Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Berkat
dan Rahmat-Nya sehingga kami sebagai penulis dari kelompok dua dapat
menyelesaikan tugas makalah Fisika radiasi.
Untuk menyelesaikan tugas kelompok ini, kami mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan dan
semangat kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan
doa semoga tugas ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana
berpikir kita bersama. Amin




Banjarbaru, 22 April 2012
Penulis












DAFTAR ISI

KATA PAENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang ..............................................................................................
Tujuan ..............................................................................................
BAB II
Isi
Landasan Teori ..............................................................................................
BAB III
Pembahansan ..............................................................................................
PENUTUP
Kesimpulan ..............................................................................................
Saran ..............................................................................................














BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, teknologi dalam
dunia kesehatan juga semakin mengalami kemajuan. Telah banyak bermunculan
alat-alat medis yang dapat digunakan untuk menunjang kemajuan dunia
kesehatan, salah satunya adalah radiasi. Namun selain memberikan manfaat yang
besar bagi dunia kesehatan alat-alat medis tersebut juga menimbulkan efek
samping bagi para pasien maupun pengguna alat itu sendiri. Salah satu efek yang
dimunculkan oleh radisai adalah berupa panacaran gelombang elektromagnetik
yang akan berakibat fatal jika sesorang terkena pancaran radiasi tersebut dalam
jangka waktu yang panjang.
fisika radiasi merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam program studi
fisika FMIPA UNLAM, dimana mahasiswa(i) yang mengambil mata kuliah ini
diberikan tugas kelompok oleh dosen pengajar mata kuliah fisika radiasi ini.
Tugas tersebut berupa tugas wawancara yang mengarah pada radiasi, dalam tugas
ini mahasiswa(i) harus melakukan wawancara di beberapa rumah sakit yang
berada di wilayah Kalimantan Selatan, khususnya di daerah Banjarmasin,
Banjarbaru dan Martapura .Berkaitan dengan hal tersebut, kami selaku penulis
mencoba mencari tahu macam radiasi apa saja yang digunakan dalam dunia
kesehatan yang diaplikasiakan dalam Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru.

1.2 Tujuan Percobaan
1. Mendapatkan data jenis radiasi yang digunakan di RSUD Banjarbaru
2. Mengetahui Detector yang digunanakan di RSUD Banjarbaru dan mengetahui
prinsip kerjanya
3. Mengetahui pelindung radiasi yang digunakan di RSUD Banjarbaru dan
mengetahui prinsip kerjanya
4. Mengetahui apakah masyarakat menggunakan Film Badge atau Detector untuk
control radiasi




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam kesehatan, radiologi merupakan ilmu yang cukup penting karena dengan radiologi
kita dapat memanfaatkan sifat-sifat radiasi dalam menembus bahan. Radiasi yang digunakan
dalam aplikasi kesehatan biasanya adalah radiasi magnet (MRI) dan spektrum
elektromagnetik sinar serta sinar X.dalam rumah sakit. MRI digunakan untuk memindai
organ dalam untuk melihat penampang organ secara irisan melintang. Sinar biasa
digunakan untuk membunuh sel kanker dan radioterapi. Sinar X dengan memanfaatkan
kemampuan penetrasi bahan, dapat menembus material tertentu tergantung intensitasnya
sehingga dapat melihat benda-benda didalam tubuh seperti tulang, logam serta benda keras
lainnya.
Sinar X atau juga dikenal sebagai sinar Rntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer hingga 100
pikometer. Sinar X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan kristalografi
sinar X. Sinar X adalah bentuk dari radiasi ion dan berbahaya(Anonim
1
,2012 wikipedia.org).
3 kali paparan sinar X terhadap anak-anak akan meningkatkan resiko terkena leukemia
sebesar 1,85 kali dibandingkan yang tidak terpapar sinar X(anonim
2
, 2012
http://www.go4healthylife.com/articles/2604/1/3-Kali-Paparan-Sinar-X-Anak-Berisiko-
Leukemia/Page1.html). Karena sinar X merupakan radiasi pengion, dengan intensitas
tertentu dapat mengionisasi komposisi kimia dari sel sehingga bisa menyebabkan kerusakan
sel. Kerusakan sel sering kali disebabkan oleh kerusakan DNA oleh radiasi sinar X yang
kuat. Target utama kematian sel yang diinduksi oleh radiasi adalah DNA. Radiasi dapat
menimbulkan efek pada DNA baik secara langsung maupun tidak langsung melalui radikal
bebas sebagai hasil interaksi radiasi dengan molekul air.
Struktur DNA berbentuk heliks ganda yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat
dengan gula dioksiribosa yang membentuk strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen yang
menghubungkan kedua strand DNA. Sebagian besar kerusakan DNA berupa kerusakan pada
basa, hilangnya basa, putusnya ikatan antar basa dan juga putusnya ikatan gula dengan fosfat
sehingga terjadi patahan pada salah satu strand yang disebut single strand break
(ssb).Kerusakan di atas dapat dikonstruksi kembali secara cepat tanpa kesalahan oleh proses
perbaikan enzimatis dengan menggunakan strand DNA yang tidak rusak sebagai
cetakan(Anonim
3
,2012 http://rubbina.wordpress.com/2010/02/15/sinar-x-dan-efek-radiasi-
sinar-x-untuk-tubuh-manusia/)
Sel mampu melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam beberapa
jam, tetapi dapat tidak sempurna terutama terhadap kerusakan DNA yang dikenal sebagai
double strand breaks (dsb) yaitu patahnya kedua strand DNA. Proses perbaikan dengan
kesalahan dapat menghasilkan mutasi gen dan abnormalitas kromosom yang merupakan
karakteristik pembentukan malignansi. Kerusakan dsb dianggap sebagai penyebab kerusakan
genotoksik dan dengan tidak adanya proses perbaikan yang efisien dapat menyebabkan
timbulnya kerusakan jangka panjang, bahkan pada dosis yang paling rendah. Trak tunggal,
meskipun dari radiasi LET rendah, mempunyai probabilitas untuk menghasilkan satu atau
lebih dsb pada DNA. Oleh karena itu konsekuensi seluler dari dsb atau interaksi antar dsb,
mungkin terjadi pada dosis dan laju dosis paling rendah. Probabilitas dsb/sel diperkirakan
sekitar 4/sel/100 mGy. Rasio ssb plus kerusakan basa dengan dsb yang diinduksi radiasi LET
rendah adalah sekitar 50:1. Kerusakan komponen sel lainnya (kerusakan epigenetik) mungkin
mempengaruhi fungsi sel dan progresi ke tingkat malignansi(Anonim
3
,2012).
Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X
dan gamma dengan dosis berlebihan segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua jenis
radiasi tersebut. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia.
Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau
berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun demikian, upaya perlindungan
terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum mendapatkan perhatian yang serius
(Anonim
3
,2012).
Studi intensif efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus dilakukan oleh
para ahli biologi radiasi (radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui bahwa
radiasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan sel-sel
jaringan tubuh dan kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi. Dengan
demikian manusiapun menyadari bahwa radiasi dapat memberikan ancaman terhadap
kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan somatik dalam bentuk
munculnya penyakit kanker dialami langsung oleh orang yang sel somatiknya terkena
penyinaran. Sedang resiko dari kerusakan genetik tidak dialami oleh yang
bersangkutan, melainkan keturunan orang tersebut mempunyai peluang untuk
menderita cacat genetis(Anonim
3
,2012)
Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai
radiasi eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis
radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel
alpha memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat
pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena
tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel beta memiliki daya tembus
yang jauh lebih tinggi dari partikel alpha. Daya tembus partikel beta dipengaruhi
besar energi. Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau beberapa meter di
udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh karena itu, partikel
beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil, kecuali untuk mata. Sinar-X dan
sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek
dan memiliki kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga mempunyai
potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan(Anonim
3
, 2012).
Sinar X, seperti radiasi gelombang pendek lainnya, memiliki dosis serap yang
didefinisikan sebagai energi yang diserap per massa medium. Namun pada setiap
jenis radiasi, paparan radiasi memiliki dosis serap dengan pengaruh yang berbeda
yang dipengaruhi oleh faktor bobot radiasi. Dosis serapan ini disebut dosis ekivalen
yang didefinisikan sebagai besar dosis serap dikalikan dengan faktor bobot radiasi.
Dosis serapan memiliki efek yang berbeda-beda terhadap organ/jaringan hidup.
Dosis pada jaringan hidup memiliki efektivitas berbeda yang bergantung pada faktor
bobot organ. Dosis ini disebut dosis efektif yang didefinisikan sebagai dosis ekivalen
dikalikan dengan faktor bobot organ/jaringan atau juga bisa didefinisikan sebagai
dosis serap dikalikan dengan faktor bobot radiasi dan faktor organ/jaringan.
Karena itu, paparan radiasi sinar X dalam fotoradiologi tidak boleh
sembarangan. Radiasi sinar X yang diperbolehkan dalam setahun adalah 1 mili-
Sievert sehingga lebih dari itu tidak direkomendasikan karena dapat menimbulkan
efek samping (Anonim
4
,2012 http://www.tanyadokter.com/consultation-
topic.asp?zona=CONS&discussionID=74414&discussionTypeID=1)











BAB III
Dalam pengambilan data yang kami peroleh dari Rumah
Sakit Umum daerah Banjarbaru yang pertama adalah berupa data jenis radiasi
yang digunakan dirumah sakit tersebut berupa x-rays (sinar X). Radiasi
jenisnya ada dua, yaitu radiasi pengion dan non pengeion. Radiasi pengion
dapat menyebabkan ionisasi atom. Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Banjarbaru mengunakan jenis radiasi pengion dan tipe radiasi pengion
gelombang elektromagnetik berupa x-rays dimana radiasi pengion memliki
frekuensi yang tinggi dan panjang gelombangnya pendek.
Data yang kedua adalah detektor yang digunakan diRumah Sakit Umum
Daerah Banjarbaru berupa flim badge yang dimana flim badge tersebut akan
mengelami tahap pengecekan bertahap/pengecekan rutin setiap satu bulan
sekali dan selama flim badge yang lama mengalami pengecekan, kariyawan
atau petugas dirumah sakit tersebut akan mendapatkan flim badge yang baru
selama menunggu proses pengecekan pada flim badge yang lama. Salah satu
rencana tindakan yang akan diambil oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Banjarbaru tersebut flim badge akan diganti dengan pocket dosimetri karena
pocket dosimetri mempunyai ketelitian yang lebih tinggi terhadap radiasi jika
dibandingakan dengan flim badge. Prinsip kerja dari flim badge adalah
...............
Kemudian data ketiga yang kami peroleh adalah pelindung radiasi yang
digunakan diRumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru adalah berupa kaca
timbal dengan ketebalan 5 sampa dengan 7 milimeter dan dinding pelindung
dengan ketebalan 30 cm. Untuk ruangan Radilogi itu sendiri mempunyai
ketebalan yang aman (tidak tembus radiasi) dan tidak akan berbahaya bagi
kariyawan/petugas rumah sakit maupun pasien yang berada didekat ruanagan
radiologi. Prinsip kerja dari pelindung radiasi yang ada dirumah sakit ini
adalah................................
Selanjutnya adalah data terakhir yang bisa peroleh adalah masyarakat yang
berada sekitar rumah sakit tersebut tidak menggunakan flim badge atau
detektor karena masyarakat sudah cukup aman dan tidak perlu khawatir akan
......
















3.1 PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari wawancara ini adalah sebagai
berikut:
1. Rumah sakit Umum Daerah Banjarbaru menggunakan jenis radiasi x-rays
(sinar X) dan merupakan jenis radiasi pengion.
2. Rumah sakit Umum Daerah Banjarbaru menggunakan detektor yang berupa
flim badge.
3. Rumah sakit Umum Daerah Banjarbaru menggunakan pelindung radiasi x-rays
(sinar X) yang berupa kaca timbal dan dinding.
4. masyarakat sekitar rumah sakit umum daerah banjarbaru tersebut tidak
menggunakan flim badge atau detektor untuk mengontrol radiasi.

3.1.2 Saran














\

DAFTAR PUSTAKA


Anonim
1
. 2010. Arus Searah.
http://kelompok-1-arus-searah.htm
Diakses tanggal 12 oktober 2010

Anonim
2
. 2010. Kapasitor.
http://peranan-kapasitor-dalam-penggunaan.html
Diakses tanggal 12 oktober 2010

Anonim
3
. 2010. Elektronika.
http://www.sampul_elka_das_25.htm
Diakses tanggal 12 oktober 2010

Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapanya Jilid I.
Bandung. ITB.













LEMBAR PENGESHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1


Nama : Arifudin
NIM : JID109019
Kelompok : 4
Judul percobaan : Gejala-gejala Transien
Tanggal percobaan : 13 Oktober 2010
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program studi : Fisika
Asisten : Fitri Nur Ajijah





Nilai
Banjarbaru,
Asisten,




( Fitri Nur Ajijah )

Anda mungkin juga menyukai