Anda di halaman 1dari 6

1

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JULI 2013


MATA KERING



OLEH :
AYU MERDEKAWATY PUTRI
110 206 133



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013

2

MATA KERING

DEFINISI
Mata kering atau dry eyes adalah penyakit mata dimana jumlah atau kualitas
produksi air mata berkurang atau penguapan air mata meningkat

ETIOLOGI
Banyak diantara penyebab sindrom mata kering mempengaruhi lebih dari satu
komponen film air mata atau berakibat perubahan permukaan mata yangsecara
sekunder menyebabkan film air mata menjadi tidak stabil. Ciri histopatologik termasuk
timbulnya bintik-bintik kering pada kornea dan epitel konjungtiva, pembentukan
filamen, hilangnya sel goblet konjungtiva, pembesaran abnormal sel epitel non-goblet,
peningkatan stratifikasi sel, dan penambahan keratinasi.

PATOMEKANISME
Dua mekanisme yang menyebabkan mata kering :
1. Hiperoamolaritas air mata
Kurangnya aliran aqueous ataupun penguapan air mata yang
berlebihan menyebabkan peningkatan osmolaritas yang dapat menyebabkan
cedera epithelium pada permukaan okuler dengan pengaktifan mediator
inflamasi kedalam air mata sehingga terjadi inflamasi akut yang dapat
mengakibatkan peningkatan refleks lakrimasi dan berkedip dan inflamasi kronis
dapat menyebabkan berkurangnya sensitisasi pada kornea dan penurunan
refleks lakrimasi yang berujung pada peningkatan penguapan dan
ketidakstabilan lapisan air mata.
2. Ketidakstabilan lapisan air mata
Ketidakstabilan lapisan air mata berakibat peningkatan penguapan air mata
yang berkontribusi pada hiperosmolaritas air mata
- Kelainan lapisan aqueos
Kurangnya produksi lapisan aqueos disebabkan terjadinya gangguan
interaksi neuro hormonal permukaan okuler yang menyebabkan
terinterupsinya impuls saraf secret motorik kelenjar lakrimal yang berakibat
terjadinya inflamasi dan mensupresi sekresi aqueos sehingga
menyebabkan jejas secara tidak langsung pada permukaan okuler maka
timbul gejala tidak nyaman dan iritasi okuler.
3

Gangguan yang terjadi biasanya merupakan akibat dari berkurangnya
produksi air mata yang disebabkan oleh gangguan sensitifitas kornea,
adanya jejas pada kelenjar lakrimal, obat, perjalanan penyakit atau factor
personal.
- Kelaianan musin
Gangguan produksi musin mengakibatkan penyebaran air mata yang
tidak merata pada permukaan mata. Gangguan disebabkan oleh hilangnya
sel goblet konjngtiva.
- Kelaianan lipid
Kekurangan lapisan lipid pada anatomi air mata menyebabkan
evaporasi yang berlebihan. Disfungsi kelenjar meibomia, meibomitis, infeksi
kelopak mata, blepharitis dapat menghambat lipid yang penting untuk
mengurangi penguapan lapisan aqueous.

GEJALA KLINIS
Pasien dengan dry eyes paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau
berpasir (benda asing). Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mucus berlebihan,
tidak mampu menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit,
dan sulit menggerakkan palpebra. Pada kebanyakan pasien, ciri pada pemeriksaan
mata adalah tampilan yang nyata-nyata normal. Ciri yang paling khas pada
pemeriksaan slit lamp adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di tepian
palpebra inferior. Benang-benang mucus kental kekuning-kuningan kadang-kadang
terlihat dalam fornix conjungtivae inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan
yang normal dan mungkin menebal,beredema dan hiperemik.

DIAGNOSIS
Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering dapat diperoleh dengan teliti
memakai cara diagnostik berikut:
A. Tes Schirmer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukkan strip
Schirmer kedalam cul de sac konjungtiva inferiorpada batas sepertiga tengah
dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basah yang terpapar diukur 5 menit
setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10mm tanpa anestesi
dianggap abnormal. Bila dilakukan tanpa anestesi, tes ini mengukur fungsi
kelenjar lakrimal utama, yang aktivitas sekresinya dirangsang oleh iritasi kertas
4

saring itu. Tes Schirmer yang dilakukan setelah anestesi topical tetracaine
(0.5%) mengukur fungsi kelenjar lakrimal tambahan (pensekresi basa). Kurang
dari 5 mm dalam 5 menit adalah abnormal.
Tes Schirmer adalah tes saringan bagi penilaian produksi air mata.
Dijumpai hasil false positif dan false negatif. Hasil rendah kadang-kadang
dijumpai pada orang normal, dan tes normal dijumpai pada mata kering
terutama yang sekunder terhadap defisiensi musin.

Gambar Tes Scrhirmer
B. Tear film break-up time
Tear film break-up time dapat diukur dengan meletakkan secarik kertas
berflourescein pada konjungtiva bulbi dan meminta pasien berkedip. Film air
mata kemudian diperiksa dengan bantuan saringan cobalt pada slitlamp,
sementara pasien diminta agar tidak berkedip. Waktu sampai munculnya titik-
titik kering yang pertama dalam lapisan flourescein kornea adalah tear film
break-up time. Biasanya waktu ini lebih dari 15 detik, namun akan berkurang
nyata oleh anestetika lokal, memanipulasi mata, atau dengan menahan
palpebra agar tetap terbuka. Waktu ini lebih pendek pada mata dengan
defisiensi air pada air mata dan selalu lebih pendek dari normalnya pada mata
dengan defisiensi musin.
C. Tes Ferning
Mata Sebuah tes sederhana dan murah untuk meneliti mukus konjungtiva
dilakukan dengan mengeringkan kerokan konjungtiva di atas kaca obyek
bersih. Arborisasi (ferning) mikroskopik terlihat pada mata normal. Pada pasien
konjungtivitis yang meninggalkan parut (pemphigoid mata, sindrom stevens
johnson, parut konjungtiva difus), arborisasi berkurang atau hilang.
D. Sitologi Impresi
Sitologi impresi adalah cara menghitung densitas sel goblet pada
permukaan konjungtiva. Pada orang normal, populasi sel goblet paling tinggi di
kuadran infra-nasal. Hilangnya sel goblet ditemukan pada kasus
5

keratokonjungtivitis sicca,trachoma, pemphigoid mata cicatrix, sindrom stevens
johnson, dan avitaminosis A.
E. Pemulasan Flourescein
Menyentuh konjungtiva dengan secarik kertas kering berflourescein adalah
indikator baik untuk derajat basahnya mata, dan meniskus air mata mudah
terlihat. Flourescein akan memulas daerah-daerah tererosi dan terluka selain
defek mikroskopik pada epitel kornea.
F. Pemulasan Bengal Rose
Bengal rose lebih sensitif dari flourescein. Pewarna ini akan memulas
semua sel epitel non-vital yang mengering dari kornea konjungtiva.

Gambar Pemulasan Bengal Rose.
G. Penguji Kadar Lisozim Air Mata
Penurunan konsentrasi lisozim air mata umumnya terjadi pada awal
perjalanan sindrom Sjorgen dan berguna untuk mendiagnosis penyakit ini. Air
mata ditampung pada kertas Schirmer dan diuji kadarnya. Cara paling umum
adalah pengujian secara spektrofotometri.
H. Osmolalitas Air Mata
Hiperosmollitas air mata telah dilaporkan pada keratokonjungtivitis sicca
dan pemakaian kontak lens dan diduga sebagai akibat berkurangnya
sensitivitas kornea. Laporan-laporan menyebutkan bahwa hiperosmolalitas
adalah tes paling spesifik bagi keratokonjungtivitis sicca. Keadaan ini bahkan
dapat ditemukan pada pasien dengan Schirmer normal dan pemulasan bengal
rose normal.
I. Lactoferrin
Lactoferrin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan
hiposekresi kelenjar lakrimal. Kotak penguji dapat dibeli dipasaran



6

DIAGNOSIS BANDING
Blepharitis, Konjungtivitis alergi, Keratokonjungtivitis Superior Limbic,
Komplikasi Lensa Kontak
PENATALAKSANAAN
Pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan
pemulihan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada kasus ringan, saat perubahan
epitel pada kornea dan konjungtiva masih reversibel. Air mata buatan adalah terapi
yang kini dianut. Salep berguna sebagai pelumas jangka panjang, terutama saat tidur.
Bantuan tambahan diperoleh dengan memakai pelembab, kacamata pelembab bilik,
atau kacamata berenang.
Fungsi utama pengobatan ini adalah penggantian cairan. Pemulian musin
adalah tugas yang lebih berat. Tahun-tahun belakangan ini, ditambahkan polimer larut
air dengan berat molekul tinggi pada air mata buatan, sebagai usaha memperbaiki dan
memperpanjang lama pelembaban permukaan. Agen mukomimetik lain termasuk Na-
hialuronat dan larutan dari serum pasien sendiri sebagai tetesan mata. Jika mukus itu
kental, seperti pada sindrom Sjorgen, agen mukolitik (mis, acetylcystein 10%) dapat
menolong.
Pasien dengan kelebihan lipid dalam air mata memerlukan instruksispesifik
untuk menghilangkan lipid dari tepian palpebrae. Mungkin diperlukan antibiotika topikal
atau sistemik. Vitamin A topikal mungkin berguna untuk memulihkan metaplasia
permukaan mata.
Pasien dengan mata kering oleh sembarang penyebab lebih
besar kemungkinan terkena infeksi. Blepharitis menahun sering terdapat dan
harusdiobati dengan memperhatikan higiene dan memakai antibiotika topikal.
Acnerosacea sering terdapat bersamaan dengan keratokonjungtivitis sicca, dan
pengobatan dengan tetrasklin sistemik ada manfaatnya.
Tindakan bedah pada mata kering adalah pemasangan sumbatan pada
punktum yang bersifat temporer (kolagen) atau untuk waktu lebih lama (silikon),untuk
menahan sekret air mata. Penutupan puncta dan kanalikuli secara permanen dapat
dilakukan dengn terapi themal (panas), kauter listrik atau dengan laser

Anda mungkin juga menyukai