Anda di halaman 1dari 7

Ekologi pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel,

1869. Berasal dari bahasa Yunani Oikos (rumah tangga) dan logos (ilmu),
secara harfiah ekologi berarti ilmu tentangg rumah tangga makhluk hidup. Yang
merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya. Menurut Ernest Haeckle
ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, suatu kajian
hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai 14 asas-asas ekologi yang berhubungan dengan lingkungan
dan alam sekitar.
1. Asas 1 : Energi tak pernah hilang, hanya berubah
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang
sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi
energi dalam persamaan matematika.

2. Asas 2 : Semua proses pengubahan tidak cermat
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal
ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi
tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara
keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa
balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup,
populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat
dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada
piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan
asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya
mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).

3. Asas 3 : Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman adalah
kategori sumber daya
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan
yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh
ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber
alam. Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang
yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb.
dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga
secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu,
meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam,
karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan
makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam,
karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah
terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan
mampu survive.

4. Asas 4 : Kejenuhan dan ketidakjenuhan
Untuk semua kategori sumberalam (kecuali keanekaragaman dan waktu)
kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan
berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.
Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas
maksimum. Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam
mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas
minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi.

5. Asas 5 : Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat
terangsang penggunaan sumber alam tersebut
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan
kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat
digunakan lebih lanjut.

6. Asas 6 : Ketupan (genotip) dengan daya pembiakan tertiggi akan sering
dijumpai pada generasi berikutnya
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan
populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu
beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad
hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada
yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku seleksi alam, artinya bagi spesies-spesies yang
mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan
berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula,
spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak
daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini
mempunyai kesan lebih banyak merusak.

7. Asas 7 : Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang
stabil
Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi
mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi
kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut
dapat bertahan. Pada asas ini arti kata mudah diramal ialah adanya
keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang
relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-
kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk
semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya
penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi
perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan
pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang
membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang
banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya
tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah
lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut
Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin
dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal
(stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi
yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul
disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969)
keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan
keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan
keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.

8. Asas 8 : Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh
keanekaragaman, dengan kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic,
diferensiasi.
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu.
Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan,
karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di
alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu,
sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa
berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi
yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri
atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya
akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

9. Asas 9 : Keanekaragaman sebanding degan biomasa/produktivitas
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam
sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi
sistem biologi dalam suatu komunitas. Pada asas ini menurut Morowitz
(1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

10. Asas 10 : Biomassa/produktivitas meningkat dalam lingkungan yang
stabil
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan
efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan
memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman. Dalam asas ini dapat
disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil,
yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain
kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi
matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan
biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah
energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk
menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat
diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada
proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam
memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi. Implikasi dari asas ini bahwa sebuah
komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi
iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan
mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
11. Asas 11 : Sistem yang dewasa mengeksploitasi sistem yang belum dewasa
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum
dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir
melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks.
(Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi
keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke
arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah
organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya.

12. Asas 12 : Kesempurnaan adaptasi tiap tabiat/sifat bergantung kepada
kepentingan relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam
ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan
kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk
meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.

13. Asas 13 : Lingkungan fisik yang stabil memungkinka keanekaragaman
biologi berlaku dalam ekosistem dewasa, yang kemudian menggalakkan
stabilitas populasi lebih jauh lagi
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat,
sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur
yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap
terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan
suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu
akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan
komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks.
Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
penggunaan energi.

14. Asas 14 : Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada
pengaruh sejarah populasi itu sendiri
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman
yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap,
menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai