Anda di halaman 1dari 28

Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 1

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, karena atas berkat rahmat-Nya penulis akhirnya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah yang berjudul PANAS BUMI ini
ditulis guna memenuhi tugas terstruktur pada matakuliah Fisika Lingkungan II. Ucapan
terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yaitu Dra. Siti Jazimah
Iswarin, M.Si., Apt., serta semua pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun besar harapan
penulis, meski dalam ketidaksempurnaan agar untuk kedepannya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca dan yang terpenting dapat memberikan sumbangan yang
cukup berarti serta memperkaya wawasan keilmuan masa kini khususnya di dunia
pendidikan.

Malang, 6 Mei 2014

Penulis




Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 2

DAFTAR ISI
MAKALAH
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Pengertian Panas Bumi........................................................................................................6
2.2 Macam-macam Energi Panas Bumi.....................................................................................9
2.2.1 Energi Panas Bumi Uap Basah...............................................................................9
2.2.2 Energi Panas Bumi Uap Panas.............................................................................10
2.2.3 Energi Panas Bumi Batuan Panas.........................................................................11
2.3 Manfaat Panas Bumi..........................................................................................................11
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi............................................................................13
2.4.1 Pembangkit Uap Kering...........................................................................................15
2.4.2 Pembangkit Flash Team...........................................................................................16
2.4.3 Pembangkit Siklus Biner..........................................................................................16
2.5 Dampak Pemanfaatan Panas Bumi.....................................................................................17
2.5.1 Dampak Positif.........................................................................................................17
2.5.2 Dampak Negatif.......................................................................................................19
2.6 Kegiatan Usaha Panas Bumi..............................................................................................20
2.6.1 Tahapan Kegiatan Usaha Panas Bumi.....................................................................20
2.6.2 Hal-hal dalam Kegiatan Usaha Panas Bumi............................................................21
2.6.3 Garis Besar Penilaian Kelayakan Pengembangan Lapangan Panas Bumi...............21
2.6.4 Resiko, Eksplorasi, Eksploitasi, dan Pengembangan Lapangan Panas Bumi..........23
2.6.4.1 Dari Segi Aspek Teknis...............................................................................23
2.6.4.2 Dari Segi Aspek Pasar dan Pemasaran........................................................24
2.6.4.3 Dari Segi Aspek Finansial...........................................................................24
2.6.4.4 Dari Segi Aspek Sosial Ekonomi................................................................24
2.6.4.5 Menurut Sanyal dan Koenig (1995)............................................................24
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 3

2.6.4.6 Upaya yang Umum Dilakukan untuk Mengurangi Resiko yang Berkaitan
dengan Sumber Daya...................................................................................25
BAB III PENUTUP.................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28

Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi
nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini.
Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah
reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di
jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat
Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga memiliki panas yang sangat dahsyat,
namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun) suhu permukaan bumi
mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih panas berupa magma
dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi.
Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat ini, usaha
diversifikasi energi mutlak harus dilaksanakan. Salah satu usaha diversifikasi energi ini
adalah dengan memikirkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia kebutuhan
energi listrik tersebut. Dasar pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya
cadangan energi panas bumi di Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit.
Indonesia sebagai negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang dianggap
potensial untuk eksplorasi energi panas bumi. Bila energi panas bumi yang cukup
tersedia di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal, kiranya kebutuhan energi
listrik yang terus meningkat akan dapat dipenuhi bersama-sama dengan sumber energi
lainnya. Pengalaman dalam memanfaatkan energi panas bumi sebagai penyedia energi
listrik seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat akan sangat
membantu dalam pengembangan energi panas bumi lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian panas bumi?
b. Apa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi?
c. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam Kegiatan Usaha Panas Bumi?

Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 5

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian panas bumi
b. Untuk mengetahui arti dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
c. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan usaha panas bumi

Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Panas Bumi
Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan dibawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya dan terbentuk di dalam
kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 C. Menurut Pasal 1 UU
No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang
terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas
lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem.
Energi panas bumi cukup ekonomis dan merupakan energi yang ramah
lingkungan karena fluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi energi
listrik, fluida dikembalikan kebawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi.
Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk menjaga
keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan
mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas bumi setelah
fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, serta adanya recharge
(rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi
berkelanjutan (sustainable energy). Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas
yang terbentuk beberapa kilometer di bawah permukaan bumi yang memanaskan air
di sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap panas atau geiser. Panas ini
juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Selain itu
sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:
Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.
Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam
pusat bumi.
Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 7

Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau
air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan
energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah
dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total
energi listrik dunia.

Gambar 2.1.1 Geiser

Sumber uap panas ini di bor. Uap panas yang keluar dari pengeboran setelah
disaring, digunakan untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi
listrik. Agar uap panas selalu keluar dengan kecepatan tetap, air dingin harus
dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan uap panas dengan kecepatan
tertentu akan menggerakkan turbin yang dihubungkan ke genertaor sehingga
generator menghasilkan energi listrik.

Gambar 2.1.2 Daerah berpanas bumi aktif, Selandia Baru

Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 8

Temperatur panas bumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 350
o
C.
Berdasarkan pada besarnya temperatur, Hochstein (1990) membedakan sistem panas
bumi menjadi 3, yaitu:
1. Sistem panas bumi bertemperatur rendah, yaitu suatu sistem yang reservoirnya
mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 125
o
C.
2. Sistem/reservoir bertemperatur sedang, yaitu suatu sistem yang reservoirnya
mengandung fluida bertemperatur antara 125
o
C dan 225
o
C.
3. Sistem/reservoir bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistem yang reservoirnya
mengandung fluida bertemperatur diatas 225
o
C.

Sistem panas bumi juga diklasifikasikan berdasarkan entalphi fluida. Tabel
dibawah ini menunjukkan klasifikasi sistem panas bumi yang biasa digunakan.

Muffer &
Cataldi (1978)
Benderiter &
Cormy (1990)
Haenel, Rybach
&Stegna
Hochestein
(1990)
Sistem panas
bumi entalphi
rendah
< 90
o
C < 100
o
C < 150
o
C < 125
o
C
Sistem panas
bumi entalphi
sedang
90
o
C - 150
o
C 100
o
C - 200
o
C -
125
o
C -
225
o
C
Sistem panas
bumi entalphi
tinggi
> 150
o
C > 200
o
C > 150
o
C > 225
o
C

Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas yang berasal dari
kedalaman bumi yang berada di bawah daratan antara 32-40 km dan di bawah lautan
antara 10-13 km.
Panas geotermal ini dijumpai dalam 3 kondisi alamiah:
(1) Steam (uap),
(2) Hot water (air panas), dan
(3) Dry rock (batuan panas).
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 9

Adapun sumber panas-bumi dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu: hydrothermal,
geopressured, dan petrothermal. Sistem hydrothermal terdiri dari 2 macam yaitu
vapor -dominated system dan liquid-dominated system.
Pergerakan lapisan bumi yang saling bertumbukan menyebabkan terjadinya
proses radioaktif di kedalaman lapisan bumi sehingga menyebabkan terbentuknya
magma dengan temperatur lebih dari 2000 C. Setiap tahun air hujan serta lelehan
salju meresap ke dalam lapisan bumi, dan tertampung di suatu lapisan batuan yang
telah terkena arus panas dan magma. Lapisan batuan itu disebut dengan geothermal
reservoir yang mempunyai kisaran temperatur antara 200 - 300 C. Siklus air yang
setiap tahun berlangsung menyebabkan lapisan batuan reservoir sebagai tempat
penghasil energi panas bumi yang dapat terus menerus diproduksi dalam jangka
waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya mengapa panas bumi disebut sebagai energi
terbarukan dan sumber energi panas bumi tersebut berasal dari magma.

2.2 Macam-macam Energi Panas Bumi
Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena
ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi
karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg
CO
2
per megawatt-jam (MW h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit
listrik tenaga batubara. Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat
dikelompokkan menjadi:
2.2.1. Energi panas bumi "uap basah"
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi
yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan
langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang
demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap
yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus
dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap
basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan
tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 10

20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis
uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap
yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan
generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik
atas dasar pemanfaatan energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat,

2.2.1 Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumu uap basah

2.2.2. Energi panas bumi "air panas"
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis
ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas
sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas
(heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.
Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis
lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem
biner dapat dilihat,
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 11


Gambar 2.2.2 Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi air panas

2.2.3. Energi panas bumi "batuan panas"
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut
bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas
bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan
panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat
diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber
batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga
untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan
biaya cukup tinggi.

2.3 Manfaat Panas Bumi
Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,
uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik
semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Pemanfaatan panas bumi relatif
ramah lingkungan, terutama karena tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca,
sehingga perlu didorong dan dipacu perwujudannya; pemanfaatan panas bumi akan
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sehingga dapat menghemat
cadangan minyak bumi. Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40%
potensi panas bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan total potensi
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 12

energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak. Kapasitas
terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada.

2.3.1 Skema Pemanfaatan Energi Panas Bumi

2.3.2 Skema yang menunjukkan penggunaan Energi Panas Bumi
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi terletak di daerah
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 13

terpencil seperti Nusa Tenggara dan Maluku berpeluang untuk pengembangan listrik
pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi skala kecil (<10 MW) dimanfaatkan
untuk listrik pedesaan disamping untuk keperluan pertanian/perkebunan dan industri
kecil. Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan energi listrik
pada tahun 1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004 sebesar 27.284
MW. Soegianto menggambarkan kebutuhan sumber energi pada tahun 1998/1999
untuk pembangkitan tenaga listrik dari kelima jenis sumber energi (migas & batubara,
tenaga-air, panas-bumi) sebesar 664,8 SBM atau sebesar 1130,16 MW dengan
perincian 51% BBM, 24% gas, 18% batubara, 5% tenaga air, dan 2 % panas bumi (12
SBM=20,4 MW). Sedangkan pemasokan masing-masing energi untuk pembangkitan
listrik berjumlah 242,2 SBM atau sebesar 411,74 MW, dengan perincian: 31% BBM,
22% gas, 28 % batubara, 14 % tenaga air, dan 5 % panas bumi. Apabila ditinjau
partisipasi masing-masing jenis sumber energi tersebut, panas bumi dan tenaga air
dapat memenuhi total kebutuhan yang direncanakan untuk jenis energi tersebut.
Dalam hal ini ada peluang penggantian kebutuhan energi fosil dengan energi panas
bumi maupun energi terbarukan lainnya.
Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa manfaat lainnya
dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak
membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi
saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi
digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga
panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW tergantung pada skala penanaman
modal. Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan
kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan
Indonesia. India sudah mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 14

listrik tenaga panas bumi pertamanya di Chhattisgarh. Pembangkit listrik tenaga panas
bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi
dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan
penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas
jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng tektonik
terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi cenderung rendah
karena fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan
dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya
temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil energi selama
menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal
dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi
biaya operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil. Pembangkit
listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah
kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga
geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit
listrik berbahan bakar fosil.
Indonesia dikaruniai sumber panas Bumi yang berlimpah karena banyaknya
gunung berapi di Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau
Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas Bumi. Untuk membangkitkan
listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang memiliki
potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk
memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang
tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat
langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih
dahulu. Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik
tergolong minim. Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas
bumi hanya membutuhkan area seluas antara 0,4 - 3 hektar. Sedangkan pembangkit
listrik tenaga uap lainnya membutuhkan area sekitar 7,7 hektar. Hal ini menjawab
kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan eksploitasi panas bumi,
terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas bumi.
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 15

Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan sumber panas bersuhu
tinggi yang hanya dapat berasal dari jauh di bawah tanah. Panas tersebut harus dibawa
ke permukaan lewat sirkulasi fluida, baik melalui saluran magma, mata air panas,
sirkulasi hidrotermal, sumur minyak, sumur bor, atau gabungan dari contoh-contoh
tersebut. Sirkulasi ini terkadang muncul secara alami pada tempat dimana kerak bumi
tipis. Saluran magma membawa panas dekat ke permukaan, dan mata air panas
membawanya ke permukaan. Jika tidak tersedia mata air panas maka sumur harus
dibor untuk menjadi akuifer air panas. Jika jauh dari batas lempeng tektonik, gradien
panas bumi di sebagian besar tempat adalah 25-30C per kilometer kedalaman,
sehingga membuat sumur menjadi harus beberapa kilometer dalamnya untuk dapat
membangkitkan listrik. Jumlah dan mutu sumber daya panas yang dapat dipulihkan
meningkat sebanding dengan kedalaman pengeboran dan kedekatan dengan batas
lempeng tektonik.
Pada tanah yang panas dan kering, atau dimana tekanan air tidak memadai,
fluida dapat disuntikkan untuk merangsang produksi. Pengembang akan menggali dua
lubang di calon lokasi, dan memecah batu di antara keduanya dengan bahan peledak
atau air bertekanan tinggi. Kemudian memompakan air atau karbon dioksida cair ke
salah satu lubang galian, sehingga keluar di lubang galian lainnya dalam bentuk gas.
Pendekatan ini dapat menghasilkan potensi yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan jika dihubungkan secara konvensional ke akuifer alami.
Jenis-jenis Pembangkit Listrik Tenaga Energi Panas Bumi :
2.4.1. Pembangkit Uap Kering
Pembangkit dengan sistem uap kering merupakan rancangan paling tua
dan sederhana. Dalam sistem ini uap panas bumi bersuhu 150C atau lebih
langsung digunakan untuk memutar turbin.
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 16


Gambar 2.4.1.1 Pembangkit Uap Kering
2.4.2. Pembangkit Flash Team
Pembangkit dengan sistem flash steam mengambil air panas
bertekanan tinggi dari kedalaman bumi masuk ke tangki bertekanan rendah
lalu menggunakan uap yang dihasilkan untuk memutar turbin. Sistem ini
membutuhkan fluida bersuhu sekurang-kurangnya 180C;biasanya lebih.
Ini adalah jenis yang paling umum dioperasikan saat ini

Gambar 2.4.2.1 Pembangkit Flash Team
2.4.3. Pembangkit Siklus Biner
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 17

Pembangkit dengan sistem siklus biner adalah pengembangan terbaru
dan memungkinkan suhu terendah fluida hingga 57C.
[12]
Air panas bumi
yang tidak terlalu panas tersebut dialirkan melewati fluida sekunder yang
memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal ini menyebabkan
fluida sekunder menguap yang lalu digunakan untuk memutar turbin. Ini
adalah jenis yang paling umum dibangun saat ini.
[26]
Siklus Rankine
Organik maupun siklus Kalina keduanya digunakan. Efisiensi termal
pembangkit jenis ini biasanya sekitar 10-13%.

Gambar 2.4.3.1 Pembangkit Siklus Biner
Keterangan:
Permukaan sumur
Permukaan tanah
Generator
Turbin
Kondensor
Penukar panas
Pompa

2.5 Dampak Pemanfaatan Panas Bumi
2.5.1 Dampak Positif
Air panas
Air dingin
Uap isobutana
Cairan isobutana

Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 18

1. Potensi energi geotermal sangat besar
Negara Indonesia dilewati sekitar 20% panjang sabuk api (ring of fire).
Jalur ini merupakan jalur dimana gunung api banyak dijumpai. Dari
gunung-gunung api inilah sumber panas diperoleh. Menurut perkiraan yang
tercatat hingga saat ini ada sekitar20 ribu MW setara 40% potensi panas
bumi dunia. Akan tetapi, baru sekitar 3-4% saja yang dimanfaatkan.Jelas,
ini sebuah peluang yang sangat besar dan perlu dimanfaatkan. Apabila
dikonversikan, potensi panas bumi Indonesia tersebut setara dengan supply
minyak bumi sebesar 8 Milyard Barel Ekivalen. Ini masih hanya
diperkirakan berdasarkan atas current technology stages, efisiensi
konversi, serta usia sumur yang mampu dipakai selama produksi/operasi.
Hal tersebut disebabkan karena pada prinsipnya daya kalor panasnya sendiri
tidak akan habis dalam ratusan bahkan ribuan tahun.
2. Kemudahan teknologi
Energi geothermal merupakan energi yang dihasilkan oleh panas bumi.
Panas atau suhu tinggi ini sangat mudah dimengerti sebagai sumber energi.
Akan tetapi, perlu adanya transformasi energi ke dalam bentuk energi lain
sehingga siap pakai. Saat ini teknologi pemanfataan geotermal sudah ada.
namun karena Indonesia termasuk daerah tropis kebutuhan panas ini tidak
banyak diperlukan.Jusru kebutuhan pendingin yg diperlukan dan yang
diperlukan di Indonesia ini terutama adalah untuk penerangan dan
transportasi. Penerangan di Indonesia hampir 100% mempergunakan listrik.
Teknologi konnversi energi panas (steam) menjadi energi listrik sudah
terbukti dimana-mana sehingga secara teknologi tidak ada masalah dengan
pemanfaatan energi geothermal ini. Juga kebutuhan untuk penerangan dan
transportasi jelas ada di Indonesia. Kereta Api listrik di Jakarta sudah sejak
lama memanfaatkan listrik sebagai sumber penggeraknya. Hal ini tentunya
juga akan sangat mungkin untuk memanfaatkan geothermal sehingga
dipergunakan sebagai energi pembangkit energi listrik juga untuk
kebutuhan industri (lapangan kerja).
3. Menyelamatkan lingkungan
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 19

Pemanfaatan energi geothermal atau secara real dalam bentuk
pembangkit listrik bersifat ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena
Pembangkit energi geotermal tidak membutuhkan bahan bakar untuk
menghasilkan listrik sehingga level emisinya sangat rendah. Ia
membebaskan 1 sampai 3% karbondioksida dari yang dikeluarkan energi
fosil.Pembangkit tenaga geotermal menggunakan sistem pencuci untuk
memebersihkan udara dari hidrogen sulfida (H2S) yang secara alami
ditemukan di dalam uap air dan air panas.Pembangkit tenaga geotermal
membebaskan kurang dari 97% hujan asam-penyusun sulfur daripada bahan
bakar fosil.Setelah uap air dan air dari reservoir tenaga geotermal
digunakan, air kemabali diinjeksikan ke tanah. Selebihnya, karena level
emisinya rendah, maka pemanfaatannya pun mengurangi keberlanjutan
global warming.
4. Tidak membutuhkan pasokan bahan bakar
Setelah dilakukan pembandingan capacity factor, ternyata pembangkit
listrik yang mempunyai capacity factor tertinggi adalah pembangkit listrik
tenaga geotermal (PLTG).

2.5.2 Dampak Negatif
Timbulnya keresahan masyarakat, terjadinya gangguan kamtibmas,
menurunnya kesehatan masyarakat dan kekhawatiran menjalani kehidupan di
bawah bayang-bayang ancaman bencana longsor, gas beracun, amblasan,
kekeringan, kebakaran dan serba ketidakpastian tanpa akhir.
Kerugian dengan energi geotermal :
`Pembangunan pembangkit tenaga geothermal mempengaruhi
kestabilan tanah di beberapa daerah.Hal ini terjadi ketika air diinjeksikan ke
lapisan batuan kering ketika di sana tidak ada air sebelumnya. Uap kering dan
uap dalam skala kecil juga membebaskan dalam level rendah gas karbon
dioksida,nitrit oksida, sulfur meskipun hanya sekitae 5% dari level jika
menggunakan bahan bakar fosil.Meskipun demikian, pembangkit listrik
tenaga geothermal dapat dibangun dengan sedikit emisi-dengan membuat
sistem control yang dapat menginjeksikan gas-gas ke dalam tanah dengan
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 20

mengurangi emisi karbon agar kurang dari 0.1% dari total emisi dengan
pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil.Meskipun lapisan geothermal
dapat menghasilkan panas dalam beberapa decade akan tetapi secara spesifik
beberapa lokasi akan mengalami pendinginan karena pembangunan sumber
yang erlalu luas sementara hanya sedikit energi yang tersedia.

2.6 Kegiatan Usaha Panas Bumi
Kegiatan usaha panas bumi adalah suatu kegiatan untuk menemukan sumber
daya panas bumi sampai dengan pemanfaatannya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2.6.1 Tahapan kegiatan usaha panas bumi
a) Survey Pendahuluan
Kegiatan yang meliputi pengumpulan analisis dan penyajian data yang
berhubungan dengan informasi kondisi geologi, geofisika, dan geokimia untuk
memperkirakan letak dan adanya sumber daya panas bumi serta wilayah kerja.
b) Eksplorasi
Rangkaian kegiatan yang meliputi penyelidikan geologi, geofisika, geokimia,
pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untuk
memperoleh dan menambah informasi kondisi geologi bawah permukaan guna
menemukan dan mendapatkan potensi panas bumi.
c) Studi Kelayakan
Tahapan kegiatan usaha pertambangan panas bumi untuk memperoleh
informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan usaha pertambangan panas bumi, termasuk penyelidikan atau studi
jumlah cadangan yang dapat dieksploitasi.
d) Eksploitasi
Rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu yang meliputi
pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas
lapangan dan operasi produksi sumber daya panas bumi.
e) Pemanfaatan
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 21

Pemanfaatan Tidak Langsung, untuk tenaga listrik adalah kegiatan
usaha pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik,
baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan sendiri.
Pemanfaatan Langsung, kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau
fluida panas bumi untuk keperluan nonlistrik, baik untuk kepentingan
umum maupun untuk kepentingan sendiri.

2.6.2 Hal-hal dalam kegiatan usaha panas bumi
Batas dan luas wilayah kerja ditetapkan oleh pemerintah
Wilayah kerja yang akan ditawarkan kepada badan usaha diumumkan secara
terbuka
Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-
masing melakukan penawaran wilayah kerja dengan cara lelang
Pengusahaan sumber daya panas bumi dilakukan oleh badan usaha setelah
mendapat IUP (Izin Usaga Pertambangan) dari menteri, gubernur, dan
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing
IUP adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan panas bumi disuatu
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi
Pemegang IUP wajib menyampaiakan rencana jangka panjang eksplorasi dan
eksploitasi kepada menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan masing-masing yang mencakup rencana kegiatan dan rencana
anggaran serta menyampaikan besarnya cadangan. Penyesuaian terhadap
rencana jangka panjang eksplorasi dan eksploitasi dapat dilakukan dari tahun ke
tahun sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

2.6.3 Garis Besar Penilaian Kelayakan Pengembangan Lapangan Panas Bumi
1. Pengkajian sistem panas bumi, merupakan kegiatan yang sangat penting
dilakukan dalam menilai kelayakan pengembangan suatu lapangan. Jenis data-
data yang dikaji tergantung dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di
daerah panas bumi tersebut. Tujuan utama dari pengkajian data adalah untuk
memperkirakan, jenis reservoir beserta kedalaman, ketebalan dan luasnya, serta
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 22

perkiraan tentang tekanan dan temperatur, jenis sifat batuan, jenis fluida
reservoir. Berdasarkan data-data yang diperoleh kemudian dibuat model
konseptual dari sistem panas bumi yang sedang dikaji. Gambaran mengenai
sistem panas bumi di suatu daerah biasanya dibuat dengan memperlihatkan
sedikitnya lima komponen, yaitu sumber panas, reservoir dan temperaturnya,
sumber air, serta manifestasi panasbumi permukaan yang terdapat di daerah
tersebut. Komponen-komponen lain yang sering diperlihatkan dalam model
adalah penyebaran batuan, jenis dan arah aliran air di bawah permukaan. Model
sistem geologi, hidrologi, geofisika, geokimia dan data sumur.
2. Menghitung besarnya sumber daya, cadangan dan potensi listrik.
3. Mengkaji apakah suatu sumber daya panas bumi dimaksud tepat untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Apabila energi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik maka langkah selanjutnya adalah
menentukan rencana pengembangan PLTP. Rencana pengembangan meliputi
menentukan kapasitas PLTP yang akan dibangun, jumlah turbin serta kapasitas
masing-masing turbin serta menentukan alternatif pengembangan lapangan.
4. Menentukan rencana pengembangan lapangan (sistem field development)
meliputi penentuan jumlah sumur produksi, injeksi dan sumur cadangan (make
up well). Probabilitas keberhasilan pemboran pengembangan dapat diperkirakan
berdasarkan data jumlah sumur yang berhasil dan jumlah sumur yang gagal di
prospek yang telah dilakukan pemboran eksplorasi sumur dalam (probabilitas
keberhasilan pemboran eksplorasi).
5. Melakukan simulasi reservoir untuk memperkirakan kinerja reservoir. Simulasi
atau pemodelan reservoir merupakan kegiatan yang penting dilakukan dalam
penilaian kelayakan pengembangan suatu lapangan karena hasil pemodelan
biasanya digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan
dalam menetapkan strategi pengembangan lapangan. Dari model reservoir yang
dibuat dapat diperoleh gambaran mengenai kondisi dibawah permukaan yang
meliputi distribusi sebaran permeabilitas, tekanan, temperatur, konduktivitas.
Hasil simulasi juga dapat memberikan perkiraan tentang energi panas yang
terkandung di dalamnya sebelum reservoir diproduksikan. Pemodelan tahap
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 23

lanjutan dilakukan untuk meniru kinerja reservoir untuk berbagai skenario
pengembangan lapangan.
6. Menentukan biaya pengusahaan panasbumi, meliputi biaya sumur eksplorasi, b
iaya sumur pengembangan, biaya fasilitas produksi, biaya PLTP, biaya operasi
dan perawatan.
7. Menentukan jadwal pelaksanan pekerjaan.
8. Menentukan penyebaran investasi.
9. Menentukan parameterparameter ekonomi (cash flow, ROR, NPV, EMV dll.)
10. Untuk masing-masing kasus (alternatif) dibuat analisa yang sama dan
kemudian diperbandingkan satu sama lain.

2.6.4 Resiko Eksplorasi, Eksploitasi dan Pengembangan Lapangan Panas Bumi
Proyek panas bumi memiliki resiko yang tinggi dan memerlukan dana
yang besar, oleh karena itu sebelum suatu lapangan panasbumi dikembangkan
perlu dilakukan pengkajian yang hati-hati untuk menilai apakah sumberdaya
panas bumi yang terdapat di daerah tersebut menarik untuk diproduksikan.
Penilaian kelayakan meliputi beberapa aspek, yang utama adalah:
aspek teknis, pasar dan pemasaran, finansial, legal serta sosial ekonomi.
2.6.4.1 Dari Segi Aspek Teknis
Hal-hal yang harus dipertimbangkan:
1.Sumberdaya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar
sehingga mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup
lama, yaitu sekitar 2530 tahun.
2.Reservoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.
3.Sumberdaya panasbumi terdapat di daerah yang relatif tidak sulit
dicapai.
4.Sumberdaya panasbumi memproduksikan fluida yang mempunyai pH
hampir netral agar laju korosinya relatif rendah, sehingga fasilitas
produksi tidak cepat terkorosi. Selain itu hendaknya kecenderungan
fluida membentuk scale relatif rendah.
5.Sumberdaya panasbumi terletak di daerah dengan kemungkinan
terjadinya erupsi hidrothermal relatif rendah. Diproduksikannya fluida
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 24

panasbumi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi
hidrotermal
6.Hasil kajian dampak lingkungan

2.6.4.2 Dari Segi Aspek Pasar dan Pemasaran
Hal-hal yang harus dipertimbangkan:
Kebutuhan konsumen
Ketersediaan jaringan distribusi

2.6.4.3 Dari Segi Aspek Finansial
Hal-hal yang harus dipertimbangkan:
Pengkajian terhadap dana yang diperlukan
Sumber dana
Proyeksi arus kas
Indikator ekonomi, seperti NPV, IRR, PI, dll.
Pengaruh perubahan ekonomi makro
2.6.4.4 Dari Segi Aspek Sosial Ekonomi
Hal-hal yang harus dipertimbangkan:
Pengaruh proyek terhadap penerimaan negara
Kontribusi proyek terhadap penerimaan pajak
Jasa-jasa umum yang dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat
Kontribusi proyek terhadap kesempatan kerja
Alih teknologi dan pemberdayaan usaha kecil


2.6.4.5 Menurut Sanyal dan Koenig (1995)
Ada beberapa resiko dalam pengusahaan panas bumi, yaitu:
1. Resiko yang berkaitan dengan sumberdaya (resource risk), yaitu resiko
yang berkaitan dengan:
Kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panas bumi di
daerah yang sedang dieksplorasi (resiko eksplorasi).
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 25

Kemungkinan besarnya cadangan dan potensi listrik di daerah
tersebut lebih kecil dari yang diperkirakan atau tidak bernilai
komersial (resiko eksplorasi).
Kemungkinan jumlah sumur eksplorasi yang berhasil lebih sedikit
dari yang diharapkan (resiko eksplorasi).
Kemungkinan potensi sumur (well output), baik sumur eksplorasi
lebih kecil dari yang diperkirakan semula (resiko eksplorasi).
Kemungkinan jumlah sumur pengembangan yang berhasil lebih
sedikit dari yang diharapkan (resiko pengembangan).
Kemungkinan potensi sumur (well output) sumur pengembangan l
ebih kecil dari yang diperkirakan semula (resiko pengembangan).
Kemungkinan biaya eksplorasi, pengembangan lapangan dan p
embangunan PLTP lebih mahal dari yang diperkirakan semula.
Kemungkinan terjadinya problemproblem teknis, seperti korosi
dan scaling (resiko teknologi) dan problem-problem lingkungan.
2. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi
atau penurunan temperatur lebih cepat dari yang diperkirakan semula
(resource degradation).
3. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan
harga (market access dan price risk).
4. Resiko pembangunan (construction risk).
5. Resiko yang berkaitan dengan perubahan manajemen (Management
risk).
6. Resiko yang menyangkut perubahan aspek legal dan kemungkinan
perubahan kebijaksanaan pemerintah (legal & regulatory risk).
7. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan bunga bank
dan laju inflasi (Interest & inflation risk).
8. Force Majeure.

2.6.4.6 Upaya yang Umum Dilakukan untuk Mengurangi Resiko yang
Berkaitan dengan Sumberdaya adalah:
Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 26

Melakukan kegiatan eksplorasi rinci sebelum rencana
pengembangan lapangan dibuat.
Menentukan kriteria keuntungan yang jelas.
Memilih proyek dengan lebih hati-hati, dengan cara melihat
pengalaman pengembang sebelumnya, baik secara teknis maupun
secara manajerial.
Mengkaji rencana pengembangan secara hatihati sebelum
menandatangani perjanjian pendanaan.
Memeriksa rencana pengembangan dan menguji rencana operasi
berdasarkan skenario yang terjelek.
Mentaati peraturan yang berkaitan dengan permasalahan
lingkungan.
Merancang dan menerapkan program sesuai dengan tujuan dan
berdasarkan jadwal waktu pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan.
Melaksanakan simulasi (pemodelan) untuk meramalkan kinerja
reservoir dan sumur untuk berbagai skenario pengembangan
lapangan.
Mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengevaluasi pe
laksanaan program untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksana
kan sesuai dengan rencana atau tidak.


Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 27

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa energi Geothermal adalah energi yang dihasilkan
oleh tekanan panas bumi. Panas ini bernilai sangat besar karena setiap penurunan 100
meter akan terjadi kenaikan suhu sebesar 3C. Pemanfaatna energi geothermal dapat
dilakukan karena potensi energi geotermal sangat besar, kemudahan dalam teknologi,
dapat meyelamatkan lingkungan dalam artian lebih banyak dampak positif yang kita
dapatkan, dan yang lebih penting lagi tidak membutuhkan bahan bakar. Selain dampak
positif yang didapatkan ada juga dampak negative yaitu Timbulnya keresahan
masyarakat, terjadinya gangguan kamtibmas, menurunnya kesehatan masyarakat dan
kekhawatiran menjalani kehidupan di bawah bayang-bayang ancaman bencana longsor,
gas beracun, amblasan, kekeringan, kebakaran dan serba ketidakpastian tanpa akhir.
Pembangunan pembangkit tenaga geothermal mempengaruhi kestabilan tanah di
beberapa daerah.Hal ini terjadi ketika air diinjeksikan ke lapisan batuan kering ketika di
sana tidak ada air sebelumnya. Uap kering dan uap dalam skala kecil juga
membebaskan dalam level rendah gas karbon dioksida,nitrit oksida, sulfur meskipun
hanya sekitae 5% dari level jika menggunakan bahan bakar fosil.Meskipun demikian,
pembangkit listrik tenaga geothermal dapat dibangun dengan sedikit emisi-dengan
membuat sistem control yang dapat menginjeksikan gas-gas ke dalam tanah dengan
mengurangi emisi karbon agar kurang dari 0.1% dari total emisi dengan pembangkit
listrik dengan bahan bakar fosil.Meskipun lapisan geothermal dapat menghasilkan
panas dalam beberapa decade akan tetapi secara spesifik beberapa lokasi akan
mengalami pendinginan karena pembangunan sumber yang erlalu luas sementara hanya
sedikit energi yang tersedia.


Panas Bumi 2014

Universitas Brawijaya
Fakultas MIPA
Fisika 11 28

DAFTAR PUSTAKA

Salirawati, Das. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Kanwa Publisher
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, Present and Future.
Englewood : Libraries Unlimited.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek.
Bandung:Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak
Pernah Terlambat. Jakarta: Kompas.
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=geyser&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&b
pcl=39314241&biw=1366&bih=664&um=1&ie=UTF-
8&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=9dq4UK6qCsnjrAe2lIDYDw

Anda mungkin juga menyukai