Anda di halaman 1dari 11

1.

PENDAHULUAN
Jumlah pelanggan listrik meningkat dari tahun ke tahun akibat dari bertambahnya
penduduk (perumahan) dan berkembangnya kegiatan ekonomi, industri, perhotelan,
perkantoran, dan lain-lain. Oleh karena itu tingkat ketergantungan masyarakat terhadap
pelayanan dari penyedia tenaga listrik semakin meningkat, sementara harapan akan
kualitas listrik (Power Quality, PQ) semakin tinggi. Bagi penyedia tenaga listrik, hal
penting yang harus diperhatikan adalah kesungguhan dalam mengemban amanat yang
dibebankan kepada penyedia tenaga listrik, dan hal ini terletak pada kemampuannya
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pelayanan terbaik (service excellent)
yang dimaksud bukan hanya menjadi retorika belaka yang dibiarkan mengendap menjadi
residu, tetapi harus mampu ditransormasi semaksimal mungkin untuk mendorong
peningkatan kinerja melalui pembudayaan kualitas pada semua elemen proses dan
produksi.
!i masa mendatang, salah satu an"aman serius yang dihadapi perusahaan
ketenagalistrikan adalah dihapuskannya hak monopoli, sementara perlindungan
konsumen merupakan sesuatu hal penting yang harus ditegakkan. #ni berarti bahwa
makna kualitas baik produk maupun pelayanan perlu dideinisikan lebih riil dan harus
diwujudkan pada semua segmen pasar.
!engan demikian, "itra pelayanan penyedia tenaga listrik sangat ditentukan oleh
sinergi yang baik antara aspek teknis ketenagalistrikan yang menjadi produk utama
penyedia tenaga listrik dengan aspek nonteknis yang merupakan sistem pelayanan yang
diimplementasikan dalam bentuk mekanisme administrasi dan pelayanan yang
berhubungan langsung dengan konsumen. Pada bagian ini hanya dibahas tentang
pelayanan yang berhubungan dengan aspek teknis.
Peme"ahan terhadap masalah-masalah teknis seperti kualitas, keandalan dan
pelayanan (harga) dalam pengelolaan tenaga listrik merupakan suatu prestasi yang harus
diwujudkan untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. $epuasan konsumen
adalah tingkat perasaan seorang konsumen setelah membandingkan antara kinerja produk
yang dirasakannya dan harapannya karena telah mengeluarkan sejumlah biaya. Bilamana
kinerja yang diperoleh di bawah harapannya, maka konsumen dikatakan tidak puas, jika
kinerja sesuai harapan, pelanggan puas dan jika kinerja melampaui harapan, pelanggan
sangat puas.. $eluhan konsumen dapat dijadikan suatu inormasi bagi pengusaha untuk
%
men"ari solusinya sehingga produk yang ditawarkan dapat diterima dan memuaskan
konsumen.
&da empat alasan utama mengapa masalah kualitas, keandalan dan harga alam
usaha ketenagalistrikan harus diperhatikan'
a. Peralatan listrik sekarang ini lebih sensiti terhadap ber(ariasianya kualitas daya
dibanding dengan peralatan listrik sebelumnya. Banyak peralatan (beban) baru,
bekerja berdasarkan pada kendali mikroprosessor dan peralatan elektronika daya,
yang sangat sensiti terhadap gangguan-gangguan listrik.
b. &danya penekanan pada kenaikan eisiensi sistem tenaga listrik se"ara keseluruhan
telah menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang terus menerus dalam penerapan
peralatan bereisiensi tinggi, penggerak motor yang dapat mengubah ke"epatannya,
dan kapasitor shunt dalam memperbaiki aktor daya untuk menurunkan rugi-rugi
(losses). #ni akan memberikan tingkat harmonisa yang besar pada sistem tenaga dan
hal ini telah membuat banyak orang tertarik pada dampak yang akan terjadi terhadap
kemampuan sistem.
". )erjadinya peningkatan kesadaran terhadap issu kualitas daya dan keandalan oleh
konsumen tenaga listrik. $onsumen telah mendapatkan inormasi yang lebih banyak
tentang issu-issu memburuknya kualitas dan keandalan seperti terputusnya suplai
daya listrik, turunnya tegangan dan transien pensaklaran dan mengharapkan
pengusaha listrik untuk memperbaiki keandalan dan kualitas daya dan tegangan yang
disuplai.
d. Banyak peralatan-peralatan sekarang ini terinterkoneksi pada jaringan. !alam proses
yang terintegrasi, kegagalan dari suatu komponen dapat dengan mudah terjadi dan
akan menimbulkan konsekuensi yang lebih besar seperti dapat dilihat pada
penggunaan energy saver dewasa ini yang dikomplain dapat menurunkan kualitas
tenaga listrik pada jaringan.
!engan demikian dapat dikatakan bahwa dipentingkannya pelayanan, keandalan
dan kualitas suplai listrik adalah karena nilai ekonomi. )erdapat dampak ekonomi pada
pengusaha, konsumen dan pensuplai peralatan (beban) listrik.
Pelayanan, keandalan dan kualitas suplai listrik dapat mempunyai suatu dampak
ekonomi langsung pada banyak konsumen. &khir-akhir ini banyak konsumen khususnya
industri telah melakukan penekanan pada re(italisasi idustrinya dengan melengkapi
*
peralatannya yang lebih otomatis dan modern. #ni berarti semuanya akan dikendalikan
se"ara elektronik, penggunaan peralatan dengan eisiensi energi tinggi, lebih sensiti
terhadap de(iasi tegangan suplai dibanding dengan sistem elektro-mekanik yang dipakai
sebelumnya.
Pengusaha listrik diharapkan dapat memberikan perhatian pada pelayanan,
keandalan dan kualitas suplai listrik pada konsumen karena hal ini mau tidak mau harus
menjadi moti(asi kuat bagi pengusaha apalagi dalam era yang penuh dengan kompetisi.
Pembuat peralatan (beban) listrik juga akan menemui kompetisi pasar, konsumen
akan memilih produk yang berkualitas dan harga yang lebih murah. Banyak pembuat
peralatan juga tidak menyadari akan jenis-jenis gangguan yang mungkin terjadi pada
pengoperasian tenaga listrik.
$urangnya pemahaman terhadap hak dan kewajiban telah menyebabkan
masyarakat konsumen listrik di negeri ini lebih bersikap pasi dan +nrimo+ terhadap
penyediaan dan kualitas pelayanan listrik yang ada. ,alah konsumen lebih banyak
bersyukur akan tersedianya aliran listrik dengan segala kenikmatan yang melekat
padanya.
-amun sejak diberlakukannya .ndang-.ndang -o. / tahun 0111 tentang
Perlindungan $onsumen (..P$) yang diberlakukan eekti sejak 0 &pril tahun 2333,
gambaran di atas sepertinya berobah se"ara perlahan-lahan.
!engan semakin kompleks dan beragamnya sistem tenaga listrik di #ndonesia di
satu pihak dan kebutuhan akan pelayanan yang baik oleh pengusaha kelistrikan kepada
konsumen serta adanya usaha rasionalisasi tari listrik untuk men"apai harga kompetiti di
pihak yang lain, maka diperlukan aturan dan standar pelayanan yang jelas dari pemerintah
untuk dijadikan a"uan. !engan standar pelayanan yang transparan ini, konsumen pemakai
listrik dapat menilai apakah mereka memperoleh tenaga listrik dengan kualitas yang
memadai atau tidak atau malah dirugikan bila gangguan yang mendadak sering terjadi.
4angguan se"ara mendadak ini dapat menimbulkan kerugian yang tak ternilai bagi
masyarakat.
Beberapa aspek yangmempengaruhi pelayanan, kualitas dan keandalan tenaga
listrik dijelaskan berikut ini.
/
2. TARIF DASAR LISTRIK (TDL)
)enaga listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan merupakan produk dari suatu rangkaian
proses yang se"ara garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu pembangkitan,
transmisi, dan distribusi. Pembangkitan melakukan proses perubahan energi atau kon(ersi
energi primer menjadi tenaga listrik, kemudian dilanjutkan dengan tahap penyaluran atau
transmisi dimana energi dari pembangkit disalurkan se"ara terintegrasi ke pusat-pusat
beban, dan terakhir adalah bagian distribusi dimana tenaga listrik dari transmisi
didistribusikan ke masing-masing pelanggan.
!itinjau dari segi biaya, sisi pembangkitan mempunyai tiga komponen utama
yaitu biaya kapital, biaya energi primer, dan biaya operasi serta pemeliharaan. Biaya
kapital adalah biaya untuk mengembalikkan in(estasi mesin pembangkit yang dibeli,
biaya energi primer adalah biaya untuk mengadakan energi primer sebagai bahan baku
tenaga listrik, dan terakhir biaya untuk mengoperasikan dan memelihara mesin
pembangkit.
Pelanggan tenaga listrik yang tersebar luas serta mempunyai tingkat permintaan
yang ber(ariasi dengan waktu menuntut untuk tetap terpenuhi keandalan dan kualitas
pasokan tenaga listriknya. !ari sisi pembangkit, (ariasi tingkat permintaan tersebut akan
diimbangi oleh (ariasi pola pembebanan di sisi pembangkit yang memerlukan (ariasi
jenis pembangkit sesuai karakteristiknya untuk dapat memenuhi keandalan dan kualitas
pasokan. 5edangkan keandalan pasokan energi primer merupakan aktor penting dalam
memelihara keandalan penyediaan tenaga listrik sehingga (ariasi jenis energi primer
dalam kondisi tertentu juga tetap diperlukan. Berbagai ma"am (ariasi jenis pembangkit,
(ariasi jenis energi primer, (ariasi pola pembebanan, akan mempengaruhi biaya
pembangkitan.
Jaminan kontinuitas pelayanan penyediaan tenaga listrik dan kontinuitas
pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik oleh penyedia tenaga listrik sangat
tergantung pada pendapatan dan laba usaha, dimana kedua kondisi ini akan bermuara
kepada harga jual tenaga listrik. -amun, keinginan pihak penyedia tenaga listrik untuk
mendapatkan untung usaha sedemikian perlu dikendalikan oleh pemerintah dengan
memperhatikan kemampuan masyarakat konsumen dan kesinambungan pembangunan
sarana penyediaan tenaga listrik (in(estasi). Bentuk pengaturan yang dilakukan
1
pemerintah adalah mengendalikan harga jual tenaga listrik kepada konsumen
sebagaimana diatur dalam PP -o. 03 tahun 01/1 yang telah diubah dengan PP -o. 6
tahun 2337 kemudian diubah lagi dengan PP -o. 2% tahun 233%, dimana diatur bahwa
harga jual tenaga listrik kepada konsumen ditetapkan oleh Presiden atas usul ,enteri.
!alam peraturan yang disebutkan di atas, ditetapkan beberapa pokok
pertimbangan dalam penetapan harga jual tenaga listrik, dimana tiga diantaranya adalah
kaidah niaga yang sehat, kelangkaan energi primer, dan kemampuan konsumen. !alam
menetapkan )ari !asar 8istrik ()!8), pemerintah melakukan e(aluasi atas Biaya Pokok
Penyediaan (BPP) tenaga listrik yang dilakukan oleh Badan .saha berdasarkan pada
prinsip'
a. Allowable Cost yaitu biaya yang berkaitan langsung dengan usaha penyediaan tenaga
listrik) yang terdiri atas 6 komponen yaitu'
$omponen biaya modal, adalah komponen biaya yang diperlukan untuk
pengembalian biaya in(estasi yang dilakukan, baik dari pinjaman maupun modal
sendiri, yang besarnya tergantung pada besarnya in(estasi yang diperlukan untuk
membangun pembangkit tenaga listrik.
$omponen biaya energi (energy charges) atau biaya bahan bakar, adalah
komponen biaya yang besarnya tergantung pada'
o Jumlah dan ma"am bahan bakar yang dipakai, termasuk nilai kalor dari bahan
bakar tersebut.
o Gross dan net heat rate.
o 9arga bahan bakar yang dipakai.
Biaya operasi dan pemeliharaan.
5e"ara sederhana, biaya total (total cost) merupakan agregat semua biaya yang
termasuk dalam pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik sepanjang tahun.
!alam hal ini juga termasuk, misalnya, semua pengeluaran operasional, termasuk
depresiasi (penyusutan), pajak, dan bunga pinjaman ditambah pengalokasian untuk
pengembalian modal (return of investment).
b. Non Allowable Cost yaitu biaya yang tidak langsung menjadi bagian dari usaha
penyediaan tenaga listrik atau usaha-usaha yang tidak terkait dengan bisnis inti.
03
Biaya -on &llowable tidak diperhitungkan dalam perhitungan biaya pokok.
!isamping prinsip tersebut di atas, pemerintah juga menimbang aktor-aktor'
a. #nlasi,
b. Pertumbuhan ekonomi,
". )ingkat nilai tukar rupiah terhadap dollar &merika 5erikat,
d. 9arga bahan bakar.
$arena itu, penetapan BPP tenaga listrik berungsi antara lain'
b. ,engukur eisiensi biaya penyediaan tenaga listrik,
". ,enetapkan margin usaha yang diharapkan,
d. 5trategi penetapan tari,
e. Bahan ben"hmark dengan perusahaan lain,
. )ransparansi usaha.
BPP) telah berperan dalam pembuatan rekomendasi BPP tenaga listrik pada P)
P8- )arakan (anak perusahaan P) P8- yang memberlakukan tari regional).
Jika kenaikan )!8 dipandang sebagai suatu kaharusan, maka dalam membuat
pricing policy dan tariff setting tenaga listrik, hendaknya dilakukan kaji se"ara seksama
terhadap empat aktor yang berimplikasi langsung terhadap struktur ekonomi nasional'
a. )!8 jangan sampai menjadi beban yang sangat memberatkan, terutama bagi industri-
industri ke"il dan menengah. 9al ini berdampak terhadap kemungkinan menurunnya
kualitas produksi, menurunnya (olume usaha, meningkatnya biaya o(erhead yang
se"ara akumulati sangat mempengaruhi produkti(itas nasional se"ara menyeluruh.
Belum lagi kemungkinan terbuka lebar terjadinya kasus-kasus Pemutusan 9ubungan
$erja (P9$) yang kian menambah barisan pengangguran dan memperlebar
kesenjangan sosial.
b. )!8 jangan sampai memperlemah daya beli masyarakat. 9al ini akan menimbulkan
akibat berantai berupa kenaikan harga-harga, sementara tingkat pendapatan
masyarakat "enderung stagnan. Bila hal ini diabaikan, maka justru P8- akan merugi
karena masyarakat akan menurunkan pemakaian listriknya dan pen"urian listrik akan
semakin merebak.
00
". )!8 seharusnya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dengan
menga"u pada realitas sosial yang dihadapi masyarakat dewasa ini.
d. )!8 tidaklah dengan sendirinya menjamin peningkatan eisiensi P8- se"ara simultan.
Bukti empirik menunjukkan bahwa selama dua periode lompatan kenaikan )!8,
tidaklah menunjukkan adanya kemajuan yang signiikan bagi perbaikan kinerja
perusahaan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 5ubsidi P8- yang
berkepanjangan justru menjadi beban &PB- dan beban tersebut sepenuhnya
dipanggul oleh rakyat. :isiensi dapat di"apai bukan dengan "ara menaikkan tari
se"ara berkesinambungan. !i sisi lain, subsidi juga memberikan ketidakadilan dalam
masyarakat karena hanya masyarakat yang berlangganan listrik yang menikmati
subsidi. Juga masyarakat yang pemenuhan tenaga listriknya sudah pada tingkat
menikmati akan menerima subsidi dari perintah.
e. 5istem perhitungan )!8 supaya transparan. Biaya-biaya yang terlibat pada komponen
)!8 harus dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ben"hmark.
. Bila )!8 ingin dirumuskan sebagai ungsi )ingkat ,utu Pelayanan (),P), maka
indikator ),P yang terlibat tidak perlu sebanyak indikator yang ada sekarang yaitu
06 indikator (ditetapkan oleh !itjen 8P:). !isini indikator yang penting saja yang
betul-betul terkait dengan konsumen setiap saat seperti indikator kestabilan tegangan,
naik dan turun tegangan, rekuensi listrik dan lamanya terjadi gangguan.
3. STANDAR PELAYANAN
Perlunya suatu standar pelayanan terutama mengenai kualitas dan keandalan tenaga listrik
sangat karena akan memberikan gambaran mengenai'
a. 5eberapa baik pelayanan tenaga listrik di suatu area atau sistem.
b. 5eberapa besar tantangan yang dihadapi oleh unit penyedia tenaga listrik guna
meningkatkan mutu pelayanan.
". 5eberapa mendesak kebutuhan dana untuk perbaikan mutu pelayanan.
d. 5eberapa jauh keberhasilan unit penyedia tenaga listrik dalam peningkatan pelayanan.
$ebijakan mengenai mutu tenaga listrik telah ter"antum pada $eppres -o. /1
tahun 2332, tanggal 60 !esember 2332 tentang )!8 2336 dimana telah dinyatakan
02
adanya sanksi berupa pemotongan biaya beban konsumen sebesar 03; bila P) P8-
(Persero) melampaui 03; angka deklerasi dari 6 indikator ),P ()ingka ,utu
Pelayanan) yang dipilih. $etiga indikator yang terkait dengan sanksi adalah lama
gangguan, jumlah gangguan, dan ba"a meter.
-amun, dari ketiga indikator yang terkena sanksi bila angka standarnya terlewati
juga belum men"erminkan adanya keinginan untuk memberikan kualitas tenaga listrik
yang baik kepada konsumen, karena aktor yang menentukan kualitas tenaga listrik
seperti tegangan tidak termasuk dalam indikator yang terkena sanksi. Padahal, masalah
turun-naik tegangan, dan ketidakstabilan tegangan ini termasuk item yang paling banyak
dikeluhkan oleh konsumen bahkan konsumen mengklaim bila peralatan listrik yang
dipakainya sering rusak atau rusak sebelum masa waktu pakainya karena masalah
tegangan ini.
<alaupun di #ndonesia belum ada angka pasti mengenai besar kerugian konsumen
karena gangguan kualitas dan keandalan tenaga listrik, namun penelitian yang dilakukan
oleh beberapa institusi di luar negeri memperlihatkan biaya gangguan yang "ukup berarti
seperti dapat dilihat pada gambar 0
0
.
0
Billinton, =, &llan, =.-. 011%. Reliability Evaluation of Power Systems. Plenum Press. -ew >ork.
06
20
15
10
5
0 1 2 3 4
Interruption duration (hours)
C
o
s
t

(
$
/
k
W

p
e
a
k

d
e
m
a
n
d
)
0 1 2 3 4
20
15
10
5
Interruption duration (hours)
C
o
s
t

(
$
/
k
W

p
e
a
k

d
e
m
a
n
d
)
$60.36 at 4 hours
4ambar 0 9asil penelitian biaya gangguan dari berbagai institusi
!ari gambar 0 terlihat bahwa besar kerugian konsumen akibat terputusnya aliran
listrik "ukup berarti, misalnya di &merika 5erikat terpututunya listrik untuk rata-rata
konsumen selama 6 jam akan mengeluarkan biaya sebesar 07 ?@k<, dan khusus
konsumen industri seperti industri kertas kehilangan suplai listrik selama %3 menit akan
mengeluarkan biaya sebesar 3,7 ?@k<.
4. LOSSES
,asalah losses perlu juga mendapat perhatian, bahkan harus dikaitkan dengan kenaikan
)!8. 5eperti pada kenaikan )!8 tahun 2336, unsur penekanan losses menjadi salah satu
unsur yang perlu dilakukan oleh P) P8- (Persero) sebagaimana dapat dilihat bahwa
kenaikan )!8 harus diiringi dengan peningkatan eisiensi pengusahaan tenaga listrik.
0A
0 1 2 3 4
4
3
2
1
Interruption duration (hours)
C
o
s
t

(
$
/
k
W

p
e
a
k

d
e
m
a
n
d
)
$8.18 at 4 hours
0. -ew >ork bla"kout
2. Ontario 9ydro
6. Bran"e
A. 5weden
7. #::: small industrial
%. Ontario 9ydro small industrial
*. 4reat Britain
/. #::: large industrial
1. Ontario 9ydro large industrial
03. ,yers
00. ,arket
02. .ni(ersity o 5askat"hewan
10 30 60 90 120
1.6
1.2
0.
0.4
0
2.83 at 2 hours 5.56 at 2 hours
Interruption duration (minutes)
C
o
s
t

(
!
/
k
W

d
i
s
"
o
n
n
e
"
t
e
d
)
0. Potato "rips
2. Plasti" sheeting
6. Paper ma"hine rolls
A. Cone"tionery
7. =ubber types
%. 4lass bottles
*. Paper
/. )ru"ks and tra"tors
1. 5pan iber
P) P8- (Persero) se"ara terus menerus melakukan upaya penurunan losses, baik
losses teknis maupun non teknis yang bertujuan untuk men"egah naiknya losses dan
mendapatkan losses yang optimal. Losses yang optimal diperoleh apabila penyebab
losses tersebut hanya benar-benar yang diakibatkan oleh masalah teknis seperti jenis
material jaringan. $arena itu penurunan losses P) P8- (Persero) dapat dikatakan belum
optimum, namun dapat dilihat di lapangan bahwa P) P8- (Persero) selalu berusaha
melakukan penurunan losses dengan perbaikan pada aspek teknis dan layanan pada
konsumen. Perbaikan jaringan memerlukan in(estasi yang "ukup tinggi sedangkan
anggaran yang tersedia sekarang ini sangat terbatas. $e"enderungan perkembangan
losses dapat dilihat pada gambar 2 yang diambil dari #brahim
2
dan !J8P:
6

Beberapa daerah telah mengklaim bahwa penurunan losses yang dilakukan sudah
optimum khususnya losses teknis dengan kondisi asset jaringan yang ada, dan usaha
penurunan losses yang lebih lanjut memerlukan biaya in(estasi yang lebih besar dengan
"ara peremajaan jaringan. 5edangkan losses non teknis diharapkan dapat diturunkan dari
kesadaran konsumen untuk tidak menggunakan listrik se"ara illegal.
4ambar 2 Perkembangan penurunan losses
!alam upaya menurunkan susut pada jaringan, P) P8- (Persero) telah melakukan
beberapa hal diantaranya'
a. Pemasangan &utomati" ,eter =eading (&,=) pada industri.
b. Peningkatan pemantauan pen"urian listrik.
". Pemeriksaan dan penggatian C).
2
#brahim, 9.!. 233%. RP!L "##$%"#&# 'an paya Peneing(atan Efisiensi P! PLN )Persero*.
!isampaikan Pada !ialog #nterakti Bimasena 85$-.
6
!J8P:. 2337. Statisti( +etenagalistri(an 'an Energi !ahun "##,. !irektorat Jenderal 8istrik dan
Pemanaatan :nergi, !:5!,.
07
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
Total Losses [%] 21.80 19.75 15.82 12.33 11.65 13.05 15.15 16.28 11.29 11.00
Transmission [%] 3.56 3.36 2.97 2.86 2.56 2.3 2.5 2.38 2.33 2.50
istri!ution [%] 18.24 16.39 12.85 9.47 9.08 10.75 13.47 13.91 8.96 8.50
1980 1985 1990 1995 2000 2001 2002 2003 2004 2005
d. Pemasangan k<h meter pada gardu distribusi
e. Pembinaan pen"atan meter
. Perbaikan titik sambung.
g. Perbaikan tegangan ujung.
h. ,emperbaiki aktor daya
i. ,emperbaiki kualitas jaringan.
j. =ekondisi aset.
k. !an lain-lain.
<alaupun telah dilakukan berbagai usaha penurunan susut seperti yang disebut di
atas, namun penerapan suatu metode sistem pengelolaan energi (energy management
system) yang sekaligus memberikan operasi optimum pada suatu sistem distribusi tenaga
listrik akan lebih ampuh menurunkan losses seperti yang akan dilakukan pada penelitian
ini. $ajian seperti ini sedang dilakukan oleh BPP).
0%

Anda mungkin juga menyukai