Anda di halaman 1dari 17

BAB II

URAIAN TEORITIS
Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi.
Banyak negara mengembangkan potensi pariwisata dengan serius karena pariwisata bisa
mendatangkan devisa bagi negara, pengurangan angka pengangguran serta pengentasan kemiskinan.
Umumnya pariwisata dianggap dan diperlakukan hanya sebagai sebuah industri, padahal
sebagaimana dikemukakan oleh Smith dan Eadington dalam buku pengantar pariwista I Gde
Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009) pariwisata sangat layak untuk dipandang sebagai objek
kajian dan dikembangkan sebagai ilmu, karena mempunyai sejarah, pustaka, dan prinsipprinsip yang
terstruktur serta berbagai aspek keilmuan lainnya.
Oka A. Yoeti memberikan defenisi pariwisata sebagai berikut :
Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu
tempat ketempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah
ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya dan rekreasi.
Defenisi pariwisata yang dikemukakan oleh para pakar pariwisata tidak dapat persis sama
karena pariwisata bersifat fleksibel apa yang dilihat dan dirasakan itu yang tertuang dalam
pemaknaan pariwisata.

Berbeda dengan pengertian pariwisata kata kepariwisataan mengandung arti yaitu keseluruhan
dari pada gejalagejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orangorang asing
Universitas Sumatera Utara
serta penyediaan tempat tinggal sementara dengan maksud tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.

Menurut para ahli pariwisata mengemukakan defenisi kepariwisataan sesuai dengan beberapa batasan
tentang pariwisata antara lain :
Dr. Hubert Gulden (dalam Yoeti, 1983:108)
Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dalam mana manusia - manusia
berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu
tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama -
lamanya atau meskipun sementara waktu.
Dr. R. Gluckmann (dalam Yoeti, 1982:115)
Kepariwisataan diartikan sebagai keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada
sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia
yang tinggal di tempat itu.
Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960
Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam member liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja
serta mempunyai modal untuk melihatlihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau
negaranegara lain (pariwisata luar negeri).
Dalam pengertian kepariwisataan yang telah dikemukakan diatas terdapat beberapa faktor penting yang
ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata antara lain :
a) Perjalanan itu dilakukan sementara waktu.
Universitas Sumatera Utara
b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lainnya.
c) Perjalanan yang dilakukan walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan
bertamasya atau rekreasi.
d) Orang yang melakukan perjalanan itu tidak bermaksud untuk mencari nafkah di
tempat yang dikunjungi tetapi semata - mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
2.1 Latar Belakang, Konsep Dan Defenisi Wisata Bahari
2.1.1 Latar Belakang Wisata Bahari
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000
pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang
merupakan terpanjang kedua di dunia setelah Kanada 81.000 km. Sepanjang
garis pantai tersebut terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit namun mempunyai sumber daya
pesisir yang kaya dan sangat rentan mengalami kerusakan jika pemanfaatannya kurang memperhatikan
kaidah-kaidah pengelolaan yang lestari.
Wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan
ekosistem laut terletak antara batas sepandan dan ke arah darat sejauh pasang tertinggi dan ke arah laut
sejauh 12 mil laut dari garis surut terendah sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang
diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia di darat maupun dilaut. Wilayah pesisir sebagai salah satu
kekayaan dari sumber daya alam yang sangat penting bagi rakyat dan pembangunan nasional tersebut
haruslah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan serta optimal.
Kawasan pesisir adalah wilayah pesisir tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan kriteria tertentu seperti karakter fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk
dipertahankan keberadaannya sedangkan kawasan bahari adalah jenis pariwisata alternatif yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah
permukaan laut. Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan
yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir.
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan
tentang kondisi objektif wilayahnya, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari,
senantiasa hendaknya dimulai pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai suatu model
pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat pesisir memungkinkan saling
berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir,
membuat rencana dan bertindak.
Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan (
empowerment ), yang memandang potensi masyarakat sebagai sumber daya utama dalam
pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses
pembangunan. Masyarakat pesisir adalah termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara
tradisional didalam kawasan pesisir maupun diluar kawasan pasisir.
Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan kawasan wisata bahari maka prinsip dasar yang
harus dikembangkan adalah:
1. Prinsip co-ownership yaitu bahwa kawasan wisata bahari adalah milik bersama untuk itu ada
hak-hak masyarakat didalamnya yang harus diakui namun juga perlindungan yang harus
dilakukan bersama.
2. Prinsip co-operation/co-management yaitu bahwa kepemilikan bersama mengharuskan,
pengelolaan pesisir untuk dilakukan bersama-sama seluruh komponen masyarakat (stakeholder)
Universitas Sumatera Utara
yang terdiri dari pemerintah, masyarakat dan organisasi non pemerintah (ORNOP) yang harus
bekerja sama.
3. Prinsip co-responsibility yaitu bahwa keberadaan kawasan wisata bahari menjadi tanggung
jawab bersama karena pengelolaan kawasan wisata bahari merupakan tujuan bersama.
Ketiga prinsip tersebut dilaksanakan secara terpadu, sehingga fungsi kelestarian pesisir tercapai dengan
melibatkan secara aktif peran serta masyarakat sekitar pesisir. Oleh karena itu agar masyarakat mampu
berpartisipasi, maka perlu keberdayaan baik ekonomi, sosial dan pendidikan, untuk itu dibutuhkan
peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sekitar pesisir agar meningkatkan
kesejahteraannya melalui 6 prinsip pemberdayaan yaitu :
1. Modal masyarakat (social capital) merupakan kerjasama dan nilai-nilai yang disepakati.
2. Infrastruktur dan pengembangan lembagalembaga kemasyarakatan informal yang berorientasi
kepada kemajuan.
3. Orientasi kepemilikan (asset orientation) yaitu pengembangan yang bertumpu pada penggalian
kemampuan masyarakat sebagai model pengembangan.
4. Kerjasama (collaboration) yaitu mengembangkan pola kerjasama yang tumbuh dari dalam.
5. Visi dan tindakan strategis yaitu membangun visi, misi dan tindakan.
6. Seni demokrasi, yaitu mengembangkan peran dan partisipatif yang tumbuh dari dalam.
2.1.2 KonsepKonsep Wisata Bahari
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya disepanjang
hari dengan kehidupan yang dihasilkan oleh laut. Laut adalah tempat dimana mereka mengelola
kehidupannya, mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk mengoptimalkan potensi kelautan
Universitas Sumatera Utara
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari mereka dalam berperan serta baik dalam konservasi
lingkungan, pemanfaatan lingkungan dan pengelolaan lingkungan.
Pemanfaatan secara optimal terhadap potensi kelautan, tidak berarti melupakan faktor yang sangat
penting bagi nilai pengembangan kawasan wisata bahari yang berkelanjutan, yaitu upaya perbaikan
terhadap kawasan yang rusak dan potensinya telah berkurang. Pengembangan kawasan wisata bahari
adalah satu bentuk pengelolaan kawasan wisata yang berupaya untuk memberikan manfaat terutama
bagi upaya perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan potensi dan jasa lingkungan sumber daya
kelautan. Dilain pihak masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung pada usaha pariwisata
melalui terbukanya kesempatan kerja dan usaha yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pemerintah.
Pendekatan pengembangan wisata bahari terdiri dari 5 unsur :
1. Pengembangan kawasan wisata bahari lebih diarahkan dan dipergunakan menuju upaya
pengembangan kawasan wisata ramah lingkungan. Pengembangan kawasan wisata bahari harus
menghindari pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam
bahari.
2. Pengembangan kawasan wisata bahari perlu mengetengahkan factor kewaspadaan terhadap
dampak lingkungan menjadi sangat penting, terutama dari kunjungan wisatawan yang tidak
terkendali guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup/sumber daya alam
wisata tropika khususnya dan menjamin pembangunan (ekonomi) berkelanjutan.
3. Analisis data potensi dan pemanfaatan sumber daya untuk mengidentifikasikan nilainilai yang
berpengaruh terhadap kelangsungan pemeliharaan dan pengembangan sumber stakeholder
cakupan identifikasi tersedia dan maupun untuk budi daya perairan, wisata pemukiman, bisnis
rekreasi atau industri.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengembangan kawasan wisata bahari memiliki keterkaitan luas dengan peran masyarakat
pesisir, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari dibutuhkan penentuan
zonasi yang tepat dari setiap wilayah diperlukan untuk tidak menjadi benturan kepentingan
antara zona pertumbuhan pemukiman dengan zonasi kawasan wisata bahari yang dikelola dan
dimanfaatkan bagi kegiatan rekreasi.
5. Pengembangan prasarana yang dapat mendorong pertumbuhan antar wilayah melalui sistem
prioritas pengembangan kawasan wisata bahari berdasarkan tipe, potensi dan karakter alam
yang dimiliki oleh masing-masing kawasan.
2.1.3 Defenisi Wisata Bahari
Upaya pemanfaatan optimal potensi wisata bahari yang sekaligus menyelamatkan lingkungan
biofrafisik dan lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta melestarikan sumber daya alam bahari.
Menciptakan insentif secara efektif bagi pengelolaan kawasan wisata bahari tanpa mengabaikan nilai
nilai utama konservasi melalui pemanfaatan sumber daya berkelanjutan. Seperti pengembangan
ekowisata yang memperhatikan kepekaan lingkungan.
Melindungi dan mendorong pemanfaatan sumber daya alam hayati yang sesuai dengan praktek-
praktek budaya, tradisional, masyarakat pesisir yang cocok dengan persyaratan konservasi atau
pemanfaatan secara berkelanjutan. Mendorong pertumbuhan kepekaan masyarakat pesisir akan makna
dan arti penting kawasan wisata bahari sebagai bagian peningkatan sosial, ekonomi masyarakat yang
dihasilkan dari pertumbuhan dan perkembangan kedatangan wisatawan dan usaha pariwisata.
Terwujudnya pengembangan kawasan wisata bahari yang didukung oleh masyarakat pesisir.
Terwujudnya pengetahuan, wawasan, sikap dan keterampilan masyarakat pesisir dalam pengelolaan
kawasan wisata bahari dan terciptanya penataan kawasan wisata bahari yang sesuai dengan zonasi
Universitas Sumatera Utara
peruntukan lahan, daya dukung lahan dan kepemilikan lahan, tata cara pengelolaan kawasan wisata
bahari yang berdasarkan kepada managemen pengelolaan yang tepat serta terwujudnya brand image
kepariwisataan disetiap daerah.
Tujuan dan Manfaat Wisata Bahari :
a. Mengembangkan dan meningkatkan upaya memanfaatkan lingkungan alam pada umumnya dan
lingkungan bahari pada khususnya sebagai sumber daya sosial dan ekonomi yang
pengelolaannya tetap harus berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
b. Memberikan gambaran mengenai pengelolaan wisata bahari secara tepat dan profesional,
sehingga akan mampu mengembangkan adanya tuntutan konservasi dan menjaga kelestarian
alam dengan mengikut sertakan peran serta masyarakat setempat guna membantu kesejahteraan
masyarakat.
c. Mengkoordinasikan peran pihakpihak yang berminat mengembangkan kawasan wisata bahari,
dilingkungan wilayah setempat yang menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu daerah
tujuan wisata bahari dengan melalui pola pengelolaan dalam bentuk corporate management.
2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu:
1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :
Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat
hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi
kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat),
telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Sarana produk kepariwisataa yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan
kepada wisatawan. Misalnya :
a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,
pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi
pariwisata.
b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan
wisata dan sebagainya.

2. Produk yang tidak nyata (Intangible Product)
Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri
pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan. Dan sapta pesona yang
terdiri dari 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah tamahan, kenangan)
yang semuanya dilaksanakan secara total.
2.3 Sapta Pesona Wisata
Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan
mutu pariwisata disuatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam
perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus
diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk
memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.
Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya
keselamatan jiwa dan fisik.
2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta
menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.
3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran,
sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.
4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi, dengan
adanya penghijauan.
5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan
sedap dipandang mata.
6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban,
sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.
7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang
disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.
Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan
memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona
merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.
2.4 Industri Pariwisata Budaya
Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi
bahan jadi. Namun pengertian kata industri disini lebih cenderung memberikan pengertian industri
pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan barang dan jasa (Goods and Service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan
travel pada umumnya.
Menurut pandangan para ahli industri pariwisata adalah :
1. Menurut Prof. W.Hunzieker dari Bern University (dalam Yoeti, 1985:105)
Industri Pariwisata adalah Tourism enterprises are all business entities wich, by combinin various
means of production, provide goods and services of a specially tourist nature . Maksudnya industri
pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi barang
dan jasa yang diperlukan para wisatawan.
1. Menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (dalam Yoeti, 1985:102)
Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan
pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah industri yang
berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang
menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya
dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak
secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya.
2. Menurut Damardjati (dikutip oleh Sihite 2000:54)
Industri Pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama
menghasilkan produk-produk dan service yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh
wisatawan dalam perjalanan. Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang
adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada umumnya,
tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata (Bahar,Herman 2002 : 23).
Kalau kita ikuti pengertianpengertian kata industri seperti yang telah kiat uraikan dalam bagian
terdahulu, maka kita cendrung untuk memberikan batasan terhadap industri pariwisata yang
dikemukakan oleh Yoeti (1996:153) yaitu :
a. Industri pariwisata adalah kumpulan bermacammacam perusahaan yang secara bersama
sama mengahasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada
khususnya dan traveler pada umumnya.
b. Menurut R.S Damardjati (yang dikutip oleh Sihite 2000:54)
Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama
sama menghasilkan produkproduk maupun jasa/pelayanan atau service yang nantinya baik langsung
maupun tidak langsung akan dibutuhkan wisatawan nantinya. Pengertian industri pariwisata akan lebih
jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan
wisatawan ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahaptahap wisatawan
sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu.

2.4.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan.
Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan
adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata
Universitas Sumatera Utara
dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk
dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan.
Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat
disebut sebagai objek dan daya tarik wisata. Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang
diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat
tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat asalnya. Adapun yang
dimaksud dengan produk industri wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara
objek dan daya tarik wisata adalah :
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta
flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan
hutan tropis serta binatang-binatang langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata
petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan,
tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-
lain.
4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Dengan demikian
pariwisata meliputi :
a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata, taman rekreasi,
kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata
kehidupan masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung
berapi, danau, pantai dan sebagainya.
Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT 87 yaitu :
Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun
dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi
wisatawan. Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan
Tourism Resourch dan Tourist Service. Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada
didaerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu mengajak wisatawan
berkunjung. Menurut Oka Yoeti (1996:174-176) hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :
1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh;
iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.
2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan,
dan religi.
3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti
pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di J ogjakarta.
4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.
Tourist Service adalah segala fasilitas yang digunakan dan aktifitas yang dilakukan dimana
pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah
Universitas Sumatera Utara
tujuan wisata yang baik maka kita harus mengembangkan tiga hal, yang telah dikemukan oleh Yoeti
(1985:164) yaitu :
a. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.
b. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri
untuk dibeli.
c. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan ditempat tersebut.
Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk
pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada didaerah lain.
b. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri.
c. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindahpindah kecuali dibidang pembangunan dan
pengembangan.
d. Harus menarik.
2.4.2 Pengertian Produk Wisata
Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan
dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang. Adapun unsur-unsur dari
produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu :
1. Tourist objects yang terdapat pada daerahdaerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-
orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
2. Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti : akomodasi, restoran, bar,
entertainment dan rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan
seperti transportasi ditempat tujuan ke objekobjek wisata.
Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan.
2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli.
3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun.
4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia.
5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif.
6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator.
7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko
tinggi dan permintaan sangat peka.
Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata,
atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap
perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.
2.4.3 Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan
Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai yaitu :
1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik
wisatawan agar mau datang berkunjung ke tempat wisata tersebut.
Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu :
a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek itu ada.
b. Event Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat manusia.
Universitas Sumatera Utara
c. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
d. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi dan restoran.
e. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.
Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk
melepaskan diri dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan kegiatan ini merupakan
suatu cara alternatif yang dilakukan seseorang untuk melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut
dengan tujuan untuk bersenang-senang.












Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai