Anda di halaman 1dari 1

Hari ini 15 mei 2014 adalah H+36 Pemilu Legislatif dan H-55 Pemilu Presiden.

Pemilu presiden
yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 nanti adalah pemilu secara langsung yang ke-3 setelah
tahun 2004 dan 2009 lalu. Dari pemilu ke pemilu angka golput semakin meningkat tajam, partisipasi
masyarakat di dalam pemilu nasional: pemilu 2004 (84%) dan pemilu 2009 (71%), artinya angka golput
dari tahun ke tahun terus meningkat mulai 8% menjadi 16% dan meningkat menjadi 29% pada 2009,
shock banget ngeliatnya.
Sebagai seorang mahasiswa, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Ada apa dengan Indonesia?
apa mereka sudah bosan dengan janji-janji pemerintah yang hanya mereka lontarkan saat kampanye
dan mereka lupa saat sudah duduk dikursi nyaman? Ataukah ada faktor lain yang menyebabkan
sebagian masyarakat Indonesia tidak mau untuk menggunakan hak pilihnya?
Disisi lain, demontrasi menolak kebijakan pemerintah semakin marak, protes sana protes sini,
protes ini protes itu. Anehnya, biasanya yang suka protes-protes itu adalah orang yang golput (yang
tidak menggunakan hak pilihnya). Aneh bukan? Mereka tidak mau memilih pemimpin mereka, yang
artinya mereka pasrah dan percaya dengan pemerintah terpilih, tetapi mereka juga tidak menerima
kebijakan-kebijakan dari pemerintah terpilih itu.
Mas, mba, rek, nek meh protes rak popo, tapi yo mbok nyoblos, pilih pemimpinmu. Jadi
kalaupun nanti ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kita mau
protes, kita jadi menarik diri, kita malu, kenapa saya memprotes keputusan mereka? Sedangkan mereka
adalah pemimpin yang telah saya pilih, yang terbaik menurut saya.
Selain permasalahan meningkatnya angka golput, permasalahan lainnya adalah tidak cerdasnya
masyarakt dalam memilih pemimpin. Mereka hanya melihat partainya, tapi tidak melihat isi kantong
sakunya, tapi mereka tidak melihat isi hatinya, mereka hanya melihat seberapa besar uang atau
sembako yang mereka bagikan, tapi mereka tidak melihat apa arti dari semua itu.
Saya jadi teringat dulu ketika masih duduk dibangku SMA, pernah dinasehati oleh salah satu
teman, dia berkata bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dipilih, bukan meminta untuk
dipilih
Artinya apa? Pemimpin itu harusnya merasa berat, mereka harusnya sadar menjadi pemimpin
itu tanggung jawabnya besar. Nah kalau mereka yang megajukan diri, mereka gencar promosi meminta
untuk dipilih dan terpilih dengan berbagai cara, bagaimana dengan mereka? Semoga presiden dan wakil
presiden yang terpilih nanti adalah orang-orang baik, yang jelek-jelek semoga tidak terpilih, ataupun
kalau terpilih semoga kembali ke jalan yang benar.
Ayo kita memilih, say no to golput, kalau bukan kita yang menentukan pemimpin kita, lalu siapa
lagi?
NKRI HARGA MATI!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai