Anda di halaman 1dari 12

1

PENGENALAN
GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Oleh: Asadi
asadi@big.go.id, asadi.ibr@gmal.com


DAFTAR ISI



1.1. UMUM ............................................................................................... 2
1.2. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM ........................................................ 2
1.3. POKOK BAHASAN ............................................................................... 2
1.4. DESKRIPSI ......................................................................................... 2
1.5. PENGERTIAN GPS ............................................................................. 3
1.6. KONSTELASI SATELIT GPS ................................................................ 3
1.7. SEGMEN GPS .................................................................................... 4
SEGMEN ANGKASA ............................................................................ 4
SEGMEN KONTROL ............................................................................ 4
SEGMEN PENGGUNA .......................................................................... 5
1.8. PRODUK GPS .................................................................................... 5
1.9. ALAT PENERIMA GPS ........................................................................ 5
1.10. PRINSIP DASAR PENENTUAN POSISI DENGAN GPS ............................. 7
1.11. PENGERTIAN SISTEM KOORDINAT ...................................................... 7
1.12. METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS ....................................... 8
RAPID STATIC .................................................................................... 9
STOP AND GO..................................................................................... 9
DIFERENSIAL GPS ........................................................................... 10
REAL TIME KINEMATIC .................................................................... 10
1.13. SUMBER-SUMBER KESALAHAN ......................................................... 10
1.14. PERAN GPS DALAM SIG .................................................................. 11
GPS SEBAGAI GROUND TRUTHING ................................................... 11
GPS SEBAGAI PENDIJITASI BUMI ..................................................... 11
GPS SEBAGAI PEMUTAKHIRAN DATA ............................................... 11
1.15. KETERBATASAN GPS ....................................................................... 12
1.16. PENUTUP ......................................................................................... 12

2
1.1. Umum
Keberdaan teknologi Global Positioning System (GPS) saat ini sangat
membantu kelancaran dalam berbagai keperluan, antara lain untuk
menunjang kegiatan survei pemetaan. Teknologi ini secara spektakuler
dapat memberikan posisi atau koordinat setiap obyek secara cepat, instan
dan dengan metode tertentu, posisi yang diperoleh dapat mencapai
ketelitian dalam milimeter. Kini, penggunaan teknologi GPS lebih mudah
dan peralatan GPS yang tersedia pun sangat banyak. Bahkan, teknologi
GPS sudah terintegrasi dengan telepon seluler sehingga semua orang bisa
memanfaatkannya. Dalam tulisan ini akan dibahas pengertian GPS
secara umum, metode pengukuran GPS termasuk jenis peralatan GPS
yang digunakan serta bagaimana teknologi ini dapat membantu kita
dalam melaksanakan tugas-tugas kantor, khususnya dibidang pengelolaan
data geospasial.
1.2. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
mengenal, memahami, dan menggunakan teknologi GPS dalam kaitan
pengelolaan data geospasial.
1.3. Pokok Bahasan
1) Pengertian GPS
2) GPS dan GNSS
3) Pengertian posisi/koordinat
4) Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS
5) Metode-metode penentuan posisi dengan GPS
6) Peralatan penentuan posisi
1.4. Deskripsi
Secara umum, metode penentuan posisi dengan GPS dapat dibagi
dalam dua metode, yaitu penentuan posisi secara absolut dan penentuan
posisi secara relatif. Ketelitian penentuan posisi secara relatif akan
menghasilkan nilai koordinat yang lebih baik dibandingkan metode
absolut.
3
Secara umum peralatan yang digunakan antara kedua metode
tersebut berbeda. Pengukuran metode absolut cukup menggunakan satu
alat (receiver) saja, sedangkan untuk metode relatif harus menngunakan
paling sedikit dua alat (receiver).
1.5. Pengertian GPS

Global Positioning System atau disingkat GPS adalah suatu sistem
navigasi yang berbasis satelit yang dibangun oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat (US-DoD). Nama resmi GPS adalah
NAVSTAR GPS (NAVigation Satellite Timing And Ranging Global
Positioning System). GPS dimiliki dan dikelola oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat. Pengembangannya dimulai sejak awal 1978
hingga April 1994. Sistem ini sebagai pengganti dari sistem navigasi yang
juga berbasis satelit bernama NNSS (Navy Navigation Satellite System)
atau lebih dikenal dengan Satelit Doppler. Pada awalnya, sistem satelit
navigasi ini diperuntukkan bagi keperluan militer, namun penggunaan
untuk keperluan-keperluan sipil, seperti untuk survei dan pemetaan,
sangat instensif dilakukan.
Sistem satelit GPS dapat memberikan informasi posisi (koordinat),
waktu dan kecepatan yang akurat secara terus menerus di permukaan
bumi tanpa tergantung cuaca. Posisi yang diperoleh dari GPS mengacu
pada sistem koordinat global dalam datum WGS-84.
1.6. Konstelasi Satelit GPS
Sateilt GPS secara nominal berjumlah 24 buah yang mengorbit bumi
hampir berbentuk lingkaran pada ketinggian 20.200 km diatas
permukaan bumi. Periode orbit setiap satelit selama lebih kurang 12 jam
(11 jam 58 menit) dengan kemiringan (inklinasi) 55
0
terhadap equator. Ke
-24 satelit itu ditempatkan pada enam bidang orbit dan setiap bidang orbit
terdiri dari empat satelit. Disamping 24 satelit tersebut, sistem GPS
menyediakan 3 satelit lagi sebagai cadangan aktif. Dari konfigurasi satelit
pada enam bidang orbit tersebut memungkinkan sistem ini dapat diakses
oleh pengguna disetiap tempat diseluruh dunia pada saat yang bersamaan
4
dengan jumlah satelit yang bisa diamati antara empat sampai sepuluh
satelit.
1.7. Segmen GPS
Sistem GPS terdiri dari tiga segmen, yaitu segmen angkasa (space
segment) segmen kontrol (control segment) dan segmen pengguna (user
segment).
Segmen Angkasa
Segmen angkasa, seperti telah disinggung, terdiri dari 24 satelit dan
3 satelit cadangan aktif. Tiap satelit memancarkan sinyal berupa
sejumlah kode pada dua gelombang pembawa (L1 1575.42 MHz dan L2
1227.6 MHz), dan sebuah pesan navigasi (navigation message). Semua
kode dan pesan navigasi ditambahkan ke gelombang pembawa sebagai
binari biphase modulations. Kemudian gelombang pembawa dan kode-
kode tersebut digunakan untuk menghitung jarak dari pengamat ke
satelit.
Segmen Kontrol
Segment ini sepenuhnya dikelola oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat (US DoD). Control segment berfungsi untuk: memonitor
kesehatan satelit, injeksi data, prediksi orbit dan sinkronisasi waktu.
Seperti gambar 1, ada lima lokasi untuk pengelolaan sistem GPS ini.
Master Control Station (MCS) terletak di Colorado Springs dan empat
stasiun monitor terletak di Hawaii, Ascension Island, Diego Garcia dan
Kwajalein.







Gambar 1. Lima lokasi, Master dan Kontrol Stasiun GPS

5
Segmen Pengguna
Pada segmen pengguna (user segment) hanya dapat mengamati dan
memproses data yang diperoleh dari satelit GPS sesuai keperluannya dan
para pengguna tidak bisa sama sekali mengintervensi sistem GPS ini.
Untuk menangkap sinyal GPS, diperlukan alat penerima yang disebut
receiver GPS. Tipe dan jenis receiver GPS akan disampaikan lebih lanjut.
1.8. Produk GPS
Parameter-parameter yang dapat ditentukan dengan GPS adalah
produk dasar berupa posisi, kecepatan dan waktu. Posisi yang
diperoleh dari sistem GPS berupa koordinat 3 dimensi (x,y,z) yang dapat
diubah kedalam koordinat geodetik (lintang, bujur dan tinggi elipsoid).
Salah satu produk tambahan yang dapat diperoleh dari GPS adalah tinggi
dari permukaan laut.
1.9. Alat Penerima GPS
Saat ini sangat banyak alat penerima atau receiver GPS yang beredar
di pasaran. Pada prinsipnya, receiver GPS dapat dikelompokkan
berdasarkan ciri dan tipe dari receiver tersebut.
Berdasarkan ciri:
1) Frekuensi: Single frekuensi (L1 ) dan Dual Frekuensi (L1 and
L2)
2) Jumlah satelit yang dapat diamati: (a) enam satelit/chanel,
(b). delapan satelit/chanel, dan (c) dua belas satelit/chanel.
Berdasarkan tipenya:
1) Tipe Navigasi.
Ketelitian dalam penentuan posisi menggunakan receiver tipe
navigasi berkisar antara 3 - 10 meter atau lebih besar lagi.
2) Tipe Pemetaan.
Dengan metode pengukuran tertentu ketelitian yang dapat
dicapai menggunakan tipe ini dalam submeter.
3) Tipe Geodetik (L1 atau L1 + L2). Dengan metode pengukuran
dan strategi hitungan tertentu, ketelitian yang diperoleh dalam
fraksi milimeter sampai centimeter
6








Gambar 2. Peralatan GPS tipe Navigasi









Gambar 3. Peralatan GPS tipe Mapping









Gambar 4. Peralatan GPS tipe Geodetik




7
1.10. Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GPS
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah pengikatan ke
belakang dengan jarak (reseksi), yaitu dengan mengukur jarak dari
pengamat secara simultan ke beberapa satelit GPS dimana koordinat orbit
(ephemeris) dari setiap satelit tersebut telah diketahui. Dari hubungan
jarak dan ephemeris tersebut, posisi pengamat dapat dihitung. Posisi yang
dihasilkan GPS mengacu dalam sistem referensi global yang disebut
datum WGS-84. Datum ini merupakan datum yang geosentrik. Sebelum
kita membahas metode pengukuran posisi dengan GPS, terlebih dahulu
akan disinggung sekilas pengertian koordinat.
1.11. Pengertian Sistem Koordinat
Didalam survei pemetaan, ada banyak sistem koordinat yang kita
kenal, antara lain koordinat geodetik (lintang, bujur dan tinggi elipsoid),
koordinat kartesian, tiga dimensi (X, Y, Z), atau dua dimensi (X, Y).
Besaran koordinat dapat pula dinyatakan dalam koordinat peta (misalnya
koordinat UTM, UTM=Universal Tranverse Mercator). Secara prinsip
koordinat peta adalah koordinat dua dimensi (X,Y). Hubungan antara ke-
tiga macam sistem koordinat tersebut dapat ditentukan menggunakan
formulasi matematik tertentu.
Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah suatu sistem koordinat
pasti mengacu ke suatu sistem referensi tertentu. Kaitan dengan survei
dan pemetaan rujukannya adalah bumi. Sayangnya bumi bukanlah bidang
matematik. Agar perhitungan matematik dapat dilakukan, para ahli
sepakat menggunakan bidang matematik yang mendekati bumi, yaitu
elipsoid. Dengan kata lain elipsoid sebagai model bumi. Kedudukan
elipsoid yang dipilih terhadap bumi dibuat sedemikian rupa sehingga
pusat elipsoid dengan pusat bumi berimpit, sumbu pendek elipsoid
berimpit dengan sumbu bumi dan ukuran elipsoid mendekati ukuran
bumi. Kondisi elipsoid seperti ini sdisebut ECEF (earth centered earth
fixed). Saat ini sudah ada elipsoid yang bernama WGS-84. Pada saat kita
mengukur posisi dengan alat GPS, kita memperoleh koordinat sesuai
8
dengan model bumi yang digunakan, yaitu koordinat pada elipsoid WGS-
84.
1.12. Metode Penentuan Posisi dengan GPS
Penentuan posisi dengan teknologi GPS pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu metode point positioning dan relative
positioning.
Point positioning atau penentuan posisi absolut, mempunyai
pengertian penggunaan satu unit alat GPS untuk mengukur jarak
(pseudorange) dari satu alat GPS ke empat atau lebih satelit. Untuk
memperoleh koordinat, diperlukan paling sedikit 4 satelit yang diterima
receiver. Posisi pengamat diperoleh dari pengukuran jarak (pseudorange)
ke satelit dimana koordinat satelit dapat ditentukan dari ephemeris
satelit. Dari hubungan antara koordinat satelit dan waktu tempuh sinyal
dari satelit ke pengamat, maka posisi (koordinat) pengamatan bisa
diperoleh.






Gambar 5. Pengukuran GPS metode absolut

Relative Positioning atau penentuan posisi metode relatif mempunyai
pengertian penggunaan dua unit alat GPS atau lebih yang mengamati
beberapa satelit secara bersamaan (simultaneously) selama jangka waktu
tertentu. Gambar 6 memperlihatkan pengamatan GPS metode relatif.
Pada dua titik A dan B ditempatkan dua unit alat GPS. Titik A sudah
diketahui nilai koordinatnya dan titik B akan ditentukan nilai
koordinatnya. Pengukuran GPS pada kedua titik dilakukan secara
bersamaan. Dan alat GPS yang digunakan adalah alat GPS tipe
geodetik/mapping. Nilai koordinat titik B diperoleh secara relatif dari titik
A.

9
Data yang digunakan pada pengukuran metode relatif bisa data
pseudorange atau dapat menggunakan data carrier phase. Metode relatif
ini biasanya digunakan untuk aplikasi yang menuntut ketelitian tinggi
seperti survei dan pemetaan, geodinamika, GIS dan navigasi teliti. Proses
untuk mendapatkan koordinat pada metode relatif bisa diperoleh secara
real time atau post processing tergantung peralatan tambahan yang
digunakan.






Gambar 6. Pengukuran GPS metode relatif

Adanya perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi lainnya,
pengukuran metode relatif dapat dikembangkan dan dikombinasikan
sesuai dengan kebutuhan, sehingga muncul beberapa metode turunan.
Berikut ini akan disampaikan beberapa metode tersebut.
Rapid Static
Rapid static atau fast static mengandung pengertian pengukuran
statik yang singkat atau cepat. Data GPS yang digunakan adalah carrier
phase dan pengukurannya dapat menggunakan dua atau lebih receiver.
Stop and Go
Metode Stop and Go menggunakan data GPS carrier phase. Satu
receiver ditempatkan di titik base dan receiver lainnya bergerak dari titik
rover yang satu ke rover berikutnya. Selama pengukuran, rover receiver
tetap berkomunikasi dengan satelit dan ketika sampai dititik rover
berhenti sejenak (Stop) untuk melakukan pengukuran dengan interval 1
atau 2 detik selama sekitar 30 detik, kemudian receiver rover bergerak lagi
(Go) menuju titik rover berikutnya.

10
Diferensial GPS
Metode pengukuran diferensial GPS, disingkat DGPS adalah
pengukuran yang masuk katagri real time menggunakan GPS
pseudorange code. Seperti halnya metode Stop and Go dan dapat
digunakan untuk dua atau lebih receiver. Metode pengukuran ini didisain
untuk pengukuran real time dalam tingkat ketelitian meter.
Real Time Kinematic
Metode pengukuran Real Time Kinematic, disingkat RTK adalah
metode pengukuran GPS yang menggunakan data carrier phase.
Pengukuran ini menggunakan dua unit atau lebih receiver. Seperti halnya
pengukuran metode raltif sebelumnya, satu unit receiever ditempatkan di
titik base dan receiver lain mengukur di titik yang ditentukan
koordinatnya.
1.13. Sumber-sumber kesalahan
Berikut akan disampaikan sumber-sumber kesalahan dalam
pengukuran menggunakan GPS, diantaranya adalah:
Multipath
Kesalahan ini disebabkan sinyal yang dikirim satelit tidak secara
langsung masuk ke antena receiver, tetapi diterima terlebih dahulu oleh
suatu benda di sekitar antena receiver.
Efek Ionosfeer
Sinyal yang dikirim satelit GPS akan melewati medium ionosfer dan
kondisi ini akan berakibat terjadinya kesalahan posisi sebesar 5 meter.
Pergeseran Akibat Orbit Satelit (Shift in Satellite Orbits)
Satelit mengorbit pada orbit yang telah diencanakan. Namun bisa
terjadi orbit satelit mengalami gangguan sehingga akan berpengaruh
kepada posisi antena pengamat di bumi. Besarnya kesalahan akibat
kondisi ini 2.5 meter
11
1.14. Peran GPS dalam SIG
GPS sebagai Ground Truthing
Dalam pembangunan suatu basis data, adakalanya terjadi
inkonsistensi antara informasi di peta dan informasi di lapangan. Atau
terjadi kesalahan-kesalahan informasi posisi suatu obyek yang tergambar
di peta setelah dilakukan pengecekan lapangan. Dalam kasus ini GPS
dapat membantu memberikan koreksi posisi terhadap obyek tersebut
dengan cepat dan kapan saja tanta ketergantungan cuaca. Jadi terlihat
keefektifitasan GPS dalam proses perbaikan atau koreksi data.
GPS sebagai Pendijitasi Bumi
Untuk pembangunan suatu basis data spasial, suatu peta analog
perlu terlebih dahulu diubah kedalam format dijital dengan cara
melakukan dijitasi kembali peta analog tersebut, termasuk melakukan
registrasi sistem koordinat pada hasil dijitasi. Dengan menggunakan GPS,
kita dapat melakukan dijitasi lapangan terhadap obyek-obyek spasial.
Disini receiver GPS berperan sebagai kursor seperti halnya meja dijitasi,
atau kursor (mouse) dalam layar monitor (on-screen digitizing).








Gambar 7. Mendeliniasi suatu area dengan GPS
GPS sebagai Pemutakhiran Data
Input data atau update data yang dilakukan menggunakan GPS di
lapangan dapat mempercepat proses updating data atau penambahan
data baru yang belum ada (pemutakhiran layer atau penambahan layer
baru).

12
1.15. Keterbatasan GPS
Ada keterbatasan pada sistem GPS yang sampai saat ini belum bisa
diatasi, yaitu:
Sinyal GPS akan mengalami ganguan apabila titik
pengamatan berada dibawah pepohonan atau dalam hutan
atau disamping gedung-gedung tinggi
Akibat gangguan tersebut akan mempengaruhi tingkat ketelitian
posisi yang diperoleh
1.16. Penutup
Teknologi GPS dapat membantu didalam kegiatan survei dan
pemetaan. Pada intinya, sistem GPS dapat memberikan nilai posisi atau
koordinat suatu objek. Ketelitian yang diperoleh berkisar dari ketelitian
biasa sampai ketelitian tinggi, tergantung metode, peralatan yang
digunakan. Satu hal yang menjadi kendala dalam pengukuran posisi
dengan teknologi GPS adalah adanya obstraksi (halangan pandangan ke
langit) seperti di bawah pepohonan yang lebat atau di seputar gedung-
gedung tinggi. Pada kondisi demikian, sinyal GPS akan terhalang yang
mengakibatkan pada ketelitian dan akurasi posisi menjadi rendah.

Anda mungkin juga menyukai