1. Arus lalu lintas jalan Menurut Direktorat Jenderal Bina marga(1997), arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik tertentu ersatuan !aktu, dinyatakan dalam kendaraan erjam atau sm"jam. Arus lalu lintas erkotaan terbagi menjadi emat (#) jenis yaitu $ a. %endaraan ringan " Light vihicle (&') Meliuti kendaraan bermotor ( as beroda emat dengan jarak as (,)*+,) m (termasuk mobil enumang, mikrobis, i,k-u, truk ke,il, sesuai sistem klasai.ikasi Bina Marga) b. %endaraan berat" Heave Vehicle (/') Meliuti kendaraan motor dengan jarak as lebih dari +,0 m biasanya beroda lebih dari emat (termasuk bis, truk dua as, truk tiga as, dan truk kombinasi). ,. 1eeda Motor" Motor cycle (M2) Meliuti kendaraan bermotor roda ( atau tiga (termasuk seeda motor dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasi.ikasi Bina Marga) d. %endaraan 3idak Bermotor " Un Motorized (4M) Meliuti kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia, he!an, dan lain-lain (termasuk be,ak,seeda,kereta kuda,kereta dorong dan lain-lain sesuai sistem klasi.ikasi Bina Marga). 2. Volume Lalu lintas 'olume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik engamatan dalam satu satuan !aktu. 'olume lalu lintas daat dihitung dengan menggunakan rumus (Morlok, 5.%. 1991) berikut $ t n q = (1) Dimana $ 6 7 8olume lalu lintas yang melalui suatu titik n 7 jumlah kendaraan yang melalui titik itu dalam inter8al !aktu engamatan t 7 inter8al !aktu engamatan 3. Kecepatan %e,eatan meruakan besaran yang menunjukkan jarak yang ditemuh kendaraan dibagi !aktu temuh. %e,eatan daat diukur sebagai ke,eatan titik, ke,eatan erjalanan, ke,eatan ruang dan ke,eatan gerak. %elambatan meruakan !aktu yang hilang ada saat kendaran berhenti, atau tidak daat berjalan sesuai dengan ke,eatan yang diinginkan karena adanya sistem engendali atau kema,etan lalu-lintas. Adaun rumus untuk menghitung ke,eatan (Morlok, 5.%. 1991) $
t d V = (() Dimana $ ' 7 ke,eatan (km"jam, m"det) d 7 jarak temuh (km, m) t 7 !aktu temuh (jam, detik) 4. Kepadatan %eadatan adalah jumlah rata-rata kendaraan ersatuan anjang jalur gerak dalam !aktu tertentu, dan daat dihitung dengan rumus (Morlok, 5. %. 1991) berikut $ L n K = (+) Dimana $ % 7 keadatan (kend"km) n 7 jumlah kendaraan di jalan & 7 anjang jalan (km) 5. Kapasitas %aasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang daat mele!ati suatu jalan ada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu. 9enghitungan kaasitas suatu ruas jalan erkotaan (M%J: 1997) sebagai berikut $ 2 7 2o
; <2!
; <2s ; <2s. ; <2,s (#) dimana $ 2 7 kaasitas ruas jalan (sm"jam) 2o 7 kaasitas dasar (sm"jam) <2! 7 .aktor enyesuaian lebar jalur lalu lintas <2s 7 .aktor enyesuaian emisahan arah <2s. 7 .aktor enyesuaian hambatan saming <2,s 7 .aktor enyesuaian ukuran kota
9enentu kaasitas dasar (2o) jalan ditentukan berdasarkan tie jalan dan jumlah jalur, terbagi atau tidak terbagi, seerti dalam tabel #. 3abel (. %aasitas (2o) =o 3ie Jalan %aasitas Dasar (sm"jam) %eterangan 1 5mat lajur terbagi 1>0) 9erlajur ( 5mat lajur tidak terbagi (#"( 4D) 10)) 9erlajur + Dua lajur tidak terbagi (("( 4D) (9)) 3otal untuk dua arah (1umber$ ( M%J: 1997) 6. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan (D1) dide.enisikan sebagai rasio arus lalu lintas terhada kaasitas, yang digunakan sebagai .aktor utama dalam enentuan tingkat kinerja simang dan segmen jalan. =ilai D1 menunjukkan aakah segmen jalan tersebut memunyai masalah kaasitas atau tidak. 4ntuk menghitung derajat kejenuhan ada suatu ruas jalan erkotaan dengan rumus (M%J: 1997) sebagai berikut $ D1 7 ?"2 (0) dimana $ D1 7 Derajat kejenuhan ? 7 Arus maksimum (sm"jam) 2 7 %aasitas (sm"jam)