Gangguan dari perfusi jaringan yang terjadi akibat
adanya ketidakseimbangan antara suplai oksigen ke sel dengan kebutuhan oksigen dari sel tersebut, sehingga menimbulkan hipoksia jaringan.
Semua jenis shock mengakibatkan gangguan pada perfusi jaringan yang selanjutnya berkembang menjadi gagal sirkulasi akut atau disebut juga sindrom shock IT IS NOT LOW BLOOD PRESSURE !!! IT IS HYPOPERFUSION. . . . PATOFISIOLOGI Cardiac output menurun & perfusi jaringan terganggu
Suplai darah ke sel menurun
Menghasilkan sedikit energi & As laktat banyak
Lactic acidemic
Kerusakan sel
Efek Syok Pada Tingkat Sel
cell membrane failure Na+ masuk ke cell gangguan osmotik gradien air masuk ke cell edema sel gangguan metmw intrasel kematian sel Stadium Syok (dr. Erylaksana)
1. Konpensasi 2. Dekompensasi 3. irrevorsible Akibat Dari Syok 1. Kardiovaskuler ventricular failure 2. Neurlogic symphatetic nervus system failure cardiac & respiratory depression thermoregulatory failure coma 3. Pulmonary acute respiratory failure, ARDS 4. Renal ATN 5. Hematologic DIC 6. Gastrointestinal GIT failure, Hepatic & Pancreatic failure TEKANAN DARAH Ada 3 faktor penting yangmenentukan tekanan Darah:
Isi sekuncup (Stroke volume)
Frekuensi denyut jantung/menit (Heart rate)
Total tahanan tepi (Total Peripheral Resistance)
STROKE VOLUME Volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel dalam satu kali kontraksi
Faktor yang berpengaruh : Volume aliran balik darah dari vena ke jantung Kontraktilitas ventrikel Kapasitas pelebaran ventrikel Tekanan arteri atau vena pulmonal Cardiac Output = SV x HR ( Normal 4 8 L/min ) Stroke Volume = CO / HR ( Normal 50 100 mL per kali kontraksi )
HEART RATE Frekuensi denyut jantung dalam waktu satu menit Denyut jantung orang normal sekitar 70 kali permenit TAHANAN TEPI Tahanan yang timbul pada dinding pembuluh darah, pada saat darah mengalir Terjadi akibat gesekan antara komponen darah dengan dinding pembuluh darah Dipengaruhi oleh :
Viskositas darah Diameter Lumen Total Panjang pembuluh darah Efek terhadap berbagai Reseptor vasodilatasi Konstriksi pemb. darah Alfa 1 Sekresi renin Sekresi renin Metabolisme glukosa Pelepasan insulin dari pankreas Aliran darah perifer Dilatasi pembuluh darah Bronkospasme Dilatasi bronkiole pada paru Beta 2 sekresi renin oleh ginjal sekresi renin oleh ginjal kekuatan kontraksi jantung kekuatan kontraksi jantung Frekuensi denyut jantung/menit Frekuensi denyut jantung/menit Beta 1 Menghambat vasokontriksi dengan menghambat pelepasan norephinephrine Pelepasan norephinephrine oleh neuron Alfa 2 Efek hambatan Efek stimulasi Reseptor Sistem saraf otonom Saraf Simpatis TIPE2 SHOCK * Type of Shock Clinical causes Primary mechanism Hypovolemic Volume loss Exogenous blood, plasma, fluid or electrolyte loss Cardiogenic Pump failure Myocardial infarction, cardiac arrhythmias, heart failure, VSD, Myocarditis Distributive Increased venous capacitance or arteriovenous shunting Septic shock, spinal shock, autonomic blockade, drug overdose, Anafilatik syok, acute adrenal insufficiency obstructive Extra-cardiac obstruction of blood flow Vena caval obstruction, cardiac tamponade, pulmonary embolism, aortic compression or dissection MORE THAN ONE TYPE MAY BE PRESENT 1. HYPOVOLEMIC SHOCK DECREASE IN INTRAVASCULAR BLOOD VOLUME
DECREASE IN CARDIAC OUTPUT AND TISSUE PERFUSION (BP ( BP, SUR , CUP )
Bradycardia Arrythmias Death TANDA KLINIS Ringan Sedang Berat Defisit 3 5% 6 8% > 10% Hemodinami k Takikardia Nadi Lemah Takikardia Nadi sangat lemah Volume collapse Hipotensi ortostatik Takikardia Nadi tak teraba Akral dingin sianosis Jaringan Lidah kering Turgor turun Lidah keriput Turgor kurang Atonia Turgor buruk Urine SSP Pekat Mengantuk Jumlah turun Apatis Oliguria coma PERDARAHAN Variabel Kelas I Kelas II Kelas III KelasI V Sistolik (mmHg) 110 >100 90 <90 Nadi (x/men) < 100 >100 120 >140 mental 16 16 20 21 26 >26 Mental Anxious Agitated Confused Letharg ic Kehilangan darah <750 ml <15% 750 1500 ml 15 30% 1500 200 ml 30 40% >2000 ml > 40% Pada dewasa perdarahan >15% EBV perlu dilakukan transfusi darah, sedang pada bayi dan anak bila perdarahan > 10% EBV .
Transfusi dengan : 1. Whole blood : (Hb x Hb pasien ) x BB x 6 = ml 2. Packed red cell : (Hb x Hb pasien ) x BB x 3 = ml
Bila di pakai cairan kristaloid : 3 kali volume darah yang hilang. Cairan koloid : sesuai jumlah darah yang hilang
2. CARDIOGENIC SHOCK DECREASED CARDIAC FUNCTION Decreased ventricular function MI Pericaridal tamponade Tension pneumothorax
CO , BP , SVR , CVP Hypotension Tachycardia Tachypnea Oliguria **distented neck veins** Menyebabkan gangguan kontratilitas miokardium Penyebab : gangguan kontraktilitas miokardium Tujuan terapi untuk memperbaiki fungsi miokardium dan sirkulasi Perubahan hemodinamik : CO BP SVR CVP Tujuan terapi untuk memperbaiki fungsi miokardium Terapi : - Infus untuk memperbaiki sirkulasi - Inotropik
Bila CO BP SVR beri dobutamine 5 Ug/Kg/Min. pada keadaan tekanan darah sangat rendah harus diberikan obat yang berefek inotropik dan vasopresor yaitu nor epinephrine T / Infus memperbaiki sirkulasi Inotropic Bila BP sangat me inotropic & Vasopressor (noradrenalin )
3. OBSTRUCTIVE SHOCK Penyebab : hambatan terhadap aliran darah yang menuju jantung (venous return) akibat tension pneumothorak dan cardiac temponade. Perubahan hemodinamik : CO BP SVR Tujuan terapi untuk menghilangkan sumbatan Tindakan - kristaloid isotonik unutk mempertahankan volume intravaskuler - pembedahan 4. DISTRIBUTIVE SHOCK Penyebab : gangguan vasomotor
Termasuk golongan ini : septic shock , neurogenic shock, anaphylactic shock dan acute adrenal insufficiency
ANAPHYLACTIC SHOCK Penyebab : reaksi antigen antibody (antigen : IgE) Patogenesis : antigen pelepasan mediator kimiawi endogen (histamin, serotonin dll) permeabilitas endothelial vaskuler meningkat disertai bronchospasme Gejala : priritus, urtikaria, anioedema, palpitasi, dyspnea, dan syok. Tindakan Baringkan pasien dengan posisi syok (kaki lebih tinggi) Adrenaline : dewasa 0,3 0,5 mg sc; anak 0,01 mg/kgsc (larutan 1 : 1000) Pasang infus NaCl 0,9% Kortikosteroid : dexamethasone 0,2 mg/kg i.v Bila terjadi broncohospasme dapat diberikan amionaphylline 5 6 mg/kg i.v bolus pelan pelan dan lanjutkan drips 0,4 0,9 mg/kg/min
funsiadrenaline : meningkatkan kontraktilitas miokard, vasokonstriksi vaskuler, meningkatkan tekanan darah dan bronchodilatasi.
NEUROGENIC SHOCK REDUCED VASOMOTOR TONE FROM LOSS OF SYMPTATHETIC INNERVATION Spinal cord trauma Spinal anesthesia Acute gastric dilatation CLINICALFINDINGS
Bradycardia Mild hypotension Flat neck veins NEUROGENIC SHOCK Sering terjadi pada cervical atau high thoracic spinal cord injury. Karakteristik : hipotensi disertai bradicardia Gangguan neurologis : paralisis flasid, refleks ekstremitas hilang dan priapismus Tindakan - resusitasi cairan - vasopressor ACUTE ADRENAL INSUFFICIENCY Penyebab : a) Failure of adrenal gland : autoimmune disease, adrenal homorrhagic, HIV infection, katokonazol, eningococcemia, granulomatous disease. b) Failure of hypothalamic/pituitary axis: withdrawal from glucocorticoid therapy.
Laboratorium : hiperkalemia, hiponatremia, asidosis, hipoglikemia, re renal azotemia. Pasien resiko tinggi : sepsis , acute anticoagulasi post CABG, glucocorticoid therapy was withdrawn within the past 12 months, AIDS, disseminated tubercolose. Tindakan Infus 5% Dextrose normal saline untuk pertahankan tekanan darah Dexamethasone 4 mg i.v kemudian 4 mg tiap 6 jam Atasi faktor pencetus bila diagosis telah tegak berikan hydrocortisone 100 mg setiap 8 jam atau infus kontinyu mg/24 jam. Ambil sampel darah, periksa elektrolit dan kortisol. Manifestasi klinis : lemah , mual/muntah, nyeri abdominal, hipotensi ortostatik, hypotension refractory to volume resuscitation or vasopressor agent , demam. Sepsis dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu rangkaian kondisi klinis yang akibatkan oleh respon imun pasien terhadap infeksi dan dicirikan oleh inflamasi sistemik dan koagulasi. Proses ini meliputi respon menyeluruh, mulai dari respon inflamasi diikuti oleh disfungsi organ dan disertai kegagalan multi organ hingga terjadinya kematian
SYOK SEPTIK SEPTIC SHOCK Adalah sepsis disertai hipotensi (systolic blood pressure <90 mmHg) dan tanda tanda hipoperfusi meskipun telah dilakukan resusitasi cairan secara adekuat. Problema : Vasodilatasi akibat SVR turun Kebocoran kapiler difus akibat permeabilitas endothelial vaskuler meningkat preload sangat turun perfusi buruk. Pseudomonas aeruginosa Escherichia coli Klebsiella sp. Staphylococcus sp. Aerobic gram negative bacilli Enterococcus sp. Staphylococcus aureus Aerobic gram negative bacilli Aerobic gram negative bacilli Anaerobes Candida sp. Aerobic gram negative bacilli Patogen RS Utama (Major Nosocomial pathogens) Streptococcus pneumoniae Neiserria meningitidis Listeria monocytogenes Escherichia coli Haemophilus influenzae Escherichia coli Klebsiella sp. Enterobacter sp. Proteus sp. Streptococcus pyogenes Staphylococcus aureus Clostridium sp. Polymicrobial infections Aerobic gram negative bacilli Pseudomonas aeruginosa Anaerobes Staphylococcus sp. Escherichia coli Bacteroides fragilis Streptococcus pneumoniae Haemophilus influenzae Legionella sp. Chlamydia pneumoniae Patogen Komunitas Utama (Major Community Acquired Pathogens) CNS Urinary Tract Skin/Soft Tissue Abdomen Lung Sumber Sepsis Bakteri gram negatif : Endotoksin, Formyl Peptide, Eksotoksin, Enzim, Protease Bakteri gram positif : Eksotoksin, Superantigen (Toxic Shock syndrome Toxin (TSST)), Streptococcal Pyrogenic Exotoxin A (SpeA), Enterotoksin, Hemolisin, Peptidoglikan, Asam Lipotekoat Dinding sel Jamur
Mikroba Pemicu Syok Septik SEPTIC SHOCK SEVERE INFECTION RELEASE OF MICROBIAL PRODUCTS Release of vasoactive mediators HYPERDYNAMIC STATE Peripheral vasodilation Increased cardiac output
Fever, tachycardia, tachypnea, warm skin MAINTENANCE OF INTRAVASCULAR VOLUME Hyperdynamic shock FAILRE TO MAINTAIN INTRAVASCULAR VOLUME Hyperdynamic shock Cool skin, tachycardia, hypotension, Oliguria (SIRS) Systemic Inflamatory response Syndrome menurut Society of Critical care Medicine Consensus Conference 1992
Pasien dengan dua atau lebih gejala dibawah ini, diduga menderita SIRS :
Suhu Tubuh > 38C atau < 36C Frekuensi Denyut Jantung > 90 kali/menit Respirasi > 20/menit atau Pa CO2 < 32 mmHg Jumlah Leukosit > 12.000/mm3, < 4000/mm3 atau > 10% immature cell Tanda dan Gejala Syok Septik Society of Critical Care Medicine Consensus conference;1992 Petunjuk terjadinya sepsis :
Demam atau gejala lain yang mengganas Hipotensi, oliguria atau anuria Tachypnea atau hyperpnea tanpa penyebab yang jelas Pendarahan Diagnosa Syok Septik TERAPI a) Antibiotika b) Stabilkan hemodinamik : - terapi cairan - vasopresor nor epinephrine - Inotropik perfusi buruk Dobutamin, Dopamin a) Oksigen b) Gamma venin P
Karena tergolong hyperdynamic shock, sebaiknya diberikan koloid dengan BM cukup tinggi . VASOPRESSOR DRUGS Dopamin Fenilephrine Norepinephrine Efedrine Epinephrine Non-katekolamin Katekolamin Merangsang reseptor , adrenergic, Dopaminergis