Anda di halaman 1dari 85

Pembimbing :

Dr. Dewi Iriani, Sp.A



Penyusun :
Mohamad Haikal bin Asman
03008276

1
BAB II
IKHTISAR KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. FI.
Umur : 10 Bulan 29 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk : 06 September 2013
Tanggal Pemeriksaan : 07 September 2013

2
ANAMNESIS
alloanamnesis terhadap ibu pasien
data dari rekam medis rumah sakit.

Keluhan Utama
Demam naik turun sejak 6 hari sebelum masuk
Rumah Sakit (SMRS).

3
Riwayat Perjalanan Penyakit
Demam mulai
2/9/2013 hari
senin+diare+mata
merah
Demam hari ke-3 ,
ke klinikPCT
Demam hari ke-5,
diare, ruam
kemerahan(+),
batuk(+) pilek(+)
Masuk RS
Koja
4
Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteri - Jantung -
Cacingan - Diare - Ginjal -
Demam
berdarah
+ ( 2 mggu
yll)
Kejang - Darah -
Demam
typhoid
- Kecelakaan - Radang
paru
-
Otitis - Morbili - Tuberkulosi
s
-
Parotitis - operasi - Batuk, pilek -
Kesan : Tidak ditemukan adanya RPD yg berhubungan dengan penyakit
yg dialami pasien
5
Riwayat Pemeriksaan Kehamilan dan Prenatal
ANC rutin di Puskesmas dengan bidan
Usia Ibu saat hamil - 26 tahun
kehamilan yang pertama kali


6
Riwayat Kelahiran
Bayi FI lahir cukup bulan (9 bulan) di Rumah Sakit
seksio cesarea ec cephalopelvic disproportion oleh
dokter kebidanan
Pasien adalah anak pertama dari ibu P1A0.
BBL 3500 gram
PBL 48 cm.

7
Riwayat Pemeriksaan Post Natal
Pemeriksaan bayi setelah lahir dilakukan di
Puskesmas dan Posyandu setempat.
Saat bayi berusia 0-2 bulan, diperiksa 2x dalam setiap
bulannya
pada usia 2 bulan hingga 10 bulan -1x dalam setiap
bulannya.
pasien dikatakan mengalami kekurangan gizi
8
Riwayat Imunisasi

Jenis
vaksin
/Bulan
Lahir 1 bulan 2
bulan
3 bulan 4
bulan
5
bulan
6
bulan
9
bulan
BCG /
Hepatitis / / /
DPT / / /
Polio / / / /
Campak -
Kesan : Riwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap
9
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Motorik Kasar
Mengangkat kepala : 3 bulan
Tengkurap kepala tegak : 4 bulan
Duduk sendiri : 7 bulan
Bangkit terus duduk : 7,5 bulan
Motorik halus
Memegang benda 3bulan
Meraih : 5 bulan
Mengambil benda : 7 bulan
Bahasa
Bersuara aah/ooh : 1,5 bulan
Berkata (tidak spesifik) : 8 bulan
Berkata jelas (Mam untuk Makan) : 1 Tahun
Personal sosial
Tersenyum : 1 bulan
Mulai makan : 1 Tahun
Tepuk tangan : 6 bulan

Kesan : Riwayat tumbuh kembang
sesuai dengan usianya
10
Riwayat Makan Minum Anak
Usia 0-6 bulan :
ASI saja
frekuensi minum ASI tiap kali bayi menangis atau minta
minum
sehari biasanya lebih dari 10 kali
lama menyusui antara 30-45 menit, bergantian kiri-kanan

Usia 6 bulan - sekarang :
ASI (+)
pasien mulai mengkonsumsi nasi tim sebanyak 2 kali
sehari
sebanyak 1-3 sendok makan, sebagai selingan dari ASI jika
bayi lapar
11
Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pasien adalah anak pertama dari 3 anggota keluarga
Ayah seorang buruh , ibu sebagai ibu rumah tangga.
Pasien tinggal pada perumahan padat penduduk.
Rumah memiliki jamban khusus untuk buang air dan
lengkap
Terdapat parit atau selokan di depan tempat tinggal,
lingkungan kumuh, terdapat banyak sampah,
walaupun tidak berbau.

Kesan : Kebersihan lingkungan tempat
tinggal pasien kurang baik
12
Keluarga Berencana
Keluarga tidak mengikuti program Keluarga
Berencana (KB).

13
PEMERIKSAAN FISIK
Telah dilakukan pada tanggal 7/9/2013 di ruang isolasi
tim C bangsal anak.
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Derajat Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : Kesan gizi kurang

14
Vital Sign
S : 37,4
o
C
N : 160 x/menit
RR : 32 x/menit

15
Status Gizi
BB : 8,5 kg
TB : 76 cm
Status gizi : Berdasarkan CDC 2000
BB/U : 8,5/9,4 x 100 % = 90,4 % (-2SD < BB/U < 0
SD)
TB/U : 76,0/70 x 100 % = 105,5 % (2SD < TB/U <
3SD)
BB/TB : 8,5/10,4 x 100 % = 81,7 %(BB/TB= -3SD)
Gizi kurang
BMI : 8,5/(0,76)
2
= 14,71
Kesan : Gizi kurang

16
Kulit : terdapat bintik-bintik kemerahan di daerah
badan dan ekstremitas atas, warna kulit sawo matang,
kelembapan baik, turgor baik, tekstur halus
Kepala : bentuk normocephali, UUB sudah menutup,
UUB cekung (-), rambut hitam, distribusi merata,
tidak mudah rontok dan sukar dicabut.
Mata : mata cekung (-/-), air mata (+/+), conjunctiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RC (+/+), isokor
(2mm/2mm), bulu mata hitam lurus tidak rontok.
Hidung : bentuk normal, napas cuping hidung (-),
sekret (-), darah (-), deformitas(-).
Mulut : mukosa basah (+), sianosis(-),gusi berdarah
(-).

17
Tenggorokan : uvula di tengah, tonsil T
1
T
1
, faring
hiperemis(+), pseudomembran (-), post nasal drip (-).
Telinga : bentuk normal, kelainan MAE (-),
membrana timpani utuh, prosesus mastoideus tidak
nyeri tekan, tragus pain (-), sekret (-).
Leher : bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar
thyroid tidak membesar.
Limfonodi : kelenjar limfe auricular, submandibuler,
servikalis, suparaklavikularis, aksilaris, dan inguinalis
tidak membesar.

18
Thorax : Bentuk normochest, retraksi (-), gerakan
simetris ka=ki
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar
Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra
Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

19
Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba sde
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Batas paru-hepar : SIC V kanan
Batas paru-lambung : SIC VI kiri
Redup relatif di : SIC V kanan
Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)

20
Abdomen :
Inspeksi : dinding dada setinggi dinding perut
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, turgor kembali cepat.
Urogenital : dalam batas normal
Ekstremitas: akral hangat
Kuku : sianosis (-)

21
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah
Pemeriksaan Laboratorium darah 5 September 2013







GDS: 100 mg/dl

Elektrolit
Na : 134 mmol/L
K : 160 mmol/L
Cl : 98 mmol/L

JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
Hemoglobin 9,4 g/Dl 13,7 17,5 g/dL
Hematokrit 29% 41-53%
Lekosit 7,700 rb/uL 4100-10,900/Ul
Trombosit 218,000 rb/Ul 140,000-400,000 rb/uL
22
RESUME
Seorang anak laki-laki, umur 10 bulan 29 hari
dengan berat badan 8,1 kg dengan gizi kurang
keadaan umum nya tampak sakit sedang
kesadaran compos mentis
keluhan adanya demam naik turun sejak 6 hari
SMRS.
Demam dirasakan tinggi pada mulanya

23
Pasien juga mencret sebanyak 1 kali keluar air dan
ampas berwarna kuning. Volume diperkirakan
hanya aqua gelas.
Pada hari ke 4 demam, muncul bintik-bintik merah
di daerah dada pasien dan leher, tangan dan kaki dan
juga batuk pilek.
Pada hari ke 5 pasien mencret lagi sebanyak 1 kali
dengan keluar air dan ampas berwarna kuning lalu di
rawat.

24
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, compos mentis dan kesan
gizi kurang,
Tanda Vital : tekanan darah 100/60 mmHg, suhu 37,4
0
C, nadi : 160x/menit, reguler, simetris, isi dan
tegangan cukup. nafas: 32 x/menit.

25
Pada pemeriksaan penunjang tanggal 6 September 2013
didapatkan Hb = 9,4 g/dl. Ht = 29% Leukosit : 7.700/uL
Trombosit : 218.000/uL GDS: 100 mg/dl. Elektrolit : Na: 134
mmol/L K: 160 mmol/L Cl : 98 mmol/L.

26
DIAGNOSA BANDING
Morbili
Eritema infeksiosum
Anemia
Gizi kurang

DIAGNOSA KERJA
Morbili
Anemia
Gizi kurang

27
PENATALAKSANAAN
Terapi
IVFD Kaen 1B 800 cc/24 jam
Inj Anbacim 2 x 200 mg
PCT 3 x 1 ml drip
Carnevit 1 x 1,5 amp dalam NaCl 0,9% 100 cc
Vectrin (Erdostein) 3 x cth

28
Edukasi
Motivasi keluarga tentang penyakitnya
Edukasi tentang pentingnya makanan berkualitas
untuk gizi seimbang
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam

29
8 September 2013
S Demam naik turun terus menerus, batuk
(+), pilek (+), muntah 1 kali (+)
O Tss, CM, gizi kesan kurang
N : 120x/ , RR : 32x/, S : 36,5
0
C.
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), air mata
(+/+)
Abdomen : turgor membaik, peristaltik
(+) normal
Ext. Atas & bawah lembab (-), akral
dingin (-), maculopapular rash (+)
A Morbili
Anemia
Gizi kurang
P Kaen 1B 800 cc/24 Jam
Inj Anbacim 2 x 200 mg
PCT 3x1 ml drip
Carnevit 1 x 1,5 amp dalam Nacl
0,9% 100cc
9 September 2013
Demam (-), batuk (+), pilek (+), muntah (-
Tss, CM, gizi kesan kurang
N : 124x/ , RR : 20x/, S : 37,5
0
C.
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), air mata
(+/+)
Abdomen : turgor membaik, peristaltik (+)
normal
Ext. Atas & bawah lembab (-), akral
dingin (-). maculopapular rash (+)
Morbili
Anemia
Gizi kurang
Kaen 1B 800 cc/24 Jam
Inj Anbacim 2 x 400 mg
PCT 3x1 ml drip
Carnevit 1 x amp dalam Nacl
0,9% 100cc
Vectrin 3 x cth
10 September 2013
Demam (-), batuk (+), pilek (+),
muntah (-)
Tss, CM, gizi kesan kurang
N : 110x/ , RR : 20x/, S : 37,1
0
C.
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), air
mata (+/+)
Abdomen : turgor membaik, peristaltik
(+) normal
Ext. Atas & bawah lembab (-), akral
dingin (-), maculopapular rash (+)
hiperpigmentasi
Morbili
Anemia
Gizi kurang
PCT 3x1 cth
Vectrin 3 x cth
30
ANALISIS KASUS
Pasien merupakan seorang anak laki-laki berusia 10
bulan 29 hari yang menderita
demam campak/morbili
anemia
gizi kurang
31
Demam
Naik turun
dan kadang-
kadang
demam
tinggi.
muncul sejak
6 hari SMRS
Batuk (+)
Pilek (+)
mata merah
(+)
Stadium Prodromal :
Demam tinggi 4-7
hari
Malaise
Anoreksia
Konjungtivitis
(Conjungtivitis)
batuk (Cough)
Coryza
Fotofobia,
Edema di periorbital
Myalgia
bercak koplik
3C
32
Demam hari ke 4, muncul bintik-bintik merah di daerah dada
pasien dan seterusnya ke daerah leher, tangan dan kaki
Stadium akhir

Ruam timbul -/+ 14 hari selepas
terpapar infeksi
Didahului dengan suhu badan yang
meningkat.
menyebar secara cephalocaudal
mengalami hiperpigmentasi dan
mengelupas dalam 48 jam
Patognomonik
33
data antropometri 81,7 % kesan
gizi kurang
Gizi kurang
Malnutrisi
Infeksi virus
Campak
Anoreksia
Intake
kurang
34
Anemia
Infeksi
Diare
Proses
penyerapan
usus
terganggu
Kadar
Ferritin
terganggu
35
Gizi
kurang
Malnutrisi Anemia
36
Terapi
IVFD KAEN 3B 800 cc/24 jam - Mengandung Natrium 38,5
mEq/L, Klorida 38,5 mEq/L, Dextrose 37,5 gr/L. Digunakan
sebagai sebagai initial solution pada pasien untuk suplai air
dan elektrolit.
Kebutuhan cairan rumatan :
100 x BB = 100 x 8,5 kg = 850 cc/24 jam
Terapi kenaikan suhu
Oleh karena pasien menderita demam maka + 12 % untuk
setiap kenaikan 1C (mulai dari 37.5C).

39 - 37.5 = 2.5 X 12%
= 30% (0.3)

Kebutuhan cairan = 850 + (850 x 30%) cc/24 jam
= 850 + 255
= 1105 = 1000 cc/24jam = 41.6 cc/jam


37
Inj Anbacim 2 x 200 mg - pencegahan infeksi
bakteri/nosokomial
PCT 3 x 1 ml drip - Penurun panas
Carnevit 1 x 1,5 amp dalam NaCl 0,9% 100 cc -
Suplemen vitamin
Vectrin (Erdostein) 3x cth - obat mukolitik
sebagai pengencer lendir pada gangguan saluran
pernapasan akut dan kronik.

38
Diagnosa kerja pasien :
Morbili
Anemia ringan ec defisiensi Fe
Gizi Kurang

39
Tinjauan Pustaka
Definisi Morbili
Penyakit akut yang sangat menular
3 stadium :
1. Stadium masa tunas berlangsung kira-kira 10-12 hari
2. Stadium prodormal dengan gejala pilek dan batuk
yang meningkat, bercak koplik, peradangan mukosa,
faring dan konjungtiva
3. Stadium akhir dengan keluarnya ruam selanjutnya
menjadi menghitam dan mengelupas.

40
Epidemiologi
Di Indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) campak menduduki tempat ke-5
dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi
(0,7%), anak usia 1-4 tahun (0,77%).

41
Etiologi
Penyebab : virus campak - manusia adalah host alami.
Virus tetap aktif minimal 34 jam pada suhu kamar
Virus tidak aktif pada pH rendah.

42
Faktor resiko untuk infeksi virus campak
Anak-anak dengan immunodefisiensi
Anak yang habis berpergian ke daerah endemis
campak.
Malnutrisi
Defisiensi vitamin A.

43
Patogenesis
Penularan
secara droplet
melalui udara
limfatik lokal,
KGB regional.
virus
memperbanyak diri
, ke sel jaringan
limforetikular , (sel
warthin +, sel
limfosit T >> )
fokus infeksi ke
epitel orofaring,
konjungtiva,
sal.nps
H+9/10,nekrosis
pembuluh
darahbatuk
pilek
Respon imun
proses
peradangan epitel,
bercak koplik
Daya tahan tubuh
menurunruam(
H+14)Ab
humoral (+)
Epitel
nekrotikinfeksi
bakteri sekunder
44
45
Ruam
Bercak Koplik
46
Penyulit
Laringitis akut
Bronkopneumonia
Kejang demam
Ensefalitis
SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)
Otitis media

47
Pengobatan
Terapi supportif - memelihara
Tanpa penyulit - berobat jalan
Pengobatan asimtomatik
Supplementasi vitamin A
48
Vitamin A
kekurangan vitamin A telah dibuktikan merupakan kesan
daripada demam campak yang berat, WHO telah
merekomendasikan semua anak dengan demam campak
harus diberikan supplementasi vitamin A berdasarkan usia

Anak usia < 6 bulan 50.000 IU/hari PO untuk 2 dosis
Anak usia 6 -11 bulan 100.000 IU/hari PO untuk 2 dosis
Anak usia > 1 tahun 200.000 IU/hari PO untuk 2 dosis
Anak dengan tanda-tanda klinis kekurangan vitamin A 2
dosis pertama berdasarkan umur, setelah itu dosis ketiga
berdasarkan umur spesifik diberikan 2-4 minggu
kemudian.
2


49
Pencegahan
Imunisasi campak.
Di Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang wajib untuk
anak usia 9 bulan dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun
Dpt diberikan bersama Mumps dan Rubela(MMR) pd usia
12-15 bln.
Anak yg telah mendapat MMR tidak perlu imunisasi
ulangan usia 6 thn
Pencegahan dengan cara isolasi penderita kurang bermakna


50
Anemia
Anemia penurunan kadar Hb di bawah normal
sehingga terjadi penurunan kemampuan darah untuk
menyalurkan oksigen ke jaringan
bukanlah suatu diagnosis
51
Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian
Anemia defisiensi
anemia yang terjadi akibat kekurangan faktor-faktor
pematangan eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat dll
Anemia aplastik
yaitu anemia yang terjadi akibat terhentinya proses
pembuatan sel darah oleh sumsum tulang.
Anemia hemorhagik
Anemia hemolitik
52
anemia yang terjadi akibat proses perdarahan masif atau
perdarahan yang menahun.

akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Bisa bersifat
intrasel atau bersifat ektrasel

Menurut morfologi eritrosit

Anemia defisiensi besi
Thalassemia
Anemia akibat penyakit kronis
Anemia sideroblastik

53
Anemia mikrositik hipokromik
MCV < 80 fl
MCH < 27 pg

Anemia pasca perdarahan akut
Anemia aplastik-hipoplastik
Anemia hemolitik
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia pada gagal ginjal kronik
Anemia pada leukemia akut

54
Anemia Normokromik
Normositik

MCV 80-95 fl
MCH 27-34 pg)

Anemia megaloblastik
disebabkan oleh gangguan pembentukan
DNA pada inti eritroblast
akibat defisiensi vitamin B
12
dan asam folat
sering dijumpai, terutama pada wanita
hamil.

55
Anemia Makrositik
(MCV>100)
Anemia pada penyakit hati kronik
Anemia pada hipotiroid

56
Nonmegaloblastik
menurut World Health Organization
(WHO)
Anak didiagnosa menderita anemia, jika
kadar Hb kurang dari 12 g/dL usia > 6 tahun
Kadar Hb kurang dari 11 g/dL usia < 6 tahun.

57
Tanda dan gejala yang sering
timbul
Sakit kepala
Pusing
Lemah
Gelisah
diaforesis (keringat dingin)
Takikardi
sesak napas
Syok
pucat (dilihat dari warna kuku, telapak tangan,
membran mukosa mulut dan konjungtiva).


58
Untuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium :

pemeriksaan sel darah merah secara lengkap,
pemeriksaan kadar besi
elektroforesis hemoglobin
biopsi sumsum tulang
59
ANEMIA DEFISIENSI BESI (ADB)

anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan
besi untuk eritropoiesis karena cadangan besi kosong
yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang
60
Sebelum timbul gejala, terdapat 2 stadium awal
yaitu

stadium deplesi besi (iron depletion state)
penurunan kadar ferritin serum tanpa
penurunan kadar besi serum (SI)
maupun Hb
stadium kekurangan besi (iron deficiency state)
penurunan ferritin serum dan besi serum
(SI) tanpa penurunan kadar hemoglobin
61
Epidemiologi
Menurut laporan WHO (2008), prevalensi anemia
pada tahun 1993-2005 di dunia paling tinggi pada anak
balita yaitu 47,4%. Prevalensi pada anak usia sekolah
25,4%, pada wanita hamil 41,8%, wanita tidak hamil
30,2%, laki-laki 12,7%, dan pada kelompok lanjut usia
23,9%.
7

62
Beberapa penyebab anemia defisiensi besi menurut
umur:

Bayi umur < 1 tahun
Persediaan besi yang kurang : BBLR atau bayi kembar, ASI
eksklusif tanpa supplementasi besi, susu formula rendah
besi, pertumbuhan cepat, anemia semasa kehamilan
Anak umur 1-2 tahun
Masukan besi kurang (hanya minum susu)
Kebutuhan meningkat : infeksi berulang/menahun
Malabsorbsi
Anak umur 2-5 tahun
Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang
mengandung Fe-heme
Kebutuhan meningkat karena infeksi menahun/berulang
Perdarahan hebat


63
Anak umur 5 tahun - masa remaja
Kehilangan besi akibat perdarahan: infeksi parasit dan
polip
Usia remaja dewasa
Pada wanita, karena menstruasi berlebihan

64
Faktor resiko

65
Diet
Prenatal/perinatal Sosial
Minum susu sapi
Susu formula rendah
besi
ASI eksklusif tanpa
supplementasi besi
Anemia semasa hamil
Bayi berat badan lahir
rendah
Prematuritas
Kehamilan kembar
Sosial ekonomi rendah
Pertumbuhan cepat
Metabolisme dalam tubuh
66
67
Penyerapan Zat besi

Kebutuhan tubuh akan
besi
= penyerapan
meningkat
Adanya vitamin C
gugus SH (sulfidril)
dan asam amino sulfur
= penyerapan
meningkat
Rendahnya asam
klorida pada lambung
= penyerapan
meningkat

Protein hewani
= penyerapan
meningkat
Kelebihan fosfat di
dalam usus
= penyerapan
menurun
Adanya fitat
= penyerapan
menurun
Fungsi usus yang
terganggu, infeksi
= penyerapan
menurun
68
Pada bayi absorbsi zat besi dari ASI meningkat
dengan bertambah tuanya umur bayi
Walaupun jumlah zat besi dalam ASI rendah, tetapi
absorbsinya paling tinggi. Sebanyak 49% zat besi
dalam ASI dapat diabsorbsi oleh bayi
69
Prevalensi anemia yang tinggi pada anak balita
umumnya disebabkan makanannya tidak cukup
banyak mengandung zat besi, terutama pada
negara sedang berkembang
Faktor budaya juga berperanan penting, bapak
mendapat prioritas pertama mengkonsumsi bahan
makanan hewani, sedangkan anak dan ibu mendapat
kesempatan yang belakangan.
Selain itu serat yang biasanya terdapat dalam
makanannya turut pula menghambat absorbsi zat
besi.

70
Patofisiologi
Deplesi Fe ditandai
dengan penurunan
cadangan Fe
peningktan absorpsi Fe
akibat menurunnya
level Fe tubuh
eritropoeisis defisiensi
Fe (defisiensi Fe tanpa
anemia),
cadangan Fe menipis
dan produksi Hb
terganggu
jumlah suplai Fe ke
sumsum tulang tidak
cukup
meningkatnya
konsentrasi eritrosit
protoporfirin karena
kekurangan Fe untuk
membentuk Hb.
anemia ditandai
dengan konsentrasi
Hb atau hematokrit di
bawah batas normal
71
Gejala klinis

Lemas, pucat dan cepat lelah

Sering berdebar-debar

Sakit kepala dan iritabel

Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan dan


dasar kuku

Konjungtiva okuler berwarna kebiruan atau putih mutiara


(pearly white)

Adanya koilnikia, glositis dan stomatitis angularis

Papil lidah atrofi : lidah tampak pucat, licin, mengkilat,


merah, meradang dan sakit.

Jantung dapat takikardi

Limpa dapat membesar tapi umumnya tidak teraba



72
Diagnosis
Ada beberapa kriteria diagnosis yang dipakai untuk menentukan
suatu anemia defisiensi Fe :

73
Kadar Hb kurang dari
normal sesuai usia
Konsentrasi Hb
eritrosit rata-rata
menurun
Kadar Fe serum
menurun
Saturasi transferin
<15 % (N : 20-50 %)
Menurut WHO
Anemia hipokrom mikrositer
Saturasi transferin menurun
Nilai FEP > 100 ug/dl eritrosit
Kadar feritin serum menurun

Untuk kepentingan diagnosis
minimal 2 dari 3 kriteria harus
dipenuhi.
Menurut Cook
dan Monsen
Pemeriksaan apus darah tepi
hipokrom mikrositer yang
dikonfirmasi dengan kadar MCV,
MCH, dan MCHC yang menurun
FEP meningkat
Feritin serum menurun
Fe serum menurun, TIBC
meningkat, ST menurun
Respon terhadap pemberian
preparat besi
o Retikulositosis mencapai
puncak pada hari ke 5-10 setelah
pemberian besi.
o Kadar Hb meningkat 0,25-0,4
g/dl atau PCV meningkat 1
%/hari
Sumsum tulang
o Tertundanya maturasi
sitoplasma
o Pada pewarnaan tidak
ditemukan besi
Menurut
Lankowsky
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
tepi lengkap, MCV,
MCHC,MCH
Kadar Hb rendah, Ht
menurun dengan
penurunan nilai
MCV dan MCH
Jumlah eritrosit
umumnya normal,
tapi kadang
menurun
Jumlah leukosit dan
hitung jenis biasanya
normal kecuali
disertai infeksi.
Peningkatan
trombosit jarang
ditemukan
Sediaan apus darah
tepi (SADT)
Mikrositik hipokrom
Serum iron dan ferittin
rendah, TIBC meningkat
Pewarnaan besi pada
jaringan sumsum tulang
74
75
Penatalaksanaan : Pemberian zat
besi
diberikan sampai kadar Hb
normal cadangan besi
terpenuhi.
Sebaiknya dalam bentuk
ferro karena lebih mudah di
serap
Dapat diberikan secara oral
atau parentral dengan dosis
3-5mg/kgBB di bagi dalam
dua dosis, segera sesudah
makan.
Pemberiaan parentral
dilakukan jika ada
malabsorbsi atau efek
samping yang berat pada
saluran cerna.
Evaluasi hasil pengobatan
dinilai dengan pemeriksaan
Hb dan retikulosit
seminggu sekali serta
pemeriksaan SI dan ferritin
sebulan sekali
Terapi harus diteruskan
sampai 2 bulan setelah Hb
normal
Sulfas ferosus : 3 x
10mg/kgBB
Vitamin C : 3x100mg/hari
untuk meningkatkan
absorpsi besi
76
Transfusi darah
Hb < 6g/dl
Hb > 6g/dl disertai lemah, gagal jantung, infeksi berat
atau menjalani operasi
Dalam bentuk suspensi sel darah merah (PRC)

77
Diet
Sumber hewani : hati, daging, ikan
Sumber nabati : bayam,gandum, kacang kedelai, beras
Kadar besi pada sumber hewani lebih tinggi di
bandingkan dengan nabati karena penyerapan besi
nabati dihambat oleh tannin, kalsium dan serat dan di
percepat oleh vitamin C, HCl, asam amino dan
fruktosa
Makanan tinggi vitamin C : jeruk

78
Edukasi

79
Pencegahan

Primer : pemberian ASI saja setelah usia 6 bulan
dapat menyebabkan defisiensi besi, dan perlu
supplementasi besi sebagai pencegahan.
Bila menggunakan susu formula, pilihlah formula
yang di fortifikasi dengan besi

80
Sekunder : Bayi yang memiliki satu atau lebih
faktor resiko harus menjalani skrining ADB.
Skrining tersebut meliputi pemeriksaan darah tepi
lengkap, kadar ferritin dalam serum dan saturasi
ferritin

81
Gizi :
Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah
lahir.
Bayi usia kurang dari 1 tahun yang tidak mendapatkan
ASI, sebaiknya diberikan susu formula dengan
kandungan zat besi 12 mg/L.
Bayi usia 6 bulan ke atas bisa diberikan sereal dengan
tambahan zat besi serta vitamin C secukupnya untuk
membantu penyerapan zat besi.
Pertimbangkan juga untuk memberikan anak usia di
atas 6 bulan bubur dengan daging yang dihaluskan.

82
Prognosis
Prognosa baik bila penyebab anemianya hanya
kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya serta
kemudian dilakukan penanganan yang adekuat. Gejala
anemia dan manifestasi klinisnya akan membaik
dengan pemberian preparat besi.

83
Penyebab anemia pada pasien ini
(Morbili + Anemia + Gizi kurang
Persediaan besi yang kurang : ASI eksklusif tanpa
supplementasi besi, makanan kurang mengandung
Fe
Kebutuhan meningkat : infeksi berulang/menahun
Fungsi usus yang terganggu
Malabsorbsi
Kekurangan vitamin c penyerapan zat besi
terganggu
Sosioekonomi yang rendah




84
Terima kasih

85

Anda mungkin juga menyukai