunakan amplas. 5. Hubungkan batang Zn dan batang Cu ke multimeter. Atur multimeter dengan arus DC. 6. Letakkan tabung U pada kedua gelas plastik yang berisi larutan ZnSO 4 dan CuSO 4 . Ujung pertama tabung U di letakkan di gelas plastik pertama dan ujung lainnya di gelas plastik kedua. 7. Amati dan catat tegangan yang terukur oleh multimeter setiap 2 menit selama 3 kali. 8. Ulangi prosedur diatas dengan mengganti jembatan garam (agar-agar) menggunakan buah-buahan (mangga, melon, bengkuang, pepaya) yang telah dibentuk menyerupai huruf U.
RESULT AND DISCUSSION Tabel hasil pengamatan Jembatan Garam Besar tegangan setiap 2 menit Rata-rata tegangan I II III Agar-agar 1,06 V 1,06 V 1,06 V 1,06 V Melon 1,05 V 1,05 V 1,05 V 1,05 V Pepaya 1,04 V 1,04 V 1,04 V 1,04 V Bengkuan g 1,01 V 1,01 V 1,01 V 1,01 V Mangga 1,01 V 1,01 V 1,01 V 1,01 V
Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan mengenai sel galvani, seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa sel galvani dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk melakukan kerja. (Oxtoby, 2001) Dalam percobaan sel galvani kami mengamati serta mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel galvani dengan menggunakan jembatan garam yang berbeda jenis. Larutan yang digunakan dalam sel galvani ini yaitu larutan ZnSO 4 dan larutan CuSO 4,
batang Zn berperan sebagai anoda dan Cu sebagai katoda. Batang Zn dicelupkan kedalam larutan ZnSO 4 dan batang Cu dicelupkan kedalam larutan CuSO 4. Sel ini bekerja berdasarkan asas bahwa oksidasi Zn menjadi Zn 2+ dan reduksi Cu 2+ menjadi Cu. Sehingga reaksi oksidasi dan reduksi pada masing-masing elektroda, ialah: Elektroda Zn (Anoda) - : Zn (s) Zn 2+ (aq) + 2e - Elektroda Cu (Katoda) + : Cu 2+ (aq) + 2e - Cu (s) Reaksi keseluruhan : Zn (s) + Cu 2+ (aq) Zn 2+ (aq) + Cu (s) (Chang, 2005) Dapat di analisa bahwa jika kedua larutan dipisahkan satu sama lain, maka ion Cu 2+ akan bereaksi langsung dengan batang Zn dan kemungkinan tidak akan ada kerja listrik yang dihasilkan. Agar rangkaian menghasilkan listrik maka kedua larutan harus dihubungkan oleh suatu medium penghantar agar kation dan anion dapat bergerak dari satu elektroda ke elektroda lainnya. Medium penghantar yang dimaksud adalah jembatan garam. Jembatan garam yang digunakan terbuat dari agar-agar+KCl, dan buah-buahan (Melon, Mangga, Pepaya, dan Bengkoang). Saat kami menggunakan agar-agar+KCl sebagai jembatan garam tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 1,06 V, ketika jembatan garam diganti dengan buah-buahan seperti pada buah pertama (Melon) tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 1,05 V, pada buah kedua (Mangga) tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 1,01 V, pada buah ketiga (Pepaya) tegangan yang dihasilkan adalah sebesar 1,04 V, dan pada buah terakhir (Bengkoang) adalah sebesar 1,01 V. Dari hasil ini terlihat bahwa jembatan garam yang terbuat dari agar-agar+KCl menghasilkan tegangan yang paling besar, ini dikarnakan KCl merupakan zat elektrolit yang paling kuat dibandingkan buah-buahan sehingga hampir seluruh ion-ionnya terionisasi secara sempurna, dan dapat menetralkan ion-ion pada sel galvani.
CONCLUSION Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sel galvani merupakan sel dimana energi bebas dari reaksi kimia menjadi energi listrik. 2. Pada sel galvani, dibutuhkan jembatan garam yang berfungsi sebagai penghubung dua larutan agar sel dapat bekerja dan menghasilkan tegangan. 3. Jembatan garam yang terbuat dari agar-agar + KCl merupakan jembatan garam yang paling baik karena menghasilkan tegangan yang paling tinggi. 4. Voltase yang dihasilkan dari masing-masing jembatan garam yang berbeda adalah: a. Agar-agar + KCl = 1,06 V b. Melon = 1,05 V c. Mangga = 1,01 V d. Pepaya = 1,04 V e. Bengkuang = 1,01 V
REFERENCE Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2005 Dogra, SK. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). 1990 Keenan, Charles W, dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 1992 Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1985 Oxtoby, David W. Kimia Modern Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001 Widjajanti, Endang. Elektrokimia. http://staff.uny.ac.id. Diakses pada 30 Maret 2014 pukul 19.38 WIB
Dokumen Serupa dengan Jurnal Sel Galvani - Kelompok Viii