Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KADAR AIR BENIH

Oleh: Dewi Rahmitasari, S.TP


PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya


Benih
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan
atau mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis. Ada
beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan, fase
penimbunan zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi
proses penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air
yang tinggi. Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan
turunnya kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak fisiologis, benih berat
kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan.
Benih merupakan bahan yang bersifat higroskopis yang mempunyai susunan yang
kompleks dan heterogen yang diantaranya adalah komponen air. Karena itu benih akan
menyerap kelembaban dari atau melepaskan kelembaban yang dimilikinya kepada atmosfer di
sekelilingnya sampai terjadi suatu keseimbangan antara kadar air benih dengan kelembaban
relatif dari atmosfer lingkungan. Kadar air benih karena keadaan yang higroskopis itu
tergantung pada kelembaban relatif dan temperatur. Kelembaban relatif dan temperatur
menentukan adanya tekanan uap dalam benih dan dalam udara di sekitarnya. Apabila tekanan
uap dalam benih ternyata lebih besar daripada tekanan udara di sekitarnya, maka uap air akan
menerobos dan keluar dari dalam benih. Sebaliknya jika tekanan uap air di luar benih lebih
tinggi, maka uap akan menerobos masuk ke dalam benih. Dan apabila tekanan uap di dalam
benih sama kuatnya dengan tekanan uap di luar benih, maka dalam keadaan demikian tidak
akan terjadi pergerakan uap serta dalam keadaan demikian inilah terjadinya kadar air yang
seimbang (Kartasapoetra, 1986).
Jumlah kelembaban dalam benih pada saat keseimbangan itu berkaitan langsung
dengan komposisi kimia benih. Kadar air keseimbangan benih berpati tinggi lebih tinggi
daripada yang dicapai oleh benih berminyak tinggi dikarenakan minyak atau lemak tidak dapat
bercampur dengan air (Mugnisjah, 1990).



Kadar Air Benih
Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian
hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam
prosentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya
kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut dan
dinyatakan dalam prosentase (%) terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air
diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan
kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih
tersebut.
Didalam benih, terdapat dua (2) tipe air yaitu air yang terikat secara kimiawi dan air
yang terikat secara fisik. Air yang terikat secara kimiawi merupakan bagian dari komposisi kimia
benih. Tipe air ini jarang dilakukan perlakuan untuk mengurangi atau menghilangkannya karena
berarti harus mengubah struktur benih. Air yang terikat secara fisik merupakan air yang
memang diserap yang selanjutnya diikat pada permukaan material oleh kekuatan fisik yang
kuat karena adanya tarik-menarik antara molekul material dan air, diikat dalam ruangan yang
terdapat sekeliling bagian dalam dari masing-masing biji baik dalam bentuk cairan maupun uap.
Laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya, penentuan kadar
air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan (Sutopo, 1984).
Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih maka akan semakin lama daya hidup
benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah
antara 6%-8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum
ditanam. Dalam penyimpanan, kadar air yang terlalu tinggi menyebabkan naiknya aktifitas
pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih.
Selain itu akan merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan.
Dengan demikian, dalam penyimpanannya diperlukan kadar air benih yang tepat karena kadar
air yang telalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio (Mugnisjah, 1990).

Analisis Kadar Air Benih
Dalam pengujian kadar air benih, berat minimal contoh uji tergantung dari komoditi
yang akan ditetapkan kadar airnya. Pengiriman contoh benih ke laboratorium yang diikuti
dengan analisa kadar air harus dilakukan dengan segera. Dalam pengirimannya ke
laboratorium, contoh benih dimasukkan kedalam kantong aluminium atau wadah yang tertutup
rapat untuk mencegah perubahan kadar air benih untuk menghindari perubahan akibat adanya
kontaminasi udara dari lingkungan. Yang kedua adalah pengujian kadar air harus dilakukan
sesegera mungkin dan selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin
berhubungan dengan udara luar.
Dalam pengujiannya analisa kadar air dikerjakan dalam dua kali ulangan. Perbedaan
hasil antar ulangan tidak boleh lebih besar dari 0,2 %. Apabila didapati perbedaan hasil yang
lebih besar maka analisa harus diulang kembali (Sutopo, 1984). Untuk memperoleh sampel
yang homogen, contoh benih diaduk dengan alat pengaduk dalam wadahnya.
Kadar air benih adalah menyangkut air yang terikat secara fisik dan dinyatakan pada
berat basah atau kering. Cara penentuan kadar air benih pada garis besarnya dapat digolongkan
atas metode dasar/ konvensional dan metode praktek/ automatis. Pada metode dasar, benih
itu dikeringkan atau dipanaskan pada temperatur tertentu sehingga mencapai berat yang tetap,
kehilangan berat sebagai akibat pemanasan atau pengeringan itu selanjutnya ditentukan
dan dihitung sebagai kadar air benih asal. Pada metode praktek, penentuan kadar air benih
berdasarkan atas sifat konduktivitas dan dielektrik benih, yang kedua sifat ini tergantung dari
kadar air dan temperatur benih. Pada metode dasar antara lain termasuk metode tungku (oven
method). Pada metode praktek antara lain elektrik moisture tester.
Pada metode oven, contoh benih dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu.
Kehilangan berat sebagai akibat pemanasan selanjutnya dihitung sebagai kadar air benih asal.
Pada metode elektrik moisture tester, kadar air benih ditentukan berdasarkan atas sifat
konduktifitas dan dielektrik benih, yang keduanya tergantung dari kadar air dan temperatur
benih. Penentuan kadar air benih dengan menggunakan alat ini dapat berlangsung dengan
cepat.
Untuk mengukur atau memperkirakan kadar air benih pada tiap kelembaban relatif
lazimnya dimanfaatkan gambaran grafis dari hubungan antara kadar air benih dan lembab
relatif lingkungannya pada suatu waktu, pada suhu yang konstan yang disebut juga isothermal
absorpsi yang dibagi menjadi 3 fase. Fase 1, pada fase ini ditunjukkan bahwa air yang secara
erat diikat oleh benih itu sesungguhnya adalah merupakan bagian dari susunan kimiawi benih,
untuk menguranginya perlu dibantu dengan sedikit perusakan pada jaringan benih. Pada fase
ini berlangsung pengikatan air sebagai molekul dalam ikatan interaksi dengan molekul-molekul
jaringan benih. Fase 2, pada fase ini pengikatan tidak se-erat pada fase 1. Bagi kebanyakan
benih, bagian dari keseimbangan air ditunjukkan oleh hubungan secara garis lurus antara
kelembaban relatif dan kadar air. Air yang ditunjukkan pada fase ini sangat mudah dikurangi
yaitu dengan pengeringan. Fase 3, pada fase ini air ternyata demikian lemahnya diikat oleh
benih, yaitu yang merupakan air dalam ruang antar sel dan antar jaringan, kandungan air ini
harus dihilangkan. Penghilangan kandungan air ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
kemunduran benih secara cepat.
Dua metode yang lazim digunakan dalam pengujian kadar air benih, yaitu :
a) Konvensional ( Menggunakan Oven )
Skema pengujian kadar air benih dengan metode konvensional (oven)















b) Otomatis (Menggunakan Balance Moisture Tester, Ohaus MB 45, Higrometer)
Dalam metode ini hasil pengujian kadar air benih dapat langsung diketahui dari tampilan
yang ditunjukkan oleh alat yang digunakan.










Suhu Tinggi Konstan
130
0
133
0
C
Selama 1 jam
Suhu Rendah Konstan
103
0
2
0
C
Selama 17 1 jam
Penimbangan
Pengovenan
Perhitungan
Sampel Benih
Perlakuan Pendahuluan
(penghancuran, pemotongan)
Penimbangan Sampel
Sumber:
Anime, W. 2010. Kadar Air Benih. http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-benih.html
Anonim, 2008. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/8/2006 dalam Kumpulan
peraturan Peraturan di Bidang Perbenihan. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.
Anonim, 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Departemen Kehutanan. Jakarta dalam Definisi Benih.
http://www.silvikultur.com/definisi_benih.html
Kartasapoetra, 1986 dalam Kadar Air Benih. http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-
benih.html
Mugnisjah, 1990 dalam Kadar Air Benih. http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-
benih.html
Nasrudin, 2009. Kadar Air Benih. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/yang-dimaksud-kadar-
air-benih-ialah.html
Sutopo, 1984 dalam Kadar Air Benih. http://agronomi02.blogspot.com/2010/08/kadar-air-benih.html

Anda mungkin juga menyukai